Disusun Oleh :
Kelompok 2
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Apip Saeful JNR0220007
Dimas Januar Rumiawan JNR0220023
Dedeh Hanifah JNR0220015
Dina Alfitri JNR0220024
Deti Melawati JNR0220017
Gia Indriawati Lestari JNR0220043
Laila Shofwatul Islam JNR0220056
Fanny Alfina Lismaniar JNR0220037
Lina Nurul Inayah JNR0220059
Dewi Nurwidia JNR0220019
Hana Khairunnisa JNR0220044
Nia Ramadanti JNR0220067
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan proyek inovasi
dengan judul “Pengaruh Biblioterapi Untuk Mengurangi Stres Hospitalisasi Pada Anak ”
yang disusun dalam rangka memenuhi salah satu nilai tugas mata kuliah “Keperawatan
Anak” yang di bimbing oleh Bapak Ns. Nanang Saprudin, S. Kep., M. Kep. dan Ibu Ns.
Meski disusun secara maksimal, namun penulis sebagai manusia biasaynya menyadari
bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Karenanya penulis mengharapkan kritik dan
Demikian apa yang penulis sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat
dari laporan ini. Atas kritik dan sarannya penulis menyampaikan terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................
1.2 Tujuan Penulisan....................................................................
1.3 Manfaat Penulisan..................................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Stres Hospitalisasi Pada Anak ...................................
BAB III RENCANA KEGIATAN DAN SOP
3.1 Analisa Masalah.......................................................................
3.2 Rencana Kegiatan....................................................................
3.3 Standar Operasi Prosedur (SOP)..............................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil.........................................................................................
4.2 Pembahasan.............................................................................
4.3 Literature Riview.....................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan..............................................................................
5.2 Saran........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN DAN DOKUMENTASI
ii
BAB I
LATAR BELAKANG
2
3. Menganalisis Pengaruh Biblioterapi Untuk Mengurangi Stress Hospitalisasi
Terhadap Anak Di Ruang Arya Kemuning Rsud Gunung Jati Kota Cirebon Tahun
2022.
anak terutama dalam terapi non farmakologis proyek inovasi ini diharapkan dapat
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Definisi
Anak adalah orang yang belum dewasa dan di bawah umur dalam pengawasan
orang tua sesuai Undang-Undang No.23 tahun 2002. Anak adalah generasi
2013).
Ketika anak-anak usias ekolah mengalami sakit dan harus dirawat yang biasa
dialami
rawat inap. Orang tua mengalami kecemasan ditandai dengan adanya gangguan
Anak-anak usia sekolah yang dirawat di rumah sakit merasakan bahwa dirawat
sebagai pengalaman yang mengancam dan bikin stres karena tidak terbiasa
dengan lingkungan dan prosedur medis dan tidak menyadari alasan dirawat
4
2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Stres Hospitalisasi
baik bagi anak maupun orang tua. Beberapa stressor akan dihadapi saat anak
rumah. Beberapa faktor yang dapat menimbulkan stress bagi anak yang
merasakan suasana rumah sakit yang berbeda, wajah orang yang banyak
tidak dikenal, bau khas rumah sakit, maupun bunyi yang muncul dari alat
2. Orang baru yang tidak dikenal; anak akan merasakan stressor perpisahan
beberapa aturan dan prosedur medis yang harus dilakukan, anak juga tidak
Respon terhadap stressor akan berbeda pada anak, tergantung dari berat
5
pengalaman sebelumnya, tingkat perkembangan anak berdasarkan usia,
baik bagi anak maupun orang tua. Beberapa stressor akan dihadapi saat anak
rumah. Beberapa faktor yang dapat menimbulkan stress bagi anak yang
suasana rumah sakit yang berbeda, wajah orang yang banyak tidak dikenal,
bau khas rumah sakit, maupun bunyi yang muncul dari alat kesehatan yang
2. Orang baru yang tidak dikenal; anak akan merasakan stressor perpisahan
dengan orang yang berarti baginya, seperti anggota keluarga, teman- teman
beberapa aturan dan prosedur medis yang harus dilakukan, anak juga tidak
4. Faktor fisik ; akibat kondisi sakitnya anak akan mengalami keadaan
6
Respon terhadap stressor akan berbeda pada anak, tergantung dari berat
dukungan keluarga, dan kemampuan koping dari anak. Menurut penelitian, hal
yang paling umum terjadi pada anak yang hospitalisasi adalah gangguan
manifestasi yang berbeda berdasarkan usia anak. Bila kecemasan ini tidak
tertangani dengan baik dapat berpengaruh terhadap kondisi fisik, muncul sikap
dari hospitalisasi.
stressor dan reaksi yang terjadi pada anak usia prasekolah dalam menghadapi
1. Kecemasan perpisahan
Menurut D.L. Wong dkk (2008), respon utama pada anak terhadap
a. FaseiProtes
Pada tahap ini ciri khas yang ditunjukkan yaitu reaksi agresif,
orang lain, serta ketika anak alami kesedihan, mereka tidak dapat
7
orangtuanya dan mencari orangtuanya jika ditinggal pergi. Selain itu
yang bahkan jauh lebih buruk. Sikap anak protes dengan cara
Berlanjut pada fase putus asa ciri khasnya adalah tangisan mulai
anak menjadi tidak aktif, menarik diri dengan orang asing, sedih, tidak
prasekolah
c. Fase Detasemen
diri. Fase detasemen tidak umum terjadi dan hanya terjadi setelah
perpisahan yang lama dari orang tua maupun wali (beberapa hari
8
lingkungannya, mulai dapat diajak bermain kembali dengan orang lain.
Ciri khas fase ini ditandai dengan adanya peningkatan minat anak
interpersonal.
Kondisi takut akan cedera dan rasa sakit pada anak prasekolah dapat dengan
telinga, mulut, atau suhu tubuh. Reaksi anak usia 3-6 tahun masih
tidak menyakitkan sama sekali namun bagi mereka tindakan tersebut terasa
darah sebab anak usia 3 tahun telah mampu berkomunikasi rasa nyeri yang
intensitas nyeri. Anak bereaksi terhadap rasa nyeri dengan menggigit bibir,
3. Kehilangan kendali
9
imobilisasi ke tempat tidur atau sebatas beraktivitas di kamar saja, yang
10
BAB III
b. Malah yang ditemukan: sebagia besar pasien yang di rawat di Ruang Aria
11
3.3 Standar Oprasi Prosedur (SOP)
12
ada didalam cerita)
6. Sesekali lakukan tanya jawab pada klien
7. Melakukan storytelling dengan teknik bermain dan bercanda
d. Tahap terminasi
1. Merapikan alat dan bahan
2. Evaluasi setelah melakukan tindakan biblioterapi
3. Salam
4. Dokumentasi tindakan yang sudah dilakukan
13
BAB IV
Pada bab ini akan menyajikan hasil pelaksnaan tentang pengaruh membaca
dongen terhadap anak yang sedang mengalami stress di ruang anak Aria Kemuning.
Waktu pelaksanaan dimulai dari tanggal 2-5 Januari 2023. Pelaksanaan ini
langsung dengan jumlah 3 orang pasien sedang mengalami stress di ruang anak RSUD
Tingkat mengalami stress pada klien di ruang anak sebelum diberikan terapi
terdiri dari kategori stress ringan, stress sedang, berikut sajian gambaran tingkatan stress
14
2. Gambaran Intensitas Stress Sesudah Membaca Dongen Di Ruang Anak RSUD
GunungJati Cirebon
Berikut ini disajikan data tentang gambaran intensitas stress sesudah
stress tertinggi adalah skala stress 6 (100%), setelah implementasi penurunan skala
sesudah membaca dongeng di ruang anak RSUD Gunung Jati Cirebon diukur dengan
menggunakan uji t-test independent. Berikut ini disajikan hasil analisis t-test
15
Tabel 4.4 Intensitas stress Sebelum dan Sesudah Membaca Dongen di Ruang
Anak RSUD Gunung Jati Cirebon
Membaca P
N Mean SD SE Signifikasi
Dongeng Value
Nilai Sig. (2-
Pre Test 3 2,00 0,000 0,00 tailed) > 0,05,
0,184 maka tidak
Post Test 3 1,33 0,577 0,333 terdapat Pengaruh
yang signifikan
(Data Primer 2023)
membaca dongeng diperoleh nilai Mean = 2,00 , pada kelompok setelah membaca
dongeng nilai Mean = 1,33 dan diperoleh hasil p value = 0,184 (> 0,05) yang artinya
tidak terdapat pengaruh membaca dongeng untuk mengurangi skala stress di Ruang
4.2 Pembahasan
ruang anak RSUD Gunung Jati Cirebon dann berdasaekan hasil analisis statistic di
dapatkan p value 0,184 > 0,05 artinya tidak terdapat pengaruh membaca dongeng
terhadap penurunan skala stress anak yang sedang melakukan biblioterapi. Hal ini tidak
sejalan dengan penelitian wahyu aldi (2020) Hasil analisis menggunakan T-Test
Mengurangi rasa stress anak yang menjalani hospitalisasi dapat dilakukan dengan
terapi bermain, relaksasi, terapi musik, aktifitas fisik dan story telling. Bercerita (story
telling) adalah tehnik yang efektif dalam mengalihkan perhatian anak dari keadaan nyeri,
dengan story telling dapat tersampaikan pesan tertentu pada anak dan anak dapat lebih
16
satu teknik bermain terapeutik bercerita atau mendongeng dalam menyampaikan isi
perasaan, buah pikiran atau sebuah cerita kepada anak-anak dengan topik-topik fiktif
anak dapat timbul karena menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialami
sebelumnya, perasaan takut, rasa tidak aman dan nyaman, perasaan kehilangan sesuatu
yang biasa dialaminya, dan sesuatu yang dirasakan. Anak yang dirawat mengalami
kecemasan akibat dari beberapa tindakan dan prosedur yang dilakukan pada anak
dari 50% anak mengalami kecemasan dan stress akibat hospitalisasi (Delfina,2017).
sebesar 72% dari jumlah total penduduk Indonesia, dan diperkirakan 35% anak
Kecemasan pada anak yang mengalami hospitalisasi akan menimbulkan dampak yaitu
anak tidak kooperatif, akan menolak perawatan dan pengobatan. Kondisi seperti ini
berpengaruh besar pada lama atau proses perawatan dan pengobatan serta penyembuhan
dari anak sakit tersebut. Efek negatif yang di timbulkan adanya kecemasan dapat
seseorang saat sakit atau sedang menjalani perawatan, maka sangat penting untuk segera
terapi bermain, relaksasi, terapi musik, aktifitas fisik dan story telling. Bercerita (story
telling) adalah tehnik yang efektif dalam mengalihkan perhatian anak dari keadaan
cemas, dengan story telling dapat tersampaikan pesan tertentu pada anak dan anak dapat
salah satu teknik bermain terapeutik bercerita atau mendongeng dalam menyampaikan isi
17
perasaan, buah pikiran atau sebuah cerita kepada anak-anak dengan topik-topik fiktif
yang mendidik melalui lisan untuk mengalihkan perhatian anak ke hal yang lain (Padila
et al., 2019).
membantu membantu mengurangi rasa sakit dan ketakutan pada anak ketika dilakukan
sekor nyeri antara kelompok control dan kelompok intervensi (Syan et al., 2021).
Berdasarkan penelitian ririn sri Sejalan dengan penelitian Susanti dan Safitri (2017),
mengungkapkan bahwa hasil penelitian menunjukan tingkat kecemasan pada anak dapat
berkurang dengan melakukan terapi story telling, secara bermakna terjadi penurunan
18
4.3 Literature review
No. Nama Judul Lokasi Desain Jumlah Metode Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian Sample Pemilihan
Sample
1 Made Ririn Pengaruh RSD pre-test 22 pasien consecutive Variabel independen : Terdapat pengaruh
Sri Story Telling Mangusada and post- anak sampling story telling antara story talling
Wulandari, Terhadap Bandung test one Variabel Dependen : dengan tingkat
Ni Made Tingkat group tingkat kecemasan kecemasan anak
Ari Kecemasan design
Sukmandari Anak Usia
Pra Sekolah
Akibat
Hospitalisasi
2 Wahyu Aldi Pengaruh RSUD Pre- 32 Purvosip Variabelindependen : ada pengaruh yang
Irawan Terapi Abdul Exsperime sampling terapi mendongeng bermaknasebelum
Mendongeng Wahab ntal VariabelDependen : dan sesudah
Terhadap Sjahranie Design terhadap kecemasan pemberian terapi
Kecemasan Samarinda berbentuk mendongeng
pada Anak One terhadap
Akibat Group kecemasan
Hospitalisasi Pretest
di Ruang Posttest
Melati RSUD Design
Abdul Wahab
Sjahranie
Samarinda
19
BAB V
5.1 Simpulan
1. Dari hasil analisis diperoleh nilai intensitas stress pada kelompok sebelum dibacakan
dogeng sebanyak 3 pasien, menunjukkan seluruhnya mengalami nyeri sedang (100%).
2. Dari hasil analisis diperoleh nilai intensitas stress pada kelompok sesudah dibacakan
dogeng sebanyak 3 pasien, menunjukkan sebagian besar mengalami nyeri ringan 2
pasien (66,7%) dan 1 pasien mengalami nyeri sedang (33,3%).
3. Dari hasil analisis pada kelompok sebelum dibacakan dogeng diperoleh nilai Mean =
2,00, sedangkan pada kelompok setelah dibacakan dongeng diperoleh nilai Mean =
1,33 dan diperoleh hasil p value = 0,184 (> 0,05) yang artinya tidak terdapat pengaruh
membaca dongeng untuk mengurangi skala nyeri di Ruang Anak RSUD Gunung Jati
Cirebon tahun 2023.
5.2 Saran
1. Bagi Pasien
Dapat menambah pengetahuan tentang penurunan rasa nyeri pada anak yang sedang
menjalani biblioterapi dengan cara dibacakan dongeng, sehingga dapat mengurangi
skala stress pasien serta mempercepat pemulihan pasien dan bisa mengurangi biaya
pengobatan.
2. Bagi Rumah Sakit Khususnya Ruang Anak
Bagi Rumah Sakit Khususnya Ruang Anak diharapkan dengan dilaksanakannya proyek
inovasi ini dapat menambah pengetahuan mengenai intervensi non farmakologis.
3. Bagi Mahasiswa
Menambah ilmu pengetahuan dalam impelentasi pemberian terapi nonfarmakologis
untuk menurunkan stress pada anak yang sedang menjalani penivuncture dengan cara
dibacakan dongeng
20
DAFTAR PUSTAKA
21