Anda di halaman 1dari 19

ABSTRAK

Reaksi hospitalisasi dipengaruhi oleh beberapa hal dan pada masing-masing tingkat usia
mempunyai reaksi/respon yang berbeda. Dalam penelitian ini penulis membatasi pada klien usia
toddler, karena pada usia ini terjadi reaksi/respon yang unik terhadap stressor hospitalisasi, yaitu
fase protes, despair, dan denial.
Tujuan dalam penelitian ini adalah penulis mengetahui gambaran pengetahuan dalam proses
hospitalisassi, komprehensi, dan aplikasi nyang meliputi konsep umum hospitalisasi,
reaksi/respon anak toddler dan peran atau tindakan perawat serta sejauh mana sikap perawat
tentang hospitalisasi pada toddler.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode diskriptif yang bersifat eksploratif. Untuk
pengumpulan data menggunakan metode angket/kuisioner model tertutup.
Dari hasil interpretasi, analisadata dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
rata-rata pengetahuan responden dalam kategori cukup dan responden mempunyai sikap yang
favorable dan separuh lagi mempunyai sifat unfavorable.
Sehubungan dengan hasil penelitian diatas perlu adanya penyegaran melalui pelatihan atau
seminar tentang konsep hospitalisasi pada tpddler yng bias diselenggarakan oleh pihak RS demi
peningkatan kualitas tenaga kesehatan terutama perawat dan bias dilaksanakan penelitian
lanjutan tentang psikomotor perawat terhadap toddler yang hospitalisasi.

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penelitian dengan judul “GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KONSEP
HOSPITALISASI PADA ANAK TODDLER Di R.7 IKA RSUD dr. Saiful Anwar Malang
Tahun 2017”.
Dalam proses penyusunan penelitian ini, kami banyak mendapat bimbingan baik moril maupun
materiil dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala rasa hormat, penulis menyampaikan rasa
terimakasih kepada: Ibu/Bapak dosen pembimbing dan semua pihak yang membantu dalam
penyusunan penelitian ini.
Dalam penyusunan Makalah ini, kami mendapat banyak pengarahan dan bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penyusunan makalah ini.
Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan makalah ini, dengan sebaik-baiknya. Namun
demikian penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, demi
kesempurnaan penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak untuk
menyempurnakannya.

Malang, 26 Oktobe 2017

Peneliti

2
DAFTAR ISI
Abstrak............................................................................................................1
Kata Pengantar................................................................................................2
Daftar isi...................................................................................................…..3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................5

1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................5

1.4 Manfaat Penulisan.…………………………………………………5

1.5 Identifikasi………………………………………………………….6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Tubuh Kembang……………………………………………….7
2.2 Peran Perawat Terhadap Toddler Yang Hospitalisasi………………….7
2.3 Ciri-ciri Tumbuh Kembang…………………………………………….8
2.4 Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang……………………………………..8
2.5 Hospitalisasi Pada Toddler………………………………………………9
2.6 Intevensi Keperawatan Dalam Mengatasi Dampak Hospitalisasi………....9
2.7 Reaksi Anak Terhadap Hospitalisasi …………………………………………………….10
2.8 Intevensi Keperawatan Dalam Mengatasi Dampak Hospitalisasi ………….12
2.9 Kerangka Konsep Pemikiran……………………………………… ……14
BAB 3 PENUTUP
3.1 Desain Penelitian ………………………………………………………..15
3.2 Subjek Penelitian …………………………………………………..........15
3.3 Fokus Studi Kasus ……………………………………………………….15
3.4 Definisi Operasional ……………………………………………………..15
3.5 Kesimpulan ………………………………………………………………18
3.6 Saran ……………………………………………………………………..18
Daftar Pustaka

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan suatu proses yang dapat
diprediksi. Proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui oleh manusia bersifat individual
yang dipengaruhi oleh kesehatan individu secara holistik. Sebagai suatu proses, pertumbuhan
dan perkembangan pada suatu tahap mempengaruhi tahap selanjutnya. Oleh karena itu, untuk
mencapai keberhasilan dalam setiap tahap pertumbuhan dan perkembangan perlu adanya
pemahaman tentang tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &
Perry, 2010). Anak adalah individu yang mengalami tumbuh kembang, mempunyai kebutuhan
biologis, psikologis dan spiritual yang harus dipenuhi (Suherman, 2010).
Menurut Potter & Perry (2010), tumbuh dan kembang anak dipengaruhi oleh faktor
bawaan (internal) dan faktor lingkungan. Lingkungan yang baik akan memungkinkan
tercapainya pertumbuhan dan perkembangan yang baik sedangkan lingkungan yang buruk akan
menghambatnya. Rumah sakit sebagai lingkungan asing bagi anak dengan pengalaman
pertamanya untuk menjalani perawatan di rumah sakit, dapat menyebabkan gangguan yang
menghambat perkembangan 2 anak. Proses perawatan yang mengharuskan anak untuk tinggal
dalam kurun waktu tertentu di rumah sakit baik terencana ataupun darurat disebut hospitalisasi.
Pada saat melalui proses pencapaian tumbuh kembang, anak tidak selamanya sehat. Anak juga
dapat berada dalam kondisi sakit karena sistem pertahanan tubuhnya masih rentan terhadap
penyakit. Sakit yang biasa terjadi pada anak misalnya DHF, diare dan pneumonia (Dinkes,
2013).
Pada anak usia pra sekolah, kecemasan yang paling besar dialami adalah ketika pertama
kali mereka masuk sekolah dan kondisi sakit yang dialami anak. Apabila anak mengalami
kecemasan tinggi saat dirawat di rumah sakit maka besar sekali kemungkinan anak akan
mengalami disfungsi perkembangan. Anak akan mengalami gangguan, seperti gangguan
somatik, emosional dan psikomotor (Nelson cit Isranil Laili.2006). Reaksi terhadap penyakit
atau masalah diri yang dialami anak pra sekolah seperti perpisahan, tidak mengenal lingkungan
atau lingkungan yang asing, hilangnya kasih sayang, body image maka akan bereaksi seperti
regresi yaitu hilangnya kontrol, displacement, agresi (menyangkal), menarik diri, tingkah laku
protes, serta lebih peka dan pasif seperti menolak makan dan lain-lain (Alimul, 2005).
Kebutuhan dasar seorang anak yang harus terpenuhi untuk menunjang tumbuh dan
kembangnya adalah perawatan kesehatan dasar salah satunya perawatan saat sakit. Keadaan
sehat sebagai perwujudan perawatan kesehatan adalah sebab langsung yang berpengaruh
terhadap tumbuh dan kembang anak (Soetjiningsih, 2001). Populasi anak yang dirawat dirumah
sakit, mengalami peningkatan yang sangat drastis. Persentase anak yang dirawat dirumah sakit

4
saat ini mengalami masalah yang lebih serius dan kompleks dibandingkan kejadian hospitalisasi
pada tahun-tahun sebelumnya (Wong, 2009).

1.2   Perumusan Masalah
Bertitik tolak pada latar belakang masalah tersebut diatas maka merumuskan masalah penelitian
sebagai berikut :
“Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Hospitalisasi Pada Anak Toddler di
Rumah Sakit ?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh terapi bermain gelembung super terhadap tingkat kecemasan
pada anak usia prasekolah di RSUD
1.3.2 Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tingkat kecemasan anak sebelum dilakukan terapi bermain.
b. Untuk mengetahui tingkat kecemasan anak setelah dilakukan terapi bermain.
c. Untuk menganalisis hubungan antara terapi bermain gelembung super dengan tingkat
kecemasan

1.4 Manfaat Penelitian


1. Manfaat Teoritis
a. Bagi instansi pendidikan Memberikan bekal kompetensi bagi mahasiswa sehingga mampu
menerapkan ilmu yang didapat kepada ibu tentang manfaat terapi bermain.
b. Bagi peneliti Peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan tentang pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kecemasan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pasien dan ibu Sebagai dasar supaya individu dan keluarga yang mengalami
hospitalisasi mampu mengelol kecemasan yang terjadi dengan berbagai aktivitas, salah satu
nya dengan terapi bermain.
b. Bagi Rumah Sakit Memberikan masukan pada instansi untuk meningkatkan fasilitas bermain
sesuai dengan umur dan kebutuhan klien

5
1.6 Identifikasi Pertumbuhan dan Perkembangan

Pada usia toodler peningkatan usia tubuh terjadi secara bertahap bukan secara linier yang
menunjukkan karakteristik, percepatan atau perlambatan pertumbuhan.
Diantaranya:
1.6.1    Tinggi badan
A.    Rata-rata bertambah tinggi 7,5/tahun
B.     Rata-rata tinggi toddler usia 2 tahun sekitar 86,6 cm
1.6.2    Berat badan
A.    Rata-rata pertumbuhan berat badan toddler adalah 1,8-2,7kg/tahun.
B.     Pada usia 2 tahun sekitar 12,3 kgPada usia 2,5 tahun berat toddler mencapai 4 x berat
lahir
1.6.3    Lingkar kepala
A.    Pada usia 1-2 tahun lingkar kepala = lingkar dada
B.     Total laju peningkatan lingkar kepala pada tahun kedua adalah 2,5 cm, kemudian
berkurang menjadi 1,25 cm/tahun sampai usia 5 tahun
1.6.4    Lingkar Lengan Atas (LLA)
LLA mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh
banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan, laju tumbuh
lambat.Tumbuh menjadi lambat dari 11 cm waktu lahir menjadi 16cm pada 1 tahun,
selanjutnya pada usia 1-3 tahun tidak banyak berubah.
1.6.5    Lipatan kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular merupakan refleksi tumbuh
jaringan lemak dibawah kulit, yang mencerminkan kecukupan energi pada keadaan
defisiensi lipatan kulit akan menipis dan sebaliknya menebal jika masukan energi
berlebih.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Tumbuh Kembang


Menurut Soetjiningsih (1995), mengatakan bahwa pertumbuhan (growth)
berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,jumlah ukuran atau dimensi
tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram,
kilo), ukuran panjang (sentimeter, meter), umur tulang, dan keseimbangan
metabolik (resensi kalsium dan nitrogen tubuh). Pertumbuhan anak usia toodler
adalah rata-rata pertambahan berat badan 1,8 sampai 2,7 kg per tahun. Tinggi
badan rata-rata anak usia 2 tahun adalah 86,6 cm. kecepatan pertambahan lingkar
kepala melambat pada akhir masa bayi,dan lingkar kepala biasanya sama dengan
lingkar dada pada usia 1-2 tahun. Lingkar dada terus meningkat ukurannya dan
melebihi lingkar kepala selama masa toodler (Wong L Donna,dkk 2008).

2.2 Peran Perawat Terhadap Toddler Yang Hospitalisasi


Pengertian Peran Perawat Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil (Kusnanto, 2004).
Jadi peran perawat adalah suatu cara untuk menyatakan aktivitas perawat dalam praktik,
dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberikan kewenangan oleh
pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara profesional sesuai
dengan kode etik profesinya.Peran yang dimiliki oleh seorang perawat antara lain peran sebagai
pelaksana, peran sebagai pendidik, peran sebagai pengelola, dan peran sebagai peneliti (Asmadi,
2008). Dalam melaksanakan asuhan keperawatan anak, perawat mempunyai peran dan fungsi
sebagai perawat anak di antaranya pemberi perawatan, sebagai advokat keluarga, pencegahan
penyakit, pendidikan, konseling, kolaborasi, pengambil keputusan etik dan peneliti (Hidayat,
2012). Peran Perawat Keberhasilan pelaksanaan suatu asuhan keperawatan sangat ditentukan
oleh peran perawat. Peran perawat tersebut antara lain adalah :
1. Pemberi Perawatan ( Care Giver) Peran utama perawat dalam hal ini adalah memberikan
pelayanan keperawatan anak. Pemberian pelayanan keperawatan anak dapat dilakukan
Universitas Sumatera Utara 16 dengan memenuhi kebutuhan dasar anak seperti kebutuhan
asah, asih dan asuh ( Hidayat, 2012).

7
2. Pelindung (Advokat) Dalam hal ini perawat mampu sebagai advokat keluarga, pembela
keluarga dalam beberapa hal seperti dalam menentukan haknya sebagai klien serta melindungi
hak-hak klien melalui penolakan terhadap aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan
kesehatan klien (Hidayat, 2012). Selain itu perawat menjadi pembela bagi anak/keluarga saat
mereka membutuhkan pertolongan, tidak dapat mengambil keputusan/pilihan, meyakinkan
keluarga untuk menyadari pelayanan yang tersedia, pengobatan dan prosedur yang dilakukan
dengan cara melibatkan keluarga (Supartini, 2004).
3. Pendidik ( Educator) Perawat harus mampu sebagai pendidik, sebab beberapa pesan dan cara
mengubah perilaku pada anak dan keluarga harus selalu dilakukan dengan pendidikan
kesehatan/penyuluhan khususnya dalam keperawatan. Melalui pendidikan/penyuluhan ini
diupayakan anak tidak lagi mengalami gangguan yang sama dan dapat mengubah perilaku
yang tidak sehat (Hidayat, 2012). Tiga domain yang dapat diubah oleh perawat melalui
pendidikan kesehatan adalah pengetahuan, keterampilan serta sikap keluarga dalam kesehatan
khususnya perawatan anak sakit (Supartini, 2004).

2.3 Ciri-ciri Tumbuh Kembang


Ciri-ciri Tumbuh Kembang, meliputi :
a. Perubahan dalam aspek fisik dan psikis.
b. Perubahan dalam proporsi.
c. Lenyapnya tanda-tanda yang lama.
d. Diperoleh tanda-tanda baru.

2.4 Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang


Prinsip-Prinsip Tumbuh Kembang, meliputi :
a). Proses yang teratur, berurutan, rapi dan kontinyu, maturasi, lingkungan dan factor
genetik.
b). Pola yang sama, konsisten dan kronologis, dapat diprediksi.
c). Variasi waktu muncul (onset), lama, dan efek dari tiap tahapan tumbuh kembang.
d). Mempunyai ciri khas.
e). Perkembangan suatu aspek dapat dipercepat atau diperlambat.
f). Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan aspek
lainnya.

8
g). Perkembangan terjadi dalam tempo yang berlainan.
h). Perkembangan suatu aspek dapat dipercepat atau diperlambat.
i). Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan aspek
lainnya.
j). Perkembangan terjadi dalam tempo yang berlainan.

2.5 Hospitalisasi Pada Toddler


Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan berencana atau darurat yang mengharuskan anak
untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi atau perawatan, kegiatan pelaksanaan pelayanan
dan perawatan kesehatan anak yang dilaksanakan di rumah sakit sebaiknya tidak hanya pada kesehatan
murni terhadap anak sakit, tetapi juga harus ada upaya untuk membantu meningkatkan tingkat
kooperatif pada anak yang memungkinkan anak bisa bekerja sama dengan perawat dalam mencapai
tujuan pengobatan bersama (Potter & Perry, 2005). Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak,
saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi
dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi faktor stressor
bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua dan keluarga (Wong, 2008).Sakit dan dirawat di rumah
sakit adalah suatu keadaan yang dapat menimbulkan stress yang disebabkan oleh karena anak tidak
memahami mengapa harus dirawat, lingkungan yang asing, prosedur tindakan yang menyakitkan, serta
terpisah dengan keluarga (Hockenberry & Wilson, 2007).Hospitalisasi juga termasuk bentuk stressor
individu yang berlangsung selama individu tersebut dirawat dirumah sakit.Hospitalisasi merupakan
suatu proses yang karena suatu alasan sehingga mengharuskan anak untuk tinggal di RS dan menjalani
terapi sampai pemulangannya ke rumah.

Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi individu karena stressoryang dihadapi
dapat menimbulkan perasaan tidak aman, seperti:

1. Lingkungan yang asing

2. Berpisah dengan orang yang berarti

3. Kurang informasi

4. Kehilangan kebebasan dan kemandirian 

5. Pengalaman yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan , semakin sering berhubungandengan


rumah sakit, maka bentuk kecemasan semakin kecil atau malah sebaliknya.

6. Prilaku petugas Rumah Sakit

2.6 Perubahan Yang Terjadi Akibat Hospitalisai

9
1. Perubahan konsep diri.Akibat penyakit yang di derita atau tindakan seperti pembedahan, pengaruh
citra
tubuh, perubahan citra tubuh dapat menyebabkan perubahan peran , idial diri, harga diri identitasnya

2. RegresiKlien mengalami kemunduran ketingkat perkembangan sebelumnya atau lebih rendahdalam


fungsi fisik, mental, prilaku dan intelektual.

3. DependensiKlien merasa tidak berdaya dan tergantung pada orang lain.

4. DipersonalisasiPeran sakit yang dialami klien menyebabkan perubahan kepribadian, tidak realistis,
tidakdapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, perubahan identitas dan sulit bekerjasamamengatasi
masalahnya.

5. Takut dan Ansietas Perasaan takut dan ansietas timbul karena persepsi yang salah terhadap
penyakitnya.

6. Kehilangan dan perpisahanKehilangan dan perpisahan selama klien dirawat muncul karena lingkungan
yang asingdan jauh dari suasana kekeluargaan, kehilangan kebebasan, berpisah dengan pasangan
danterasing dari orang yang dicintai.

2.7 Reaksi Anak Terhadap Hospitalisasi 


Reaksi tersebut bersifat individual dan sangat tergantung pada usia perkembangananak,pengalaman
sebelumnya terhadap sakit,sistem pendukung yang tersedia dankemampuan koping yang
dimilikinya,pada umumnya,reaksi anak terhadap sakit adalahkecemasan karena perpisahan,kehilangan,
perlukaan tubuh,dan rasa nyeri.

Reaksi anak pada hospitalisasi :

1.Masa bayi(0-1 th)

Dampak perpisahan

Pembentukan rasa P.D dan kasih sayingUsia anak > 6 bln terjadi stanger anxiety /cemas- Menangis
keras- Pergerakan tubuh yang banyak- Ekspresi wajah yang tak menyenangkan

2. Masa todler (2-3 th)

Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan .

Disini respon perilaku anak dengantahapnya.

> Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain

> Putus asa menangis berkurang,anak tak aktif,kurang menunjukkan minat bermain, sedih,apatis

> Pengingkaran/ denial

- Mulai menerima perpisahan

- Membina hubungan secara dangkal

10
- Anak mulai menyukai lingkungannya

3.Masa prasekolah ( 3 sampai 6 tahun )

- Menolak makan

- Sering bertanya

- Menangis perlahan

- Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan

 Perawatan di rumah sakit :

- Kehilangan kontrol- Pembatasan aktivitasSering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman.
Sehingga ada perasaanmalu, takut sehingga menimbulkan reaksi agresif, marah, berontak,tidak mau
bekerja samadengan perawat.

4.Masa sekolah 6 sampai 12 tahun

Perawatan di rumah sakit memaksakan meninggalkan lingkungan yang dicintai ,keluarga, kelompok
sosial sehingga menimbulkan kecemasan. Kehilangan kontrol
berdampak pada perubahan peran dlm keluarga, kehilangan kelompok sosial,perasaan takut mati,kelem
ahan fisik. Reaksi nyeri bisa digambarkan dgn verbal dan non verbal.

5.Masa remaja (12 sampai 18 tahun )

Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya. Saat MRS cemaskarena perpisahan


tersebut.

Pembatasan aktifitas kehilangan control Reaksi yang muncul :

> Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan> Tidak kooperatif dengan petugas

Perasaan sakit akibat perlukaan menimbulkan respon :

- bertanya-tanya

- menarik diri-

menolak kehadiran orang lain

11
2.8 Intevensi Keperawatan Dalam Mengatasi Dampak Hospitalisasi
 Fokus intervensi keperawatan adalah

- meminimalkan stressor
- memaksimalkan manfaat hospitalisasi memberikan dukungan psikologis pada anggotakeluarga
- mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit
Upaya meminimalkan stresor atau penyebab stress dapat dilakukan dengan cara :
- Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan
- Mencegah perasaan kehilangan control
- Mengurangi / meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa nyeri
Upaya mencegah / meminimalkan dampak perpisahan :

1. Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak


2. Modifikasi ruang perawatan
3. Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah: - Surat menyurat, bertemu temansekolah
Mencegah perasaan kehilangan kontrol:

- Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif.


- Bila anak diisolasi lakukan modifikasi lingkungan- Buat jadwal untuk prosedur terapi,latihan,bermain
- Memberi kesempatan anak mengambil keputusan dan melibatkan orang tua dalam perencanaan
kegiatan
Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri:

> Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang menimbulkanrasa nyeri>
Lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak
> Menghadirkan orang tua bila memungkinkan
> Tunjukkan sikap empati
> Pada tindakan elektif bila memungkinkan menceritakan tindakan yang dilakukan melaluicerita,
gambar. Perlu dilakukan pengkajian tentang kemampuan psikologis anak menerimainformasi ini dengan
terbuka.

Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak:


> Membantu perkembangan anak dengan memberi kesempatan orang tua untuk belajar .
> Memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang penyakit anak.> Meningkatkan
kemampuan kontrol diri.
> Memberi kesempatan untuk sosialisasi.

12
> Memberi support kepada anggota keluarga.Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan
di rumah sakit
> Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia anak.
> Mengorientasikan situasi rumah sakit.
Pada hari pertama lakukan tindakan :
- Kenalkan perawat dan dokter yang merawatnya- Kenalkan pada pasien yang lain.
- Berikan identitas pada anak
.- Jelaskan aturan rumah sakit.
- laksanakan pengkajian
- Lakukan pemeriksaan fisik.

13
2.9 Kerangka Konsep Pemikiran

Anak Dengan Hospitalisasi

Stressor

Anak Orang Tua

-kecemasan/ketakutan -ketakutan, cemas, dan frustasi

-kehilangan control diri -ketidaktahuan informasi tentang penyakit


dan pengobatan
-perlukaan tubuh

Peran Perawat
Lingkungan -meminimalkan stressor Pengetahuan
n
Orang Tua -membantu mekanisme koping -
Orang Tua
-support pada anggota keluarga berpengetahuan/cer
das
Toddler
-komprehensi
sikap
-aplikasi

Anak mampu beradaptasi dengan hospitalisasi tidak menangis dan dapat


beradaptasi menyukai lingkungannya

Keterangan:
Area yang tidak diteliti =
Area yang diteliti =

Faktor-faktor yang mempengaruhi peran perawat =

14
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian bersifat deskriptif, tujuannya untuk
menggambarkan dan mendeskripsikan keadaan atau peristiwa yang terjadi.Penelitian deskriptif
merupakan salah satu desain penelitian dengan tujuan utama membuat deskripsi atau gambaran
tentang suatu peristiwa atau keadaan secara objektif (Sibagariang Et Al, 2010).Sedangkan jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis studi kasus yang merupakan rancangan
dalam penelitian yang mencakup pengkajian subjek penelitian yang cenderung sedikit namun jumlah
variabel yang diteliti sangat luas (Nursalam, 2008).Dalam penelitian ini, peneliti meneliti secara
mendalam mengenai efektifitas peran orang tua dalam toilet learning pada toddler.

3.2 Subjek Penelitian


Subjek penelitian merupakan responden atau unit yang diteliti baik individu, keluarga, kelompok,
komunitas, atau institusi yang dilakukan secara mendalam.Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 2
orang tua yang diteliti berdasarkan kriteria inklusi. Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum yang
dimiliki subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2008).
26 Kriteria subjek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Orang tua yang memiliki anak toddler usia 1-3 tahun di wilayah kerja Puskesmas JantiKota Malang.
2. Orang tua yang memiliki anak toodler usia 1-3 tahun yang memiliki masalah dalam sistem perkemihan
atau masih mengompol dengan memberikan lembar kuisioner kepada orang tua.
3. Orang tua yang memiliki anak toddler usia 1-3 tahun yang tidak mengalami gangguan fisik, mental
atau berkebutuhan khusus.

3.3 Fokus Studi Kasus


Fokus studi kasus identik dengan variabel penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian (Arikunto, 2006). Fokus studi kasus dalam penelitian ini adalah efektifitas pemberian health
education terhadap peran orang tua dalam toilet learning pada toddler di wilayah kerja Puskesmas Janti
Malang.

3.4 Definisi Operasional


Definisi operasional merupakan unsur penelitian yang menjelaskan tentang bagaimana cara
menentukan variabel dan pengukuran variabel, sehingga definisi operasional merupakan suatu
informasi ilmiah yang membantu penelitian lain yang ingin meneliti dengan menggunakan
variabel yang sama. Definisi operasional merupakan penjelasan dari semua variabel dan istilah
yang digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga mempermudah pembaca dalam
27 memahami dan mengartikan makna penelitian (Setiadi, 2007). Definisi operasional dari

15
penelitian ini sebagai berikut: Peran merupakan suatu rangkaian perilaku yang diharapkan
kepada seseorang sesuai posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun informal
(Supartini, 2004).Maksud dari peneliti tentang peran orang tua merupakan perilaku atau
tindakan orang tua yang dilakukan secara berkala dalam memberikan pendidikan, dorongan,
dan panutan atau role model kepada anak untuk BAB dan BAK secara benar.Orang tua yang
dimaksudkan oleh peneliti adalah Ibu.Peran pendidik yang dimaksudkan yaitu peran orang tua
dalam memberikan pendidikan dan pengarahan tentang toilet leraning. Peran pendorong yang
dimaksud yaitu memberikan motivasi kepada anak dalam toilet leraning. Peran sebagai panutan
yang dimaksud peneliti yaitu orang tua memberikan contoh kepada anak tentang toilet
leraning.Peneliti dalam hal ini mengambil data peran tentang toilet learning dengan lembar
kuisioner dan lembar observasi untuk masing-masing responden dengan frekuensi satu kali
pengambilan data sebelum dilakukan pendidikan kesehatan dan lima kali dilakukan
pengambilan data setelah diberikan pendidikan kesehatan. Toilet learning merupakan latihan
pada anak untuk berkemih dan defekasi yang sesuai tugas perkembangan anak toodler
(Supartini, 2004).Sedangkan toilet learning yang dimaksud peneliti yaitu usaha melatih anak
dalam mengontrol BAB dan BAK dengan tujuan akhir anak dapat mengontrol dan melakukan
BAB dan BAK secara benar dan mandiri. Toddler merupakan anak anak usia 1-3 tahun yang
dapat dilihat peningkatan ukuran tubuh terjadi secara bertahap bukan secara linier yang
menunjukan karakteristik percepatan atau perlambatan dalam tumbuh kembang (Muscari,
2005). Sedangkan toddler yang dimaksud peneliti yaitu anak usia 1-3 tahun di Wilayah kerja
RSUD Saiful Anwar, mengalami masalah pada sistem perkemihan atau masih mengompol, dan
tidak mengalami gangguan fisik, mental, atau berkebutuhan khusus. Health education atau
pendidikan kesehatan merupakan ssuatu upaya atau kegiatan untuk mempengaruhi orang lain
agar dapat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan (Notoadmodjo, 2012). Sedangkan
pendidikan kesehatan menurut peneliti yaitu upaya atau tindakan yang dilakukan peneliti
kepada subjek penelitian dengan memberikan informasi dan edukasi tentang toilet learning dan
peran orang tua dalam toilet learning kepada anak dengan tujuan akhir orang tua dapat
mengerti peran orang tua dalam dalam toilet learning dan mengubah peran orang tua yang
lebih baik dalam toilet learning pada anaknya. Efektifitas merupakan hubungan antara output
dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan,
maka semakin efektif program atau kegiatan yang telah dilakukan (Mahmudi, 2005). Sedangkan
efektifitas menurut peneliti merupakan perbandingan antara sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan kesehatan, dengan kata lain terjadi perubahan peran orang tua yang lebih baik
dalam toilet learning.Apabila responden mengalami perubahan peran yang lebih baik setelah
diberikan pendidikan kesehatan, maka dapat disimpulkan bahwa pemberian pendidikan
kesehatan tentang toilet learning efektif.

16
Contoh definisi operasional :
1. Variabel Dependen Definisi Operasional
Penerapan hospitalisasi pada anak toddler Penerapan peran perawat pada anak usia
toddler terlihat dari hasil jawaban benar
yang diajukan

2.Variabel Independen Definisi Operasional


Pengetahuan Ibu

Pemahaman Ibu tentang


hospitalisasi dan toileting terlihat
dari jumlah jawaban yan benar
dari pertanyaan yang diajukan

17
3.6 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisa data, dan pembahasan yang telah dilakukan tampak
bahwa rata rata pengetahuan responden termasuk dalam kategori cukup dan responden
mempunyai sikap yang favorable dan separuh lagi mempunyai sifat unfavorable.

3.7 Saran
Melihat tingkat pengetahuan dan sikap yang cukup serta kemungkinan factor
penyebabnya bias diperbaiki dengan peningkatam pengetahuan yang sudah ada dengan cara
menggalinya kembali melalaui pelatihan-pelatihan atau seminar-seminar yang bias
diselenggarakan oleh RS atau bekerja sama dengan institusi pendidikan dalam pemberian materi
seminar ata pelatihan tentang hal-hal yang berhubungan dengan reaksi atau respon toddler
terhadap hospitalisasi. Jika pengetahuan responden sudah baik maka akan mendukung
pembentukan sikap.

18
DAFTAR PUSTAKA
http://scholar.unand.ac.id/12437/2/BAB%20I.pdf kamis,12 Oktober Pukul 2017
20:00 WIB
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=9903 kamis,12 Oktober 2017 Pukul
20:12 WIB
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/52046/Chapter%20II.pdf;js
essionid=A343CB8FE47641E31A9436C178227303?sequence=4 minggu, 15
Oktober 2017 Pukul 09:00 WIB
https://www.kompasiana.com/detra18/keperawatan-anak-i-konsep-tumbuh-
kembang-anak-usia-18-24-bulan_55285523f17e61f13a8b4584 Selasa,17 Oktober
2017 Pukul 21:00 WIB
https://books.google.co.id/books?
id=2GNUDgAAQBAJ&pg=PA24&lpg=PA24&dq=definisi+operasional+pada+an
ak+toddler&source=bl&ots=Se5tbk6FAf&sig=uJOwh33Rc6M_N_kMJKkV2PQK
0zw&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi87v20xvzWAhXLv48KHdRXATgQ6AEIWj
AH#v=onepage&q=definisi%20operasional%20pada%20anak%20toddler&f=false
Kamis, 19 Oktober 2017 Pukul 18:31 WIB
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1401100021/BAB_III.pdf Minggu, 22
Oktober 2017 pukul 09:00 WIB
http://www.academia.edu/5859020/202275161-Hospitalisasi-Pada-Anak Minggu, 22 Oktober
2017 pukul 10:00 WIB
https://www.scribd.com/document/345483435/Identifikasi-Pertumbuhan-Dan-Perkembangan
Minggu, 22 Oktober 2017 pukul 10:30 WIB

19

Anda mungkin juga menyukai