Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

DI RUANG ANAK KERTA WIJAYA

RSU.DR WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO

Disusun Oleh :
Ani Navita Aprilia (0119004)
Dena Sabrina Putri (0119008)
Elfita Rasalhaque Ibrahim (0119013)
Erfan Efendi (0119017)
Nurul Apriyani (0119022)
Keyshilla Holilah A (0119026)
Nafila Febie N.P.K (0119032)
Nur Fadilah (0119036)
Puji Sudarsono T.W (0119040)
Roudhotul Latifah (0119044)
Ulfatul Izzah (0119049)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA

MOJOKERTO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga

proposal ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak

terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan

sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun

menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih

banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran

dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang..................................................................................................1


1.2 Tujuan...............................................................................................................2
1.3 Manfaat.............................................................................................................2
Bab II Tinjauan Teori

2.1 Definisi..............................................................................................................4

2.2 Fungsi bermain..................................................................................................4

2.3 Jenis Bermain..................................................................................................4

2.4 Resiko Bermain.................................................................................................5

2.5 Faktor yang mempengaruhi bermain.................................................................5

2.6 Tahapan bermain...............................................................................................7

Bab III Asuhan Keperawatan

3.1 Latar Belakang..................................................................................................9


3.2 Tujuan...............................................................................................................9
3.3 Sasaran..............................................................................................................9
3.4 Waktu dan Tempat............................................................................................9
3.5 Materi................................................................................................................9
3.6 Media................................................................................................................10
3.7 Susunan Acara..................................................................................................10
3.8 Keorganisasian..................................................................................................10
3.9 Kegiatan............................................................................................................12
3.10 Evaluasi.......................................................................................................12
Lampiran

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak usia prasekolah merupakan masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3-6
tahun dimana pada usia tersebut anak memandang hospitalisasi sebagai sebuah
pengalaman yang menakutkan. Pada masa usia prasekolah anak biasanya sering
melakukan aktifitas yang menyebabkan anak mudah lelah sehingga rentang terkena
penyakit akibat daya tahan tubuh anak yang lemah diharuskan anak menjalani
hospitalisasi. (Wolling, Ismanto & Babakal, 2014).
Hospitalisasi merupakan perawatan yang dilakukan dirumah sakit karena suatu
alasan yang berencana atau darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal dirumah sakit
menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali kerumah. Ketika anak
menjalani perawatan dirumah sakit, biasanya mereka akan dilarang untuk banyak
bergerak dan harus banyak beristirahat sehingga hal tersebut dapat meningkatkan
kecemasan. (Wowiling,Ismanto & Babakal,2014).
Hospitalisasi dapat menjadi suatu gangguan psikologis terhadap anak dan anak
menunjukan reaksi adaptasi yang disebabkan oleh stress, biasanya lama perawatan untuk
penyembuhan penyakit pada anak 3-5 hari tergantung penyakit yang diderita anak
sehingga anak akan mengalami kecemasan karena terlalu lama berada di Rumah Sakit
yang menurutnya itu adalah lingkungan baru dan orang baru yang asing.Kecemasan yang
terus menerus dapat menghasilkan hormone yang menyebabkan kerusakan pada seluruh
tubuh termasuk kemampuan menurunkan sistem imun (Sadi’ah, 2014).
Mengingat banyaknya dampak dari kecemasan pada anak dalam menghadapi
hospitalisasi, maka diperlukan suatu media yang dapat mengungkapkan rasa cemasnya,
yaitu dengan terapi bermain, dan intervensi keperawatan yang dapat digunakan untuk
mengurangi kecemasan pada anak prasekolah adalah dengan terapi bermain (Sadi’ah,
2014). Terapi yang digunakan untuk mengurangi kecemasan pada anak dalam
menghadapi hospitalisasi dengan terapi bermain melukis karena dengan memberikan
terapi bermain maka anak tidak akan merasa cemas dan ketakutan saat menjalani
perawatan selama di Rumah Sakit.

1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Untuk terus membantu melanjutkan tumbuh kembang anak, mengembangkan
aktivitas dan kreativitas serta kesabaran melalui permainan mengecap dengan cat air
1.2.2 Tujuan khusus
 Melatih kreatifitas anak
 Melatih kemampuan kognitif, visual dan auditori pada anak.
 Melatih motorik halus
 Melatih perkembangan personal sosial
 Meningkatkan hubungan a n t a r a perawat dengan pasien anak yang sedang
menjalani masa hospitalisasi
 Mengurangi tingkat kecemasan pada anak saat menjalani hospitalisasi

1.3 Manfaat
- Bagi Anak
Sebagai sarana yang dapat memacu anak untuk menemukan ide- ide,
kreativitas, seta membantu perkembangan kognitif dan memberi kontribusi pada
perkembangan intelektual dengan menentukan jalan menuju berbagai pengalaman
yang dapat memperluas cara berpikirnya serta meminimalkan stres pada saat anak
sedang hospitalisasi
- Bagi orang tua

Sebagai edukasi bagi orang tua agar menggunakan terapi bermain sebagai
salah satu metode dalam usaha mengembangkan aktivitas dan kreativitas serta
melatih kesabaran anak melalui terapi bermain mengecap.
- Bagi perawat
Sebagai masukan agar menggunakan terapi bermain sebagai salah satu metode
dalam mengembangkan aktivitas dan kreativitas dalam melakukan asuhan
keperawatan melalui terapi bermain.
- Bagi mahasiswa

2
Sebagai informasi untuk mengembangkan ilmu keperawatan khususnya
keperawatan anak dalam pemberian terapi bermain sebagai salah satu metode dalam
usaha mengembangkan aktivitas dan kreativitas pasien anak melalui terapi bermain
mengecap sengan chat air.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Anak prasekolah merupakan anak yang berusia 3-6 tahun yang memiliki
kemampuan berinteraksi dengan social dan lingkungannya sebagai tahap menuju
perkembangan selanjutnya. Anak prasekolah adalah anak yang berusia 3-6 tahun yang
pada masa ini anak memiliki kemapuan mengontrol diri, berinteraksi dengan orang lain
dan sebagai dasar menuju tahap perkembangan selanjutnya, yaitu tahap sekolah
(Astarani, 2017).
2.2 Fungsi Bermain
Kegiatan bermain memiliki beberapa fungsi. Diantaranya :
1. Memanfaatkan energi berlebih pada anak
2. Memulihkan tenaga setelah bekerja dan merasa jenuh
3. Melatih keterampilan tertentu
4. Mengembangkan semua aspek perkembangan
5. Membantu anak mengenali lingkungan dan membimbing anak mengenali
kekuatan maupun kelemahan pada dirinya
6. Memberikan kesempatan proses berasosiasi pada anak untuk mendapat dan
memperkaya pengetahuan .
2.3 Jenis Bermain
Bila kita mengamati anak - anak yang sedang bermain , maka kegiatan bermain dapat
dibagi menjadi dua jenis yaitu :
1. Bermain banyak gerak (aktif) Bermain banyak gerak memiliki ciri banyak gerak ,
seperti lari, lompat, menendang dan lain-lain. Cara ini bermanfaat bagi anak
dalam melatih keterampilan macam-macam hal. Kebanyakan anak laki-laki
menyukai permainan jenis ini. Dengan bermain akatif seolah-olah anak
menyalurkan tenaganya yang berlebihan. Termasuk dalam bermain aktif
contohnya adalah engklek, lompat karet, main bola dan lain – lain

4
2. Bermain dengan sedikit gerak (pasif) Bermain dengan sedikit gerak memiliki ciri
tidak banyak menggunakan tenaga yang berlebihan, suasana bermain lebih tenang
dan santai. Misalnya bermain bekel, papan bongkar pasang, kartu kategori,
melihat - lihat buku gambar, membaca, mendengarkan musik dan lain-lain.
Pada umumnya anak perempuan lebih menyukai permainan jenis ini.
Seringkali permainan diiringi dengan berpura-pura atau khayal, mislanya masak-
masakan, main tamu-tamuan dan lain-lain. Suka tidaknya seorang anak laki - laki
atau anak perempuan terhadap jenis bermain pasif atau aktif tergantung pada
watak dan kepribadian anak , dan tidak pada jenis kelaminnya. Untuk anak laki-
laki dan anak perempuan kedua jenis permainan ini sangat baik atau sama-sama
baik untuk perkembangan mereka, asal selalu diusahakan agar anak selalu
mendapatkan kesempatakan untuk menjajaki lingkungannya dan kedua jenis
permainan dilakukan secara seimbang .
Anak yang suka bermain aktif sebaiknya diarahkan juga agar sebagian
waktunya digunakan untuk bermain pasif , misalnya untuk membaca buku,
mendengarkan musik atau jenis permainan lainnya yang bersifat tenang .
Sebaliknya, bila anak suka bermain pasif saja , sebaliknya didorong untuk
bermain aktif, sehingga perkembangan otot - otot tubuh dan perkembangan sosial
atau bergaul dengan teman - temannya .
2.4 Resiko Bermain
Setiap aktivitas yang dilakukan akan memiliki unsur risiko. Risiko tersebut dapat
dingarai berdasarkan tiga unsur. Keberadaan tiga unsur inilah yang menjadi dasar
diambil atau tidaknya sebuah kegiatan berdasarkan risikonya, termasuk bermain.
Unsur-unsur tersebut adalah (Musfiroh, 2014);
a. Kecenderungan dan kemungkinan menyakiti atau melukai atau bahaya
b. Tingkat keparahan dari kemungkinan pertama, dan
c. Seberapa besar manfaat atau hasil yang diperoleh dari kegiatan bermain.
2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Bermain
Berdasarkan kajian teori bermain dapat dirumuskan faktor yang mempengaruhi
bermain sebagai berikut :

5
a. Kesehatan Semakin sehat anak semakin banyak energi untuk bermain
aktif , seperti permainan dan olah raga. Anak yang kekurangan tenaga
lebih menyukai hiburan
b. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik pada setiap usia melibatkan koordinasi
motorik . Apa saja yang akan dilakukan dan waktu bermainnya
bergantung pada perkembangan motor mereka. Pengendalian motorik
yang baik memungkinkan anak terlibat dalam permainan aktif
c. Jenis kelamin
Anak laki-laki bermain lebih kasar ketimbang anak perempuan dan
lebih menyukai permainan dan olah raga dari pada berbagai jenis
permainan lain . Pada awal masa kanak-kanak, anak laki-laki
menunjukan perhatian pada berbagai jenis permainan yang lebih
banyak dari pada anak perempuan
d. Intelegensi
Pada setiap usia anak yang pandai lebih aktif ketimbang yang kurang
pandai , dan permainan merek lebih menunjukan perhatian dalam
permainan kecerdasan , dramatik , konstruktik dan membaca . Anak
yang pandai menunjukan keseimbangan perhatian bermain yang lebih
besar , termasuk upaya menyeimbanagkan faktor fisik dan intelektual
yang nyata.
e. Lingkungan
Anak yang dari lingkungan yang buruk kurang bermain ketimbang
anak lainnya. Karena kesehatan yang buruk, kurang waktu, peralatan,
dan ruang. Anak yang berasal dari lingkungan desa kurang bermain
dari pada mereka yang berasal dari lingkungan kota. Hal ini karena
kurangnya teman bermain serta kurangnya peralatan dan waktu bebas.
f. Status Sosioekonomi
Anak yang dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi lebih
menyukai kegiatan yang mahal, seperti lomba atletik, bermain sepatu
roda , sedangkan mereka dari kalangan bawah terlihat dalam kegiatan

6
yang tidak mahal seperti bermain bola dan berenang. Kelas sosial
mempengaruhi buku yang dibaca dan film yang ditonton anak, jenis
kelompok rekreasi yang dimilikinya dan supervise terhadap mereka.
g. Jumlah Waktu Bebas
Jumlah waktu bermain terutama bergantung pada status ekonomi
keluarga. Apabila tugas rumah tangga atau pekerjaan menghabiskan
waktu luang mereka, anak terlalu lelah untuk melakukan kegiatan yang
membutuhkan tenaga yang besar .
h. Peralatan Bermain
Peralatan bermain yang dimiliki anak mempengaruhi permainnya .
2.6 Tahapan Bermain Anak
Tahapan perkembangan bermain menurut Jean Plaget
1. Sensory Motor Play ( ¾ BLN- 2 TAHUN )
Pada tahap ini anak menikmati aktivits bermain melalui sensor-sensor otot
yang terdapat di dalam tubuh terutama yang terdapat dalam lima indera.
Sebagai contoh anak suka memasukan mainan ke dalam mulut, karena
anak menikmati aktivitas tersebut. Piaget mendasari tahapan tersebut
berdasarkan tahapan perkembangan kognitif anak usia 0-2 tahun melalui
sensory motor karena anak berusaha mengenali lingkungan dan
memperoleh informasi mengenai lingkungan melalui sensor – sensor otot.
2. Symbolic/make Believe Play (2-7 tahun)
Pada tahap ini kognitif anak sudah masuk pada masa pra operasional
konkret, yaitu tahap pemahaman informasi melalui benda – benda konkret.
Pada tahap ini kemampuan anak berimajinasi berkembang dengan pesat,
dengan demikian pada tahap ini anak masuk pada masa bermain pura –
pura atau symbolic / make believe play.
3. Social Play Games with Rules (8-11 Tahun)
Pada tahap ini, perkembangan sosial anak sudah semakin baik. Anak
sudah mulai senang bermain dengan teman sebaya. Selain itu menurut
Kohlberg, pada usia ini anak sangat mematuhi sebuah aturan yang dibuat
sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut pada tahap ini Piaget

7
mengklasifikasikan bahwa usia 8-11 tahun adalah tahap bermain social
dengan aturan.
4. Games with Rules and Sports ( 11 tahun ke atas )
Usia 11 tahun ke atas, anak sudah masuk dalam tahap perkembangan
kognitif formal operasional. Pada tahap ini anak. sudah mampu berpikir
secara abstrak seperti orang dewasa. Dengan demikian pada masa ini anak
sudah mampu menikmati bermain menggunakan aturan dan juga olah
raga.

8
BAB III
SATUAN ACARA TERAPI BERMAIN
3.1 Latar Belakang
Bermain penting bagi anak, karena bermain merupakan bagian sangat penting dari
proses tumbuh kembang anak. Melalui kegiatan bermain anak akan belajar berbagai hal
tentang kehidupan sehari-hari. Anak akan mendapatkan pengalaman yang berkaitan dengan
lingkungannya termasuk saat sakit. Selain itu, pada anak sakit yang di rawat di RS,
dianjurkan untuk mendapatkan terapi bermain. Agar tidak mengganggu proses tumbuh
kembang dan belajarnya, serta sangat berguna untuk mengolah stress akibat dari
hospitalisasi.
3.2 Tujuan
a. Tujuan Umum:
Kegiatan terapi bermain 30-40 menit bertujuan untuk menumbuhkan rasa kepercayaan
anak kepada perawat, sehingga tidak takut kepada perawat serta mencegah stress akibat
hospitalisasi
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain, peserta:
1) Mau ikut terlibat Terapi Bermain tanpa paksaaan
2) Mengikuti kegiatan Terapi Bermain dari awal sampai akhir .
3) Anak menjadi kooperatif
4) Anak tidak takut dengan perawat
5) Aknak mampu beradaptasi lebih efektif terhadap stress akibat hospitalisasi
6) Anak mendapat suasana yang nyaman selama dirawat
7) Kebutuhan aktivitas dan bermain anak terpenuhi
3.3 Sasaran
Anak-anak Usia 2-6tahun di Ruangan Kerta Wijaya RSU Dr Wahidin Sudiro Husodo
Kabupaten Mojokerto
3.4 Waktu dan Tempat pelaksanaan
a. Waktu: 22 Juli Jam 14.00
b. Ruangan Kerta Wijaya RSU Dr Wahidin Sudiro Husodo
3.5 Materi

9
a. Mengecap Warna dengan Belimbing
b. Cap Jari
3.6 Media
a. Kertas gambar
b. Cat air
c. Pelepah pisang
3.7 Susunan Acara
a. Pembukaan : 13.00-13.03
b. Pelaksanaan : 13.03-13.20
c. Evaluasi : 13.23-13.26
d. Terminasi : 13.26-13.32
3.8 Pengorganisasian
1. Pembimbing Akademik
Nur Chasanah. S.Kep.M.Kep

2. Pembimbing Ruangan
Ari Purwaningrum.S.Kep.,Ns.
3. Leader :
Ani Navita Aprilia
Tugas :

1. Mempermudah komunikasi dan interaksi dalam menciptakan situasi dan suasana


yang memungkinkan pasien termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya
2. Menopang anggota yang terlalu lemah atau mendominasi
3. Mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan dengan cara memberi
motivasi kepada pasien untuk terlibat dalam kegiatan
4. Co Leader :
Nur Fadillah
Tugas :
1. Menjelaskan permainan yang akan dilakukan dan tujuan dari terapi bermain.
2. Memberikan contoh kepada peserta.
3. Membantu leader memimpin jalannya permainan dari awal sampai akhir.

10
5. Fasilitator :
Roudhotul Latifah, Nafila Febie, Puji Sudarsono, Keyshila Holilah, Ulfatul Izzah

Tugas :

1. Mempertahankan kehadiran peserta


2. Mengarahkan peserta bermain.
3. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
4. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun
dari dalam kelompok
6. Observer:
Elfita Rasalhaque, Dena Sabrina, Nurul Apriyani
Tugas :

1. Mengamati keamanan jalannya kegiatan terapi bermain


2. Memperhatikan tingkah laku peserta selama kegiatan
3. Memperhatikan ketepatan waktu jalannya kegiatan terapi bermain
7. Dokumentator

Erfan Efendi

Tugas :

1. Mendokumentasikan setiap kegiatan yang dilakukan selama terapi bermain


b. Setting Tempat:

Ket:
: Fasilitator

11
: Peserta
: Penyaji/ leader
: Observer

3.9 Kegiatan
Kegiatan
No Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan
Sasaran
1. Pembukaan : Memberi salam pembuka Menjawab salam
3 menit Memperkenalkan diri Memperhatikan
Melakukan apersepsi Memperhatikan
Menjelaskan pokok bahasan dan Memperhatikan
tujuan kegiatan Terapi Bermain Memperhatikan
2. Pelaksanaan :  Menjelaskan rencana kegiatan Memperhatikan
15 menit  Menanyakan kepada peserta Menerima
kesiapan untuk melakukan kegiatan permainan
 Melibatkan Anak pada kegiatan Menirukan
Terapi Bermain permainan

3. Evaluasi : - Leader menghentikan Menjawab


1 Menit permainan Menungkapkan
- Menanyakan bagaimana perasaan
setelah dilakukan Terapi
Bermain
- Memberikan hadiah dan
souvenir kepada anak
4. Terminasi : - Mengucapkan terimakasih atas Mendengarkan
1 Menit peran serta peserta
- Mengucapkan salam penutup Menjawab salam

3.10 Evaluasi
a. Struktur
1) Penyusunan proposal dilakukan 3 hari sebelum pelaksanaan

12
2) Pengorganisasian penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan
3) Alat-alat yang digunakan lengkap
4) Kegiatan dapat terlaksana sesuai dengan rencana

b. Proses
1) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di tempat yang ditentukan sebelumnya
2) Anak antusias terhadap kegiatan,
3) Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
4) Tidak ada hambatan dalam terapi bermain
5) Tidak ada anak yang meninggalkan tempat kegiatan.
c. Hasil
1) Anak dapat menyelesaikan terapi bermain dengan baik dan tertib
2) Anak merasa senang
3) Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
4) Anak tidak takut dengan perawat
5) Peserta mengikuti kegiatan sampai akhir

13
LEMBAR DAFTAR HADIR

NO. NAMA PASIEN TTD Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.
LEMBAR OBSERVASI

No Aspek yang dinilai Nama Anak

Aspek Sosial An. An. An. An. An

1. Anak kooperatif
selama terapi
bermain
2. Anak berinteraksi
dengan teman
lainnya
3. Anak mau
berinteraksi dengan
perawat
4. Anak mengikuti
arahan dari fasilitator
5. Anak mengikuti
kegiatan hingga
akhir
6. Anak merasa senang
setela terapi
Lembar Observasi

No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak


I Struktur Terapi Bermain

1. Persiapan Media Terpi Bermain :


1. Cat Air
2. Pelepah pisang
3. Kertas gambbar
2. Kelengkapan Jumlah Mahasiswa :
1. Leader :
Ani Navita Aprilia
2. Co Leader :
Nur Fadillah
3. Fasilitator :
Roudhotul Latifah, Nafila
Febie, Puji Sudarsono,
Keyshila Holilah, Ulfatul Izzah

4. Observer:
Elfita Rasalhaque, Dena
Sabrina, Nurul Apriyani
5. Dokumentator

Erfan Efendi

II Proses Terapi Bermain

1. Pembukaan Leader :
a. Membuka acara terapi bermain
dengan mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri dan
perserta menyebutkan nama
c. Menjelaskan kontrak waktu
d. Menjelaskan permainan yang
akan dilakukan dan tujuan
terapi bermain
e. Memberikan contoh kepada
peserta cara bermain Merakit
boneka
f. Memimpin jalannya
permainan dari awal sampai
akhir
2. Pelaksanaan Fasilitator :
a. Mengarahkan peserta bermain
b. Memotivasi peserta
menyelesaikan permainan
c. Membantu . leader dalam
mengkondisikan peserta agar
fokus pada jalannya
permainan .
d. Pelaksanaan terapi berlangsung
tepat waktu
Evaluasi : Observer
a. Memberikan Check list pada
lembar observasi
b. Memberikan penilaian aspek
sosial anak pada lembar check
list
Hasil Terapi Bermain
Peserta Terapi Bermain :
a. Peserta terapi bermain
antusias. mengikuti kegiatan
terapi bermain.
b. Peserta mengikuti terapi
bermain. sampai dengan
selesai
c. Anak mampu menyelesaikan
lukisan dalam waktu yang
telah ditemukan

Anda mungkin juga menyukai