Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2

ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI

Dosen pembinbing :

Nasrul Hadi P, S.Kep., Ns., M.Kes

Nama kelompok :

Eni putri maulida ( 0119015)

Ika hidayanti (0119025)

Nurul apriyani (0119022)

Maria ulfa (0119027)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA

MOJOKERTO

2020

1
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa :

Kami mempunyai kopi dari makalah ini bisa kami reproduksi jika makalah yang
dikumpulkan hilang atau rusak

Makalah ini adalah hasil karya sendiri dan bukan merupakan karya orang lain kecuali yang
telah dituliskan dalam referensi, serta tidak ada seorang pun yang membuat makalah ini
untuk kami.

Jika kemudian hari terbukti adanya ketidak jujuran akademik, kami bersedia mendapatkan
sangsi sesuai peraturan yang berlaku.

Mojokerto,07 Juni 20201

No Nama Nim Tanda tanggan

1. Eni putri maulida 0119015

2. Ika hidayanti 0119025

3. Nurul apriyani 0119022

4. Maria ulfa 0119027

KATA PENGANTAR
2
Puji dan syukur kepada Tuhan, atas berkat dan tuntunan-Nya kami dapatmenyelesaikan tugas ini
dengan baik. Adapun halangan – halangan yang kamitemui, dalam penyusunan tugas ini, namun
berkat kerja jeras, tugas ini dapatdiselesaikan walaupun masih ada kekurangan. Penulisan makalah
ini bertujuanuntuk memenuhi tugas.

kami menyadari bahwa masih begitu banyak kekurangan, oleh karena itusangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar tugas makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi para Mahasiswa agar dapat berguna bagi masa depan.

Mojokerto,07 Juni 2021

DAFTAR ISI

COVER
3
KATA PENGHATAR

LEMABAR PERNYATAAN

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 latar belakang ...................................................................................................5

1.2 rumusan masalah ...............................................................................................5

1.3 tujuan penulisan ................................................................................................5

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 pengertian ..........................................................................................................6

2.2 anatomi fisiologi colin ..........................................................................................7

2.3 jenis-jenis kolostomi ............................................................................................8

2.4 kategori kolostomi ................................................................................................9

2.5 tipe kantong kolostomi ...........................................................................................10

2.6 komplikasi kolostomi .............................................................................................11

2.7 pendidikan pada klien ............................................................................................11

2.8 perawatan luka kolostomi ......................................................................................12

Standart operating procedure ( sop )perawatan kolostomi…….................................... 13

Konsep asuhan keperawatan .........................................................................................15

Penutup

Daftar pustaka

BAB I
4
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dindingabdomen untuk mengeluarkan
feces (M. Bouwhuizen, 1991)Pembuatan lubang sementara atau permanan dari usus besar melalui
dinding perut untuk mengeluarkan feces (Randy, 1987)Lubang yang dibuat melalui dinding abdomen
ke kolon iliaka untukmengeluarkan feces.Kolostomi merupakan prosedur pembedahan yang
membawa porsio dariusus besar melewati dinding abdomen untuk mengeluarkan feses. Kolostomi
adalahkolokutaneostomi yang disebut juga anus preternaturalis yang dibuat untuksementara atau
menetap

1.2 Rumusan Masalah

 apa yang dimaksud kolostomi?

 sebutkan dan jelaskan jenis-jenis kolostomi?

 (SOP ) perawatan kolostomi?

1.3 Tujuan Penulisan

 Mendiskripsikan pengertian kolostomi


 Mendeskripsikan jenis-jenis kolostomi
 Mendeskripsikan perawatan luka kolostomi
 Mendeskripsikan sandar operating procedure
 (SOP ) perawatan kolostomi

BAB II

5
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

 Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dindingabdomen untuk
mengeluarkan feces (M. Bouwhuizen, 1991)
 Pembuatan lubang sementara atau permanan dari usus besar melalui dinding perut untuk
mengeluarkan feces (Randy, 1987)
 Lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke kolon iliaka untukmengeluarkan feces.

Kolostomi di lakukan ketika usus besar, rectum & anus tidak mampu berfungsi secera normal atau
membutuhkan istirahat dari fungsinormalnya.Kolostomi dibuat dengan membuka didinding abdomen
(stoma) untuk pengeluaran feses dari usus besar (colon). Colostomi biasanya di buat setelah
kolonyang mengalami obstruksi direseksi. Kolostomi dapat temporer atau permanen.Bagian akhir
proksimal pada kolon yang sehat di keluarkan dari kulit dindingabdomen , kemudian di tempatkan
kantong kolostomi untuk menampung fases

2.2 anatomi fisiologi Colin

Secara embriologik, kolon kanan berasal dari usus tengah, sedangkan kolonkiri sampai dengan
rektum berasal dari usus belakang.Lapisan otot longitudenalkolon membentuk tiga buah pita, yang
disebut tenia, yang lebih pendek dari kolonitu sendiri sehingga kolon berlipat-lipat dan berbentuk
seperti sakulus yang disebuthaustra. Kolon tranversum dan kolon sigmoideum terletak
intraperitoneal dandilengkapi dengan mesenterium.Dalam perkembangan embriologik kadang
terjadi gangguan rotasi ususembrional sehingga kolon kanan dan sekum mempunyai mesenterium
6
yang lengkap.Keadaan ini memudahkan terjadinya putaran atau volvulus sebagian besar usus
yangsama halnya dapat terjadi dengan Mesenterium yang panjang pada kolon signoid dengan
radikanya yang sempit Batas antara kolon dan rektum tampak jelas karena pada rektum ketiga
teniatidak tampak lagi. Batas ini terletak dibawah ketinggian promontorium, kira-kira 15cm dari
anus. Pertemuan ketiga tenia didaerah sekum menunjukkan pangkalapendiks bila apendiks tidak
jelas karena perlengketan.Sekum, kolon asendens, dan bagian kanan kolon transversum didarahi
oelh cabang a.mesenterika superior yaitua.ileokolika, a.kiloka dekstra, dan a.kolika media. Kolon
tranversum bagian kiri,kolon desendens, kolon sigmoid dan a.hemoroidalis superior.Pembuluh vena
kolon berjalan paralel dengan arterinya. Aliran darah venadisalurkan melalui v.mesenterika
superior untuk kolon asendens dan kolontransversum dan melalui v.mesenterika inferior untuk
kolon desendens, sigmoid, danrektum. Keduanya bermuara kedalam v.porta tetapi v.mesenterika
inferior melaluiv.lienalis. alran vena dari kanalis analis menuju ke v.kava inferior. Karena itu
anaksebar yang berasal dari keganasan rektum dan anus dapat ditemukan diparu,sedangkan yang
berasal dari kolon ditemukan di hati. Pada batas rektum dan anusterdapat banyak kolateral arteri
dan vena melalui peredaran hemoroidal antara sistem pembuluh saluran cerna dan sistem arteri
dan vena iliaka.Aliran limfe kolon sejalan dengan aliran darahnya. Hal ini penting
diketahuisehubungan dengan penyebaran keganasan dan kepentingannya dalam reseksikeganasan
kolon. Sumber aliran limf terdapat pada muskularis mikosa. Jadi selamasuatu keganasan kolon
belum mencapai lapisan muskularis mukosa kemungkinan besar belum ada metastasis. Metastasis
dari kolon sigmoid ditemukan dikelenjarregional mesenterium dan retroperitoneal pada a.kolika
sinistra, sedangkan dari anusditemukan kelenjar regional diregio inguinalis.Kolon dipersarafi oleh
serabut simpatis yang berasal dari n.splanknikus dan pleksus presakralis serta serabut parasimpatis
yang berasal dari n.vagus.Karena distribusi persarafan usus tengah dan usus belakang, nyeri alih
pada kedua bagiankolon kiri dan kanan berbeda. Lesi pada kolon bagian kanan yang berasal dari
usustengah terasa mula-mula pada epigastrium atau diatas perut. Nyeri pada apendisitisakut mula-
mula terasa pada epigastrium, kemudian berpindah ke perut kanan bawah. Nyeri dari lesi pada
kolon desendens atau sigmoid yang berasal dari usus belakangterasa mula-mula dihipogastrium
atau dibawah pusat dan nyeri perut.feses Memasuki rektum (2) dari kolon (1). Ada dua otot utama
yang harus dilaluioleh feses untuk bisa keluar dari tubuh, yaitu muskulus sfingter internal
danmuskulus sfingter eksternal (4). Muskulus sfingter internal yang bersifat involuntary.Secara
otomatis akan terbuka diatas saluran anus untuk memungkinkan fesesmelewatinya..muskulus
sfingter Eksternal yang bersifat voluntary artinya kita dapatmengontrol otot tersebut.Hal ini
membantu dalam menjaga feses di rektum sampaikita siap untuk mengeluarkanya. Muskulus
sfingter eksternal mendorong feseskeluar dari lubang anus (5) dan rektum rileks. Dorongan
tersebut akan menghilangsampai ada gerakan usus berikutnya

2.3 Jenis-jenis Kolostomi

Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya ada beberapa macam
tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuat secara permanen maupun sementara.

 Kolostomi Permanen

7
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudahtidak memungkinkan
untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon
sigmoid atau rectum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen
biasanya berupakolostomi single barrel ( dengan satu ujung lubang).

 Kolostomi temporer/ sementara

Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untukmengalirkan feses
sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan sepertisemula dan abdomen ditutup kembali.
Kolostomi temporer ini mempunyaidua ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang
disebut kolostomidouble barrel.

Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen berupamukosa kemerahan yang


disebut STOMA. Pada minggu pertama postkolostomi biasanya masih terjadi pembengkakan
sehingga stoma tampakmembesar.

Pasien dengan pemasangan kolostomi biasanya disertai dengantindakan laparotomi


(pembukaan dinding abdomen). Luka laparotomi sangat beresiko mengalami infeksi karena
letaknya bersebelahan dengan lubangstoma yang kemungkinan banyak mengeluarkan feses yang
dapatmengkontaminasi luka laparotomi, perawat harus selalu memonitor kondisiluka dan segera
merawat luka dan mengganti balutan jika balutanterkontaminasi feses

Perawat harus segera mengganti kantong kolostomi jika kantongkolostomi telah terisi feses
atau jika kontong kolostomi bocor dan feses cairmengotori abdomen. Perawat juga harus
mempertahankan kulit pasiendisekitar stoma tetap kering, hal ini penting untuk menghindari
terjadinya iritasi pada kulit dan untuk kenyamanan pasien. Kulit sekitar stoma yangmengalami
iritasi harus segera diberi zink salep atau konsultasi pada dokterahli jika pasien alergi terhadap
perekat kantong kolostomi. Pada pasien yangalergi tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk
memodifikasi kantongkolostomi agar kulit pasien tidak teriritasi.

2.4 Kategori Kolostomi

a. End Stoma :

End stoma/ terminal stoma dapat dibuat secara permanen maupun temporer. Stomadengan
bentuk tunggal, dilakukan dengan bagian akhir proksimal colon dibuka,dikeluarkan dan di jahit ke
dinding abdomen.

b. Loop Stoma :

Pembentukan stoma dengan menggunakan penyangga/jembatan dari plastic, karetatau kaca yang
diletakkan di bawah colon, untuk membuat usus tetap terbukadidinding abdomen

c. Double Barrel Stoma :

Pembuatan stoma dari usus bagian distal dan proksimal yang bagian ujungnya dikeluarkan melalui
dinding abdomen sehingga membentuk 2 stoma.
8
d. Mucous Fistula :

Pembentukan stoma dari usus besar atau usus kecil, 1 aroma untuk mengalirkan faecces yang
lainnya untuk mengalirkan ke muccus

2.5 Tipe Kantong Kolostomi

Jenis kantong kolostomi bervariasi sesuai dengan ukuran dan bentuk.Kantong kolostomi harus ringan
dan kedap bau. Beberapa kantong juga mempunyaifilter arang yang dapat melepaskan gas secara
perlahan dan membantu mengurangi bau.

A. Jenis kantong ostomi berdasarkan bentuk kantong :

1. Drainable Pounches / Open-ended pouch :

Jenis ini memungkinkan anda untuk membuka bagian bawah dari kantonguntuk mengalirkan output.
tipe ini biasanya di tutup dg menggunakanklem.tipe ini biasanya di gunakan untuk pasien dengan
kolostomi ascendendan kolostomi transversum.

2. Close Pounches/ Close-ended pouch:Jenis kantong ini, ketika kantong telah terisi kemudia diambil
dan dibuang,kemudian di pasang lagi dengan yang baru. Kantong ini biasanya digunakanoleh pasien
dengan kolostomi desenden dan sigmoid. Output dari jeniskantong kolostomi ini tidak perlu untuk
dialirkan .

3. Valve/tap closure Pounches :Digunakan untuk menampung urin output dari stoma urinary.
Dapatdigunakan sampai beberapa hari

B. Jenis Kantong berdasarkan Jumlah Bagian Kantong :

1. One-piece:

Kantong ini terdiri dari kantong kecil dan penghalang kulit. Penghalang kulitmudah lengket (adesif)
yang ditempatkan disekitar stoma dan ditempelkan kekulit sekitar stoma. Ketika kantong kecil akan
diganti dengan baru, kantongkecil baru harus di rekatkan kembali ke kulit

2. Two - piece :

Kantong ini terdiri dari dua bagian : Face plate yang bersifat adesif dankantong penampung faeces.
Face plate tetap berada dalam tempatnya saatkantong yang telah terisi faeces di ambil dan diganti
dengan kantong barukemudian kantong baru dihubungkan ke face plate. Kantong baru tidak
perludilengketkan kembali kekulit setiap kali pergantian kantong,cukup dihubungkan kembali
dengan face plate, sehingga sistem ini sangat menolonguntuk pasien dengan kulit sensitive.

C. Jenis kantong berdasarkan warna kantong :

1. Clear Pounch/transparent pounch : kantong kolostomi transparan / bening,cocok di gunakan untuk


post operasi karena dapat mengobservasi kondisistoma.

2. Opaque Pounch /white pounch : kantong berwarna coklat/putih.

9
2.6 Komplikasi Kolostomi

1. Obstruksi/penyumbatan

Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya pengerasan feces yang
sulit dikeluarkan. Untuk menghindari teiadinyasumbatan, klien perlu dilakukan irigasi kolostomi
secara teratur. Pada kliendengan kolostomi permanent tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar
kliendapat melakukannya secara mandiri dikamar mandi.

2. Infeksi

Kontaminasi feces merupakan factor yang paling sering menjadi penyebabterjadinyainfeksi pada
luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus menerus sangat diperlukan dan tindakkan
segera mengganti balutan luka dan menggantikantong kolostomi sangat bermakna untuk mencegah
infeksi.

3. Retraksi stoma/mengkerut

Stoma mengalami peningkatan karena kantong kolostomi yang lerlalu sempitdan juga karena adanya
jaringan scar yang terbentuk di sekitar stoma yangmengalamI pengerutan

4. Prolaps pada stoma

Terjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur penyokongstoma yang kurang
adequat pada saat pembedahan.

5. Stenosis

Penyernpitan dari kuman stoma yang terjadi karena adanya jaringan parut / scar pada pertemuan
mukosa stoma dan kulit.

6. Pendarahan stoma

2.7 Pendidikan Kepada Klien

Pasien dengan pemasangan kolostomi perlu berbagai penjelasan baiksebelum maupun setelah
operasi, terutama tentang perawatan kolostomi bagi pasien yang harus menggunakan kolostomi
permanen.Berbagai hal yang harus diajarkan pada pasien adalah:

 Teknik penggantian/ pemasangan kantong kolostomi yang baik dan benar


 Teknik perawatan stoma dan kulit sekitar stoma
 Waktu penggantian kantong kolostomi
 Teknik irigasi kolostomi dan manfaatnya bagi pasien
 Jadwal makan atau pola makan yang harus dilakukan untuk menyesuaikan
 Pengeluaran feses agar tidak mengganggu aktifitas pasien
 Berbagai jenis makanan bergizi yang harus dikonsumsi
 Berbagai aktifitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasien

10
 Berbagi hal/ keluhan yang harus dilaporkan segera pada dokter ( jikaapsien sudah dirawat
dirumah)
 Berobat/ control ke dokter secara teratur
 Makanan yang tinggi serat

2.8 Perawatan Luka Kolostomi

A. PENGERTIAN

Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma dan mengganti kantongkolostomi secara berkala
sesuai kebutuhan.

B. TUJUAN

1. Menjaga kebersihan klien

2. Mencegah terjadinya infeksi

3. Mencegah iritasi kulit sekitar stoma

4. Mempertahankan kenyamanan klien dan lingkungannya

C. PERSIAPAN KLIEN.

1. Memberi penjelasan pada klien tentang tujuan tindakan dll

2. Mengatur posisi tidur klien (supinasi)

3. Mengatur tempat tidur klien dan lingkungan klien (menutup gorden jendela, pintu memasang
penyekat tempat tidur (k/p), mempersilahkan keluargauntuk menunggu diluar kecuali jika diperlukan
untuk belajar merawat kolostomi klien dll

D. Sikap

 Tidak menunjukkan rasa jijik


 Terampil dan tidak ragu2
 Menjalankan terapi terapeutik
 Menunjukkan sikap empati
 Efektif dan efesien
 Menjaga privasi klien

STANDART OPERATING PROCEDURE ( SOP )PERAWATAN KOLOSTOMI.

11
No Tindakan

TAHAP PRE-INTERAKSI.

1. Mengecek catatan medik

2. Mencuci tangan

3. Menyiapkan alat :

 Kantong kolostomi sesuai kebutuhan


 Kapas
 Larutan NaCI 0,9 %/ air matang
 Bedpan/pispot
 Spidol
 Gunting (k/p)
 Pola ukuran stoma
 Stoma powder
 Stoma hasive paste
 Waslap
 Sabun mandi
 Air hangat
 Sepasang sarung tangan
 Kasa kering
 Bengkok/piala ginjal
 Perlak dan pengalasnya
 Kantong plastik
 Tempat sampah

TAHAP ORIENTASI

4. Memberi salam dan memperkenalkan diri

5. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan

6. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya

TAHAP KERJA

7. Mengatur posisi tidur klien (supinasi)

8. Mengatur tempat tidur klien dan lingkungan klien (menutup korden, jendela, pintumemasang
penyekat tempat tidur (k/p), mempersilahkan keluarga untuk menunggudiluar kecuali jika diperlukan
untuk belajar merawat kolostomi klien dll)

9. Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan


12
10. Meletakkan perlak dan pengalasnya di sebelah kanan/ kiri klien sesuai letak stoma

11. Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh klien

12. Membuka set kolostomi,siapkan kapas berisi cairan NaCI 0,9%/ air matang

13. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, bau & jumlah), jika tipe kantongkolostomi
drainable, buka klem buang feses ke pispot.

14. Membuka kantong kolostomi yang terpasang pada tubuh klien dengan sangat hati-hati dan tangan
kiri menekan kulit klien.

15. Membuang kantong kolostomi kotor ke tempat sampah/plastik

16. Membersihkan kulit sekitar stoma dengan sabun dan air hangat dg menggunakanwaslap

17. Membersihkan stoma dan sisa feces/produk stoma dengan kapas NaCI 0,9% dengansangat hati-
hati (hindari perdarahan)

18. Mengeringkan kulit sekitar stoma dengan massa/tissu

19. Mengobservasi stoma dan kulit sekitar stoma

20. Berikan stoma powder sekitar kulit stoma, dan stoma hasiv pasta disekitar stoma

21. Mengukur stoma dan gambar pola stoma pada plastic penutup kantong denganmenggunakan
spidol, kemudian gambar pola pada bagian yang adesif pada kantongstoma kemudian gunting sesuai
ukuran stoma

22. Membuka salah satu sisi perekat kantong kolostomi dan menempelkan dengan tepatdengan
menghindari udara masuk kantong kolostomi

23. Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi Vertical/ horizontal/ miring sesuaikebutuhan
kilen (sesuaikan dengan aktivitas klien). Klem kantong kolostomi jikamenggunakan tipe drainable
pounch

TAHAP TERMINASI.

24. Mengevaluasi respon klien dan keadaan stoma.

25. Merapikan klien dan alat.

26. Melepas sarung tangan dan cuci tangan.

27. Mendokumentasikan : kondisi stoma(bentuk,warna stoma,kelaian stoma)


keluaranstoma(warna,jumlah)

13
Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian

Pengkajian yang dapat dilakukan menurut Wijaya dan Putri (2013).

a. Biasanya indetitas klien terdiri Nama, umur, jenis kelamin, status, agama,

perkerjaan, pendidikan, alamat, penanggung jawaban juga terdiri dari nama,

umur penanggung jawab, hub.keluarga, dan perkerjaan. Pada ca colon lebih

sering terjadi pada usia 40 tahun, pada wanita sering ditemukan ca colon dan

pada laki-laki lebih sering terjadi kanker rekti.

b. Riwayat kesehatan

 Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya klien mengeluh nyeri dibagian abdomen karena sudah melakukan

tindakan laparatomi juga kolostomi, jadi klien merasakan tidak nyaman

dengan kondisinya yang sekarang, lagi pula kalau klien ada tindakan

kolostomi maka klien akan sangat merasakan tidak nyaman karena bisa

jadi akibat anusnya di tutup maka klien BAB dan flatus di bagian

abdomen. Klien juga tidak bisa bergerak banyak dan susah untuk tidur,

tubuh klien biasanya terasa lemas dan letih, dan nafsu makan akan

menurun.

 Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya pernah menderita polip kolon, radang kronik kolon dan kolotis

ulseratif yang tidak teratasi, ada infeksi dan obstruksi pada usus besar,

dan diet dan konsumsi diet tidak baik, tinggi protein, tinggi lemak, tinggi

serat.

 Riwayat kesehatan keluarga


14
Biasanya keluarga klien adanya riwayat kanker, diindetifikasi kanker

yang menyerang tubuh atau ca colon adalah turunan yang sifatnya

dominan.

c. Pemeriksaan fisik

1). Mata : Kunjungtiva anemis.

2). Mulut : Mukosa mulut kering dan pucat,

lidah pecah- pecah dan berbau

3). Leher : Distensi vena jugularis (JVP).

4). Abdomen : Distensi abdomen, adanya teraba

massa, penurunan bissing usus dan

kembung.

5). Kulit : Tugor kulit jelek, kering, (dehidrasi

dan malnutrisi).

d. Pengkajian fungsional

1). Aktivitas dan Istirahat

Biasanya kelemahan, kelelahan, malaise, cepat

lelah, merasa gelisah dan ansietas, tidak tiduran

semalaman karena akibat reaksi nyeri sudah

pembedahan.

2). Pernafasan

Biasanya klien nafas pendek, dispnea (respon

terhadap nyeri yang dirasakan) yang ditandai

dengan takipnea dan frekuensi menurun.


15
3). Sirkulasi

Biasanya takikardi (respon terhadap demam,

dehidrasi, proses imflamasi dan nyeri), ada

perubahan pada tanda- tanda vital misalnya tekanan

darah meningkat, nadi takikardi, pernafasan cepat,

suhu meningkat.

4). Intergritas ego

Biasanya ansietas ketakutan, emosi kesal, missal :

perasaan tak berdaya /tak ada harapan.

5). Eliminasi

Biasanya fasesnya terlihat cair atau lunak karena

dipasang kolostomi di bagian area abdomen.

6). Makan /cairan

Biasanya mual dan muntah juga sering dirasakan

oleh klien setelah dilakukan operasi, maka dari itu

akan menimbulkan penurunan berat badan pada

klien tapi itu hanya pada awal-awal post operasi

tetapi lama kelamaan sudah terbiasa.

7). Muskulosketal

Biasnya klien mengalami penurunan kekuatan otot

akibat sudah insisi pembedahan itu hanya untuk

sementara saja.

8). Seksualitas

Biasanya tidak bisa melakukan hubungan seksual/


16
fekuensi menurun.

9). Hubungan sosial

Biasanya ketidak efektifan ber interaksi dan

besosialitas dengan masyarakat karena sakit.

Diagnosa keperawatan

a. Pre operasi

1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik

2) Itoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring

dan imobilisasi

3) Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuahan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan

mencerna makanan.

b. Post operasi

1) Risiko infeksi

2) Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam

(status kesehatan).

3) Gangguan citra tubuh berhehubungan dengan

Penyakit, Cedera.

17
• Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan. Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi. (Tarwoto & Wartonah, 2011).

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post op ca colon

pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya secara

independen. Interdependen dan dependen.

• Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan. (Tarwoto & Wartonah, 2011).

Untuk menentukan masalah teratasi, teratasi sebagian, tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan, kriteria hasil yang telah di tetapkan.

Format evaluasi mengguanakan :

S : subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O : objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan,

penilaian, pengukuran, yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

18
A : analisa adalah membandingkan antara informasi subjektif dan objektif

dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa

masalah teratasi, masalah belum teratasi, masalah teratasi sebagian, atau

muncul masalah baru.

P : planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan

berdasarkan hasil analisa, baik itu rencana diteruskan, dimodifikasi,

dibatalkan ada masalah baru, selesai (tujuan tercapai).

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan di selesaikannya makalah ini penyusun dapat mengenal tentang decubitus sehingga dapat
mencegah dan mengenal gejala awal daridecubitus

3.2 Saran

Dengan diberikannya tugas makalah ini diharapkan mahasiswi dapat lebih meningkatkan kedisiplinan
dalam belajar dan juga kedisiplinan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah

20
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer & Bare. (2002).

Buku ajar keperawatan medical bedah

. (Penerjemah:Waluyo, A.). Jakarta: EGCSudoyo, W. A., dkk. (2006).

Ilmu penyakit dalam.

Edisi IV. Jakarta : Pusat penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI

Canada Care Medical.

(n.d).

Colostomy care.

07 JUNI 2021 http://www.canadacaremedical.com/ostomy/ColostomyCare.php

21

Anda mungkin juga menyukai