Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CA RECTUM

OLEH

NAMA ANGGOTA
1. ERWIANUS LOY BHISA (225202100532)
2. MARIA AGUSTINA SOY(225202100549)
3. MARIANA DONATA(225202100568)

YAYASAN SANTO LUKAS KEUSKUPAN MAUMERE


AKADEMI KEPERAWATAN ST. ELISABETH LELA
TAHUN AKADEMIK: 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat
yang telah dikaruniakan, serta bantuan dari semua pihak sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan pendahuluan yang berjudul “ ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN CA RECTUM”.
Dalam penyusunan laporan pendahuluaan ini, penulis banyak menemukan
kesulitan dan rintangan, tetapi berkat dorongan dan bantuan berbagai pihak, penulis
dapat menyelesaikannya. Untuk itu, pada kesempatan ini perkenankan penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan:
1. Direktur Akademi Keperawatan St. Elisabeth Lela yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu menjadi calon perawat ahli
Madya Keperawatan yang profesional.
2. Ibu Emirensiana Watu, S. Kep, Ns, M. kep selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing serta arahan awal
penulisan sehingga terselesainya asuhan Keperawatan ini.
3. Teman - teman yang telah banyak membantu dalam memberikan informasi dan
masukan - masukan terkait dengan penyususnan Asuhan Keperawatan ini dan
juga untuk kebersamaan kita.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Asuhan Keperawatan ini masih jauh
dari kata sempurna, baik isi maupun penulisannya. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir
kata penulis menyampaikan terima kasih dan semoga Asuhan Keperawatan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Maumere, november 2022

Penulis
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................
A. LATAR BELAKANG ...............................................................................
B. TUJUAN .....................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................
A. ANATOMI FISIOLOGI………………………………………………………
B. KONSEP TEORI ENDOKRITIS………………………………………........
1) Pengertian…………………………………………………………………
2) Etiologi……………………………………………………………………
3) Patoisiologi………………………………………………………………
4) Tanda dan Gejala…………………………………………………….…….
5) Komplikasi…………………………………………………………………
6) Pemeriksaan penunjang……………………………………………………
7) Penatalaksanaa……………………………………………………………..
8) Pencegahan………………………………………………………………...
C. KONSEP AKSEP ENDOKRITIS………………………….........……………
1) Pengkajian………………………………………………………………….
2) Diagnosa keperawatan……………………………………………………..
3) Intervensi…………………………………………………………………..
4) Implementasi………………………………………………………………
5) Evaluasi……………………………………………………………………
BAB III PENUTUP………………………………………………………………
A. KESIMPULAN………………………………………………………………
B. SARAN………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang
tidak teratur dan kemampuan sel - sel ini menyerang jaringan biologis lainnya, baik
dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan
migrasi sel ke tempat yang jauh (metastatis).
Kolon (termaksud rectum) merupakan tempat keganasan tersering dari saluran
cerna. Kanker kolon menyerah indidu dua kali lebih besar dibandingkan dengan
kanker rectal. Kanker kolon merupakan penyebab ketiga dari semua kematian akibat
kanker di Amerika Serikat, baik pada pria maupun wanita (cancer facts and figures,
1991).
Diperkirakan bahwa 150.000 kasus baru kanker kolorektal didiagnosa di
negara ini setiap tahunnya. Insidennya meningkat sesuai dengan usia, kebanyakan
pada pasien yang berusia 40 tahun, kecuali pada orang dengan riwayat politis ulseratif
atau poliposif famelia. Kedua kelamin terserang sama seringnya walaupun kanker
kolon lebih seringh pada wanita, sedangkan lesi pada rectum lebih sering pada pria.
Namun, pada tahun - tahun terakhir, ditemukan adanya pergeseran mencolok
pada distribusinya. Insiden kanker pada sigmoi dan area rectal telah menurun,
sedangkan pada insiden kolon asendes meningkat.
Angka kelangsungan hidup dibawah lima tahun adalah 40%, terutama karena
terlambat dalam diagnosis dan adanya netasstates. Kebanyakan orang asimptomatis
dalam jangka waktu yang lama dan mencari bantuan kesehatan hnaya bila mereka
menentukan perubahan paa kebiasaan defekasi atau perdarahaan rectal.

B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu memberikan gambaran nyata tentang asuhan keperawatan
dengan pasien Ca Rectum pada gangguan sistem pencernnaan.
2. TUJUAN KHUSUS
Mahasiswa mampu mengetahui :
a) Anatomi dan fisiologi
b) Konsep dasar teori
c) Konsep asuhan keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI


1. Anatomi fisiologi rectum
Rectum merupakan sebuah saluran yang berawal dari ujung usus besar dan
berakhir di anus. Rectum berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
feses. Biasanya rectum akan kosong karena ginjal disimpan di tempat yang
lebih tinggi, yaitu pada kolon desenden. Jika kolon desenden penuh dan ginjal
masuk ke dalam rectum, maka timbul keinginan untuk buang air besar
(defekasi). mengembangnya dinding rectum karena penumpukan material
didalam rectum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan
dikembalikan ke usus besar, dimana penyerapan air akan kembali dilakukan
(tortora dan derickson,2009).
Keterangan :
1) Colon asendens
2) Colon transversum
3) Colon desendens
4) Sigmoid
5) Rectosigmoid
6) Rectum
7) Ileum
8) Appendiks
Panjang rectum sekitar 15-20cm dan berbentuk -S. Mula - mula rectum
mengikuti kecembungan os sacrum, flexura sacralis, lalu memutar
kebelakang setinggi os cocciygis dan berjalan melalui dasar pelvis, flexura
pelinealis. Akhinya rectum menjadi kanalis analis dan berakhir pada anus.
Sepertiga atas rectum merupakan bagian yang sangat lebar yaitu ampulla
recti. Jika ampulla terisi maka timbul perasaan ingin defekasi
(Leonardt,1988).
Rectum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang yang
mempunyai kebiasaan teratur akan merasa kebutuhan membuang air besar
pada kira - kira waktu yang sama setiap hari. Hal ini disebabkan oleh
gastrokolika yang biasanya bekerja sesudah makan pagi. Setelah makanan
mencapai lambung dasn setelah pencernaan dimulai, maka peristaltik di
dalam usus akibat rangsangan isi usus, gerakan peristaltik merambat ke kolon
dan sisa makanan akhinya terdorong, dan makanan yang mencapai sekum,
mulai bergerak. Isi kolon pelvis masuk ke dalam sekum disertai gerakan
peristaltik keras terjadi dalam kolon. Tekanan intra abdominal bertambah
dengan penutupan glottis dan diafragma dan otot abdominal sfingter anus
akan mendorong dan kerjanya berakhir (Judhakk, 2012).
Rectum merupakan bagian distal dari usus besar yang dimulai dari setinggi
korpus sacralis tiga (tortora dan derrickson, 2009). rectum di bagi menjadi 3
bagian yaitu:
1) Rectum bagian bawah, yaitu sepanjang 3-6 cm dari anal verge
2) Rectum bagian tengah, yaitu sepanjang 6-10 cm dari anal verge
3) Rectum bagian atas, yaitu sepanjaang sekitar 10-15 cm dari anal verge
Sepertiga atas rectum di kelilingi oleh peripenium pada permukaan anterior
dan lateralnya. Lokasi dari tumor rectum umumnya di identifikasi
berdasarkan jarak dari anal verge, lineal dentata, atau cincin anolrektal bagian
distal tumor. Dalam menetukan perluasan tumor primer pada rectum,
sangatalah penting untuk mengetahui lapisan-lapisan dindingnya. Lapisan
dinding rectum dari lumer kearah luar yaitu sebagai berikut: mukosa, lamina
propria, muskularis mukosa, submukosa, muskalarispropria yang terdiri dari
otot sirkuler dan otot longitudinal dan serosa (tertora dan derricekson, 2019).
2. Defenisi Kanker Rectum
Kanker rectum di artikan sebagai keganasan yang terjadi pada rectum, yaitu
bagian terbawah dari usus besar. Salah satu pemicu kanker rectum yaitu
masalah nutrisi dan kurangnya olahraga. Gejala kanker rectum yaitu adanya
pengumpulan darah dalam satu jaringan cerna, diare atau kostipasti, serta
penurunan berat badan. Selain itu, penderita kanker rectum merasa nyeri di
abdomen atau rectum, kejang rectum, dan kelelahan berlanjut.
Secara umum, perkembangan kanker rectum berawal dari faktor lingkungan
dan faktor genetik. Faktor lingkungan multiple beraksi terhadap
pledisposisi genetik atau efek yang didapat yang berkembang dan menjadi
kanker kolon dan rectum. Terdapat dua faktorb resiko yang dapat dimodifikasi
dan tidak dapat dimodifikasi. Termasuk didalam faktor resiko dan tidak dapat
dimodifikasi adalah riwayat keluarga dan riwayat individual penyakit kronis
inflamatori pada usus. Sedangkan yang termasuk didalam faktor resiko yang
terdapat modifikasi adalah obesitas, konsumsi tinggi daging merah, merokok,
dan konsumsi alkohol (Kemenkes RI,2017).

3. Epidemiologi kanker rectum


Adenokarisinoma merupakan jenis kanker yang terbanyak yaitu lebih dari
90%. sebagian kecil 5% berupa karsinoma signet ring cell. Pada karisnoma
musineum, sel - sel kanker banyak mengikresi musin eksraseluler.
Kanker rectum dengan karakteristik biologi berupa poorly diferentiated akan
bersifat agresif, sehingga lebih baik diterapi secara agresif pada semua
stadium. Marson menjumpai bahwa kanker rectum dengan gambaran poorly
diferentiated berhubungan dengan limfatik sampai 80% kasus. Tumor dengan
jenis patlogi poorly diferentiated atau dengan infasi vaskuler maupun infasi
limfatik, termasuk dalam jenis tumor lokal yang agresif secara lokal, sehingga
tepi opeeasinya harus di perluas,.

B. KONSEP DASAR TEORI CA RECTUM


1. PENGERTIAN
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang
tidak teratur dan kemampuan sel - sel ini menyerang jaringan biologis lainnya,
baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi)
atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastatis).
Adapun kanker rectum adalah salah satu keganasan rectum yang khusus
menyerang bagian recti yang terjadi akibat gangguan proliferasi sel epitel yang
tidak terkendali.
2. ETIOLOGI
Penyebab nyata dari kanker kolon dari rektal tidak diketahui, tetapi faktor
resiko telah teridentifikasi termasuk riwayat penyakit kanker kolon atau polip
pada keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak
protein dan daging serta rendah serat.
1) Polip di usus (colorectal polyps)
Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau rectum, dan
sering terjadi pada orang berusia 50 tahun keatas, sebagian besar polip
bersikap jinak (bukan kanker), tapi beberapa polip (adenoma) dapat
menjadi kanker.
2) Colitis Ulcerativa atau penyakit crohn
Orang dengan kondisi yang menyebabkan peradangan pada kolon
(misalnya colitis ulcerativa atau penyakit chorn) selama bertahun -
tahun memiliki resiko yang lebih besar.
3) Riwayat kanker pribadi
Orang yang sudah pernah kerkena coloretal dapat terkena kanker
coloretal untuk kedua kalinya. Selain itu, wanita dengan riwayat
kanker di hidung telur, uterus (endometrium) atau payudara
mempunyai tingkat resiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker
coloretal.
4) Riwayat kanker coloretal pada keluarga
Mempunyai riwayat kanker pada keluarga, maka kemungkinan terkena
penyakit yang lebih besar, khususnya terkena kanker pada usia muda.
5) Faktor gaya hidup
Orang yang merokok, atau menjalani makan yang tinggi lemak dan
sedikit buah - buahan dan sayuran memiliki tingkat resiko yang lebih
besar terkena kanker coloretal.
6) Usia diatas 50 tahun
Kanker coloretal biasa terjadi pada mereka yang berusia lebih tua.
Lebih dari 90% orang yang menderita penyakit ini didiagnosis setelah
usia 50 tahun keatas.
7) Nutrisi
Kekurangan serat dan sayur mayur hijau serta kelebihan lemak dalam
diet faktor resiko karsinoma coloretal. Selain itu, konsumsi daging
merah juga meningkatkat resiko. Hal tersebut dihubungkan dengan
kandungan lemak jenuh yang terkadung dalam daging merah dan efek
dari carsinogenik yang timbul saat pengelolahan daging merah.
Pengelolahan daging merah pada suhu tinggi hingga berwarna terlalu
kecoklatan semakin meningkatkan resiko. Diet rendah serat dan tinggi
karbohidrat murni mengakibatkan flora fase dan perubahan degradasi
garam empedu atau hasil percernaan protein dan lemak, yang
mengakibatkan sebagian zat ini bersifat krasinogenik.

8) Paparan lingkungan
Paparan lingkungan yang berperan terhadap terjadinya kankr kolon
rectum adalah rokok dan radiasi. Rokok mengalami peningkatan resiko
kanker kolon rectum terbesar 2-3 kali lipat. Radiasi pada daerah pelvis
juga dapat resiko kanker kolon rectum sebesar 2 hingga 3 kali lipat
namun hal itu dapat dihindari dengan teknologi radiasi yang lebih
canggih.

3. PATOFISIOLOGI
Tumor dapat berupa massa polip besar, yang tumbuh kedalam lumen dan
dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai cincin anular. Lesi anular lebih
sering terjadi pada bagian meltasigmoid, sedangkan polpoid atau lesi yang
datar lebih sering terdapat pada sekrum dan kolon asendens. Secara histologis,
hampir semua kanker usus besar adalah adenokarsinoma (terdiri atas epitel
kelenjar) dan dapat mensekresi mucus yang jumlahnya berbeda - beda. Tumor
kanker dapat menyebar melalui :
1) Secara inflitrare, langsung ke struktur yang berdekatan, seperti
kedalam kandung kemih
2) Melalui limfe, kelenjar limfe perkolon dan mesokolon
3) Melalui aliran darah, biasanya karena kolon mengalirkan darah ke
sistem protal. Progonisis relative baik bila lesi terbatas pada mukosa dan
sub mukosa pada saat reseksi dilakukan, dan jauh lebih jelek bila telah
terjadi metastasis ke kelenjar limfe. Pada perkemnbangan selanjutnya
kanker terbagi dalam 4 stadium, yaitu;
 Stadium 0
Pada stadium 0 kanker ditemukan hanya pada bagian paling
dalam. Rectum yaitu pada mukosa saja. Disebut juga carcinoma
insitu.
 Stadium I
Pada stadium 1 kanker telah menyebar menembus mukosa
sampai lapisan muskularis dan mnelibatkan bagian dalam
dinding rectum tapi tidak menyebar ke bagian terluar dinding
rectum ataupun keluar dari rectum. Disebut juga Dukes A rectal
cancer.
 Stadium II
Pada stadium 2 kanker telah menyebar keluar rectum ke
jaringan terdekat namun tidak menyebar ke limfonodi. Disebut
juga Dukes B rectal cancer.
 Stadium III
Pada stadium 3 kanker telah menyebar limfonodi terdekat tapi
tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya. Disebut juga Dukes C
rectal cancer.
 Stadium IV
Pada stadium 4 kanker telah menyebar ke bagian lain tubuh
seperti hati, paru atau ovarium, disebut juga Dukes D rectal
cancer.

4. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat muncul akibat kanker kolorektal adalah obstruksi.
Pendarahan saluran cerna bagian bawah, dan perofasi kolon. Perofasi kolon
juga merupakan komplikasi dari divertikulitas. Komplikasi juga dapat muncul
setelah tindakan operasi, seperti infeksi dan resiko kebocoran anastomosis.
Komplikasi lainnya meliputi pendarahan, tromboemboli, dan komplikasi pasca
radiasi.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Radiografi thorak : digunakan untuk mendeteksi kanker yang telah
metastase ke paru - paru.
2) Ultrasonografi (USG)
USG sangat sulit mendeteksi kanker kolorektal. Alat ini bermanfaat
untuk mendeteksi ada tidaknya metastase kanker ke kelenjar getah
bening di abdomen dan dihati. Jika ada pembesaran kelenjar getah
bening paraaortal patut dicurigai suatu metastase dari kanker.
3) CT- Scen
Digunakan untuk mendeteksi metastase ke nodus limfatikus, hati atau
paru - paru.
4) Laboratorium
Setiap pasien yang mengalami pendarahan perlu diperiksa Hb,
biasanya terjadi penurunan Hb. Tumor marker (petanda tumor) yang
biasa dipakai adalah CEA, kadar CEA lebih dari ng/ ml biasanya
ditemukan pada karsinoma kolorektal yang lanjut. Berdasarkan
penelitian CEA tidak biasa digunakan untuk mendeteksi secara dini
karsinoma kolorektal, ditemukan kenaikan liter lebih dari mg/ ml pada
sepertiga kasus.
5) Endoskopi
Untuk mengetahui adanya tumor - tumor atau kanker di kolon atau
rectum. Untuk mengetahui letak obstruksi.
6) Histopatologi
Salah satu pelayanaan pemeriksaan laboratorium. Histopatologi adalah
` cabang yang mempelajari kondisi dan fungsi jaringan dalam hubungan
penyakit.
6. PENATALAKSANAAN
 Pembedahan (operasi)
Operasi adalah penanganan yang paling efektif dan cepat untuk tumor
yang diketahui lebih awal dan masih belum metastasis, tetapi tidak
menjamin semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter
bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat
yang mengelilingi sekitar kanker. Pembedahan merupakan tindakan
primer kira - kira 75% pasien dengan kanker kolorektal. Pembedahan
dapat bersifat kuratif atau palliaitve kanker yang terbatas pada satu sisi
dapat diangkat dengan kolonoskop.
Tipe pembedahan tergantung pada lokasi dan ukuran tumor, prosedur
pembedahan adalah sebagai berikut:
1. Reseksi segmental dan anastomosis
2. Reseksi abdominoperineal dengan kolostomi sigmoid
permanent
3. Kolostomi sementara diikuti dengan reseksisegmental dan
anastomisis lanjut dari kolostomi permanen atau ileostomi.
4. Pembedahan reseksi. Biasanya diambil sebanyak mungkin dari
kolon batas minimal adalah 5cm disebelah distal dan proksimal dari
tempat kanker. Untuk kanker sektum dan kolon ansendens biasanya
dilakukan hemikolektomi kanan dan dibuat anastomosis ileo-
tranversal. Untuk kanker di kolon transversal dan di pleksura lienalis,
dilakukan kolektomi subtotal dan di buat anastomisis hemikoloktomi kiri
dan dibuat anastomisis kolorektal transversal.
 Kolostomi
Merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari
pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen
(perut), stoma ini dapat bersifat sementara atau permanen. Tujuan
pembuatan kolostomi adalah untuk tindakan dekompresi usus pada
kasus sumbatan/ obstruksi usus.
 Penyinaran (radioterapi)
Terapi radiasi memakai gelombang partikel berenergi tinggi misalnya
sinar X atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang
ditumbuhi tumor, merusak ginetik sehingga membunuh kanker.
 Kemoterapi
Kemoterapi memakai obat anti kanker yang kuat, dapat masuk dalam
sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah
menyebar.
 Diet
 Cukup mengomsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-
buahan. Serat dapat melancarkan pencernaan dan buang air
besar sehingga berfungsi mengilangkan kotoran dan zat yang
tidak berguna di usus, karena kotoran yang terlalu lama
mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel
kanker.
 Kacang - kacangan (lima porsi tiap hari)
 Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan
kolestrol tinggi terutama yang terdapat pada daging.
 Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sinetik,
karena hal tersebut dapat memicu sel karsinogen/ sel kanker.
 Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
 Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.
 Keperawatan
 Dukungan adaptasi dan kemandirian
 Meningkatnya kenyamanan
 Mempertahankan fungsi fisiologis optimal
 Mencegah komplikasi
 Memberi informasi tentang proses/ kondisi penyakit prognosis,
dan kebutuhan pengobatan.
7. MANIFESTASI KLINIS
a) Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelit/ konstipasi)
b) Usus besar terasa tidak kososng seluruhnya
c) Ada darah (baik merah terang atau kehitaman di kotoran)
d) Kotoran lebih sempit dari biasanya
e) Sering kembung atau kram perut, atau merasa kekenyangan
f) Kehilangan berat badan tanpa alasan
g) Pasien selalu merasa sangat letih
h) Mual atau muntah - muntah
PATWAY

Polip Riwayat Pola makan Ulcerasi


Gerontologi kolore Kanker buruk Colitis

Kanker recti

Inflitrasi pada Absorpsi air


Pendarahan Memerlukan O2 dan nutrisi
Membran basal turun
Rectum Untuk pengembangan tumor

Hiperplasia Feses encer hipermetabolik


Feses + darah
Sel-sel

Diare Pemecahan sumber energi


PK Anemia Tumor semakin Berlebihan terutama
Membesar Protein

Mendesak ujung Penurunan Albumin


Saraf bebas Berat badan Menurun

Nyeri hingga Penurunan zat- zat


Bertahun - tahun Nutrisi kurang Pembentukan antibody
Dari kebutuhan
Tubuh

Nyeri Kronis
Penurunan sistem
imun

Radiasi Kemoterapi Operasi laparoskopi


C. KONSEP ASKEP CA RECTUM
1. PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien
• Nama
• Umur
• Pendidikan
• Agama
• Pekerjaan
• Alamat
• Tanggal masuk/MRS
• Tanggal pengkajian Diagnosa medis

B. Identitas penanggung jawab


• Nama
• Umur
• Pendidikan
• Agama
• Hubungan dengan klien
C. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Nyeri dan kram pada abdomen, diare sehari lebih dari 6 kali
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien dengan kanker kolorektal biasanya merasakan tidak nyaman pada abdomen
dengan keluhan nyeri, perasaan penuh
3. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah diderita oleh klien pada masamasa lalu seperti penyakit
inflamasi pada usus kronis, dan polip kolorektal
4. Riwayat kesehatan keluarga
Adanya penyakit keturunan pada keluarga dari penyakit kolorektal. Anak dari
orangtua yang menderita penyakit kanker kolon mempunyai frekuensi yang tinggi.
D. Pola Kebiasaan Seharihari
a. Pola nutrisi dan metabolisme
Pola makan yang rendah berserat beresiko tinggi terjadinya
CR. b. Pola aktifitas dan latihan
Pasien dengan penyakit kanker rectum biasanya aktifitasnya terbatas akan
terganggu aktifitasnya akibat kelelahan fisik serta pasien akan mengalami
keterbatasan gerak akibat penyakitnya
c. Pola tidur dan aktifitas
Kebiasaan tidur berapa jam?
Kebiasaankebiasaan sebelum tidur apa saja yang
dilakukan? d. Pola Eliminasi
Kebiasaan BABBAK, frekuensi, warna BABBAK, keluar darah atau tidak, keras,
lembek dan cair
e. Pola personal hygiene
Kebiasaan dalam pola hidup bersih, mandi, menggunakan sabun atau tidak, menyikat
gigi
f. Pola persepsi dan konsep diri
Pandangan terhadap image diri pribadi, kecintaan terhadap keluarga, kebersamaan
keluarga
g. Pola nilai kepercayaan
Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, keyakinan terhadap agama yang
dianut, mengerjakan perintah agama yang dianut, dan patuh terhadap pemerintah
dan larangannya
h. Pola reproduksi dan seksual
Hubungan dengan keluarga harmonis, bahagia, hubungan dengan keluarga besarnya
dan lingkungan sekitar.

E. Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum: Composmentis/koma
• TTV (Tekanan darah,Nadi, Respirasi, dan Suhu)

F. Head TO Toe
a. Kepala
Inspeksi: bentuk, posisi dan ukuran kepala, keadaan kulit kepala
Palpasi: terdapat nyeri tekan pada kepala atau tidak
b. Rambut
Inspeksi: warna karakteristik rambut, kebersihan rambut
Palpasi: struktur rambut
c. Telinga
Inspeksi : ada serumen atau tidak, fungsi pendengaran baik atau menurun
Palpasi :terdapat nyeri tekan pada tragus atau tidak

d. Mata
Inspeksi : ketajaman, refleks cahaya, posisi bola mata, konjungtiva pucat, sklera putih,
oedema palpebra
Palpasi:terdapat benjolan, tekstur bola mata
e. Hidung
Inspeksi:bentuk, keadaan, fungsi penciuman
Palpasi: terdapat nyeri tekan atau tidak
f. Mulut dan Gigi
Inspeksi: keadaan bibir kering dan pucat, lidah kotor, jumlah gigi, gigi yang tanggal,
karies gigi
Palpasi: adanya pembengkakan atau tumor
g. Leher
Inspeksi: lihat bentuk leher, warna kulit, adanya pembengkakan
Palpasi: teraba ada atau tidak pembesar kelenjar tiroid dan limfe ragional
h. Dada
Inspeksi:bentuk dan ukuran norma, frekuensi pernapasan tachipnea
Palpasi: pergerakkan dada simetris
i. Abdomen
Inspeksi:Palpasi: nyeri tekan pada kuadran 7
Perkusi: bunyi hipertimpani
Auskultasi: bising usus, hiperperistatik atau hipoperistatik
Inspeksi: specimen terhadap kanker dan adanya darah
j. Ekstremitas atas dan bawah
Inspeksi: terdapat fraktur atau tidak ada, bentuk fungsi pergerakan
Palpasi: terdapat nyeri tekan pada kaki dan tangan atau tidak.

G. Klasifikasi Data
1) Data Subjektif
Pasien mengeluh:
a) Nyeri di kuadran bawah
b) Badan lemah
c) Perut kembung
d) Pusing
e) Nafsu makan berkurang.
2) Data Objektif
a) P. Wajah merintih dengan memegang perut bagian bawah
b) Q. Nyeri seperti ditusuktusuk
c) R. Perut bagian bawah
d) S. Skala nyeri 7
e) T. Nyeri dirasakan saat BAB
f) Perkusi terdengar bunyi hipertimpani
g) Lidah kotor
h) Semua kebutuhan dibantu oleh petugas
i) Bibir pecahpecah dan kering
j) Konjungtiva pucat.

H. ANALISA DATA

No Data Etiologi Problem


1 Data subjektif Kompres saraf lokal Nyeri
 Mengeluh nyeri di
kuadran bawah
Data objektif
 Wajah merinti
dengan tangan memegang
perut bagian bawah  Nyeri
seperti ditusuktusuk di perut
bagian bawah

 Skala nyeri 7
dirasakan saat BAB
2 Data subjektif Anoreksia, asupan Nutrisi kurang
 Mengeluh lemah nutrisi tidak adekuat dari kebutuhan
tubuh

Data objektif
 Tampak pucat 
Makan hanya habis

setengah porsi

3 Gangguan fungsi
Data subjektif reabsorbsi Colon
 Mengeluh BAB 4
kali sehari dengan
4 Data objektif Respon psikologis Ansietas
 Pasien tampak lemah
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan kompresi saraf lokal
a Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia,
asupan nutrisi tidak adekuat
2. Diare berhubungan dengan gangguan fungsi reabsorbsi colon
3. Asientas berhubungan dengan respon psikologis.

3. INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
. Keperawatan kriteria hasil
1 Nyeri Setelah dilakukan • Tentukan
berhubungan tindakan riwayat nyeri, missal
dengan proses keperawatan lokasi nyeri,
penyakit selama 1×24 jam frekuensi, durasi dan
diharapkan nyeri intensitas (skala 010)
hilang/terkontrol. dan tindakan
Dengan kriteria pengilang nyeri yang
hasil: pasien telah dilakukan.
melaporkan • Berikan
penghilangan tindakan kenyamanan
nyeri dasar (misalnya
maksimal/control reposisi,gosokan
punggung) dan
aktifitas hiburan
(misal musik, tv)
• Dorong
penggunaan
keterampilan
manajemen nyeri
(misal teknik
relaksasi, visualisasi,
bimbingan imajinasi),
tertawa, musik dan
sentuhan terapeutik.
• Evaluasi
penghilangan
nyeri/kontrol, nilai
aturan pengobatan
bila perlu.
• Kolaborasi
Kembangkan rencana
manajemen nyeri
dengan pasien dan
dokter.
2 Nutrisi kurang
dari kebutuhn
tubuh
berhubungan
dengan distres
emosional,
4. IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Gordon,1994, dalam(Potter & Perry,2011).
Komponen tahap implementasi:
a. Tindakan keperawatan mandiri
b. Tindakan keperawatan kolaboratif
c. Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap
asuhan keperawatan.

5. EVALUASI
Evaluasi dilakukan setelah diberikan tindakan perawatan dengan melihat respon
klien mengacu pada kriteria evaluasi, tahap ini merupakan proses yang
menentukan sejauh mana tujian telah tercapai.
a. Evaluasi formatif, evaluasi ini disebut juga evaluasi berjalan dimana evaluasi
dilakukan sampai dengan tujuan tercapai.
b. Evaluasi somatif, merupakan evaluasi akhir dimana dalam metode evaluasi ini
menggunakan SOAP.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak
teratur dan kemampuan sel sel ini menyerang jaringan biologis lainnya, baik
dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan
migrasi sel ke tempat yang jauh (metastatis).
Kolon (termaksud rectum) merupakan tempat keganasan tersering dari
saluran cerna. Kanker kolon menyerah indidu dua kali lebih besar dibandingkan
dengan kanker rectal. Kanker kolon merupakan penyebab ketiga dari semua
kematian akibat kanker di Amerika Serikat, baik pada pria maupun wanita (cancer
facts and figures, 1991). Panjang rectum sekitar 1520cm dan berbentuk S. Mula
mula rectum mengikuti kecembungan os sacrum, flexura sacralis, lalu memutar
kebelakang setinggi os cocciygis dan berjalan melalui dasar pelvis,
flexurapelinealis. Akhinya rectum menjadi kanalis analis dan berakhir pada anus.
Sepertiga atas rectum merupakan bagian yang sangat lebar yaitu ampulla recti.
Jika ampulla terisi maka timbul perasaan ingin defekasi (Leonardt,1988).

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis merekomendasikan beberapa hal berupa
saran.
1) Mahasiswa mampu memahami konsep dasar medis dan askep dari Ca
Rectum sehingga mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan diagnosa Ca Rectum.

2) Bagi Masyarakat
Diharapkan agar masyarakat meningkatkan pengetahuan dan penanganan penyakit
Ca Rectum khususnya dalam penanganan di rumah untuk meminimalkan
kambuha dengan mengontrol fokus terjadinya Ca Rectum.
DAFTAR PUSTAKA

Amk,Syarifuddin H.Drs,(2013), ANATOMI FISIOLOGI: Kurikulum Berbasis


Kompetensi.Jakarta:EGC

NandaNICNOC(2013), AplikasiAsuhanKeperawatanBerdasarkanDiagnosMedis
DanNanda.
Lynda Juall, Capernito (1998), DIAGNOSA KEPERAWATAN: Aplikasi pada
praktikklinis.E/6.Jakarta :EGC.

Anda mungkin juga menyukai