Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI FEKAL

DI SUSUN OLEH :
RAHMI ISAN(
RAHMA SUMURUBU (A1C221085)
KRISTANTINA MUSENDI (A1C22180)
NUR ALISA (A1C22176)
VENTHZCA POLLATTU (A1C221089)
PRATIWI SUALANG (A1C221094)
EVI ADRIANI (A1C221095)

S1 KEPERAWATAN UNIVERSITASMEGARETEZKY
JURUSAN KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Tanpa pertolongan
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalahini dengan baik. S
halawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada bagindatercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya diakhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulismampu untuk menyele
saikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah PEMENUHAN
KEBUTUHAN DASAR dengan judul “ pemenuhan kebutuhan eliminasi fekal”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurnadan masih ba
nyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapka
n kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supayamakalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, danapabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya .
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
....................................................................................................... i
DAFTAR ISI
...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang
.................................................................................................... 1
B.Rumusan
masalah................................................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN
................................................................................................... 3
A. PENGERTIAN ELIMINASI FEKAL................................3
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN
......................................................... 3
C. PROSES DEFEKASI......................................................4
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEFEKASI
..................................................................................... 4
E. MASALAH-MASALAH ELIMINASI FEKAL
.................................................................... 5
BAB III PEMBAHSAN.......................................5
A. Pemenuhan kebutuhan eliminasi..................................6
BAB IV PENUTUP
........................................................................................................... 8
A. Kesimpulan
............................................................................................................. 8
B. Saran
...................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
........................................................................................................ 9
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Eliminasi fekal adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh berupa feses
(bowel). Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga
disebut bowel movement. Frekuensi defekasi pada setiap orang sangat bervariasi
dari beberapa kali perhari sampai 2 atau 3 kali perminggu. Banyaknya feses juga
bervariasi setiap orang. Ketika gelombang peristaltik mendorong feses kedalam
kolon sigmoid dan rektum, saraf sensoris dalam rektum dirangsang dan individu
menjadi sadar terhadap kebutuhan untuk defekasi.
Eliminasi yang teratur dari sisa-sisa produksi usus penting untuk fungsi tubuh
yang normal. Perubahan pada eliminasi dapat menyebabkan masalah pada
gastrointestinal dan bagian tubuh yang lain. Karena fungsi usus tergantung pada
keseimbangan beberapa faktor, pola eliminasi dan kebiasaan masing-masing
orang berbeda. Klien sering meminta pertolongan dari perawat untuk
memelihara kebiasaan eliminasi yang normal. Keadaan sakit dapat menghindari
mereka sesuai dengan program yang teratur. Mereka menjadi tidak mempunyai
kemampuan fisik untuk menggunakan fasilitas toilet yang normal.
Lingkungan rumah bisa menghadirkan hambatan untuk klien dengan perubahan
mobilitas, perubahan kebutuhan peralatan kamar mandi. Untuk menangani
masalah eliminasi klien, perawat harus mengerti proses eliminasi yang normal
dan faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi. Eliminasi produk sisa
pencernaan yang teratur merupakan aspek penting untuk fungsi normal
tubuh. Perubahan eliminasi dapat menyebabkan masalah pada sistem
gastrointestinal dan sistem tubuh lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian eliminasi fekal?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi pada sistem pencernaan?
3. Bagaimana proses defekasi itu terjadi?
4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi proses defekasi?
5. Apa masalah-masalah umum pada eliminasi fekal?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan eliminasi
fekal yang meliputi analisa data, diagnosa keperawatan dan
perencanaan?
C. TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan makalah ini adalah untuk


mengetahui :
1. Pengertian eliminasi fekal
2. Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan
3. Proses defekasi
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses defekasi
5. Masalah-masalah umum pada eliminasi fekal
6. Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan elminasi fekal yang
meliputi analisa data, diagnosa keperawatan dan perencanaan
BAB 2
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ELIMINASI FEKAL


Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin
atau feses. Eliminasi fekal adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa
metabolisme berupa feses yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus.
Perawat sering kali menjadi tempat konsultasi atau terlibat dalam membantu
klien yang mengalami eliminasi.

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

1. Saluran Gastrointestinal Bagian Atas :

a) Mulut
Merupakan jalan masuk yang dilalui makanan pertama kali untuk
system pencernaan. Rongga mulut dilengkapi dengan alat pencernaan
(gigi dan lidah) serta kelenjar pencernaan untuk membant pencernaan
makanan.
b) Faring
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
esophagus didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel), yaitu
kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan
merupakan pertahanan terhadap infeksi.
c) Esophagus
Merupakan bagian saluran pencernaan sepanjang kurang lebih 25 cm
dan berdiameter 2 cm. esophagus berbentuk seperti tabung berotot
yang menghubungkan rongga mulut dan lambung dengan posterior
berbatasan dengan faring setinggi kartilago cricoidea dan sebelah
anteriorberbatasan dengn korpus vertebrae.
d) Lambung
Merupakan organ pencernaan yang paling fleksibel karena dapat
menampung makanan sebanyak 1-2 liter. Lambung terdiri atas 4
bagian besar yaitu kardiak (bagian atas berdekatan dengan sfingter
gastroesofagus), fundus (berbentuk kubah, kontak langsung dengan
diafragma) korpus (area yang paling besar) dan filorus (bagian
lambung yang berbentuk tabung).
2. Saluran Gastrointestinal Bagian Bawah :
a) Usus halus
Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung yang terletak
diantara sfingter pilorus lambung dengan katup ileosekal yang
merupakan bagian awal usus besar, posisinyaterletak disenral bawah
abdomen yang didukung oleh lapisan mesentarika yang berbentuk
seperti kipas, yang memungkinkan usus halus ini mengalami
perubahan bentuk seperti berkelok-kelok. Mesentrika ini dilapisi
pebuluh dara, persarapan, dan saluran limfe yang menyuplai
kebutuhan dinding usus. Usus halus memiliki saluran paling
panjang, dari saluran pencernaan dengan panjang sekitar 3 meter,
denga lebar 2,5 cm. Walaupun tiap orang memiliki ukuran yang
berbeda-beda. usus halus sering disebut dengan usus kecil karena
ukuran diameternya lebih kecil jika dibandingkan dengan usus besar.
Usus halus ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu Doedenum (kurang
lebih 25cm), Jejunum kurang lebih 2,5m, serta ileum 3,5 m.
Adapun fungsi dari usus halus adalah menerima sekresi hati dan
pankreas, mengabsorspi sari pati makanan, dan mengalirkan sisa
hasil metabolisme ke usus besar.
Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja,
dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus, serta
senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus .
b) Usus besar
Colon merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus
halus. Ia memiliki panjang 1,5 meter dan berbentuk seperti hurup u
terbali. Usus besar dibagi menjadi tiga daerah yaitu, colonasende,
colon tranversum, dan colon desenden. Fungsi colon adalah
menyerap air selama proses pencernaan, tempat dihasilkannya
vitamin K dan vitamin H atau biotin sebagai hasil sikbiosis dengan
bakteri usus misalnya E.coli, membentuk massa dari fese, dan
mendorong sisa hasil pencernaan atau feses keluar dari tubuh.
c) Rektum
Rektum merupakan lubang tempat pembuangan fese dari tubuh.
Sebelum dibuang lewat anus feses akan ditam[ung terlebh dahulu
pada bagian rektu. Apabila feses sudah siap dibuang, maka otot
sfingter rektum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot
sfingter yang menyususn rektum ada du yaitu otot polos, dan otot
lurik.
C. PROSES DEFEKASI
1. Proses defekasi intrinsik
Refleks ini berawal dari feses yang masuk ke rektum sehingga terjadi
distensi rektum, yang kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus
mesentrikus dan terjadilah gerakan peristaltik. Setelah feses sampai di anus,
secara sistematis sfinfter interna relaksasi, maka terjadilah defeksi.

2. Proses defekasi parasimpatis


Feses yang masuk ke rektum akan merangsang saraf rektum yang
kemudian diteruskan ke jaras spinal (spinal cord). Dari jarak spinal
kemudian dikembalikan ke kolon desenden, sigmoid dan rektum yang
menyebabkan intensifnya peristaltik, relaksasi sfingter internal, maja
terjadilah defekasi.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEFEKASI


1. Usia
Pada usia bayi kontrol defekasi belum berkembang, sedangkan pada usia
lanjut kontrol defekasi menurun.
2. Diet
Makanan berserat akan mempercepat produksi feses, banyaknya makanan
yang masuk ke dalam tubuh juga memengaruhi proses defekasi.
3. Intake Cairan Intake cairan yang kurang akan menyebabkan feses menjadi
lebih keras, disebabkan oleh absorpsi cairan yang meningkat.
4. Aktivitas Tonus otot abdomen, pelvis dan diafragma akan sangat membantu
proses defekasi. Gerakan peristaltik akan memudahkan bahan feses bergerak
sepanjang kolon.
5. Fisiologis Keadaan cemas, akut dan marah akan meningkatkan peristaltik
sehingga menyebabkan diare.
6. Pengobatan Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan diare dan konstipasi.
7. Gaya Hidup Kebiasaan untuk melatih pola buang air besar sejak kecil secara
teratur, fasilitas buang air besar, dan kebiasaan menahan buang air air besar
8. Prosedur Diagnostik Klien yang akna dilakukan prosedur diagnostik
biasanya di puasakan atau dilakukan klisma dahulu agar tidak dapat buang
air besar kecuali setelah makan.
9. Penyakit Beberapa penyakit pencernaan dapat menimbulkan diare dan
konstipasi.
10. Anestesi dan Pembedahan Anestesi umum dapat menghalangi inpuls
parasimpatis , sehingga kadang-kadang dapat menyebabkan ileus usus.
Kondisi ini dapat berlangsung selama 24-48 jam.
11. Nyeri Pengalaman nyeri waktu buang air besar seperti adanya hemoroid,
fraktur ospubis, epesiotomi akan mengurangi keinginan untuk buang air
besar.
12. Kerusakan Sensorik dan Motorik Kerusakan spinal cord dan injuri kepala
akan menimbulkan penurunan stimulus sensorik untuk defekasi.

E. MASALAH-MASALAH ELIMINASI FEKAL


1. Konstipasi Gangguan eliminasi yang diakibatkan adanya feses yang kering
dan keras melalui usus bessr. Biasanya disebabkan oleh pola defekasi yang
tidak teratur, penggunaan laksatip dalam jangka waktu yang lama, stress
psikologis, obat-obatan, kurang aktivitas, dan usia.
2. Impaksi fekal (Fecal Imfaction) Massa fese yang keras dilipatan rektum yang
diakibatkan oleh retensi dan akumulasi material feses yang berkepanjangan.
Biasanya disebabkan oleh konstipasi, intake cairan yang kurang, kurang
aktivitas, diet rendah serat, dan kelemahan tonus otot.
3. Diare Keluarnya feses cairan dan meningkatnya frekuensi buang air besar
akibat cepatnya kimus melewati usus besar, sehingga usus besar tidak
mempunyai waktu yang cukup untuk menyerap air. Diari dapat disebabkan
karena stress fisik, obat-obatan, alergi, penyakit kolon, dan iritasi intestinal.
4. Inkontinensia Alfi Hilangnya kemampuan oto untuk mengontrol pengeluaran
dan gas yang melaluisfingter anus akibat kerusakan fungsi sfingter.
Penyebabnya karena penyakitpeyakit neoromuskuler, trauma spinal cord,
atau tumor sfingter anus eksterna.
5. Kembung Platus yang berlebihan di daerah intstinal senhingga menyebabkan
distensi intestinal apat disebabkan karena konstipasi, penggunaan obat-
obatan dan makanan yng banyak mengandung gas.
6. Hemoroid Pelebaran vena di dalam anussebagai akibat peningkatan tekanan
di daerah tersebut. Penyebabnya adalah konstipasi kronis, peregangan
maksimal saat defekasi, kehamilan, dan obesitas.

F. Deskripsi Kasus Ny.T, berumur 28 tahun, di rawat di ruang Bedah Kandungan sejak
6 hari lalu. 3 hari yang lalu pasien menjalankan operasi pengangkatan ovarium
sebelah kanan pasien masih belum bisa turun dari tempat tidur karena merasa nyeri
pada daerah perut bekas luka operasi dan takut bergerak karena kawatir jahitannya
lukanya lepas. Pada saat pengkajian pasien mengeluhkan belum bisa buang air besar
sejak masuk perawatan. Pasien hanya menghabiskan minum kurang lebih 3-4 gelas
sehari (750-1000 ml), tidak menyukai makanan sayuran dan buah- buahan.
Peristaltic 4x/menit, abdomen distensi dan teraba ada masa pada kuadran kiri
sebelah bawah.

G. Analisa Data No
Data yang menyimpang

1. DS: pasien mengeluh belum Menurunnya aktivitas bisa BAB sejak masuk
fisik dan asupan serat perawatan Etiologi Masalah keperawatan tidak
mencukupi
2. DO : - Pasien hanya menghabisakan Peristalitik usus minum kurang lebih 3-
4 gelas (750-1000 Konstipasi Pola BAB tidak teratur ml) - Pasien tidak
Eliminasi feses tidak menyukai makanan lancar Konstipasi sayuran dan
buahbuahan - Peristaltic usus 4 x/menit -Abdomen distensi dan teraba ada
masa pada kuadran kiri sebelah kanan
Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah 1. Konstipasi berhubungan
dengan aktivitas yang tidak memadai yang ditandai dengan :
1. DS : Pasien mengeluh belum bisa BAB sejak masuk perawatan
2. DO : - Pasien hanya menghabisakan minum kurang lebih 3-4 gelas (750-
1000 ml) - Pasien tidak menyukai makanan sayuran dan buah-buahan -
Peristaltic usus 4 x/menit - Abdomen distensi dan teraba ada masa pada
kuadran kiri sebelah kanan
Perencanaan No Diagnosa Keperawatan Perencanaan Tujuan Tindakan Berikan
asupan cairan Untuk aktivitas yang tidak memadai konstipasi pada pasien akan
cukup konsistensi feses yang ditandai dengan : (2liter/hari) Konstipasi berhubungan
dengan Setelah perawatan 3x24 jam
1. DS : Pasien mengeluh belum Rasional menurun dengan kriteria: - Pola
eliminasi untuk Mengajarkan pasien untuk Agar meningkatkan bisa BAB
sejak masuk perawatan dalam rentang yang meningkatkan aktivitas
2. DO: - Pasien hanya diharapkan atas tempat tidur.menghabisakan minum
kurang lebih 3-4 gelas (750-1000 ml) - bisa aktivitas fisik di atas tempat
tidur.

BAB 4
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Simpulan Eliminasi fekal adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa
metabolisme berupa feses yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus.
Organorgan yang berperan dalam sistem pencernaan dibagi menjadi dua yaitu
saluran gastrointestinal bagian atas yang terdiri dari: mulut, faring, esofhagus,
lambung. Sedangkan pada saluran gastrointestinal bagian bawah terdiri dari:
usus halus, usus besar, rectum, anus. Proses defekasi terdiri dari dua proses yaitu
proses defekasi intrinsik dan parasimpatis. Faktor-faktor yang mempengaruhi
eliminasi fekal antara lain: usia, diet, intake cairan, aktivitas, fisiologis,
pengobatan, gaya hidup, prosedur diagnostik, penyakit, anestesi dan
pembedahan, nyeri dan kerusakan sensorik dan motorik. Sedangkan masalah-
masalah eliminasi fekal antara lain :Konstipasi, Impaksi fekal (Fecal Imfaction),
Diare, Inkontinensia Alfi, Kembung, Hemoroid. Diagnosa Keperawatan yang
tepat untuk pasien pada kasus yang telah penulis bahas ialah: Konstipasi
berhubungan dengan aktivitas yang kurang memadai dan Hambatan kemampuan
berpindah berhubungan dengan nyeri.
B. Saran Dengan selesainya makalah ini disarankan agar pembaca dan penulis
dapat lebih memperdalam lagi pengetahuan tentang pemenuhan kebutuhan
eliminasi fekal serta dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan dengan baik
dan benar.

DAFTAR PUSTAKA
https://zdocs.tips/doc/isi-fekal-print-bab34-7p4myr9xk3pj

Anda mungkin juga menyukai