Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

SISTEM PENCERNAAN

MATA KULIAH : ANATOMI FISIOLOGI


DOSEN PENGAMPU : Ns Frana Andrianur, S.Kep.,M.Kep

Disusun Oleh :

KELOMPOK 7
NAMA :
1. Ita Purnamasari
2. M. Fitriana Lahai
3. Natalia Karuhe Ding
4. Nofia Indarti
5. Rini Ningsih
6. Youris Frastica Rahmadhani

i
PROGRAM STUDI : SARJANA TERAPAN KEBIDANAN POLTEKKES
KEMENKES KALTIM
TAHUN 2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan proposal ini tepat pada waktunya.

Proposal yang berjudul Sistem Pencernaan ini ditulis guna memenuhi


salah satu tugas mata kuliah. Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis
makalah menyampaikan rasa hormat dan ucapan dan terimakasih kepada semua
pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan kepada
penulis sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat
pada makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dari pembaca.

Januari, 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2
2.1 Pembagian Regio Abdomen..................................................................................2
2.2 Susunan Saluran Pencernaan Dan Aksesorisnya................................................4
2.3 Anatomi Kelenjar Pencernaan Dan Ekskresinya................................................5
2.4 Kelainan Sistem Pencernaan...............................................................................10
2.5 Hubungan Sistem Pencernaan Dengan Reproduksi Wanita............................12
2.6 Gerakan Dan Sekresi Gastrointestinal...............................................................14
2.7 Pencernaan Secara Mekanis (Fungsi Motorik Pencernaan) Enzimatis...........18
2.8 Absorbsi Zat Makanan........................................................................................21
2.9 Pengaturan Sistem Pencernaan Oleh Saraf Dan Hormon................................27
2.10 Refleks Defekasi.................................................................................................31
BAB III PENUTUP........................................................................................................33
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................33
3.2 Saran.....................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................34

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pencernaan adalah salah satu komponen tubuh yang penting untuk
menjaga homeostasis tubuh. Salah satu organ yang berperan dalam sistem
pencernaan adalah lambung, lambung memiliki sawar mukosa pada
permukaan dalamnya yang bersifat protektif untuk melindungi dari cidera
mekanis, cidera asam, dan mencegah lambung mencerna dirinya sendiri.
Tetapi terkadang sawar tersebut dapat terganggu oleh aktifitas asam lambung
dan pepsin yang meningkat dan dapat menyebabkan inflamasi, dimana
inflamasi tersebut terjadi pada lapisan mukosa, submukosa, sampai lapisan
otot, kondisi tersebut disebut dengan ulkus peptikum. Gejala yang timbul
akibat ulkus peptikum adalah nyeri perut, mual, muntah, rasa terbakar pada
lambung, dan nafsu makan turun.

Sistem pencernaan adalah suatu sistem kerja organ untuk mengubah


makanan menjadi energi yang diperlukan oleh tubuh, mulai dari mulut
hingga anus. Sistem Pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar dan anus. Fungsi utama dari sistem pencernaan yaitu
sebagai pencerna nutrisi tubuh. Namun meskipun begitu, bukan berarti sistem
pencernaan pada tubuh manusia akan selalu aman karena adanya nutrisi yang
banyak. Pintu atau jalan masuknya zat dari luar dengan bebas ternyata akan
menimbulkan banyak gangguan atau penyakit pada sistem pencernaan,
dimana penyakit tersebut akan menggangu atau mengancam penderitanya
yang akan menghambat sistem kerja organ-organ yang lainnya.

1.2 Tujuan
Dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui secara keseluruhan
tentang sistem pencernaan

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembagian Regio Abdomen
Dinding abdomen

Dinding abdomen tampak luar terdiri dari


1. Umbilicus
2. Linea alba, yaitu:
a) Berupa garis putih
b) Tendinous
c) Membentang dari Processus Xiphoideus ke symphisis pubis
3. Linea semilunaris
Batas-batas dinding abdomen:
1. Bagian atas (superior)
2. processus xiphoideus dan cartilago costalis
3. Bagian bawah (inferior)
4. crista iliaca
5. Spina Iliaca Anterior Superior (SIAS)
6. Ligamen Inguinalis
7. Symphisis pubis, crista pubicum, dan tubercularis pubis

2
Cara menentukan regio-regio abdomen :
1. Tarik garis vertikal melalui kedua pertengahan tulang clavicula
2. Tarik garis horizontal di bawah batas costa (tulang rusuk) atau di garis
transpyloric
3. Tarik garis horizontal melalui kedua tuberkel crista iliaca (transtubercle
line)
4. Jadilah 9 regio abdomen
Regio-regio abdomen dan organ-organnya:
1. Hypochondrium dextra, yaitu regio kanan atas:
2. Hepar dan Vesica fellea
3. Epigastrium, regio yang berada di ulu hati
4. Gaster, Hepar, Colon transversum
5. Hypochondrium sinistra, regio yang berada di kiri atas:
6. Gaster, Hepar, Colon Transversum
7. Lumbaris dextra, regio sebelah kanan tengah:
8. Colon ascendens
9. Umbilicalis, regio tengah:
10. Intestinum tenue, Colon transversum
11. Lumbaris sinistra, regio sebelah kiri umbilikalis:
12. Intestinum tenue, Colon descendens
13. Inguinalis dextra, regio kanan bawah

3
14. Caecum, Appendix vermiformis
15. Hypogastrium / Suprapubicum, regio di tengah bawah:
16. Appendix vermiformis, Intestinum tenue, Vesica urinaria
17. Inguinalis sinistra, regio kiri bawah:
18. Intestinum tenue, Colon descendens, Colon sigmoideum
2.2 Susunan Saluran Pencernaan Dan Aksesorisnya

Tractus digestivus (alimentary canal) merupakan saluran yang


berkesinambungan dari mulut sampai anus, dimulai dari regio caput, melalui
regio colli, cavitas thoracis, cavitas abdominis, cavitas pelvis, dan berakhir di
regio perinealis. Panjang saluran ini bervariasi, dari 5- 7 m pada orang hidup
sampai 7-9 m pada cadaver (Tortora dan Nielsen, 2017).

Permukaan mucosa tractus digestivus sangat luas, misalnya kombinasi


mucosa intestinum tenue dan intestinum crassum seluas > 200 m2 (sebesar
lapangan tenis) . Luas ini akan bertambah jika ditambahkan dengan luas
tractus digestivus yang lain. Tractus digestivus terbuka ke lingkungan
eksternal di kedua ujungnya, yaitu di cavitas oris dan anus. Hal ini berarti
bahwa lapisan tractus digestivus terbuka ke lingkungan luar. Jadi, lapisan
pembatas antara lumen tractus digestivus dan lingkungan internal tubuh dapat
berisiko menimbulkan masalah khusus.

Di satu sisi, tractus digestivus harus mengangkut zat yang dibutuhkan dari
lumen tractus digestivus ke dalam kapiler darah dan kapiler limfe, tetapi di sisi
lain tractus digestivus juga harus dapat mencegah pathogen memasuki tubuh.
Lumen usus dipenuhi dengan mikroba. Diperkirakan ada lebih dari 500-1000
spesies bakteri, berjumlah sekitar 1014 sel hidup di usus mamalia. Untuk
alasan inilah, dinding seluruh tractus digestivus dipadati dengan jaringan
limfoid Tractus digestivus dari oral (proximal) ke anal (distal) meliputi cavitas
oris, pharynx, oesophagus, ventriculus (gaster), duodenum, jejunum, ileum,
cecum, appendix vermiformis, colon ascendens, colon transversum, colon
descendens, colon sigmoideum, rectum, canalis analis, dan anus. Bagian

4
tractus digestivus yang terdiri atas gaster dan intestinum disebut sebagai
tractus gastrointestinalis atau gastrointestinal (GI).

2.3 Anatomi Kelenjar Pencernaan Dan Ekskresinya

Lambung Merupakan organ otot berongga yang besar dan


berbentuk seperti kandang keledai. Makanan masuk ke dalam lambung
dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa
membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi
masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung
memiliki kelenjar yang menghasilkan enzim pepsin, enzim renin dan asam
khlorida (HCl). Enzim pepsin berasal dari pepsinogen yang diaktifkan oleh
asam lambung. Sekresi atau pengeluaran asam lambung dipengaruhi oleh
refleks jika ada makanan yang masuk ke dalam lambung, serta
dipengaruhi oleh hormon gastrin yang dikeluarkan oleh dinding lambung.
Produksi asam lambung yang berlebih dapat membuat radang pada
dinding lambung.

Getah lambung

Ukuran labung bervariasi sesuai dengan volume makanan didalamnya,


sekitar1,5 liter atau lebih apda orang dewasa. Saat makanan ditelan ,

5
makanan terakumulasi di lapisan lambung. Makanan kadang tersisa di
bagian fundus. Kontraksi otot lambung meliputi gerakan mengaduk-aduk
yang menghancurkan bolus dan mencampurkan bolus dengan getah
lambung, serta gerakan peristalsis yang mendorong isi lambung ke
pylorus. Saat lambung aktif (ada makanan di lambung) sfingter pylorus
menutup. Kontraksi peristaltic dari antrium pylorus yang kuat akan
mendorong kime, setelah isi lambung cukup cair, akan mengalir melalui
pylorus ke duodenum dalam semburan yang kecil. Stimulasi parasimpatik
meningkatkan motilitas lambung dan sekresi getah lambung, sedngkan
stimulasi simpatik memiliki efek yang berlawanan dengan dengan
parasimpatik. Sekitar 2 liter getah lambung disekresi setiap hari dengan
kelenjar sekretorik khusus di mukosa. Getah lambung berisi air dan garam
mineral yang disekresi oleh kelenjar lambung, mucus ynag disekresi sel
goblet di dalam kelenjar dan di permukaan lambung, asam hidroklorida
(HCL) dan factor intrinsic yang disekresi oleh sel parietal di kelenjar
lambung, serta precursor enzim aktif: pepsinogen yang disekresi oleh sel
utama dikelenjar Fungsi getah lambung adalah sebagai pencair makanan
yang telah ditelan dan lebih lanjut, penyekresi asam klorida
(mengasamkan makanan dan menghentikan kerja amylase saliva,
membunuh mikroba yang tertelan mulut, memberikan suasana asam yang
diperlukan pepsin untuk pencernaan yang efektif), pengaktivsi pepsinogen
menjadi pepsin (bekerja efektif pada p H 1,5 — 3,5), sebagai factor
intrinsik (protein) yang diperlukan untuk absorbsi vitamin b12 di ileum,
dan penyekresi ukus yang mencegah cidera mekanik dinding lambung
serta mencegah cidera kimia dengan bekerja sebagai barier antara dinding
lambung dan getah lambung yang korosif. Terdapat 3 fase sekresi getah
lambung

a. Fase sefalik : aliran getah lambung ini terjadi sebelum makanan


mencapai lambung dank arena stimulasi reflek saraf vagus
(parasimpatik) yang diinisiasi oleh penglihatan, bau, atau pengecapan
makanan.saat saraf fagus dipotong (vagotomi), fase sekresi lambung

6
ini berhenti. Stimulasi simpatik, missal saat kondisi emosi, juga
menhambat aktifitas lambung.
b. Fase gastric : saat distimulasi oleh lkeberadaan makanan, sel
eteroendokrin di anrum pylorus dan duodenum menyekresi gastrin,
suatu hormone yang langsung melalu darah yang beredar. Gastrin,
yang berda dalam darah beredar ke lambung, merangsang kelenjr
gastric untuk menghasilkan getah lambung lebih banyak. Dengan cara
sekresi gatah pencernaan ini trus berlangsung hingga selesainya
penghancuran makanan di lambung dan akhir fase sefalik. Sekresi
gastrin di supresi saat ph di antrum pylorus turun hingga sekitar 1,5.
c. Fase intestinal (usus) : saat sebagian isi lambung yang dicerna
mencapai usus halus, dua hormone yaitu sekretin dan kolesistokinin,
dihasilkan oleh sel indokrin di mukosa usus. Hormone ini menurunkan
sekresi getah lambung dan menghambat motilitas lambung. Dengan
mepercepat pengosongan lambung, kime di duodenum menjadi
semakin tercampur rata dengan empedu dan getah pamgkreas, fase
sekresi lambung ini paling saat individu mengonsumsi makanan tinggi
lemak.Kecepatan pengosongan lambung bergantung pada jenis
makanan yang dimakan.pemgosongan karbohidrat di lambung
berlangsung dalam 2-3 jam, sedangkan protein dan lemak memerlukan
waktu yang lebih lama lagi.

Fungsi Lambung :

1. Penyimpanan sementara yang memberikan waktu bagi enzim


pencernaan dan pepsin bekerja.
2. Pencernaan kimia — pepsin mengubah protein menjadi polipeptida.
3. Penghancuran secara mekanik — tiga otot polos yang melapisi
lambung memungkinkan lambung bekerja sebagai pengaduk, yaitu
getah lambung bercampur dengan isi lambung diubah menjadi kime.
Motilitas dan sekresi ditingkatkan oleh stimulasi saraf parasimpatik.
4. Absorpsi dari air, alcohol, dan sebagian obat larut-lemak yang terbatas

7
5. Pertahanan non-spesifik terhadap mikroba — oleh asam hidroklorida
di dalam getah lambung. Muntah dapat terjadi sebagai respons
terhadap ingesti iritan lambung, missal mikroba atau zat kimia.
6. Preparat zat besi untuk absorbsi lebih lanjut di slauran cerna-
lingkungan asam lambung dapat melarutkan garam besi, yang
diperlukan sebelum zat besi diabsorpsi.
7. Produksi dan sekresi factor intrinsic yang diperlukan untuk absorpsi
vitamin B12 di ileum terminal.
8. Mengatur jalannya isi lambung menuju duodenum. Saat lime tidak
cukup diasamkan dan
9. diencerkan, antrum pylorus mendorong semburan kecil isi lambung
melalui stringfer pylorus dan menuju duodenum. Stringfer normalnya
tertutup, mencegah aliran balik kime ke lambung.
10. Sekresi horman gastrin.
11. Dinding duktus bilaris memiliki lapisan jaringan yang sama seperti
struktur dasar saluran cerna lainnya. Pada duktus sistikus, membrane
mukosa yang melapisi tersusun dalam lipatan sirkular yang tidak
beraturan dan memiliki efek katup spiral. Empedu melalui duktus
sistikus sebanyak dua kali-satu kali saat perjalanannya ke kandung
empedu dan kembali lagi saat empedu dikelaurkan dari kandung
empedu ke duktus biliaris komunis dan kemudian ke duodenum.

Usus halus merupakan bagian yang paling penting dari saluran


pencernaan. Fungsi pencernaan dan absorbsi usus halus penting untuk
hidup. Pembuangan sedikit (kurang dari 30%) segmen usus halus
umumnya tidak menyebabkan gejala-gejala yang berat, karena terdapat
hipertropi dan hiperplasi kompensasi mukosa yang tersisa dengan
perlahanlahan kembali ke fungsi absorbsi normal (adaptasi usus halus).
Akan tetapi, apabila lebih dari 30% usus halus yang diambil atau di
”bypass”, menyebabkan kematian Usus halus terdiri dari tiga segmen,
yaitu duodenum, jejunum, dan ileum, sebagai organ pencernaan dan
penyerapan yang primer yang bervariasi kemampuannya. Kelenjar pada

8
usus halus menghasilkan enzim enterokinase, enzim erepsin (peptidase),
enzimmaltase, enzim sukrase, enzim laktase dan enzim nuklease serta
lipase. Pengeluaran enzim-enzim ini dipengaruhi oleh hormon
enterokrinin yang dihasilkan oleh duodenum.

Duodenum.

Disebut juga usus 12 jari, panjangnya sekitar 25 cm berbentuk sepatu kuda


melengkung kekiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Dan bagian
kanan duodenum ini terdapat selaput lendir yang membukit disebut Papila
vateri. Pada papila vateri ini bermuara saluran empedu (duktuskoledokus)
dan saluran pankreas (duktus wirsungi / duktus pankreatikus). Empedu
dibuat di hati,untuk dikeluarkan ke duodenum melalui duktus koledokus
yang fungsinya mengemulsikan lemakdengan bantuan lipase. Empedu
dihasilkan oleh hati dan ditampung oleh empedu dan di alirkan ke usus
dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat
pewarna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan
lemak, zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan
cara perombakansel darah merah yang sudah tua di hati. Pankreas
menghasilkan getah pangkreas yang mengandung enzim-enzim sebagai
berikut:

1. Amilopsin (amilase pangkreas) yaitu enzim yang mengubah zat tepung


(amilum) menjadi gula yang lebih sederhana.

2. Steapsin (lipase pangkreas) yaitu, enzim yang mengubah lemak


menjadi asam lemak dan gliserol. Tripsinogen yang belum aktif di
aktifkan menjadi tripsin yaitu enzim yang mengubah protein dan
pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus
halus. Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak
mengandung kelenjar, yang disebut kelenjar-kelenjar brunner,
berfungsi untuk memproduksi getah intestinum.

9
3. Yeyenum dan Ilieum, mempunyai panjang sekitar 6 m. Dua per lima
bagian atas adalah yayenum dengan panjangsekitar 2-3 m, dan ileum
dengan panjang sekitar 4-5 m. Lekukan yayenum dan ileum melekat
pada dinding abdomen posterior dengan perantaraan lipatan
peritoneum yang ber bentuk kipas dikenal sebagai mesenterium. Akar
mesenterium memungkinkan keluar masuknya cabang-cabangarteri
dan vena mesentrika superior, pembuluh limfe dan saraf ke ruang
antara 2 lapisan peritoneum yang membentuk mesenterium.
Sambungan antara yayenum dan ileum tidakmempunyai batas yang
tegas. Ujung bawah ileumberhubungan dengan seikum dengan
perantaraan lubang yang bernama orifisium ileoselkalis. Orifisium ini
diperkuat o leh spinterileoselkalis dan pada bagian ini terdapat katup
valvula seikalis atau valvulabaukin, berfungsi untuk mencegah cairan
dalam kolom assendens tidak masuk kembali kedalamileum. Dinding
halus juga menghasilkan getah usuus halus yang mmengandung
enzim-enzim sebagai berikut.

1. Maltosa, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.

2. Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.

3. Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.

4. Tripsin, berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino.

5. Enterokenase, berfungsi mengaktifkan triosinogen (enzim yang


dihasilkan pangkreas) menjadi tripsin.

2.4 Kelainan Sistem Pencernaan


Di antaranya beberapa macam penyakit gangguan pencernaan adalah
sebagai berikut:

1. Gastritis (suatu radang yang akut atau kronis) adalah penyakit pada
sistem pencernaan  pada lapisan mukosa dinding lambung. Radang
yang akut dapat disebabkan karena produksi asam lambung yang tinggi

10
sehingga mengiritasi dinding lambung. Selain itu, bisa disebabkan oleh
bakteri. Penderita gastritis akan merasa lambungnya terbakar.
2. Radang hati yang menular (Hepatitis) merupakan infeksi virus pada
hati, sering meluas melalui air atau makanan yang terkontaminasi oleh
virus.
3. Diare dapat ditimbulkan karena adanya iritasi pada selaput dinding
kolon oleh bakteri disentri, diet yang jelek, zat-zat beracun, rasa
gelisah, atau makanan yang dapat menimbulkan iritasi pada dinding
usus.
4. Sembelit yang kronis bila defekasi terlambat, usus besar mengabsorpsi
air secara berlebihan dari feses dan menyebabkan feses menjadi kering
dan keras. Bila hal ini terjadi, pengeluaran feses menjadi sulit.
Menahan buang air besar pada waktu-waktu yang normal dapat
menyebabkan sembelit. Semebleit dapat juga disebabkan emosi seperti
rasa gelisah, cemas, takut atau stress.
5. Kanker lambung, yaitu gejala-gejala permulaan dari kanker lambung
hampir sama dengan gejala-gejala yang disebabkan gangguan lain
pada alat pencernaan, antara lain merasa panas, kehilangan nafsu
makan, ketidaksanggupan mencerna (salah cerna) berlangsung terus
menerus, sedikit rasa muak, rasa gembung dan rasa gelisah sesudah
makan, dan kadang-kadang timbul rasa nyeri pada lambung.
6. Radang usus buntu, bila usus buntu (umbai cacing) meradang,
membengkak dan terisi oleh nanah. Kondisi ini disebut radang usus
buntu atau apendistis.
7. Hemaroid, adalah pembengkakkan vena didaerah anus. Hemaroid
cenderung berkembang pada orang-orang yang terlalu lama duduk
terus menerus atau pada orang yang menderita sembelit. Hemaroid
juga sering terjadi pada wanita hamil dan orang-orang yang terlalu
gemuk. Gejala-gejala hemaroid meliputi rasa gatal-gatal, nyeri dan
pendarahan.

11
8. Keracunan makanan, umumnya disebabkan oleh bakteri yang terdapat
dalam makanan. Bakteri dalam makanan dapat membahayakan atau
menghasilkan racun yang membahayakan tubuh. Geajala-gejala
keracunan makanan meliputi muntah-muntah, diare, nyeri (sakit)
rongga dada dan perut serta demam.
Penyakit-penyakit gangguan pencernaan seperti yang disebutkan di atas di
antaranya bisa disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini:

a. Pola makan yang salah


b. Infeksi dari bakteri, mikroba lainnya atau cacing.
c. Terdapat kelainan pada sistem pencernaan itu sendiri seperti akibat
tumor, infeksi atau pelebaran pembuluhnya.
2.5 Hubungan Sistem Pencernaan Dengan Reproduksi Wanita
Antara sistem pencernaan dengan sistem reproduksi wanita pastinya
adanya hubungannya. Hubungannya yaitu melalui beberapa alat pencernaan
yaitu:
1.   Mulut
Gusi hiperemi, berongga, dan membengkak. Gusi cenderung mudah berdarah
karena kadar estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan vaskularitas
selektif dan poliferasi jaringan ikat (gingivitis tidak spesifik). Tidak ada
peningkatan sekresi saliva. Namun, wanita mengeluhkan ptialisme (kelebihan
saliva) perasaan ini diduga akibat wanita secara tidak sadar jarang menelan
saat merasa mual.

2.   Gigi
Wanita hamil memerlukan sekitar 1,2 g kalsium dan fosfor dalam jumlah yang
kira-kira sama setyiap hari selama ia hamil. Kebutuhan kalsium dan fosfor ini
lebih tinggi sekitar 0.4 g daripada kebutuhan saat ia tidak hamil. Diet yang
seimbang memenuhi kebutuhan ini. Namun, defisiensi diet yang berat dapat
mengurangi simpanan unsur-unsur ini di dalam tulang, tetapi tidak menarik
kalsium dari giginya. Demineralisasi gigi tidak terjadi selama masa hamil.
Oleh karena itu, pepatah kuno yang mengatakan “satu gigi untuk setiap anak”

12
tidaklah benar. Hygiene gigi yang burukj selama masa hamil atau pada setiap
waktu dan gingivitis dapat menimbulkan karies gigi yang dapat menyebabkan
gigi hilang.

3.   Nafsu Makan

Nafsu makan berubah selama ibu hamil. Pada trimester pertama sering terjadi
penurunan nafsu makan akibat mual (nausea) dan / atau muntah (vomitus).
Mual dan muntah adalah masalah umum selama awal kehamilan. Banyak
wanita yang merasa mual yang menyatakan keletihan. Wanita yang merasa
mual sering mengatakan keletihan daripada mereka yang tidak mual, namun
wanita yang merasa mual berat mengatakan keletihan yang lebih berat. Gejala
ini muncul pada sekitar setengah jumlah kehamilan dan merupakan akibat
perubahan pada saluran cerna dan peningkatan kadar hCG dalam darah. Pada
trimester kedua, nausea dan vomitus lebih jarang dan nafsu makan meningkat.
Peningkatan nafsu makan ini memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan janin.

4.   Esofagus, Lambung, dan Usus Halus


Pada sekitar 15% sampai 20% wanita hamil, heniasi bagian atas lambung
(hiatus hernia) terjadi setelah bulan ke tujuh atau ke delapan kehamilan.
Keadaan ini disebabkan pergeseran lambung keatas, yang menyebabkan hiatus
diafragma melebar. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita multi para,
wanita yang gemuk, atau wanita yang lebih tua. Peningkatan produksi
estrogen menyebabkan penurunan sekresi asam hydrochloride. Peningkatan
produksi progesterone menyebabkan tonus dan motilitas otot polos menurun,
sehingga terjdi regergitasiesofagus, peningkatan waktu pengosongan lambung,
dan peristalsis balik. Akibatnya, wanita “tidak mampu mencerna asam” atau
mengalami nyeri ulu hati (pirosis). Sebagai respons terhadap peningkatan
kebutuhan selama masa hamil, besi siap di absorpsi di usus halus. Pada
umumnya, jika individu kekurangan besi, absorpsi meningkat. Peningkatan
progesterone yang menyebabkan kehilangan tonus otot dan penurunan
peristaltis menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat sehingga dapat

13
terjadi konstipasi. Selain itu, konstipasi merupakan akibat hiperistalsis
(perlambatan usus), pilihan makanan yang tidak lazim, kurang cairan, distensi
abdomen akibat kehamilan, dan pergeseran khusus akibat kompresi. Hemoroid
(varises vena di rectum dan anus) dapat semakin menonjol keluar atu berdarah
saat buang air besar. Kebiasaan buang air tipe khas tinja terbentuk pada awal
kehidupan. Variasi akan diperhatikan dan dapat dipersepsikan sebagai proses
penyakit. Ileus yang melemah (melambat, pergerakan menurun) setelah
melahirkan, kehilangan cairan setelah melahirkan dan rasa tidak nyaman di
perineum menyebabkan konstipasi berlanjut.

5.   Kandung Empedu dan Hati


Kandung empedu cukup sering distensi akibat penurunan tonus otot selama
masa hamil. Peningkatan waktu pengosongan dan pengentalan empedu biasa
terjadi. Gambaran ini, bersama hiperkolesterolemia ringan akibat peningkatan
kadar progesterone, dapat menyebabkan pembentukan batu empedu selama
masa hamil. Fungsi hati sulit di nilai selama masa hamil, hanya sedikit
perubahan fungsi hati yang terjadi selama masa hamil. Gejala-gejala yang
mengganggu ini mereda segera setelah wanita melahirkan.

6.   Rasa Tidak Nyaman di Abdomen


Perubahan pada abdomen yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman
meliputi panggul berat atau tertekan, flatulen (pembentukan gas berlebihan
dalam lambung), distensi dan kram usus, serta kontraksi uterus. Selain
pergeseran usus, tekanan akibat pembesaran uterus meningkatkan tekanan
vena di dalam panggul. Walupun kebanyakan rasa tidak nyaman diabdomen
yang merupakan konsekuensi perubahan maternal yang normal, petugas
kesehatan harus secara konstan waspada terhadap kemungkinan gangguan,
seperti obstruksi usus atau proses peradangan. Apendistis mungkin sulit
didiagnosa. Apendiks bergeser ke atas dank e arah lateral, ke tempat yang
tinggi dank ke kanan.

14
2.6 Gerakan Dan Sekresi Gastrointestinal
Proses pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan menjadi
kecil dan lembut. Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi, disebut mastikasi
dan alat bantu lain seperti batu kerikil pada burung merpati. Proses ini
bertujuan untuk membantu untuk mempermudah proses pencernaan kimiawi.
Proses ini dilakukan secara sadar atau sesuai dengan keinginan kita. Proses
perncernaan secara mekanik juga terjadi di kerongkongan dengan gerakan
peristalktik yang disebut deglutisi.

Selain untuk mengganti sel-sel epitel yang mengelupas setiap hari,


membran mukosa lambung dapat mengalami regenerasi bila cedera. Aktivitas
mitosis terutama dilakukan oleh sel-sel leher kelenjar. Kecepatan
pembaharuan sel-sel epitel ini sekitar 5 hari. Epitel pembatas lambung
hidupnya singkat, dan sel-sel terus menerus mengelupas dalam lumen. Sel-sel
ini dengan lambat berdiferensiasi menjadi sel partietal dan chief cells (sel
zimogenik).

Selain menghasilkan enzim pencernaan, dinding lambung juga


menghasilkan hormon gastrin yang berfungsi untuk pengeluaran (sekresi)
getah lambung. Di dalam lambung terjadi gerakan mengaduk. Gerakan
mengaduk dimulai dari kardiak sampai di daerah pilorus. Gerak mengaduk
terjadi terus menerus baik pada saat lambung berisi makanan maupun pada
saat lambung kosong. Jika lambung berisi makanan, gerak mengaduk lebih
giat dibanding saat lambung dalam keadaan kosong. Mungkin kita pernah
merasakan perut terasa sakit dan berbunyi karena perut kita sedang kosong.
Hal itu disebabkan gerak mengaduk saat lambung kosong.

a.       Peristaltik primer: Kelanjutan gelombang peristaltik, dari faring


menyebar ke esofagus, dihantarkan ke ujung esofagus dengan posisi tegak
lurus. Gelombang ini berlangsung 5-8 detik.

b.      Perilstltik sekunder: Dihasilkan dari peregangan esofagus oleh makanan


yang tertahan dan berlanjut sampai mekanan dikosongkan ke dalam lambung.

15
Secara fisiologis dfingter esofagus berkontraksi secara tonik dengan tekanan
intraluminal sekitar 30 mmHg. Gelombang ini merelaksasi esofagus bagian
bawah mempermudah mendorong makanan ke dalam lambung.

Makanan di lambung

Isi lambung bersifat sangat asam dan mengandung banyak enzim proteolitik.
Kontraksi tonik dari sfingter esofagus bagian bawah akan membantu
mencegah refluks isi lambung ke dalam esofagus.

Fungsi motorik lambung meliputi:

1. Menyimpan sejumlah makanan sampai dapat diproses di duodenum


2. Mencampur makanan dengan sekresi lambung sampai membnetuk satu
campuran setengah cair.
3. Mengosongkan makanan dengan lambat dan lambung ke dalam usus
halus pada kecepatan yang sesuai dan absorpsi yang tepat.

Makan yang baru terletak dekat permukaan esofagus dan paling akhir terletak
dekat dinding lambung secara progresif menampung sejumlah makanan
sampai batas sempurna.

Gambaran lambung disekresi oleh kelenjar gastrik yang menutupi hampir


seluruh dinding korpus lambung. Saat lambung berisi makanan, gelombang
konstiktor peristaltik yang lemah disebut gelombang pencampur, mulai timbul
dibagian tengah dinding lambung dan bergerak kearah antrum sepanjang
dinding lambung sekitar 15-20 detik. Kimus, sudah bercampur dengan cairan
lambung, hasil campuran makanan berjalan ke usus. Derajat keenceran kimus
bergantung pada jumlah relatif makanan dan sekresi lambung. Ciri-ciri kimus
keruh seperti susu setengah cair.

Kontraksi lapar, terjadi bila lambung telah kosong setelah beberapa jam.
Kontraksi ritmik terjadi dalam korpus lambung. Kontraksi sangat kuat dan
bersatu, kontraksi tetanik yang kontinu selama 2-3 menit. Kontraksi lapar

16
kadang-kadang mengalami sensasi nyeri bagian bawah lambung sesudah
makan kontraksi lapar dan berkurang.

Pengosongan lambung

Terjadi karena perilstaltik yang kuat pada antrum lambung. Walaupun terdapat
kontraksi tronik sfingter pilorus, biasanya air dan cairan dikosongkan dari
lambung dengan mudah. fungsi sfingter pilorus pada pengendalian
pengosongan lambung terbatas pada pengosongan lambung, kontraksi antrum
diikuti oleh kontraksi pilorus. Kecepatan pengosongan lambung diatur oleh
sinyal lambung dan duodenum.

Faktor refleks duodenum

Refleks saraf dinding duodenum melewati lambung dan melambatkan


pengosongan lambung, diperantarai oleh:

1. Langsung dari duodenum ke lambung melalui sistem enterik lambung


2. Melalui saraf ekstrinsik yang mengarah ke ganglia simpatik dan
kembali ke lambung melalui serat saraf simpatik.
3. Melalui nervus ke batang otak menghambat sinyal eksutatorik.

Pergerakan usus halus

Gerakan usus halus menyebabkan pencampuran dan pendorongan. Frekuensi


maksimal kontraksi segmentasi dalam usus halus ditentukan oleh frekuensi
gelombang lambat dalamdinding usus. Kontraksi segmentasi menjadi lemah
bila aktivitas perangsangan sistem saraf enteril dihambat oleh atropin. Fungsi
gelombang peristaltik tidak hanya mendorong kimus sepanjang usus. Proses
ini meningkat sewaktu kimus masuk ke duodenum. Ilieosekalis peristaltik
meningkat dalam ileum dan mendorong kimus melewati katup ileosekalis dan
masuk ke dalam sekum.

Prinsip dasar sekresi saluran cerna:

17
a) Permukaan epitelium traktus gastrointestinal memiliki berjuta-juta
kelenjar mukus yang berfungsi merespons perangsangan epitelium
bekerja sebagai pelumas dan melindungi permukaan pencernaan
b) Curuk (krista lieberkuch), permukaan traktus gastrointestinal
dikelilingi oleh curuk yang mengandung sel sekretri khusus,
merupakan invaginasi dari epitel ke dalam submukosa.
c) Kelenjar tubular, dalam lambung bagian duodenum menyekresi asam
dan pepsinogen.
d) Kelenjar saliva pankreas dan hati berhubungan dengan saluran cerna
menghasilkan sekresi untuk pencernaan atau emulsi makanan.

Mekanisme rangsangan kelenjar

Sekresi getah cerna merangsang langsung dengan makanan, dilakukan oleh


perangsangan taktil, iritasi kimiawi akibat rangsangan kimiawi, dan
peregangan dinding usus. Rangsangan parasimpatis meningkatkan laju
kecepatan sekresi kelenjar secara bervariasi. Nervus vagus dan nervus
kranialis parasimpatis merangsang kelenjar saliva, kelenjar esofagus, dan
kelenjar Brunner pada duodenum. Sekresi usus halus terjadi sebagai respons
terhadap rangsangan terhadap rangsangan saraf dan hormonal segmen anus.

Rangsangan simpatis mengakibatkan terjadinya peningkatan sekresi dari


masing-masing kelenjar yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah
yang menyuplai kelenjar. Rangsangan simpatis mengurangi sekresi dan suplai
darah.

2.7 Pencernaan Secara Mekanis (Fungsi Motorik Pencernaan) Enzimatis

A. Mulut
• Tempat pencernaan pertama kali.
• Mekanik terjadi pengunyahan makanan.
• Secara kimia sekresi saliva yang berisi enzim amilase dan ptialin.
B. Esophagus

18
• organ silindris, pj : 25 cm dan diameter 2 cm.
• Lapisan
a. Mukosa : sel epitel, sifatnya alkali.
b. Sub mukosa : sel sekresikan mukus.
c. Otot : terdiri dari otot longitudinal dan otot sirkular. 1/3 bagian atas terdiri
dari otot rangka dan 2/3 bagian bawah otot polos.
• Memiliki 2 spinter yaitu atas ( Krikopharingeus) dan spinter bawah.
• Saraf simpatis dan saraf parasimpatis(N. vagus)
• Fungsi antar bolus ke lambung(stomach)
C. Stomach/gaster
• Letak menyilang dari sisi kanan kiri abdomen.
• Panjang 25 cm lebar 10 cm, kapasitas 1-2 liter.
• Memiliki bagian bagian:Cardia, fundus, body, pylorus.
• Memiliki spinter cardia, spinter pylorus yang mencegah refluk chyme.
• Fungsi lambung:
1. Reservoir makanan/bolus.
2. Mengolah dan mengaduk makanan/bolus menjadi chyme
3. Mengatur aliran chyme ke usus kecil
4. Mensekresikan cairan lambung yang terdiri dari HCL, air, mukus, enzim
pepsin dan lipase, faktor intrinsik. Produksi dan sekresi cairan lambung sekitar
2 – 3 liter / hari.
D. Usus Halus
1. Panjang sekitar 4 – 6 meter dengan diameter proximal 2,5 cm.
2. Dapat dibedakan duodenum, jejunum dan illium.
3. Lapisan usus halus : serosa(luar), otot(longitudinal, sirkular), sub mukosa,
mukosa( villi unit absorbsi).
4. Terdapat muara saluran empedu(ductus koledukus), ductus santorini.
5. S Parasimpatis sekresi kelenjar& motilitas.

19
6. S.Simpatis motilitas, me’hantarkan nyeri.
• Sirkulasi darah:
1.         Arteri mesenterika superior
2.         Arteri gastroduodenal
3.         Arteri pancreatic duodenal
4.         Vena mesenterika superior vena Porta.
Fungsi usus halus:
1.         Pencernaan mekanik dan kimiawi gerakan mencampur chyme dengan
sekresi dari pankreas, hepotobiliar, dan usus. Juga mendorong isi usus ke usus
besar.
2.         Absorbsi dari hasil pencernaan karbohidrat, protein dan lemak.
3.         Absorbsi air, mineral, vitamin
Tempat Absorbsi
1. Duodenum : Besi, Kalsium, asam folat, lemak, gula dan asam amino.
2. Jejunum : Gula dan asam amino.
3. Illium : Vit B12, garam empedu.
ENZIM-ENZIM PENCERNAAN
1. Enzim amilase
• Sumber kelenjar saliva
• Efek mengubah tepung menjadi maltosa
2. Pepsin Gastric(Protease)
• Sumber dari lambung.
• Mengubah protein menjadi polipeptida.
3. Lipase gastric
• Sumber dari lambung
• Mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol
4. Empedu
• Sumber Hepar,fungsi mengelmusikan lemak.

20
5. Tripsin
•  Sumber pankreas
•  Mengubah protein dan polipeptida menjadi polipeptida dan asam amino.
6. Maltose
•  Sumber diusus berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.
E. Usus Besar
1. Lumen otot panjangnya sekitar 2 m, diameter 5 cm.
2. Dapat dibedakan menjadi:Cecum : terdapat katub illeosekal dan apendik,
Colon : Colon asenden, Colon tranversal, colon desenden dan colon sigmoid,
Rectum
3. Colon mampu mensekresikan mukus untuk memproteksi mukosa dari
kandungan fecal.
4. Dipersarafi: Saraf autonom simpatis menghambat sekresi, konstriksi dan
rangsangan spinter rectum. S parasimpatis meningkatkan sekresi.
Fungsi usus besar :
1. pencernaan mekanik
2.  absorbsi air 2 liter/hari, elektrolit. Bila terdapat kelebihan ambang nilai
diare.
3.  Membentuk vit K dan vit B melalui proses pembusukan oleh bakteri. Hasil
lain dari fermentasi ini adalah gas, yaitu sekitar 1 liter gas /hari menjadi
flatus.Selain hasil akhir dikeluarkan melalui feses juga diabsorbsi dan
dikeluarkan melalui urine.
4. Sebagai penampung feses kolon sigmoid.
F. Hepar
1. memiliki 2 lobus, lobus kanan dan kiri.
2. Terletak dikuadran kanan atas.
3. Terdiri unit fungsional lobus hepar. Jaringan konektif Capsula.
4. Sirkulasi : arteri hepatika, vena porta, vena hepatika.
5. Memiliki kantung empedu sebagi reservoir empedu.
• Fungsi hepar :

21
1. ada 400 fungsi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu penyimpanan,
proteksi dan metabolisme
2. Penyimpanan : mineral dan vitamin Besi, magnesium, vit B 12,
asam folat, B 6, Niacin, vit ADEK.
3. Proteksi: Memfagosit kuman dan bakteri oleh sel Kuffer.
4. Metabolisme : Pemecahan protein, asam amino amoniak &
Urea ginjal.Metabolisme Ha, asam lemak, trigliserida.
5. Mensekresikan empedu cerna lemak dalam usus halus. Empedu
terdiri dari garam empedu, kolesterol, fosfolipide, air, elektrolit dan
pigment empedu(billirubin). Empedu dialirkan ke usus halus melalui
spinter Oddi.
G. Pankreas
1. Organ ramping panjang 20 cm, lebar 3-5 cm
2. Memiliki 2 saluran :Ductus Wirsung ductus pancreas dan
Ductus Santorini ke duodenum.
3. Stimulasi pankreas dari nervus Vagus mengontrol sekresi pada
fase cephalik dan gastrik.
4. Nervus splanichnic mengontrol nyeri.
2.8 Absorbsi Zat Makanan
1.      KARBOHIDRAT

    Jenis dan Struktur

Karbohidrat diklasifikasikan menjadi:

1. Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi


karbohidrat yang lebih sederhana, contohnya glukosa, fruktosa, dan
galaktosa.
2. Disakarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida,
contohnya maltose dan sukrosa.
3. Oligosakarida adalah produk kondensasi tiga sampai sepuluh unti
monosakarida, contohnya rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa. Sebagian
besar oligosakarida tidak dapat dicerna oleh enzim dalam tubuh
manusia.
4. Polisakarida adalah produk kondensasi lebih dari sepuluh unti
monosakarida, contohnya pati dan dekstrin.

22
Alam saccharides umumnya dibangun dari karbohidrat sederhana yang disebut
monosakarida dengan rumus umum (CH 2 O) n dimana n adalah tiga atau
lebih. Suatu monosakarida khas memiliki struktur H-(CHOH) x (C = O) -
(CHOH) y-H, yaitu, sebuah aldehid atau keton dengan banyak hidroksil
kelompok menambahkan, biasanya satu pada setiap karbon atom yang bukan
bagian dari aldehida atau keton kelompok fungsional . Contoh monosakarida
adalah glukosa , fruktosa , dan gliseraldehida . Namun, beberapa bahan
biologi yang biasa disebut "monosakarida" tidak sesuai dengan rumus ini
(misalnya, asam uronic dan deoksi-gula seperti fucose ), dan ada banyak
bahan kimia yang sesuai dengan formula ini tetapi tidak dianggap
monosakarida (misalnya , formaldehida CH 2 O dan inositol (CH 2 O).
Bentuk rantai terbuka monosakarida sering berdampingan dengan bentuk
cincin tertutup dimana aldehid / keton karbonil grup karbon (C = O) dan
hydroxyl group (-OH) bereaksi membentuk hemiacetal dengan jembatan COC
baru.

Monosakarida bisa dihubungkan bersama ke dalam apa yang disebut


polisakarida (atau oligosakarida ) dalam berbagai macam cara. Banyak
karbohidrat mengandung satu atau lebih unit monosakarida diubah yang telah
memiliki satu atau lebih kelompok diganti atau dihapus. Sebagai contoh,
deoksiribosa , komponen dari DNA , adalah versi modifikasi dari ribosa ; kitin
terdiri dari unit pengulangan N-asetilglukosamin , sebuah nitrogen yang
mengandung bentuk-glukosa.

    Mekanisme

Absorpsi karbohidrat : Monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa) →


diabsorpsi→ melalui sel epitel usus halus. Bila konsentrasi monosakarida
cukup tinggi : absorpsi secara pasif . Bila konsentrasi turun : absorpsi secara
aktif. Glukosa dan galaktosa lebih cepat diabsorpsi daripada
fruktosa.Monosakarida melalui vena porta dibawa ke hati di mana fruktosa
dan galaktosa diubah menjadi glukosa.Jadi semua disakarida pada akhirnya
diubah menjadi glukosa.

23
    Efek/Pengaruh ke Kesehatan

Kekurangan karbohidrat dalam jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya


kurang gizi. Sedangkan apabila terlalu berlebih karbohidrat akan
menimbulkan obesitas.

2.      LEMAK

A.    Jenis dan Struktur

Lipid diklasifikasikan menurut komposisi kimianya menjadi :

1. Lipid sederhana ( Lemak netral, ester asam lemak dengan berbagai


alkohol)
2. Lipid kompleks/majemuk ( Fosfolipida, glikolipid/glikosfingolipid,
lipid kompleks lain seperti sulfolipid, aminolipid, lippprotein )
3. Lipid turunan ( Asam lemak, gliserol, steroid, aldehida lemak, vitamin
larut lemak, badan keton, hormon, hidrokarbon )

Lemak disini adalah suatu ester asam lemak dengan gliserol.Gliserol


merupakan trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon.Jadi tiap
atom karbon mempunyai gugus – OH.Satu molekul gliserol dapat mengikat
satu, dua atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang disebut
monogliserida, digliserida atau trigliserida.Pada lemak, satu molekul gliserol
mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu lemak adalah
trigliserida.R1-COOH, R2-COOH dan R3-COOH ialah molekul asam lemak
yang terikat pada gliserol. Ketiga molekul asam lemak itu boleh sama, boleh
berbeda. Asam lemak yang terdapat dalam alam adalah asam palmitat, stearat,
oleat dan linoleat.

Tempat

1) Lambung

2) Duodenum

3) Usus halus ( getah usus )

24
Mekanisme

Proses absorpsi lemak : Hasil pencernaan lipida → diabsorpsi ke dalam


membran mukosa usus halus → dengan cara difusi pasif.

Makanan akan melewati kerongkongan menuju lambung, tempat penyerapan


lemak berlangsung. Di sini, 10-20% lemak dari makanan dipecah. Lemak
tersebut akan memasuki usus kecil, di mana tetes-tetes lemak besar diuraikan
lebih lanjut oleh kontraksi usus (peristaltik) dan emulsifier (asam empedu dan
lesitin) menjadi tetesan lemak yang lebih kecil.

Sebagian besar lemak pada makanan berbentuk trigliserida (Gambar 1).


Trigliserida terdiri dari rangka struktur gliserol dengan tiga asam lemak yang
menempel dan menjadi bentuk molekuler seperti huruf besar E. Enzim lipase
gastrointestinal memecah trigliserida yang terdapat di tetesan lemak kecil
menjadi asam lemak bebas dan monogliserida, yang cukup kecil untuk
memasuki sel-sel mukosa dinding usus. Untuk itu, molekul-molekul ini harus
dapat larut dalam air.

Asam empedu membungkus asam lemak bebas, monogliserida, vitamin yang


larut dalam lemak, lesitin dan kolesterol untuk membentuk tetesan
mikroskopik larut air yang disebut misel. Misel kemudian menuju dinding sel
dinding usus, di mana asam lemak bebas dan monogliserida melewati
membran dan memasuki sel. Misel sendiri tidak melewati membran.Setelah
memasuki sel mukosa, asam lemak dan monogliserida bergabung lagi menjadi
trigliserida. Proses pencernaan selesai dan lemak dapat diedarkan melalui
sistem limfatik menuju sistem peredaran darah lalu ke seluruh tubuh untuk
digunakan sebagai energi atau disimpan di sel lemak yang disebut dengan
adiposit.

D.    Efek/Pengaruh ke Kesehatan

Defisiensi lemak dalam tubuh akan mengurangi ketersediaan energi dan


mengakibatkan terjadinya katabolisme/perombakan protein. Defisiensi asam
lemak akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan, terjadinya kelainan

25
pada kulit, umumnya pada balita terjadi luka “eczematous” pada kulit.
Sedangkan kelebihan lemak berhubungan dengan kenaikan trigliserida dalam
plasma (hipertrigliseridemia) juga dikaitkan dengan terjadinya penyakit
jantung koroner.Kadar trigliserida plasma banyak dipengaruhi oleh kandungan
karbohidrat makanan dan kegemukan.

3.      PROTEIN

A.    Jenis dan Struktur

Protein diklasifikasikan menjadi:

1)      Protein bentuk serabut

2)      Protein globular

3)      Protein konjugasi

Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer
(tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener
(tingkat empat).Struktur primer protein merupakan urutan asam amino
penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida).Sementara
itu, struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai
rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen.
Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:

1. alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-


asam amino berbentuk seperti spiral;
2. beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran
lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling
terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
3. beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta"); dan
4. gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-gamma").

Gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder akan menghasilkan


struktur tiga dimensi yang dinamakan struktur tersier. Struktur tersier biasanya

26
berupa gumpalan.Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik
tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer,
trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.Contoh struktur
kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.

Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1) hidrolisis
protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam
amino ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer, (2) analisis sekuens
dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman, (3) kombinasi dari
digesti dengan tripsin dan spektrometri massa, dan (4) penentuan massa
molekular dengan spektrometri massa.

Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular


dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR).Spektrum CD dari
puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan
lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm.Estimasi
dari komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum
CD.Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda
dibandingkan dengan pita amida-I dari lempeng-beta.Jadi, komposisi struktur
sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah.

Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain.Struktur ini terdiri
dari 40-350 asam amino.Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu
domain.Pada protein yang lebih kompleks, ada beberapa domain yang terlibat
di dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang berperan di dalamnya akan
menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen penyusunnya.
Bila struktur domain pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi
biologis masing-masing komponen domain penyusunnya tidak hilang.Inilah
yang membedakan struktur domain dengan struktur kuartener.Pada struktur
kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak
fungsional

27
2.9 Pengaturan Sistem Pencernaan Oleh Saraf Dan Hormon
Sistem yang fungsinya itu dapat mengatur dan mengendalikan kerja alat
tubuh agar tubuh dapat bekerja dengan serasi dan sesuai dengan fungsinya dan
itu dinamakan dengan sistem koordinasi. Dalam Sistem koordinasi terdapat
sistem saraf dan hormon dan berikut inilah pengertiannya :

Sistem Saraf

Sistem saraf itu disusun dari bagian yang paling kecil, yaitu sel saraf (neuron).
Kalau Dilihat dari fungsinya, sel saraf itu dapat dibedakan atau dibagi menjadi
4 yaitu :

1. Neuron sensoris yang fungsinya untuk meneruskan rangsang dari


penerima (reseptor) ke saraf pusat (otak).
2. Neuron motoris yang berfungsi untuk meneruskan rangsang dari otak
menuju ke otot dan kelenjar.
3. Neuron penghubung yang fungsinya itu menghubungkan sel saraf yang
satu dengan sel saraf yang lainnya, dan ternyata neuron penghubung
ini kalau kita bisa lihat banyak ditemukan pada otak dan sumsum
tulang belakang.
4. Neuron ajustor berfungsi sebagai penghubung antara neuron sensorik
dengan motorik di sumsum tulang belakang dan otak.

Berikut ini adalah bagian-bagian dari sel saraf.

1. Badan sel merupakan bagian yang terbesar dari suatu sel saraf, yang terdiri
atas nukleus dan sitoplasm
2. Dendrit itu seperti serabut sel saraf yang bercabang pendek, serta keluar
dari    sel.

Kalau Akson kayak serabut sel saraf yang panjang serta berfungsi dalam
menghantarkan impuls dari badan sel ke sel saraf lain. Dan pada Umumnya
akson itu dibungkus dari selubung yang dinamakan selubung Myelin, daerah
akson yang tidak dibungkus dengan selubung Myelin yang disebut Nodus
Ranvier.

28
Sistem Saraf Manusia

Pada manusia Sistem saraf itu terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi. Sistem saraf pusat itu terdiri dari:

1.    Otak

Bagian-bagian dari otak, yaitu:

1. a.    kalu Otak    besar    {Cerebrum)  ini  merupakan    pusat dari


saraf   utama yang tugasnya itu untuk mengkoordinasikan semua
kegiatan yang disadari.
2. b.    sementara kalu Otak tengah (Mesenchefalon) itu berfungsi sebagai
pusat refleksi pupil pada mata dan sebagai pengatur keseimbangan
tubuh.
d. sedangkan Otak kecil (Cerebellum) ini merupakan pusat dari suatu
keseimbangan, koordinasi gerak,dengan penghalusan gerak.
e. dan kalau Sumsum lanjutan {Medulla oblongata)ini dapat
menghubungkan otak kecil dengan sumsum tulang belakang.

Berikut ini selaput yang melapisi otak.

1. Dura matter: berupa selaput yang kuat dan menempel pada tengkorak.
2. Arakhnoid: bentuknya itu mirip lho kayak sarang laba-laba dan ini
juga  terdapat cairan serebrospinalis. Fungsinya itu untuk melindungi
otak dari bahaya kerusakan mekanik seperti benturan. Sumsum tulang
belakang ini terletak di dalam rongga ruas tulang belakang (dari ruas
tulang leher sampai tulang ekor), terdiri atas lapisan dalam yang
berwarna kelabu dan lapisan luaryang berwarna putih.

Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang dapat menghubungkan


semua bagian tubuh dengan pusat saraf (otak dan sumsum tulang
belakang).Sistem saraf tepi, terdiri ini dari sistem saraf sadar (somatik) dan
sistem saraf tak sadar (otonom).

29
1. Sistem saraf sadar yang fungsinya itu untuk mengontrol kegiatan seluruh
tubuh yang cara kerjanya diatur oleh otak.
2. Sistem saraf tak sadar berfungsi untuk mengontrol kegiatan tubuh yang
cara kerjanya itu tidak dapat diatur otak. Saraf ini meliputi susunan saraf
simpatik dan parasimpatik.Perbedaan saraf simpatik dan parasimpatik
berdasarkan pada posisi ganglion.Ganglion pada saraf simpatik menempel
di sepanjang sumsum tulang belakang, sedangkan ganglion saraf
parasimpatik menempel pada organ yang dibantu kerjanya, seperti sekresi
keringat, denyut jantung, dan gerak saluran pencernaan.Fungsi kerja saraf
simpatik dan parasimpatik adalah berlawanan.

Mekanisme Gerak Manusia

Rangsangan (impuls) yang,mengenai tubuh diterima oleh organ reseptor


yang kemudian diteruskan ke pusat saraf. Dari pusat saraf akan disampaikan
tanggapan (respon) ke organ efektor dalam bentuk gerakan. Gerakan yang
sudah dihasilkan dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1. Gerak biasa. Urutan jalannya impuls pada gerak biasa, yaitu: Rangsangan
-> sel saraf sensorik -> otak-sel saraf motorik -> respon pada organ
efektor
2. Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa kontrol
dari otak sehingga dapat berlangsung cepat. Gerak refleks itu terjadi tanpa
kita sadari terlebih dahulu atau tanpa dipengaruhi kehendak. Contoh:
mengangkat tangan ketika terkena api dan mengangkat kaki ketika
tertusuk.

Urutan perambatan impuls pada gerak refleks, yaitu:

Stimulus pada organ reseptor -> sel saraf sensorik -> sel penghubung
(asosiasi)

pada sumsum tulang belakang -> sel saraf motorik -> respon pada organ
efektor.

30
Kelainan dan Penyakit Sistem Saraf Manusia

Sistem saraf manusia dapat mengalami gangguan kerja berupa penyakit atau
kelainan lainnya. Contoh:

1.    Meningitis

Meningitis merupakan peradangan selaput pembungkus otak yaitu


meninges.Meningitis disebabkan oleh virus sehingga dapat menular.

2.    Multiple sclerosis (MS = sklerosis ganda atau disseminated sclerosis)


Multiple sclerosis merupakan penyakit saraf kronis yang dapat memengaruhi
sistem saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan pada organ, seperti rasa
sakit, masalah penglihatan, berbicara, depresi, gangguan koordinasi dan
kelemahan pada otot sampai kelumpuhan.

3.    Nyeri saraf

Nyeri saraf dapat terjadi karena adanya gangguan saraf sensorik maupun
motorik. Gejala nyeri saraf sering disertai dengan gejala lain seperti kehilangan
rasa. Urat saraf terjepit dan penyakit urat saraf gangguan metabolik (seperti
diabetic neuropaty pada penderita penyakit kencing manis atau diabetes
mellitus). Gangguan motorik karena nyeri saraf dari yang ringan (seperti kram)
sampai gangguan berat (seperti kelumpuhan).

4.    Hidrocephalus

Tanda hidrocephalus berupa pembengkakan kepala karena kelebihan cairan


yang ada di sekitar otak.Akibatnya, dapat menyebabkan gangguan metabolisme
dan gangguan organ tubuh.

5.    Penyakit urat saraf terjepit

Penyakit saraf terjepit sering terjadi pada leher, pinggang, dan telapak tangan.

6.    Parkinson dengan gejala tangan dan kaki gemetar.

7.    Gegar otak terjadi karena otak mengalami kerusakan.

31
8.    Imsomnia atau lupa ingatan sementara.

E. Hormon

Hormon adalah suatu zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin
atau kelenjar buntu. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai
saluran sehingga sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran
darah ke seluruh tubuh. Pengaruh hormon berbeda dengan saraf.Perubahan
yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan
waktu panjang.Dalam tubuh manusia, ada tujuh kelenjar endokrin yang
penting, yaitu hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal),
pankreas, ovarium, dan testis.

2.10 Refleks Defekasi


Keinginan berdefekasi muncul pertama kali saat tekanan rectum mencapai
18 mmHg dan apabila mencapai 55 mmHg, maka sfingter ani internus dan
eksternus melemas dan isi feses terdorong keluar. Satu dari refleks defekasi
adalah refleks intrinsic (diperantarai sistem saraf enteric dalam dinding rectum.

Defekasi biasanya dimulai oleh dua refleks defekasi yaitu :

 Refleks defekasi instrinsik

Ketika feses masuk kedalam rektum, pengembangan dinding rektum


memberi suatu signal yang menyebar melalui pleksus mesentrikus untuk
memulai gelombang peristaltik pada kolon desenden, kolon sigmoid, dan
didalam rektum.Gelombang ini menekan feses kearah anus.Begitu gelombang
peristaltik mendekati anus, spingter anal interna tidak menutup dan bila
spingter eksternal tenang maka feses keluar.

Refleks defekasi parasimpatis

Ketika serat saraf dalam rektum dirangsang, signal diteruskan ke spinal cord
(sakral 2 — 4) dan kemudian kembali ke kolon desenden, kolon sigmoid dan
rektum.Sinyal — sinyal parasimpatis ini meningkatkan gelombang peristaltik,
melemaskan spingter anus internal dan meningkatkan refleks defekasi

32
instrinsik.Saat individu duduk ditoilet atau bedpan, spingter anus eksternal
tenang dengan sendirinya. Pengeluaran feses dibantu oleh kontraksi otot-otot
perut dan diaphragma yang akan meningkatkan tekanan abdominal dan oleh
kontraksi muskulus levator ani pada dasar panggul yang menggerakkan feses
melalui saluran anus.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan (alimentar) yaitu
tubamuskular panjang yang merentang dari mulut sampai anus dan organ-organ
aksesoris seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan pankreas.
Menurut Brunner and Suddarth,  saluran gastrointestinal adalah jalur (panjang
totalnya 23 sampai 26 kaki) yang berjalan dari mulut melalui esofagus. Lambung
dan usus sampai anus. Organ saluran cerna (gastrointestinal) adalah membentuk
suatu lumen kontinyu yang berawal di mulut dan berakhir di anus, fungsi utama
saluran cerna adalah mencerna makanan dan menyerap cairan dan zat gizi yang
diperlukan untuk energi dan sebagai bahan dasar (building bloks) untuk
pertumbuhan.

33
3.2 Saran
Diharapkan agar mahasiswa dapat memahami tentang fisiologi pencernaan
pada manusia.Agar nantinya tidak terjadi kesalahan dalam hal penyimpulan
asumsi terhadap keluhan pasien yang bermasalah dengan system pencernaan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Tortora, G. J., & Nielsen, M. (2017). Principles of human anatomy. John Wiley
& Sons.
2. Azizah, M., Lely, N., Windahandayani, V. Y., Suryani, K., & Surani, V. (2021).
Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan pada Manusia.
3. Samsudin, S., Irawan, M. D., & Harahap, A. H. (2019). Mobile app education
gangguan pencernaan manusia berbasis multimedia menggunakan Adobe
Animate CC. (JurTI) Jurnal Teknologi Informasi, 3(2), 141-148.
4. Permana, I., Zulhijatiningsih, Z., & Kurniasih, S. (2021). Efektivitas e-modul
sistem pencernaan berbasis problem solving terhadap kemampuan pemecahan
masalah. Jurnal IPA & Pembelajaran IPA, 5(1), 36-47.
5. Nurcahyo, H. (2019). Sistem Pencernaan Makanan (Digesti). Program
Pembimbingan Olimpiade Biologi. Yogyakarta.
6. Ida Mardalena, I. M. (2018). Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
sistem pencernaan.
7. Manalu, N. V., Sitompul, M., Sihombing, R. M., Sitanggang, Y. F., Hutapea, A.
D., Darmareja, R., ... & Suwarto, T. (2021). Keperawatan Sistem Pencernaan.
Yayasan Kita Menulis.

34
8. Istiqomah, Y. N., & Fadlil, A. (2018). Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit
saluran pencernaan menggunakan metode dempster shafer (Doctoral
dissertation, Universitas Ahmad Dahlan).

35

Anda mungkin juga menyukai