Anda di halaman 1dari 11

Buletin Psikologi ISSN 0854-7106 (Print)

2016, Vol. 24, No. 1, 1 – 11 ISSN 2528-5858 (Online)


DOI: 10.22146/bpsi.11224 https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpsikologi

Teori Stres: Stimulus, Respons, dan Transaksional


Nasib Tua Lumban Gaol1
National Taiwan Ocean University (NTOU)

Abstract
This paper presents an analysis based on several literature reviews. It aims to understand the
basic concept of stress. Understanding the fundamental concept of stress is necessary due to
it leads to comprehending deeply regarding what stress is. Principally, there models of stress
confirm what stress is and how stress occurs on human. First, the stimulus model of stress is
the treating environments that stimulate individual to perceive stress. Second, the response
model of stress is a bodily reaction to the source of stress. Third, the transactional model of
stress is the evaluation process to the sources of stress between person and treating
environment. Accordingly, stress can occur when individual deals with the unexpected
environments or threatening situations. Stress can become eustress (positive) or distress
(negative) for someone who perceives stress. If the ability to deal with stress is not sufficient
and demands are excessive, stress will increase continuously. Consequently, stress
contributes negatively on physical and psychological health. Therefore, the awareness
toward stress and its symptoms is likely to avoid from the negative consequence of stress.
Keywords: distress, eustress, health, theory of stress

Pengantar mentalnya. Lin dan Huang (2014) menyata-


kan bahwa stres yang jumlahnya begitu
Stres merupakan masalah umum yang banyak bisa membahayakan kepada setiap
terjadi dalam kehidupan umat manusia. orang, termasuk siswa.
Kupriyanov dan Zhdanov (2014) menyata-
Dalam lingkungan akademik, stres
kan bahwa stres yang ada saat ini adalah
merupakan pengalaman yang paling sering
sebuah atribut kehidupan modren. Hal ini
dialami oleh para siswa, baik yang sedang
dikarenakan stres sudah menjadi bagian
belajar di tingkat sekolah ataupun di
hidup yang tidak bisa terelakkan. Baik di
perguruan tinggi. Hal tersebut dikarenakan
lingkungan sekolah, kerja, keluarga, atau
banyaknya tuntutan akademik yang harus
dimanapun, stres bisa dialami oleh sese-
dihadapi, misalnya ujian, tugas-tugas, dan
orang. Stres juga bisa menimpa siapapun
lain sebagainya. Sejumlah peneliti telah
termasuk anak-anak, remaja, dewasa, atau
menemukan bahwa siswa yang mengalami
yang sudah lanjut usia. Dengan kata lain,
stres akan cenderung menunjukkan kemam-
stres pasti terjadi pada siapapun dan
puan akademik yang menurun (Rafidah,
dimanapun. Yang menjadi masalah adalah
Azizah, Norzaidi, Chong, Salwani, &
apabila jumlah stres itu begitu banyak
Noraini, 2009; Talib & Zia-ur-Rehman,
dialami seseorang. Dampaknya adalah stres
2012), kesehatan yang memburuk (Chambel
itu membahayakan kondisi fisik dan
& Curral, 2005; Marshall, Allison, Nyakap &
Lanke, 2008), depresi (Das & Sahoo, 2012;
1
Korespondensi mengenai artikel ini dapat dilaku- Jayanthi, Thirunavukarasu & Rajkumar,
kan melalui: nasibgaol.jo@gmail.com

1
BULETIN BULETIN 1
TEORI STRES: STIMULUS,
LUMBAN
RESPONS, DAN
2015), dan gangguan tidur (Waqas, Khan, maupun psikologis. Namun seiring dengan
Sharif, Khalid & Ali, 2014). Dengan kebe- kemajuan ilmu pengetahun dan bertambah-
radaan stres yang tidak bisa terelakkan oleh nya penelitian di bidang stres, berbagai
setiap orang, maka pemahaman mendalam teori tentang stres pun bermunculan.
tentang stres sangatlah diperlukan. Oleh Beberapa teori tersebut diantaranya: (1)
karena itu, tulisan ini bermaksud untuk Person-Environment Fit, (2) Conservation of
menghadirkan penjelasan tentang teori stres Resources Theory, dan (3) The Job Demands-
dan dampak yang ditimbulkan oleh stres. Control-support Model of Work Design (Dewe,
O’Driscoll & Cooper, 2012).
Sejarah Istilah “Stres” Walaupun teori stres terus berkembang
Sekitar awal abad keempat belas, istilah dari masa ke masa, tetapi secara funda-
stres bisa ditemukan, namun pengertiannya mental teori stres hanya digolongkan atas
masih pada “kesulitan atau penderitaan tiga pendekatan. Tiga pendekatan terhadap
yang begitu berat”. Istilah stres tersebut pun teori stres tersebut adalah: (1) stres model
masih berdasarkan penekanan yang belum stimulus (rangsangan), (2) stres model
secara sistematis (Lazarus, 1993). Kemudian response (respons), dan (3) stres model
pada abad kedelapan belas hingga awal transactional (transaksional) (Bartlett, 1998;
abad kesembilan belas, kata stres dipahami Lyon, 2012). Tulisan ini akan membahas
sebagai kekuatan, tekanan, ketegangan atau konsep stres, stimulus, respon, dan akibat
usaha yang kuat diberikan pada sebuah objek yang ditimbulkan oleh stres.
material atau pada seseorang "organ atau Pembahasan
kekuatan mental” (Hinkle, 1974). Pada abad
kesembilan belas, istilah stres juga sebenar- Stres Model Stimulus
nya sudah mulai digunakan dalam ilmu
kesehatan dan sosial (Bartlett, 1998). Namun Stres model stimulus menjadi terkenal pada
istilah stres baru dikaitkan pada kondisi tahun 1940 dan 1950 (Bartlett, 1998).
manusia di bidang kajian-kajian ilmiah Kemudian pada tahun 1960-an, para ahli
semajak tahun 1930 (Lyon, 2012). Kemudian psikologi menjadi tertarik untuk mengkaji
selama abad kesembilan belas hingga abad konsep stres yang ditinjau dari pengalaman
kedua puluh, istilah stres dan tekanan pun psikologis (Lyon, 2012). Sebenarnya,
mulai dikosep sebagai penyebab permasa- perkembangan teori stres model stimulus
lahan dalam kesehatan secara fisik maupun berawal dari temuan para peneliti terhadap
psikologis (Hinkle, 1974). prajurit militer yang sedang melaksanakan
tugas perang (Bartlett, 1998). Tugas kemi-
Cannon merupakan peneliti pertama
literan ini pun dianggap sebagai penyebab
yang mengembangkan konsep stres yang
stres yang menyebabkan semakin membu-
dikenal dengan “fight-or-flight response”
ruknya kesehatan para militer tersebut.
pada tahun 1914 (Bartlett, 1998). Berdasar-
Kondisi kesehatan yang memburuk itu
kan konsep yang diperkenalkan Cannon
disebabkan oleh adanya rangsangan atau
tersebut, “the fight-or-flight response”, stres
stimulus yang datang dari luar diri mereka.
diartikan sebagai respons tubuh terhadap
Rangsangan tersebut merupakan situasi
sesuatu hal. Cannon menyatakan bahwa
peperangan yang akan dihadapi. Mereka
stres adalah sebagai ganguan homeostasis
membayangkan bahwa situasi peperangan
yang menyebabkan perubahan pada
yang akan terjadi adalah sangat berbahaya.
keseimbangan fisiologis yang dihasilkan
Alhasil, karena mereka banyak memikirkan
dari adanya rangsangan terhadap fisik

2
BULETIN BULETIN 2
TEORI STRES: STIMULUS,
LUMBAN
RESPONS, DAN
hal tersebut kesehatan mereka pun terjadi dalam waktu yang singkat sehingga
cenderung memburuk. meningkatkan kerentanan pada penyakit
Stres model stimulus merupakan model (Lyon, 2012). Suatu peristiwa kehidupan
stres yang menjelaskan bahwa stres itu bisa menjadi sumber stres terhadap sese-
adalah varibel bebas (independent) atau orang apabila kejadian tersebut membutuh-
penyebab manusia mengalami stres (Lyon, kan penyesuaian perilaku dalam waktu
2012). Atau dengan kata lain, stres adalah yang sangat singkat (Thoits, 1994). Ketika
situasi lingkungan yang seseorang rasakan seseorang gagal berurusan (menyesuaikan)
begitu menekan (Bartlett, 1998) dan individu dengan situasi atau perubahan-perubahan
tersebut hanya menerima secara langsung yang secara ekstrem tesebut, maka timbul-
rangsangan stres tanpa ada proses penilaian lah dampak buruk, misalnya perasaan
(Staal, 2004). Penyebab-penyebab stres cemas.
tersebut berperan dalam menentukan Spurgeon, Jackson dan Beach (2001)
seberapa banyak stres yang akan mungkin melakukan penelitian kepada 115 karyawan
diterima. Oleh karena itu, tekanan yang yang berusia dari 16 tahun sampai 56 tahun
berasal dari situasi-situasi lingkungan bisa di area United Kingdom dengan meng-
bertindak sebagai penyebab dan penentu gunakan the Life Events Inventory (LEI).
pada gangguan-ganguan kesehatan apabila Spurgeon et al. (2001) menemukan bahwa
terjadi dalam kurun waktu yang sering dan ada sepuluh peristiwa kehidupan yang
dengan jumlah yang berbahaya (Bartlett, paling penting dan bisa memicu terjadinya
1998). Adapun situasi-situasi yang stres, yaitu kematian pasangan, perceraian,
memungkinkan menjadi pemicu terjadinya kehilangan anggota keluarga, terpenjara,
stres adalah beban kerja, kepanasan, masalah keuangan, pertengkaran dalam
kedinginan, suara keributan, ruangan yang keluarga, tunawisma, pengangguran, ang-
berbau menyengat, cahaya yang terlalu gota keluarga yang tiba-taba mencoba
terang, lingkungan yang kotor, ventilasi bunuh diri, dan anggota keluaga yang men-
yang tidak memadai, dan lain sebagainya derita sakit serius. Hasil penelitian lainnya,
(Staal, 2004; Hariharan & Rath, 2008). Oswalt dan Riddock (2007) melaporkan
Bartlett (1998) menegaskan bahwa stres bahwa peristiwa kehidupan bisa juga
stimulus lebih memfokuskan pada sumber- menjadi sumber stres terhadap siswa ketika
sumber stres dari pada aspek-aspek lainnya. mereka baru mulai memasuki masa per-
Sumber stres tersebut dikenal dengan istilah kuliahan. Hal tersebut terjadi karena para
“stressor”. Sebenarnya, stressor hanya siswa tersebut perlu menyesuaikan diri
memberikan rangsangan dan mendorong dengan lingkungan baru yang sedang
sehingga terjadi stres pada seseorang. mereka hadapi.
Stressor berperan sebagai pemicu stres pada Chronic strains (ketegangan kronis)
individu. Menurut Thoits (1994), sumber merupakan kesulitan-kesulitan yang konsis-
stres (stressor) dapat dikategorikan menjadi ten atau berulang-ulang terjadi dalam
tiga jenis, yaitu (1) life events (peristiwa- kehidupan sehari-hari. Ketegangan kronis
peristiwa kehidupan), (2) chronic strain bisa mempengaruhi terhadap kesehatan
(ketegangan kronis), dan (3) daily hassles manusia termasuk fisik maupun psikologis
(permasalahan-permasalahan sehari-hari). (Thoits, 1994). Hal tersebut dikarenakan
Life events (peristiwa-peristiwa kehi- ketegangan kronis yang terus berlanjut dan
dupan) berfokus pada peranan perubahan- menjadi ancaman kepada seseorang (Serido,
perubahan kehidupan yang begitu banyak Almeida & Wethington, 2004). Serido et al.

3
BULETIN BULETIN 3
TEORI STRES: STIMULUS,
LUMBAN
RESPONS, DAN
(2004) melakukan penelitian terhadap 1.031 pada tekananan yang berasal dari luar
warga Amerika Serikat yang berusia dari 25 individu. Namun, empat tahun kemudian,
sampai 74 tahun. Mereka menemukan ada yaitu di tahun 1950, Selye mengganti defe-
empat faktor yang menjadi pemicu terja- nisi stres tersebut menjadi respons seseo-
dinya ketegangan kronis, yaitu tuntutan- rang terhadap stimulus yang diberikan.
tuntutan pekerjaan, kurangnya pengenda- Selye menekankan bahwa stres merupakan
lian atas pekerjaan, tuntutan-tuntutan dari reaksi atau tanggapan tubuh yang secara
rumah, kurangnya pengendalian dari ru- spesifik terhadap penyebab stres yang mana
mah. Sedangkan di lingkungan akademik, mempengaruhi kepada seseorang.
ketegangan kronis bisa dipicu karena Lyon (2012) mengistilahkan reaksi tu-
banyak hal, misalnya adalah tekanan buh terhadap sumber stres sebagai variable
akademik (Oswalt & Riddock, 2007). terikat atau hasil. Hasil stres itu bersumber
Daily hassles (permasalah sehari-hari) dari dalam diri individu (Staal, 2004). Hasil
adalah peristiwa-peristiwa kecil yang terjadi stres itupun meliputi perubahan kondisi
dalam kehidupan sehari-hari yang memer- psikis, emosional, dan psikologis (Carr &
lukan tindakan penyesuaian dalam sehari Umberson, 2013). Misalnya, ketika seseo-
saja (Thoits, 1994). Misalnya, seseorang rang mengalami situasi yang mengkhawa-
mengalami kesulitan-kesulitan, dan kesulit- tirkan, tubuh secara spontan bereaksi terha-
an tersebut tidak berlanjut secara terus dap ancaman tersebut. Ancaman tersebut
menerus. Kesulitan yang dihadapi itupun termasuk sumber stres, dan respons tubuh
bisa terselesaikan dalam kurun waktu yang terhadap ancaman itu merupakan stres
singkat. Ada beberapa contoh dari perma- respons (Scheneidrman, Ironson & Siegel,
salah sehari-hari, misalnya pendatang yang 2005). Dengan demikian, perpaduan antara
tidak diharapkan, kemacatan berlalu lintas, sumber stres dan hasil stres mengarahkan
berkomunikasi dengan orang lain, tugas- pada pengertian bahwa stres tidak bisa
tugas keseharian yang penting, tenggat dipisahkan dari reaksi tubuh terhadap
waktu yang tiba-tiba dan berargumentasi sumber-sumber stres yang ada. Atau
kepada orang lain (Thoits, 1994; Serido, et dengan kata lain, tubuh tidak akan membe-
al., 2004). Permasalahan-permasalahan rikan respon apapun kalau tidak ada
tersebut hanya menimbulkan stres sesaat rangsangan. Oleh karena itu, stres respons
dan tidak mengakibatkan terjadinya dapat disimpulkan sebagai reaksi tubuh
gangguan-gangguan fisik maupun mental secara jasmaniah terhadap sumber-sumber
yang parah. stres yang ada atau rangsangan yang
menyerang tubuh.
Stres Model Respons Untuk mengetahui lebih lanjut bagai-
Stres model respons dikembangkan oleh mana tubuh memberikan respons terhadap
Hans Selye. Selye adalah ahli yang dikenal sumber stress, Selye pun memperkenalkan
luas karena penelitian dan teorinya tentang sebuah model stress. Adapun model stress
stres yang berkaitan dengan aspek fisik dan yang diperkenalkan Selye adalah General
kesehatan (Lyon, 2012). Merujuk pada Adaptation Syndrome atau disingkat dengan
Bartlett (1998), pada tahun 1946, Selye istilah GAS (Rice, 2011). Sesuai pada GAS
menulis sebuah karya ilmiah yang berjudul (Gambar 1.), ada tiga tahapan stres respons,
“The General Adaptation Syndrome and yaitu (1) alarm (tanda bahaya), (2) resistance
Diseases of Adaptation” dan menggunakan (perlawanan), dan (3) exhaustion (kelelahan).
istilah stres untuk mengacu secara khusus Tahapan pertama stres respons dalam

4
BULETIN BULETIN 4
TEORI STRES: STIMULUS,
LUMBAN
RESPONS, DAN
General Adaptation Syndrome adalah alarm.
Alarm merupakan suatu kondisi yang tidak
diinginkan dan terjadi ketika ada perbedaan
antara kenyataan yang sedang terjadi dan
situasi yang diharapkan (Ursin & Eriksen,
2004). Sebagai akibatnya, tubuh menerima
rangsangan dan secara alami mengaktifkan
reaksi flight-or-fight karena adanya kondisi
yang berpotensi mengancam kestabilan Gambar. 1 Model pada General Adaptation
kondisi tubuh (Lyon, 2012). Pada tahap Syndrome (GAS). ( Rice, 2011, hlm. 24)
pertama ini akan timbul seperti sakit di
dada, jantung berdebar-debar, sakit kepala, Stres Model Transaksional
disfagia (kesulitan menelan), kram, dan lain Stres model transaksional berfokus pada
sebagainya (Rice, 2011). respon emosi dan proses kognitif yang
Tahapan kedua dari General Adaptation mana didasarkan pada interaksi manusia
Syndrome adalah resistance (perlawanan). dengan lingkungan (Jovanovic, Lazaridis &
Perlawanan terjadi saat alarm tidak berakhir Stefanovic, 2006). Atau dengan kata lain,
atau terus menerus berlangsung. Dampak- stres model ini menekankan pada peranan
nya, kekuatan fisik pun dikerahkan untuk penilaian individu terhadap penyebab stres
melanjutkan kerusakan-kerusakan karena yang mana akan menentukan respon
rangsangan-rangsangan yang membaha- individu tersebut (Staal, 2004).
yakan sedang menyerang (Lyon, 2012). Richard Lazarus dan Susan Folkman
Peristiwa ini terjadi karena pada tahap adalah tokoh yang terkenal dalam mengem-
kedua terjadi konflik dengan tahap pertama bangkan teori stres model transaksional.
(Rice, 2011). Oleh karena itu, selama proses Lazarus dan Folkman (1984) menyatakan
perlawanan di tahap resistance ada kemung- bahwa stres adalah hubungan antara
kinan akan timbulnya penyakit, seperti individu dengan lingkungannya yang
radang sendi, kanker, dan hipertensi (Lyon, dievaluasi oleh seseorang sebagai tuntutan
2012). atau ketidakmampuan dalam mengahadapi
Ketika stres masih berlangsung terus- situasi yang membahayakan atau meng-
menerus, maka selanjutnya stres berada ancam kesehatan. Lebih lanjut, Lazarus dan
pada pada tahap terakhir. Berdasarkan Folkman menegaskan bahwa appraisal
General Adaptation Syndrome, di tahap ketiga adalah faktor utama dalam menentukan
ini tubuh sudah merasakan exhaustion seberapa banyak jumlah stres yang dialami
(kelelahan) (Lyon, 2012). Kondisi ini dikare- oleh seseorang saat berhadapan dengan
nakan tubuh benar-benar tidak sanggup situasi berbahaya (mengancam). Dengan
lagi mengadakan perlawanan terhadap kata lain, stres adalah hasil dari terjadinya
sumber stres. Atau dengan kata lain, tubuh transaksi antara individu dengan penyebab
sudah menyerah karena kehabisan kemam- stres yang melibatkan proses pengeva-
puan untuk menghadapi serangan yang luasian (Dewe et al., 2012). Selain itu,
mengancam. Oleh karena itu, pada tahap sumber stres merupakan kejadian atau
ketiga ini, menurut Lyon (2012) dan Rice situasi yang melebihi kemamampuan
(2011) organ-organ tubuh bisa berhenti pikiran atau tubuh saat berhadapan dengan
berfungsi atau bisa mengakibatkan kema- sumber stres tersebut. Ketika situasi terse-
tian pada seseorang. but memberikan rangsangan, maka indi-

5
BULETIN BULETIN 5
TEORI STRES: STIMULUS,
LUMBAN
RESPONS, DAN
vidu akan melakukan appraisal (penilaian) dan (3) challenging. Harm/loss adalah tanda
dan coping (penanggulangan). Oleh karena bahwa sesuatu yang membahayakan
itu, stres bisa berlanjut ke tahap yang lebih sedang terjadi pada. Threat adalah tanda
parah atau sedikit demi sedikit semakin bahwa adanya kemungkinan-kemungkinan
berkurang. Hal tersebut ditentukan bagai- yang membahayakan itu akan berlanjut
mana usaha seseorang berurusan dengan dikemudian hari. Challenge merupakan
sumber stres. keterlibatan individu dengan tuntutan yang
Appraisal atau proses penilaian adalah ada. Tantangan-tantangan tesebut menim-
suatu tindakan pengevaluasian, penafsiran, bulkan emosi seperti pengharapan, keingin-
dan tanggapan tentang peristiwa-persitiwa an dan keyakinan (Lazarus & Folkman,
yang ada (Olff, Langeland & Gersons, 2005). 1984).
Merujuk pada Lazarus dan Folkman (1984), Secondary appraisal atau penilaian tahap
ada dua tahap penilaian yang dilakukan kedua adalah proses penentuan jenis coping
oleh manusia ketika sedang mengalami yang bisa dilakukan dalam mengahadapi
stres yaitu: (1) primary appraisal dan (2) situasi-situasi yang mengancam (Lyon,
secondary appraisal. Penilaian tahap awal 2012). Coping tergantung pada penilaian
(primary appraisal) dilakukan oleh individu terhadap hal apa yang bisa dilakukan untuk
pada saat mulai mengalami sesuatu mengubah situasi (Lazarus, 1993). Lazarus
peristiwa. Secara khusus, individu dan Folkman (1984) membagi dua metode
mengevaluasi pengaruh yang memung- coping (penanggulangan) yang dilakukan
kinkan timbul dari adanya tuntutan-tun- ketika menghadapi stres yaitu (1) problem-
tutan terhadap sumber daya yang ada pada focused coping (penanggulangan berfokus
kondisi kesehatan (Lyon, 2012). Lazarus dan pada masalah) dan (2) emotion-focused coping
Folkman (1984) membagi proses primary (penanggulangan berfokus pada emosi).
appraisal ini dalam tiga tahap, yaitu (1) Problem-focused coping adalah cara
irrelevant, (3) benign-positive, dan (3) stressful. menanggulangi stres dengan berfokus pada
Irrelevant (tidak berkaitan) terjadi ketika permasalahan yang dihadapi. Coping yang
seseorang berhadapan dengan situasi yang berfokus pada masalah ini bisa dilakukan
tidak memberikan dampak apapun terha- apabila masih ada memungkinkan mela-
dap kesejahteraan (kesehatan) seseorang. kukan sesuatu hal (Lazarus, 1993) untuk
Dengan kata lain, seseorang tidak membu- menanggulangi stres. Atau dengan kata
tuhkan usaha apapun ketika menghadapi lain, problem-focused coping dilakukan untuk
sebuah permasalahan atau kejadian karena menghidari atau mengurangi stres dengan
tidak ada yang dihilangkan dan diterima cara langsung menghadapi sumber stres
dalam proses transaksi ini. Benign-positive atau masalah yang terjadi. Emotion-focused
(berdampak baik) terjadi ketika hasil dari coping adalah cara penanggulangan stres
pertempuran berdampak positif pada pe- dengan melibatkan emosi. Atau dengan
ningkatan kesejahteraan individu. Sebagai kata lain, seseorang yang mengalami stres
hasilnya, akan timbul luapan perasaan akan melibatkan emosinya dan mengguna-
emosi seperti bahagia, kasih, senang, dan kan peniliannya terhadap sumber-sumber
sebagainya. Stressful terjadi ketika individu stres yang ada. Coping yang berfokus pada
tidak lagi memiliki kemampuan secara emosi dilakukan karena tidak ada lagi yang
personal untuk menghadapi penyebab- bisa dilakukan (Lazarus, 1993) terhadap
penyebab stres. Sebagai akibatnya individu sumber stres. Dengan demikian dapat
akan mengalami (1) harmful, (2) threatening, disimpulkan bahwa penanggulangan stres

6
BULETIN BULETIN 6
TEORI STRES: STIMULUS,
LUMBAN
RESPONS, DAN
yang berfokus pada masalah adalah menunjukkan bagaimana perbedaan antara
berurusan dengan situasi secara langsung. distress dan eustress. Mengacu pada kurva
Sedangkan penanggulangan stres yang Yerkes-Dodson Curve, Le Fevre, Matheny
berfokus pada emosi berususan dengan diri dan Kolt (2003) menginterpretasikan bahwa
sendiri. stres yang bisa berdampak positif (eustress)
terhadap kesehatan dan kinerja adalah pada
Akibat dari Stres saat stres itu tidak melebihi tingkat mak-
simal. Sedangkan stres yang yang berle-
Sebenarnya stres tidak selalu memberikan
bihan atau melebihi tingkat maksimal bisa
dampak negatif karena stres juga bisa
memberikan dampak negatif (distress)
berdampak positif kepada manusia. Stres
terhadap kinerja dan kesehatan. Timbulnya
ibarat dua sisi mata uang logam, yaitu
stres yang berdampak postif atau negatif
memiliki sisi baik dan sisi buruk. Stres yang
ditentukan oleh jumlah tuntutan-tuntutan
memberikan dampak positif diistilahkan
yang diterima dan kemampuan yang
dengan Eustress, dan stres yang memberi-
tersedia baik secara fisik dan psikologis
kan dampak negatif distilahkan dengan
untuk menghadapi sumber stres.
distress (Gadzella, Baloglu, Masten & Wang,
2012). Kupriyanov dan Zhdanov (2014) Sejumlah peneliti telah melakukan
menyimpulkan bahwa hasil reaksi tubuh penginvesitigasian tentang dampak yang
terhadap sumber-sumber stres merupakan bisa ditimbulkan oleh stres terhadap
eustress. Ketika eustress (stres yang berdam- manusia. Misalnya, Jarinto (2010) meneliti
pak baik) dialami seseorang, maka terjadi- para karyawan yang ada di Tailand.
lah peningkatan kinerja dan kesehatan Penelitian tersebut melibatkan 160 karya-
(Greenberg, 2006). Sebaliknya ketika wan yang sudah bekerja minimal selama
seseorang mengalami distress (stres yang satu tahun di perusahaan. Jarinto (2010)
berdampak buruk), maka mengkibatkan menemukan bahwa eustress merupakan
semakin buruknya kinerja, kesehatan dan faktor penentu yang mendorong karayawan
timbul gangguan hubungan dengan orang untuk mencapai kinerja maksimal dan
lain. adanya peningkatan kepuasan kerja. Selain
itu, jumlah distress yang begitu banyak
Pada gambar 2, kurva Yerkes-Dodson

Baik rendah
kinerja
K maksimal k
i e
n s
e
e
r
h
j
a
a

Buruk Eustres t
a
Sedikit buruk
Kinerja stress Stress Kinerja
Banyakburuk
stress tinggi

Gambar 2. Kurva Yerkes-Dodson (Greenberg, 2008, hlm. 69)

7
BULETIN BULETIN 7
TEORI STRES: STIMULUS,
LUMBAN
RESPONS, DAN
secara signifikan berkontribusi mendorong bahwa setelah seseorang menerima stres,
terjadinya penyakit baik secara fisik mau- sistem berbasis corpus striatum (pusat saraf
pun psikologis terhadap karyawan tersebut. yang berada di dalam otak hemisphere
Jovanovic, Lazaridis dan Stefanovic dekat thalamus) dapat menggeser sistem
(2006) mengklasifikasikan gejala atau tanda berbasis hippocampus (bagian sistem limbik
yang di alami karyawan apabila mereka yang bertugas penyimpan memori) untuk
mengalami stres. Pertama adalah gejala stres membantu kinerja tugas-tugas yang ada di
berkaitan dengan fisik, yaitu: sakit kepala, dalam otak. Atau dengan kata lain, dengan
masalah pencernaan, kurang tidur, gatal- adanya stress yang diterima, kemampuan
gatal, nyeri ulu hati, keringat malam, simtem-sistem yang ada di otak pun bisa
keinginan seksual yang berkurang, ketidak- bekerja dengan optimal.
teraturan menstruasi, nyeri punggung Dampak negatif stres (distress) bisa
kronis, otot tegang, kehilangan nafsu dirasakan oleh siswa ketika stres tersebut
makan, berat badan. Kedua adalah gejala melebihi kemampuan mereka untuk beru-
stres yang berkaitan dengan emosional atau rusan dengannya. Secara khusus, stres bisa
mental, yaitu: peningkatan kemarahan, berdampak negatif terhadap kondisi belajar
frustrasi, depresi, kemurungan, kecemasan, dan kemampuan kognitif siswa. Penelitian
masalah dengan memori, kelelahan, dan Stallman (2010) yang melibatkan 6.479 siswa
peningkatan penggunaan nikotin, alkohol di Australia mengungkapkan bahwa distress
dan obat-obatan. Ketiga adalah gejala stres berkaitan dengan ketidakmampuan dan
berkaitan dengan kerja, yaitu: peningkatan penurunan prestasi akademik pada siswa.
absensi, kecelakaan pada pekerjaan, Selain itu, Palmer (2013) juga melakukan
keluhan dari rekan kerja, penurunan kerja penelitian kepada sejumlah siswa di
produktivitas, kesulitan dalam memahami wilayah New York Metropolitan, Amerika
peraturan kantor, absensi dari pekerjaan, Serikat. Hasil penelitian Palmer mengung-
mengambil waktu rehat terlalu lama, waktu kapkan bahwa ada hubungan negatif antara
pribadi yang berlebihan pada telepon atau fatique (kelelahan) dan stres siswa. Dengan
internet. adanya hubungan kelelahan dan stres
Dalam lingkungan akademik telah siswa, maka terdapat juga pengaruh yang
ditemukan bahwa stres dapat berdampak negatif terhadap proses belajar dan kemam-
positif kepada siswa. Stres bisa berkon- puan kognitif para siswa.
tribusi positif kalau jumlah stres tersebut Lebih lanjut, beberapa peneliti lain
adalah normal. Rafidah, et al. (2009) menya- telah menemukan bahwa stres bisa meng-
takan bahwa sebenarnya stres itu bisa akibatkan siswa merasa depresi (Jayanthi et
mempengaruhi aktifitas belajar dan memori al., 2015), kemampuan yang memburuk
seseorang. Dalam proses belajar, dampak (Talib & Zia-ur-Rehman, 2012), penurunan
positif stres bisa dirasakan oleh siswa prestasi akademik (Stallman, 2010), dan
apabila jumlah stres tersebut tidak melebihi kondisi kesehatan yang memburuk
kemampuan mereka. Jumlah stres yang (Marshall, Allison, Nyakap & Lanke, 2008).
cukup atau normal itu sangatlah perlu Ketika siswa merasakan stres, maka gejala
karena bisa mengaktifkan kinerja otak. yang timbul adalah seperti perasaan cemas,
Schwabe dan Wolf (2012) menemukan kegelisahan, keram di leher atau bahu, sakit
bahwa stres bisa menyebabkan berfung- kepala, kesulitan dalam bernafas, selalu
sinya beberapa sistem memori pada otak berpikir, kesulitan dalam berkonsentrasi,
manusia. Penelitian tersebut membuktikan terlalu mencemaskan banyak hal, dan

8
BULETIN BULETIN 8
TEORI STRES: STIMULUS,
LUMBAN
RESPONS, DAN
mengkomsumsi obat-obatan secara perlu dipahami secara baik. Hal tersebut
berlebihan (Aggolla & Ongori, 2009). bertujuan supaya terhindar dari dampak
Penelitian yang dilakukan Carton dan stres yang semakin buruk terhadap fisik
Goodboy (2015) menemukan bahwa siswa maupun psikologis.
yang mengalami depresi, cemas, dan stres
secara berlebih akan cenderung kurang Daftar Pustaka
terlibat dalam berinteraksi di dalam kelas.
Agolla, J. E., & Ongori, H. (2009). An
Penutup assessment of academic stress among
undergraduate students: The case of
Stres merupakan pengalaman hidup yang university of Botswana. Educational
pasti dialami oleh setiap orang. Pada Research and Reviews, 4(2), 63-70.
dasarnya, hanya ada tiga teori mendasar Bartlett, D. (1998). Stress: Perspectives and
yang menjelaskan bagaimana stres itu processes. Philadelphia, USA: Open
terjadi pada manusia, yaitu: stres model University Press.
stimulus, stres model respons, dan stres
Carr, D., & Umberson, D. (2013). The social
model transaksional. Ketiga teori tersebut
psychology of stress, health, and
menjelaskan apa yang dimaksud dengan
coping. In DeLameter, J. & Ward, A.
stres dan bagaimana sebenarnya stres itu
(Eds.). Handbook of Social Psychology (pp.
terjadi pada individu. Stres dikatakan
465-487). Netherlands: Springer.
sebagai stimulus ketika ada berbagai rang-
sangan-rangsangan yang menggangu atau Chambel, M. J., & Curral, L. (2005). Stress in
membahayakan. Stres dikatakan sebagai academic life: Work characteristics as
respons saat tubuh bereaksi terhadap sum- predictors of student well‐being and
ber-sumber stres. Stres dikatakan transak- performance. Applied Psychology, 54(1),
sional saat adanya proses pengevaluasian 135-147. doi: 10.1111/j.1464-0597.2005.
dari sumber stres yang terjadi. 00200.x.

Stres tidak hanya berdampak buruk Carton, S. T., & Goodboy, A. K. (2015).
kepada manusia, tetapi stres bisa juga College students’ psychological well-
berkontribusi secara positif. Akibat yang being and interaction involvement in
ditimbulkan stres terhadap seseorang diten- class. Communication Research Reports,
tukan bagaimana kemampuan dan sumber 32(2), 180-184. doi: 10.1080/08824096.
stress yang diterima. Oleh karena itu, ketika 2015.1016145.
jumlah sumber stres begitu banyak, dan Das, P. P. P., & Sahoo, R. (2012). Stress and
kemampuan untuk berurusan dengan stres depression among post-graduate
sedikit, maka stres akan memberikan dam- students. International Journal ofScientific
pak negatif. Jenis stres yang bersifat tidak and Research Publication, 2(7), 1-5.
baik ini adalah distress. Sebaliknya apabila Dewe, P. J., O’Driscoll, M. P., & Cooper, C.
sumber stres dalam kapasitas yang cukup L. (2012). Theories of psychological
dan sebanding dengan kemampuan, maka stress at work. In Gatchel, R. J. & I. Z.
stres akan berdampak positif terhadap Schultz, I. Z. (eds.) Handbooks in health,
kesehatan dan kinerja seseorang. Jenis stres work, and disability (pp. 23-38). USA:
yang bersifat baik ini adalah eustress. Springer.
Dengan demikian, konsep stres dan tanda-
Gadzella, B. M., Baloglu, M., Masten, W. G.,
tanda yang ditimbulkan oleh stres adalah
& Wang, Q. (2012). Evaluation of the

9
BULETIN BULETIN 9
TEORI STRES: STIMULUS,
LUMBAN
RESPONS, DAN
student life-stress inventory-revised. Le Fevre, M., Matheny, J., & Kolt, G. S.
Journal of Instructional Psychology, 39(2), (2003). Eustress, distress, and inter-
82-91. pretation in occupational stress. Journal
Greenberg, J. S. (2006). Comprehensive stress of Managerial Psychology, 18(7), 726-744.
management 10th edition. New York, USA: Lin, S. H., & Huang, Y. C. (2014). Life stress
McGraw-Hill Compenies, Inc. and academic burnout. Active Learning
Hariharan, M., & Rath, R. (2008). Coping in Higher Education, 15(1), 77-90. doi:
with life stress: The Indian experience. 10.1177/1469787413514651
India: SAGE Publications India Pvt Ltd. Lyon, B. L. (2012). Stress, coping, and
Hinkle, L. E. (1974). The concept of stress in health. In Rice, H. V. (Eds.) Handbook of
the biological and social sciences. The stress, coping and health: Implications for
International Journal of Psychiatry in nursing research, theory, and practice
Medicine, 5(4), 335-357. doi: 10.2190/ (pp.3-23). USA: Sage Publication, Inc.
91dk-nkad-1xp0-y4rg. Marshall, L. L., Allison, A., Nykamp, D., &
Jarinto, K. (2010). Eustress: A key to Lanke, S. (2008). Perceived stress and
improving job satisfaction and health quality of life among doctor of phar-
among thai managers comparing us, macy students. American Journal Of
japanese, and thai companies using Pharmaceutical Education, 72(6), 1-8.
SEM analysis. NIDA Development Jour- Olff, M., Langeland, W., & Gersons, B. P.
nal, 50(2), 100-129. (2005). Effects of appraisal and coping
Jayanthi, P., Thirunavukarasu, M., & on the neuroendocrine response to
Rajkumar, R. (2015). Academic stress extreme stress. Neuroscience & Biobeha-
and depression among adolescents: A vioral Reviews, 29(3), 457-467. doi:
cross-sectional study. Indian Pediatrics, 10.1016/j.neubiorev.2004.12.006.
52(3), 217-219. Oswalt, S. B., & Riddock, C. C. (2007). What
Jovanovic, J., Lazaridis, K., & Stefanovic, V. to do about being overwhelmed:
(2006). Theoretical approaches to Graduate students, stress, and univer-
problem of occupational stress. Acta sity services. College Student Affairs
Facultatis Medicae Naissensis, 23(3), 163- Journal, 27(1), 24-44.
169. Palmer, L. (2013). The relationship between
Kupriyanov, R., & Zhdanov, R. (2014). The stress, fatigue, and cognitive function-
eustress concept: Problems and out- ing. College Student Journal, 47(2), 312-
looks. World Journal of Medical Sciences, 325.
11(2), 179-185. doi: 10.5829/idosi.wjms. Rafidah, K., Azizah, A., Norzaidi, M. D.,
2014.11.2.8433. Chong, S. C., Salwani, M. I., & Noraini,
Lazarus, R. S. (1993). From psychological I. (2009). Stress and academic perfor-
stress to the emotions: A history of mance: Empirical evidence from univer-
changing outlooks. Annual review of sity students. Academy of Educational
psychology, 44, 1-21. Leadership Journal, 13(1), 37-51.

Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984). Stress, Rice, V. H. (Ed.). (2011). Theories of stress
appraisal, and coping. New York, USA: and its relationship to health. In Rice, H.
Springer Publishing Company. V. (Eds.), Handbook of stress, coping, and
health: Implications for nursing research,

1
BULETIN BULETIN 1
TEORI STRES: STIMULUS,
LUMBAN
RESPONS, DAN
theory, and practice. USA: Sage technical memorandum, 212824, 9. http://
Publication, Inc. humanfactors.arc.nasa.gov/web/library/
Schneiderman, N., Ironson, G., & Siegel, S. publications/publications.php
D. (2004). Stress and health: Psycho- Stallman, H. M. (2010). Psychological
logical, behavioral, and biological distress in university students: A
determinants. Annual review of clinical comparison with general population
psychology, 1, 607-628. doi: 10.1146/ data. Australian Psychologist, 45(4), 249-
annurev.clinpsy.1.102803.144141 257. doi: 10.1080/00050067.2010.482109.
Schwabe, L., & Wolf, O. T. (2012). Stress Talib, N., & Zia-ur-Rehman, M. (2012).
modulates the engagement of multiple Academic performance and perceived
memory systems in classification stress among university students.
learning. The Journal of Neuroscience, Educational Research and Reviews, 7(5),
32(32), 11042-11049. doi: 10.1523/ 127-132. doi: 10.5897/err10.192.
jneurosci.1484-12.2012. Thoits, P. A. (1994). Stress, coping, and
Serido, J., Almeida, D. M., & Wethington, E. social support processes: where are we?
(2004). Chronic stressors and daily What next? Journal of Health And Social
hassles: Unique and interactive relation- Behavior, 35, 53-79. http://www.jstor.
ships with psychological distress. org/stable/2626957.
Journal of Health and Social Behavior, Ursin, H., & Eriksen, H. R. (2004). The
45(1), 17-33. doi: 10.1177/ cognitive activation theory of stress.
002214650404500102. Psychoneuroendocrinology, 29(5), 567-592.
Spurgeon, A., Jackson, C. A., & Beach, J. R. doi: 10.1016/S0306-4530(03)00091-X
(2001). The life events inventory: Re‐ Waqas, A., Khan, S., Sharif, W., Khalid, U.,
scaling based on an occupational & Ali, A. (2014). Association of aca-
sample. Occupational Medicine, 51(4), demic stress with sleeping difficulties in
287-293. medical students of a Pakistani medical
Staal, M. A. (2004). Stress, cognition, and school: a cross sectional survey. PeerJ, 2-
human performance: A literature 11. doi: 10.7717/peerj.840.
review and conceptual framework. Nasa

1
BULETIN BULETIN 1

Anda mungkin juga menyukai