Anda di halaman 1dari 5

KONSEP DASAR STRESS DAN ADAPTASI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas tersrtuktur mata kuliah Psikososial
Budaya

Dosen: Hayinah Rahayu S. Ag., M. Pd.

Oleh:

Kiki Tazkia Sundusi


NIM: 302021087

PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG


KONSEP PSIKOSOSIAL DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN
STRESS DAN ADAPTASI
A. Konsep Dasar Stress
Stres adalah sekumpulan perubahan fisiologis akibat tubuh terpapar terhadap bahaya
ancaman. Stres memiliki dua komponen: fisik yakni perubahan fisiologis dan psikogis yakni
bagaimana seseorang merasakan keadaan dalam hidupnya. Perubahan keadaan fisik dan
psikologis ini disebut sebagai stresor (pengalaman yang menginduksi respon stres) (Pinel, 2009).
Stres adalah suatu reaksi tubuh yang dipaksa, di mana ia boleh menganggu equilibrium
(homeostasis) fisiologi normal (Julie K., 2005). Sedangkan menurut WHO (2003) Stres adalah
reaksi/respons tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan mental/beban kehidupan).
Sedangkan Adaptasi adalah proses penyesuaian diri terhadap beban lingkungan agar
organisme dapat bertahan hidup (Sarafino, 2005). Sedangkan menurut Gerungan (2006)
menyebutkan bahwa adapatasi atau penyesuaian diri adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan
14 lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri).
Pendekatan konsep dasar stress terbagi mejadi 3 yaitu :
1. Stress model Simulus
Stres dikatakan sebagai stimulus ketika ada berbagai rangsangan-rangsangan yang
menggangu atau membahayakan. Stres model stimulus merupakan model stres yang
menjelaskan bahwa stres itu adalah varibel bebas (independent) atau penyebab manusia
mengalami stres (Lyon, 2012). Atau dengan kata lain, stres adalah situasi lingkungan yang
seseorang rasakan begitu menekan dan individu tersebut hanya menerima secara langsung
rangsangan stres tanpa ada proses penilaian (Staal, 2004).
Stres stimulus lebih memfokuskan pada sumbersumber stres dari pada aspek-aspek
lainnya. Sumber stres tersebut dikenal dengan istilah “stressor”. Sebenarnya, stressor hanya
memberikan rangsangan dan mendorong sehingga terjadi stres pada seseorang. Stressor
berperan sebagai pemicu stres pada individu.
2. Stress model Respons
Stres dikatakan sebagai respons saat tubuh bereaksi terhadap sum- ber-
sumber stres. Stres model respons dikembangkan oleh Hans Selye. Selye adalah ahli yang
dikenal luas karena penelitian dan teorinya tentang stres yang berkaitan dengan aspek fisik
dan kesehatan. Selye menulis sebuah karya ilmiah yang berjudul “The General Adaptation
Syndrome and Diseases of Adaptation” dan menggunakan istilah stres untuk mengacu secara
khusus pada tekananan yang berasal dari luar individu. Namun, empat tahun kemudian, yaitu
di tahun 1950, Selye mengganti defenisi stres tersebut menjadi respons seseorang terhadap
stimulus yang diberikan. Selye menekankan bahwa stres merupakan reaksi atau tanggapan
tubuh yang secara spesifik terhadap penyebab stres yang mana mempengaruhi kepada
seseorang.
ketika seseorang mengalami situasi yang mengkhawatirkan, tubuh secara spontan
bereaksi terhadap ancaman tersebut. Ancaman tersebut termasuk sumber stres, dan respons
tubuh terhadap ancaman itu merupakan stres respons. Dengan demikian, perpaduan antara
sumber stres dan hasil stres mengarahkan pada pengertian bahwa stres tidak bisa dipisahkan
dari reaksi tubuh terhadap sumber-sumber stres yang ada. Atau dengan kata lain, tubuh tidak
akan memberikan respon apapun kalau tidak ada rangsangan.
Oleh karena itu, stres respons dapat disimpulkan sebagai reaksi tubuh secara jasmaniah
terhadap sumber-sumber stres yang ada atau rangsangan yang menyerang tubuh.
3. Stress model Transaksional
Stres dikatakan transak- sional saat adanya proses pengevaluasian dari sumber stres yang
terjadi. Stres model transaksional berfokus pada respon emosi dan proses kognitif yang mana
didasarkan pada interaksi manusia dengan lingkungan (Jovanovic, Lazaridis & Stefanovic,
2006). Atau dengan kata lain, stres model ini menekankan pada peranan penilaian individu
terhadap penyebab stres yang mana akan menentukan respon individu tersebut.
Richard Lazarus dan Susan Folkman adalah tokoh yang terkenal dalam mengembangkan
teori stres model transaksional. Lazarus dan Folkman (1984) menyatakan bahwa stres adalah
hubungan antara individu dengan lingkungannya yang dievaluasi oleh seseorang sebagai
tuntutan atau ketidakmampuan dalam mengahadapi situasi yang membahayakan atau
mengancam kesehatan. Lebih lanjut, Lazarus dan Folkman menegaskan bahwa appraisal
adalah faktor utama dalam menentukan seberapa banyak jumlah stres yang dialami oleh
seseorang saat berhadapan dengan situasi berbahaya (mengancam). Dengan kata lain, stres
adalah hasil dari terjadinya transaksi antara individu dengan penyebab stres yang melibatkan
proses peng-evaluasian.
Selain itu, sumber stres merupakan kejadian atau situasi yang melebihi kemamampuan
pikiran atau tubuh saat berhadapan dengan sumber stres tersebut. Ketika situasi tersebut
memberikan rangsangan, maka individu akan melakukan appraisal (penilaian) dan coping
(penanggulangan). Oleh karena itu, stres bisa berlanjut ke tahap yang lebih parah atau sedikit
demi sedikit semakin berkurang. Hal tersebut ditentukan bagaimana usaha seseorang
berurusan dengan sumber stres.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penanggulangan stress yang berfokus pada
masalah adalah berurusan dengan situasi secara langsung. Sedangkan penanggulangan stres
yang berfokus pada emosi berususan dengan diri sendiri.

B. Penyebab Stress dan Stress Psikososial


Stres yang disebabkan oleh stresor lingkungan sosial disebut sebagai stres
psikososial.Faktor internal yang dapat mempengaruhi stres psikososial, yaitu usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, kebribadian dan genetik. Penelitian menunjukkan bahwa remaja
perempuan lebih berisiko memiliki permasalahan psikososial daripada laki-laki.
Contoh stres psikososial yang dapat terjadi pada seorang remaja adalah permasalahan
dalam keluarga, permasalahan dengan teman sebaya, kematian seseorang, memiliki suatu
penyakit dan yang lainnya. Paparan stres yang berkelanjutan pada remaja dapat menyebabkan
gangguan kesehatan. Stres psikososial yang buruk dan tidak dapat ditanggulangi pada remaja
dapat meningkatkan risiko seseorang menjadi depresi pada saat dewasa. Stres psikososial
sebagian kecil penyebab depresi pada remaja, namun stres ini dapat terjadi pada remaja
manapun.
Menurut Alodokter penyebab Stres sering kali dipicu oleh tekanan batin, seperti masalah
dalam keluarga, hubungan sosial, patah hati, cinta tak berbalas, atau masalah keuangan.
Selain itu, stres juga bisa dipicu oleh tekanan pekerjaan, pemutusan hubungan kerja (PHK),
atau penyakit yang diderita.
Dan menurut Hello sehat penyebab stress antaralain karena:
 Berada di bawah banyak tekanan.
 Perubahan besar.
 Rasa khawatir terhadap sesuatu.
 Tidak memiliki banyak atau kendali dari suatu situasi.
 Tanggung jawab yang dianggap sangat berat.
 Tidak memiliki pekerjaan, aktivitas, atau perubahan dalam hidup.
 Dihadapkan dengan ketidakpastian.

C. Tahapan Stress
Menurut Selye dalam Yunika (2008), stress adalah abstraksi dimana orang tidak dapat
melihat pembangkit stres namun akibat dari pembangkit stres. Tahapan stres:
1. Tahapan alarm (tanda bahaya)
2. Tahap resistance (perlawanan)
3. Tahap exhaustion (kehabisan tenaga)
REFERENSI

 http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3582/4/chapter%202.pdf
 http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-marisalael-7626-3-babii.pdf
 file:///C:/Users/User/Downloads/11224-32807-5-PB.pdf
 https://hellosehat.com/mental/stres/pengertian-stress/

 https://jurnal.ugm.ac.id › article › download › pdf

Anda mungkin juga menyukai