Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM PENCERNAAN DENGAN PENYAKIT

GASTROENTERITIS

OLEH :

NAMA : FREDERIKUS VINSENSIUS


MARIA ELFRIDA SARCIANA METI
VERONIKA DUA IDA

YAYASAN SANTO LUKAS KEUSKUPAN MAUMERE


AKADEMI KEPERAWATAN SANTA ELISABETH LELA
TAHUN AKADEMIK 2021 / 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat yang
telah dikaruniakan, serta bantuan ari semua pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan asuhan
keperawatan yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM PENCERNAAN DENGAN
PENYAKIT GASTROENTERITIS”
Dalam penyusunan asuhan keperawatan ini, penulis banyak menemukan kesulitan dan
rintangan, tetapi berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat
menyelesaikannya. Untuk itu, pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan rasa
terima kasih kepada semua pihak yang telah memeberikan bantuan:
1. Direktur Akademi Keperawatan St. Elisabeth Lela yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menimba ilmu menjadi calon perawatan Ahli Madya Keperawatan
yang professional
2. IBU EMIRENSINA WATU S. Kep. Ns. M. Kep selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran dalam membinbing serta arahan awal penulisan
sehingga terselesainya asuhan keperawatan ini
3. Teman-teman yang telah banyak membantu dalam memberikan informasi dan masukan-
masukan terkait dengan penyusunan asuhan keperawatan ini dan juga untuk kebersamaan
kita.
Penulis menyadari bahwa penyusunan asuhan keperawatan ini masih jauh dari kata sempurna,
baik isi maupun penulisannya. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca. Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih dan
semoga asuhan keperawatan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Maumere , November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................2
A. Anatomi Dan Fisiologi Sistem pencernaan ......................................2
B. Konsep Dasar Keperawatan ...............................................................2
a. Pengertian.......................................................................................2
b. Etiologi ..........................................................................................2
c. Klasifikasi .....................................................................................2
d. Manifestasi klinis...........................................................................2
e. patofisiologi....................................................................................3
f. patway………………………………………………………… 3
g. pemeriksaan penunjang…………………………………………...
h. penatalaksana…………………………………………………….
C. Prosedur kerja.....................................................................................3
a. Persiapan........................................................................................3
b. Langkah- Langkah Kerja ...............................................................3
BAB III Konsep Dasar Askep.......................................................................4
A. Pengkajian...........................................................................................4
1. Biodata...........................................................................................4
2. Riwayat Keluhan..........................................................................4
3. Pemeriksaan Fisik........................................................................4
B. Diagnosa Keperawatan......................................................................5
1. Klasifikasi Data............................................................................5
2. Analisa Data................................................................................5
3. Rumusan Diagnos.......................................................................5
C. Intervensi...........................................................................................6
BAB IV Penutup...........................................................................................9
A. Kesimpulan ........................................................................................9
B. Saran ..................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Enteritis merupakan peradangan pada lambung dan usus yang di tandai dengan gejala diare
atau tanpa di sertai muntah, dan seringkali di sertai peningkatan suhu tubuh. Enteritis bisa di
sebabkan karena infeksi dan non-oinfeksi. Enteritis infeksi bisa di sebabkan oleh organisme
bakteri, virus, dan atau parasit. Bakteri penyebab diare antara lain Escheria coli, salmonella
typhi, salmonella paratyphi, salmonella spp, shigella dysentriae, shigella flexneri,vibrio
cholera,vibrio cholera non01, vibrio parachemolyticus clostridium perfringens, camphylobacter
(Helicobacter) jejuni,staphylococcus spp,streptococcus spp,Yersinia intestinalis,coccidosi.
Terapi pertama pada penderita enteritis tanpa dehidrasi ,dan dehidrasi ringan-sedang
adalah dengan pemberian CRO (cairan rehidrasi oral). Pemberian CRO yang tepat dengan
jumlah yang memadai merupakan modal utama yang mencegah dehidrasi. Terapi lain yang
dapat diberikan adalaj adsorben(attapulgit dan pectin), dan antiemetic
(metoklopramid,domperidon,dan ondansentron).

B . TUJUAN

1) Tujuan Umum
 Mengetahui penerapan Asuhan Keperawatan

2) Tujuan Khusus
 Mampu melakukan pengkajian pada pasien enteritis
 Mampu merumuskan diagnose keperawatan
 Mampu merumuskan intervensi pada pasien
 Mampu melakukan rencana tindakan keperawatan
 Mampu melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. ANATOMI FISIOLOGI

Fungsi utama usus halus ialah untuk pencernaan dan penyerapan makanan yang masuk. Makanan
yang berasal dari lambung memasuki usus halus ,nutrisi yang diserap dan materi. Usus halus atau usus
kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak diantara lambung dan usus besar. Dinding
usus melepaskan lender(yang emlumasi isi usus) dan (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan
makanan yang dicerna)

Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein,gula dan lemak. Lapisan
usus halus ;lapisan mukosa(sebelah dalam), lapisan otot melingkar( M sirkuler), lapisan otot memanjang
(M longitidinal) dan lapisan serosa ( sebelah luar). Panjang usus halus lebih kurang 8,25 meter. Usus
halus terdiri dari tiga bagianmyaitu usus dua belas jari (),usus kosong(jejunum), dan usus penyerapan
(ileum) dikirim ke usus besar.usus halus membentang bagian atas dari usus besar . Usus halus memiliki
panjang lebih dari 6 meter (20 kaki)dan melingkar dibagian tengah dari rongga perut. Namun
meskipun,panjangnya 6 meter ,luas permukaan usus halus tidak cukup mennyerap semua nutrisi tubuh
yang dibutuhkan ,oleh Karena itulah usus halus memiliki sifat elastis sehingga bisa melebar. Dengan
demikian ,usus halus memiliki berjuta lipatan mikroskopis untuk meningkatkan luas permukaan yang
tersedia untuk penyerapan. Dinding bagian dalam usus halus ( jejunum ) terdiri dari dua jenis lipatan
yang disebut plicae circulares dan rugae mebuat jaringan ekstra bagi usus halus berkontraksi dan
mnggelembungkan bila diperlukan.

Para circulares plicae disisi lain adalah struktur tetap yang terletak di dinding usus itu lagi dan terdiri
dari dua struktur yang disebut vili bertanggung jawab untuk transportasi nutrisi diserap oleh sel-sel
permukaan . lapisan dalam dari usus halus yang disebut mukosa memiliki tiga jenis sel : sel epitel, sel
endokrin,dan sel sekretorik. Selain itu ,6 meter panjang usus halus dibagi menjadi tiga zona yang
berbeda : duodenum(panjang 25 cm) , jejunum (panjang 2,5 m ),dan ilium (panjang 3,5 m). Namun,
perbedaan struktur anatomi sangat tidak jelas,karena perbedaan structural mikroskopis. Namun
demikian setiap bagian dikaitkan dengan fungsi tertentu .

Bagian-bagian usus halus terdiri dari :

1. Usus 12 jari (duodenum)

Mengapa disebut usus 12 jari? karena usus 12 jari memiliki panjang kurang lebih 25 cm dimana
ukuran tersebut bisa kita ukur dengan menempelkan 10 jari ditambah 2 jari yang mana
jumlahnya hampir sama dengan usus 12 jari tersebut. Usus 12 jari merupakan bagian usus halus
yang paling dekat dengan lambung . pencernaan kimia banyak terjadi pada usus duodenum.
Makanan yang sifatnya asam dari lambung akan diteruskan menuju usus 12 jari , sifat asam
tersebut kemudian akan direspon oleh dinding usus untuk mensekresikan hormon-hormon
sebagai berikut:
 Hormon sekretin .
Fungsinya untuk merangsang getah pancreas untuk menghasilkan enzim-enzim yaitu
tripsin,amilase, dan lipase.
 Hormon kolesistokinin
Fungsinya untuk merangsang empedu menghasilkan getah empedu. Getah empedu
memiliki fungsi untuk mengemulsikan lemak dan mempengaruhi penyerapan viamin k.

2. Usus kosong ( jejenum )

Mengapa disebutb usus kosong ? karena pada orang yang sudah meninggal usus ini biasanya
tidak ada isisnya atau kosong , sehingga sering disebut usus kosong. Letaknya yaitu diantara
usus duodenum dan usus ileum . jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti ”lapar”
dalam Bahasa inggris modern . Arti aslinya berasal dari bahsa latin, jejunus , yang
berarti “ kosong”. Usus kosong atau jejunum ( terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian
kedua dari usus halus, diantara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum).
Pada manusia dewasa , panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter,1-2 meter adalah bagian
usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan
mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapatb jonjot usus (vili) ,yang
memperluas permukaan dari usus . seara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas
jari,yakni berkurangnya kelenjar brunner .secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus
penyerapan ,yakni sedikitnya sel goblet dan plak peyeri. Sedikit sulit umtuk membedakan usus
kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.

3. Usus penyerapan ( ileum)

Bagian ujung dari usus halus disebut ileum . kata ileum dalam Bahasa latin berarti pangkal paha ,
dan Karena ileum adalah bagian terendah dari usus halus yang ditemukan didekat pangkal
paha,ini dapatb membantu anda mengingat istilah ini . ileum berikut jejunum,memiliki fungsi
untuk menyediakan daerah tambahan untuk penyerapan nutrisi . fungsi ileum menyediakan
tempat untuk penyerapan vitamin B12 dan garam empedu .
Salah satu modifikasi yang menarik yang kita lihat saat kita pindah ileum adalah adanya koleksi
local limfatik yang disebut patch peyer. Peyer patch dinamai dari orang yang pertama kali
menemukan mereka ,seorang ahli anatomi swiss bernama johan condrad peyer . Karena sitem
limfatik membantu kita melawan bakteri dan penyerbu asing lainnya , kita melihat bahwa
adanya struktur limfatik disini pada ileum mencerminkan fakta bahwa sisa makana yang telah
jauh melewati sluran pencernaan ini ,mengandung sejumlah besar bakteri.
Peyer patch ini bertindak untuk mencegah bakteri memasuki aliran darah. Dibutuhkan makanan
sekitar 3-6 jam untuk menyelesaikan pencernaan memutar melalui usus halus anda. Pada saat
makanan melewati duodenum ,jejunum ,dan ileum ,pencernaan selesai ,sebagian besar
penyerapan makanan telah terjadi. Sisa –sisa makanan yang tersisa siap untuk melewati katub
ileosekal , yang merupakan katub antar usus halus dan usus besar mencegah bakteri mengalir
kembali ke usus halus. Kita melihat bahwa bagian pertama dari usus besar disebut sekum. Kita
juga tahu bahwa bagian terakhir dari usus halus disebut ileum. Oleh karena itu,nama katub ini
adalah mudah diingat karena katub yang terletak diantara ileum dan sekum.

Adapun ileum atau usus penyerapan terdiri dari 4 lapisan ,antara lain yaitu:
a. Lapisan luar .
Pada lapisan luar ini terdapata membrane –membran serosa yang fungsinya untuk
membalut usus dengan erat .
b. Lapisan otot
Pada lapisan ini terdapat berbagai macam otot. Dibagi menjadi 2 lapisan serabut yaitu
lapisan luar tediri dari serabut longitudinal,dan lapisan dalam yang terdiri dari serabut
sirkuler. Diantara kedua lapisan serabut itu terdapatb pembuluh darah dan pembuluh
limfa.
c. Lapisan sub mukosa
Pada lapisan ini terdapat otot sirkuler dan lapisan terdalam merupakan
perbatasannya.pada dinding sel mukosa terdiri dari atas jaringan areoral yang berisis
banyak pembuluh darah, saluran limfa , dan fleksus yang di sebut fleksus Meissner
d. Lapisan Mukosa
Pada lapisan mukosa biasanya dindingnya itu tersusun berupa kerurtan tetap berupa
jala yang memberi kesan seperti anyaman halus. Lapisan yang berupa kerutan tersebut
biasanya akan menambah luasnya permukaan sekresi dan penyerapan. Pada lapisan
mukosa juga terdapat villi terdiri dari + 5000 mikovilli dari beberapa uraian diatas kita
bisa mengambil kesimpulan bahwa usus halus memiliki fungsinya yang sangat penting,
antara lain yaitu

4. Menjalankan fungsi sekresi yaitu dengan mengeluarkan hormon-hormon dan enzim untuk
membantu proses pencernaan.
5. Menjalankan fungsi sekresi pergerakan yaitu gerakan segmenstasi dan gerakan pelistaltic.
6. Digesti adalah proses pemecehan zat-zat makanan sehingga bisa diserap oleh saluran
pencernaan.
 Fungsi usus
a) Pencernaan
Sebagian besar pencernaan kimia terjadi di usus halus (duodenum)
Bahkan duodenum hanya bertanganggung jawab untuk pencernaan penyerapan
makanan.pankreas mengeluarkan enzim pencernaan, yang memasuki usus halus
melalui saluran pankreas, selain itu pankreas juga melepaskan bikorbronat ke dalam
usus halus di bawah pengaruh hormone secretin, untuk menetralkan asam
berpotensi. Nutrisi yang menjalani pencernaan pertama kali di usus halus adalah
karbohidrat, protein dan lipid.
Dalam usus halus karbohidrat akan dipecah menjadi gula sederhana
( monosakarida-glukosa). Misalnya, karbohidrat yang tergradasi dari oligosakaria
menjadi monosakaria oleh amilase pankreas, setelah itu dua enzim lain: dextrinase
dan glukoamilase akan lebih menghancurkannya.kandungan empedu juga
mengeluarkan empedu menyelubungi molekul lemak dan bentuk gumpulan yang
dikenal sebagai misel,yang sekarang di serap oleh sel-sel yang melapisi usus halus.
Protein dan peptide, di sisi lain,di pecah menjadi asam amino.degradasi di mulai di
perut dan terus berlangsung di usus halus enzim proteolitik disekresikan oleh
pankreas memecah peptida menjadi peptida yang lebih halus selain itu, sikat enzim
pembatasan pankreas di sebut carboxypeptidase membagi satu asam amino pada
suatu waktu. Lipase pankreas menurunkan trigliserida menjadi meogliserida dan
asam lemak bebas.
b) Penyerapan
Setelah makanan telah di cernah,pihaknya siap untuk masuk ke dalam pembuluh
darah yang terletak di dinding usus dengan proses yang di keal dengan difusi. Difusi
aktif, difusi pasif dan difusi terfasilitasi nutrisi ( termasuk vitamin dan mineral)
terjadi di usus halus selain itu, lapisan mukosa pada dinding usus menampilkan
plicae circulares dan ruge menyerap nutrisi semaksimal mungkin dari makanan
yang melewati usus halus.
Nutrisi yang di serap kemudian di angkut ke berbagai organ tubuh, melaalui
pembuluh darah, dimana, mereka di gunakan untuk membangun protein dan zat
lain yang di butuhkan oleh tubuh. Proses ini di kenal sebagai asimilasi. Sebagian
besar nutrisi yang di serap oleh jejenum dari usus halus dan nutrisi tidak di serap
oleh jejenum ilimu. Makanan tercernah yang tersisa akan di teruskan ke bagian
berikutnya dari system pencernaan yaitu ke usus besar.
Fungsi usus halus cukup rumit dan menarik. Proses yang di sebutkan di atas
hanya merupakan ringkasan dari semua yang 6 kaki tabung terbelit-belit dalam
ronga perut kita tidak. Ini adalah bagian yang sangat dari tubuh kitadan kegagalan
yang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit corhn, cacing
pita,sindrom iritasi usus, tinja hijau dan sembelit.

Menarik tentang usus halus

1) Usus halus adalah bagian dari tabung pencernaan yang menghubungkan lambung ke usus besar.
Usus halus adalah tabung elastis dan lrmbut terbuat dari otot dan membran ,yang dapat
mengerut dengan erat pada rongga perut ,tetapi dengan panjang 6 m ( 20 ft ) jika di bentangkan.
Usus halus memiliki 3 bagian: duodenu, jejenum, dan ileum. Duodenum adalah bagian
terbentuk, terikat memiliki otot peritoneal ( membran yang melekat pada dinding perut
posterior) ke bagian belakang perut, dua bagian lain yang melekat pada peritoneum di bagian
anterior mereka saja.
Kira-kira 90% dari apa yang kita makan berasimilasi ( memasuki darah) darah pada usus
halus. Makanan yang telah dikunyah dan di camour dengan air liur masuk ke lambung. Pada
lambung, getah lambung mengubahnya menjadi cairan yang lebih mudah di cerna.
2) Melalui sfingter pylorus, makanan dilewatkan dari perut ke dalam duodenum. Ketika bola
makanan mencapai usus, yang terahkir di bagi dalam dua segmen melalui kontraksi otot
melingkar. Otot-otot lain yang dapat berkontraksi terdiri dari dua segmen juga, membagi usus
menjadi segmen yang lebih kecil.
3) Biasanya, kita tidak merasa gerakan usus,tetapi, jika kita makan terlalu banyak, kita dapat
mengalami sensasi yang menyakitkan dan, jika kita mengalami keracunan makanan, kita akan
menderita kejang dan rasa sakit. Muntah dan diare yang di sebabkan oleh iritasi lambung dan
usus yang disebabkan oleh racun.
4) Bola makanan lambung sangat asam, yang mengandung asam chlorhydric dan enzim pencerna
lainnya. Keasaman ini dinetralkan oleh sekresi dari usus halus, yang mengandung bikarbonat
dan bahan kimia alkali.
5) Beberapa sekresi ini disintesis oleh sel-sel dari dinding usus itu, sedangkan yang lain
olehpankreas atau hati( empedu). Semua bahan kimia ini memecah makanan untuk partikel
yang dapat diserap dalam darah.
6) Dinding usus ini tipis, tetapi mereka dilipat, sehingga permukaannya besar. Permukaannya
dilapisi dengan lipatan dan vili. Pada gilirannya, sel-sel yang meliputi villi memiliki villi yang lebih
kecil di permukaan mereka juga, lebih meningkatkan permukaan penyerapan.
Makanan diserap dalam usus masuk ke dalam pembuluh darah, yang di kumpulkan oleh vena
besar ke hati, yang mana nutrisi didistribusikan ke seluruh tubuh. Lemak tidak langsung lolos ke
dalam darah, tetapi menjadi bening, tanpa melewati hati.
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. PENGERTIAN
Enteritis adalah peradangan pada usus kecil yang di tandai dengan diare dan
muntah-muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan
dehidrasi dan gangguan elektrolit.

2. ETIOLOGI
 Faktor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak, infeksi internal, meliputi:
1) Infeksi bakteri: vibrio, E. Coli, salmonella, shigella,
campylobacter,Yersinia,aeromonas,dan sebagainya.
2) Infeksi virus : entrovirus ( virus ECHO), coxsackie,
poliomyelitis,adenovirus, rotavirus, astovirus dan lain-lain.
3) Infeksi parasite : cacing, protozoa, dan jamur.
 Faktor malabsorbsi : malabsorbsi karbohidrat, malabsorbsi lemak,
malabsorbsi protein.
 Faktor makanan : makanan basi, beracun dan alergi terhadap makanan.
 Faktor kebersihan : penggunaan botol susu, air minum tercemar dengan
bakteri tinja, tidak mecuci tangan sesudah membuang iar besar, sesudah
membuang tinja atau sebelum mengkonsumsi makanan.
 Faktor psikologi : rasa takut dan cemas dapat menyebabkan diare karena
dapat merangsang peningkatan peristaltic usus.

3. KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Ditinjau dari ada atau tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan :
a) Diare infeksi spesifik : tifus dan para tifus, staphylococcus disentri
basiler, dan enterotolitis nektrotikans.
b) Diare non spesifik : diare dietesis.
2) Ditinjau dari organ yang terkena infeksi diare:
a) Diare infeksi enternal atau infeksi di usus, misalnya diare yang di
timbulakn oleh bakteri, virus dan parasit.
b) Diare infeksi parenternal atau diare akibat infeksi dari luar usus,
misalnya diare karena bronchitis.
3) Ditinjau dari lama infeksi, diare di bagi menjadi dua golongan yaitu :
a) Diare akut : diare yang terhadi karena infeksi usus yang bersifat
mendadak, berlangsung cepat dan berahkir melebihi waktu 1 minggu
dan hanya 5 hari. Hanya 29% sampai 30% pasien yang berahkir melebihi
waktu 1 minggu dan hanya 5 sampai 15% yang berahkir dalam 14 hari.
b) Diare kronik, adalah diare yang berlangsung 2 minggu atau lebih.

4. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala :
1. Konsistensi feses cair ( diare ) dan frekuensi defekasi meningkat.
2. Muntah ( umumnya tidak lama )
3. Demam.
4. Nyeri abdomen
5. Membrane mukosa mulut dan bibir kering
6. Mata cekung
7. Berat badan menurun
8. Tidak napsu makan
9. Badan terasa lemah

5. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar diare akibat akut di sebabkan oleh infeksi.banyak dapat yang terjadi
karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat
menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorbsi cairan dan elekrolit dengan akibat
dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan keiseimbangan asam
basa. Invasi destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamia propia serta kerusakan
microvilli yang dapat menimbulkan keadaan maldigesti dana malabsorbsi, dan
apabila tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada ahkirnya dapat
mengalami invasi sistemik.
Penyebabnya juga adalah masuknya virus ( Rotavirus, Adenovirus enteris, virus
Norwalk ), Bakteri atau toksin ( campylobacter, salmonella, Escherichia coli, Yersinia,
dan lainnya), parasite ( Biardia labia , cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme
pathogen menyebabkan infeksi pada sel-sel, atau melekat pada dinding usus.
Penularan ini bisa melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya.
Beberapa kasus ini di temui penyebaran patogn karenaakan makanan dan
minuman yang terkontaminasi.mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah
gangguan osmotic ( makanan yang tidak dapat di serap akan menyebabkan tekanan
osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus, isi rongga usus berkelebihan sehingga timbul diare)
Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus , sehingga
sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare.gangguan moltilitas usus
yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri
adalah kehilangan air dan elektrolit ( Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan
asam basa ( Asidosis metabolic dan hypokalemia ) , gangguan gizi ( intake kurang,
output berlebih) , hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.
6.Patway

Masukan makanan/minuman yang terkontaminasi

Infeksi pada mukosa

Makanan/zat Menimbulkan
Manimbulkan mekanisme
tidak dapat rangsangan tertentu
tubuh untuk
diserap yaitu menimbulkan
mengeluarkan toksin
mekanisme tubuh
untuk mengeluarkan
toksin

Tekanan osmotic Peningkatan gerakan usus


dalam rongga (peristatik)
usus meninggi Peningkatan sekresi
air dan elektrolit ke
dalam rongga usus

Terjadi pergeseran Berkurangnya kesempatan


air & elektrolit usus menyerap makanan
kedalam rongga
usus

Isi rongga usus yang


berlebihan akan
merangsang usus untuk
mengeluarkannya

Diare

Resiko kekurangan Gangguan rasa


cairan & elektrolit nyaman
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Pemeriksaan tinja
c. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa daalam darah astrup,bila
memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau
astrup,bila memungkinkan.
d. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinine untuk mengetahui fumgsi ginjal.
e. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum (EGD) untuk mengetahui jasad renik
atau parasite secara kuantitatif,terutama dilakukan pada penderita diare kronik
f. Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi,kolonoskopi dan lainnya biasanya
tidak membantu untuk evaluasi diare akut infeksi.

8. PENATALAKSANA
a. Terapi cairan
Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada penderita
diare ,harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Jumlah cairan : jumlah cairan yang harus diberikan sama dengan
- Jumlah cairan yang telah hilang melalui diare dan muntah ,muntah PWL
( previous water losses) ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang
melalui keringat ,urin dan pernafasan NWL ( normal water losses)
- Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus berlangsung
CWL ( concomitant water losses)

Ada dua jenis cairan yaitu:

1) Cairan rehidrasi oral (CRO) : cairan oralit yang dianjurkan oleh who –ors
tiap 1 liter mengandung Osmolalitas 333 m0sm/L ,karbohidrat 20
g/L,kalori 85 cal/L, elektrolit yang dikandung meliputi sodium 90n
mEq/L, potassium 20 mEq/L, bikarbonat 30 mEq/L.

Ada beberapa cairan rehidrasi oral:

 Cairan rehidrasi oral yang mengandung NaCL ,KCL,NaHCO3 dan glukosa yang dikenal
dengan nama oralit.
 Cairan rehidrasi oral yang tidak mengandung komponen-komponen liatas misalnya:
larutan gula, air tajin, cairan –cairan yang tersedia dirumah dan lain-lain , disebut CRO
tidak lengkap.
2) Cairan rehidrasi parenteral (CRP ) cairan ringer laktat sebagai sebagai cairan
rehidrasi parenteral tunggal . selama pemberian cairan parenteral ini setiap
jam perlu dilakukan evaluasi:
- Jumlah cairan yang keluar bersama tinja dan muntah
- Perubahan tanda-tanda dehidrasi (suryano ,dkk,1994 dalam wicaksana ,2011).

2. Antibiotik

Pemberian antibiotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi , Karena
40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian antibitik . pemberian
antibiotik diindikasikan pada:pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti demam ,feses
berdarah,leukosit pada fese, mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan ,persisten atau
penyelamat jiwa pada diare infeksi ,diare pada pelancong da pasien immunocompromised.
Contoh antibiotik untuk diare ciprofoksasin 500mg oral ( 2x sehari,3-5 hari), tetrasiklin 500mg
(oral 4x sehari ,3 hari ) dioksisiklin 300 mg ( oral dosis tunggal ),ciprofloksacin 500
mg ,metronidazole 250-500 mg ( 4x sehari ,7-14 hari.7-14 hari oral atau iv)

3. obat anti diare


Loperamid HCI serta kombinas difenoksilat dan atropine sulfat (lomotil). Penggunaan kodein
15- 60 mg 3 x sehari ,loperamid 2-4 mg/3-4x sehari dan lomotil 5mg 3-4 x sehari.
Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi, peningkatan absorbs cairan
sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan dan mengurangi frekwensi diare. Bila
diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi
defekasi sampai 80%. Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan.
BAB III

KONSEP DASAR ASKEP

1. PENGKAJIAN

Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan penentuan masalah.
Pengumpulan data di peroleh dengan cara intervensi, observasi, dan pemeriksaan fisik

 Identitas klien.
 Riwayat keperawatan
a). Awal kejadian : Awal suhu tubuh meningkat, anokresia kemudian timbul diare.
b). keluhan utama: Feses semakin cair, muntah, bila kehilangan banyak air dan elektrolit
terjadi gejala dehidrasi, berat badan menurun. Turgor kulit berkurang, selaput lendir
mulut dan bibir kering, frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
 Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat penyakit yang di derita, riwayat inflamasi.
 Riwayat psikososial keluarga
 Kebutuhan dasar
a) Pola Eliminasi
Mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4x sehari
b) Pola Nutrisi
Diawali dengan mual, muntah, anokresia menyebabkan penurunan BAB
c) Pola Istirahat dan Tidur
Akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak
nyaman.
d) Pola Akifitas
Akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri akibat disentri
abdomen.
e) Kognitif/ perceptual : pasien masih dapat menerima informasi namun kurang
berkonsentrasi karena nyeri abdomen.
f) Persepsi diri /konsep diri : pasien mengalami gangguan konsep diri karena kebutuhan
fisiologisnya terganggu sehingga aktualisasi diri tidak tercapai pada fase sakit.
g) Seksual/reproduksi : mengalami penurunan libido akibat terfokus pada penyakit.
h) Peran hubungan: pasien memiliki hubungan baik dengan keluarga dan peran pasien
pada kehidupan sehari-hari mengalami gangguan .
i) Manajemen koping /stress : pasien mengalami kecemasan yang berangsur angsur
dapat menjadi pencetus stress . pasien memiliki koping yang adekuat .
j) Keyakinan/nilai :pasien memilki kepercayaan ,pasien jarang sembayang karena gejala
penyakit.
 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan psikologi : keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis
sampai koma,suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah , pernapasan agak cepat.
 Pemeriksaan sistematis :
 Inspeksi : mata cekung, membrane mukosa kering, berat badan menurun, anus
kemerahan.
 Perkusi : adanya distensi abdomen.
 Palpasi : tugor kulit kurang elastis.
 Auskultasi : terdengarnya bising usus

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Diare berhubungan dengan infeksi, makanan, psikologi


 Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan sekunder akibat diare
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak adekuatnya absorbs
usus terhadap zat gizi
 Nyeri berhubungan dengan kram abdomen sekunder enteritis
 Hipertemia berhubungan dengan penurunan sirkulasi terhadap dehidrasi
 Perubahan intregritas kulit berhubungan dengan iritan lingkungan sekunder terhadap
kelembapan.

3. INTERVENSI

1) DX 1.

Diare berhubungan dengan infeksi, makanan, psikologi.

Tujuan : Mencapai BAB normal yang ditunjukkan dengan :

a) Penurunan frekuensi BAB sampai kurang dari 3 kali sehari


b) Feses mempunyai bentuk
 Kaji faktor penyebab yang mempengaruhi diare.
 Ajarkan pada klien penggunaan yang tepat dari obat-obat anti diare.
 Dapatkan sediaan feses untuk pemeriksaan kultur bila diare bertambah
 Pertahankan tirah baring
 Pantau keefektifan dan efek samping dari obat anti diare.
 Kolaborasi untuk mendapat anti biotic

2). Dx 2
Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan sekunder akibat diare.

Tujuan

a) Nutrisi terpenuhi
b) Berat badan sesuai usia
c) Nafsu makan meningkat
Intervensi :
 Berdiit yang tidak merangsang
 Motivasi keluarga untuk memberikan makanan yang tidak bertentangan dengan diare
dan sesuai waktu
 Pertahankan kebersihan mulut
 Timbang berat bada tiap hari
 Beridiit tinggi kalori , protein dan mineral serta rendah zat sisa

3). Dx 3

Nyeri berhubungan dengan kram abdomen

Tujuan :

a) Nyeri dapat berkurang


Intervensi :
 Beri kompres hangat di perut
 Ubah posisi klien bila nyeri, arahkan ke posisi yang paling aman.
 Kaji nyeri
 Kolaborasi pemberian obat analgesic

4). Dx . 5

Hipertermi berhubungan dengan penurunan sirkulasi terhadap dehidrasi

Tujuan :

a) Mempertahan normotermia
Intervensi
 Anjurkan klien dan keluarga pentingnya mempertahankan masukan yang
adekuat sedikitnya 2000 Ml/ hari kecuali terdapat kontrainindikasi penyakit
jantung atau ginjal untuk mencegah dehidrasi .
 Monitor intake dan output dehidrasi
 Monitor suhu dan tanda vital
5). Dx 6.

Perubahan integritas kulit berhubungan dengan iritan lingkungan sekunder terhadap


kelembapan.

Tujuan

a) Gangguan intergritas kulit dapat teratas dengan di tandai tidak adanya lecet dan
kemerahan di sekitar anal.
Intervensi :
 Bersihkan sekitar anal setelah defekasi dengan sabun yang lembut. Bilas dengan
air, keringkan dan taburi talk
 Beri udara bebas pada daerah anal tiap 10-15 menit
BAB IV

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Enteritis merupakan suatu peradangan yang terjadi pada lambung dan usus halus di sebabkan
oleh infeksi makanan yang mengandung bakteri dan virus yang memberikan gejala diare dengan
frekuensi lebih banyak dengan konsistensi encer dan kadang- kadang disertai dengan muntah-
muntah. Dari biasanya yang di sebabkan oleh bakteri, virus, dan parasit.dan di tandai infiltasi
mukosa usus halus oleh eosinophil, dengan edema tetapi tanpa vasculitis dan oleh oesinofillia
darah tepi.

Anda mungkin juga menyukai