Anda di halaman 1dari 27

Surat Resmi

Fasilitator: Dwi Yuniar

Disusun Oleh :
- Syayidatun Nisa 1921001
- Arnandita Eka Lukitasari 1921002
- Dina Dwi Ramadhani 1921003
- Abitri Wahyuni Megatama 1921004

PROGRAM STUDI
S-1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ADI HUSADA
SURABAYA
2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Ilmu
Biomedik Dasar “Surat Resmi”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada dosen pengajar. Demikian makalah ini kami tulis, semoga makalah ini
dapat bermanfaat. Kami ucapkan terima kasih.

Surabaya, 24 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………. i


KATA PENGANTAR ………………………..……………………… ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………. 1

1.3 Tujuan ………………………………………………………… 1

1.4 Manfaat ……………………………………………………….. 1


BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………… 2
1.1 Sistem Pencernaan ………..………………………………….. 2
1.2 Saluran Pencernaan …..…………………………………….... 2
1.2.1 Gambaran Garis Besar Saluran Pencernaan …………. 2
1.2.2 Kendali Saraf Pada Saluran Pencernaan ……………... 4
1.3 Proses Pencernaan Makanan ………………………………... 5
1.4 Organ-organ Saluran Pencernaan ………………………….. 6
1.4.1 Organ Onal, Faring dan Osofagus …………………….. 6
1.4.2 Lambung ………………………………………………… 11
1.4.3 Usus Halus ………………………………………………. 14
1.4.4 Usus Besar ……………………………………………….. 17
1.4.5 Rektum dan Anus ……………………………………….. 17
1.5 Organ-organ Saluran Pencernaan yang Terletak diluar 18
Saluran Pencernaan
1.5.1 Pankreas, Hati dan Kandung Empedu 18
BAB III PENUTUP …………………………………………………… 21
1.1 Kesimpulan ………..………………………………………….. 21
1.2 Saran ……………………………...…………………………… 21
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 22

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Surat adalah media komunikasi dalam bentuk tulisan yang dilakukan
oleh seseorang atau lembaga ke seseorang atau lembaga lainnya. Banyak
kesalahan yang sering kita temukan dalam halnya penulisan surat. Maka
dari itu makalah ini membahas tentang seluk beluk surat sehingga dapat
memberikan informasi yang mendalam kepada pembaca.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan sistem pencernaan?
2. Bagaimana proses yang terjadi saat pencernaan makanan
3. Apa saja organ-organ yang berperan dalam saluran pencernaan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari sistem pencernaan
2. Untuk mengetahui proses yang terjadi saat pencernaan makanan
3. Untuk mengetahui organ-organ yang berperan dalam saluran pencernaan
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu memahami dan memantapkan pengetahuannya
tentang sistem pencernaan pada manusia.
2. Bagi Pendidik
Manfaat bagi pendidik adalah mampu menambah wawasan yang sudah
dimiliki dalam memberikan materi kepada peserta didik.
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat mengetahui tentang sistem pencernaan makanan
pada manusia dan organ-organ dalam pencernaan makanan.

BAB II

1
PEMBAHASAN
1.1. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal adalah sistem organ
dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi kedalam
aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Fungsi utama dari sistem ini adalah untuk menyediakan makanan,
air, dan elektrolit bagi tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga siap
diabsorpsi. Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia, dan meliputi
proses berikut:

1. Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut.


2. Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh
gigi. Makanan kemudian bercampur dengan saliva sebelum ditelan
(menelan).
3. Peristaltik adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang
menggerakkan makanan tertelan melalui saluran pencernaan.
4. Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi
molekul kecil sehingga absorpsi dapat berlangsung.
5. Absorpsi adalah penggerakan produk akhir penccernaan dari lumen
saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat
digunakan oleh tubuh.
6. Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna,
juga bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.
1.2. Saluran Pencernaan
1.2.1. Gambaran Garis Besar Saluran Pencernaan
1. Dinding saluran tersusun dari 4 lapisan jaringan dasar dari lumen (rongga
sentral) ke arah luar. Komponen lapisan pada setiap regia bervariasi sesuai
fungsi regia.
a. Mukosa (membrane mukosa) tersusun dari tiga lapisan.
1) Epithelium yang melapisi berfungsi untuk perlindungan, sekresi,
dan absorpsi. Di bagian ujung oral dan anal saluran, lapisannya

2
tersusun dari dari epithelium skuamosa bertingkat tidak
terkeranisasi untuk perlindungan. Lapisan ini terdiri dari
epithelium kolumnar simple dengan sel goblet di area tersebut
yang dikhususkan untuk sekresi dan absorpsi.
2) Lamina propria adalah jaringan ikat areolar yang menopang
epithelium. Lamina ini mengandung pembuluh darah, limfatik,
nodular limfe, dan beberapa jenis lainnya.
3) Muskularis mukosa terdiri dari lapisan sirkular dalam yang tipis
dan lapisan otot polos longitudinal luar.
b. Submukosa terdiri dari jaringan ikat areolar yang mengandung
pembuluh darah, pembuluh limfatik, beberapa kelenjar submukosal,
dan pleksus serabut saraf, serta sel-sel ganglion yang disebut pleksus
meissner (pleksus submukosal). Submukosa mengikat mukosa ke
muskularis eksterna.
c. Muskularis eksterna terdiri dari dua lapisan otot, satu lapisan sirkular
dalam dan satu lapisan longitudinal luar. Konstraksi lapisan sirkular
mengkonstriksi lumen saluran dan kontraksi lapisan longitudinal
memperpendek dan memperlebar lumen saluran. Konstraksi ini
mengakibatkan gelombang peristalsis yang menggerakkan isi saluran
kearah depan.
1) Muskularis eksterna terdiri dari otot rangka di mulut, faring, dan
esophagus atas, serta otot polos pada saluran selanjutnya.
2) Pleksus auerbach (pleksus mienterik) yang terdiri dari serabut saraf
dan ganglion parasimpatis, terletak diantara lapisan otot sirkular
dalam longitudinal luar.
d. Serosa (adventisia), lapisan keempat dan paling luar yang disebut juga
peritoneum viseral. Lapisan ini terdiri dari membrane serosa jaringan
ikat renggang yang dilapisi epithelium skuamosa simple. Di bawah
area diafragma dan dalam lokasi tempat epithelium skuamosa dan
menghilang dan jaringan ikat bersatu dengan jaringan ikat di sekitarna
area tersebut disebut sebagai adventisia.

3
2. Peritoneum, mesenterium, dan omentum abdominopelvis adalah
membrane erosa terlebar dalam tubuh.
a. Peritoneum parietal melapisi rongga abdominopelvis.
b. Peritoneum viseral membungkus organ dan terhubungkan ke
peritoneum parietal oleh berbagai lipatan.
c. Rongga peritoneal adalah ruang potensial antara visceral dan
peritoneum parietal.Mesenterium dan omentum adalah lipatan
jaringan peritoneal berlapis ganda yang merefleks balik dari
peritoneum visceral. Lipatan ini berfungsi untuk mengikat organ-
organ abdominal satu sama lain dan melabuhkannya ke dinding
abdominal belakang. Pembuluh darah limfatik, dan saraf terletak
dalam lipatan peritoneal.
1) Omentum besar adalah lipatan ganda berukuran besar yang melekat
pada duodenum, lambung dan usus besar. Lipatan ini tergantung
seperrti celemek di atas usus.
2) Omentum kecil menopang lambung dan duodenum sehingga
terpisah dari hati.
3) Mesokolon melekatnya kolon ke dinding abdominal belakang.
4) Ligamen falsimoris melekatkan hati ke dinding abdominal depan
dan difragma.
5) Organ yang tidak terbungkus peritoneum, tetapi hanya tertutup
olehnya disebut retroperitoneal (di belakang peritoneum). Yang
termasuk retroperitoneal antara lain; pankreas, duodenum, ginjal,
rectum, kandung kemih, dan beberapa organ reproduksi
perempuan.
1.2.2. Kendali Saraf Pada Saluran Pencernaan
SSO menginervasi keseluruhan saluran pencernaan, kecuali ujung
atas dan ujung bawah yang dikendalikan secara volumter.
1) Impuls parasimpatis yang dihantarkan dalam saraf vagus (CN X),
mengeluarkan efek setimulasi konsta pada tonus otot polos dan
bertanggung jawab untuk peningkatan keseluruhan aktivitas. Efek
ini meliputi motilitas dan sekresi cairan pencernaan.

4
2) Impuls simpatis yang dibawa medulla spinalis dalam saraf
planknik, menghambat kontraksi otot polos saluran, mengurangi
motalitas, dan menghambat sekresi cairan pencernaan.
3) Pleksus meissner dan auerbach merupakan sisi sinaps untuk serabut
praganglionok parasimpatis. Pleksus ini juga berfungsi untuk
pengaturan kontraktil lokal dan aktivitas sekretori saluran.
1.3. Proses Pencernaan Makanan
Daerah Khusus Peritoneal
a. Mesenterium
Lipatan peritoneum berlapis ganda yang melekat pada bagian usus
kedinding posterior abdomen terdiri atas mesenterium usus halus mesokolon
(lekukan) transversum dan mesokolon sigmoid.
b. Omentum
Lipatan peritoneum berlapis ganda yang melekat pada lambung,
omentum mayus, dan kurvatura mayor. Omentum tergantung seperti tirai
pada ruang lekukan usus halus dan dinding abdomen anterior. Omentum
mayus meliputi kembali dan melekat pada pinggir bawah kolom
transversum, sedangkan omentum minus menghubungkan kurvatura mayor
dan lambung dengan permukaan bawah hati.
c. Ligmentum peritoneale
Lipatan peritoneum berlapis ganda melekat pada dinding abdomen
berhubungan dengan tulang, hati, serta ligamentum falsiformis kedinding
arterior abdomen dan permukaan bawah hati.
d. Sakus minor
Bagian dari rongga teritoneal yang terletak disebelah belakang
lambung.
e. Kavitas peritoneum
Merupakan rongga teritoneal yaitu suatu yang terdesak oleh organ
abdomen sehingga peritoneum parietalis dan viseralis dapat di raba.

1.4. Organ-organ Sistem Pencernaan

5
1.4.1. Rongga Oral, Faring, dan Esofagus
A. Rongga oral adalah jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi
organ aksesoris yang berfungsi dalam proses awal pencernaan. Rongga
vestibulum (bukal) terletak diantara gigi, bibir dan pipi sebagai batas
keluarnya. Rongga oral utama dibatasi gigi dan gusi di bagian depan,
palatum lunak dan keras di bagian atas, lidah di bagian bawah, dan
orofarin.
1. Bibir tersusun dari otot rangka (orbicularis mulut ) dan jaringan ikat.
Organ ini berfungsi untuk menerima makanan dan produksi wicara.
1) Permukaan luar bibir dilapisi kulit yang mengandung folikel
rambut, kelenjar keringat sera kelenjar sebasea.
2) Area transisional memiliki epidermis transparan. Bagian ini
tampak merah karena dilewati oleh banyak kapiler yang dapat
terlihat.
3) Permukaan dalam bibir adalah membran mukosa. Bagian
frenulum labia melekatkan membran mukosa pada gusi digaris
tengah
2. Pipi mengandung otot buksinator mastikasi. Lapisan epithelia pipi
merupakan subjek abrasi dan sel secara konstan terlepas untuk
kemudian diganti dengan sel-sel baru yang membelah dengan cepat.
3. Lidah dilekatkan pada dasar mulut oleh frenulum lingua. Lidah
berfungsi untuk menggerakkan makanan saat di kunyah atau di telan,
untuk pengecapan, dan dalam produksi wicara.
1) Otot-otot ekstrinsik lidah berawal pada tulang dan jaringan di
luar lidah serta berfungsi dalam pergerakan lidah secara
keseluruhan.
2) Otot-otot intrinsik lidah memiliki serabut yang menghadap
kebagian arah untuk membentuk sudut satu sama lain. Ini
memberikan mobilitas yang besar pada lidah.
3) Papilla adalah elevasi jaringan mukosa dan jaringan ikat pada
permukaan dorsal lidah. Papilla-papila ini menyebabkan tekstur
lidah menjadi kasar.

6
o Papilla fungiformis dan papilla sirkumvalata memiliki
kuncup-kuncup pengucap.
o Sekresi berair dari kelenjar Von Ebner, terletak di otot
lidah, bercampur dengan makanan pada permukaan lidah
dan membantu pengecapan rasa.
4) Tonsil-tonsil lingua adalah ogregasi jaringan limfoid pada
sepertiga bagian belakang lidah.
4. Kelenjar saliva mensekresi saliva ke dalam rongga oral. Saliva terdiri
dari cairan encer yang mengandung enzim dan cairan kental yang
mengandung mukus.
a. Ada tiga pasang kelenjar saliva
1) Kelenjar parotid adalah kelenjar saliva terbersar, terletak
agak kebawah dan di depan telinga dan membuka melalui
duktus parotid (Stensen) meuju suatu televasi kecil (papilla)
yang terletak berhadapan dengan gigi molar kedua pada sisi.
2) Kelenjar submaksilar (submandibular) kurang lebih
sebesar kacang kenari dan terletak dipermukaan dalam pada
medibula serta membuka melalui duktus Wharton menuju
kedasar mulut pada kedua sisi frenulum lingua.
3) Kelenjar sublingual terletak di dasar mulut dan membuka
melalui duktus sublingual kecil menuju kedasar mulut.
b. Komposisi saliva. Saliva terutama terdiri dari sekresi serosa,
yaitu 98% air dan mengandung enzim amilase serta berbagai
jenis ion (natrium, prolida, bikarbonat, dan kalium), juga
sekresi mukus yang lebih kental dan lebih sedikit yang
mengandung gligoprotein (musin), ion, air
c. Fungsi saliva
1) Saliva melarutkan makanan untuk pengecapan rasa.
2) Saliva melembabkan dan melumasi makanan sehingga dapat
ditelan. Saliva juga memberikan kelembaban pada bibir dan
lidah sehingga terhindar dari kekeringan.

7
3) Amilase pada saliva mengurangi zat tepung manjadi
polisakarida dan maltosa. Suatu disakarida.
4) Zat buangan seperti asam urat dan urea, serta berbagai zat
lain seperti obat, virus, dan logam diekskresi ke dalam saliva.
5) Zat antibakteri dan zat antibodi dalam saliva berfungsi untuk
membersihkan rongga oral dan membantu memelihara
kesehatan oral serta mencegah kerusakan gigi.
d. Kendali saraf pada sekresi saliva
1) Aliran saliva dapat di picu melalui stimulus psikis (pikiran
akan makanan,. Mekanis (keberadaan makanan), atau
kimiawi (jenis makanan).
2) Stimulus di bawah melalui serabut aferen dalam saraf kranial
V, VII, IX dan X menuju nuclei salivatori inferior dan
superior dalam medula. Semua kelenjar saliva dipersarafi
serabut simpatis dan parasimpatis.
3) Volume dan komposisi saliva bervariasi sesuai jenis stimulus
dan jenis inervansinya (sitem simpatis atau parasimpatis).
a. Stimulasi parasimpatis mengakibatkan vasodilatasi
pembuluh darah dan skresi beriar (serosa) yang banyak
sekali.
b. Stimulasi simpatis mengakibatkan vasikontriksi pembuluh
darah dan sekresi mukus yang lebih kental dan lengket.
Obat-obatan yang mengandung penghambat kolinergik.
5. Gigi
Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan
menjadi partikel yang kecil-kecil. Gigi berfungsi menghancurkan
makanan yang masuk dalam rongga mulut. Berdasarkan bentuk dan
fungsinya, gigi dibedakan menjadi tiga. Ketiga gigi tersebut yaitu gigi
seri, gigi taring, dan gigi geraham. Gigi tersusun dalam kantong-kantong
(alveoli) pada mandibula dan maksila.
1. Anatomi gigi

8
a. Setiap lengkung barisan gigi pada rahang membentuk lengkung
gigi. Lengkung bagian atas lebih besar dari bagian bawah
sehingga gigi-gigi atas secara normal akan menutup (overlap) gigi
bawah.
b. Manusia memiliki dua susunan gigi: gigi primer (desiduous, gigi
susu) dan gigi sekunder (permanen).
1) Gigi primer dalam setengah lengkung gigi (dimulai dari ruang
diantara dua gigi depan) terdiri dari, dua gigi seri, satu taring,
dua geraham(molar), untuk total keseluruhan 20 gigi.
2) Gigi sekunder mulai keluar mulai dari usia lima sampai enam
tahun. Setengah dari lengkung gigi terdiri dari dua gigi seri,
satu taring, dua premolar (bicuspid) dan tiga geraham
(tricuspid) untuk total keseluruhan 32 buah. Geraham ketiga
disebut “gigi bungsu”.
c. Komponen gigi
1) Mahkota adalah bagian gigi yang terlihat. Satu sampai tiga
akar yang tertanam terdiri dari bagian gigi yang terdiri dalam
prosesus (kantong) alveolar tulang rahang.
2) Mahkota dan akar bertemu pada leher yang diselubungi
gingiva (gusi).
3) Membran periodontal merupakan jaringan ikat yang melapisi
kantong alveolar dan melekat pada sementum di akar.
Membran ini menahan gigi dirahang.
4) Rongga pulpa dalam mahkota melebar kedalam saluran akar,
berisi pulpa gigi yang mengandung pembuluh darah dan saraf.
Saluran akar membuka ke tulang melalui foramen apikasi.
5) Dentin menyelubungi rongga pulpa dan membentuk bagian
terbesar gigi. Dentin pada bagian mahkota tertutup oleh email
dan bagian akar sementum. Email terdiri dari 97% zat
anorganik (terutama kalsium fosfat) dan merupakan zat
terkeras dalam tubuh. Zat ini berfungsi untuk melindungi
tetapi dapat bererosi oleh enzim dan asam yang diproduksi

9
bakteri mulut dan mengakibatkan karies gigi. Flourida dalam
air minum atau yang sengaja dikenakan pada gigi dapat
memperkuat email.
2. Fungsi gigi
Gigi berfungsi dalam proses mastikasi (pengunyahan).
Makanan yang masuk dalam mulut dipotong menjadi bagian-bagian
kecil dan bercampur dengan saliva untuk membentuk bolus makanan
yang dapat ditelan.
B. Proses menelan (deglutisi) menggerakkan makanan dari faring menuju
esofagus. Aksi penelanan meliputi 3 fase:
1. Fase volunter, lidah penekan paltum keras saat rahang menutup dan
mengarahkan bolus kearah orovfaring.
2. Fase faring, bolus makanan dalam faring merangsang reseptor
orofaring yang mengirim impuls ke pusat menelan dalam medulla dan
batang otak bagian bawah. Refleks yang terjadi adalah penutupan
semua lubang kecuali esofagus sehigga makanan bisa masuk.
a. Lidah menekan palatum keras dan menghalangi makanan
kembali kemulut.
b. Otot palatum lunak dan uvula mengangkat palatum lunak
untuk menutup mulut saluran nasal sehingga makanan tidak
masuk ke rongga nasal.
c. Laring terelevasi, glotis tertutup, epi glotis condong ke belakang
menutup mulut laring yang menahan makanan sehingga tidak
menutupi saluran pernapasan.
d. Sfingter esofagus atas pada mulut esofagus secara normal
menyempit untuk mencegah udara memasuki esofagus, dan
refleks relaksasi terjadi saat otot faring berkontraksi dan laring
terrelefasi
e. Gelombang pristaltik kontraksi yang bermula pada otot faring
menggerakkan bolus ke dalam esofagus.
3. Fase esofagus. Sfingter esofagus bawah, suatu area sempit otot
polos pada ujung bawah esofagus dalam kontraksi tonus yang kontan,

10
berelaksasi setelah melakukan gelombang pristaltik dan
memungkinkan makanan terdorong kedalam lambung. Sfingter
kemudian berkontraksi untuk mencegah regurditasi (refluks) isi
lambung ke dalam esofagus.
C. Esofagus (kerongkongan)
Esofagus adalah tuba muscular, panjangnya sekitar 25 cm dan
berdiameter 2,54 cm. esofagus berawal pada area laringofaring, melewati
diafragma dan hiatus esofagus (lubang) pada area sekitar vertebra toraks
kesepuluh, dan membuka ke arah lambung.
Fungsi esophagus menggerakkan makanan dari faring ke lambung
melalui gerak peristalsis. Mukosa esofagus memproduksi sejumlah besar
mukus untuk melumasi dan melindungi esofagus.
1.4.2. Lambung
Lambung adalah organ berbentuk J, terletak pada bagian superior kiri
rongga abdomen di bawah diafragma. Semua bagian, kecuali sebagian kecil,
terletak pada bagian kiri garis tengah. Ukuran dan bentuknya bervariasi dari
satu individu ke individu lain. Regia-regia lambung terdiri dari bagian jantung,
fundus, badan organ, dan bagian pylorus.
a. Bagian jantung lambung adalah area di sekitar pertemuan esophagus dan
lambung.
b. Fundus adalah bagian yang menonjol ke sisi kiri atas mulut esophagus.
c. Badan lambung adalah bagian yang terilatasi di bawah fundus, yang
membentuk dua pertiga bagian lambung. Tepi medial badan lambung yang
konkaf disebut kurvatur kecil: tepi lateral badan lambung yang konveks
disebut kurvatur besar.
d. Bagian pylorus lambung menyempit di ujung bawah lambung dan
membuka ke duodenum. Antrum pylorus mengarah ke mulut pylorus yang
dikelilingi sfinger pylorus muscular tebal.
Lambung berfungsi diantaranya dalah sebagai gudang makanan,
yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan
enzim-enzim, memproduksi kimus dan mucus, factor intrinsic
(menghasilkan vitamin B12), disgesti protein, dan absorpsi.

11
Histologi dinding lambung terdapat tiga lapisan jaringan dasar, yaitu :
a. Muskularis eksterna, pada bagian fundus dan badan lambung
mengandung lapisan otot melintang (oblik) tambahan. Lapisan otot
tambahan ini membantu ke efektifan pencampuran dan penghancuran
isi lambung.
b. Mukosa, membentuk lipatan-lipatan (ruga) longitudinal yang
menonjol sehingga memungkinkan perenggangan dinding lambung.
Ruga terlihat saat lambung kosong dan akan menghalus saat lambung
meregang terisi makanan.
c. Ada kurang lebih 3 juta pit lambung diantara ruga-ruga yang
bermuara pada sekitar 15 juta kelenjar lambung. Kelenjar lambung
yang dinamakan sesuai letaknya, menghasilkan 2 L sampai 3 L cairan
lambung. Cairan lambung mengandung enzim-enzim pencernaan,
asam klorida, mukus, garam-garaman dan air.
Fungsi-fungsi lambung diantaranya untuk penyimpanan makanan,
produksi kimus, digesti protein, produksi mukus, produksi faktor intrinsik
dan absorpsi.
A. Sekresi Lambung
1. Jenis kelenjar lambung
a. Kelenjar jantung, ditemukan di regia mulut jantung. Kelenjar ini
hanya mensekresi mukus.
b. Kelenjar fundus (lambung) terdiri dari tiga jenis sel.
1) Sel chief (zimogenik) , mensekresi pepsinogen, precursor
enzim pepsin. Kelenjar ini mensekresi lipase dan renin
lambung, yang kurang penting.
2) Sel parietal , mensekresi asam klorida (HCI) dan faktor
intrinsik.
a. Dalam pembuatan HCI, 𝐶𝑂2 bergerak ke dalam sel untuk
berikatan dengan air dan membentuk asam karbonat
(𝐻2 𝐶𝑂3 )., dalam reaksi yang dikatalis oleh anhydrase
karbonik.

12
b. 𝐻2 𝐶𝑂3 terionisasi untuk membentuk 𝐻 + dan 𝐻𝐶𝑂3 − . Ion
bikarbonat keluar dari sel untuk digantikan ion klorida (CI− )
dan memasuki sirkulasi sistemik.
c. Ion hidrogen, bersama ion klorida, secara aktif terpompa ke
dalam lambung.
3) Sel leher mukosa, ditemukan pada bagian leher semua
kelenjar lambung. Sel ini mensekresi barier mukus setebal 1
mm dan melindungi lapisan lambung terhadap kerusakan HCI
atau autodigesti.
c. Kelenjar pylorus terletak pada regia antrum pylorus. Kelenjar ini
mensekresi mukus dan gastrin, suatu hormon peptida yang
berpengaruh besar dalam proses sekresi lambung.
2. Tiga tahap sekresi lambung dinamakan sesuai dengan regia tempat
terjadinya stimulus. Faktor saraf dan hormon terlibat.
1) Tahap sefalik terjadi sebelum makanan mencapai lambung. Masuknya
makanan ke dalam mulut atau tampilan, bau, atau pikiran tentang
makanan, dapat merangsang sekresi lambung.
2) Tahap lambung terjadi saat makanan mencapai lambung dan
berlangsung selama makanan masih ada.
- Peregangan dinding lambung merangsang reseptor saraf dalam
mukosa lambung dan memicu refleks lambung.
- Asam amino dan protein dalam makanan yang separuh tercerna
dan zat kimia (alkohol dan kafein) juga meningkatkan sekresi
lambung melalui refleks lokal.
- Fungsi gastrin, yaitu merangsang sekresi lambung, meningkatkan
motilitas usus dan lambung, mengkontriksi sfingter esofagus bawah
dan merelaksasi sfingter pylorus serta stimulasi sekresi pankreas
dan meningkatkan motilitas usus.
- Pengaturan pelepasan gastrin dalam lambung terjadi melalui
penghambatan umpan balik yang didasarkan pada pH isi lambung.
3) Tahap usus terjadi setelah kimus meninggalkan lambung dan memasuki
usus halus yang kemudian memicu faktor saraf dan hormon.

13
- Sekresi lambung setelah distimulasikan oleh sekresi duodenum
sehingga dapat berlangsung selama beberapa jam.
- Sekresi lambung dihambat oleh hormon-hormon polipeptida
yang dihasilkan duodenum.
3. Digesti dalam lambung
Cairan lambung memicu digesti protein dan lemak.
- Digesti protein. Pepsinogen (disekresi sel chief) diubah menjadi
pepsin oleh asam klorida (disekresi sel parietal). Pepsin adalah enzim
yang hanya dapat bekerja dengan pH di bawah 5.
- Lemak. Lipase lambung (disekresi sel chief) menghidrolisis lemak
susu menjadi asam lemak dan gliserol, tetapi aktivitasnya terbatas
dalam kadar pH yang rendah.
- Karbohidrat. Amilase dalam sativa yang menghidrolisis zat tepung
bekerja pada pH netral.
4. Kendali pada pengosongan lambung
 Pengosongan distimulasi secara refleks saat merespons terhadap
peregangan lambung, pelepasan gastrin, kekentalan kimus dan jenis
makanan.
 Pengosongan lambung dihambat oleh hormon duodenum yang juga
menghambat sekresi lambung dan oleh refleks umpan balik
enterogastrik dari duodenum.
 Sinyal umpan balik memungkinkan kimus memasuki usus halus jadi
kecepatan tertentu sehingga dapat diproses.
1.4.3. Usus Halus
Gambaran umum mengenai usus halus adalah tuba terlilit yang
merentang dari sfingter pylorus sampai ke katup ileosekal, tempatnya
menyatu dengan usus besar. Diameter usus halus kurang lebih 2,5 cm dan
panjangnya 3-5 m. Secara umum proses pencernaan dalam tubuh adalah
dimulai dari lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari
(duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus.
Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam
jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan

14
mengirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang
diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang
melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan
makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil
enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Fungsi usus halus adalah diantaranya secara selektif mengabsorpsi
produk digesti, usus halus juga mengakhiri proses pencernaan makanan
yang dimulai di mulut dan lambung. Proses ini diselesaikan oleh enzim
usus dan enzim pancreas serta dibantu empedu dalam hati.
Terdapat 3 divisi, diantaranya :
 Duodenum adalah bagian terpendek (25 cm sampai 30 cm). Duktus
empedu dan duktus pankreas, keduanya membuka dinding posterior
duodenum beberapa sentimeter di bawah mulut pylorus.
 Yeyunum adalah bagian yang selanjutnya. Panjangnya kurang lebih
1 m sampai 1,5 m.
 Ileum (2 meter sampai 2,5 meter) merentang sampai menyatu
dengan usus besar.
 Motilitas. Gerakan usus halus mencampur isinya dengan enzim
untuk pencernaan, memungkinkan produk akhir pencernaan
mengadakan kontak dengan sel absorptif, dan mendorong zat sisa
memasuki usus besar. Pergerakan ini dipicu oleh peregangan dan
secara refleks dikendalikan oleh SSO.
1. Segmentasi Irama adalah gerakan pencampuran utama. Gerakan ini
adalah gerakan kontraksi dan relaksasi yang bergantian dari cincin-
cincin otot dinding usus yang membagi isi menjadi segmen-segmen
dan mendorong kimus bergerak maju mundur dari satu segmen yang
relaks ke segmen yang lain.
2. Peristaltik adalah kontraksi ritmik otot polos longitudinal dan
sirkular. Kontraksi ini adalah daya dorong utama yang
menggerakkan kimus ke arah bawah di sepanjang saluran.

15
Ada tiga spesialisasi struktural yang memperluas permukaan
absortif usus halus sampai kurang lebih 600 kali.

- Plicae circulares adalah lipatan sirkular membran mukosa yang


permanen dan besar. Lipatan ini hampir secara keseluruhan
mengitari lumen.
- Vili adalah jutaan tonjolan menyerupai jari (tingginya 0,2 mm
sampai 1,0 mm) yang memanjang ke lumen dari permukaan mukosa.
- Mikrovili adalah lipatan-lipatan menonjol kecil pada membran sel
yang muncul pada tepi yang berhadapan dengan sel-sel epitel.

Kelenjar-kelenjar usus (kripta Lieberkuhn) tertanam dalam mukosa


dan membuka di antara basis-basis vili. Kelenjar ini mensekresi hormon
dan enzim. Enzim yang dibentuk oleh sel epithelial usus dibutuhkan untuk
melengkapi digesti. Hormon yang mempengaruhi sekresi dan motilitas
saluran pencernaan antara lain seperti sekretin, CCK, GIP, peptida usus
vasoaktif, substansti p dan somatostatin.

Kelenjar penghasil mukus terdapat sel goblet dimana letaknya di


dalam epitelium di sepanjang usus halus. Dan juga ada kelenjar Brunner
terletak dalam submukosa duodenum, dimana kelenjar ini memproduksi
mukus untuk melindungi mukosa duodenum terhadap kimus asam dan
cairan lambung yang masuk ke pylorus melalui lambung.

Jaringan limfatik, leukosit dan nodulus limfe ada di keseluruhan


usus halus untuk melindungi dinding usus terhadap invasi benda asing
Agregasi nodulus limfe yang disebut bercak Peyer terdapat di dalam
ileum.

1.4.4. Usus Besar


Begitu materi dalam saluran pencernaan masuk ke usus besar,
sebagian nutrient telah dicerna dan di absorpsi dan hanya menyisakan zat-

16
zat yang tidak tercerna. Usus besar tidak memiliki vili, plicae cilculares
(lipatan sirkular) dan diameternya lebih lebar, panjantnya lebih pendek,
dan daya renggangnya lebih besar disbandingkan usus halus. Usus besar
terdiri dari sekum (kantong tertutup yang menggantung di bawah area
katup ileosekal), kolon (kolon asenden, kolon tranversa, kolon desenden),
rectum (bagian saluran dengan panjang 12-13cm, yang berakhir pada
saluran anal dan membuka ke eksterior di anus.
Usus besar berfungsi diantaranya adalah:
1. Usus besar mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan elektrolit dari
kimus yang tersisa danmengubah kimus dari cairan menjadi massa
semi padat.
2. Usus besar hanya memproduksi mucus. Sekresinya tidak
mengandung enzim atau hormonepencernaan.
3. Sejumlah bakteri dalam kolon mampu mencerna sejumlah kecil
selulosa dan memproduksi sedikit kalori nutrient bagi tubuh dalam
setiap hari. Bakteri juga memproduksi vitamin (K, riboflavin, dan
tiamin) dan berbagai gas.
4. Usus besar juga mengekskresi sisa dalam bentuk feses.
1.4.5. Rektum dan Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
(setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong
karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon
desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum,
maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Orang dewasa dan
anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang
lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting
untuk menunda.

1.5. Organ-Organ Saluran Pencernaan yang Terletak diluar Saluran


Pencernaan
1.5.1. Pankreas, Hati dan Kandung Empedu

17
1. Pankreas
Adalah kelenjar terelongasi berukuran besar di balik kurvatur besar
lambung. Sel-sel endokrin (pulau-pulau Langerhans) pankreas mensekresi
hormon insulin dan glukagon. Sel-sel eksokrin (asinar) mensekresi enzim-
enzim pencernaan dan larutan berair yang mengandung ion bikarbonat
dalam konsentrasi tinggi. Produk gabungan sel-sel asinar melalui duktus
pankreas yang menyatu dengan duktus empedu dan masuk ke duodenum
di titik ampula hepatopankreas.
Sekresi eksokrin pankreas dipengaruhi oleh aktivitas refleks saraf
selama tahap sefalik dan sekresi lambung. Sekretin diproduksi oleh sel-sel
mukosa duodenum dan diabsorbsi dalam darah untuk mencapai pankreas.
CCK diproduksi oleh sel-sel mukosa duodenum sebagai respons terhadap
lemak dan protein separuh tercerna yang masuk ke lambung.
Komposisi cairan pankreas mengandung enzim untuk mencerna
protein, karbohidrat dan lemak.
A. Enzim proteolitik pankreas (protease)
1) Tripsinogen yang disekresi pankreas diaktivasi menjadi tripsin oleh
enterokinase yang diproduksi usus halus.
2) Kimotripsin teraktivasi dari kimotripsinogen oleh tripsin.
3) Karboksipeptidase, aminopeptidase dan dipeptidase adalah
enzim yang melanjutkan proses pencernaan protein untuk
menghasilkan asam-asam amino bebas.
4) Lipase pankreas menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan
gliserol setelah lemak diemulsi oleh garam-garam empedu.
5) Amilase pankreas menghidrolisis zat tepung yang tidak dicerna
oleh amilase saliva menjadi disakarida (maltosa, sukrosa dan
laktosa).
6) Ribonuklease dan deoksiribonuklease menghidrolisis RNA dan
DNA menjadi blok-blok pembentuk nukleotidanya.
2. Hati
Merupakan sebuah organ yang viseral besar dan memiliki berbagai
fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Zat-zat gizi

18
dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh
darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam
vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya
masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi
pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah
diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
Beratnya 1.500 g (3lbs) dan pada kondisi hidup berwarna merah tua karena
kaya akan persediaan darah.
Fungsi hati diantaranya adalah sekresi, yaitu hati memproduksi
empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absorpsi lemak.
Metabolisme yaitu memetabolis protein, lemak dan karbohidrat tercerna,
dimana hati mempertahankan homeostatic gula darah, mengurai protein,
menyintes lemak, menyintensis protein. Hati sebagai penyimpanan yaitu
menyimpan mineral seperti zat besi dan tembaga, serta vitamin larut dalam
lemak ( A, D, E dan K). dan hati menyimpan toksin tertentu. Hati
melakukan inaktivasi hormon dan dektosifikasi toksin dan obat yang
disebut dektosifikasi. Hati tempat penyimpanan darah, yaitu reservoar un
tuk sekitar 30% curah jantung dan bersama dengan limpa mengatur volume
darah yang dibutuhkan oleh tubuh.
3. Kandung Empedu
Kandung Empedu adalah kantong muscular hijau menyerupai pir
dengan panjang 10 cm. organ ini terletak di lekukan di bawah lobus kanan
hati. Kapasitas total kandung empedu kurang lebih 30 ml sampai 60 ml.
Empedu memiliki 2 fungsi penting :
1) Kandung empedu yang secara terus-menerus disekresi oleh sel-sel
hati, sampai diperlukan dalam duodenum. Di antara waktu makan,
sfingter Oddi menutup dan cairan empedu mengalir ke dalam
kandung empedu yang relaks. Pelepasan cairan ini dirangsang
CCK.
2) Membantu pencernaan dan penyerapan lemak Berperan dalam
pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin

19
(Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan
kelebihan kolesterol.

BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

20
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal adalah sistem organ dalam
tubuh manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi kedalam aliran darah serta
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut dari tubuh. Fungsi utama dari sistem ini adalah untuk menyediakan
makanan, air, dan elektrolit bagi tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga siap
diabsorpsi.

1.2 Saran

Setelah mengetahui sistem pencernaan yang terdapat pada tubuh manusia,


diharapkan para pembaca dapat lebih mengenal bagian-bagian tersebut lebih
dekat. Mulai dari mengetahui organ-organ sistem pencernaan, fungsi sistem
pencernaan, dan zat-zat atau enzim yang membantu dalam proses sistem
pencernaan. Dan juga untuk para pekerja bidang kesehatan harus benar-benar
memahami anatomi fisiologi pencernaan pada manusia. Agar nantinya tidak
terjadi kesalahan dalam hal penyimpulan asumsi terhadap yang dikeluhkan pasien
yang mempunyai masalah dengan sistem pencernaa.

DAFTAR PUSTAKA

Saprini, R. (2015). Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Paramedis.


Jakarta: Penerbit IN MEDIA.

21
Syaifuddun (2009). Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan
Edisi 2. Jakarta Selatan: Salemba Medika.

Sloane, E. (2014). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Buku


Kedokteran EGC.

22
23

Anda mungkin juga menyukai