OLEH
NAMA NIM
Laurensia Afriani Velani Sue 225202000453
Maria Ovilanti 225202000472
Maria Indriyani Saputri Noni 225202000465
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat yang
telah dikaruniakan, serta bantuan dari semua pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan pendahuluan yang berjudul “GANGGUAN SISTEM ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN SISTEM PENCERNAAN (CA
COLON).”
Dalam penyusunan laporan pendahuluan ini, penulis banyak menemukan kesulitan dan
rintangan, tetapi berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat
menyelesaikannya. Untuk itu, pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan rasa
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan :
1. Direktur Akademi Keperawatan St. Elisabeth Lela yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu menjadi calon perawatan ahli
madya keperawatan yang profesional..
2. Emirensiana Watu, S.Kep,Ns.M.Kep selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing serta arahan awal penulisan sehingga
terselesainya Laporan Pendahuluan ini.
3. Teman-teman yang telah banyak membantu dalam memberikan informasi dan
masukan-masukan terkait dengan penyusunan Laporan Pendahuluan ini dan juga
untuk kebersamaan kita.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Pendahuluan ini masih jauh dari kata
sempurna, baik isi maupun penulisannya.Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca.Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih
dan semoga Laporan Pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
A. Latar Belakang
Kanker merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di
dunia maupun Indonesia. Dari tahun ke tahun peringkat penyakit kanker sebagai
penyebab kematian semakin mengkhawatirkan. Di perkirakan sekitar 7,6 juta ( atau
13% dari penyeban kematian). Orang meninggal disetiap tahunnya diseluruh dunia
karena penyakit kanker. Jika kanker tidak dikendalikan diperkitrakan 26 juta orang
akan menderita kanker dan 17 juta meninggal karena kanker pada tahun 2003. Data
ini sangat mengkhawatirkan karena kejadian kanker terjadi lebih cepat di negara
miskin dan berkembang ( WHO, 2008).
Di Amerika Serikat, karsinoma kolorektal merupakan penyebab ketiga dari semua
kematian kanker, baik pada pria maupun wanita ( Haggar,2005). Dengan perkiraan
134.000 kasus baru pertahun dan sekitar 55.000 kematian, penyakit ini merupakan
penyebab 15 % kematian yang disebabkan kanker di Amerika Serikat
( Robbins, 2012).
Di asia, karsinoma kolorektal juga merupakan masalah yang penting ( Yee, 2009).
Insiden di Jepang yang duhulunya rendah sekarang meningkat hingga level
pertengahan seperti di Inggris (Robbins, 2012).
Di Indonesia berdasarkan data dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, pada tahun 2010
karsinoma karsinoma merupakan jenis kanker ketiga terbanyak dengan jumlah kasus
1,8/100.000 penduduk dan hingga saat ini karsinoma karsinoma tetap termaksud
dalam 10 besar kanker yang sering terjadi.
B. Tujuan Penulis
a. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapakan asuhan keperwatan
b. Tujuan khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada pasien Ca Colon
2. Mahasiswa mampu menegakan diagnosa keperawatan pada pasien Ca
Colon
3. Mahasiswa dapat menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien Ca
Colon
4. Mahasiswa dapat melaksanakkan implementasikan pada pasien Ca Colon
5. Mahasiswa dapat melakukan evalusi pada pasien Ca Colon
C. Manfaat
1. Bagi penulis
Menabah wawasan serta memperoleh pengalaman dalam
mengaplikasikan hasil riset keperawatan. Khususnya studi kasus tentang
pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah Ca Colon
dan sebagai bahan acuhan bagi penulis selanjutnya dalam
mengembangkan penulisan lanjutan terhadap pasien dengan masalah Ca
Colon.
2. Bagi institusi pendidikan
Hasil studi kasus ini dapat digunkan sebagai bahan acuhan bagi
pengembangan keilmuan khususnya di program D III keperawatan.
3. Bagi institusi RSUD
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat mejadi bahan masukan dan evaluasi
yang diperlukan dalam pelaksanaan praktik keperawatan terkhususnya
untuk pasien dengan masalah kesehatan Ca Colon
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Stuktur usus
besar :
a. Caecum
Merupakan kantong yang terletak dibawah muara ileum pada usus besar.
Panjang dan lebarnya kurang dari 6 cm dan 7,5 cm. Saekum terletak oada
fossa iliaka kanan di atas setengah bagian lateralis ligamentum inguinale.
Biasanya saekum seluruhnya dibungkus oleh peritoneum sehingga dapat
bergerak bebas, tetapi mempunyai mesenterium. Terdapat perlekatan ke fossa
iliaka di sebelah medial dan lateral melalui lipatan peritoneum yaitu plika
caecalis, menghasilkan suatu peritoneum kecil, recessus retrocaecalis.
b. Kolon assenden
Bagian ini memanjang dari saekum ke fossa iliaka kanan sampai ke sebelah
kanan abdomen. Panjang 13 cm terletak di bawah abdomen sebelah kanan dan
di hati membelok ke kiri. Lengkungan ini disebut fleksura hepatika ( fleksura
coli dextra ) dan dilanjutkan dengan kolon transversum.
c. Kolon transversum
Merupakan bagian usus besar yang paling besar dan paling dapat bergerak
bebas karena tergantung oada mesokolon, yang ikut membentuk omentrum
majus. Panjangnya antara 45-50 cm, berjalan menyimpang abdomen dari
fleksura coli dekstra sinista yang letaknya lebih tinggi dan lebih ke lataris.
Letaknya tidak tepat melintang ( transversum) tetapi sedikit melengkung ke
bawah sehingga terletak di regio umbilikus.
d. Kolon desenden
Panjangnya lebih kurang 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri, dari
atas ke bawah, dari depan fleksura lienalis sampai di depan ileum kiri,
bersambung dengan sigmoid dan di belakang peritoneum.
e. Kolon sigmoid
Sering disebut juga kolon pelvium. Panjangnya kurang lebih 40 cm dan
berbentuk lengkungan huruf S. Terbentang mulai dari apertura pelvis superior
( pelvic brim) sampai peralihan menjadi rektum di depan vertebra S-3. Tempat
peralihan ini ditandai dengan berakhirnya ketiga teniae coli dan terletak lebih
15 cm di atas anus. Kolon sigmoid tergantung oleh mesokolon sigmoideum
pada dinding belakang pelvis sehingga dapat sedikit bergerak bebas ( mobile).
f. Rektum
Bagian ini merupakan lanjutan dari usus besar, yaitu kolon sigmoid dengan
panjang sekitar 15 cm. Rektrum memiliki tiga kurva lateral serta kurva
dorsoventral. Mukosa rektum lebih halus dibandingkan dengan usus besar.
Rektrum memiliki 3 buah valvula : Superior kiri, medial kanan dan inferior
kiri 2/3 bagian distal rektum terletak di rongga pelvik dan terfiksir, sedangkan
1/3 bagian proksimal terletak di rongga abdomen dan relatif mobile. Kedua
bagian ini dipisahkan oleh peritoneum reflekrum dimana bagian anterior lebih
panjang dibandingkan bagian posterior. Saluran anal adalah bagian terakhir
dari usus, berfungsi sebagai pintu masuk ke bagian usus yang lebih proksimal,
dikelilingi oleh spinkter ani ( eksternal dan internal ) serta otot- otot yang
mengatur pasase isi rektrum ke dunia luar. Spinkter ani eksternal terdiri dari
atas 3 yaitu atas, media dan depan.
2.1.3 Etiologi
Penyebab dari kanker colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu peredaran pada
usus besar ( aliran depan feses) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang
tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer Institut, dan
organisasi kanker lainnya.
Faktor resiko telah teridentifikasi untuk kanker kolon
Usia lebih dari 40 tahun
Darah dalam feses
Riwayat polip rektal atau polip kolon
Adanya polip adematosa villus
Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga
Riwayat penyakit usus inflamasi kronis
Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat
Makanan yang harus dihindari :
Daging merah
Lemak hewan
Makanan berlemak
Daging dan ikan goreng yang digoreng dan dipanggang
Karbohidrat yang disaring ( example : sari yang disaring )
Makanan yang harus dikonsumsi :
Buah – buahan san sayuran khususnya golongan kubis seperti brokoli
Butir padi yang utuh
Cairan yang cukup terutama air
2.1.4 Manifestasi Klinis
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, fungsi segmen usus, lokasi
tempat kanker dan gejala paling menonjol adalah gejala anemia yang tidak diketahui
penyebabnya, anoreksia, penurunan berat badan dan keletihan. Gejala yang berhubungan
dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan melena sedangkan lesi
sebelah kiri yaitu obstruksi ( nyeri abdomen, kram, oenipisan feses, kontipasi dan
distensi. Gejala yang berhubungan dengan lesi rectal yaitu evaluasi feses yang tidak
lengkap setelah defeksi, konstipasi dan diare bergantian serta feses berdarah.
1. Kanker kolon kanan
Isi kolon berupa cairan
Obstruksi
Melena
Nyeri dangkal abdomen
Anemia
Mucus jarang terlihat
Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba tetapi
jarang pasa stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak
enak pada abdomen dan kadang–kadang pada epigastrium.
2. Kanker kolon kiri rectum
Cendrung mengalami perubahan defekasi
Diare
Nyeri kejang
Kembung
Sering timbul gangguan obstruksi
Feses dapat kecil dan dapat berbentuk sepeti pita
Mucus ataupun darah segar sering terlihat pada feses
Anemia
Keinginan defekasi atau sering berkemih.
Gejala yang mungkin mucul pada lesi rectal adalah evaluasi feses yang
tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses
berdarah.
Tabel perbedahan manifestasi klinis dari kolon kanan dan kolon kiri
Terjadi Hiperplasia
pada sel kanker
Luka pasca
Perdarahan Nyeri kronik Ketidakseimbangan bedah
intestinal, feses nutrisi kurang dari
bercampur darah kebutuhan tubuh
Risiko infeksi
Anemia
Keletihan
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang
1. Endoskopi :
Pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.
Gambaran yang khas karsinoma/ ulkus akan dapat dilihat dengan jelas pasa endoskopi
dan untuk menegakan diagnosis oerli dilakukan biopsi.
2. Radiologis
Pemeriksaan radiologis yang dilakukan yaitu foto dada dan foto kolon (barium
enema).Foto dada dilakukan untuk melihat apakah ada metastasis kanker ke paru.
Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan
mengidentifikasi letaknya.
3. Ultrasonografi ( USG)
Sulit dilaakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat ada
tidaknya metastasis kanker pada kelenjar getah bening di abdomen dan hati.
4. Histopatologi
Biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosa.
5. Laboratorium
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami perdarahan.
Tumor marker ( pertanda tumor) yang biasa dipakai adalah CEA biasanya ditemukan
karsinoma kolorektal yang sudah lanjut.
6. Scan ( misalnya, MRI. CZ ; gallium) dan ultrasound
Dilakukan untuk tujuan diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi respon pada
pengobatan.
7. Biopsi ( aspirasi, eksis, jarum)
Dilakukan untuk diagnosis banding dan menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan
melalui sumsum tulang, kulit, organ dan sebagainya.
2.1.9 Penatalaksana
A. Penatalaksanaan Keperawatan
Dukungan adaptasi dan kemandirian
Meningkatkan kenyamanan
Mempertahankan fungsi fisiologisoptimal.
Mencegah komplikasi
Memberikan informasi tentang proses/kondisi penyakit, korogonosis, dan
kebutuhan pengobatan.
B. Penatalaksana medis
Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai
berikit :
1. Pembedahan ( Operasi)
Adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dab rektal, pembedahan
dapat bersifat kuratif dan paliatif. Kanker yang terbatas pada suatu sisi dapat
diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi laparoskopi dehngan polipektomi
merupakan suatu prosedur yang baru dikembangkan untuk meminimalkan luasnya
pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskopi digunakan sebagai pedoman
dalam membuat keputusan di kolon, masa tumor kemudian di eksisi. Reseksi usus
diindikasikan untuk kebanyakan lesi kelas a dan semua kelas b serta lesi c.
Pembedahan kadang diajurkan untuk mengatasi kanker kolon kelas d. Tujuan
pembedahan adalah paliatif. Apa bila tumor sudah menyebar dan mencakup
stuktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan. Tipe prmbedahan tergantung
dari lokasi dan ukuran tumor.
Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut :
Reseksi segmental dengan anastomosis ( penganfkatan tumor dan porsi
usus pada sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik)
Reseksi abominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen
( pengangkatan tumor dan porsisigmoid dan semua rektum serta sfingter
anal)
2. Penyinaran ( Radioterapi)Terapi radiasi memeakia sinar gelombang partikel
berenergi tinggi misalnya sinar x atau sinar gamma, difouskan untuk merusak
daerah yang ditumbuhi tumor, merusak genetik sehingga membunuh kanker.
Terapi radiasi merusak sel sel pembawahan yang pembelahan dirinya cepat,
antara alin sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung dan usus, sel darah.
Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan napsu
makan.
3. Khemoterapi
Memakai obat anti kanker yang kuat, dapat masuk ke dalam sirkulasi darah,
sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat ini kira kira 50
jenis biasanya diinjeksi atau dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat,
karena digabungkan akan memberikan efek lebih bagus.
4. Diversi vekal untuk kanker kolon dan rektum
Berkenan dengan teknik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi dilakukan
pada kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi adalah pembuatan
lubang ( stoma) pada kolon secara bedah. Stoma ini dapat berfungsi bagi difersi
sementara atau permanen.
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
Tujuan dari pengkajian atau anamnesa merupakan kumpulan informasi subyektif
yang diperoleh dari apa yang dipaparkan oleh pasien terkait masalah kesehatan
yamg menyebabkan pasien melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan
(Niman, 2013).
Data objektif
- Skala nyeri wajah
pasien 6
- Mata kurang bercahaya
- Dilandasi pupil
- Gerakan mata berfokus
pada bagian mata yang
sakit
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak
memegangi perut
bagian bawah.
Data objektif
- Bising usus > dari Anoreksia
normal
- Membran mukosa
tampak pucat Asupan nutrisi tidak
- Berta badan dibawah adekuat
ideal
- Penurunan berat badan Ketidakseimbangan nutrisi
- Hanya menghabiskan kurang dari kebutuhan
setengah porsi makanan tubuh
4.
Data subjektif Ca colon Risiko infeksi
- Pasien mengatakan sudah
melakukan operasi
pembedahan kolostomi Intervensi bedah
Kolostomi
Data objektif
- Pasien tampak luka pasca
bedah
Luka pascah bedah
Risiko infeksi
2.2.4 Implementasi
Melaksanaakan tindakan sesuai dengam intervensi yang telah direncanakan dan
dilakukan sesuai kebutuhan klien /pasien tergantung pada kondisinya. Sasaran utama
pasien meliputi peredaran nyeri, mengontrol ansietas, pemahaman dan penerinmaan
penanganan, pemenuhan aktivitas perawatan diri termaksud pemberian obat, pencegahan
isolasi sosial dan upaya komplikasi.
2.2.5 Evaluasi
Melakukan pengajian kembali untuk mengetahui apakah semua tindakan yang telah
dilakukan dapat memberikan perbaikan status kesehatan terhadap klien sesuai dengan
kriteria hasil yang diharapkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Colorectal Cancer dikenal sebagai Ca Colon/ Kanker Usus Besar adalah suatu
bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektrum, dan appendix ( usus buntu).
Kanker colon terjadi karena tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam
permukaan usus besar atau rektum.
Penyebab dari kanker colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu
peredaran pada usus besar (aliran depan feses) yang meliputi faktor kausatif.
Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The
National Cancer Institut, dan organisasi kanker lainnya.
Dari tahun ke tahun peringkat penyakit kanker sebagai penyebab kematian
semakin mengkhawatirkan. Di perkirakan sekitar 7,6 juta ( atau 13% dari
penyeban kematian). Orang meninggal disetiap tahunnya diseluruh dunia karena
penyakit kanker. Jika kanker tidak dikendalikan diperkitrakan 26 juta orang akan
menderita kanker dan 17 juta meninggal karena kanker pada tahun 2003. Data ini
sangat mengkhawatirkan karena kejadian kanker terjadi lebih cepat di negara
miskin dan berkembang.
B. Saran
1. Bagi pasien dan keluarga
Diharapkan kerja sama dari keluarga untuk memberikan motivasi kesembuhan
2. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan bagi institusi pendidikan menyediakan fasilitas berupa sumber
buku –buku terbaru
3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya lebih aktif lagi dalam memberikan asuhan
keperawatan khususnya pada pasien dengan masalah kesehatan kanker usus.
DAFTAR PUSTAKA