TUMOR RENAL
Dosen Pengampu :
Darsini, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Disusun Oleh :
JOMBANG 2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai Konsep
Asuhan Keperawatan Tumor Renal ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ibu Darsini, S. Kep.,Ns.,M.Kep pada Mata Kuliah Keperawatan Medikal
Bedah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Konsep Asuhan Keperawatan Tumor Renal pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
MAKALAH....................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2
BAB I ................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ................................................................ Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 5
1.3 Tujuan..................................................................................................................... 5
1.4 Manfaat................................................................................................................... 5
BAB II................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN................................................................................................................ 6
2.1 PENGERTIAN ........................................................................................................... 6
2.1 ETIOLOGI ............................................................................................................. 6
2.2 PATOFISIOLOGI ................................................................................................. 6
2.3 MANIFESTASI KLINIS....................................................................................... 7
2.4 PATHWAY .......................................................................................................... 12
2.6 PENATALAKSANAAN...................................................................................... 13
BAB III ............................................................................................................................ 15
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAFILAKSIS SYOK .................. 15
a. PENGKAJIAN ........................................................................................................ 15
b. INTERVENSI KEPERAWATAN ......................................................................... 19
2.3 IMPLEMENTASI................................................................................................ 21
2.4 EVALUASI........................................................................................................... 22
BAB IV ............................................................................................................................ 24
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS PADA ANAFILAKSIS SYOK ..................... 24
3.1 PENGKAJIAN .......................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB V .............................................................................................................................. 26
PENUTUP ....................................................................................................................... 33
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 34
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana laporan pedahuluan pada tumor renal?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pasien tumor renal?
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih mendalam tentang laporan pendahuluan
penderita tumor renal.
2. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengumpulan data pasien.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal. ginjal
adalah organ berbentuk kacang yang berfungsi sebagai bagian dari sistem kemih
seseorang. Ini membantu untuk menyaring limbah dan cairan ekstra dari aliran
darah, membuat urin, yang pindah ke kandung kemih dan keluar dari tubuh.
Tumor ginjal adalah pertumbuhan sel yang tidak normal dari sel jaringan
ginjal.Tumor lunak atau siste pada umumnya tidak ganas dan yang padat ganas atau
kanker. Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal sangat cepat dan
mendesak selseldisekitarnya.
Tumor Ginjal atau nephroblastoma adalah jenis tumor yang sering terjadi
pada anak-anak di bawah umur 10 tahun, jarang ditemukan pada orang dewasa.
Sebagian besar tumor ginjal yang solid (padat) adalah kanker, sedangkan kista
(ronggaberisi cairan) atau tumor biasanya jinak. Seperti organ tubuh lainnya, ginjal
kadang bisamengalami kanker. Pada dewasa, jenis kanker ginjal yang paling sering
ditemukanadalah karsinoma sel ginjal (adenokarsinoma renalis, hipernefroma),
yang berasal dari sel-sel yang melapisi tubulus renalis (Perawat Nasional Indonesia,
2015).
2.1 ETIOLOGI
Faktor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan resiko terjadinya kanker
ginjal. Merokok merupakan faktor resiko yang paling dekat dengan timbulnya
kanker ginjal. Faktor resiko lainnya antara lain :
- Kegemukan
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Lingkungan kerja (pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki resiko
tinggi, juga pekerja yang terpapar oleh asbes)
6
- Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani dialisa menahun
memiliki resiko tinggi) penyinaran.
2.2 PATOFISIOLOGI
Tumor ini berasal dari sel tubulus ginjal yang dapat dimulai dari korteks
maupun daerah medulla. Tumor dari daerah korteks cenderung meluas kedarah
sekitar ginjal. Tumor ini mempunyai pseudo kapsul yang terdiri dari jaringan
parenkim yang tertekan serta jaringan fibrous dan sel-sel inflamasi. Infiltrasi tumor
ke daerah luar menyebabkan tonjolan yang dapat digunakan sebagai tanda diagnostik
pada pemeriksaan USG atau CT scan.
Ukuran sangat bervariasi mulai dari yang berukuran kecil sampai ukuran 8-9
cm. Secara makroskopik akan terlihat pewarnaan kekuningan atau orange oleh
karena mengandung banyak lemak. Permukaan tumor yang lebih kecil tampak
homogen sedang yang besar biasanya disertai kista sekunder di dalamnya dengan
daerah perdarahan dan daerah nekrosis serta kadang ditemukan kalsifikasi didaerah
perifer
Keluhan klinis ditentukan oleh besar dan invasi terhadap jaringan sekitar
seperti kelenjar getah bening, serta invasi ke dalam pembuluh darah terutama pada
vena renalis dan pada gilirannya memberikan keluhan dan gejala metastasis tumor
tersebut.
Tiga gejala khas dari tumor ginjal yang didapatkan 10-15% pasien pada
stadium lanjut :
1. Hematuria
Dibuktikan dengan diagnosis bukan karena batu, infeksi tuberkulosa, dan kista
2. Nyeri pinggang
Nyeri ini bisa diakibatkan oleh tekanan balik yang oaleh kompresi ureter perluasan
tumor ke daerah perineal atau perdarahan ke dalan jaringan ginjal. Nyeri kronik
terjadi jika bekuan darah atau massa sel tumor bergerak melalui ureter.
7
3. Massa didaerah ginjal.
Gejala lain tumor menimbulkan kelainan neoplasmatik dan eritrositosis.
Hipertensi dan kelainan hati, muncul juga sindrom cushing hipoglikemia,
genekomastia, anemia, hematuria dan peningkatan laju endap darah, kelainan
tulang yang diikuti hiperkalsemia dan peningkatan hormon paratiroid.
2.4 KLASIFIKASI
1) Tumor Jinak
Tumor mulai pada sel-sel, blok-blok bangunan yang membentuk
jaringanjaringan. Jaringan-jaringan membentuk organ-organ tubuh. Secara normal,
sel-sel tumbuh dan membelah untuk membentuk sel-sel baru ketika tubuh
memerlukan mereka. Ketika sel-sel tumbuh menua, mereka mati, dan sel-sel baru
mengambil tempat mereka. Adakalanya proses yang teratur ini berjalan salah. Sel-
sel baru terbentuk ketika tubuh tidak memerlukan mereka, dan sel-sel tua tidak mati
ketika mereka seharusnya mati. Sel-sel ekstra ini dapat membentuk suatu massa
dari jaringan yang disebut suatu pertumbuhan atau tumor (Ruang et al., 2014).
a) Hamartoma Ginjal
Hamartoma atau angiomiolipoma ginjal adalah tumor ginjal yang terdiri atas
komponen lemak, pembuluh darah dan otot polos. Lesi ini bukan merupakan
tumor sejati, tetapi paling cocok disebut sebagai hamartoma. Tumor jinak ini
biasanya bulat atau lonjong dan menyebabkan terangkatnya simpai ginjal. Kadang
tumor ini ditemukan juga pada lokasi ektrarenal karena pertumbuhan yang
multisentrik . Lima puluh persen dari hamartoma ginjal adalah pasien Tuberous
sklerosis atau penyakit Bournville yaitu suatu kelainan bawaan yang ditandai
dengan retardasi mental, epilepsi, adenoma seseum dan terdapat hamartoma di
retina, hepar, tulang, pankreas dan ginjal. Tumor ini lebih banyak menyerang
wanita daripada pria dengan perbandingan 4 : 1.
Hamartoma ginjal sering tanpa menunjukkan gejala dan kadang-kadang
didapatkan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin dengan ultrasonografi
abdomen(Basuki, .Gejala klinis yang mungkin dikeluhkan adalah : nyeri
pinggang, hematuria, gejala obstruksi saluran kemih bagian atas dan kadang kala
terdapat gejala perdarahan rongga retroperitonial.
b) Fibroma Renalis
Tumor jinak ginjal yang paling sering ditemukan ialah fibroma renalis atau
8
tumor sel interstisial reno-medulari. Tumor ini biasanya ditemukan secara tidak
sengaja sewaktu melakukan autopsi, tanpa adanya tanda ataupun gejala klinis
yang signifikan. Fibroma renalis berupa benjolan massa yang kenyal keras,
dengan diameter kurang dari 10 mm yang terletak dalam medula atau papilla.
Tumor tersusun atas sel spindel dengan kecenderungan mengelilingi tubulus di
dekatnya.
c) Adenoma Korteks Benigna
Adenoma koreteks benigna merupakan tumor berbentuk nodulus berwarna
kuning kelabu dengan diameter biasanya kurang dari 20 mm, yang terletak dalam
korteks ginjal. Tumor ini jarang ditemukan, pada autopsi didapat sekitar 20% dari
seluruh autopsi yang dilakukan. Secara histologis tidak jelas perbedaannya dengan
karsinoma tubulus renalis ; keduanya tersusun atas sel besar jernih dengan inti
kecil. Perbedaannya ditentukan hanya berdasarkan ukurannya ; tumor yang
berdiameter kurang dari 30 mm ditentukan sebagai tumor jinak. Perbedaan ini
sepenuhnya tidak dapat dipegang sebab karsinoma stadium awal juga mempunyai
diameter kurang dari 30 mm. Proses ganas dapat terjadi pada adenoma korteks.
d) Onkositoma
Onkositoma merupakan subtipe dari adenoma yang sitoplasma granulernya
(tanda terhadap adanya mitokondria yang cukup besar dan mengalami distorsi)
banyak ditemukan. Onkositoma kadang-kadang dapat begitu besar sehingga
mudah dikacaukan dengan karsinoma sel renalis.
2) Tumor Ganas (kanker)
a) Adenokarsinoma Ginjal
Adenokarsinoma ginjal adalah tumor ganas parenkim ginjal yang berasal
dari tubulus proksimalis ginjal. Tumor ini merupakan 3% dari seluruh keganasan
pada orang dewasa. Tumor ini paling sering ditemukan pada umur lebih dari 50
tahun. Penemuan kasus baru meningkat setelah ditemukannya alat bantu diagnosa
USG dan CT scan.
Angka kejadian pada pria lebih banyak daripada wanita dengan
perbandingan 2 : 1. Meskipun tumor ini biasanya banyak diderita pada usia lanjut
(setelah usia 40 tahun), tetapi dapat pula menyerang usia yang lebih muda.
Kejadian tumor pada kedua sisi (bilateral) terdapat pada 2% kasus. Tumor ini
dikenal dengan nama lain sebagai : tumor Grawitz, Hipernefroma, Karsinoma sel
Ginjal atau Internist tumor. Serupa dengan sel korteks adrenal tumor ini diberi
9
nama hipernefroma yang dipercaya berasal dari sisa kelenjar adrenal yang
embrionik.
Klasifikasi stadium Robson Kini sudah jarang dipakai, tapi literatur yang
melaporkan kasus di masa lalu sering memakai sistem klasifikasi ini.
Stadium I : tumor terlokalisasi dalam ginjal
Stadium II : tumor menginvasi lemak perirenal, tapi belum menembus fasia
Gerota
Stadium III : tumor telah menginvasi menembus fasia Gerota
IIIa : secara makroskopik tumor mengenai vena renal, vena kava (supra dan
subdiafragma serta atrium kanan)
IIIb : metastasis kelenjar limfe regional
IIIc : sekaligus terdapat invasi vena dan metastasis kelenjar limfe
Stadium IV : menginvasi organ sekitar atau metastasis jauh
IVa: menginvasi organ sekitar (kecuali kelenjar adrenal)
IVb : metastasis jauh
b) Nefroblastoma (tumor Wilms)
Nefroblastoma adalah tumor ginjal yang banyak menyerang anak berusia
kurang dari 10 tahun dan paling sering dijumpai pada umur 3,5 tahun. Tumor ini
merupakan tumor urogenitalia yang paling banyak menyerang anak-anak.
Kurang lebih 10% tumor ini menyerang kedua ginjal secara bersamaan. Insiden
puncaknya antara umur 1- 4 tahun. Anak perempuan dan laki-laki sama
banyaknya. Tumor Wilms merupakan 10% dari semua keganasan pada anak.
Tumor ini mungkin ditemukan pada anak dengan kelainan aniridia, keraguan
genitalia pada anak dan sindrom Beckwith-Wiedemann (makroglosi, omfalokel,
viseromegah dan hipoglikemia neonatal). Satu persen dari tumor Wilms
ditemukan familial dan diturunkan secara dominan autosomal. Onkogen tumor
Wilms telah dilokasi pada garis p 13 kromosom 11
Nefroblastoma sering dikenal dengan nama tumor Wilm atau karsinoma
sel embrional. Tumor Wilm sering diikuti dengan kelainan bawaan berupa:
anridia, hemihipertrofi dan anomali organ urogenitalia. The National Wilms
Tumor Study Group (NWTSG) membagi 5 stadium tumor Wilms, yaitu :
a. Stadium I
Tumor terbatas di dalam jaringan ginjal tanpa menembus kapsul. Tumor ini
10
dapat di reseksi dengan lengkap.
b. Stadium II
Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke dalam jaringan ginjal dan
sekitar ginjal yaitu jaringan perirenal, hilus renalis, vena renalis dan kelenjar
limfe para-aortal. Tumor masih dapat direseksi dengan lengkap.
c. Stadium III
Tumor menyebar ke rongga abdomen (perkontinuitatum), misalnya ke hepar,
peritoneum dan lain-lain. d. Stadium IV Tumor menyebar secara hematogen
ke rongga abdomen, paru-paru,otak dan tulang.
e) Tumor Pelvis Renalis
Angka kejadian tumor ini sangat jarang. Sesuai dengan jenis
histopatologinya tumor ini dibedakan dalam dua jenis yaitu (1) karsinoma sel
transitional dan (2) karsinoma sel skuamosa. Seperti halnya mukosa yang
terdapat pada kaliks, buli-buli dan uretra proksimal, pielum juga dilapisi oleh
sel-sel transitional dan mempunyai kemungkinan untuk menjadi karsinoma
transitional. Karsinoma sel skuamosa biasanya merupakan metaplasia sel-sel
pelvis renalis karena adanya batu yang menahun pada pelvis renalis. Sebagian
besar tumor renalis pada orang dewasa ialah karsinoma sel renalis, dimana
sisanya yang paling banyak (5-10%) karsinoma sel transitional yang berasal dari
urotelium pelvis renalis, karena pertumbuhannya ke dalam rongga kaliks pelvis,
tumor ini secara dini akan ditandai dengan adanya hematuria atau obstruksi.
Tumor ini sering menginfiltrasi dinding pelvis dan dapat mengenai vena renalis.
11
2.5 PATHWAY
Neovaskularisasi
Neovaskularisasi
Nyeri Gejala
punggung Hematuria obstruksi
Nyeri Gejala
pinggang,hematuria Bersifat
obstruksi metastasis ke
(demam,
organ lainn
hipertensi,
anemia,
Nyeri anoreksia)
kronis , BB
Defisit
nutrisi
Ansietas
12
2.6 KOMPLIKASI
Komplikasinya meliputi :
1. Lemah, anemia, BB menurun, dan demam akibat efek sistemik kanker
ginjal.
2. Classical triad (gejala lambat).
2.7 PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan tumor Wilms adalah mengusahakan penyembuhan
dengan komplikasi dan morbiditas serendah mungkin. Biasanya dianjurkan
kombinasi pembedahan, radioterapi dan kemoterapi.
Dengan terapi kombinasi ini dapat diharapkan hasil yang memuaskan.Jika
secara klinis tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal disebelah kontra
lateral normal, dilakukan nefrektomi radikal.
1. Operasi pembedahan
Operasi adalah perawatan umum pada kanker ginjal. Umumnya operasi
akan dilakukan dengan mengangkat salah satu organ ginjal. Operasi
pengangkatan ini disebut dengan nephrectomy.
2. Arterial Embolization
Cara ini adalah terapi untuk menyusutkan tumor dnegan menyuntikkan
suatu senyawa ke dalam pembuluh darah untuk menghalangi aliran darah ke
ginjal. Halangan ini akan mencegah tumor menjadi tumbuh lebih besar.
3. Terapi radiasi
Pengobatan ini menggunakan sinar radiasi untuk membunuh sel kanker pada
ginjal.
4. Terapi biologi
Terapi ini adalah metode penyembuhan menggunakan kemampuan alami
tubuh manusia yakni sistem imunitas untuk melawan kanker. Hal ini
dilakukan dengan menambah sel imun sehingga dapat menyerang sel
kanker.
5. Kemoterapi
Cara ini adalah dengan memasukkan obat-obatan kimia ke dalam tubuh
supaya dapat menghambat pertumbuhan sel kanker. Hal ini umumnya
dilakukan setelah terjadi pembedahan untuk menghancurkan sisa sel kanker
13
yang ada. Kemoterapi tentu saja memiliki efek samping yang tidak
menyenangkan sehingga cara ini seringkali dihindari oleh banyak pasien
pengidap kanker.
14
BAB III
3.1 PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan. Kegiatan
dalam proses pengkajian yakni pengumpulan data, adapun pembagian macam-
macam data sebagai berikut:
1) Data Dasar Data dasar adalah seluruh informasi tentang status kesehatan
klien, berikut format pengkajian klien dengan kanker ginjal sesuai teori
yaitu:
a) Identitas klien
Identitas klien berisikan nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekerjaan, status, penanggung jawab klien dan data
demografi penanggung jawab klien.
b) Keluhan utama Keluhan utama pasien dengan kanker ginjal
biyasanya nyeri pinggang (tumpul/tajam)
P : Kecapean
Q : seperti dipukul benda tumpul/ ditusuk benda tajam
R : pinggang bawah
S : 4-5
T : intermitten
c) Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien dengan diagnose kanker ginjal biyasanya tidak
nampak gejala yang signifikan sebelum masuk stadium 4
kecuali pada pasien yang melakukan check rutin sehingga
pasien tidak mengetahui dan menghiraukannya karena dikira
pegal-pegal atau nyeri sendi (encok) yang tidak membahayakan,
sampai akhirnya pasien mengalami nyeri pinggang yang tidak
bisa ditahannya lagi ataupun adanya darah dalam urin saat
berkemih barulah pasien datang ke tempat pelayanan kesehatan
untuk meminta bantuan.
d) Riwayat penyakit terdahulu
15
Terkadang pada pasien dengan von help-lyndau syndrome
kemungkinan menderita kanker ginjal namun pada pasien
dengan kanker ginjal biyasanya disertai hypertensi, obesitas,
gagal ginjal kronik yang mengharuskan dialisa selama lebih dari
5th terakhir bahkan pernah mempunyai riwayat operasi atau
pernah menderita penyakit kanker sebelumnya.
e) Riwayat kesehatan keluarga
Pada pasien dengan kanker ginjal biyasanya mempunyai garis
keturunan dengan hipertensi atau bahkan menderita penyakit
kanker.
2) Pola fungsi kesehatan
a) Pola persepsi dan tata laksana kesehatan pasien biasanya tidak
dapat menilai bahwa apa yang dideritannya adalah kanker ginjal
terkait kurangnya informasi dan tidak adanya manifstasi klinis
yang signifikan sebelum adanya metastase pada stadium 4.
17
3.3 Diagnosa Keperawatan
Pembesaran tumor
DO : menekan jaringan sekitar
Pasien nampak menyeringai
dan memegangi
Gejala obstruksi
punggungnya
Nyeri kronis
Defisit Nutrisi
18
Khawatir akan mengalami
kegagalan
Ansietas
e) Fasilitasi istirahat
dan tidur
Edukasi :
f) Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
19
g) Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Kolaborasi :
h) Kolaborasi
pemberian analgetik
2. D.0019
L.03030 I. 03097
Defisit Nutrisi
Status Nutrisi Manajemen Berat Badan
Observasi :
Ekspektasi :
a) Identifikasi kodisi
Membaik
kesehatan pasien yang
Kriteria Hasil : dapat mempengaruhi
a. Porsi makanan yang berat badan
dihabiskan Terapeutik :
meningkat b) Hitung BB ideal pasien
b. BB membaik c) Fasilitasi menentukan
c. Indeks Massa Tubuh target BB yang realistis
Membaik Edukasi :
d) Jelaskan faktor risiko BB
lebih dan BB kurang
e) Anjurkan mencatat BB
setiap minggu
20
3. D.0080 L.09093 I.09314
Ansietas Tingkat Ansietas Reduksi Ansietas
Ekspektasi : Observasi :
Menurun a) Identifikasi saat
Kriteria Hasil : tingkat ansietas
a. Verbalisasi berubah
kebingungan b) Identifikasi
menurun kemampuan
b. Verbalisasi khawatir mengambil keputusan
akibat kondisi yang c) Monitor tanda-tanda
dihadapi menurun ansietas
c. Perilaku gelisah Terapeutik :
menurun d) Ciptakan suasana
d. Perilaku tegang terapeutik untuk
menurun menumbuhkan
e. Konsentrasi membaik kepercayaan
f. Pola tidur membaik e) Pahami situasi yang
membuat ansietas
f) Gunakan pendekatan
yang tenang dan dan
meyakinkan
Edukasi :
a. Anjurkan keluarga tetap
bersama pasien
b. Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan
c. Latih penggunaan
mekanisme pertahanan diri
yang tepat
d. Latih teknik relaksasi
3. 5 IMPLEMENTASI
21
Implementasi atau tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas
spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi
keperawatan. Intervensi unggulan yang akan dilakukan adalah
mempertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi yaitu dengan cara
menjaga kebersihan tubuh pasien untuk mencegah masuknya
mikroorganisme kedalam tubuh yang bisa mengakibatkan infeksi. Menurut
pandangan Islam "Dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:
Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha
Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan,
Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-
tempatmu." (HR. Tirmizi).
3.6 EVALUASI
22
Pengobatan yang dilakukannya semata- mata untuk mendapatkan pahala dari
Allah serta memberi manfaat bagi saudaranya sesuai dengan perintah agama
(Muriyati, 2015).
23
BAB IV
3.1 KASUS
Pasien yang menjabat sebagai manager perusahaan asing dengan inisial Mr.X
datang ke ruang IGD rumah sakit tepat pukul 07:15 yang diantar anak
pertamanya dengan muka menyeringai, sambil berteriak kesakitan dan
memegangi punggung bagian bawahnya. Anak mr.x mengaku pada pukul 07:00
dia mendengar ayahnya berteriak dari dalam ruangan dan segera menghampiri,
setelah saya sampai dalam ruangan ayah sudah dengan keadaan yang kesakitan
yang seperti yang dilihat sekarang ini. Kemudian saya menyuruh supir
mengantarkan kami ke rumah sakit terdekat sampai akhirnya kami berada di
IGD sekarang ini.
1. Identitas Pasien
Nama : Mr. X
Tgl MRS : 03-06-2022
Umur : 69 th
Jam MRS: 07:15
Jenis kelamin : Laki-laki
No. MRS: 1907xx
Pekerjaan : Manager perusahaan asing
Suku/ Bangsa : Indonesia
Alamat : Indonesia
2. Keluhan Utama
Nyeri di bagian punggung bawah
P : gerakan memutar
Q : seperti dihantam benda tumpul
R : di bagian punggung
S : skala 4-5 T : saat aktivitas.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Selama 3 hari ini setelah pulang kerja punggung saya sangat sakit namun
saya meminum anti-nyeri dan sembuh, kemudian tadi pagi waktu saya
24
menunggu meeting dengan iseng memutar-mutarkan kursi untuk
menghilangkan bosan punggung saya teramat sangat sakit hingga saya
minta tolong pada sekretaris untuk mengantar saya ke rumah sakit dan
sekarang di IGD.
4. Riwayat Penyakit Terdahulu
Pasien telah mengalami nyeri punggung bagian bawah selama 10th sejak
umur 59th, pada bagian lutut selama 2 bulan terakir sakit apabila
digerakan.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit keturunan: hipertensi
6. Pemeriksaan
Tingkat kesadaran : composmentis
Keadaan umum : penampilan bersih, raut muka menyeringai sambil
memegangi punggungnya.
- Tanda-tanda Vital
a) TD : 150/ 100 mmHg
b) Nadi : 105x/ menit
c) Suhu : 36,5 oC
d) RR : 20x/ menit
- Pemeriksaan Persistem
a) Breathing/ B1
cuping hidung (-), otot bantu nafas (-), RR: 20x/ menit
teratur, sianosis mukosa bibir (-), suara paru normal, bunyi
nafas vesikuler.
b) Blood/ B2
CRT: >2dt, HR: 105x/ menit, TD = 150/100 mmHg,
sianosis perifer (-), akral dingin.
c) Brain/ B3
Masih dalam batasan normal
d) Bladder/ B4
Teraba massa di abdomen, nyeri tekan, intake cairan:
1500ml/ hr, output: 900ml urin/ hr, warna urin kuning
pekat, bau amoniak.
e) Bowel/ B5
25
Bising usus 6x/menit, BAB: rutin 1x sehari setiap pagi
dengan konsistensi lunak berbentuk, bau khas, pasien
mengatakan ada yang mengganjal perut saya.
f) Bone/ B6
Terjadi keterbatasan gerak di kaki kiri, nyeri tekan di lutut
kiri, ROM: , Kekuatan Otot: ,Crepitasi (-), kalor (+),
kemerahan (+), inflamasi (+).
- Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan foto radiografi CT scan foto polos terdapat
perkembangan sel yg abnormal dan tidak simestris pada ginjal.
Pemeriksaan laboratorium Analisis gas darah ( pH ↑, PCO2 ↓,
HCO3 ↓)
- Riwayat terapi : tidak pernah
7. Analisa Data
a. Diagnosa Keperawatan
Pembesaran tumor
DO : menekan jaringan sekitar
Pasien nampak menyeringai
dan memegangi
Gejala obstruksi
punggungnya
Nyeri kronis
26
BB menurun dibawah
rentang ideal Pembesaran tumor
menekan jaringan sekitar
Defisit Nutrisi
Ansietas
a. INTERVENSI KEPERAWATAN
27
k. Kesulitan tidur k) Identifikasi pengaruh
menurun nyeri pada kualitas
l. Frekuensi nadi hidup
membaik
Terapeutik :
m) Fasilitasi istirahat
dan tidur
Edukasi :
n) Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
o) Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Kolaborasi :
p) Kolaborasi
pemberian analgetik
2. D.0019
L.03030 I. 03097
Defisit Nutrisi
Status Nutrisi Manajemen Berat Badan
Observasi :
Ekspektasi :
b) Identifikasi kodisi
Membaik
kesehatan pasien yang
Kriteria Hasil : dapat mempengaruhi
d. Porsi makanan yang berat badan
dihabiskan Terapeutik :
meningkat d) Hitung BB ideal pasien
e. BB membaik
28
f. Indeks Massa Tubuh e) Fasilitasi menentukan
Membaik target BB yang realistis
Edukasi :
f) Jelaskan faktor risiko BB
lebih dan BB kurang
g) Anjurkan mencatat BB
setiap minggu
3. D.0080 L.09093 I.09314
Ansietas Tingkat Ansietas Reduksi Ansietas
Ekspektasi : Observasi :
Menurun g) Identifikasi saat
Kriteria Hasil : tingkat ansietas
g. Verbalisasi berubah
kebingungan h) Identifikasi
menurun kemampuan
h. Verbalisasi khawatir mengambil keputusan
akibat kondisi yang i) Monitor tanda-tanda
dihadapi menurun ansietas
i. Perilaku gelisah Terapeutik :
menurun j) Ciptakan suasana
j. Perilaku tegang terapeutik untuk
menurun menumbuhkan
k. Konsentrasi membaik kepercayaan
l. Pola tidur membaik k) Pahami situasi yang
membuat ansietas
l) Gunakan pendekatan
yang tenang dan dan
meyakinkan
Edukasi :
e. Anjurkan keluarga tetap
bersama pasien
29
f. Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan
g. Latih penggunaan
mekanisme pertahanan diri
yang tepat
h. Latih teknik relaksasi
c. IMPLEMENTASI
30
3. Mengajarkan
teknik relaksasi,
dengan nafas dalam
melalui hidung dan
keluarkan perlahan
lewat mulut
4. Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian therapi
anti-nyeri
1. Menayakan S:
Defisit Nutrisi
kebiasaan diet, Pasien mengatakan tidak
serta catat turgor nafsu makan dan tidak
kulit memiliki makanan
2. Mengevaluasi BB kesukaan
dan ukuran tubuh O:
3. Menganjurkan Pasien tampak kurus
pasien untuk BB : 30 kg
meningkatkan TB : 150 cm
intake Fe, protein IMT : 13,33
dan vitamin C A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan :
a) Mengauskultasi
bunyi usus
b) Mengevaluasi BB
dan ukuran tubuh
31
3. Relaksasi (teknik O:
napas dalam) - TD : 110/70 mmHg
- RR : 22x/menit
- Nadi : 100 x/menit
A:
Masalah sudah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
32
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tumor ginjal adalah kondisi ketika terjadi pertumbuhan sel-sel secara abnormal
dan tak terkendali di ginjal. Tumor ginjal merupakan salah satu jenis tumor
yang umum terjadi. Meski bisa dialami oleh siapa saja, kanker ginjal paling
sering terjadi pada orang yang berusia 50 tahun ke atas. Ginjal adalah sepasang
organ yang terletak di sisi kanan dan kiri bawah tulang rusuk bagian belakang.
Organ ini berfungsi menyaring sisa metabolisme dalam darah dan
membuangnya dalam bentuk urine.
33
DAFTAR PUSTAKA
Ruang, D. I., Salam, B., & Sultan, R. S. I. (2014). ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR
GINJAL.
PPNI.2016.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.Edisi 1.Jakarta : DDP PPNI
PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.Edisi 1.Jakarta : DDP PPNI
PPNI.2019.Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Edisi 1.Jakarta : DDP PPNI
34