Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN CA KANDUNG KEMIH

Diajukan untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah (KMB) II

Dosen Pengampu:
Ice Septriani Saragih,S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Sherina Febiola (032020002)
2. Elisabeth Zebua (032020014)
3. Romiani Naibaho (032020027)
4. Juni Ratna Sari Zai (032020040)
5. Ayin Lidia Srinawan Zebua (032020053)
6. Wenny Kartika Sembiring (032020066)
7. Naomi Trinita Pangaribuan (032020072)
8. Ester Lamtiurma Situmorang (032020078)
9. Sisilia (032020090)

STIKes SANTA ELISABETH MEDAN


T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
Kanker Kandung Kemih. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah II, Program Studi Keperawatan.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Medan, 25 Juni 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………….………..........i

DAFTAR ISI……………………………………………………….…….......….ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang…………………………………………………..…..........1
1.2 Rumusan Masalah……………………......................................................1
1.3 Tujuan…………….........................................................................….......2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kanker Kandung Kemih………………………………….……..3
2.2 Etiologi Kanker Kandung Kemih…….……….….………………………3
2.3 Patofisiologi Kanker Kandung Kemih………….……….…..…..…….....4
2.4 Tanda dan Gejala Kanker Kandung Kemih…..…..……….……….….....5
2.5 Pemeriksaan diagnostik Kanker Kandung Kemih.…….……..….……....5
2.6 Komplikasi Kanker Kandung Kemih…………………………….….…..5
2.7 Penanganan dan Prognosis Kanker Kandung Kemih.…….….………….6
2.8 Proses Keperawatan Kanker Kandung Kemih….…….….……….……...7

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan…………………………………………………………......17
3.2 Saran……………..............................................................................…..17

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..…........19

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Karsinoma kandung kemih (ca buli-buli) adalah suatu penyakit keganasaan yang
mengenai kandung kemih. Karsinoma buli dikategorikan menajdi karsinoma buli
superpersial (non-muslce invase bladder cancer) bila terjdi pada lapisan subepitelial atau
submukosa dan karsinoma buli invasive (muscle bladder cancer) bila proses keganasan
mencapai lapisan otot. Kanker kandung kemih merupakan kaganasaan terbanyak nomor 4
pada pria stelah karsinoma prostat, paru, dan kolorektal. Karsinoma buli pada wanita
merupakan keganasan nomor 8 dengan angka kejadian sekitar 2,5% dari seluruh keganasan.

Kanker kandung kemih dikaitkan dengan merokok, infeksi parasit, radiasi dan paparan
bahan kimia. Kanker kandung kemih berkembang ketika sel-sel didalam kandung kemih
mulai tumbuh tidak normal. Sel-sel bermutasi sehingga tumbuh diluar kendali dan tidak mati.
Sel-sel abnormal membentuk tumor. Faktor resiko kanker buli meliputi merokok, usia, ras,
jenis kelamin, paparan bahan kimia, pengobatan antikanker, obat diabetes, peradangan
kandung kemih kronis dan riwayat pribadi atau keluarga.

Trauma fisik terhadap lapisan uroepitelial yang diinduksi infeksi, instrumensasi, dan
kalkulus dapat meningkatkan resiko terjadinya keganasaan.terdapat beberapa zat yang diduga
berhubungan dengan penyakit ini, tetapi belum dapat dibuktikan, ssperti: kopi, alkohol,
pemanis siklamat dan sakarin. Penderita karsinoma buli sering mengeluhkan adanya
haematuria tanpa rasa neyri (painless haematuria). pada penderita karsinoma buli TaT1Tis,
jarang mengeluh adanya nyeri pada kandung kemih, iritasi buli, disuria atau urgency. Jika
keluhan tersebut tidak ada, tidak perlu dicurigai.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa defenisi dari kanker kandung kemih?
2. Bagaimana etiologi kanker kandung kemih?
3. Bagaimana patofisiologi kanker kandung kemih?
4. Seperti apa tanda dan gejala kanker kandung kemih?
5. Apa saja pemeriksaan diagnostik kanker kandung kemih?
6. Apa saja komplikasi kanker kandung kemih?
7. Seperti apa penanganan dan prognosis kanker kandung kemih?
8. Bagaimana proses keperawatan kanker kandung kemih?
9. Bagaimana mapping asuhan keperawatan kanker asuhan keperawatan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi kanker kandung kemih
2. Untuk mengetahui etiologi kanker kandung kemih
3. Untuk mengetahui patofisiologi kanker kandung kemih
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala kandung kemih
5. Untuk mengetahui diagnostik kanker kandung kemih
6. Untuk mengetahui komplikasi kanker kandung kemih
7. Untuk mengetahui penanganan dan prognosis kanker kandung kemih
8. Untuk mengetahui proses keperawatan kanker kandnung kemih
9. Untuk mengetahui mapping asuhan keperawatan kanker asuhan keperawatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kanker Kandung Kemih


Tumor buli-buli adalah tumor yang didapatkan dalam buli-buli (kandung kemih).
karsinoma buli-buli merupakan tumor superficial. Tumor ini lama-kelamaan dapat
mengadakan infilirasi ke lamina phopria, otot, dan lemak perivesika yang kemudian
menyebarkan lansung ke jaringan sekitar. (Purnomo,B.B,2011; h.257). kanker kandung
kemih (karsinoma buli-buli) adalah kanker yang mengenai kandung kemih dan kebanyakan
menyerang laki-laki berusia di atas 50 tahun (Nursalam, 2008;h,116). dari berbagai
pengertian, maka dapat disimpulkan bahwa kanker kandung kemih adalah suatu kondisi
medis yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal sel kanker (tumor) pada kandung kemih
dan sering ditemukan pada pasien yang berusia lebih dari 50 tahun.

2.2 Etiologi Kanker Kandung Kemih

(Nursalam, 2009; h 116), menjelaskan etiologi yang pasti dari kanker kandung kemih
tidak ketahui. Akan tetapi pada kanker ini memiliki beberapa faktor resiko :
 Pekerjaan
Pada pekerja pabrik, terutama pabrik cat, laboratorium, pabrik korek api, teksil, dan
pekerja salon yang sering terpapar oleh bahan kersinogen berupa senyawa amin
aromatik (2-naftilamin, benzidine, dan 4-aminobifamil).
 Perokok
Resiko mendapat karsinoma buli-buli pada perokok 2-6 kali lebih besar, karena
rokok mengandung bahan karsinogen, amin aromantik, dan nitrosamin
 Infeksi saluran kemih
Telah diketahui bahw kuman-kuman E.collo dan Proteus spp menghasilkan
nitrosamin
 Kopi, pemanis buatan, dan obat-obatan Mengandung sakarin dan siklamat

3
2.3 Patofisiologi Kanker Kandung Kemih
2.4 Tanda Dan Gejala Kanker Kandung Kemih

Meskipun sering kali kanker kandungkemih tanpa disertai tanda dan gejala disuria,
namun pada karsinoma yang sudah mengadakan infilttrasi luas, tidak jarang terjai gejala
iritasi kandung kemih, yaitu :
 Nyeri saat buangair kecil (disuria)
 Sering buang air kecil (polakisuri)
 jumlah buang air kecil (Frekuensi)
 Tidak dapat menahan buang air kecil (urgensi)

Hematuria dapat menimbulkan keluhan retensi bekuan darah. Dan perlu di waspadai jika
seorang pasien mengeluh hematoria yang bersifat :
a) Tanpa disertai rasa nyeri (painless)
b) Kambuhan (intermittent)
c) Terjadi pada seluruh proses miksi (total)

2.5 pemeriksaan diagnostik Kanker Kandung Kemih

1) Laboratorium
Urinalisis. Pemeriksaanmakropis didapatkan adanya darah dalam urine
2) Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan USG merupakan pemeriksaan yangtidak invasif yang dapat
menilai bentuk dan kelainan dari buli
3) Sistokopi dan biopsi
Sistopkopi hampir selalu menghasilkan tumor
4) Sitologi
Pengecatan dengan media sieman/ papanicelaou pada sedimen urine terdapat
transionil sel daripada tumor

2.6 Komplikasi Kanker Kandung Kemih

a. Infeksi sekunder bila tumor mengalami ulserasi


5
b. Retensi urine bila tumor mengadakan invasi ke bladder neck
c. Hydronephrosis oleh karena ureter mengalami oklusi

2.7 Penanganan dan progniosis Kanker Kandung Kemih

Penanaganan kanker kandung kemih bergantung pada :


I. Derajat tumor (derajat deferensiasi sel)
II. Stadium pertumbuhan tumor (derajat invasi lokal adan tidak ada penyebaran)
III. Multisensentrisitas tumor (apakah tumor memiliki banyak pusat)
IV. Usia pasien, status fisik, mental dan emosional
Penanganan kanker kandung kemih, meliputi :
 Reseksi transuretra atau fulgurasi (kauterisasi): dilakuakn pada papiloma yang
tunggal (tumor epitel benigna). prosedur ini untuk melenyapkan tumor lewat insisi
bedah atau arus listrik.
 Kemotrapi: menggunakan kombinasi metotrexat, vinblastin, doxorubisin (adrimisin)
dan cisplatin terbukti efektif untuk menghasilkan remisi parsial kersinoma sel
transisional kandung kemih pada sebagian pasien.
 Kemotrapi topikal (kemoterapi intravesikal atau terapi dengan memasukan larutan
obat antineoplatik kedalam kandung kemih yang membuat obat tersebut mengenai
dinding kandung kemih): dilakukan untuk meningkatkan penghancuran jaringan
tumor.
 Radiasi : dilakukan sebelum pembedahan untuk mengurangi mikroekstensi
neoplasma dan viabilitas sel-sel tumor sehingga kemungkinan kambuhnya kanker
dapat dikurangi
 Sistektomi sederhana (pengangkatan kandung kemih) atau sistektomi radikal:
dilakukan pada kanker kandung kemih yang invasif atau multifokal Pengangkatan
jaringan disekitar nya sehingga kanker tidak menyebar.
Prognosis penderita karsinoma kandung kemih tergantung daripada kelas histologi dan
stadium penyakit. Karsinoma yang telash menginvasi jaringan perivesika dan
berbermetastasis ke jaringan limf mempunyai prognosis yang buruk.

2.8 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1.Pengkajian
a. Identitas klien
1) Usia
Menurut (Brunner & Suddarth, 2010; h. 256), kanker kandung kemih lebih sering terjadi
pada orang dewasa berusia 50 sampai 70 tahun, usia rata-rata pada saat diagnosis adalah 65
tahun, dan pada periode tersebut sekitar 75% dari kanker kandung kemih terlokalisasi pada
kandung kemih, 25% telah menyebar ke kelenjar getah bening regional atau tempat yang
jauh.
2) Jenis Kelamin
Pria memiliki resiko 3 kali lipat lebih besar dibanding dengan wanita (Brunner &
Suddarth, 2010.
3) Pekerjaan
Pekerja di pabrik bahan kimia, penyamak kulit, pegawai salon, pewarna, karet, minyak
bumi, industri kulit, dan percetakan memiliki risiko lebih tinggi. Karsinogenik yang spesifik
meliputi benzidin, betanaphthylamine, dan 4-aminobiphenyl. Perkembangan tumor dapat
berlangsung lama (Emil Tanagho dan Jack W. McAninch, 2007).
4) Tempat Tinggal
Terdapat insiden kanker kandung kemih yang tinggi di banyak negara di Afrika, terutama
Mesir, terkait paparan parasit Schistosoma haematobium, yang dapat ditemukan dalam
kandungan air di negara-negara ini (Connie Yarbro, dkk, 2010).

b. Riwayat Keperawatan
1) Keluhan Utama : Klien akan mengeluhkan hematuria.
2) Riwayat Penyakit Sekarang:
Obstruktif : Kencing sedikit, Hematuria, Pancaran melemah
Iritatif : Frekwensi, Urgency, Nocturia (jarang), Urge inkontinencia, Dysuria
3) Riwayat Penyakit Dahulu:
Orang-orang yang memiliki riwayat kanker kandung kemih, infeksi kronis saluran
kencing, dan infeksi dari parasit memiliki kemungkinan untuk kembali memiliki penyakit
yang sama (National Cancer Institute, 2010).
4) Riwayat Kesehatan Keluarga:
Keluarga yang memiliki riwayat kanker kandung kemih maupun kanker lain seperti
kanker kolon dan kanker ginjal (RCC) akan menimbulkan resiko kanker kandung kemih
(National Cancer Institute, 2010).
5) Riwayat psikososial
Dalam hal ini yang perlu dikaji adalah tanggapan pasien mengenai penyakitnya
setelah dilakukan operasi dan bagaimana hubungan pasien dengan orang lain serta semangat
dan keyakinan pasien untuk sembuh.
6) Kondisi lingkungan rumah:
Pada area industri dengan penduduk padat yang memungkinkan lingkungan terpapar
oleh karsinogen tertentu, seperti: tembakau, 2-naftilamin, dan nitrat diketahui sebagai faktor
predisposisi tumor sel transisional (Joan dan Lyndon, 2014).
7) Kebiasaan sehari-hari

7
Konsumsi 4 P (Pemanis, pewarna, pengawet, penyedap rasa), merokok, dan
mengkonsumsi kopi.
c. Pemeriksaan Fisik
Nyeri atau ketidak nyamanan : nyeri tekan abdomen, nyeri tekan pada area ginjal pada
saat palpasi, nyeri dapat digambarkan sebagai akut, hebat, tidak hilang dengan posisi atau
tindakan lain.
1) Tanda-tanda vital:
 Peningkatan TD, karena ada gangguan pada fungsi aldosteron yang menyebabkan
vasokontriksi pembuluh darah yang berakibat pada hipertensi.
 Peningkatan RR (Hiperventilasi), karena terjadi penurunan Hb yang berakibat pada
penurunan O2.

2) Pemeriksaan fisik
 Aktivitas/Istirahat
Gejala : Merasa lemah dan letih
Tanda : Perubahan kesadaran
 Sirkulasi
Gejala : Perubahan tekanan darah normal (hipertensi)
Tanda : Tekanan darah meningkat, takikardia, bradikardia, disritmia
 Integritas Ego
Gejala : Perubahan tingkah laku atau kepribadian
Tanda : Cemas, mudah tersinggung
 Eliminasi
Gejala : Perubahan BAK: retensi urine, hematuria
Tanda : Nyeri saat BAK, Urine berwarna merah
 Makanan & Cairan
Gejala : Mual muntah
Tanda : Muntah
 Neurosensori
Gejala : Kehilangan kesadaran sementara (Vertigo)
Tanda : Perubahan kesadaran sampai koma, perubahan mental
 Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Sakit pada daerah abdomen
Tanda : Wajah menyeringai, respon menarik pada rangsangan nyeri
 Interaksi Sosial
Gejala : Perubahan interaksi dengan orang lain
Tanda : Rasa tak berdaya, menolak jika diajak berkomunikasi
 Keamanan
Gejala : Trauma baru
Tanda : Terjadi kekambuhan lagi

8
 Seksualisasi
Gejala : Tidak ada sedikitnya tiga siklus menstruasi berturut-turut
Tanda : Atrofi payudara, amenorea

3) Pemeriksaan per sistem


 B1(Breathing)
Bisa ditemui pernapasan cuping hidung, penggunaan otot bantu napas, retraksi dada yang
disebabkan karena hiperventilasi.
 B2 (Blood)
Fungsi renal terganggu dapat menyebabkan, gangguan pada fungsi aldosteron yang
menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah yang berakibat pada hipertensi (peningkatan
TD). Saat terjadi hematuria, maka banyak darah yang dikeluarkan dan tubuh kekurangan Hb
berdampak pada anemia.
 B3 (Brain)
Kepala dan wajah tidak ada kelainan, pucat, mata: sklera ikterus, konjungtiva pucat, pupil
isokor, leher tekanan vena jugularis normal. Persepsi sensori tidak ada kelainan.
 B4 (Bladder)
Sebelum operasi mengalami gangguan buang air kecil, kadang-kadang hematuri dan nyeri
waktu buang air kecil. Setelah operasi mengalami gangguan miksi spontan karena terpasang
Dower Kateter.
 B5 (Bowel)
Biasanya tidak mengalami gangguan buang air besar.
 B6 (Bone)
Adanya keterbatasan aktivitas akibat nyeri yang timbul dan tidak menalami gangguan
ekstremitas atas maupun ekstremitas bawah.

2.Data Subjektif dan Objektif


DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
 Urgensi  Kencing berwarna merah
 Dribbling  Ekspresi wajah seperti meringis
 Nokturia  Sering mengelus bagian yang sakit
 Mengompol  Kencing berwarna merah
 Enuresis  Tampak gelisah
 Sering buang air kecil  Sikap tubuh melindungi
 Sakit pada daerah perut  Manggunakan otot bantu pernapasan
 Mengeluh nyeri  Berkemih tidak tuntas
 Mual muntah  Frekuensi nadi, tekanan darah, napas
meningkat
 Merasa khawatir  Volume residu urin meningkat

9
3.Analisa Data
No Symptom Etiologi/penyebab Masalah keperawatan
1 Data subjektif: Gangguan eliminasi urine : Hambatan Eliminasi
 Desakan berkemih retensi urine berhubungan Urine
dengan obstruksi (tumor).
(urgensi)
 Urin menetes
(dribbling)
 Sering buang air
kecil
 Nokturia
 Mengompol
 Enuresis

Data objektif
 Distensi kandung
kemih
 Berkemih tidak
tuntas
 Volume residu
urin meningkat
2 Data subjektif: Nyeri berhubungan dengan Nyeri akut
 Sakit pada daerah respons inflamasi kandung
perut kemih, kerusakan jaringan
 Mengeluh nyeri pascabedah

Data objektif
 Tampak meringis
 Gelisah
 Frekuensi nadi
meningkat
 Tekanan darah
meningkat
 Pola nafas
berubah

3 Data subjektif: Ketidakseimbangan nutrisi Ketidakseimbangan


 Nafsu makan kurang dari kebutuhan nutrisi : kurang dari
menurun berhubungan dengan kebutuhan tubuh
 Kram/ nyeri asupan yang kurang,
abdomen peningkatan metabolisme,
 Lemas mual muntah.
 Mual dan muntah

Data objektif
 Otot pengunyah
lemah
 Otot menelan
lemah
 Sariawan
 Membran mukosa
pucat
4 Data subjektif: Kecemasan berhubungan Ansietas
 Merasa khawatir dengan tindakan invasif
dengan akibat dari diagnostik, intervensi,
kondisi yang rencana pembedahan
dihadapi
 Sulit
berkonsentrasi
 Merasa tidak
berdaya
 Merasa bingung
Data objektif
 Tampak gelisah
 Tampak tegang
 Sulit tidur
 Frekuensi napas
meningkat
 Frekuensi nadi
meningkat
 Tekanan darah
meningkat
 Tremor
 Sering berkemih
 Muka tampak
pucat

4.Diagnosa Keperawatan
No DIAGNOSA DEFINISI PENYEBAB
KEPERAWATAN
1 Hambatan Eliminasi Urine Disfungsi eliminasi 1. Penurunan kapasitas
urine kandung kemih
2. Iritasi kandung kemih
3. Penurunan kemampuan
menyadari tanda-tanda
gangguan kandung kemih
4. Efek tindakan medis dan
diagnostik (mis:operasi
ginjal, operasi kandung
kemih, anestesi dan obat-
obatan)
5. Kelemahan otot pelvis
6. Ketidakmampuan mengakses
toilet (mis: Imobilisasi)
7. Hambatan lingkungan
8. Ketidakmampuan
mengkomunikasikan
kebutuhan eliminasi
9. Outlet kandung kemih tidak
lengkap (mis: anomali
saluran kemih kongenital)
10. Imaturitas (pada anak usia <3
tahun
2 Nyeri akut Pengalaman sensorik 1. Agen pencedera fisiologis
atau emosional yang (mis. Inflamasi, iskemia,
berkaitan dengan neoplasma)
kerusakan jaringan 2. Agen pencedera kimiawi
aktual atau fungsional, (mis. terbakar, bahan kimia
dengan onset iritan)
mendadak atau lambat 3. Agen pencedera fisik (mis.
dan berintensitas ringan abses, amputasi, terbakar,
hingga berat yang terpotong, mengangkat berat,
berlangsung kurang prosedur operasi, trauma,
dari tiga bulan latihan fisik berlebihan)
3 Ketidakseimbangan Asupan nutrisi tidak 1. Ketidakmampuan menelan
nutrisi : kurang dari cukup untuk memenuhi makanan
kebutuhan tubuh kebutuhan metabolisme 2. Ketidakmampuan mencerna
makanan
3. Ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrien
4. Peningkatan kebutuhan
metabolisme
5. Faktor ekonomi (mis.
finansial tidak mencukupi)
6. Faktor psikologis (mis.
stress, keengganan untuk
makan).
4 Ansietas Kondisi emosi dan 1. Krisis situasional
pengalaman subyektif 2. Kebutuhan tidak terpenuhi
individu terhadap objek 3. Krisis maturasional
yang tidak jelas dan 4. Ancaman terhadap konsep
spesifik akibat diri
antisipasi bahaya yang 5. Ancaman terhadap
memungkinkan kemampuan
individu melakukan 6. Kekhawatiran mengalami
tindakan untuk kegagalan
menghadapi ancaman 7. Disfungsi sistem keluarga
8. Hubungan orang tua – anak
tidak memuaskan
9. Faktor keturunan
(temperamen mudah
teragitasi sejak lahir)
10. Penyalahgunaan zat
11. Terpapar bahaya lingkungan
12. Kurang terpapar informasi

5.Intervensi Keperawatan
No Defenisi Tujuan/Luaran Intervensi
D.0040 Disfungsi eliminasi Setelah dilakukan Intervensi utama:
urine intervensi
keperawatan selama Manajemen Eliminasi Urine
2x24 jam diharapkan 1.Observasi
eliminasi urine o Identifikasi tanda dan gejala
kembali normal retensi atau inkontinensia urine
dengan kriteria hasil: o Identifikasi faktor yang
menyebabkan retensi atau
a) Sensasi inkontinensia urine
berkemih o Monitor eliminasi urine
meningkat (mis:frekuensi, konsistensi,
b) Desakan aroma, volume dan warna)
kandung 2.Terapeutik
kemih o Catat waktu-waktu dan haluaran
menurun berkemih
c) Distensi o Batasi acupan nutrisi, jika perlu
kandung o Ambil sampel urine tengah atau
kemih kultur
menurun 3.Edukasi
d) Nocyuria o Ajarkan tanda dan gejala infeksi
menurun
saluran kemih
e) Dysuria
o Ajarkan mengukur asupan cairan
menurun
f) Frekuensi dan haluaran urine
BAK kembali o Ajarkan mengambil spesimen
normal urine tengah (midstream)
g) Karakteristik o Ajarkan mengenali tanda
urine berkemih dan waktu yang tepat
membaik untuk berkemih
o Ajarkan terapi modalitas
penguatan otot-otot panggul/
berkemihan
o Ajarkan minum yang cukup, jika
tidak ada kontraindikasi
o Anjurkan mengurangi minum
menjelang tidur
4.Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian obat
sopusitoria uretra, jika perlu
D.0077 Pengalaman sensorik Setelah dilakukan Intervensi Utama:
atau emosional yang intervensi
berkaitan dengan keperawatan selama Manajemen nyeri
kerusakan jaringan 2x24 jam diharapkan
aktual atau fungsional, tingkat nyeri 1.Observasi
dengan onset menurun dan kontrol o Identifikasi lokasi, karakteristik,
mendadak atau lambat nyeri meningkat durasi, frekuensi, kualitas,
dan berintensitas ringan dengan kriteria hasil: intensitas nyeri
hingga berat yang a) Tidak o Identifikasi skala nyeri
berlangsung kurang mengeluh o Identifikasi respons nyeri non
dari tiga bulan nyeri verbal
b) Tidak o Identifikasi faktor yang
meringis memperberat dan meringankan
c) Tidak nyeri
bersikap o Identifikasi pengetahuan dan
ptotektif keyakinan tentang nyeri
d) Tidak gelisah o Identifikasi pengaruh budaya
e) Kesulitan terhadap respon nyeri
tidur menurun o Identifikasi pengaruh nyeri pada
f) Frekuensi kualitas hidup
nadi membaik o Monitor keberhasilan terapi
g) Melaporkan komplementer yang sudah
nyeri diberikan
terkontrol o Monitor efek samping
h) Kemampuan penggunaan analgetik
mengenali 2.Terapeutik
omset nyeri o Berikan teknik nonfarmakologis
meningkat untuk mengurangi rasa nyeri
i) Kemampuan o Kontrol lingkungan yang
mengenali
memperberat rasa nyeri
penyebab
o Fasilitasi istirahat dan tidur
nyeri
meningkat o Pertimbangkan jenis dan sumber
j) Kemampuan nyeri dalam pemilihan strategi
menggunakan meredakan nyeri
teknik non- 3.Edukasi
farmakologis o Jelaskan penyebab, periode, dan
meningkat pemicu nyeri
o Jelaskan strategi meredakan
nyeri
o Anjurkan memonitor nyeri
secaya mandiri
o Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
o Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
4.Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
D.0019 Asupan nutrisi tidak Setelah dilakukan Intervensi utama:
cukup untuk memenuhi tindakan keperawatan
kebutuhan metabolisme selama 2x24 jam Manajemen nutrisi
diharapkan status 1.Observasi
nutrisi membaik o Identifikasi status nutrisi
dengan kriteria hasil: o Identifikasi alergi dan intoleransi
a) Porsi makan makanan
yang o Identifikasi makanan yang
dihabiskan disukai
meningkat o Identifikasi kebutuhan kalori dan
b) Kekuatan otot jenis nutrien
pengunyah o Identifikasi perlunya perlunya
menngkat selang nasogatrik
c) Kekuatan otot
menelan o Monitor asupan makanan
meningkat o Monitor berat badan
d) Verbalisasi o Monitor hasil pemeriksaan
keinginan laboratorium
untuk 2.Terapeutik
meningkatkan o Lakukan oral hygiene sebelum
nutrisi makan, jika perlu
meningkat o Fasilitasi menentukan pedoman
e) Perasaan diet
cepat kenyang o Sajikan makanan secara menarik
menurun dan suhu yang sesuai
f) Nyeri o Berikan makanan tinggi serat
abdomen
untuk mencegah konstipasi
menurun
o Berikan makanan tinggi kalori
g) Tidak timbul
sariawan dan tinggi protein
h) Tidak ada o Berikan suplemen makanan, jika
rambut rontok perlu
i) Frekuensi o Hentikan pemberian makanan
makan melalui selang nasogatrik jika
membaik asupan oral dapat ditoleransi
j) Nafsu makan 3.Edukasi
membaik o Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
o Anjurkan diet yang
diprogramkan
4.Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan, jika perlu
o Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah dan
jenis nutrien yang dibutuhkan,
jika
D.0080 Kondisi emosi dan Setelah dilakukan Intervensi utama:
pengalaman subyektif tindakan keperawatan
individu terhadap objek selama 2x24 jam Reduksi Ansietas
yang tidak jelas dan diharapkan tingkat 1.Observasi
spesifik akibat ansietas menurun o Identifikasi saat tingkat ansietas
antisipasi bahaya yang dengan kriteria hasil: berubah
memungkinkan o Identifikasi kemampuan
individu melakukan a) Perilaku mengambil keputusan
tindakan untuk gelisah o Monitor tanda-tanda ansietas
menghadapi ancaman menurun 2.Terapeutik
b) Tidak o Ciptakan suasana terapeutik
merasakan untuk menumbuhkan
kebingungan kepercayaan
c) Keluhan o Temani pasien untuk
pusing mengurangi kecemasan, jika
menurun memungkinkan
d) Perilaku o Pahami situasi yang membuat
tegang ansietas
menurun o Dengarkan dengan penuh
e) Frekuensi perhatian
nada dalam o Gunakan dengan pendekatan
batas normal yang tenang dan meyakinkan
f) Tekanan o Tempatkan barang pribadi yang
darah normal memberikan kenyamanan
g) Pola tidur o Motivasi mengidentifikasi situasi
tercukupi yang memicu kecemasan
h) Tingkat o Diskusikan perencanaan realistis
konsentrasi tentang peristiwa yang akan
membaik datang
i) Pola 3.Edukasi
pernafasan o Jelaskan prosedur, termasuk
kembali sensasi yang mungkin dialami
normal o Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
o Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
o Anjurkan melakukan kegiatan
yang tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
o Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
o Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
o Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
o Latih teknik relaksasi
4.Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu
16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

kanker kandung kemih (karsinoma buli-buli) adalah kanker yang mengenai kandung
kemih dan kebanyakan menyerang laki-laki berusia di atas 50 tahun dan angka kejadian laki-
laki lebih besar daripada perempuan. Usia dapat menyebabkan imunitas seseorang menurun
sehingga rentan terpapar oleh radikal bebas, selain itu lifestlye seperti kebiasaan merokok dan
bahan karsinogenik seperti pabrik jaket kulit, infeksi parasit, radiasi dan paparan bahan
kimia. Kanker kandung kemih berkembang ketika sel-sel didalam kandung kemih mulai
tumbuh tidak normal.
Tumor buli-buli adalah tumor yang didapatkan dalam buli-buli (kandung kemih).
Karsinoma buli-buli merupakan tumor superficial. Tumor ini lama kelamaan dapat
mengadakan infiltrasi ke lamina phopria, otot dan lemak perivesika yang kemudian menyebar
langsung ke jaringan sekitar. (Purnomo, B.B, 2011).
Kanker kandung kemih (karsinoma buli-buli) adalah kanker yang mengenai kandung
kemih dan kebanyakan menyerang laki-laki berusia di atas 50 tahun. (Nursalam, 2008)
Kanker kandung kemih lebih sering ditemukan pada pasien-pasien yang berusia diatas 50
tahun dan lebih banyak mengenai laki-laki daripada wanita (3:1). Statistik menunjukkan
bahwa tumor ini menyebabkan hampir 1 dari 25 kasus kanker yang terdiagnosis di Amerika
Serikat. (Suharyanto, T & Abdul Madjid, 2009).
Dari berbagai pengertian, maka dapatkan disimpulkan bahwa kanker kandung kemih
adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal sel kanker (tumor)
pada kandung kemih dan sering ditemukan pada pasien yang berusia >50 tahun.

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan detail dalam menejelaskan makalah mengenai materi yang diabahas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
17
pertanggung jawabkan.Untuk saran bisa berupa kritik maupun saran terhadap penulisan juga
bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.

18
Daftar pustaka

Apsari, W. P. (2016). ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.T DENGAN KANKER


KANDUNG KEMIH DI RUANG BAITUSSALAM 1 RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN
AGUNG SEMARANG. Fakultas Ilmu Keperawatan UNISSULA.

Hikmayanti, G. W. (2017). Asuhan Keperawatan Kanker Buli-buli pada Klien Tn.D di Ruang
Bedah Umum (Tulip IC) Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin.

Mucharommah, S. (2016). ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN.A DENGAN


PRE DAN POST TUR BULI-BULI DI RUANG MINA RUMAH SAKAIT ISLAM
KLATEN.

Polan, Y. R. (n.d.). ASUHAN KEPERAWATAN CA BULIBULI. Retrieved from Academia:


https://www.academia.edu/11471101/Asuhan_Keperawatan_Ca_Bulibuli

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi
1, cetakan III. Jakarta: Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1
cetakan II. Jakarta: Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan
II. Jakarta: Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

19

Anda mungkin juga menyukai