Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KANKER PAYUDARA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok


Dosen : Dr. Dr. Hafizurrachman, MPH

S1 Kesehatan Masyarakat

DISUSUN OLEH

NIKASIUS AHI ( 0210700011 )


RIAN WIJAYA ( 02107000 )
RICHARD ROSSIDIN (02107000 )

PROGRAM STUDI S1-2 KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA
2018

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia serta petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini,
yang mengkaji tentang “Kanker Payudara” dengan disertai beberapa factor resiko,gejala-
gejala, dan pemeriksaan penunjang.

Makalah ini kami susun sesuai dengan standar website yang di ambil dari media
informasi {internet}. Perlu kita ketahui bahwa fungsi dan tujuan Makalah ini adalah agar
dapat menambah wawasan dan Ilmu Pengetahuan mengenai Kanker Payudara.

Seperti pepatah lama, Tidak ada Gading yang tak Retak, demikian juga dalam hal
penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
kritik, saran, serta pertanyaan yang membangun, sangat kami harapkan guna perbaikan proses
pembuatan makalah selanjutnya. Untuk itu kami ucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya.
Semoga makalah ini dapat mencapai sasaran yang di harapkan.

Jakarta 07 Oktober 2018

PENULIS

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar…………………………………………… ………………..……1

Daftar isi….………………………………………………..........…………………………......2

Bab I pendahuluan………………………………………......................………………………3

• latar belakang……………………………………………………….....................……….3

• tujuan…………………………………………….……………………..........................…3

bab II pembahasan……………………………………………………………………..............4

2.1 Pengertian……..….……………….…………………………………………….................4

2.2 Etiologi………………………...……………………………………………......................4

2.3 Manifestasi klinik.……………………………………….……………………...............…5

2.4 Patologi………................……………….…….…………………………….......................6

2.5 Apa penyebabnya………........…………………………………….………........................6

2.6 Stadium Kanker Payudara…………………………………………………………….......7

2.7 Cara Pencegahan…………………………………………....…………………..................9

2.9 Cara Pengobatan...........………………………………………………….….......................9

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………..........14

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….................14

Daftar Pustaka

3
BAB I
PENDAHULUAN

Ca mammae pada wanita menduduki tempat nomor dua setelah carcinoma serviks
uteri. Kurva insiden usia bergerak tinggi sejak usia 30 tahun. Kanker jarang ditemukan pada
usia di bawah 20 tahun. Angka tertinggi pada usia 45-66 tahun.
Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Data terakhir
menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke 2
tertinggi penyebab kematian setelah kanker rahim.

Setiap tahun di diagnosis 183.000 kasus baru kanker payudara di amerika serikat.
Bukan hanaya kanker payudara saja lebih banyak mengenai wanita dari pada pria. Pada usia
85 satu dari sembilan wanita akan mengalami kanker payudara. Kemampuan pasien yang di
diagnosis kanker payudara bertahan hidup masih mencapai 5 tahun sejak awal di diagnosis
kanker payudara sekitar 93 %. Jika kanker telah menyebar secara regional saat di diagnosis
kemampuan bertahan hidup selama 5 tahun menjadi 72 % dan untuk seseorang dengan
metastasis yang luas saat di diagnosis kemampuan bertahan hidupnya hanya 18 %.

1.2 Masalah

a. Mahasiswa belum mengetahui definisi ca mamae ?


b. Mahasiswa belum mengetahui etiologi ca mamae ?
c. Mahasiswa belum mengetahui manifestasi klinik ?
d. Mahasiswa belum mengetahui patologi ?
e. Mahasiswa belum mengetahui apa penyebab ?
f. Mahasiswa belum mengetahui cara pemeriksaan dini ?
g. Mahasiswa belum mengetahui cara pencegahan ?
h. Mahasiswa belum mengetahui cara pengobatan secara alami ?

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui definisi


b. Untuk mengetahui etiologi
c. Untuk mengetahui manifestasi klinik
d. Untuk mengetahui patologi
e. Untuk mengetahui apa penyebab
f. Untuk mengetahui cara pemeriksaan dini
g. Untuk mengetahui cara pencegahan
h. Untuk mengetahui cara pengobatan secara alami

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Definisi

Ca. Mamae merupakan penyakit keganasan yang paling banyak menyerang wanita., disebabkan
karena terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak
dapat dikendalikan dan akan tumbuh menjadi benjolan tumor (kanker). Ca mammae adalah sel
mammae yang mengalami proliferasi dan diferensiasi abnormal serta tumbuh secara otonom,
menyebabkan infiltrasi ke jaringan sekitar sambil merusak dan menyebar ke bagian tubuh
lain. Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan di Indonesia.
Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40 - 49 tahun dan letak terbanyak di kuadran
lateral atas.

Carsinoma mammae adalah neolasma ganas dengan pertumbuhan jaringan mammae


abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat
bermetastase. Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal
mammae dimana sel abnormal timbul dari sel – sel normal, berkembang biak dan
menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah.

2.2 Etiologi

Sebab keganasan pada mamae masih belum jelas, tetapi ada beberapa faktor yang
berkaitan erat dengan munculnya keganasan payudara yaitu: virus, faktor lingkungan , faktor
hormonal dan familiar :
1. Wanita resiko tinggi dari pada pria (99:1)
2. Usia: resiko tertinggi pada usia diatas 30 tahun
3. Riwayat keluarga: ada riwayat keluarga Ca Mammae pada ibu/saudara perempuan
4. Riwayat meanstrual:
Ø early menarche (sebelum 12 thun)
Ø Late menopouse (setelah 50 tahun)
5. Riwayat kesehatan: Pernah mengalami / sedang menderita otipical hiperplasia atau benign
proliverative yang lain pada biopsy payudara, Ca. endometrial.
6. Menikah tapi tidak melahirkan anak
7. Riwayat reproduksi: melahirkan anak pertama diatas 35 tahun.
8. Tidak menyusui
9. Menggunakan obat kontrasepsi oral yang lama, penggunaan therapy estrogen
10. Mengalami trauma berulang kali pada payudara
11. Terapi radiasi; terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen
12. Obesitas

5
13. Life style: diet tinggi lemak, mengkomsumsi alcohol (minum 2x sehari), merokok
14. Stres hebat.
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor risiko
pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu:
Umur > 30 tahun
o Melahirkan anak pertama pada usia > 35 tahun
o Tidak kawin dan nulipara
o Usia menars < 12 tahun
o Usia menopause > 55 tahun
o Pernah mengalami infeksi, trauma, atau operasi tumor jinak payudara
o Terapi hormonal lama
o Mempunyai kanker payudara kontralateral
o Pernah menjalani operasi ginekologis misalnya tumor ovarium
o Pernah mengalami radiasi di daerah dada
o Ada riwayat keluarga dengan kanker payudara pada ibu, saudara perempuan ibu, saudara
perempuan ibu, saudara perempuan, adik/kakak
o Kontrasepsi oral pada pasien tumor payudara jinak seperti kelainan fibrokistik yang ganas

2.3Manifestasiklinik

Pasien biasanya datang dengan keluhan benjolan/massa di payudara, rasa sakit, keluar cairan
dari puting susu, timbulnya kelainan kulit (dimpling, kemerahan, ulserasi, peau d’orange),
pembesaran kelenjar getah bening, atau tanda metastasis jauh. Setiap kelainan pada payudara
harus dipikirkan ganas sebelum dibuktikan tidak. Dalam anamnesis juga ditanyakan adanya
faktor-faktor risiko pada pasien, dan pengaruh siklus haid terhadap keluhan atau perubahan
ukuran tumor. Untuk meminimalkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron, sebaiknya
pemeriksaan dilakukan kurang lebih 1 minggu dihitung dari hari pertama haid.
Teknik pemeriksaan fisis adalah sebagai berikut:

1. Posisi duduk

Lakukan inspeksi pada pasien dengan posisi tangan jatuh bebas ke samping dan pemeriksa
berdiri di depan dalam posisi lebih kurang sama tinggi. Perhatikan keadaan payudara kiri dan
kanan, simetris/tidak; adakah kelainan papila, letak dan bentuknya, retraksi puting susu,
kelainan kulit berupa peau d’orange, dimpling, ulserasi, atau tanda-tanda radang. Lakukan
juga dalam keadaan kedua lengan diangkat ke atas untuk melihat apakah ada bayangan tumor
di bawah kulit yang ikut bergerak atau adalah bagian yang tertinggal, dimpling dan lain-lain.

2. Posisi berbaring

Sebaiknya dengan punggung diganjal bantal, lakukan palpasi mulai dari kranial setinggi
iga ke-2 sampai distal setinggi iga ke-6, serta daerah subaerolar dan papila atau dilakukan

6
secara sentrifugal, terakhir dilakukan penekanan daerah papila untuk melihat apakah ada
cairan yang keluar. Tetapkan keadaan tumornya, yaitu lokasi tumor berdasarkan kuadrannya;
ukuran, konsistensi, batas tegas/tidak; dan mobilitas terhadap kulit, otot pektoralis, atau
dinding dada.

3. Pemeriksaan KGB regional di daerah:


a. Aksila, yang ditentukan kelompok kelenjar:
o Mamaria eksterna di anterior, di bawah tepi otot pektoralis
o Subskapularis di posterior aksila
o Sentral di pusat aksila
o Apikal di ujung atas fasia aksilaris.
b. Supra dan infraklavikula, serta KGB leher utama.

4. Organ lain yang diperiksa untuk melihat adanya metastasis yaitu hepar, lien, tulang
belakang, dan paru. Metastasis jauh dapat bergejala sebagai berikut :
o Otak: nyeri kepala. mual, muntah, epilepsi, ataksia, paresis, paralisis
o Paru: efusi, sesak napas
o Hati: kadang tanpa gejala, massa ikterus obstruksi
o Tulang: nyeri, patah tulang.

2.4Patologi

Proses terjadinya kanker karena terjadi perubahan struktur sel, dengan ciri : proliferasi
yang berlebihan dan tak berguna, yang tak mengikuti pengaruh jaringan sekitarnya.
Proliferasi abnormal sel kanker akan menggangu fungsi jaringan normal dengan
menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang
jauh. Di dalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi terutama dalam intinya.
Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel yang mengalami transformasi maligna dan
berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara sel normal.

2.5Apa penyebabnya

Menurut C. J. H. Van de Velde


a. Ca Payudara yang terdahulu
Terjadi malignitas sinkron di payudara lain karena mammae adalah organ berpasangan
b. Keluarga
Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3
anggota keluarga terkena carsinoma mammae.
c. Kelainan payudara ( benigna )
Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa
wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat.
d. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain
Status sosial yang tinggi menunjukkan resiko yang meningkat, sedangkan berat badan yang
7
berlebihan ada hubungan dengan kenaikan terjadi tumor yang berhubungan dengan oestrogen
pada wanita post menopouse
e. Faktor endokrin dan reproduksi
Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche kurang
dari 12 tahun
f. Obat anti konseptiva oral
Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko lebih
besar untuk terkena kanker.

2.6 Stadium kanker payudara

Stadium I: tumor terbatas pada payudara dengan ukuran < 2 cm, tidak terfiksasi pada kulit
atau otot pektoralis, tanpa dugaan metastasis aksila.

Stadium II: tumor dengan diameter < 2 cm dengan metastasis aksila atau tumor dengan
diameter 2 - 5 cm dengan/tanpa metastasis aksila.

Stadium IIIa: tumor dengan diameter > 5 cm tapi masih bebas dari jaringan sekitarnya
dengan/tanpa metastasis aksila yang masih bebas satu sama lain; atau tumor dengan me-
tastasis aksila yang melekat.

Stadium IIIb: tumor dengan metastasis infra atau supraklavikula atau tumor yang telah
menginfiltrasi kulit atau dinding toraks.

Stadium IV: tumor yang telah mengadakan metastasis jauh.

2.7 Cara pencegahan

1 Kesadaran SADARI dilakukan setiap bulan.


2 Berikan ASI pada Bayi.
Memberikan ASIpada bayi secara berkala akan mengurangi tingkat hormone tersebut.
Sedangkan kanker payudara berkaitan dengan hormone estrogen.
3 jika menemukan gumpalan / benjolan pada payudara segera kedokter.
4 Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluarga. Menurut penelitian 10 % dari
semua kasus kanker payudara adalah factor gen.
5 Perhatikan konsumsi alcohol. Dalam penelitian menyebutkan alcohol meningkatkan
estrogen.
6 Perhatikan BB, obesitas meningkatkan risiko kanker payudara.
7 Olah raga teratur. Penelitian menunjukkan bahwa semakin kurang berolah raga, semakin
tinggi tingkat estrogen dalam tubuh.
8 Kurangi makanan berlemak. Gaya hidup barat tertentu nampaknya dapat meningkatkan
risiko penyakit.
9 Usia > 50 th lakukan srening payudara teratur. 80% Kanker payudara terjadi pada usia > 50

8
th.
10 Rileks / hindari stress berat. Menurunkan tingkat stress akan menguntungkan untuk semua
kesehatan secara menyeluruh termasuk risiko kanker payudara.
Sebagai cacatan penting, perubahan apa pun pada payudara Anda harus disikapi dengan hati
– hati. Bila penyebab dapat diketahui sejak dini, upaya penanganan bisa dilakukan segera.
Tindakan ini akan membuahkan hasil yang lebih baik. Itu sebabnya, cegahan timbulnya
gangguan kesehatan pada payudara dengan beberapa cara berikut :
a. Buat cacatan bulanan
b. Hindari makanan tinggi lemak
c. Rajin – rajin lakukan “sadari”
Namun, jika Anda merasa bahwa ada sesuatu yang tidak biasa terjadi pada payudara Anda,
dan Anda merasa cemas karenanya, maka berikut ini panduan untuk perlu tidaknya bagi
Anda pergi ke dokter spesialis.
a. Gejala yang tidak perlu dikonsultasikan ke dokter spesialis :
· Wanita muda (kurang dari 35 tahun) dengan benjolan pada payudara dan terasa sakit
· Wanita kurang dari 40 tahun dengan benjolan yang simetris
· Wanita kurang dari 50 tahun dengan keluarnya cairan dari putting susu dan bukan berwarna
merah. Maksud cairan disini adalah :
- Keluar spontan atau tanpa dimanipulasi
- Keluar dari satu atau ke 2 sisi payudara
- Keluar cairan yang berhubungan dengan haid atau tidak, sedang hamil atau tidak, cedera
rudapaksa (kula akibat perkosaan), atau kelainan kelenjar gondok
· Wanita dengan keluhan nyeri dan benjolan yang tidak jelas batasnya.

b. Gejala yang perlu dikonsultasikan ke dokter spessialis :


· Benjolan
- Berbatas tegas
- Terdapat pada satu sisi (asimetris) setelah haid
- Kista lebih dari satu, atau kista timbul kembali setelah disedot
· Nyeri
- Berhubungan dengan adanya benjolan
- Tidak dapat diatasi dengan pangobatan
- Pada satu sisi payudara pada wanita pasca menopause
· Keluar cairan dari puting
- Pada wanita umur lebih dari 50 tahun
- Khusus wanita kurang dari 50 tahun, cairan berwarna merah spontan.
· Kelainan posisi puting
- Kelainan kulit sekitar puting ( seperti eksim)
- Kelainan kulit payudara
- Bentuk seperti kulit jeruk yang tebal
- Warna kemerahan

9
Stategi Pencegahan

1. Pencegahan primer
Hal – hal yang dapat dilakukan dengan pencegahan primer adalah :
- Membatasi konsumsi alcohol
- Menjaga berat badan ideal
- Berkonsultasi dengan dokter mengenai cara altrnatif untuk menambah esterogen atau
hormone lainnya.
- Menggabungkan aktivitas fisik kedalam kehidupan sehari – hari. Mengkonsumsi makanan
kaya serat dan rendah lemak
- Perbanyak konsumsi buah – buahan dan sayuran

2. Pencegahan sekunder
Hal – hal yang dapat dilakukan untuk mencegah resiko datangnya kanker payudara adalah
dengan cara :
- Usia 20 tahun melakukan SADARI setiap 3 bulan sekali. Wanita 20 tahun dianjurkan
melakuka SADARI 3 bulan sekali agar kanker dapat terdeteksi secara dini. Jika ada benjolan
atau hal – hal yang mencurigakan segeralah menghubungi dokter.
- Usia 35 – 40 tahun melakukan mamografi
- Diatas 40 tahun melakukan check-up pada dokter ahli atau melakukan Cancer Risk
Assessement Survey.
- Lebih dari 50 tahun check-up rutin dan mamografi setiap tahun.

3. Pencengahan tertier
Pencegahan ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah
komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan yang dapat
dilakukan adalah dengan :
- Operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita
- Tindakan kemograpi dengan sitostatika
- Pada stadium tertentu, pengobatan diberikan hanya berupa simptomatik
- Dianjurkan untuk mencari pengobatan alternative

10
2.8 Cara pemeriksaan dini

Sadari (Periksa Payudara Sendiri) masih dianggap sebagai salah satu cara efektif untuk
mendeteksi dini kanker payudara yang bisa dilakukan setiap perempuan.
Bagaimana cara melakukan SADARI dengan benar? Berikut langkah-langkahnya:

1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara
kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara kiri
dan kanan. Perhatikan pula perubahan pada puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau
keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting susu berkerut.
2. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan
kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah untuk
menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur
payudara, terutama pada payudara bagian bawah.

3. Kedua tangan diletakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan bahu
dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.

4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri payudara
kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di sekeliling
payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu.
Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit

5. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan
dan memeriksanya dengan tangan kiri.

6. Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.

7. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu.

8. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.

9. Berbaring telentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri
ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan kanan. Dengan
posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan.

10. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah
bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari
tangan kiri.
Pemeriksaan nomor 4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam keadaan
basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.

11
2.9 Cara pengobatan secara alami

Dengan cara mengobati secara alami yaitu dengan pengolahan kulit buah manggis, daun
sirsak dan cara pengolahannya :
Cara pengolahan Lebih lanjut, Stefanus dan Darmawan Tri Wibowo, ahli budidaya tanaman
sirsak dari Taman Wisata Mekarsari memaparkan cara pengolahan daun sirsak untuk herbal
pencegah kanker, berikut ini:

a. Pada pengobatan kanker, daun sirsak (10-15 lembar) direbus dengan 3 gelas air (600 cc)
hingga tersisa 1 gelas air rebusan. Pada saat merebus sebaiknya menggunakan kendi atau
panci yang terbuat dari tanah liat agar kemurnian zat yang ada pada daun sirsak tetap terjaga.
Air rebusan diminum selagi hangat setiap hari, pagi atau sore hari selama 3-4 pekan. "Perlu
diperhatikan, pengambilan daun sirsak sebaiknya dimulai dari daun ke-4 atau ke-5 dari ujung
pucuk. Hal ini dikarenakan pada daun yang terlalu muda, senyawa belum banyak terbentuk.
Sementara pada daun yang tua sudah mulai rusak sehingga kadarnya berkurang," terang
Darmawan.

b. Selain teknik pengolahan di atas, secara umum terdapat pengolahan lain daun sirsak, yaitu
dengan memanfaatkan daun sirsak kering 10-15 lembar direbus dengan 2 gelas air (400 cc)
sehingga tersisa 1 gelas air rebusan. Proses perebusan membutuhkan waktu 1-1,5 jam saja,
jadi lebih cepat prosesnya dibanding cara di atas. Proses pengeringan sebaiknya tidak
dilakukan di bawah sinar matahari terik karena dikhawatirkan akan merusak senyawa dalam
daun sirsak. "Daun sirsak kering memiliki senyawa yang tetap sama dengan daun sirsak
basah karena yang berkurang dalam proses pengeringan hanya kadar airnya. Sementara,
senyawa dalam daun tetap terjaga. Penyimpanan daun sirsak dalam lemari pendingin
maksimal sepekan sejak pemetikan karena proses pendinginan yang lama dikhawatirkan akan
merusak senyawa dalam daun selain aroma daun yang tidak enak karena proses fermentasi,"
papar Darmawan.

c. Konsumsi daging buah sirsak segar (150-250 gr/hari) dengan mengolahnya menjadi jus
atau dimakan langsung sangat disarankan. Daging buah sirsak selain sebagai penambah
energi (pada umumnya penderita kanker/tumor kondisi badanya lemas /lesu) juga kaya serat
yang sangat membantu proses pengeluaran sel-sel kanker yang telah mati akibat
penyembuhan oleh senyawa acetogenins. Ekskresi sel kanker yang mati bisa melalui
keringat, urine, dan feses sehingga umumnya terapi menggunakan herbal daun sirsak sebagai
pengobatan akan berefek hangat/panas pada bagian tubuh yang sakit, sering kencing, dan
berkeringat deras. Cepat lambatnya reaksi tubuh terhadap penggobatan atau efek samping
pengobatan berbeda pada setiap orang dipengaruhi oleh faktor, seperti usia, ketahanan tubuh
penderita, tingkat stadium kanker/tumor, dan jenis kanker atau tumornya.

d. Pengolahan daun sirsak lainnya yaitu dengan cara memblender 3-5 lembar daun sirsak
basah dengan menambahkan ¼ gelas air (50 cc) air hangat untuk membantu proses
penghancuran. Sebelum diblender, daun sebaiknya dipotong menjadi 3-4 bagian agar lebih

12
cepat hancur. Setelah hancur, masukkan daun ke wadah dengan penutup rapat, lalu
tambahkan 1 gelas air panas ke dalamnya dan aduk sampai rata. Tutup wadah dengan rapat
agar panas tetap terjaga dan proses ekstraksi senyawa dapat maksimal. Biarkan selama 15-20
menit, setelah itu saring olahan untuk diambil airnya dan minum selagi hangat. Bila tidak ada
blender, pengolahan daun sirsak bisa juga dengan cara digerus menggunakan cobek dengan
teknik pengolahan yang sama dengan cara diblender. "Pengolahan dengan cara diblender atau
digerus tidaklah semaksimal ekstraksi senyawa daun sirsak dibandingkan dengan teknik
pertama (perebusan daun basah) dan teknik kedua (perebusan daun kering), tetapi lebih
efisien. Hasil olahan pada kedua teknik umumnya beraroma langu yang cukup menyengat.
Untuk menekan aromanya bisa ditambahkan sedikit perasan buah nanas atau buah lain yang
lebih disukai. Dan jangan menambahkan gula aren murni, madu, atau gula pasir bila rasanya
tidak Anda sukai, karena sudah melalui proses kimiawi," terang Stefanus.

2. Reaksi pengobatan
Reaksi pengobatan menggunakan olahan daun sirsak umumnya bereaksi setelah 3-7 hari
setelah pengobatan secara rutin 3 kali sehari meskipun ada juga yang baru bereaksi setelah 1
bulan konsumsi rutin. "Bila reaksi tidak ada, cek kembali secara detail, mulai dari pemilihan
alat dan bahan, teknik pengambilan daun, cara pengolahan, bahkan teknik konsumsinya
apakah rutin atau tidak, karena semua merupakan satu kesatuan yang wajib dipenuhi agar
hasilnya maksimal," saran Stefanus. Ia menambahkan, cek kondisi penyakit Anda sebelum
pengobatan dan periksa kembali dua pekan setelah pengobatan untuk melihat sejauh mana
reaksi pengobatan dengan metode ini. Bila tidak ada pengaruh selama dua bulan konsumsi,
padahal sudah menjalankan pengolahan dengan benar, maka pengobatan dengan olahan daun
sirsak ini bisa ditingggalkan. "Untuk penderita maag yang khawatir asam lambungnya naik
karena konsumsi buah sirsak yang agak asam, sebaiknya mengonsumsi buah 1 jam setelah
makan. Bila menderita sakit maag yang cukup akut, konsumsi buahnya bisa dilakukan
dengan cara mengukus daging sirsak terlebih dahulu agar rasa asam berkurang," tutup
Stefanus.

3. Resep mengolah kulit manggis menjadi obat


Ribuan bahkan jutaan orang membicarakan penyakit. Ribuan pula orang membicarakan
kulit manggis. Sudah bukan rahasia lagi kalau produk olahan buah dan kulit manggis
tergolong sangat mahal,tidak semua orang bisa beli padahal kulit tersebut sering kita jumpai
di keranjang keranjang sampah warga.Akan tetapi kulit sampah yang satu ini terkandung
sejuta manfaat. Dari sini kami terusik ingin memberikan resep murah cara mendapatkan “ Jus
Kulit Manggis “ agar bisa dinikmati penderita yang tidak sanggup membeli Jus
Premium(sebutan produk pabrikan tersebut). Kita coba mengakali bagaimana caranya agar
jus ini dapat dinikmati dan dirasakan manfaatnya oleh orang banyak tanpa membebani
mereka dengan pengeluaran yang tidak wajar. Dasar rujukan ilmiyah dari resep ini
berdasarkan artikel yang dimuat oleh Majalah Trubus No. 503, Edisi Oktober 2011
Bahan :

13
- 1 buah manggis.
- Madu
- Gula rendah kalori, atau gula aren.
- 1 gelas air matang.
Cara kerja :
- Siapkan 1 buah manggis yang bagus, sudah matang, dengan ukuran sedang sampai besar.
- Pilih yang kulitnya paling bersih, dan bebas dari getah2 kuning khas manggis.
- Buanglah kelopak manggis (yang berwarna hijau) yang berada di pangkal buah manggis
tempat batang manggis tsb.
- Cuci bersih buah manggis tsb, utk menghilangkan kotoran dan noda2 yang yg menempel
pada kulit manggis.
- Buang kulit luar manggis yang keras itu
- Kupas tipis kulit luarnya karena pada kulit luar terdapat zat lilin (kulit luar akan menutupi
dinding perut atau menghalangi penyerapan )
- Ini yang menyebabkan sembelit bahkan bisa terjadi diare berkepanjangan.
- Siapkan blender, atau alat pembuat jus.
- Bukalah manggis dengan tangan sehingga pecah merekah. Walaupun ini jus kulit manggis,
tapi bukan hanya kulitnya saja yang di jus, tapi semuanya, termasuk bijinya.
- Jadi, masukkan semua daging manggis (yg berwarna putih sekalian biji manggis
didalamnya) kedalam wadah blender.
- Potong2lah kulit manggis (daging kulit), boleh dengan pisau, atau boleh dengan
menyobek2nya, dan masukkan juga kedalam wadah blender.
- Tambahkan 4-5 sendok makan madu, dan air matang sebanyak 1 gelas (350-400 cc).
Nantinya jika kurang manis, boleh ditambahkan madu secukupnya atau gula aren atau gula
rendah kalori (Tropicana Slim) sesuai selera.
- Tambah rosella segar untuk mengurangi rasa pahit kulit tersebut.
- Blenderlah manggis beserta kulit (daging kulit), dan bijinya tsb sampai benar-benar halus
(sekitar 3 - 4 menit).
- Jus kulit manggis telah siap.
- Simpanlah dalam wadah yang bisa di tutup rapat, bisa botol, atau wadah Tupper ware, dan
simpan di lemari es.
Aturan pakai :
3x sehari, @3-4 sendok makan (30cc) Pagi setelah bangun tidur: Siang dan malam sebelum
tidur Apabila anda mempunyai gejala mag sebaiknya dikonsumsi setelah makan. dan
perbanyak minum air putih memperlancar penyerapan dan berfungsi untuk memperlancar
sistem sekresi racun dalam tubuh.
CATATAN :
- Jus ini rasanya tidak enak. Untuk merubah rasanya agar lebih enak, silahkan berimprovisasi
dengan menambahkan 1 sendok teh cuka rosella, atau cuka apel, atau setengah buah apel,
atau 8 buah buah anggur, atau perasan jeruk lemon dll. (Tapi kalau saya pribadi, tidak ada
masalah dengan rasa jus yg tidak enak ini) Dan jika anda ingin berimprovisasi, maka pikirkan
agar bahan2 tambahan yang anda campurkan, tidak merusak rasa asli dan khasiat dari kulit
manggis itu sendiri.
- Permukaan atas jus ini akan menghitam jika terkena udara, ini tidak ada masalah, tidak

14
perlu dibuang lapisan yang menghitam ini.
- Tidak disarankan untuk dikonsumsi dalam keadaan perut kosong.
- Pada awal pemakaian, perut terasa tidak enak. Maka tidak usah kuatir. Ini biasa, sebab ada
reaksi tindak balas utk pertama kali dari tubuh terhadap kandungan zat dalam jus ini.
- Untuk pemakaian berikutnya, rasa tidak enak ini akan hilang dengan sendirinya (at least, ini
yang saya alami)
- Dalam 2-3 hari pemakaian, efek pengobatan dari jus ini akan membuahkan hasil secara
nyata dan signifikan,.
- Anda boleh menyebarkan resep ini (copas), “ Berbagilah maka kamu semakin kaya” Dan
jika anda mau, anda boleh membuka usaha penjualan jus ini, tanpa harus membayar apapun
kepada saya. Tapi ingat, jangan racuni konsumen anda dengan bahan pengawet.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai kanker payudara, maka dapat ditarik kesimpulan


sebagai berikut:
1. Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar payudara. Termasuk saluran
kelenjar air susu dan jaringan penunjangnya
2. Etiologi kanker payudara tidak diketahui tetapi ada faktor predisposisi yang menyertainya
yaitu keturunan, usia yang makin bertambah, tidak memiliki anak, kehamilan pertama pada
usia di atas 30 tahun, periode menstruasi yang lebih lama dan faktor hormonal.
3. Tahapan patofisiologi kanker payudara yaitu transformasi, fase inisiasi, fase promosi, dan
fase metastasis.
4. Tanda dan gejala kanker payudara adalah terdapatnya benjolan dan kulit berubah warna,
nyeri hilang timbul.
5. Klasifikasi kanker payudara terdiri dari klasifikasi patologik dan klasifikasi klinik.
6. Pencegahan kanker payudara terdiri dari pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
7. Penanganan kanker payudara diantaranya adalah mastektomi, radiasi, kemoterapi, dan
lintasan metabolisme.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini, maka kami sarankan bahwa sebaiknya
para wanita Indonesia melakukan pencegahan dengan cara pendeteksian dini agar
mengurangi risiko terkena kanker payudara.

1. Faktor Reproduksi Faktor reproduksi ini sangat berhubungan dengan resiko terjadinya kanker
payudara yaitu wanita yang menopause pada umur labih tua, haid pertama dengan umur muda dan
kehamilan pertama pada umur tua. Hal ini bisa menjadi window of initiation / sebagai jalan pembuka
perkembangan kanker payudara. Karena saat tersebut secara anatomi dan fungsional, payudara
akan mengalami perubahan seiring bertambahnya umur.

2. Penggunaan Hormon Hal ini terjadi karena hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker
payudara. Sebuah metaanalisis menyatakan walaupun tidak terdapat resiko kanker payudara pada
pengguna kontrasepsi oral, tetapi wanita yang menggunakan obat tersebut dalam waktu lama
mempunyai resiko tinggi akan mengalami kanker payudara sebelum menopause.
3. Obesitas Hal ini dikarenakan antara berat badan dan bentuk tubuh mempunyai hubungan yang
positif dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause, sehingga hal tersebut bisa menjadi
pemicu resiko kanker payudara.
4. Konsumsi Lemak Konsumsi lemak juga diperkirakan menjadi salah satu faktor resiko terjadinya
kanker payudara. Dan itu dibuktikan dengan sebuah penelitian bahwa lemak dan serat sangat
berhubungan dengan resiko kanker payudara pada wanita usia 34 sampai usia 59 tahun.
5. Riwayat Keluarga Riwayat keluarga adalah komponen yang penting dalam riwayat penderita yang
akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara, hal ini dikarenakan terdapat peningkatan resiko
keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara.

16
6. Faktor Genetik Maksud dari faktor genetik adalah kanker payudara dapat terjadi karena beberapa
faktor genetik yang diturunkan orang tua kepada anak-anaknya, yaitu adanya mutasi pada beberapa
gen yang penting dalam pembentukan kanker payudara.

Gejala Kanker Payudara Stadium Awal Yang Perlu Kita Kenali


1. Timbulnya Benjolan Di Payudara
Indikasi atau gejala awal kanker payudara yang mudah dikenali adalah timbulnya benjolan di
payudara akan tetapi tidak semua benjolan di payudara adalah kanker bahkan 9 dari 10
benjolan yang muncul bukanlah disebabkan oleh kanker.
Melainkan karena adanya kondisi medis lain seperti : kista payudara, tumor payudara jinak,
cedera payudara dan lain sebagainya yang tidak begitu berbahaya.
Benjolan yang muncul di payudara pada tahap awal pertumbuhan kanker payudara biasanya
berukukan kecil di bawah 2 cm.
2. Perubahan Kulit Dan Warna Payudara
Selain timbulnya benjolan, kanker payudara stadium 1 juga bisa menyebabkan perubahan pada
warna dan kulit payudara dimana kulit payudara akan terlihat kemerahan seperti terjadinya
iritasi, kulit payudara menebal seperti kulit jeruk dan permukaan kulit payudara tampak berlekuk-
lekuk.
Namun pada sebagian kasus ada juga yang tidak mengalami gejala perubahan kulit dan warna
payudara.
3. Puting Terasa Sakit
Tidak hanya kulitnya saja yang berubah, bagian puting juga akan mengalami perubahan yakni
nampak seperti tertarik kedalam yang disertai timbulnya rasa nyeri serta keluarnya cairan
abnormal ( biasanya disertai darah ) pada puting.
Selain itu ukuran payudara juga akan nampak berubah baik itu salah satu atau keduanya.
4. Gatal dan Ruam Di Payudara
Pada sebagian kasus kanker payudara juga bisa menyebabkan munculnya ruam dan rasa gatal
di sekitar puting payudara.
5. Muncul benjolan pada ketiak
Meski disebut kanker payudara, bukan berarti benjolan pada di bawah ketiak yang Anda temui
tidak ada hubungannya dengan kanker ini. Jaringan payudara meluas hingga di bawah ketiak.
Itulah kenapa kanker dapat menyebar melalui kelenjar getah bening di bawah ketiak.
Segera temui dokter guna mendapatkan penanganan dan pengobatan yang tepat jika beberapa
gejala tersebut muncul dan anda rasakan dengan begitu maka hal terburuk yang mungkin saja
terjadi pada diri anda bisa dihindari.
Selain menemui dokter anda juga bisa melakukan upaya penanganan lain yakni secara alternatif
yaitu dengan rutin mengkonsumsi ramuan obat tradisional kanker payudara guna mengatasi
gejala dan keluhan tersebut, dimana cara ini jauh lebih aman dan mudah dilakukan dibandingkan
melakukan pengobatan secara medis

17

Anda mungkin juga menyukai