SA DENGAN
OLEH :
NURHIDAYANTI
NIM:70900122028
( ) ( Hasnah.,S.Sit.,S.Kep.,Ns.,M.kes )
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.w.t, karena dengan rahmat,
didalamnya.
Penulis sangat berharap laporan pendahuluan ini dapat berguna dalam rangka
ovarium. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan pendahuluan yang telah penulis buat
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
yang membacanya. Sekiranya laporan pendahuluan yang telah disusun ini dapat
berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
DAFTAR ISI
SAMPUL
A. Defenisi ......................................................................................
B. Klasifikasi .................................................................................
C. Etiologi ......................................................................................
D. Patofisiologi ...............................................................................
F. Komplikasi ...............................................................................
G. Pathway .....................................................................................
A. Pengkajian .................................................................................
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Defenisi
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien kanker
ovarium yaitu :
1. Pemeriksan darah lengkap
2. Pemeriksaan kimia darah
3. Serum HCG
4. Alfa fetoprotein
5. Analisa air kemih
6. Pemeriksaan saluran pencernaan
7. Laparatomi
8. CT scan atau MRI perut
9. Pemeriksaan panggul
10. USG menggunakan frekuensi tinggi gelombang suara untuk menghasilkan
gambar dari bagian dalam tubuh
11. Pembedahan untuk mengangkat contoh jaringan untuk pengujian
12. CA 125 tes darah. CA 125 adalah protein yang ditemukan pada
permukaan sel kanker ovarium dan beberapa jaringan sehat. Banyak
wanita dengan kanker ovarium memiliki tingkat abnormal tinggi CA 125
dalam darah mereka.
F. Komplikasi
1. Perdarahan ke dalam kista : Perdarahan biasanya sedikit, kalau tidak
sekonyong-konyong dalam jumlah banyak akan terjadi distensi dan
menimbulkan nyeri perut.
2. Torsi : Torsi atau putaran tangkai menyebabkan tarikan melalui
ligamentum infundibulo pelvikum terhadap peritonium parietal dan
menimbulkan rasa sakit.
3. Infeksi pada tumor
Infeksi pada tumor dapat terjadi bila di dekat tumor ada tumor kuman
patogen seperti appendicitis, divertikalitis, atau salpingitis akut
4. Robekan dinding kista
Robekan pada kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka
perdarahan dapat sampai ke rongga peritonium dan menimbulkan rasa
nyeri terus menerus
5. Perubahan keganasan
Dapat terjadi pada beberapa kista jinak, sehingga setelah tumor diangkat
perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang seksama terhadap
kemungkinan perubahan keganasan (Wiknjosastro,1999).
Namun secara umum komplikasi yang di timbulkan dari kanker ovarium yaitu
1. Efusi pleura
Dari abdomen, cairan yang mengandung sel-sel ganas melalui saluran
limfe menuju pleura.
2. Asites
Kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke
strukturstruktur yang berdekatan pada abdomen dan panggul dan melalui
penyebaran benih tumor melalui cairan peritoneal ke rongga abdomen
dan rongga panggul.
3. Hipoalbuminemia
4. Tuberkulosis dan kanker paru-paru
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan
data yang akurat dan sistematis akan membantu pemantauan status kesehatan
dan pola pertahanan pasien, mengidentifikasi kekuatan pasien serta
merumuskan diagnosa keperawatan (Mocthar, 2006)
a. Dasar data pengkajian
1) Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan dan atau keletihan, perubahan pola istirahat dan
jam kebiasaan tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas, berkeringat malam,
keterbatasan partisipasi dalam hobi, latihan. Pekerjaan atau profesi
dengan pemajanan karsinoma lingkungan, tingkat stres tinggi.
2) Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja, perubahan TD
3) Integritas ego
Gejala : Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara
mengatasi stres (misal merokok, minum alkohol, menunda mencari
pengobatan, keyakinan religius/spiritual). Masalah tentang perubahan
dalam penampilan misal alopesia, lesi cacat, pembedahan.
Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak
mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.
Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah
4) Eliminasi
Gejala: Perubahan pada pola defekasi misal darah pada feces, nyeri
pada defekasi. Perubahan eliminasi urinarius misal nyeri atau rasa
terbakar pada saat berkemih sering berkemih.
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
5) Makanan/cairan
Gejala : Kebiasaan diet buruk (misal rendah serat, tinggi lemak, aditif,
bahan pengawet), anoreksia, mual/muntah, intoleransi makanan.
Tanda : Perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema.
6) Neurosensori
Gejala : Pusing
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misal
ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan
proses penyakit)
8) Keamanan
Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinoma, pemajanan
matahari lama/berlebihan.
Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi.
9) Pernapasan
Gejala : Merokok (tembakau, hidup dengan seseorang yang
merokok), pemajanan asbes.
10) Seksualitas
Gejala: Masalah seksual misal dampak pada hubungan, perubahan
pada tingkat kepuasan nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun,
multigravida, pasangan seks multipel, aktivasi seksual dini, herpes
genital.
11) Interaksi social
Gejala : Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung, riwayat
perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan atau
bantuan), masalah tentang fungsi atau tanggung jawab peran.
B. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri akut
Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan
Kode : D.0077
a. Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan actual atau funsional dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan.
b. Penyebab :
1) Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemis, neoplasma).
2) Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan).
3) Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan.
c. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1) Mengeluh nyeri
Objektif
1) Tampak meringis
2) Bersikap protektif
3) Gelisah
4) Frekuensi nadi meningkat
5) Sulit tidur
d. Kondisi Klinis Terkait
6) Kondisi pembedahan
7) Cedera traumatis
8) Infeksi
9) Sindrom coroner akut
10) Glaucoma
2. Risiko Intoleransi Aktivitas
a. Definisi : Berisiko mengalami ketidakcukupan energi untuk melakukan
aktivitas sehari-hari.
b. Faktor Risiko
1) Gangguan sirkulasi
2) Ketidakbugaran status fisik
3) Riwayat intoleransi aktivitas sebelumnya
4) Tidak berpengalaman dengan suatu aktivitas
5) Gangguan pernapasan
d. Kondisi Klinis Terkait
1) Anemia
2) Gagal jantung kongesif
3) Penyakit katup jantung
4) Aritmia
5) Penyakit paru obstruktif (PPOK)
6) Gangguan musculoskeletal
3. Defisit nutrisi
a. Defenisi
Asupan nutrsi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh.
b. Penyebab
1) Ketidakmampuan menelan makanan
2) Ketidakmampuan mencerna makanan
3) Meningkatnya kebutuhan metabolisme tubuh
4) Ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien
5) Faktor ekonomi
6) Faktor psikologi
c. Batasan karakteristik
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
tidak tersedia
Objektif
1) Penurunan berat badan minimal 10% di bawah rentang normal
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1) Merasa cepat kenyang
2) Nyeri/ kram abdomen
3) Penurunan nafsu makan
Objektif
1) Bising usus hiperaktif
2) Otot mrngunyah lemah
3) Otot menelan lemah
4) Membrane mukosa pucat
5) Sariawan
6) Penurunan serum albumin
7) Rambut rontok
8) Diare
C. Rencana Keperawatan
1. Nyeri Akut
a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam,
diharapkan tingkat nyeri menurun dengan Kriteria Hasil:
Keluhan nyeri menurun
Meringis menurun
Gelisah menurun
TTV dalam batas normal
b. Intervensi Keperawatan dan Rasional
Intervensi Keperawatan Rasional
Manajemen Nyeri
Observasi
- Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, - Agar mengetahui lokasi, derajat dan tingkat nyeri yang
intensitas nyeri dialami dan dapat melakukan intervensi selanjutnya
- Identifikasi skala nyeri - Untuk mengidentifikasi skala nyeri
- Monitor efek samping - Untuk mengetahui reaksi analgetic yang diberikan
pemberian analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik - Untuk menurunkan atau mengalihkan perhatian klien dari
nonfarmakologis untuk nyerinya
mengurangi rasa nyeri - Untuk menunjang penurunan nyeri
- Berikan posisi nyaman
Edukasi - Agar pasien dapat mengkontrol nyerinya
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri - Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pemahaman klien
- Jelaskan strategi sehingga klien mengetahui strategi yang diberikan
meredakan nyeri - Untuk mempercepat proses penyembuhan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli - Agar nutrisi yang dikonsumsi pasien sesuai dengan
gizi tentang cara SOP yang ada
meningkatkan asupan
makanan
3. Defisit nutrisi
a. Defenisi
Asupan nutrsi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh.
b. Penyebab
7) Ketidakmampuan menelan makanan
8) Ketidakmampuan mencerna makanan
9) Meningkatnya kebutuhan metabolisme tubuh
10) Ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien
11) Faktor ekonomi
12) Faktor psikologi
Intervensi Keperawatan Rasional
manajemen nutrisi
Observasi Faktor- faktor seperti nyeri, kelemahan,
Diskusikan bersama klien kemungkinan penyebab penggunaan analegsik, dan imobilitas dapat
hilangnya nafsu makan. menyebabkan anorekxia.
Tawarkan makanan dalam jumlah sedikit tapi Distribusi total asupan kalori yang merata
sering. sepanjang hari membantu mencegah distensi
lambung sehingga selera makan mungkin akan
meningkat.
Pada kondisi menurunnya nafsu makan batasi Pembatasan asupan cairan saat makan
asupan cairan. membantu mencegah distensi lambung.
Dorong dan bantu klien untuk menjaga kebersihan Kurangnya kebersihan mulut menyebabkan
mulut yang baik. bau tidak sedapdan menurunkan nafsu makan.
Atur diet tinggi kalori dan protein saat klien merasa Menyediakan makanan TKTP saat lapar
lapar. memungkinkan klien mengonsumsi kalori dan
protein yang adekuat.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pemeriksan Laboratorium
Pemeriksaan hematologi Hasil Nilai rujukan Satuan
Hematologi Rutin
WBC 23.5 4.00-10.00 10^3/ul
RBC 3.92 4.00-6.00 10^6/ul
HGB 9.1 12.0-16.0 gr/dl
HCT 32 37.0-48.0 %
MCV 81 80.0-97.0 fL
MCH 23 26.5-33.5 pg
MCHC 29 31.5-35.0 gr/dl
PLT 603 150-400 10^3/ul
RDW-SD 37.0-54.0 fL
RDW-CV 23.4 10.0-15.0
PDW 9.4 10.0-18.0 fL
MPV 9.5 6.50-11.0 fL
P-LCR 13.0-43.0 %
PCT 0.00 0.15-0.50 %
NEUT 79.4 52.0-75.0 %
LYMPH 13.3 20.0-40.0 %
MONO 6.1 2.00-8.00 10^3/ul
EO 0.9 1.00-3.00 10^3/ul
BASO 0.3 0.00-0.10 10^3/ul
RET 0.00-0.10 10^3/ul
LED I (L<10,p <20) mm
LED Jam II
Koagulasi
PT 1.-14
INR - --
APTT 22.0-30.0
KIMIA DARAH
GLUKOSA
GDS 129 140 mg/dl
Fungsi Ginjal
Ureum 30 10-50 mg/dl
Kreatinin 0.78 L<1.3,P(<1.1) mg/dl
Fungsi Hati
SGOT 65 <38 U/L
SGPT 41 <41 U/L
Albumin 3.4 3.5-5.0 gr/dl
Protein total 6.6-8.7 gr/dl
LDH 210-425 U/L
Elektrolit
natrium 141 136-145 mmol/l
kalium 4.9 3.5-5.1 mmol/l
klorida 104 97-111 mmol/l
risiko infeksi
3 faktor risiko: kanker ovarium Resiko defisit nutrisi
- Skala nyeri 6 NRS
- Mukosa bibir kering
- CRT : 3 detik menekan area abdomen
- Klien mengatakan setiap kali makan mual
- Kanker ovarium
merangsang saraf simpatis
Mual. Muntah
3. Resiko defisit nutrisi dibuktikan Setelah dilakukan Manajemen nutrisi Manajemen nutrisi
dengan faktor resiko : intervensi selama 3x24 Observasi : Observasi :
- Skala nyeri 6 NRS jam, makan diperoleh - Identifikasi status nutrisi - Untuk mengetahui status nutrisi klien
- Mukosa bibir kering hasil : - Identifikasi kebutuhan kalori dan - Untuk mengetahui kebutuhan kalori
- CRT : 3 detik 1. Status nutrisi membaik nutrient dan nutrient
- Klien mengatakan setiap - Monitor hasil pemeriksaan - Agar dapat mempertimbangkan kadar
2. Kekuatan otot menelan
kali makan mual laboratorium albumin yang dibutuhkan klien
- Kanker ovarium meningkat (5) Terapeutik : Terapeutik :
3. Serum albumin - Berikan makanan tinggi serat untuk - Agar klien mudah BAB
meningkat (5) mencegah konstipasi
4. IMT membaik (5) - Berikan makanan tinggi kalori dan - Agar keseimbangan gizi terjaga
protein
Edukasi : Edukasi :
- Ajarkan diet yang diprogramkan - Agar klien mengetahui program diet
yang diberikan
Kolaborasi : Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk - Agar mewujudkan kolaborasi dengan
menentukan jumlah kalori dan jenis hasil yang lebih baik
nutrien yang dibutuhkan
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No Diagnosis Keperawatan Waktu Implementasi Tindakan Keperawatan Evaluasi
.
1. Nyeri akut berhubungan dengan selasa , 29 Manajemen Nyeri S: Pasien mengetakan nyeri pada kepalanya
agen pencedera fisik ( edema pada November 2022 Observasi sudah mendingan
kaki ditandai dengan - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, O: Pasien tampak tampak membaik
17:15 kualitas, intensitas nyeri pasien sudah tampak ceria
Ds :
Hasil: Nyeri pada kaki bagian kiri seperti tertusuk-tusuk skala nyeri 1
- Klien menyatakan lokasi - Identifikasi skala nyeri A: Masalah teratasi
nyeri pada kaki kiri Hasil: Skala nyeri 6 NRS P: Intervensi diberhentikan
- Klien menyatakan - Identifikasi respon nyeri non verbal -Identifikasi skala nyeri
intensitas nyeri dengan Hasil: Pasien tampak meringis -Identifikasi respon non verbal
skala 6 Teraupetik -Berikan teknik non farmakologi (relaksasi
Frekuensi -Mengontrol suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan yang napas dalam)
- Klien menyatakan rasa dapat memperberat rasa nyeri
nyeri 10-15/i Hasil: Pasien tampak nyaman dan tenang
- klien mengatakan kaki - Membantu pasien istirahat dan tidur
bengkak Hasil: Pasien tampak nyaman
Do : Edukasi
- Klien nampak meringis - Mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi napas dalam
- Klien nampak melindungi Hasil: pasien mampu melakukan relaksasi napas dalam
area yang sakit Kolaborasi
- Skala nyeri 6 -Memberikan analgetik berupa ranitidine
- S: 37,2 C Hasil: Setelah 1 jam pemberian ranitidine 50 mg nyeri
berkurang
Rabu, 30 Observasi
November 2022 - Identifikasi skala nyeri
Hasil: Skala nyeri 6
16.00 - Identifikasi respon nyeri non verbal
Hasil: Pasien tampak gelisah
Teraupetik
- Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (Relaksasi nafas dalam, Terapi benson)
Kamis, 01 Observasi
Oktober 2022 - Identifikasi skala nyeri
Hasil: Skala nyeri menurun menjadi 4 NRS
08:30 - Identifikasi respon nyeri non verbal
Hasil: Pasien tampak membaik
Teraupetik
- Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (Relaksasi nafas dalam, Terapi benson)
Berek, Jonathan S., (2018). Novak’s Gynecology_13th. Hal 293 – 295. Lippincott.
Bhatla, N., Cain, J., Chakhtoura, N., Chibwesha, C., Garland, S., Shelbaya, S.G., et
al, (2019). FIGO: Global Guidance For Cervical Cancer Prevention and
Brunner & Suddarth. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta
Harahap, R.E., (2015). Neoplasia Intraepitel Pada Kanker Serviks (NIS), Pendekatan
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia