KANKER OVARIUM
Dosen Pembimbing:
2020
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah swt. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Sebagai satu
persyaratan kelulusan mata kuliah maternitas 2 diprogram sarjana FIK UMJ dengan berjudul “
Kanker Ovarium ”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari teman-
teman, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itukami menyampaikan
banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Kelompok 2
2
i
DAFTAR ISI
2.7 Penatalaksanaan.............................................................................12
BAB IV PENUTUP..................................................................................16
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
ovarium ditemukan sudah dalam stadium lanjut. Lebih kurang setengah dari kasus kanker
indung telur ditemukan pada perempuan yang telah berusia lebih dari 60 tahun.
1.2 Tujuan
1. Untuk memahami Konsep Dasar ASKEP pada perempuan dengan Kanker
Ovarium dimulai dari definisi, etiologi, gambaran klinis, patofisiologis,
penatalaksanaan, komplikasi.
2. Mampu menyusun Askep (pengkajian sampai dengan perencanaan)
3. Mampu melakukan Analisis antara Konsep dengan Asuhan Keperawatan dan
menyusun dalam bentuk kesimpulan dan saran
4. Membuat daftar pustaka: medis, nursing, SDKI, SIDKI, buku penulisan Ilmiah.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.3 Etiologi
Kanker ovarium terjadi karena adanya perubahan atau mutasi genetik pada sel-sel
ovarium. Sel tersebut menjadi abnormal, serta tumbuh dengan cepat dan tidak terkontrol.
Penyebab pasti kanker ovarium tidak diketahui namun multifaktorial. Risiko
berkembangnya kanker ovarium berkaitan dengan lingkungan, endokrin dan faktor
genetik.
a. Faktor lingkungan
Kebiasaan makan, kopi dan merokok, adanya asbestos dalam lingkungan, dan
penggunaan bedak talek pada daerah vagina, semua itu dianggap mungkin
menyebabkan kanker.
b. Faktor endokrin
Faktor risiko endokrin untuk kanker ovarium adalah perempuan yang nulipara,
menarche dini, menopause yang lambat, kehamilan pertama yang lambat, dan
tidak pernah menyusui. Penggunaan kontrasepsi oral tidak meningkatkan resiko
dan mungkin dapat mencegah. Terapi pengganti estrogen (ERT)
pascamenopause untuk 10 tahun atau lebih berkaitan dengan peningkatan
kematian akibat kanker ovarium
7
c. Faktor genetic
Kanker ovarium herediter yang dominan autosomal dengan variasi penetrasi
telah ditunjukkan dalam keluarga yang terdapat penderita kanker ovarium. Bila
terdapat dua atau lebih hubungan tingkat pertama yang menderita kanker
ovarium, seorang perempuan memiliki 50% kesempatan untuk menderita kanker
ovarium.
Ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya kanker ovarium yaitu:
1. Diet tinggi lemak
2. Merokok
3. Alkohol
4. Riwayat kanker payudara, kolon, atau endometrium
5. Riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium
8
2.4 Klasifikasi Stadium
9
dimasukkan dalam stadium IV. Begitu juga metastasis ke
parenkim liver.
2.5 Patofisiologi
Kista terdiri atas folikel-foliker praovulasi yang telak mengalami atresia ( degenerasi ).
Pada wanita yang menderita ovarium polokistik, ovarim utuh FSH dan SH tetapi tidak terjadi
ovulasi ovum. Kadar FSH dibawah normal sepanjang stadium folikular daur haid, sementara
kadar LH lebih tinggi dari normal, tetapi tidak memperlihatkan lonjakan. Peningkatan LH
yang terus menerus menimbulkan pembentukan androgen dan eksterogen oleh molikel dan
kelenjar adrenal. Folikel anovulasi berdegenerasi dan membentuk kista, yang menyebabkan
terjadinya ovarium polikistik.
Kista bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan abdomen
dan pelvis dan sel-sel yang menempatkan diri pada rongga abdomen dan pelvis. Penyebarab
awal kanker ovarium dengan jalur intraperitoneal dan limfatik muncul tanpa gejala atau tanda
spesifik.
Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat pada
pelvis. Sering berkemih dan dysuria dan perubahan funsi gastrointestinial, seperti rasa penuh,
mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang, dan konstipasi. Pada beberapa permepuan dapat
terjadi pendarahan abnormal vagina sekunder akibat hyperplasia endometrium, bila tumor
menghasilkan esterogen beberapa tumor menghasilkan testosterone dan menyebabkan virilasi.
Kista nonneoplastik sering ditemukan, tetapi bukan masalah serius. Kista folikel dan
luteal diovarium sangat sering ditemukan sehingga hampir dianggap sebagai varian psiologik.
Kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak rupture atau pada
folikel yang sudah pecah dan segera menutup kembali. Kista demikian seringnya adalah
multiple dan timbul langsung dibawah lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil,
dengan diameter 1-1,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya
penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai diameter 4 – 5cm sehingga dapat diraba
masa dan menimbulkan nyeri panggul. Jika kecil, kista ini dilapisi granulosa atau sel teka,
tetapi seiring dengan penimbunan cairan timbul tekanan yang dapat menyebabkan atrofi sel
tersebut. Kadang- kadang kista ini pecah, menimbulkan pendarahan intraperitonum, dan gejala
abdomen akut.
10
2.6 Pathway
Gg perfusi jaringan
Luka operasi
Kurang
pengetahuan Pembatasan nutrisi Anestesi Resti injuri
Diskontiunitas
jaringan
Cemas Metabolisme ↓
Peristaltic usus ↓ Nervus vagus
Resiko aspirasi
Komplikasi Resiko
Keletihan
perotonia konstipasi
Peritonitis Gg metabolisme
Pada umumnya, pengobatan kanker ovarium dilakukan dengan tindakan operasi, lalu
dilanjutkan dengan pengobatan tambahan seperti kemoterapi, radioterapi, dan
imunoterapi.
1. Operasi
Pada umumnya dilakukan:
Histerektomi total yaitu mengangkat rahim dengan organ sekitarnya
Salpingo ooporekmitomi yaitu mengangkat kedua ovarium dan kedua
saluran tuba fallopii
Omentektomi yaitu mengangkat lipatan selaput pembungkus perut yang
memanjang dari lambung ke alat-alat perut
2. Radioterapi
Teleterapi pelvis dan abdomen dan penetesan isotop radioaktif pada rongga
peritoneal digunakan pada wanita dengan kanker ovarium tahap awal (stadium I
dan II). Isotop radioaktik (P32) digunakan sebagai terapi residual kanker pada
rongga peritoneum. Pasien yang memiliki residu penyakit yang terbatas, kurang
dari 2cm, merupakan kandidat utama terapi P32 ini.
3. Kemoterapi
Penggunaan melphana, 5-FU, thiotepa dan siklosfosfamid secara sistematik
menunjukkan aktivitas yang baik. Altretamine, sisplastin, karboplatin,
doksorubisin, ifosfamid, dan etoposid juga menunjukkan hasil yang bervariasi dari
27% sampai 78%. Secara keseluruhan, kombinasi terapi sistematik dengan takson,
sisplatin, siklofosfamid meningkatkan respon terapi, angka kesembuhan atau
kemungkinan hidup.
2.8 Komplikasi
Adapun komplikasinya adalah sebagai berikut:
12
4. Edema pada kaki
5. Obstruksi usus
6. Kakeksia berat
13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1Pengkajian
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik hasil yang sering didapatkan pada tumor ovarium adalah
massa pada rongga pelvis. Tidak ada petunjuk pasti pada pemeriksaan fisik yang
mampu membedakan tumor adneksa adalah jinak atau ganas, namun secara umum
dianut bahwa tumor jinak cenderung kistik dengan permukaan licin, unilateral dan
mudah digerakkan. Sedangkan tumor ganas akan memberikan gambaran massa
yang padat, noduler, terfiksasi dan sering bilateral. Massa yang besar memenuhi
rongga abdomen dan pelvis lebih mencerminkan tumor jinak atau keganasan
derajat rendah. Adanya asites dan nodul pada cul-de-sac merupakan petunjuk
adanya keganasan.
Pemeriksaan penunjang
Ultrasonografi merupakan pemeriksaan penunjang utama dalam menegakkan
diagnosis suatu tumor adneksa ganas atau jinak. Pada keganasan akan memberikan
gambaran dengan septa internal, padat, berpapil, dan dapat ditemukan adanya
asites . Walaupun ada pemeriksaan yang lebih canggih seperti CT scan, MRI
(magnetic resonance imaging), dan positron tomografi akan memberikan
gambaran yang lebih mengesankan, namun pada penelitian tidak menunjukan
tingkat sensitifitas dan spesifisitas yang lebih baik dari ultrasonografi. Serum CA
125 saat ini merupakan petanda tumor yang paling sering digunakan dalam
penapisan kanker ovarium jenis epitel, walaupun sering disertai keterbatasan.
Perhatian telah pula diarahkan pada adanya petanda tumor untuk jenis sel
germinal, antara lain alpha-fetoprotein (AFP), lactic acid
14
dehidrogenase (LDH), human placental lactogen (hPL), plasental-like alkaline
phosphatase (PLAP) dan human chorionic gonadotrophin(hCG).
3.3Intervensi
1. Klien akan mengalami nyeri dan mengatakan keluhannya
2. Klien akan mengalami kembalinya fungsi urinary sebelumnya dan pola
eliminasi
3. Klien akan mengatakan bahwa dirinya tidak cemas karena perubahan status
kesehatan
4. Klien dapat mengaitkan pengetahuan paparan informasi penyakit ( kanker
ovarium )
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kanker ovarium (kanker indung telur) merupakan penyebab nomor satu
dari seluruh kematian yang disebabkan kanker pada saluran reproduksi.
Penderita kanker ini umumnya didiagnosis terlambat, karena belum adanya
metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker
ovarium saja yang dapat terdiagnosa pada stadium awal. Kanker ovarium
erat hubungannya dengan wanita yang mempunyai tingkat kesuburan yang
rendah atau intenfertilitas dan biasanya terjadi pada wanita nullipara,
melahirkan pertama kali pada usia diatas 35 tahun dan wanita yang
mempunyai keluarga dengan riwayat ovarium, kanker payudara atau
kanker kolon, sedangkan wanita dengan riwayat kehamilan pertama terjadi
pada usia di bawah 25 tahun, dengan penggunaan pil kontrasepsi. Pada
kanker ini terdapat klasifikasi stadium I – IV.
4.2 Saran
Untuk pembaca diharapkan dalam membaca makalah ini dapat lebih
tahu tentang pentingnya kebersihan daerah vagina agar tidak terjadi kanker
ovarium, sehingga pemahaman itu dapat diinformasikan kepada orang
awam dab dapat diaplikasikan untuk diri sendir dan lingkungan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Irene M., 1993. Maternity Gynecologic Care : the nurse and the family. St
Louis, Missouri. Mosby-Year Book, Inc.
Martin.L dkk.2009. Buku Saku Obstetri Dan Ginekologi : Jakarta, EGC
Lemone, Priscilla dkk.2017.Buku Ajar Gangguan Reproduksi : Jakarta, EGC
17