Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

ASUHAN KEPERAWATAN KANKER GINJAL

Dosen Pengampu:

SELVIA DAVID RICHARD, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh:

1. ANANDA AYU RIZKY ( 01.1.22.000911)

2. RICHARD VANESTER WELIN C ( 01.1.22.00920 )

3. YOSEP RONAL SUHENDRA ( 01.1.22.00917 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS BAPTIS KEDIRI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2023 / 2024

i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan Karunia -Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini, kami membahas
mengenai “Asuhan keperawatan kanker ginjal”.

Makalah ini dibuat dengan beberapa pihak untuk membantu menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh Ibu Selvia David Richard, S.Kep.,Ns., M.Kep. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan pada makalah ini. Oleh karena itu,
saran dan kritik sangat diharapkan dari pembaca maupun dosen. Semoga makalah ini
dapat berguna bagi pembaca sekalian.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................iii

BAB I.............................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN........................................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................5

1.3 Tujuan...............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN...........................................................................................................................................6

2.1 KONSEP TEORI.............................................................................................................................6

2.1.1 Pengertian.................................................................................................................................6

2.1.2 Etiologi......................................................................................................................................7

2.1.3 Manifestasi Klinis....................................................................................................................8

2.1.4 Klasifikasi.................................................................................................................................9

2.1.5 Patofisiologi............................................................................................................................10

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang........................................................................................................11

2.1.7 Penatalaksaan.........................................................................................................................12

2.1.8 Prognosis................................................................................................................................13

2.2 ASUHAN KEPERAWATAN........................................................................................................15

2.2.1 Pengkajian..............................................................................................................................15

BAB III........................................................................................................................................................17

PENUTUP...................................................................................................................................................17

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................17

3.2 Saran...........................................................................................................................................17

iii
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................18

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ginjal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang vital fungsinya
bagi keseluruhan sistem tubuh manusia. Ginjal adalah organ utama sistem
ekskresi manusia, yang mengatur pembuangan zat-zat sisa yang sudah tidak
berguna lagi bagi tubuh. Selain itu, ginjal juga berperan dalam menjaga
homeostasis cairan dalam tubuh. Seperti organ tubuh lainnya, ginjal juga bisa
mengalami kanker. Kanker ginjal adalah suatu keganasan pada parenkim ginjal
yang berasal dari tubulus proksimalis ginjal (Baradero, et all, 2008).

Jenis kanker ginjal yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel ginjal.
Bahayanya, kanker ginjal ini biasanya ditemukan pada saat kanker ini telah
mengalami metastasis dan sudah menyebar ke organ tubuh lainnya, karena pada
stadium dini kanker ini jarang sekali menunjukkan gejalanya. Gejalanya baru
mulai terasa pada stadium lanjut, yaitu terjadi hematuria (terdapat pada aliran
seni). Penyakit kanker ginjal

Dalam Kidney Cancer Statistic yang bersumber dari World Cancer Reaserch Fund
International didapat bahwa kanker ginjal adalah kanker paling umum kedua belas
di dunia, dengan 338.000 kasus baru didiagnosis pada tahun 2012.

Penyebab pasti terjadinya kanker ginjal hingga saat ini masih belum diketahui
secara pasti, namun ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kanker
ginjal seperti faktor keturunan, obesitas, hipertensi, von helper-lindau syndrome,
paparan bahan industri dan zat karsinogenik, serta gaya hidup yang tidak sehat
misalnya merokok dan makan makanan yang tinggi lemak (American cancer
society, 2014). Setiap tahunnya, sekitar 208.500 kasus kanker ginjal didiagnosa di
seluruh dunia, yang meliputi jumlah 2% dari seluruh kasus kanker. Angka
tertinggi kasus kanker ginjal ini tercatat di Amerika Utara, sedangkan wilayah
Asia dan Afrika angkanya tergolong kecil (Williams, 2011).

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan CA / kanker Ginjal?

2. Apa saja penyebab atau etiologi dari Kanker Ginjal?

3. Bagaimana manifestasi klinis dari Kanker Ginjal?

4. Apa klasifikasi dari Kanker Ginjal?

5. Bagaimana patofisiologi dari Kanker Ginjal?

6. Apa saja pemeriksaan penunjang dari Kanker Ginjal?

7. Bagaimana penatalaksanaan dari Kanker Ginjal?

8. Apa prognosis dari Kanker Ginjal?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan Umum Setelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa
mampu memahami konsep dan teori serta mampu mengaplikasikan dalam
asuhan keperawatan pada klien dengan kanker ginjal.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mahasiswa mampu memahami definisi dari CA/Kanker Ginjal

2. Mahasiswa mengetahui etiologi dari Kanker Ginjal

3. Mahasiswa memahami manifestasi klinis dari Kanker Ginjal

4. Mahasiswa mengetahui klasifikasi dari Kanker Ginjal

5. Mahasiswa mampu mengerti patofisiologi dari kanker ginjal

6. Mahasiswa mengetahui macam.pemeriksaan penunjang dari kanker


ginjal.

7. Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan medis dari kanker ginjal.

5
8. Mahasiswa mengetahui prognosis dari kanker ginjal.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 TINJAUAN PUSTAKA


2.1.1 Pengertian
Kanker ginjal ( CA Renal) adalah kondisi medis yang ditandai dengan
kelainan pertumbuhan dari sel sel kanker pada ginjal. Kanker ginjal merupakan
sebagaian besar tumor ginjal yang solid ( padat) dan jenis kanker ginjal yang
paling sering ditemukan adalah Karsinoma Sel ginjal ( adeno karsinoma renalis /
hipernefroma ). Kanker ginjal atau hipernefroma merupakan jenis kanker yang
terdapat pada bagian ginjal atau disebut tubulus renal proksimal.

Kanker ginjal tersusun dari kata cancer atau kanker yang berarti istilah
awam yang digunakan untuk menyatakan berbagai bentuk penyakit keganasan dan
kidney atau ginjal yang berarti sepasang organ retroperitoneal yang terletak pada
didinding abdomen posterior dalam region lumbalis, fungsi ginjal berhubungan
dengan homeostatis, dan organ ini memproduksi urine dan untuk
mengekskresikan limbah sepert ureum, mengendalikan keseimbangan elektrolit
dan nilai ph. Ginjal juga memproduksi renin serta eritropoitin yang terlibat dalam
metabolisme vitamin D. (Cristina Brooker, edisi 31 tahun 2012)

Sebuah tumor ginjal adalah pertumbuhan abnormal dalam ginjal. Istilah


“masa”, “lesi” dan “tumor” sering digunakan secara bergantian. Tumor mungkin
jinak, tetapi bisa menjadi kanker lebih dari 80% seiring berjalannya waktu.
(American Urological Association, April 2014)

Karsinoma sel ginjal ( renal cell carcinoma ) adalah tumor malignasi renal
tersering, dua kali lebih sering ditemukan pada laki laki. Karsinoma sel ginjal
merupakan tumor yang berasal dari epitel tubulus ginjal terutama terletak di
korteks.

6
2.1.2 Etiologi
Dalam keadaan normal, sel sel di dalam saluran kemih tumbuh dan
membelah secara wajar. Tetapi kadang sel sel mulai membelah diluar kendali dan
menghasilkan sel sel baru meskipun tubuh tidak memerlukannya. Hal ini akan
menyebabkan terbentuknya suatu massa yang terdiri jaringan berlebihan, yang
dikenal sebagai tumor.

Tidak semua tumor merupakan kanker (keganasan). Tumor yang ganas


disebut tumor maligna. sel sel dari tumor ini menyusup dan merusak jaringan di
sekitarnya. sel sel ini juga keluar dari tumor asalnya dan memasuki aliran darah
atau sistem getah bening, paru paru, hati, tulang, pembuluh limfe, vena renalis.
dan akan terbawa ke bagian tubuh lainnya ( proses ini dikenal sebagai metastase
tumor).

Penyebab kanker ginjal samai sekarang masih belum diketahui, namun ada
beberapa faktor yang menjadi pencetus dari kanker ginjal, diantaranya adalah

a. Rokok

Salah satu zat yang terkandung dalam rokok adalah cadmium, dimana cadmium
sendiri bersifat karsinogenik yang apabila masuk dalam alirandarah akan
berikatan dengan natrium atau garam sehingga konsentrasi darah menjadi
meningkat yang berdampak pada peningkatan kerja ginjal apabila itu terus terjadi
dalam waktu yang lama maka akan menyebabkan gagal ginjal kronik dan
cadmium sendiri dapat merangsang pertumbuhan sel kanker

b Von Hippel-lindau syndrome

Von hippel-lindau syndrome adalah kumpulan beberapa gejala yangdisebabkan


oleh kerusakan atau disfungsi VHL (gen pengekang kanker)dalam tubuh sehingga
memicu perubahan sifat sel normal menjadi selkanker akibat proses yang ada dari
dalam tubuh orang tersebut.

c. Obesitas

Obesitas dapat menganggu berbagai keseimbangan hormon, fungsi tubu, dan


dapat menyebabkan inflamasi. Sehingga meningkatkan resiko seseorang

7
mengalami perkembangan penyakit khususnya kanker. Obesitas dapat memicu
tingginya hormon esterogen yang dapat mendorong perkembangan kanker.

d. Dialysis >5th pada gagal ginjal kronik Dialysis berperan dalam proses
metastases sel kanker.

e. Analgesic phenacethin
Phenacetin yang masuk dalam pembuluh darah bersifat kurang dapat dilarutkan
sehingga meningkatkan kinerja ginjal, terhambatnya proses filtrasi menyebabkan
penurunan laju filtrasi glomerus apabila hal ini terjadi dalam waktu yang lama
menimbulkan obstruksi atau kerusakan lumentubular dalam ginjal memicu
pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal tubular dalam ginjal memicu pelepasan zat-
zat vasoaktiv intrarenal yang merangsang pertumbuhan sel endotel yang abnormal
dan bersifat merusak.

f. Hipertensi
Hipertensi meningkatan produksi renin oleh apparatus jugstakglomerulus yang
memicu respon angiotensinal dosteron yang meningkatkan reabsorbsi natrium
serta air dalam tubulus renal yang mengakibatkan penurunan laju filtrasi
glomerulus apabila hal ini terjadi dalam waktu yang lama akan mengakibatkan
gagal ginjal sebelum akhirnya semakin parah hingga terjadi perubahan sifat sel
normal menjadi sel kanker.

g. Riwayat penyakit keturunan


Riwayat penyakit keturunan terkait DNA-RNA yakni gen yang
berfungsimembawa informasi genetic yang dimiliki ke dua orang tua yang
nantinya akan diwariskan pada anak atau keturunannya

2.1.3 Manifestasi Klinis


Adapun Tanda dan gejala kanker ginjal dapat sulit dipahami. Oleh karena
itu, pada saat diagnosis sekitar 30% dari pasien memiliki penyakit lanjutan.
Namun ada beberapa tanda dan gejala pada pasien dengan kanker ginjal, seperti:

(American Urological Association, april 2014)

8
1. Classic Triad (3 tanda klasik)gejala klasik bahwa pasien mengalami kanker
ginjal yakni:

a. Hematuria (40%)

b. nyeri pinggang (40%)

c. massa panggul (25%).

2. Apabila kanker telah mengalami metastasis maka akan


menimbulkanmanifestasi klinis yang berbeda-beda tergantung tempat
penyebarannya,seperti:

a. sesak nafas dan batuk darah bila bermetastasis pada paru

b. nyeri tulang atau fraktur bila bermetastasis pada tulang

c.kerusakan neurologis apabila bermetastase di otak

3. beberapa pasien positive kanker ginjal dapat timbul tanda dan gejala sama
seperti pada pasien dengan sindrom paraneoplastic, antara lain :

a. berat badan menurun

b.anorexia

c. hypertermi

d. anemia

e. hyperkalsemia

f. peningkatan laju sedimentasi sel darah merah

g. hipertensi dan disfungsi hati.

2.1.4 Klasifikasi
Ada beberapa klasifikasi kanker ginjal antara lain :

1. Renal Adenocarcinoma
Tipe kanker ini adalah kanker yang paling umum dari kanker ginjal yang terjadi
pada orang dewasa.

9
2. Transitional cell carcinoma
Tipe ini mempengaruhi renal pelvis, renal pelvis serupa kanker kandungan kemih.

3. Nefroblastoma (tumor wilms)


Tipe ini adalah yang paling umum dari kanker ginjal masa anak anak. Kanker ini
berbeda dengan kanker ginjal orang dewasa dan memerlukan perawatan yang
berbeda pula.

2.1.5 Patofisiologi
Penyebab pasti terjadinya kanker ginjal hingga saat ini idiopatik. namun ada
beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kanker ginjal seperti rokok, faktor
keturunan, obesitas, hipertensi, von helper-lindau syndrome, dialysis >5th pada
pasien gagal ginjal kronik, analgesik penasetin. Untuk rokok (kandungan
cadmium dalam rokok) masuk ke dalam tubuh melalui air liur hingga masuk ke
dalam pembuluh darah menyebabkan vasokontriksi arteriol aferen dimana
cadmium sendiri saling berikatan dengan protein yang mengakibatkan konsentrasi
dalam darah meningkat menyebabkan penurunan LFG (Laju filtrasi glomerulus)
apabila hal ini terjadi dalam waktu yang lama menimbulkan obstruksi atau
kerusakan lumen tubular dalam ginjal memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv
intrarenal yang merangsang pertumbuhan sel endotel yang abnormal dan bersifat
merusak.

Jika faktor keturunan dan von helper-lindau syndrome terkait masalah genetic
yang menyebabkan tidak berfungsinya gen pengekang tumor (VHL) sehingga
menyebabkan peningkatan HIF yang merangsang peningkatan angiogenesis dan
menghasilkan produksi vascular-endotel growth homon & platelet-derived growth
hormone Peningkatan jumlah platelet dan hormone eritropoetin Meningkatkan
pembentukan sel darah baru dalam tubuh Mengakibatkan produksi sitokin
bertambah Menghasilkan GM-CSF (granulocyte monocyte-citokinin stimulating
hormone) Merangsang pertumbuhan sel endotel yang abnormal dan bersifat
merusak.

Hipertensi disebabkan karena adanya peningkatan produksi renin oleh apparatus


jugstakglomerulus yang memicu respon angiotensinaldosteron yang
meningkatkan reabsorbsi natrium serta air dalam tubulus renal tekanan pada saat

10
jantung memompa sehingga resistensi pembuluh darah arteri menyebabkan
vasokontriksi pembuluh darah arteri sehinga darah yang masuk ke ginjal
berkurang dan menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus apabila hal ini
terjadi dalam waktu yang lama menimbulkan obstruksi atau kerusakan lumen
tubular dalam ginjal memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal yang
merangsang pertumbuhan sel endotel yang abnormal dan bersifat merusak.

Hipertensi disebabkan karena adanya peningkatan produksi renin oleh apparatus


jugstakglomerulus yang memicu respon angiotensinaldosteron yang
meningkatkan reabsorbsi natrium serta air dalam tubulus renal tekanan pada saat
jantung memompa sehingga resistensi pembuluh darah arteri menyebabkan
vasokontriksi pembuluh darah arteri sehingga darah yang masuk ke ginjal
berkurang dan menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus apabila hal ini
terjadi dalam waktu yang lama menimbulkan obstruksi atau kerusakan lumen
tubular dalam ginjal memicu pelepasan zat zat vasoaktiv intrarenal yang
merangsang pertumbuhan sel endotel yang abnormal dan bersifat merusak.

11
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
 CT Scan, IVP dan retrograde pyelography, pemeriksaan USG, sistoskopi
(untuk menyingkirkan kemungkinan kanker kandung kemih yang
menyertai) dan nefrotomografi serta angiografi renal mengidentifikasi
keberadaan tumor dan membantu membedakannya dari kista.

12
 Tes faal hati memperlihatkan kenaikan kadar alkali fosfatase, bilirubin,
ALT serta AST dan pemanjangan waktu prothrombin.
 Urinalisis mengungkapkan hematuria nyata (maskroskopik) ataupun
mikroskopik.
 Hitung darah lengkap memperlihatkan anemia, polistemia, dan
peningkatan laju endap darah.

Perangkap Diagnostik
 CT Scan terbukti memperbaiki diagnosis dugaan adanya kanker ginjal.
 Ultrasound, angiografi ginjal, dan MRI dapat menegaskan diagnosis.

2.1.7 Penatalaksaan
2.7.1 Penatalaksanaan Medis

 Pembedahan untuk mengangkat ginjal yang sakit biasanya dilakukan. Pada


pasien yang hanya mempunyai satu ginjal yang sehat, dapat dilakukan
teknik pembedahan untuk mempertahankan fungsi ginjal yang sakit.
 Kemoterapi dan imunoterapi juga dapat digunakan.
 Pemakaian bahan – bahan antiangiogenik seperti inhibitor faktor
pertumbuhan endotel vaskular sedang dievaluasi dalam berbagai uji coba
kinis.
 Nefroktomi radikal adalah terapi pilihan, termasuk pengangkatan ginjal,
kelenjar adrenal, lemak sekitar dan fasia gerota, serta nodus limfe.
 Terapi radialis, terapi hormonal, atau kemoterapi dapat dilakukan Bersama
pembedahan

2.7.2 Penatalaksanaan Keperawatan

 Pantau infeksi yang terjadi akibat penggunaan agens imunosupresi


 Setelah pembedahan, berikan analgesia secara sering untuk nyeri dan
tukak pada otot.

13
 Bantu pasien saat berpindah, batuk, menggunakan spirometry intensif, dan
mengambil nafas dalam untuk mencegah atelektasis dan kompplikasi
pulmonal yang lain.
 Dukung pasien dan keluarga dalam menghadapi diagnosis dan
ketidakpastian mengenai hasil dan prognosis.
 Ajarkan pasien untuk menginspeksi dan merawat insisi serta melakukan
perawatan pascaoperasi umum lainya.
 Informasikan pasien mengenai pembatasan aktivitas, mengangkat beban,
dan aktivitas mengendarai kendaraan.
 Ajarkan pasien mengenai penggunaan obat nyeri secara benar.
 Ingatkan pasien tentang asuhan tindak lanjut dan pentingnya memberi tahu
dokter tentang demam, kesulitan bernapas, drainase luka, adanya darah
didalam urine, nyeri, atau pembengkakan kaki.
 Anjurkan pasien untuk mengonsumsi diet sehat dan minum cairan dalam
jumlah cukup untuk mencegah konstipasi dan mempertahankan volume
urine yang ade-kuat.
 Ingatkan pasien dan keluarga mengenai pentingnya perawatan tindak
lanjut guna mendeteksi tanda – tanda metastatis,; evaluasi semua gejala
terkait kemungkinan metastasis.
 Tekankan bahwa pemeriksaan fisik tahunan dan foto ronsen dada selama
hidup perlu dilakukan pada pasien yang menjalani pembedahan untuk
karsinoma renal.
 Dengan kemoterapi lanjutan, edukasi pasien dan keluarga secara
mendalam, termasuk rencana terapi atau protocol, kemoterapi, apa yang
diharapkan kunjungan, dan bagaimana memberitahu dokter. jelaskan
pentingnya mengevaluasi fungsi renal secara periodic ( bersihan kreatinin,
BUN, dan kreatinin )>
 Rujuk pasiem ke perawat home care sesuai kebutuhan untuk memantau
dan mendukung pasien serta mengoordinasikan pelayanan dan sumber –
sumber yang dibutuhkan.

14
2.1.8 Prognosis
Prognosis berarti hasil yang diharapkan dari suatu penyakit. Anda
mungkin ingin mendiskusikan prognosis Anda dengan dokter Anda, namun
tidak mungkin bagi siapa pun untuk memprediksi perjalanan penyakit secara
pasti. Dokter Anda dapat memberi Anda gambaran tentang masalah umum
yang mempengaruhi penderita kanker ginjal

Stadium kanker merupakan faktor utama dalam menentukan prognosis. Dalam


kebanyakan kasus, semakin dini kanker ginjal didiagnosis, semakin besar
peluang keberhasilan pengobatan. Jika kanker telah menyebar ke bagian tubuh
lain, kecil kemungkinannya bahwa seluruh kanker dapat diangkat, namun
pengobatan sering kali dapat mengendalikan kanker untuk beberapa waktu.

Orang yang dapat menjalani operasi untuk mengangkat kanker ginjal


cenderung mendapatkan hasil yang lebih baik. Faktor lain seperti usio Anda,
kebugaran umum dan riwayat.

Kanker ini hanya


Tahap 1 ditemukan di ginjal dan Lebih awal
berukuran kurang dari 7
cm.
Kanker ini berukuran
Tahap 2 lebih dari 7 cm, namun Lebih awal
belum menyebar ke
luar ginjal
Kanker ini berukuran
berapa pun dan telah
menyebar ke pembuluh
Tahap 3 darah utama ginjal, ke Lebih awal
lemak di sekitar ginjal,
atau ke kelenjar getah
bening di dekatnya.

15
Kanker telah menyebar
ke jaringan sekitar di
luar ginjal, ke kelenjar
Tahap 4 adrenal, atau ke bagian Lanjut
tubuh yang lebih jauh (metastasis)
( seperti kelenjar getah
bening , hati, paru –
paru, tulang atau otak).

2.2 ASUHAN KEPERAWATAN


2.2.1 Pengkajian
Pengkajian pertama harus dilakukan untuk menggali informasi dasar pada klien
untuk menegakkan permasalahan keperawatan pada tumor ginjal adalah sebagai
berikut :

1. Keluhan utama
Adanya keluhan berupa kencing bewarna merah, oedema sekitar daerah
mata/seluruh tubuh (anarsaka), anoreksia, mual, muntah dan diare.

2. Pola Nutrisi dan Metabolik


Sangat rentan untuk terjadi infeksi karena depresi sistem imun. Adanya
anokreksia nausea, vomiting sehingga intake nutrisi tidak adekuat. Kaji adanya
uremia pada kulit.

3. Pola eliminasi
Gangguan pada eliminasi urine karena gangguan fungsi fitrasi dan reabsorsi
sehingga terjadi oliguria, anuria proteinuria dan hematuria

4. Pola tidur dan Istirahat


Terjadi malaise , kelemahan otot dan kehilangan tonus akibat hiperkalemia. Selain
itu, intoleransi aktifitas bisa terjadi karena anya komplikasi oedema paru par.

5. Pola tidur dan Istirahat


Gangguan tidur karena adanya sesak napas dan pruitus (gatal) karena uremia.

16
6. Pola Persepsi
Pada klien dengan kanker biasanya terjadi kecemasan yang variatit.Hal ini selain
dikarenakan oleh terapi terkait (kemoterapi) maupunKarena persepsi klien yang
salah mengenai prognosa dari kanker.

7. Pemeriksaan Fisik
Pada klien kanker ginjal stadium awal biasanya tidak ada keluhanYang signifikan.
Namun dengan perkembangan sel kanker sering Ditemukan adanya tekanan darah
yang tinggi. Dari hasil pemeriksaan Palpasi pada abdomen secara bimanual
(dalam) ditemukan adanya Massa (pembesaran ginjal), dan nyeri tekan pada
ginjal.

8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang akan membantu menegakkan diagnose Medis kanker
ginjal. Pemeriksaan ini terdiri dari beberapa macam:

a. Urinalisis
Untuk mengetahui kandungan sedimentasi dan partikel pada Urine (darah, gula,
protein dan bakteri).

b. Darah lengkap
Merupakan pemeriksaan dasar untuk menentukan status Hemodinamik dalam
darah. Klien dengan kanker mengalami Hipermetabolisme, sehingga kadar Hb
biasanya lebih rendah dan Jika terjadi infeksi maka kadar leukosit meningkat
(leukositosis).

C. IVP (Untravena Pyelogram)


Dengan bantuan zat kontras maka akan dihasilkan gambaran kelainan anatomis
dari urinary tract pada hasil foto rontgen. Hal ini menunjukkan jaringan kanker.

c. Angiography
Dengan menggunakan zat kontras akan menggambarkan secara
Jelas imaging dari kanker sampai pada vaskuler di ginjal.
d. X-Ray Thoraks
Pemeriksaan ini untuk mengetahui metastase kanker ke paru- Paru. Klien dengan
kanker ginjal sangat rentan untuk metastasi.

17
2.2.2 Diagnosa
1. Nyeri akut (D.0077)

Nyeri akut b.d pertumbuhan sel kanker dalam ginjal, peningkatan tekanan
intrarenal yang menekan saraf ginjal

Definisi : kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.

Penyebab : Agen pencidera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
Mengeluh Nyeri 1. tampak meringis
2. Bersikap protektif
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif
Tidak tersedia 1. Tekanan darah meningkat
2. Pola napas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berpikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforesis
Kondisi Klinis Terkait

1. Kondisi pembedahan
2. Infeksi

2. Retensi Urin (D.0050)

Retensi urin b.d sumbatan obstruksi kandung kemih.

18
Definisi : Pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap

Penyebab :

1. Peningkatan tekanan uretra


2. Kerusakan arkus refleks
3. Disfungsi neurologis
4. Efek agen farmakologis

Tanda dan Gejala Mayor

Subjektif Objektif
1. Sensasi penuh pada kandung 2. Disuria/anuria
kemih
3. Distensi kandung kemih
Tanda dan Gejala Minor

Subjektif Objektif
1. Dribbling 1. Inkontinensia usus
2. Residu urin 150ml atau lebih

Kondisi Klinis Terkait

1. Pembengkakan Perineal
2. Tumor disaliran kemih

2.2.3 Intervensi
No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil
.
1. Nyeri Akut Nyeri klien klien tampak rileks dan
berkurang melaporkan status nyeri
berkurang
a) Kaji status nyeri pasien
Rasional: mengetahui
tingkat nyeri yang dirasakan
klien
b) Ajarkan teknik relaksasi
Rasional: teknik relaksasi
membantu mengurangi
nyeri pada klien
c) Bantu klien

19
mengidentifikasai
tindakan kenyamanan yang
efektif dimasa lalu yang
membuat perasaan klien
lebih tenang
2. Retensi Urin Kemampuan klien klien mengatakan dapat
dalam proses buang air kecil secara
eliminasi urin mandiri
membaik Intervensi:
a) Mengajarkan blader
training pada klien
Rasional: membantu
merangsang keinginan
untuk buang air kecil
b) Memasang kateter bila
ada indikasi
Rasional: membantu
mengeluarkan urin
c) Memberikan obat sesuai
program terapi
Rasional: membantu
memperlancar
sirkulasi dan
merangsang syaraf

2.2.4 Implementasi
No. Intervensi Tindakan
Observasi Terapeutik Edukasi Kolaborasi

20
1 Manajemen  Identifikasi  Berikan teknik  Jelaskan  kolaborasi
Nyeri lokasi, nonfarmakologi penyebab, pemberian
(I.08238) karakteristik, untuk periode, dan analgetik,
durasi, mengurangi pemicu nyeri jika perlu
frekuensi, nyeri  Jelaskan
kualitas,  Kontrol strategi
intensitas nyeri lingkungan meredakan
 Identifikasi yang nyeri
skala nyeri memperberat  Anjurkan
 Identifikasi nyeri memonitor
respon nyeri  Fasilitasi nyeri secara
non verbal istirahat dan mandiri
 Identifikasi tidur  Ajarkan
faktor peringan  Pertimbangkan menggunakan
dan pemberat jenis dan analgetik
nyeri sumber nyeri secara tepat
 Identifikasi dalam pemilihan  Ajarka teknik
nyeri pada strategi nonfarmakolo
kualitas hidup meredakan nyeri gis untuk
 Monitor terapi mengurangi
komplementer nyeri
yang telah
diberikan
2. Kateterisasi  Periksa kondisi Siapkan peralatan,  Jelaskan
Urin pasien (mis. bahan bahan dan tujuan dan
(I.04148) Kesadaran, ttv, ruangan tindakan prosedur
daerah perineal, Siapkan pasien, pemasangan
distensi bebaskan pakaian kateter urin
kandung kemih, bawah dan  Anjurkan
inkontinensia posisikan dorsal menarik napas
urin, refleks recumben (untuk saat insersi
berkemih) Wanita) dan pemasangan

21
supine (untuk kateter
pria)
Pasang sarung
tangan
Bersihkan daerah
perineal atau
preposium dengan
cairan NaCl atau
aquades
Lakukan insersi
kateter urin
dengan
menerapkan
prinsip aseptic
Sambungkan
kateter dengan
urine bag
Isi balon dengan
NaCl 0.9% sesuai
anjuran pabrik
Fiksasi selang
kateter diatas
simpisis atau paha
Pastikan kantung
urin ditempatkan
lebih rendah dari
kandung kemih
Berikan label
waktu
pemasangan.

22
2.2.5 Evaluasi

Evaluasi
Tingkat Ekspektasi : menurun
Nyeri
Kriteria hasil :
1. Kemampuan 5 Meningkat
menuntaskan
aktivitas
2. Keluhan nyeri 5 Menurun
3. Meringis 5 Menurun
4. Sikap protektif 5 Menurun
5. Gelisah 5 Menurun
6. Kesulitasn tidur 5 Menurun
7. Menarik diri 5 Menurun
8. Berfokus pada diri 5 Menurun
sendiri
9. Diaphoresis 5 Menurun
10. Perasaan depresi 5 Menurun
11. Perasaan takut 5 Menurun
mengalami cedera
berulang
12. Anoreksia 5 Menurun
13. Perinium terasa 5 Menurun
tertekan
14. Ulterus teraba 5 Menurun
membukat
15. Ketegangan otot 5 Menurun
16. Pupil dilatasi 5 Menurun
17. Muntah 5 Menurun
18. Mual Menurun
19. Frekuensi Nadi 5 Membaik
20. Pola napas 5 Membaik
21. Tekanan darah 5 Membaik
22. Proses berpikir 5 Membaik
23. Focus 5 Membaik
24. Fungsi berkemih 5 Membaik
25. Perilaku 5 Membaik
26. Nafsu makan 5 Membaik
27. Pola tidur 5 Membaik

Eliminasi Ekspektasi : Membaik


Urin
Kriteria Hasil :
1. Sensasi berkemih 5 Meningkat
2. Desakan berkemih 5 Mrnurun
(urgensi)

23
3. Distensi kandung 5 Menurun
kemih
4. Berkemih tidak 5 Menurun
tuntas (hesitancy)
5. Volume residu urin 5 Menurun
6. Urin menetes 5 Menurun
(dribbling)
7. Nocturia 5 Menurun
8. Mengompol 5 Menurun
9. Enuresis 5 Menurun
10. Dysuria 5 Menurun
11. Anuria 5 Menurun
12. Frekuensi BAK 5 Membaik
13. Karakteristik urin 5 Membaik

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam Kidney Cancer Statistic yang bersumber dari World Cancer
ReaserchFund International didapat bahwa kanker ginjal adalah kanker
paling umum kedua belasdi dunia (posisi sendi dengan kanker pankreas),
Negara-negara dengan 20 teratas tingkat insiden tertinggi kanker ginjal
pada2012 diberikan dalam tabel di bawah ini dapat dikelompokkan
berdasarkan: Kedua jenis kelamin (Pria dan Wanita). Republik Ceko
memiliki tingkat tertinggi kankerginjal, diikuti oleh Lithuania dan
Slovakia. Sekitar 59 persen dari kasus kanker ginjalterjadi di beberapa
negara maju.
3.2 Saran
Makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan kami. Besar harapan kami agar pembaca dapat mmberikan
saran dan kritik yang bersifat membangun, agar makalah ini dapat lebih
baik lagi.

24
DAFTAR PUSTAKA
Artikel Ca Renal http://edahsuedah.wordpress.com/2010/01/11/asuhan-
keperawatan-pada-klien-dengan-ca-ginjal-batu-ginjal/jakarta: EGC
Carpenito & Linda. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 10. Jakarta:
EGC.
De jong & Sjamsuhidajat. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3.
Nileshwar A & rajgopal. 2014, Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. jakarta:karisma.
Nursalam & Fransisca. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta : Salemba Medika
Patonah, santoso & mubarak. 2006.Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas.
Jakarta :Sagung Seto.
Wilkinson & Judith. 2011.Buku Saku DiagnosaKeperawatan: diagnosa NANDA,
intervensi NIC, kriteria hasil NOC. Edisi 9 . Jakarta : EGC

25

Anda mungkin juga menyukai