Dosen Pengampu :
Ns. Bayu Saputra, M. Kep
Kelompok 3
Disusun Oleh :
Kelas : 20A
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Penyusun
Kelompok 3
1 DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
1. BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Tiroid merupakan kelainan endokrin (endokrin neoplasma) yang paling banyak ditemukan.
Tiroid dapat di diagnostik dengan mudah dikarenakan lokasi kelenjar tiroid yang berada pada
superficial, tiroid dapat di diagnostik baik melalui pemeriksaan fisik maupun menggunakan
media. Tiroid sendiri terbagi menjadi 2 yaitu jinak dan ganas (karsinoma) (Utama, 2012).
Karsinoma tiroid merupakan kanker yang berasal dari kelenjar endokrin dan termasuk kanker
paling banyak endokrin yang berasal dari sel folikel tiroid. Kanker tiroid terbagi menjadi
karsinoma tiroid papilari, folikular, anaplastik, dan medulari. Karsinoma tiroid papilari dan
folikuar merupakan karsinoma tiroid berdiferensiasi. Kasinoma berdiferensiasi mempunyai
prognosis yang baik walau masih ditemukan rekurensi atau metastase 20-40% (Utama, 2012).
2.2 Etiologi
Beberapa faktor resiko yang mungkin terjadi pada kanker tiroid antara lain: (Departemen
Kesehatan RI, 2015):
Lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki, biasa terjadi pada umur
20-30 tahun. Namun dapat terjadi pada semua usia dan umur 60 tahun keatas juga berisiko
terjadinya hipotiroid maupun hipertiroid.
Faktor genetik dianggap sebagai faktor pencetus utama terjadinya autoimun pada kelenjar
tiroid.
3. Stress
Kurangnya oksigen di otak yang disebabkan oleh rokok dan juga nikotin pada rokok
menyebabkan peningkatan reaksi inflamasi dan radiasi berperan jelas pada kelainan tiroid.
5. Obat-obatan
6. Lingkungan
Lingkungan dengan kadar iodium kurang atau lebih dapat beresiko menyebabkan gangguan
pada kelejar tiroid.
7. Ras
Di Amerika Serikat ras kulit putih lebih dominan terkena dibandingkan dengan ras kulit
hitam.
Gejala kanker tiroid biasanya timbul setelah tumor bertumbuh antara lain, berupa benjolan
atau nodul di leher depan, suara serak atau sulit berbicara dengan suara normal, pembengkakan
kelenjar getah bening (KGB) terutama di leher, sulit menelan atau bernafas, atau nyeri di
tenggorokan atau leher.
2.4 Patofisiologi
Terdapat dua jenis sel pencetus karsinoma yang terdapat pada jaringan parenkim tiroid yaitu
sel folikuler dan sel pendukung. Karsinoma yang berasal dari sel folikuler umumnya disebut
Differentiated Thyroid Carcinoma (DTC) atau karsinoma tiroid terdiferensiasi. Karsinoma ini
pada umumnya tidak agresif meskipun dapat bermutasi menjadi lebih agresif karena beberapa
faktor pemicu. Pada tahun 2015 dari seluruh pasien yang memiliki karsinoma tiroid
terdiferensiasi, 85% pasien memiliki prognosis yang baik setelah mendapatkan perawatan.
Namun, jika stimulus yang menginisiasi kanker semakin berkembang, 10% hingga 15%
kejadian karsinoma tiroid terdiferensiasi tersebut dapat bermutasi menjadi karsinoma yang lebih
agresif. Hal tersebut dapat menyebabkan prognosis yang semakin buruk dan memerlukan terapi
yang lebih agresif. Terlebih jika tidak dapat diselesaikan dengan intervensi Radioactive Iodium
(RAI) therapy, terkadang perlu dilakukan tindakan pengobatan melalui pembedahan maupun
selain pembedahan (P. Shah, 2015).
2.5 WOC
2.6 Pemeriksaan Penunjang Medis dan Non Medis
• Tes darah, untuk mengetahui kadar hormon tiroid, seperti T3, T4, dan TSH di dalam
darah.
• Biopsi, untuk menentukan apakah kelenjar tiroid mengalami kanker atau tidak serta
untuk mengindentifikasi jenis sel yang mengalami keganasan.
• Pemindaian dengan USG, CT Scan, dan MRI, untuk mengidentifikasi benjolan yang ada
di leher dan ada tidaknya penyebaran (metastasis) kanker tiroid ke bagian tubuh lain.
• Pemindaian dengan PET scan, untuk mengetahui apakah kanker sudah menyebar atau
belum.
• Tes genetik, untuk mengidentifikasi kelainan genetik yang mungkin berkaitan atau
menyebabkan terjadinya kanker tiroid.
5. Manajemen pascaoperasi
Setelah tiroidektomi total, pasien menjalani pemindaian radioiodine untuk mendeteksi
penyakit metastasis regional atau jauh, diikuti dengan radioablasi dari setiap penyakit residual
yang ditemukan. Selain itu, pasien diberikan terapi penggantian tiroid dengan T4 atau
triiodothyronine (T3).
Pada pasien dengan karsinoma tiroid anaplastik, kemoterapi dan terapi radiasi biasanya
diberikan dalam kombinasi. Iradiasi sinar eksternal pascaoperasi efektif dalam meningkatkan
kontrol lokal; ini juga dapat digunakan sebagai pengobatan utama dalam kasus yang tidak dapat
direseksi. Kemoterapi (paling sering doksorubisin) ditambahkan untuk paliatif.
1. Menghindari Radiasi
Semua orang yang memiliki risiko tinggi terkena kanker tiroid harus menghindari semua
jenis paparan radiasi seperti pemeriksaan dengan CT Scan, X ray, dan beberapa jenis tes medis
lain. Pemeriksaan dengan radiasi hanya bisa dilakukan dengan dosis yang sangat rendah.
2. Pemeriksaan Tes Darah
Pemeriksaan tes darah bisa dilakukan untuk semua orang yang memiliki riwayat kanker tiroid
dalam keluarga. Pemeriksaan dilakukan secara berkala sebagai upaya untuk mengetahui gejala
dan deteksi dini sehingga perawatan bisa dilakukan secepatnya. Jika terbukti menderita kanker
tiroid maka bisa dilakukan pengangkatan tiroid dan konsumsi hormone tiroid sepanjang hidup.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1) Biodata, meliputi : nama, alamat, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dll.
2) Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
• Pembesaran kelenjar pada daerah leher, merasakan adanya gangguan mekanik di
daerah leher
• Perasaan sesak karena inflitrasi atau desakan ke trakea
• Nyeri atau nyeri tekan bagi jenis anaplastik
b. Riwayat kesehatan dahulu
• Pernah terpajan dengan radiasi eksternal leher, kepala atau dada
• Defisisensi iyodium
• Adanya goiter endemis di sekitar tempat tinggal atau sekitar lingkungan
• Makanan terkontaminasi dengan zat radioaktif
c. Riwayat kesehatan keluarga
• Perlu dikaji apakah ada keluarga yang menderita kanker tiroid.
3) Dasar data pengkajian pasien
a. Aktifitas atau istirahat : kelemahan, keletihan, perubahan pola tidur,keterbatasan
dalam hobi dan latihan.
b. Sirkulasi
Gejala: palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja.
Kebiasaan : perubahan pada tekanan darah.
c. Integritas ego
Gejala : faktor stress, cara mengatasi stress,menunda mencari pengobatan,
menyangkal diagnosa,tidak berdaya, putus as, tidak mampu, tidak bermakana, rasa
bersalah, depresi.
Tanda: Menyangkal, menarik diri, marah.
d. Eliminasi
Gejala: perubahan pola defekasi, nyeri pada defekasi, perubahan eliminasi urin.
Tanda: perubahan pada bissing usus, distensi abdomen.
e. Makanan /cairan
Gejala : anoreksia,mual, muntah,intoleransi makanan, perubahan berta badan,
kakeksia, berkurangnya massa otot.
Tanda: perubahan pada kelembaban/turgor kulit,edem.
f. Neurosensori
Gejala : pusing ,sinkop.
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala: tidak ada nyeri,atau bervariasi ketidaknyamanan ringan sampai berat.
h. Pernafasan
Gejala: sesak krena penekanan trakea.
i. Seksualitas
j. Gejala: masalah seksul,dampak pada hubungan
4) Pemeriksan penunjang
• Pemeriksaan labor tidak ada yang spesifik, kecuali pemeriksann kadar kalsitonin yang
dicurigao karsinoma medular.
• Kadar hormon thyroglobulin, petanda tumor.
• USG: untuk menentukan apakah nodul padat atau kistk.
• Radiolois untuk mencari metastasis
• BAJAH
• Diagnosa pasti dengan histopatologi: parafin coupe
• Pemeriksaan fungsi tiroid dapat membantu mengevaluasi nodul dan massa tiroid.
Namun, hasil evaluasi ini jarang bersifat pasti
• Biopsi jarum pada kelenjar tiroid digunakan untuk menegakkandiagnosis kanker
tiroid, membedakan nodul tiroid yang bersifat kanker dan nodul bukan kanker, dan
untuk menentukan stadium kanker
• Pemeriksaan diagnostik tambahan mencakup pemeriksaan MRI, pemindai CT,
pemindai tiroid, pemeriksaan ambilan iodium radioaktif, dan tes supresi tiroid
• Teknik sidik tiroid kamera taknetium 99M, yang dapat menentukan appakah nodula
itu bersifat soliter atau bagian dari goiter multinodular. Dan untuk menentukan apakah
nodula tersebut masih berfungsi atau tidak
• Pemeriksaan ekografik dari nodula dapat dilakukan untuk membedakan secara akurat
apakah massa itu bersifat kistik atau padat. Karsinoma tiroid umumnya padat, dan
massa kistik biasanya merupakan kista jinak.
4.1 Kesimpulan
Karsinoma tiroid merupakan kanker yang berasal dari kelenjar endokrin dan termasuk
kanker paling banyak endokrin yang berasal dari sel folikel tiroid. Kanker tiroid terbagi
menjadi karsinoma tiroid papilari, folikular, anaplastik, dan medulari. Karsinoma tiroid
papilari dan folikuar merupakan karsinoma tiroid berdiferensiasi. Kasinoma berdiferensiasi
mempunyai prognosis yang baik walau masih ditemukan rekurensi atau metastase 20-40%
(Utama, 2012).
4.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat
menelaah dan memahami apa yang telah terulis dalam makalah ini sehingga sedikit banyak
bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu kami juga mengharapkan saran dan
kritik dari para pembaca sehinga kami bisa berorientasi lebih baik pada makalah kami
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
[Guideline] Haugen BR, Alexander EK, Bible KC, et al. 2015 American Thyroid
Association Management Guidelines for Adult Patients with Thyroid Nodules and
Differentiated Thyroid Cancer: The American Thyroid Association Guidelines Task Force on
Thyroid Nodules and Differentiated Thyroid Cancer. Thyroid. 2016 Jan. 26 (1):1-133.
Liu, Y., Su, L., Xiao, H. (2017). Review of Factors Related to the Thyroid Cancer
Epidemic. International Journal of Endocrinology, DOI: 10.1155/2017/5308635.