Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA (…) DENGAN GANGGUAN


SISTEM ENDOKRIN : TUMOR TIROID DI RUANG
BOUGENVILLE 3 RSUD SAYANG CIANJUR

DISUSUN OLEH :
ALWI WAHYUDI
AYU DWI SAFITRHI
NUR PUSPA FAJRIYATI
RAMDAN RAHMAT
RISA SRI RAHMAWATI
SRI WULANDARI

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2023
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelenjar tiroid merupakan organ endokrin yang terletak dileher manusia,
fungsinya ialah mengeluarkan hormon tiroid. Antara hormon yang terpenting
ialah Thyroxine (T4) dan Triiodothyronine (T3). Hormon- hormon ini
mengawal metabolisme (pengeluaran tenaga) manusia. Kerusakan atau
kelainan pada kelenjar tiroid akan menyebabkan terganggunya sekresi
hormon-hormon tiroid (T3 & T4), yang dimana dapat menyebabkan berbagai
macam penyakit dan kelainan bagi manusia. Kerusakan atau kelainan pada
kelenjar tiroid disebabkan oleh beberapa faktor.

Untuk menemukan perubahan pada kelenjar tiroid, terdapat berbagai


metode pemeriksaan. Metode pemeriksaan dapat berupa metode pemeriksaan
laboratorium, dan radiologi. Apabila pada pemeriksaan kelenjar tiroid
ditemukan suatu kanker, maka pembesaran ini disebut kanker tiroid. Kanker
tiroid merupakan kanker pada kelenjar tiroid. Kanker tiroid menjadi kasus
keganasan yang paling banyak terjadi pada organ endokrin.

Untuk mengetahui seberapa banyak kanker dalam tubuh maka perlu


ditentukan stadium kanker tiroid. Stadium kanker tiroid berkisar dari stadium
1 sampai 4. Sebagai gambaran semakin rendah angka stadium, maka semakin
sedikit kanker yang menyebar, angka stadium yang lebih tinggi berarti kanker
telah menyebar lebih banyak. Menurut Putri dkk, tercatat 95% dari seluruh
keganasan pada organ endokrin merupakan kanker tiroid (Putri, Khambri, &
Rusjdi, 2017).

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), pada tahun


2020 kanker tiroid menempati urutan ke-7 kejadian terbanyak dari semua jenis
kanker dengan jumlah kasus di seluruh dunia sebanyak 586.202 kasus, dan
pada 5 tahun terakhir prevalensinya terus meningkat dengan akumulatif kasus
sebanyak 1.984.927 kejadian (Globocan., 2020). Beberapa negara
menyumbang data kanker tiroid terbaru seperti Amerika, Menurut America
Cancer Society pada tahun 2022 kanker tiroid di amerika sebanyak 43.800
kasus baru kanker tiroid (11.860 pada priadan 31.940 pada wanita), 2.230
kematian akibat kanker tiroid (1.070 pria dan 1.160 wanita), sedangkan pada
tahun 2021 kasus kanker tiroid sebanyak 44.000 orang, dan sekitar 2.000
orang meninggal karena kanker tiroid setiap tahunnya.

Berdasarkan data dari Globocan Prevalensi kanker tiroid di Indonesia


pada 5 tahun terakhir tercatat sebanyak 38.650 kasus pada seluruh usiadan
jenis kelamin, dan pada tahun 2020 menempati urutan 12 dari seluruh jenis
kanker dengan total kasus sebanyak 13.114 kasus dan 2.224 kematian
(Globocan, 2021). Angka kematian tersebut disebabkan oleh kanker tiroid.
Berdasarkan BPS Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2015 prevalensi
kanker sebanyak 5.920 kasus (BPS, 2015).

Salah satu modalitas dalam tatalaksana kanker tiroid adalah dengan


tindakan pembedahan tiroidektomi. Tiroidektomi adalah operasi pengangkatan
kelenjar tiroid. Seberapa luas kelenjar yang akan diambiltergantung pada
keadaan klinis dan penggolongan risiko dan luas dari kanker tiroid (Adham &
Aldino, 2018). Berdasarkan hasil penelitian Ayhan, et al., tahun 2020
tiroidektomi memiliki peran penting dalam penatalaksanaan penyakit pada
kanker tiroid. Prosedur tiroidektomi terdiri dari 5 macam jenis operasi yaitu
lobektomi sub total, lobektomi total (hemitiroidektomi/istmolobektomi),
strumectomi (tiroidektomi) sub total, tiroidektomi near total, tiroidektomi
total.

Tiroidektomi secara umum merupakan tindakan pembedahan yang


cukup aman. Persiapan pra operasi yang baik akan mencegah komplikasi
post operasi pada angka yang sangat kecil, kurang dari 2-3%. Komplikasi
yang dapat terjadi pada pembedahan tiroidektomi yaitu suara serak
sementara atau permanen, kerusakan pada kelenjar paratiroid yang
dapat menyebabkan kadar kalsium darah rendah, pendarahan berlebihan
atau pembekuan darah besar (hematoma), dan infeksi. Kekritisan pada
komplikasi post operasi tiroidektomi tersebut dapat mengancam jiwa.
Selain itu, perawatan untuk pemulihan post operasi tiroidektomi
diperlukan pemantauan dan terapi intensif.
Berdasarkan uraian diatas maka kelompok tertarik untuk membahas
tentang “Asuhan keperawatan pada pasien dengan tumor tiroid”

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. Tinjauan Teori
1. Definisi Penyakit
Struma adalah pembesaran kelenjar gondok yang disebabkan oleh
penambahan jaringan kelenjar gondok yang menghasilkan hormon tiroid
dalam jumlah banyak sehingga menimbulkan keluhan seperti berdebar-
debar, keringatan, gemeteran, bicara jadi gagap, berat badan menurun,
penyakit ini dinamakan hipertiroid. (Nurarif, 2015)
Pembesaran pada kelenjar tiroid disebut sebagai struma nodusa atau
struma, pembesaran pada tiroid yang disebabkan akibat adanya nodul,
disebut nodusa. Biasanya dianggap membesar bila kelenjar tiroid lebih dari
2x ukuran normal.. pembesaran ini dapat terjadi pada kelenjar yang normal
(eutiroidisme), pasien yang kekurangan hormone tiroid (hipotiroidisme) atau
kelebihan produksi hormone (hipertiroidisme). (Black, 2009)
CA tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu:
papiler,folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang menyebabkan
pembesarankelenjar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul)
dalam kelenjar. Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak, biasanya kanker
tiroid bisa disembuhkan.
Kanker tiroid umumnya tergolong tumor dengan pertumbuhan dan
perjalanan penyakit yang lambat, serta morbiditas dan mortalitas yang
rendah, terutama pada kankertiroid tipe papiler. Mortalitas paling rendah
pada individu dengan usia dibawah 50 tahundan meningkat tajam pada usia
di atasnya, namun sebagian kecil ada pula yang tumbuhcepat dan sangat
ganas dengan prognosis yang fatal. Angka rekurensi tumor umum
padakanker tiroid tipe papiler, berkisar setinggi 30% jika terapi awal tidak
komplit. Angkakematian akibat kanker tiroid 0,4% dari semua kematian
akibat kanker atau berkisar 5kematian per sejuta penduduk pertahun. Angka
ketahanan hidup lima tahun relatif kankertiroid adalah 96%.5 Tujuan utama
tata laksana kanker tiroid adalah memperkecil resikorekurensi dan metastasis
jauh, sehingga bisa menurunkan angka morbiditas danmortalitas penderita.
Terapi utama dalam tata laksana kanker tiroid adalah operasi edangkan terapi
adjuvan adalah ablasi tiroid dengan iodine radioaktif, supresithyrotropin dan
radiasi eksternal.

2. Anatomi Fisiologi
Kelenjar tiroid berbentuk seperti perisai dan terletak pada leher bagian
bawah di sebelah anterior trakea. Kelenjar ini merupakan kelenjar endokrin
yang paling banyak vaskularisasinya, dibungkus oleh kapsula yang berasal
dari lamina pretracheal fascia profunda. Kapsula ini melekatkan tiroid ke
laring dan trakea. Kelenjar ini terdiri atas dua buah lobus lateral yang
dihubungkan oleh suatu jembatan jaringan isthmus tiroidyang tipis dibawah
kartilago kriko idea di leher, dan kadang - kadangterdapat lobus piramidalis
yang muncul dari isthmus di depan laring (Nicoletti et al., 2009).
Kelenjar tiroid mempunyai panjang ± 5 cm, lebar 3 cm, dan dalamkeadaan
normal kelenjar tiroid pada orang dewasa beratnya antara 10sampai 20 gram.
Aliran darah kedalam tiroid per gram jaringan kelenjarsangat tinggi (± 5
ml/menit/gram tiroid (Nicoletti et al., 2009).
Tiroid terdiri dari nodula-nodula yang tersusun dari folikel-folikelkecil
yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh suatu jaringan ikat. Setiap folikel
dibatasi oleh epitel kubus dan diisi oleh bahan proteinaseosaberwarna merah
muda yang disebut koloid (Nicoletti et al., 2009)
Sel-sel epitel folikel merupakan tempat sintesis hormon tiroid dan
mengaktifkan pelepasannya dalam sirkulasi. Zat koloid, triglobulin,
merupakan tempat hormon tiroid disintesis dan pada akhirnya disimpan.
Dua hormon tiroid utama yang dihasilkan oleh folikel-folikel adalah
tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Tiroksin (T4) mengandung empat
atom yodium dan triiodotironin (T3) mengandung tiga atom yodium. T4
disekresi dalam jumlah lebih banyakdibandingkan dengan T3, tetapi
apabila dibandingkan milligram per milligram, T3 merupakan hormon
yang lebih aktif daripada T4 (Nicoletti et al., 2009).

Fungsi utama hormon tiroid T3 dan T4 adalah mengendalikan


aktivitas metabolik seluler. Kedua hormon ini bekerja sebagai alat
pacuumum dengan mempercepat proses metabolisme. Efeknya pada
kecepatan metabolisme sering ditimbulkan oleh peningkatan kadar enzim-
enzim spesifik yang turut berperan dalam konsumsi oksigen. Kelenjar
tiroid berfungsi untuk mempertahankan tingkat metabolisme di berbagai
jaringan agar optimal sehingga mereka berfungsi normal. Hormon tiroid
merangsang konsumsi O2 pada sebagian besar sel di tubuh, membantu
mengatur metabolisme lemak dan karbohidrat, dan penting untuk
pertumbuhan dan pematangan normal (Nicoletti et al., 2009).

Kelenjar tiroid dialiri oleh beberapa arteri:

1. A thyroidea superior (arteri utama)


2. A. thyroidea inferior (arteri utama)
3. Terkadang masih pula terdapat A. thyroidea ima, cabang langsung
dari aorta atau A. anonyma.

Kelenjar tiroid mempunyai 3 pasang vena utama:

1. V. thyroidea superior (bermuara di V. jugularis interna).


2. V. thyroidea medialis (bermuara di V. jugularis interna).
3. V. thyroidea inferior (bermuara di V. anonyma kiri)

Aliran limfe terdiri dari 2 jalinan: Jalinan kelenjar getah bening


intraglandularis dan Jalinan kelenjar getah bening extraglandularis. Kedua
jalinan ini akan mengeluarkan isinya ke limfonoduli pretracheal lalu
menuju ke kelenjar limfe yang dalam sekitar V. jugularis. Dari sekitar V.
jugularis ini diteruskan ke limfonoduli mediastinum superior.
Persarafan kelenjar tiroid :
1. Ganglion simpatis (dari truncus sympaticus) cervicalis media dan
inferior
2. Parasimpatis, yaitu N. laryngea superior dan N. laryngea recurrens
(cabang N.vagus). N. laryngea superior dan inferior sering cedera
waktu operasi, akibatnya pita suara terganggu (stridor/serak).
(dr.Suyatno, 2014)
Jaringan tiroid memiliki dua jenis sel yang memproduksi
hormone. Sel olikuker memproduksi hormone tiroid , yang berperan
untuk mempengaruhi denyut jantung, suhu tubuh dan tingkat energy.
Sedangkan sel C ( Sel parafolikuler) memproduksi kalsitosin yang
membantu mengendalikan kadar kalsium dalam darah. (dr.Suyatno,
2014)
Kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroid yaitu triiodothyronine
(T3) dan tetraiodo-thyronine (T4) . Hormon ini berfungsi mengatur
sistem metabolisme tubuh. Produksi hormone tiroid diatur oleh otak
melalui thyotoprin Releasing Hormone (TRH) dan Thyroid Stimulating
Hormone (TSH) . Hormon TRH diproduksi hipotalamus, sedangkan
TSH diproduksi oleh hipofisis (pituitary gland). (dr. Suyatno, 2014)
Jika TSH meningkat maka kelenjar tiroid dapat memproduksi
hormone T3 (triiodothyronin) dan T4 (tetraiodo-thyronine) meningkat.
Hal sebaliknya terjadi bila TSH menurun , tetapi kerja TSH juga diatur
oleh kadar hormone tioid (T3 dan T4) yang berada di dalam darah. Jika
kadar T3 dan T4 berlebihan dalam darah, maka akan memberikan efek
negative terhadap hipotalamus dan hipofisis sehingga kadar TSH akan
menurun, sehingga sel-sel folikuler kelenjar tiroid mengurang produksi
hormone T3 dan T4 dan sebaliknya.
Inilah yang disebut negative feed back mechanism Lebih dari
99% T4 dan 98% T3 dalam sirkulasi berkaitan dengan protein yaitu
TGB (Thyroxxin binding globulin) , TBP (Throxin binding
prealbumin) dan albumin. Sisanya dalam bentuk bebas (Free T4).
Kadar Free T4 inilah yang berdampak pada gejala klinis hipertiroid
atau hipotiroid. TSH dan Free T4 merupakan indicator utama dari
fungsi kelenjar tiroid. (dr.Suyatno, 2014).
3. Manifestasi Klinik
Menurut American Cancer Society (2019) kanker tiroid
dapat menyebabkan salah satu dari tanda atau gejala berikut:
 Benjolan di leher yang tumbuh dengan cepat
 Pembengkakan di bagian leher
 Rasa sakit di bagian depan leher yang terkadang naik
 ke telinga
 Sakit tenggorokan
 Sulit menelan
 Sulit bernapas
 Suara serak dan tidak membaik setelah beberapa minggu
 Nyeri pada bagian leher
 Batuk terus-menerus
Tidak semua benjolan yang muncul pada leher disebabkan oleh
kanker tiroid. Sebagian besar pembengkakan kelenjar tiroid
disebabkan oleh penyakit gondok. Gondok sendiri adalah penyakit
yang disebabkan oleh kondisi hipertiroidisme atau hipotiroidisme.
Hipertiroidisme disebabkan oleh terlalu banyaknya hormon.

4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Untuk membedakan tumor jinak dan ganas tiroid belum ada
yang khusus. Kecuali kanker meduler, yaitu pemeriksaan
kalsitonon dalam serum.
b. Radiologis
 Foto X-Ray
 Ultrasound
 Computerized tomografi
 Scientisgrafi
c. Biopsy aspirasi
 Skin test : menggunakan radio isotop
 Lab : pemeriksaan T3 dan T4
 USG : untuk menentukan kadar nodul padat, keras, dan
kritis
 CT Scan : melihat perluasan tumor
 Pemeriksaan sidik tiroid

5. Komplikasi
Komplikasi yang sering muncul pada kanker tiroid adalah:
 Perdarahan
Resiko ini minimum, namun hati-hati dalam mengamankan
hemostatis dan penggunaan drain pada pasien setelah operasi.
 Masalah terbukanya vena besar (vena tiroidea superior) dan
menyebabkan embolisme udara.
 Trauma pada nervus laringeus rekurensIni dapat menimbulkan
paralisis sebagian atau total pada laring.
 Sepsis yang meluas ke mediastinum
Seharusnya ini tidak boleh terjadi pada operasi bedah sekarang ini,
sehingga antibiotik tidak diperlukan sebagai pofilaksis lagi.

6. Pencegahan
Menurut American Cancer Society (2019) pencegahan kanker tiroid
yang dapat dilakukan, yaitu:
 Paparan radiasi,
terutama di masa kanak-kanak,merupakan faktor risiko kanker
tiroid yang diketahui. Karena itu, dokter tidak lagi menggunakan
radiasi untuk mengobati penyakit yang kurang serius.
 Tes pencitraan seperti sinar-x dan CT scan juga membuat anak-
anak terpapar radiasi, tetapi pada dosis yang jauh lebih rendah,
jadi tidak jelas seberapa besar mereka dapat meningkatkan
risiko kanker tiroid (atau kanker lainnya). Jika ada peningkatan
risiko kemungkinan kecil, tetapi untuk amannya, anak-anak
tidak boleh menjalani tes ini kecuali benar-benar diperlukan.
Bila diperlukan, sebaiknya dilakukan dengan dosis radiasi
terendah yang masih memberikan gambaran yang jelas.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA….. DENGAN GANGGUAN SISTEM


ENDOKRIN : TUMOR TIROID DI RUANG BOUGENVILLE 3
RSUD SAYANG CIANJUR
A. IDENTITAS KLIEN
Nama :
Umur : tahun
Jenis kelamin :
Alamat : Cianjur
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan :
Pekerjaan :
Tanggal masuk RS :
Tanggal pengkajian :
DX Medis :
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Pendidikan :
Pekerjaan :

B. PENGKAJIAN
1. Keluhan utama

2. Riwayat kesehataqn sekarang

3. Riwayat Kesehatan keluarga


4. Genogram
5. Pemerioksaan fisisk persistem
6.

Anda mungkin juga menyukai