DISUSUN OLEH :
ALWI WAHYUDI
AYU DWI SAFITRHI
NUR PUSPA FAJRIYATI
RAMDAN RAHMAT
RISA SRI RAHMAWATI
SRI WULANDARI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelenjar tiroid merupakan organ endokrin yang terletak dileher manusia,
fungsinya ialah mengeluarkan hormon tiroid. Antara hormon yang terpenting
ialah Thyroxine (T4) dan Triiodothyronine (T3). Hormon- hormon ini
mengawal metabolisme (pengeluaran tenaga) manusia. Kerusakan atau
kelainan pada kelenjar tiroid akan menyebabkan terganggunya sekresi
hormon-hormon tiroid (T3 & T4), yang dimana dapat menyebabkan berbagai
macam penyakit dan kelainan bagi manusia. Kerusakan atau kelainan pada
kelenjar tiroid disebabkan oleh beberapa faktor.
2. Anatomi Fisiologi
Kelenjar tiroid berbentuk seperti perisai dan terletak pada leher bagian
bawah di sebelah anterior trakea. Kelenjar ini merupakan kelenjar endokrin
yang paling banyak vaskularisasinya, dibungkus oleh kapsula yang berasal
dari lamina pretracheal fascia profunda. Kapsula ini melekatkan tiroid ke
laring dan trakea. Kelenjar ini terdiri atas dua buah lobus lateral yang
dihubungkan oleh suatu jembatan jaringan isthmus tiroidyang tipis dibawah
kartilago kriko idea di leher, dan kadang - kadangterdapat lobus piramidalis
yang muncul dari isthmus di depan laring (Nicoletti et al., 2009).
Kelenjar tiroid mempunyai panjang ± 5 cm, lebar 3 cm, dan dalamkeadaan
normal kelenjar tiroid pada orang dewasa beratnya antara 10sampai 20 gram.
Aliran darah kedalam tiroid per gram jaringan kelenjarsangat tinggi (± 5
ml/menit/gram tiroid (Nicoletti et al., 2009).
Tiroid terdiri dari nodula-nodula yang tersusun dari folikel-folikelkecil
yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh suatu jaringan ikat. Setiap folikel
dibatasi oleh epitel kubus dan diisi oleh bahan proteinaseosaberwarna merah
muda yang disebut koloid (Nicoletti et al., 2009)
Sel-sel epitel folikel merupakan tempat sintesis hormon tiroid dan
mengaktifkan pelepasannya dalam sirkulasi. Zat koloid, triglobulin,
merupakan tempat hormon tiroid disintesis dan pada akhirnya disimpan.
Dua hormon tiroid utama yang dihasilkan oleh folikel-folikel adalah
tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Tiroksin (T4) mengandung empat
atom yodium dan triiodotironin (T3) mengandung tiga atom yodium. T4
disekresi dalam jumlah lebih banyakdibandingkan dengan T3, tetapi
apabila dibandingkan milligram per milligram, T3 merupakan hormon
yang lebih aktif daripada T4 (Nicoletti et al., 2009).
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Untuk membedakan tumor jinak dan ganas tiroid belum ada
yang khusus. Kecuali kanker meduler, yaitu pemeriksaan
kalsitonon dalam serum.
b. Radiologis
Foto X-Ray
Ultrasound
Computerized tomografi
Scientisgrafi
c. Biopsy aspirasi
Skin test : menggunakan radio isotop
Lab : pemeriksaan T3 dan T4
USG : untuk menentukan kadar nodul padat, keras, dan
kritis
CT Scan : melihat perluasan tumor
Pemeriksaan sidik tiroid
5. Komplikasi
Komplikasi yang sering muncul pada kanker tiroid adalah:
Perdarahan
Resiko ini minimum, namun hati-hati dalam mengamankan
hemostatis dan penggunaan drain pada pasien setelah operasi.
Masalah terbukanya vena besar (vena tiroidea superior) dan
menyebabkan embolisme udara.
Trauma pada nervus laringeus rekurensIni dapat menimbulkan
paralisis sebagian atau total pada laring.
Sepsis yang meluas ke mediastinum
Seharusnya ini tidak boleh terjadi pada operasi bedah sekarang ini,
sehingga antibiotik tidak diperlukan sebagai pofilaksis lagi.
6. Pencegahan
Menurut American Cancer Society (2019) pencegahan kanker tiroid
yang dapat dilakukan, yaitu:
Paparan radiasi,
terutama di masa kanak-kanak,merupakan faktor risiko kanker
tiroid yang diketahui. Karena itu, dokter tidak lagi menggunakan
radiasi untuk mengobati penyakit yang kurang serius.
Tes pencitraan seperti sinar-x dan CT scan juga membuat anak-
anak terpapar radiasi, tetapi pada dosis yang jauh lebih rendah,
jadi tidak jelas seberapa besar mereka dapat meningkatkan
risiko kanker tiroid (atau kanker lainnya). Jika ada peningkatan
risiko kemungkinan kecil, tetapi untuk amannya, anak-anak
tidak boleh menjalani tes ini kecuali benar-benar diperlukan.
Bila diperlukan, sebaiknya dilakukan dengan dosis radiasi
terendah yang masih memberikan gambaran yang jelas.
BAB III
B. PENGKAJIAN
1. Keluhan utama