Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

F DENGAN GANGGUAN SISTEM


PENCERNAAN GASTROINTESTINAL DI RUANGAN MTBS
PUSKESMAS CIANJUR KOTA

Nama : Risa Sri Rahmawati


Prodi : S1 Keperawatan 6A
Npm : 09190000162

PROGAM STUDI SI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
DENGAN GANGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTROINTESTINAL PADA ANAK
DI RUANGAN MTBS
PUSKESMAS CIANJUR KOTA

Telah Disahkan
Pada tanggal :

Mengetahui :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(………………………..) (………………………………)

PROGAM STUDI SI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dari Praktikum. Dengan
Judul “ ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.F DENGAN GANGUAN SISTEM
PENCERNAAN DI RUANG PUSKESMAS CIANJUR KOTA “ Tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuuliah
Lab Klinik I. Selain itu laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca dan
penulis tentang Gangguan Sistem integuman yang mengalami Gastrointestinal.
Dalam Kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam Menyusun Laporan Praktikum ini, di antaranya :

Cianjur, 04 september 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi……………………………………………………………………………………..
B. Etiologi……………………………………………………………………………………...
C. Manifestasi klinis…………………………………………………………………………...
D. Patofisiologis……………………………………………………………………………….
E. Patways……………………………………………………………………………………..
F. Data penunjang……………………………………………………………………………...
G. Focus pengkajian keperawatan……………………………………………………………..
H. Focus intervensi keperawatan………………………………………………………………
BAB II TINJAUAN KASUS………………………………………………………………
A. Identitas klien……………………………………………………………………………….
B. Identitas penanggung jawab………………………………………………………………...
C. Pengkajian…………………………………………………………………………………..
D. Analisa data…………………………………………………………………………………
E. Prioritas diagnose keperawatan…………………………………………………………….
F. Intervensi keperawatan……………………………………………………………………..
G. Implementasi keperawatan………………………………………………………………….
H. Evaluasi……………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………...
BAB 1

TINJAUAN PUSTAKA
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Menurut WHO 1999) secar aklinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya
defekasi (buang air besar) lebih dari 3 kali sehari, disertai dengan perubahan konsistensi
tinja (menjadi cair) dengan atautanpa darah.
Menurut Depkes RI (2005), diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya
perubahan bentuk dan konsistensi tinaj yang melembek sampaimmencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya 3kali atau lebih dalam sehari.
Sedangkan menurutC.L Betz L.A Ssowden (1996) dieare merupakan suatu keadaan terjadi
inflamasi mukosa lambung atau usus.
Menurut Suradi & Rita (2001) diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya
kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air
besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari
3kali sehari dengan konsistensti tinja yang encer dapat disertaiatautanpa disertai darah atau
lender sebagai proses inflamasi pada lambung atau usus.

Departemen Kesehatan RI (2000) mengklarifikasikan jenis diare menjadi empat kelompok


yaitu ;
1. Diare akut
Yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang dari 7 hari )
2. Disentri
Yaitu diare yang disertai darah
3. Diare persisten
Yautu diare yang berlangsung lebih dari 14hari secara terus menerus
4. Diare dengan masalah lain
Yaitu anak yang menderita diare ( diare akut dan persisten) mungkin juga diosertai
penyakit seperti demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.
B. Etiologi
Menurut Vivian,2010 diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor,seperti infeksi ,
malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi), makanan, dan faktor psikologis.
1. Faktor infeksi
Faktor infeksi dapat dibagi menjadi 2:
 Infeksi internal yang merupakan infeksi saluran pencernaan yang menjadi
penyebab utama diare pada anak, meliputi :
 infeksi bakteri (Vibrio, E. Colli, Salmonela, Shigella),
 infeksi virus (Enterrovirus, Rota virus, Andenovirus, Astrivirus)
 infeksi parasit (cacing yaitu Ascaris, Ticturis, Oxyiuris, Stangloides,
 Protozoa meliputi Glarida lambliatrichomonashominis dan jamur yaitu
kandida, 1 2 albicans.
 Infeksi Parental infeksi di luar alat pencernaan (Faringitis, Brochopneumonia,
Ensepalitis)
2. Faktor malabsorbsi
Merupakan kegagalan dalam melakukan absorpsi yang mengakibatkan tekanan
osmotic meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang
dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah diare
3. Factor makanan
Diare dapat terjadi karena mengonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap
makanan tertentu.
Factor dari makanan ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap
dengan baik, sehingga terjadi peningkatan peristaltic usus yang mengakibatkan
penurunan kesempatan untuk menyerap makanan yang menyebabkan diare
4. Factor psikologis
Diare dapat terjadi karena factor psikologis ( rasa takut dan cemas) jarang terjadi tapi
dapat ditemukan pada remaja.
Factor psikologis ini yang dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltic usus
yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat menyebabkan
diare.

C. Manifestasi Klinik
 Anak cengeng dan gelisah
 Suhu tubuh meningkat
 Tinja cair, warna kehijau-hijauan, disertai lender atau darah
 Anus daerah sekitar lecet
 Berat badan menurun
 Dehidrasi
Klasifikasi dehidrasi pada anak dengan diare menurut WHO

Klasifikasi Gejala atau tanda

Dehidrasi berat  Duaa tau lebih dari :


 Tidak sadar
 Mata cekung
 Tidak dapat minum atau minum sedikit
 Cubitan pada kulitbkembali sangat lambat > 2 detik

Dehidrasi ringan sedang  terdapat 2 atau lebih tanda:


 Rewel gelisah
 .Mata cekung
 Minum dengan lahap atau haus
 .Cubitan kulit kembali dengan lambat

Tanpa dehidrasi Tidak terdapat cukup tanda untukdiklasifikasikan sebagai dehidrasi


ringanatau berat.

a. Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2-5% dan berat badan, turgor masih baik, penderita belum jaatuh dalam
keadaan pre syok
b. Dehidrasi sedang
Kehilangan cairan 5-8% dari berat badan, turgor kulit menurun, UUB cekung, mata cewong,
nadi cepat, nafas cepat, penderita jatuh pada pre syok/syok
c. Dehidrasi berat
Kehilangan cairan 8-10% dari berat badan, turgor jelek, kesadaran turun 9apatis sampai
koma,), otot kaku sianosis, nadi cepat, nafas cepat dan dalam, penderita jatuh pada pre
syok/syok.
D. Patofisiolologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan terjadinya diare adalah sebagai berikut (Vivian,2010) :
 Gangguan osmotik,
akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
 Gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin)
pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus
dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
 Gangguan motalitas usus,
terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup kedalam usus
setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang
biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang
selanjutnya akan menimbulkan diare.

E. Patways
F. Pemeriksaan diagnostic
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik :
1. Pemeriksaan tinja
Makroskopis dan mikroskopis ;
 Makroskopik : pemeriksaan tinja perlu dilakukan pada semua penderita dengan
diare meskipyunn pada pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan.
 Mikroskopik : pemeriksaan untuk mencari adanya leukosit dapat memberi
informasi tentang penyebab diare
2. Pemeriksaan laboratorium :
 Darah meliputi : darah lengakp, serum elektrolit, Analisa gas darah, glukosa darah,
kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotika
 Urine meliputi : urine lengkap, kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotika
3. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui parasite secara kuantitatif
terutama pada penderita diare kronik.

G. Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan medis
1) Dehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan, Empat hal penting yang perlu
diperhatikan
a. Jenis cairan
 Oral : pedialyte atau oralit, Ricelyte
 Parenteral : NaCl, Isotonic, infus
b. Jumlah cairan Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan cairan yang
dikeluarkan.
c. Jalan masuk atau cara pemberian
 Cairan per oral, pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan
per oral berupa cairan yang berisikan NaCl dan NaHCO3, KCL dan glukosa.
 Cairan parenteral, pada umumnya cairan Ringer Laktat (RL) selalu tersedia di
fasilitas kesehatan dimana saja. Mengenai seberapa banyak cairan yang diberikan
tergantung dari berat Poltekkes Kemenkes Padang 22 ringannya dehidrasi, yang
diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
2) Pengobatan dietetic
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7
kg jenis makanan :
 Susu (ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak
jenuh, misalnya Almiron atau sejenis lainnya).
 Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim), bila anak tidak mau
minum susu karena dirumah tidak biasa.
 Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang
tidak mengandung laktosa atau asam lemak yang berantai sedang atau tidak jenuh
 Penatalaksanaan Keperawatan
1. Bila dehidrasi masih ringan
Berikan minum sebanyak-banyaknya, 1 gelas setiap kali setelah pasien defekasi. Cairan
harus mengandung eletrolit, seperti oralit. Bila tidak ada oralit dapat diberikan larutan
gula garam dengan 1 gelas air matang yang agak dingin dilarutkan dalam 1 sendok teh
gula pasir dan 1 jumput garam dapur.
Jika anak terus muntah atau tidak mau minum sama sekali perlu diberikan melaluui
sonde. Bila pemberian cairan per oral tidak dapat dilakukan, dipasang infus dengan
cairan Ringer Laktat (RL) atau cairan lain (atas persetujuan dokter).
2. Pada dehidrasi berat
Selama 4 jam pertama tetesan lebih cepat. Untuk mengetahui kebutuhan sesuai dengan
yang diperhitungkan, jumlah cairan yang masuk tubuh dapat dihitung dengan cara:
 Jumlah tetesan per menit dikalikan 60, dibagi 15/20 (sesuai set infus yang dipakai).
Berikan tanda batas cairan pada botol infus waktu memantaunya.
 Perhatikan tanda vital : denyut nadi, pernapasan, suhu.
 Perhatikan frekuensi buang air besar anak apakah masih sering, encer atau sudah
berubah konsistensinya.
 Berikan minum teh atau oralit 1-2 sendok jam untuk mencegah bibir dan selaput lendir
mulut kering.
 Jika rehidrasi telah terjadi, infus dihentikan, pasien diberi makan lunak atau secara
realimentasi.
Penanganan diare lainnya yaitu dengan pemberian tablet zinc untuk semua penderita
diare
 Pastikan semua anak yang menderita diare mendapatkan tablet Zinc sesuai dosis
dan waktu yang telah ditentukan.
 Dosis tablet Zinc (1 tablet = 20 mg). Berikan dosis tunggal selama 10 hari:
1) Umur < 6 bulan : ½ tablet
2) Umur ≥ 6 bulan : 1 tablet
Fokus pengkajian keperawatan

A. Pengkajian
1. Identitas : umur, alamat, dll
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat Kesehatan sekarang
c. Riwayat Kesehatan yang lalu
d. Riwayat Kesehatan keluarga
e. Riwayat imunisasi
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
b. Pemeriksaan system tubuhPengkajian pola fungsional
c. Pola aktifitas dan Latihan
4. Konsep asuhan keperawatan
5. Diagonosa keperawatan
6. Intervensi keperawatan
7. Evaluasi keperawatan
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : An.F
Umur : 4 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Kp. Kebon manggu, kel sawah gede, cianjur
Status : Anak
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Tanggal masuk : 25 Agustus 2022
Tanggal pengkajian : 25 agustus 2022
DX Medis : Gastrointestinal/diare
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. Wahyu
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Kp kebon manggu, kelurahan sawah gede, kab cianjur,
Status : Ayah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : wiraswasta
C. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama
Mencret 5x sehari
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu klien menngatakan An,F masuk puskesmas dengan keluhan BAB sudah 5 hari
dengan warna feses kehijauan konsistensi encer bercampur lendir disertai dengan
muntah. Frekuensi lebih dari 3x sehari, Keluhan lain yang mungkin didapatkan adalah
mata cekung, rewel dan gelisah serta nafsu makan menurun dan tampak sedikit lemas
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu klien mengatakan An.F tidak mempunyai riwayat penyakit kronik seperti kejang
demam, Riwayat penyakit jantung, klien juga tidak memiliki Riwayat alergi makanan
maupun obat, serta tidak memiliki Riwayat operasi.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu An.F mengatakan bahwa dalam keluargaanya tidak ada yang memiliki Riwayat
DM atau Hipertensi. Ibu klien mengatakan bahwa beliau selalu membesihkan
lingkungan rumahnya
5. Riwayat Imunisasi
Menurut keterangan dari ibu pasien, pasien mendapatkan imunisasi dasar lengkap
sesuai dengan jadwal di Puskesmas. Saat lahir pasien langsung diimunisasi di rumah
bidan dan imunisasi berikutnya selalu dilakukan di Puskesmas. Imunisasi dasar
lengkap yang diberikan meliputi imunisasi Hepatitis B, BCG, DPT1, HB Combo1,
Polio1, DPT2, HB Combo2 dan Polio2. DPT3, HB Combo3, Polio3 dan Campak dan
Polio4.
6. Genogram

Keterangan :
 : Laki- laki
 : Perempuan
 - - : Serumah
 : Pasien
7. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : tidak diukur
Nadi : 89x/mnt
Respirasi : 35x/mnt
8. Pemeriksaan Sistem Tubuh
a. Kepala : bentuk kepala bulat, warna hitam, tidakada benjolan, kepala
b. Mata : simetris, tidak ada kotoran, konjungtiva merah muda, sklera putih
c. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih
d. Hidung : simetris tidak ada secret
e. Telinga :simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ada
serumen
f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena
jugularis, tidak ada kaku kuduk
g. Dada
Inspeksi : dada simetris, bentuk dada datar, pergerakan dinding dada
simetris, tidak ada reftraksi otot bantu pernapasan
Palpasi : tidak ada benjolan
Aukultasi : irama nafas teratur, tidak ada suara nafas tambahan
h. Perut
Inspeksi ; simetris
Aukultasi : peristaltic meningkat 40x/menit
Palpasi : Turgor kulit pada pasien diare tanpa dehidrasi baik,
Perkusi : perut kembung
i. Musculoskeletal
Palpasi : tidak adanya kelainan tulang dan sendi, kekuatan 5
Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada nyeri dan kelainan tulang.
j. Genetalia : tidak dilakukanj pemeriksaan
9. Pengkajian Pola Fungsional (Gordon)
1. Persepsi dan pemeliharaan Kesehatan
Keluarga mengatakan Kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga
yang sakit maka akan segeradibawa ke pelayanan Kesehatan terdekat.
2. Pola nutrisi dan metabolic
Pola makan
sebelum sakit : An. F makan 4x sehari
sesudah sakit : An.F makan 2x sehari
Pola minum
sebelum sakit : An.F minum air putih 7 gelas
saat sakit : An,F minum air putih 4 gelas
3. Pola eliminasi
BAB
Sebelum sakit : 2x sehari
Saat sakit :5x sehari warna kuning ,bercampur lendir
BAK
Sebelum sakit : 4x sehari
Saat sakit : 5x sehari
4. Pola aktifitas dan Latihan
Klien merasa lemas dan mengeluh kesakitan
5. Personal hygine
Mandi 3x sehari, menggunakan sabun, menggosok gigi, keramas 3x seminggu.
6. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit : 2-3 jam (siang), 8-9 jam (malam)
Saat sakit : 1 jam ( siang), 7-6 jam (malam )
7. Pola persepsi sensoris dan kognitif
Klien mengatakan masih bisa melakukan aktifitas berbicara dengann baik dan
mengerti apa yang dibicarakan oleh oranglain, dan tidak ada keluhan nyeri
ataupun gangguan sensori lainnya sebelum sakit
8. Pola mengenal dengan orang lain
Klien mengenal dengan orang-orang sekelilingnya
9. Pola reproduksi
Klien berjenis kelamin laki-laki, tidak mengalami gangguan genetalia
10. Pola persepsi diri dan konsep diri
Klien ingin sembuh dengan cepat
11. Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Keluarga semua beragaam islam, keluarga yakin semuanya sudah diatur oleh
allah swt.
10. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Normal

- - -

11 Program terapi
 Zinc
 Dompreridone
 Kodein

D. Analisa Data
No Data Etiologi
1. DS: Makanan
• Ibu Klien mengatakan Toksin tidak dpt diserap
anaknya BAB sejak 5
hari yang lalu. Hiperperistaltik
• Ibu klien mengatakan
anaknya BAB 7x sehari Diare
• Ibu mengatakan anaknya
Lemas serta rewel Frekuensi BAB meningkat
DO: Hilangnya cairan dan elektrolit
• Nampak BAB encer 7x sehari.
• Mukosa bibir kering Dehidrasi
• Klien tampak lemah dan lemas.
• Tanda-tanda vital Kekurangan volume cairan
a. Nadi : 89x/menit
b. Pernapasan : 35x/mnt
c. Suhu : 36,7 c
2. An. F tidak mau makan,
adanya mual dan muntah.
DO:
• Lemah
• Klien rewel
• Membrane mukosa pucat
• Penurunan berat badan.
• Kelemahan otot untuk
menelan,
ketidakmampuan
memakanan makanan,
menghabiskan setengah
dari porsi makan.

E. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebihanm
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
F. Intervensi Keperawatan
Hari/Tgl No diagnosa (DP) NOC NIC TTD
/jam
25 1. Kekurangan Setelah dilakukan Fluide management
agustus volume cairan tindakan keperawatan 1. Pertahankan catatan intake
2022 berhubungan selama 1x24 jam, dan output yang akurat
Jam dengan output diharapkan kebutuhan 2. Monitor status hidrasi
10.00 berlebih cairan dan elektrolit (kelembaban membran
wib dalam tubuh pasien dapat mukosa, nadi adekuat,
teratasi dengan tekanan ortostatik), jika
diperlukan
kriteria hasil: 3. Monitor vital sign
mempertahankan urine 4. Kolaborasikan cairan IV
output sesuai dengan usia 5. Monitor status nutrisi
dan BB, TD, Nadi, Suhu 6. Dorong masukan oral
dalam batas normal. 7. Kolaborasi dengan dokter.
Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi, membrane Hypovolemia Management
mukosa lembab, tidak ada 1. Monitor status cairan
rasa haus berlebihan termasuk intake dan output
cairan
2. Monitor tingkat HB dan
hematokrit
3. Monitor respon pasien
terhadap penambahan cairan
4. Monitor berat badan
2.Ketidakseimba NOC: NIC
ngan nutrisi: Setelah dilakukan Tindakan Nutrition Management

kurang dari keperawatan selama 1x24 1. Kaji adanya alergi


jam, makanan
kebutuhan
diharapkan 2. Kolaborasi dengan ahli
tubuh
ketidakseimbangan nutrisi gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
dapat teratasi yang dibutuhkan pasien.
Kriteria Hasil : 3. Anjurkan pasien untuk
 Adanya peningkatan berat meningkatkan intake Fe
badan sesuai dengan tujuan 4. Anjurkan pasien untuk
v Beratbadan ideal sesuai meningkatkan protein dan
dengan tinggi badan vitamin C
 Mampumengidentifikasi 5. Berikan substansi gula
kebutuhan nutrisi
6. Yakinkan diet yang
v Tidk ada tanda tanda
malnutrisi dimakan mengandung
v Menunjukkan peningkatan tinggi serat untuk
fungsi pengecapan dari mencegah konstipasi
menelan 7. Berikan makanan yang
v Tidak terjadi penurunan berat terpilih ( sudah
badan yang berarti dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
8. Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan harian.
9. Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
10. Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
11. Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas
normal
2. Monitor adanya
penurunan berat badan
3. Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
4. Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan
5. Monitor lingkungan
selama makan
6. Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak selama
jam makan
7. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor mual dan muntah
§
§

G. Implementasi Keperawatan
Hari/tgl/jam No DP Implementasi Ttd
1. Kekurangan  Observasi TTV
volume cairan  S, N, RR
berhubungan  Mengobservasi turgor kulit (menurun)
dengan output  Mengevaluasi intake nutrisi
berlebih  Memonitor status hidrasi
 Menginstruksikan keluarga untuk mencatat warna,
jumlah, frekuensi, dan konsistensi dari feses
 Melakukan kolaborasi dalam pemberian obat
2. Ketidakseimba  kaji tanda – tanda vital klien
ngan nutrisi:  kaji tanda - tanda dehidrasi.
kurang dari  Kaji intake dan output cairan
kebutuhan  Anjurkan keluarga untuk
tubuh
 memberikan minum sedikit tapi
 sering
 Kolaborasi dengan tim medis
 Kaji pola nutrisi klien
 Timbang berat badan klien
 Kaji faktor penyebab gangguan
 pemenuhan klien

 Anjurkan klien untuk meningkat


 protein dan vitamin
 Berikan diet dalam kondisi hangat
 dan porsi tapi sering.
 Kolaborasi dengan tim ahli gizi
 dalam pemenuhan atau penentuan
 diet pasien
H. Evaluasi
No DP SOAP Ttd
Hari/tgl/jam
1. Kekurangan volume S:
cairan Ibu pasien mengatakan anaknya sudah banyak minum,
berhubungan dengan pasien mengatakan oralit yang diberikan sudah
output dihabiskan, ibu pasien mengatakan BAK anaknya
berlebih bewarna kuning bening, membaik.
O:
mata An.F tampak sudah tidak cekung lagi,
Mukosa mulut lembab
Turgor kulit membaik
Tanda-tanda vital :
Suhu : 36,0
Nadi : 89x/mnt
Respirasi :35x/mnt
BB : 21kg
Tb :105cm
A:
Masalah teratasi BAB klien membaik
P: intervensi dihentikan
2 Ketidakseimba S:
ngan nutrisi: Ibu pasien mengatakan An.F mual dan muntah anaknya
kurang dari membaik
kebutuhan • Ibu pasien mengatakan An.F makan sudah membaik
tubuh b.d mual O :
muntah • Adanya peningkatan berat badan
• Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari
menelan.
• Keadaan umum sudah membaik
• TTV
S: 36,0 c N : 89x/mnt,RR : 35 x/mnt Bb : 21kg
A:
Masalah teratasi
• Mual muntah klien membaik
P:
Lanjutkan intervensi
• Kaji pola nutrisi
• Timbang BB
Kaji penyebab
gangguan pemenuhan nutrisi
• Berikan diet
• Kolaborasi dengan tim ahli gizi
DAFTAR PUSTAKA

Doctherman, J. McCloskey. 2008. Nursing Interventions Classification (NIC) & Nursing


Outcomes Clasifications (NOC). USA : Mosby.
Grace, Pierce A & Borley, Neil R. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta : Erlangga.
Herdman, T. Heather. 2013. NANDA Internasional Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.
Kee, Joyce L.1996. Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.
Muscari, Mary E. 2005. Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik; Alih Bahasa, Aifrina
Hany. Jakarta: EGC.
Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperwatan
Berdasarkan Diagnose Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction
Publishin

Anda mungkin juga menyukai