Anda di halaman 1dari 36

MODUL DOSEN

KASUS DIARE
PROGRAM PROFESI NERS STIKKU

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Program Profesi Ners Stase KDP
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

DisusunOleh

Nama :Ika Sri Kartika


NIM : JNR0200029

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
TAHUN 2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan modul ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan modul yang berjudul " Diare ".

Modul " Hidrocephalus" disusun guna untuk memenuhi salah satu tugas praktik KDP pada
program profesi ners di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan. Selain itu, penulis juga berharap
agar modul ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang "Diare".

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Ns. Yana Hedriana
S.Kep.,M. Kep selaku dosen pembimbing KDP. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan modul ini.

Penulis menyadari modul ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan modul ini

Kuningan, Januari 2021

Ika Sri Kartika


DAFTAR ISI

A. HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………… i


B. KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. ii
C. DAFTAR ISI ………………………………………………………………………… iii
I. Pengertian Diare …………………………………………………………………….. 1
II. Anatomi Fisiologi Sstem …………………………………………………………….. 4
III. Penyebab Diare ……………………………………………………………………… 5
IV. Patofisiologi ………………………………………………………………………………………………… 10
X. Manifestasi Klinik ………………………………………………………………………………………. 16
XI. Komplikasi ………………………………………………………………………………………………………... 17
XII. Pemeriksaan Penunjang …………………………………………………………………………………….. 18
XIII. Penatalaksanaan ………………………………………………………………………………………………... 20
IX. Pathway ……………………………………………………………………………………………………………... 29
Daftar Pustaka
A. Konsep Dasar Diare
1. Definisi Diare
Nursalam (2008), mengatakan diare pada dasarnya
adalah frekuensi buang air besar yang lebih sering dari
biasanya dengan konsistensi yang lebih encer.Diare
merupakan gangguan buang air besar atau BAB ditandai
dengan BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi
tinja cair, dapat disertai dengan darah atau lendir
(Riskesdas, 2013).
Diare yaitu penyakit yang terjadi ketika terdapat
perubahan konsistensi fese. Seseorang dikatakan menderita
bila feses berair dari biasanya, dan bila buang air besar
lebih dari tiga kali, atau buang air besar yang berair tetapi
tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Dinkes,2016).
WHO (2009), mengatakan diare adalah suatu keadaan
buang air besar (BAB) dengan konsistensi lembek hingga
cair dan frekuensi lebih dari tiga kali sehari.Diare akut
berlangsung selama 3-7 hari, sedangkan diare persisten
terjadi selama kuran lebih 14hari.
1. KlasifikasiDiare.
Pedoman dari laboratorium/ UPF Ilmu Kesehatan
Anak, Universitas Airlangga dalam Nursalam (2008),
diare dapat dikelompokkan menjadi:
a. Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan
berlangsung paling lama 3-5hari.
b. Diare yang berkepanjangan bial diare berlangsung
lebih dari 7hari.
c. Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14
hari. Diare kronik bukan suatu kesatuan penyakit,
melainkan suatu sindrom yang penyebab
danpatogenisisnya

1
multikompleks. Mengingat banyaknya kemungkinan
penyakit yang dapat mengakibatkan diare kronik dan
banyak pemeriksaan yang harus dikerjakan maka dibuat
tinjauan pustaka ini untuk dapat melakukan
pemeriksaan lebihterarah.

Sedangkan menurut Wong (2008), diare dapat


diklasifikasikan, sebagai berikut:

a. Diareakut
Merupakan penyebab utama keadaan sakit pada
balita.Diare akut didefinisikan sebagai peningkatan atau
perubahan frekuensi defekasi yang sering disebabkan
oleh agens infeksius dalam traktus Gastroenteritis
Infeksiosa (GI).Keadaan ini dapat menyertai infeksi
saluran pernapasan atas (ISPA) atau infeksi saluran
kemih (ISK). Diare akut biasanya sembuh sendiri
(lamanya sakit kurang dari 14 hari) dan akan mereda
tanpa terapi yang spesifik jika dehidrasi tidak terjadi.
b. Diarekronis
Didefinisikan sebagai keadaan meningkatnya frekuensi
defekasi atau kandungan air dalam feses dengan
lamanya (durasi) sakit lebih dari 14 hari. Kerapkali
diare kronis terjadi karena keadaan kronis seperti
sindrom malabsorpsi, penyakit inflamasi usus,
defisiensi kekebalan, alergi makanan, intoleransi latosa
atau diare nonspesifik yang kronis, atau sebagai akibat
dari penatalaksanaan diare akut yang tidakmemadai.
c. Diareintraktabel
Yaitu diare membandel pada bayi yang merupakan
sindrompada bayi dalam usia minggu pertama dan lebih
lama dari 2 minggu tanpa ditemukannya dari
mikroorganisme pathogen sebagai penyebabnya dan

2
bersifat resisten atau membandel terhadap terapi.

3
Penyebabnya yang paling sering adalah diare infeksius akut yang
tidak ditangani secara memadai.
d. Diare kronisnonspesifik
Diare ini juga dikenal dengan istilah kolon iritabel pada anak atau
diare toddler, merupakan penyebab diare kronis yang sering
dijumpai pada anak-anak yang berusia 6 hingga 54 minggu.Feses
pada anak lembek dan sering disertai dengan partikel makanan
yang tidak dicerna, dan lamanya diare lebih dari 2 minggu. Anak-
anak yang menderita diare kronis nonspesifikini akan tumbuh
secara normal dan tidak terdapat gejala malnutrisi, tidak ada daearh
dalam fesesnya serta tidak tampak infeksi enteric.
2. AnatomiFisiologiSistem
1. Respon Tubuh
a. Sistemintegument
Anak yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan
`hingga berat turgor kulit biasanya kembali sangat
lambat.Karena tidak adekuatnya kebutuhan cairan dan
elektrilit pada jaringan tubuh anak sehingga
kelembapan kulit pun menjadiberkurang.
b. SistemRespirasi
Kehilangan air dan elektrolit pada anak diare
mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa
yang menyebabkan pH turun karena akumulasi asam
nonvolatile. Terjadilah hiperventilasi yang akan
menurunkan pCO2 menyebabkan pernapasan jadi cepat,
dan dalam (pernapasankusmaul).
c. SistemPencernaan
Anak yang diare biasanya mengalami gangguan pada
nutrisi, yang disebabkan oleh kerusakan mukosa usus
dimana usus tidak dapat menyerap makanan. Anak akan
tampak lesu, malas makan, dan letargi. Nutrisi yang

4
tidak dapat diserap mengakibatkan anak bisa
mengalami gangguam gizi yang bisa menyebabkan
terjadinya penurunan berat badan dan menurunnya daya
tahan tubuh sehingga proses penyembuhan akanlama.
d. SistemMuskoloskeletal
Kekurangan kadar natrium dan kalium plasma pada
anak yang diare dapat menyebabkan nyeri otot,
kelemahan otot, kram dan detak jantung sangatlambat.
e. SistemSirkulasi
Akibat dari daire dapat terjadi gangguan pada system
sirkulasi darah menyebakan darah melemah, tekanan
darah rendah, kulit pucat, akral dingin yang
mengakibatkan terjadinya syok hipovolemik.
f. SistemOtak
Syok hipovolemik dapat menyebabkan aliran darah dan
oksigen berkurang. Hal ini bisa menyebabkan
terjadinya penurunan kesadaran dan bila tidak segera
ditolong dapat mengakibatkankematian.
g. SistemEliminasi
Warna tinja anak yang mengalami diare makin lama
berubah kehijauan karena bercampur dengan empedu.
Anus dan daerah sekitarnya akan lecet karena sering
defesaki dan tinja makin asam sebagai akibat makin
banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang
tidak dapat diabsorbsi oleh usus selama diare.

3. Etiologi
Ngastiyah (2014), mengatakan diare dapat disebabkan oleh
berbagai infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorbsi.
Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit
pada system gastrointestinal atau penyakit lain diluar saluran
pencernaan. Tetapi sekarang lebih dikenal dengan “penyakit
diare”, karena denga sebutan penyakit diare akanmempercepat
5
tindakan penanggulangannya. Penyakit diare terutama pada
bayi perlu mendapatkan tindakan secepatnya karena dapat
membawa bencana bisaterlambat.
Faktor penyebab diare, antara lain :
a. Factor Infeksi
1). Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi
enteral sebagai berikut:
a) Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dansebagainya.
b) Infeksi virus : Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie,
Polomyelitis) Adeno-virus, Rotavirus, Astovirus, dan
lain-lain.
c) Infeksi parasite : cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris,
Strongyloides);protozoa (Entamoeba histolytica,
Giardia lamblia, Trichomonas homini);jamur (Candida
albicans).
2). Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan
makanan seperti : otitis media akut (OMA),
tonsillitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis,
dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi
dan anak berumur dibawah 2tahun.
b. Factormalabsorbsi
1). Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intolerasni laktosa,
maltose, dan sukrosa); monosakarida (intoleransi
glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak
terpenting dan tersering (intoleransilaktosa).
2). Malabsorbsilemak.
3). Malabsorbsiprotein.
c. Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap
makanan.
d. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas, (jarang, tetapi

6
dapatterjadipadaanakyanglebihbesar).Selainkuman,

7
ada beberapa prilaku yang dapat meningkatkan resiko
terjadinya diare, yaitu :
a. Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6
bulan pertama darikehidupan
b. Menggunakan botolsusu
c. Menyimpanan makanan masak pada suhu kamar
d. Air minum tercemar dengan bakteritinja
e. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar,
sesudah membuang tinja, atau sebelum menjamaah
makanan.

Menurut Wong (2008), penyebab infeksius dari diare akut yaitu :

1. Agensvirus
a. Rotavirus, masa inkubasi 1-3 hari. Anak akan mengalami demam
(380C atau lebih tinggi), nausea atau Vomitus, nteri abdomen,
disertai infeksi saluran pernafasan atas dan diare dapat
berlangsung lebih dari 1 minggu. Biasanya terjadi pada bayi usia
6-12 bulan, sedangkan pada anak terjadi di usia lebih dari3 tahun.
b. Mikroorganisme, masa inkubasi 1-3 hari. Anak akan demam,
nafsu makan terganggu, malaise. Sumber infeksi bisadidapat dari
air minum, air ditempat rekreasi (air kolam renang, dll),
makanan. Dapat menjangkit segala usian dan dapat sembuh
sendiri dalam wakru 2-3hari.
2. Agensbacteri
a. Escherichia coli, masa inkubasinya bervariasi tergantung pada
strainnya. Biasanya anak akan mengalami distensi abdomen,
demam, vomitus, BAB berupa cairan berwarna hijau dengan
darah atau mucus bersifat menyembur. Dapat ditularkan antar
individu, disebabkan karena daging yang kurang matang,
pemberian ASI tidakekslusif.
b. Kelompok salmonella (nontifoid), masa inkubasi 6-72 jam untuk
gastroenteritis.Gejalanyabervariasi,anakbisamengalami

8
nausea atau vomitus, nyeri abdomen, demam, BAB kadang
berdarah dan ada lendir, peristaltic hiperaktif, nyeri tekan ringan
pada abdomen, sakit kepala, kejang. Dapat disebabkan oleh
makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh binatang
seperti kucing, burung dan lainnya.
3. KeracunanMakanan
a. Staphylococcus, masa inkubasi 4-6 jam. Dapat menyebabkan
kram yang hebat pada abdomen, syok. Disebabkan oleh makanan
yang kurang matang atau makanan yang disimpan dilemari es
seperti pudding, mayones, makanan yang berlapiskrim.
b. Clostridium perfringens, masa inkubasi 8-24 jam. Dimana anak
akan mengalami nyeri epigastrium yang bersifat kram dengan
intensitas yang sedang dan berat. Penularan bisa lewat produk
makanan komersial yang paling sering adalah daging dan
unggas.
c. Clostridium botulinum, masa inkubasi 12-26 jam. Anak akan
mengalami nausea, vomitus, mulut kering, dan disfagia.
Ditularkan lewat makanan yang terkontaminasi. Intensitasnya
bervariasi mulai dari gejala ringan hingga yang dapat
menimbulkan kematian dengan cepat dalam waktu beberapajam.
4. Patofisiologi

Hidayat (2008), mengatakan proses terjadinya diare dapat


disebabkan oleh berbagai kemungkinan factor diantaranya:
a. Factor infeksi
1).Virus
Penyebab tersering diare pada anak adalah disebabkan
infeksi rotavirus. Setelah terpapar dengan agen tertentu, virus akan
masuk ke dalam tubuh bersama dengan makanan dan minuman
yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian melekat
sel-sel mukosa usus, akibatnya sel mukosa usus menjadi rusak
yang dapat menurunkan daerah permukaan usus. Sel-selmukosa

9
yang rusak akan digantikan oleh sel enterosit baru yang berbentuk
kuboid atau sel epitel gepeng yang belum matang sehingga fungsi
sel-sel ini masih belum bagus. Hal ini menyebabkan vili-vili usus
halus mengalami atrofi dan tidak dapat menyerap cairan dan
makanan dengan baik. Selanjutnya, terjadi perubahan kapasitas
usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam
absorbs cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin
bakteri virus akan menyebabkan system transport aktif dalam usus
sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi
cairan dan elektrolit akan meningkat.
2). Bakteri
Bakteri pada keadaan tertentu menjadi invasif dan menyerbu ke
dalam mukosa, terjadi perbanyakan diri sambil membentuk
toksin.Enterotoksin ini dapat diresorpsi ke dalam darah dan
menimbulkan gejala hebat seperti demam tinggi, nyeri kepala, dan
kejang-kejang. Selain itu, mukosa usus, yang telah dirusak
mengakibatkan mencret berdarah berlendir. Penyebab utama
pembentukan enterotoksin ialah bakteri Shigella sp, E.colli.diare
ini bersifat self- limiting dalam waktu kurang lebih lima hari tanpa
pengobatan, setelah sel-sel yang rusak diganti dengan sel-sel
mukosa yang baru (Wijoyo,2013).
b. Factormalabsorbsi, 1).
GangguanOsmotik
Cairan dan makanan yang tidak dapat diserap akan
terkumpul di usus halus dan akan meningkatkan tekanan
osmotic usus Akibatnya akan menyebabkan tekanan osmotik
dalam rongga usus meningkat. Gangguan osmotik
meningkatkan menyebabkan terjadinya pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus.Hal ini menyebabkan terjadinya
hiperperistaltik usus. Cairan dan makanan yang tidak diserap
tadi akan didorong keluar melalui anus dan terjadilah diare
(Nursalam,2008).

10
2). Gangguansekresi

11
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding
usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit
kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena
terdapat peningkatan isi rongga usus (Nursalam,2008).
3). Gangguan motilitasusus
Hiperperistaltikakan mengakibatkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul
diare. Sebaiknya bisa peristaltic usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya
timbul diare pula. Akibat dari.
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat di
sebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan
keseimbangan asam basa dan elektrolit, serta mengalami gangguan asam
basa dapat menyebabkan dehidrasi,asidosis metabolikdan
hypokalemia,hypovolemia.Gejala dari dehidrasi yang tampak yaitu berat
badan turun, turgor kembali sangat lambat,mata dan ubun-ubun besar
menjadi cekung,mucosa bibirkering.
Dehidrasi merupakan keadaan yang paling berbahaya karena dapat
menyebabkan hypovolemia,kolaps cardiovaskuler dan kematian bila
tidak diobati dengan tepat. Dehidrasi yang terjadi menurut tonisitas
plasma dapat berupa dehidrasi isotonik. Dehidrasi hipertonik
(hipernatremik) atau dehidrasi hipotonik.menurut derajat dehidrasinya
bisa tanpa dehidrasi,dehidrasi ringan,dehidrasi sedang atau dehidrasi
berat (juffrie,2010).Untuk mengetahui keadaan dehidrasi dpat dilakukan
penilaian sebagaiberikut:

12
Tabel 2.1
PenilaianDerajatDehidrasi

Penilaian Tanpa Dehidrasi Dehidrasi Berat


Dehidrasi Ringan/Sedang

13
1. Lihat:

Keadaan Umum Baik,sadar Gelisah,rewel Lesu,lunglai atau sadar.

Normal Sangat cekung dan kering.

Mata Cekung
Tidak Ada Ada
Air Mata Mulut Tidak ada
Basah Sangat kering
Dan Lidah Dan
Minum Biasa Kering Malas minum atau tidak
Rasa Haus

Tidakhaus Haus,ingin Makan.

Minum banyak

2. Periksa:

Turgor kulit Kembali lambat


Kembali cepat
Dehidrasi Kembali sangat lambat.
Tanpa dehidrasi
ringan/sedang,criteria
Dehidrasi berat,kriteria bila
3. Hasil
Bila ada 1 Tanda 1
Ditambah 1
pemeriksaan atau lebih tanda lain.
Atau lebih tanda lain

4. Terapi
Rencana terapi
Rencana terapi Rencana terapi
B
A C

14
Tanda-tanda yang jugadapatdiperiksa: timbangberatbadan,ubun-
ubunbesar, urine,nadidanpernafasanatautekanadarah.Sumber:depkesbuku
ajar diaredalam (Nursalam, 2008).

5. ManifestasiKlinik

1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin


meningkat, nafsu makanberkurang.
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang
disertai wial danwiata.
3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur
empedu.
4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi
lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan
disertai penurunan beratbadan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun,
denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis,
samnolen, sopora komatus) sebagai akibathipovokanik.
7. Diuresis berkurang (oliguria sampaianuria).
8. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan
cepat dan dalam.(Kusmaul).
- Pemeriksaandiagnostik
Pemeriksaantinja
- Makroskopis danmikroskopis
- PH dan kadar gula dalamtinja
- Bila perlu diadakan ujibakteri

15
1. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah,
dengan menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gasdarah.
2. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal
ginjal.
3. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium danPosfat.

6. Komplikasi

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau


hipertonik).
2. Renjatanhipovolemik.
3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah,
bradikardi, perubahan pada elektrokardiagram).
4. Hipoglikemia.
5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim
laktase karena kerusakan vili mukosa, usushalus.
6. Kejang terutama pada dehidrasihipertonik.
7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah,
penderita juga mengalamikelaparan.
- Derajatdehidrasi
Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat
dibagiberdasarkan:
- Kehilangan beratbadan
- Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan2,5%.
- Dehidrasi ringan bila terjadi penurunan berat badan2,5-5%.
- Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan5-10%

16
7. Pemeriksaan Penunjang

A. Test Diagnostik
1. Pemeriksaantinja
a.) Markoskopik dan mikroskopik
b.) Ph dan kadar gula tinja
c.) Biakan dan resistensi feces (color )
2. Analisa gas dada apabila didapatkan tanda-tanda gangguan
keseimbangan asam basa (pernafasankusmaoul)
3. Pemeriksaan kadar ureum kreatif untuk mengetahui faalginjal
4. Pemeriksaa elektrolitterutama kadar Na,K,Kalsium danfosfat

B. Penanganan/penatalaksanaan
1. Pembenaancairan
Pembenaan cairan pada pasien diare dangan memperhatikan darajat
dehidrasinya dengan keadaan umum.
2. Diatetik
Pembenaan makanan dan minum khusus pada klien dangan tujuan
penyembuhan dan menjaga kesehatan.Adapun hal yang perlu
diperhatikan adalah:
a. MemberikanASI
b. Memberikan bahan makanan yang mengandungkalori
protein,vitamin,mineral dan makanan yangbersih.
3. Obat-obatan
a. Obat antisekresi
b. Obat antisparmolitik
c. Anti biotic
7.Komplikasi

Menurut Suharyono dalam (Nursalamm, 2008),komplikasi yang dapat


terjadi dari diare akut maupun kronis,Yaitu:

1. kehilangan air dan elektrolit (terjadidehidrasi)


Kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa
17
(Asidosis metabolic),Karena:
a. kehilangan natrium bicarbonate bersamatinja.
b. walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pencernaan
dalam waktu yang terlalulama.
c. makanan diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorpsi
dengan baik adanyahiperperstaltik.
2. Gangguansirkulasi

Sebagai akibat diare dengan atau tanpa disertai muntah, maka dapat terjadi
gangguan sirkulasi darah berupa renjatan natau syok hipovolemik. Akibat
perfusi jaringan berkurang dan terjadinya hipoksia, asidosis bertambah
berta sehingga dapat mengakibatkan perdarahan di dalam otak, kesadaran
menurun, dan bila tidak segera ditolong maka penderita meninggal.

3. Hiponatremia

Anak dengan diare hanya minum air putih atau cairan yang hanya
mengandung sedikit garam, dapat terjadi hiponatremi (Na< 130
mol/L).Hiponatremi sering terjadi pada anakdengan Shigellosis dan pada
anak malnutrisi berat dengan oedema.Oralit aman dan efektif untuk terapi
darin hamper semua anak dengan hiponatremi. Bila tidak berhasi, koreksi
Na dilakukan berasama dengan koreksi cairan rehidrasi yaitu: memakai
Ringer Laktat atau Normal (Juffrie, 2010)

18
8.Penatalaksanaan

a. PenatalaksanaanMedis
1). Dehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan. Empat hal penting yang
perludiperhatikan.
a). Jeniscairan
(1) Oral : Pedialyte atau oralit,Ricelyte
(2) Parenteral : NaCl, Isotonic, infuse
b). Jumlahcairan
Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan cairan yang
dikeluarkan.
c). Jalan masuk atau cairanpemeberian
(1) Cairan per oral, pada pasien dehidrasi ringan dan sedang cairan
diberikan per oral berupa cairan yang berisikan NaCl dan
NaHCO3, KCL, danglukosa.
(2) Cairan parenteral, pada umumnya cairan Ringer Laktat (RL)
selalu tersedia di fasilitas kesehatan dimana saja. Mengenai
beberapa banyak cairan yang diberikan tergantung dari berat
ringan dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan
sesuai dengan umur dan berat badannya.
d). Jadwal pemberiancairan
Diberikan 2 jam pertama,selajutnya dilakukan penilaian kembali
status hidrasi untuk menghitung keburtuhan cairan.
(1) Identifikasi penyebabdiare
(2) Terapi sistemik seperti pemberian obat anti diare, obat anti
mortilitas dan sekresi usus,antimetik.
2). Pengobatandietetic
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat
badan kurang dari 7 kg jenis makanan :
(a) Susus (ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah
adan asam lemak tidak jenuh, misalnyta LLM. Almiron atau
sejenislainnya).

19
(b) Makan setengah padat (bubur) atau makan padat (nasi tim), bila
anak tidak mau minum susu karena dirumah tidakbiasa.
(c) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditermukan
misalnya susus yang tidak mengandung laktosa atau asam lemak
yang berantai sedang atau tidak jenuh (Ngastiyah,2014).
b. Penatalaksanaan keperawatan
1). Bila dehidrasi masihringan
Berikan minum sebanyak-banyaknya, 1 gelas setiap kali setelah
pasien defekasi.Cairan mengandung elektrolit, seperti oralit. Bila
tidak ada oralit dapat diberikan larutan garam dan 1 gelas air
matang yang agak dingin dilarutkan dalam satu sendok teh gula
pasir dan 1 jumput garam dapur.
Jika anak terus muntah tidak mau minum sama sekali perlu
diberikan melalui sonde. Bila cairan per oral tidak dapat dilakukan,
dipasang infuse dengan cairan Ringer Laktat (RL) atau cairan lain
(atas persetujuan dokter). Yang penting diperhatikan adalah apakah
tetesan berjalan lancar terutama pada jam-jam pertama karena
diperlukan untuk mengatasi dehidrasi.
2). Pada dehidrasiberat
Selama 4 jam pertama tetesan lebih cepat.untuk mengetahui
kebutuhan sesuai dengan yang diperhitungkan, jumlah cairan yang
masuk tubuh dapat dihitung dengan cara:
(a) Jumlah tetesan per menit dikali 60, dibagi 15/20 (sesuai set
infuse yang dipakai). Berikan tanda batas cairan pada botol
infuse waktumemantaunya.
(b) Perhatikan tanda vital : denyut nadi, pernapasan,suhu.
(c) Perhatikan frekuensi buang air besar anak apakah masih
sering, encer atau sudah berubahkonsistensinya.
(d) Berikan minumteh atau oralit 1-2 sendok jam untuk
mencegah bibir dan selaput lendir mulutkering.
(e) Jika dehidrasi telah terjadi, infus dihentikan, pasien diberikan
makan lunak atau secararealimentasi.

20
Penanganan diare lainya yaitu dengan rencana terapi A, B, dan C sebagai berikut:
1. Rencana terapiA
Penanganan diarea rumah, dengan menjelaskan pada ibu tentan 4 aturan
perawatan di rumah :
a. Beri cairan tambahan
1). Jelaskan pada ibu,untuk
a). Beri ASI lebih sering danlebih lama pada setiap kalipemberian.
b). Jika anak memperoleh ASI Eksklusif, berikan oralit atau air matang
sebagaitambahan.
c). Jika anak tidak memperoleh ASI Eksklusif, berikan 1 atau lebih
cairan berikut ini : oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin). Atau
airmatang.

Anak harus diberi larutan oralit dirumah jika:


a). Anak telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C dalam
kunjunganini.
b). Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diareanya bertambah parah.
2).Ajariibucaramencampurdanmemberikanoralit.Beriibu6bungkus
oralit (200 ml) untuk digunakan dirumah. Tunjukkan kepada ibu
beberapa banyak oralit atau caian lain yang harus diberikan setiap kali
anak berak:
a). Sampai umur 1 tahun : 50 sampai 100 ml setiap kali berak.
b). Umur 1 sampai 5 tahun : 100sampai 200 ml setiap kali berak.
Katakan kepadaibu:
a). Agar meminum sedikit-sedikit tapi sering dari mangkuk / cairan /
gelas.
b). Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi lebih
lambat.
c). lanjutakan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti.

b. Beri tablet Zinc selam 10hari.


c. lanjutkan pemberianmakanan

21
d. kapan haruskembali konseling bagiibu.

22
2. Rencana terapi B
Penanganan dehidrasi ringan/sedang dengan oralit.Berikan oralit di klinik
sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam.

Tabel 2.2
Pemberian Oralit

Umur ≤4 bulan 4 - ≤ 12 bulan 1 - < 2 tahun 2 - < 5


Tahun

Berat < 6 kg 6 -< 10 kg 10 - < 12 kg 12- 19 kg

Jumlah 200 -400 400-700 700 - 900 900-1400

Sumber : MTBS, 2011.

a). Tentukan jumlah oralit untuk 3 jampertama


(1) Jika anak menginginkan, boleh diberikan lebih banyak dari pedomandiatas.
(2) untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusu, berikan juga
100-200 ml air matang selama periodeini.
b). Tunjukan cara memberikan larutanoralit
(1) Minumkan sedikit-sedikit tapi sering daricangkir/gelas
(2) Jika anak muntah, tunggu 10 menit . Kemudian berikan lagi lebihlambat.
(3) Lanjutkan ASI selama anakmau
c). Berikan tablet Zinc selama 10 hari berturut-turut
(1) Umur <6 bulan : 10mg/hari
(2) Umur ≥6 bulan : 20 mg/hari
d). Setelah 3jam
(1) Ulangi penilaian dan klasifikasi kembali derajatdehidrasinya.
(2) Pilih rencana terapi yang seusuai untuk melanjutkanpengobatan.
(3) Mulai memberi makananak.

23
e). Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatanselesai
(1) Tunjukan cara menyiapkan cairan oralit dirumah
(2) Tunjukan beberapa banyak oralit yang harus diberikan dirumah untuk
menyelesaikan 3 jampengobatan.
(3) Beri oralit yang cukup untuk dehidrasi dengan menambahkan 6 bungkus
lagi.

(4) Jelas 4 aturan perawatan diare dirumah (lihat rencana terapiA).

24
3. Rencana terapiC
Penanganan dehidrasi berat dengan cepat, yaitu dengan :
a. Memberikan cairan intravena secepatnya. Jika anak bisa minum, beri oralit
melalui mulut sementara infuse dipersipakan. Beri ml/kg cairan Ringer
Laktat atau jika tersedia, gunakan cairan NaCl yang dibagi
sebagaiberikutTabel 2.3

Pemberian Cairan
Pemberian Pemberian

Umur Pertama 30 mg ml/kg Berikut 70 mg ml/kg


selama selama

Bayi 1 jam* 5 Jam

(dibawah umur 12 bulan)

Anak 30 menit * 2 Jam

(12 bulan sampai 5


tahun)


ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangatlah lemah atau tidakteraba
Sumber :MTBS, 2011

b. Periksa kembali anak setiap15-30 menit. Jika nadi belum teraba, beri
tetesan lebihcepat.
c. Beri oralit (kira-kira 5 m/kg/jam) segera setelah anak mau minum: biasanya
sesudah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak) dan beri juga tabletZinc.
d. Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam. Klasifikasi
dehidrasi dan pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan
pengobatan.
e. Rujuk segera untuk pengobatan intravena, jika tidak ada fasilitas untuk
pemebrian cairan intravena terdekat (dalam 30menit).

25
f. Jika anak bisa minum, bekali ibu larutan oralit dan tunjukan cara
meminumkan pada anaknya sedikit demi sedikit selama dalam perjalanan
menuju klinik.
g. Jika perawat sudah terlatih mengunakan pipa orogastik untuk rehidrasi,
mulailah melakukan rehidrasi dengan oralit melalui pipa nasogastrik atau
mulut: beri 20 ml/kg/jam selama 6 jam (total 120ml/kg).
h. Periksa kembali anak setiap1-2jam:
(1) Jika anak muntah terus atau perut makin kembung, beri cairan lebih
lambat.
(2) Jika setelah 3 jam keadaan hidrasi tidak membaik, rujuk anak untuk
pengobatanintravena.
i. Sesudah 6 jam, perriksa kembali anak. Klasifikasi dehidrasi. Kemudian
tentukan rencana terapi sesuai (A, B, atau C) untuk melanjutkan
pengobatan.
4. Pemberian tablet Zinc untuk semua penderita diare
a. Pastikasn semua anak yang menderita diare mendapatkan tablet Zinc
sesuai dosis dan waktu yang telahditentukan.
b. Dosis tablet Zinc (1 tablet – 20 mg). berikan dosis tunggal selama 10 hari
1). Umur < 6 bulan : .tablet
2). Umur ≥ 6 bulan : 1tablet
c. Cara pemberian tabletZinc
1). Larutan tablet dengan sedikit air atau ASI dalam sendok teh (tablet akan
larut) 30 detik), segera berikan kepadaanak.
2). Apabila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemebrian tablet
Zinc, ulangi pemeberian dengan cara memberikan potongan lebih kecil
dilarutkan beberapa kali hingga satu dosispenuh.
3). Ingatkan ibu untuk memberikan tablet Zinc setiap hari selama 10 hari
penuh, meskipun diare sudah berhenti, karena Zinc selain member
pengobatan juga dapat memberikan perlindungan terhadap diare selama
2-3 bulan kedepan.

26
5. Pemberian Probiotik Pada PenderitaDiare
Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang diberikan sebagai suplemen
makanan yang memberikan pengaruh menguntungkan pada penderita dengan
memperbaiki keseimbangan mikroorganisme usus, akan terjadi peningkatan
kolonisasi bakteri probiotik di dalam lumen.
Saluran cerna.Probiotik dapat meningkatkan produksi musin mukosa usus
sehingga meningkatkan respons imun alami (innate immunity).Probiotik
menghasilkan ion hidrogen yang menurunkan pH usus dengan memproduksi
asam laktat sehingga menghambat pertumbuhan bakteri pathogen.
Probiotik saat ini banyak digunakan sebagai salah satu terapi suportif diare
akut.Hal ini berdasarkan perannya dalam menjaga keseimbangan flora usus
normal yang mendasari terjadinya diare.Probiotik aman dan efetif dalam
mencegah dan mengobati diare akut pada anak (Yonata.2016).

6. Kebutuhannutrisi
Pasien yang menderita diare biasanya juga menderita anoreksia sehingga
masukan nutrisinya menjadi kurang. Kekurangan kebutuhan nutrisi akan
bertambah jika, pasien mengalami
Muntah-muntah atau diare lama, keadaan ini menyebabkan makin menurunnya
daya tahan tubuh sehingga penyembuhan tidak lekas tercapai, bahkan dapat
timbul komplikasi.
Pada pasien yang menderita malabsorbsi pemberian jenis makan yang
menyebabakan malabsorbsi harus dihindarkan.Pemberian makanan harus
mempertimbangkan umur berat badan dan kemampuan anak
menerimanya.Pada umumnya anak umur 1 tahun sudah bisa makan makanan
biasa, di anjurkan makan bubur tanpa sayuran pada saat masih diare, dan
minum teh.besoknya jika kondisinya telah membaik boleh diberi wortel, daging
yang tidak berlemak (Nagstiyah,2014).

27
9.Pathway

Infeksi Makanan
Piskologi

Berkembangdiusus Toksistas tidak dapat diserap Ansietas

Hipersekresi airdan
Elektrolit Hiperperistatik Malabsrobsi KH,
lemak
protein

Isiusus Penyerapan makanan Meningkatkan


tekanan
Osmotik

Pergeseran air
danelektrolit ke
usus

Diare

FrekwensiBABmeningkat Distensi
abdomen

Mual, muntah
Hilang cairan dan elektrolit
Kerusakanintegritas
Berlebihan
kulitperianl Napsu makan
Menurun
32 Ketidakseimbanga
nnutrisikurangdari
kebutuhantubuh
Gangguankeseimbangancairan Asidosis metabolik danelektrolit
Sesak
Dehidrasi
Ganggauanpertukaran gas

ResikoSyok
Kekurangan volume (hiporvolemik)
cairan
B.ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT DIARE

A.Identitas

1. Nama :
2. Tanggal lahir :
3. Usia :
4. Pendidikan :
5. Alamat :
6. Nama ayah / ibu :
7. Pekerjaan ayah / ibu :
8. Agama :
9. Suku / Bangsa :
10. Tanggal masuk RS :
11. Tanggal Pengkajian :
B.Keluhan Utama

C. Riwayat Penyakit Sekarang

D. Riwayat Masa Lalu

E. Riwayat Kesehatan Keluarga

F. Genogram

G. Riwayat Psikososial

a. Kemampuan mengenal masalah

b. Konsep diri

c. Sumber Stres

d. Mekanisme Koping

e. Kebiasaan dan pengaruh budaya

H. Dukungan Keluarga

a. Emosional

b. Finansial

I. Pola Aktivitas

J. Pemeriksaan Fisik
No Jenis Inspeksi Palpasi Auskultasi Perkusi

K. Pemeriksaan Penunjang

L. Terapi Obat

C. Analisa Data

No Data Fokus Etiologi Masalah

D. Diagnosa Keperawatan

E. Intervensi

No Masalah Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

F. Implementasi

No Hari / Tanggal Jam Tindakan TTD


Keperawatan

G. Evaluasi

No Hari / Tanggal Jam Evaluasi TTD


DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI, ( 2011 ). Buletin data dan kesehatan :Situasi Diare di Indonesia,

Jakarta : Kemenkes

Wong Donna L. ( 2008 ). Buku Ajaran Keperawatan Pediatrik. Vol


2. EGC : Jakarta.

Ngastiyah. ( 2005 ). Perawatan Anak Sakit Edisi Dua. Penerbit Buku


Kedokteran EGC. Jakarta

Nurasalam ( 2008 ). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian


Ilmu Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat A. A. A. ( 2006 ). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak.


Jakarta. Salemba Medika.

North American Nursing Diagnosis Association ( NANDA ). (2016).


Diagnosis Keperawatan 2009 – 2011. Jakarta : EGC

Nurasalam. ( 2011). Manajemen Keperawatan, Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai