“GASTROENTERITIS”
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I
NAMA : PIPIASPITA
STAMBUK : 14420192130
1
DAFTRA ISI
C. Etiologi......................................................................................................2
D. Patofisiologi...............................................................................................3
E. Manifestasi klinis......................................................................................4
E. Komplikasi................................................................................................4
F. Pemeriksaan penunjang.............................................................................5
G. Perawatan kegawatdaruratan.....................................................................5
H. Pemeriksaan Penunjang.............................................................................7
I. Pencegahan................................................................................................7
A. Pengkajian.................................................................................................8
B. Diagnosa Keperawatan............................................................................10
C. Rencana Keperawatan............................................................................10
D. Implementasi keperawatan......................................................................14
E. Evaluasi...................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
KONSEP MEDIS
1
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut
sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk
menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap
zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak
dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran
pencernaan terdiri atas:
a. Mulut
b. Tenggorokan (faring)
c. Kerongkongan
d. Lambung
e. Usus halus
f. Usus besar
g. Rektum dan
C. Etiologi
1. Faktor infeksi
a) Infeksi bakteri : Vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigelia Compylobacter,
Yersina, Aeromonas, dan sebagainya.
b) Infeksi virus : Eterovirus (virus ECHO, Coxsackie Poliofelitis),
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain.
c) Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Triguris, Oxyyuris, Strongyloides),
protozoa (Entamoeba Hstolitica, Glardialambia, Trichomonas
Hominis).
2. Faktor malabsorbsi: Malabsorbsi karbohidrat, lemak, atau protein.
3. Faktor makanan, Makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan.
4. Factor psikologis, Rasa takut dan cemas.
5. Imunodefisiensi, Dapat mengakibatkan terjadinya pertumbuhan bakteri.
6. Infeksi terhadap organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang
tenggorokan.
2
D. Patofisiologi
Penyebab gastroenteritis terdiri dari faktor infeksi, faktor malabsorbsi,
faktor makanan, dan faktor psikologis. Pertama, faktor infeksi akan mengalami
reaksi inflamasi sehingga terjadi peningkatan sekresi cairan dan elektrolit yang
menyebabkan isi rongga usus meningkat. Kedua, faktor malabsorbsi makanan
di usus menyebabkan tekanan osmotik meningkat dan terjadi pergeseran cairan
& elektrolit ke usus, sehingga juga meneybabkan isi rongga usus meningkat.
Ketiga faktor makanan, dimana faktor makanan disini adlah makanan yang
beracun, basi maupun alergi terhadap makanan dimana hal ini akan
menyebabkan gangguan motilitas usus. Keempat, faktor psikologis (cemas
atau rasa takut yag berlebih) yang menyebabkan adanya rangsangan simpatis
dan juga terjadi gangguan motilitas usus. Gangguan motilitas usus terbagi
menjadi 2, yaitu hipermotilitas dan hipomotilitas. Hipermotilitas akan
menyebabkan terjadinya peningkatan sekresi air & elektrolit, sedangkan
hipomotilitas akan menyebabkan adanya pertumbuhan bakteri. Terjadinya
peningkatan di isi rongga usus, sekresi air dan elektrolit, serta adanya
pertumbuhan bakteri menyebabkan terjadi penyakit gastroenteritis.
Gastroenteritis memiliki gejala dehidrasi yaitu kehilangan cairan &
elektrolit tubuh dimana pada saat itu terjadi penurunan volume cairan ekstra sel
dan juga terjadi penurunan cairan interstesial yang menyebabkan turgor kulit
menurun, maka dalam hal ini timbul masalah yaitunya kekurangan volume
cairan dan cemas pada kliennya. Gejala yang kedua yaitu kerusakan mukosa
usus yang menyebabkan si penderita merasakan nyeri. Gejala yang ketiga
adalah sering terjadinya defekasi yang menyebabkan terjadi resiko kerusakan
integritas kulit. Gejala selanjutnya adalah terjadinya peningkatan eksresi
sedangakan asupan nutrisi tidak terpenuhi, pada hal terjadi ketidakseimbangan
nutrisi.
3
E. Manifestasi klinis
a. Gejala awal :
2) Gelisah
b. Gejala lain
2) Gejala dehidrasi
E. Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Renjatan hipovolemik
4
3. Kejang
4. Bakterimia
5. Malnutrisi
6. Hipoglikemia
F. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium.
2. Pemeriksaan tinja.
G. Perawatan kegawatdaruratan
1. Terapi Cairan
5
Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada penderita
diare, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Jumlah cairan : jumlah cairan yang harus diberikan sama dengan jumlah
cairan yang telah hilang melalui diare dan/muntah muntah PWL
(Previous Water Losses) ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang
melalui keringat, urin dan pernafasan NWL (Normal Water Losses).
2) Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus
berlangsung CWL (Concomitant water losses) (Suharyono dkk.,dalam
Wicaksono, 2011), Ada 2 jenis cairan yaitu:
2. Obat-obatan (Antibiotik)
6
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare
akut infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari
tanpa pemberian anti biotik. Pemberian antibiotik di indikasikan pada :
Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti demam, feses berdarah,,
leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan,
persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada pelancong,
dan pasien immunocompromised. Contoh antibiotic untuk diare
Ciprofloksasin 500mg oral (2x sehari, 3 – 5 hari), Tetrasiklin 500 mg (oral
4x sehari, 3 hari), Doksisiklin 300mg (Oral, dosis tunggal), Ciprofloksacin
500mg, Metronidazole 250-500 mg (4xsehari, 7-14 hari, 7-14 hari oral
atauIV). Obat Anti Diare : loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan
atropin sulfat (lomotil). Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari,
loperamid 2-4 mg/ 3 – 4x sehari dan lomotil 5mg 3 – 4 x sehari. Efek
kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi, peningkatan
absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan
mengurangi frekwensi diare.Bila diberikan dengan cara yang benar obat ini
cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi defekasi sampai 80%. Bila
diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium.
2. Pemeriksaan tinja.
7
3. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup,bila
memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah
atau astrup,bila memungkinkan.
I. Pencegahan
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan
penentuan masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi,
observasi, psikal assessment.
8
Pengkajian data meliputi :
1. Identitas klien.
2. Riwayat keperawatan.
Dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi
keluarga,kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur
dan pengobatan anak, setelah menyadari penyakit anaknya, mereka akan
bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.
5. Kebutuhan dasar.
9
b. Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia,
menyebabkan penurunan berat badan pasien.
c. Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi
abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
6. Pemerikasaan fisik.
a. Pemeriksaan psikologis :
c. Pemeriksaan sistematik :
e. Pemeriksaan penunjang.
10
B. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut .
b. Hipertemi .
C. Rencana Keperawatan
N DIANGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
O HASIL
11
1. Nyeri akut NOC NIC
Tujuan:Setelah diberikan 1. Dorong pasien untuk
asuhan keperawatan selama melaporkan nyeri.
3x24 jam diharapkan nyeri 2. Kaji laporan keram
pasien berkurang/terkontrol abdomen atau nyeri,
Kriteria hasil : catat lokasi,
a. Pasien melaporkan lamanya,. Selidiki
hilang atau terkontrol. dan laporkan
perubahan
12
Tujuan : Setelah diberikan 1. Kaji tanda gejala
asuhan keperawatan selama hipertemi
2x30 menit diharapkan suhu 2. Ajarkan klien dan
tubuh pasien kembali normal keluarga pentingnya
Kriteria hasil : mempertahankan
masukan yang
b. Membran mukosa
lembab.
c. Turgor kulit baik, kulit
tidak kemerahan.
3 Perubahan NOC NIC
nutrisi kurang Tujuan: a. Kaji pola nutrisi
dari kebutuhan Setelah diberikan asuhan klien dan perubahan
tubuh keperawatan selama 3x30 yang terjadi
menit diharapkan gangguan b. Timbang berat badan
pemenuhan kebutuhan nutrisi klien
teratasi c. Kaji faktor penyebab
Kriteria hasil : gangguan
Intake nutrisi klien pemenuhan nutrisi
13
meningkat, diet habis 1 d. Berikan diet dalam
porsi yang disediakan, kondisi hangat dan
mual,muntah tidak ada. porsi kecil tapi sering
e. 5. Kolaborasi dengan
tim gizi dalam
penentuan diet klien
4. Resiko tinggi NOC NIC
kekurangan Tujuan : Setelah diberikan a. Kaji tanda vital (TD,
volume cairan asuhan keperawatan selama nadi,
3x30 menit diharapkan suhu,pernapasan).
pasien mampu b. Awasi masukan
mempertahankan volume haluaran, karakter,
cairan adekuat dan jumlah feses ;
Kriteria hasil : perkirakan
kehilangan yang tak
c. Observasi kulit
N : 60-100x/menit,
kering berlebihan dan
membran mukosa,
S : 36,5-37,50C,
penurunan turgor
kulit, pengisian
RR : 12-24x/menit). kapiler lambat
Berikan cairan
c. Turgor kulit membaik. parenteral sesuai
14
d. Keseimbangan masukan indikasi.
dan haluaran dengan urin
normal dalam Berikan obat
konsentrasi/jumlah (0,5- sesuai indikasi anti
1cc/kg BB/jam). diare
Berikan cairan
Elektrolit
misalnya
tambahan kalium
Berikan cairan
Elektrolit
misalnya
tambahan kalium
D. Implementasi keperawatan
Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang
telah direncanakan sebelumnya.
15
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan sejauhmana tujuan tersebut
tercapai.bila ada yang belum tercapai maka dilakukan pengkajian
ulang,kemudian disusun rencana,kemudian dilaksanakandalam implementasi
keperawatan lalu dievaluasi, bila dalam evaluasi belum teratasi maka
dilakukan langkah awal lagi dan seterusnya sampai tujuan tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
16
Mayers,2008. Buku saku keperawatan. Edisi 2. Jakarta, EGC
Sinaga,Y.2009.Gastroenteritis Akut. /pustakakedokteran.com/gastroenteritis-akut.
Diakses pada tanggal 08 agustus 2018
Sudoyo.2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid Edisi 5. Jakarta:Interna
publishing
Suraatmaja.2008.Gastroentorologi Anak .Jakarta:Sagung Seto
17