DI SUSUN OLEH :
NIM : 2021056
CI LAHAN CI INSTITUSI
(………………….) (………………….)
T.A 2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN (LP)
A. Pengertian
Gastroenteritis akut (GEA) adalahpenyakit yang ditandai denganbertambahnya frekuensi defekasi lebih
dari biasanya (> 3 kali/hari) disertaiperubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/tanpa darah
Gastroenteritis atau diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinjayang tidak normal atau tidak
seperti biasanya, dimulai dengan peningkatanvolume, keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali
sehari dan pada neonatuslebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah (Hidayat
AAA,2016).
Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan usus yang memberikangejala diare, dengan atau
tanpa disertai muntah, dan sering kali disertaipeningkatan suhu tubuh. Diare yang
dimaksudkan adalah buang air besarberkali-kali (dengan jumlah yang melebihi 4 kali, dan bentuk
feses yang cair,dapat disertai dengan darah atau lendir (Suratun, 2015).Akut adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan suatukondisi atau penyakit yang tiba - tiba, dalam waktu relatif
a. Infeksi Virus
1) Retovirus , Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau disertai dengan mual
muntah muntah Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin. Dapat ditemukan
b.Infeksi Bakteri
1) Stigella, Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun
dapat dihubungkan dengan kejang demam. Muntah yang tidak menonjol terdapatnya sel polos
2) Salmonella, Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun. Menembus dinding usus, feses
berdarah, mukoid. Mungkin ada peningkatan temperature Muntah tidak menonjol Sel polos dalam
feses Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari. Organisme dapat ditemukan pada feses selama
berbulan-bulan.
3) Escherichia coli Baik yang menembus mukosa (feses berdarah) atau yang menghasilkan entenoksin.
menyebabkan diare berdarah tanpa manifestasi klinik yang lain. Kram abdomen yang hebat.
5) Yersinia Enterecolitica Feses mukosa Sering didapatkan sel polos pada feses. Mungkin ada nyeri
abdomen yang berat Diare selama 1-2 minggu. Sering menyerupai appendicitis.
6) Kolera, merupakan diare jenis hipersekresi. Kuman tersebut mengeluarkan endotoksin sehingga
menyebabkan pengeluaran cairan yang berlebihan di, sehingga orang yang bersangkutan kehilangan
banyak elektrolit. Timbulnya mendadak, usia terkena lebih dari 2 tahun, terkadang disertai muntah,
dan jarang disertai panas badan. Pada jenis ini, penderita yang terkena cepat mengalami dehidrasi.
c.Infeksi Parasit;
d. Infeksi Parenteral;
Merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis media
C.Patofisiologi
Menurut Ngastiyah (2005), mekanisme dasar yangmenyebabkan timbulnya diare adalah: Penyebab
gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri
atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia
Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel,
memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus
pada Gastroenteritis akut. Gastroenteritis, yang terjadi merupakan proses dari transfor aktif akibat
rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus. Sel dalam mukosa intestinal
mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan
merusak sel mukosa intestinal sehingga menurunkan area permukaan intestinal dan terjadi gangguan
absorpsi cairan elektrolit. Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:
1. Gangguan osmotic Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam
rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.
2. Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena
3. Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya jika peristaltik menurun akan mengakibatkan
PATHWEY
D.Manifestasi Klinis
Perut kembung
Diare
Demam
Lemah
E.Tes Diagnosis
1. Pemeriksaan laboratorium.
a. Pemeriksaan tinja.
b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup, bila memungkinkan
dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau astrup,bila memungki kan.
2. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum Untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara
3. Pemeriksaan darah
a. pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (natrium, kalium, kalsium dan fosfor) dalam
b. Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal. 4. Doudenal Intubation Untuk
mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita
diare kronik
F.Penatalaksanaan
1) Terapi Cairan
Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada penderita diare, harus diperhatikan
1) Jumlah cairan yang telah hilang melalui diare dan/muntah muntah PWL (Previous Water
Losses) ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui, urin dan pernafasan NWL
2) Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus berlangsung CWL
1) Cairan Rehidrasi Oral (CRO) : Cairan oralit yang dianjurkan oleh WHO-ORS, tiap 1 liter
mengandung Osmolalitas 333 mOsm/L, Karbohidrat 20 g/L, Kalori 85 cal/L. Elektrolit yang
larutan gula, air tajin, cairan-cairan yang tersedia di rumah dan lain-lain, disebut CRO tidak
lengkap.
2) Cairan Rehidrasi Parenteral (CRP) Cairan Ringer Laktat sebagai cairan rehidrasi parenteral
tunggal. Selama pemberian cairan parenteral ini, setiap jam perlu dilakukan evaluasi:
2) Antibiotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi, karena 40% kasus
diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik. Pemberian antibiotik di
indikasikan pada : Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti demam, feses berdarah,,
penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada pelancong, dan pasien immunocompromised.
Contoh antibiotic untuk diare Ciprofloksasin 500mg oral (2x sehari, 3–5 hari),Tetrasiklin 500 mg
(oral 4x sehari, 3 hari), Doksisiklin 300mg (Oral, dosis tunggal), Ciprofloksacin 500mg,
Metronidazole 250-500 mg (4xsehari, 7-14 hari, 7-14 hari oral atau IV).
3) Obat Anti Diare
Loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin sulfat (lomotil). Penggunaan kodein adalah
15-60mg 3x sehari, loperamid 2–4 mg/ 3–4x sehari dan lomotil 5mg 3–4 x sehari. Efek kelompok
obat tersebut meliputi penghambatan propulsi, peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat
memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi diare. Bila diberikan dengan carayang
benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekwensi defekasi sampai 80%. Bila diare akut
dengan gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak dianjurkan.
1. Pengkajian
Data biografi di dapat melalui wawancara meliputi identitas pasien (umur ,jenis kelamin) dan
penanggung jawab, pengumpulan data seperti keluhan utama yang dirasakan pasien, pola
a.Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan meliputi riwayat kesehatan keluarga adanya penyakit keturunan atau
tidak, riwayat penyakit sekarang riwayat penyakit yang dialami saat ini adanya alergi
Riwayat penyakit dahulu meliputi apakah pasien terseut pernah opname atau tidak
Berat badan ( mengalami penurunan berat badan ) dan tinggi c. Riwayat psikososial
pasien : biasanya ada rasa stress , kecemayang sangat tinggi yang dialami pasien
2) Pola eliminasi seperti buang air kecil, buang air besar yang meliputi frekuensi,
warna, konsisisten dan keluhan yang dirasakan. Gejala : BAB berwarna hitam ,lembek
Pola kebersihan diri Pola ini membahas tentang kebersihan kulit, kebersihan rambut,
Pola kognitif- persepsi sensori Keadaan mental yang di alami, berbica, bahasa, ansietas,
Pola konsep diri meliputi identitas diri, ideal diri, harga diri, gambaran diri.
b. Pengkajian Fisik
c. Berat badan (mengalami penurunan berat badan) dan tinggi badan klien
e. Pengkajian fisik: Secara subyektif dijumpai keluhan pasien berupa : nyeri epigastrium,
perut lembek, kram, ketidakmampuan mencerna, mual, muntah. Sedangkan secara obyektif
1) Pemeriksaan darah
2) Radiologi
3) Endoskopi
4) Histopatologi
2.Diagnosa Keperawatan
1.Nyeri Akut
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual
atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga
*Objektif:
1.Tampak meringis.
3.Gelisah.
*Objektif:
5.Menarik diri.
7.Diaforesis
2. Diare
1.Urgensy
2.Nyeri/krm abdomen
*Objektif:
1.Frekuensi peristaltic meningkat
2.Bising usus hiper aktif.
3.Rencana Keperawatan
Diagnosa 1: Nyeri Akut b/d Agen pencedera fisiologis Hiperplistatik yang di t/d klien tampak
Intervensi Keperawatan:
o Observasi:
o Terapeutik:
nyeri
o Edukasi:
o Kolaborasi:
o Observsi:
o Terapeutik:
o Edukasi:
o Kolaborasi:
https://www.academia.edu/10230000/LP_GEA
PPNI SDKI
PPNI SLKI
PPNI SIKI