PADA Tn. “S” DIRUANAN CEMARA DENGAN DIAGNOSA MEDIS LOW BACK PAIN
DI RSUD SAWERIGADING PALOPO
NIM: 2021107
RUANGAN: CEMARA
CI LAHAN CI INSTITUSI
……………………….... ……………………………
MAHASISWI
…………………………………......
2023
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Pengertian Low Back Pain
Kerusakan punggung dan tulang adalah penyebab ketiga ketidakmampuan individu dalam
bertahun-tahun pekerjaannya. Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh masalah-
masalah musculoskeletal (misalnya perenggangan lumbosakral akut, ligament lumbosakral yang
tidak stabil dan kelemahan otot, osteotitis medulla, stenosis medulla, masalah-masalah diskus
intervertebra, panjang tungkai yang tidak sama. Pasien lansia mungkin mengalami sakit
punggung yang berkaitan dengan fraktur vertebra, osteoporosis atau metastasis tulang. Banyak
kondisi medikal dan psikomatis lain yang menyebabkan nyeri punggung. Obesitas, stress dan
kadang depresi dapat menunjang terjadinya nyeri punggung bawah. Pasien dengan nyeri
punggung bawah kronik mungkin mengalami ketergantung pada alkohol atau analgesik.
Masalah nyeri punggung bawah merupakan sumber data tarik, frustasi dan kadang
menjadi kebingungan pada banyak dokter dan ilmuan untuk mempelajari dan menangani
penyakit ini. Tulang belakang merupakan satu- satunya organ yang terdiri dari tulang-tulang,
sendi-sendi, ligament-ligamen, jaringan lemak, berlapis lapis otot, saraf tepi, ganglion sensoris,
ganglion otonom dan saraf tulang belakang. Struktur tersebut di suplay oleh satu sistem arteri
dan vena yang rumit. Selain itu pergerakan dari tulang belakang itu sendiri sangat kompleks dan
cidera pada tulang belakang dan struktur-struktur tersebut akan menghasilakan pola nyeri yang
unik.
2. Etiologi
Tulang belakang merupakan organ mekanik yang sering digambarkan sebqgai suatu derek
(crane) dengan kemampuan menyangga berat badan, menjaga keseimbangan dan melawan
berbagai tarikan sebagai akibat dari pekerjaan sehari- hari maupun aktivitas rekreasional.
Walaupun tulang belakang memiliki kemampuan yang luar biasa untuk menahan sebagian besar
tekanan mekanis, tulang belakang tidak dapat dipaksa untuk melampaui kemampuannya.
Kekuatan yang melampaui kapasitas jaringan tulang belakang untuk merenggang akan
mengakibatkan cidera atau nyeri. Penyebab dari nyeri punggung masih belum dapat diketahui
dengan jelas dan masih belum dapat dijelaskan dengan detail. Banyak grup peneliti telah
menyerah dalam usaha untuk menjelaskan penyebab dari nyeri punggung bawah dan kemudian
justru menjelaskan beberapa kondisi tanda bahaya (red flag) yang berkaitan dengan gangguan
ini. Kelompok permasalahan yang dapat menyebabkan nyeri punggung adalah sebagi berikut.
1. Berasal dari biomekanis dan destruktif, misalnya kompresi diskus vertebralis, herniasi
diskusvertebralis, cidera torsio dan vibrasi. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat
terlihat pada klien yang memiliki pekerjaan yang membutuhkan kerja mengangkat yang
berat dan berulang pada posisi membungkuk atau pekerjaan mengoprasikan mesin yang
bergetar.
2. Bersifat destruktif, misal infeksi, tumor dan gangguan rematik. Kondisi-kondisi tersebut
dapat memberikan tekanan pada saraf tulang belakang atau akarnya, atau bahkan merubah
struktur dari tulang vertebra.
Berasal dari :
LBP Traumatik
LBP pada unsur miofasial
LBP akibat trauma pada komponen keras susunan neuromuskuloskeletal
LBP akibat proses degeneratif yang mencakup
Spondilosis
HNP
Stenosis spinalis
Oesteoartritis
LBP akibat penyakit inflamasi yaitu
Artritis rematoid
Spondilitis angkilopoetika
Spondylitis
LBP akibat gangguan metabolisme, misalnya osteoporosis tulang
LBP akibat neoplasma
Tumor myelum
Retikulosis
LBP akibat kelainan congenital
LBP sebagai refered pain
LBP akibat gangguan sirkulatorik
LBP oleh karena psikoneurotik
Berkaitan dengan gangguan ini. Kelompok permasalahan yang dapat menyebabkan nyeri
punggung adalah sebagi berikut.
3. Berasal dari biomekanis dan destruktif, misalnya kompresi diskus vertebralis, herniasi
diskusvertebralis, cidera torsio dan vibrasi. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat
terlihat pada klien yang memiliki pekerjaan yang membutuhkan kerja mengangkat yang
berat dan berulang pada posisi membungkuk atau pekerjaan mengoprasikan mesin yang
bergetar.
4. Bersifat destruktif, misal infeksi, tumor dan gangguan rematik. Kondisi-kondisi tersebut
dapat memberikan tekanan pada saraf tulang belakang atau akarnya, atau bahkan merubah
struktur dari tulan g vertebra.
Pembagian etiologi berdasarkan sistem anatomi :
LBP Viserogenik (organ abdomen)
Kelainan berasal dari ginjal, viscera pelvis, omentum minor, tumor retroperitoneal,
fibroid retrouteri
LBP Neuvogenik
LBP Spondilogenik
Berasal dari :
Tulang koluma spinalis (trauma, radang, tumor, metabolic dan spondilolistesis)
Sendi-sendir sakroiliakan
Jaringan lunak (degenerasi diskus, aptur diskus, penjepitan akar saraf akibat
stenosis spinalis.
LBP Psikogenik
Dapat disebabkan oleh keadaan depresi, kecemasan maupun neurosis.
Pembagian lain adalah berdasarkan etiologi :
LBP Traumatik
LBP pada unsur miofasial
LBP akibat trauma pada komponen keras susunan neuromuskuloskeletal
LBP akibat proses degeneratif yang mencakup
Spondilosis
HNP
Stenosis spinalis
Oesteoartritis
LBP akibat penyakit inflamasi yaitu:
Artritis rematoid
Spondilitis angkilopoetika
Spondylitis
LBP akibat gangguan metabolisme, misalnya osteoporosis tulang
LBP akibat neoplasma
Tumor myelum
Retikulosis
LBP akibat kelainan congenital
LBP sebagai refered pain
LBP akibat gangguan sirkulatorik
LBP oleh karena psikoneurotik
3. Patofisiologi
a. Nyeri Nosiseptif
Bangunan peka nyeri yang terdapat di punggung bawah adalah periosteum, 1/3 bangunan
luar annulus fibroseptor (bagian fibrosa dari diskus intervertebralis) ligamentum kapsula
artikularis, fasia dan otot. Semua bangunan tersebut mengandung nosiseptor yang peka terhadap
berbagai stimulus (mekanik, termal, kimiawi). Bila reseptor dirangsang oleh sebagian stimulus
lokal akan, dijawab dengan pengeluaran sebagai mediator inflamasi dan substansia lainnya yang
menyebabkan timbulnya persepsinyeri, hiperalgesia maupun alodinia yang bertujuan mencegah
pergerakan untuk memungkinkan berlangsung proses penyembuhan. Salah satu mekanisme
untuk mencegah kerusakan yang lebih berat adalah spasme otot yang membatasi pergerakan.
Spasme otot ini menyebabkan iskemia dan sekaligus menyebabkan munculnya titik picu (trigger
points) yang merupakan salah satu kondisi nyeri. Pembungkus syaraf juga, kaya akan nosiseptor
yang merupakan akhiran dari nervi nervorum yang juga berperan sebagai sumber nyeri
nosiseptif inflamasi, terutama nyeri yang dalam dan sulit dilokalisir. Berbagai jenis rangsangan
tadi akan mengantisipasi nosiseptor, langsung menyebabkan nyeri dan sensitisasi menyebabkan
hiperalgesia.
Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi
primer pada system syaraf. Nyeri neuropatik yang sering ditemukan pada LBP berupa
penekanan atau jeratan radiks syaraf oleh karena Hernia Nukleus Pulposus (HNP), penyempitan
kanalis spinalis, pembengkaan artikulasio atau jaringan sekitarnya, fraktur mikro (misalnya
penderita osteoporosis), penekanan oleh tumor dan sebagainya.
Gambaran klinis LBP adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah, dapat
merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri yang berasal dari daerah
punggung bawah dapat menuju ke daerah lain atau sebaliknya , nyeri yang berasal dari daerah
lain dirasakan di daerah punggung bawah (reffered pain/nyeri yang menjalar). Tanda dan gejala
yang timbul antara lain:
a. Cara berjalan pincang, diseret, kaku (merupakan indikasi untuk pemeriksaan neurologis)
b. Perilaku penderita apakah konsisten dengan keluhan nyerinya (kemungkinan kelainan
psikiatrik)
c. Nyeri yang timbul hampir pada semua pergerakan daerah lumbal (pinggang) sehingga
penderita berjalan sangat hati-hati (kemungkinan infeksi, peradangan, tumor atau patah
tulang
Menurut International Association for the Study of Pain (IASP), yang termasuk dalam
low back pain terdiri dari :
a. Lumbar Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi: superior oleh garis transversal
imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra thorakal terakhir, inferior
oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra
sakralis pertama dan lateral oleh garis vertikal tangensial terhadap batas lateral spina
lumbalis.
b. Sacral Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh garis transversal imajiner
yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra sakralis pertama, inferior oleh garis
transversal imajiner yang melalui sendi sakrokoksigeal posterior dan lateral oleh garis
imajiner melalui spina iliaka superior posterior dan inferior.
c. Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal pain dan 1/3 atas
daerah sacral spinal pain
Sebagian besar pasien dapat diatasi secara efektif dengan kombinasi dari
pemberian informasi, saran, analgesia, dan jaminan yang tepat. Pasien juga harus
disemangati untuk segera kembali bekerja. Penjelasan dan saran dapat juga dalam bentuk
tertulis. Kronisitas low back pain dapat dihindari dengan : memperhatikan aspek
psikologis gejala yang ada, menghindari pemeriksaan yang tidak perlu dan berlebihan,
menghindari penatalaksanaan yang tidak konsisten, serta memberikan saran untuk
mencegah rekurensi (menghindari pengangkatan beban yang berat).
Aktivitas: lakukan aktivitas normal. Penting untuk melanjutkan kerja seperti biasanya.
Tirah baring: tidak dianjurkan sebagai terapi, tetapi pada beberapa kasus dapat
dilakukan tirah baring 2-3 hari pertama untuk mengurangi nyeri.
Medikasi: obat anti-nyeri diberikan dengan interval biasa dan digunakan hanya jika
diperlukan. Mulai dengan parasetamol atau NSAID. Jika tidak ada perbaikan, coba
campuran parasetamol dengan opioid. Pertimbangkan tambahan muscle relaxant tetapi
hanya untuk jangka pendek, mengingat bahaya ketergantungan.
Olahraga : harus dievaluasi lebih lanjut jika pasien tidak kembali ke aktivitas sehari-
harinya dalam 4-6 minggu.
Manipulasi: dipertimbangkan untuk kasuskasus yang membutuhkan obat penghilang
nyeri ekstra dan belum dapat kembali bekerja dalam 1-2 minggu. Terapi dan intervensi
lain: belum ada penelitian mengenai terapi dengan traksi, termis ultrasound, akupuntur,
sabuk penyangga, ataupun pijatan.
DATA FOKUS:
DS: Pasien masih dengan keluhan nyeri punggung bawah belakang dengan waktu
lama, namun beberapa minggu terakhir nyeri dirasakan terus BAK & BAB normal.
c. Pemeriksaan Penunjang
Ekg (sing, regular)
Radiologi (Foto tunbosoetil)
Laboratorium( De, urine eurin)
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa 1 (SDKI): Nyeri akuberhubungan dengan agen injuri (fisik
musculoskeletal) ditandai dengan mengeluh nyeri
a. Definisi
Subjektif
Menegeluh nyeri
Objektif
Tampak meringis
Bersikap protektif
Gelisah
Frekuensi nadi meingkat
Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor
Objektif
Objektif
Subjektif
Objektif
Sendi kaku
Gerakan tidak terkoordinasi
Gerakan terbatas
Fisik lemah
c. Faktor yang berhubungan
Kerusakan integitas struktur tulang
Perubahan metabolisme
Ketidakbugaran fisik
Penurunan kendali otot
Penurunan massa otot
Penurunan kekuatan otot
Keterlambatan perkembangan
Kekakuan sendi
Kontraktur
Malnutrisi
Gangguan musculoskeletal
Gangguan neuromuscular
Indeks masa tubuh diatas persentil ke-75 ssuai usia
Efek agen farmakologis
Program pembatasan gerak
Nyeri
Kurang terpapar informasi tentang aktifitas fisik
Kecemasan
Gangguan kognitif
Keengganan melakukan pergerakan
Gangguan sensoripersepsi
3. Rencana Keperawatan
Diagnosa 1: Nyeri akuberhubungan dengan agen injuri (fisik
musculoskeletal) ditandai dengan mengeluh nyeri
a. Tujuan dan kriteria hasil berdasarkan SLKI
Setelah dikakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil:
Keluhan nyeri: Menurun
Meringis: Menurun
Sikap protektif: Menurun
Gelisah: Menurun
Kesulitan tidur: Menurun
Menarik diri: Menurun
Berfokus pada diri sendiri: Menurun
Diaforesis: Menurun
Perasaan depresi (tertekan): Menurun
Perasaan takut mengalami cedera berulang: Menurun
Anoreksia: Menurun
Perineum terasa tertekan: Menurun
Uterus teraba membulat: Menurun
Ketegangan otot: Menurun
Pupil dilatasi: Menurun
Muntah: Menurun
Mual: Menurun
Frekuensi nadi: Membaik
Pola naps: Membaik
Fungsi berkemih: Membaik
Nafsu makan: Membaik
Pola tidur: Membaik
b. Intervensi keperawatan berdasarkan SIKI
Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Monitor keberhsilan terapi komplementer yang sudah diberikan
Monior efek samping penggunaan analgetik.
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Terapeutik
Edukasi
https://www.academia.edu/38914081/LAPORAN_PENDAHULUAN_lBP
https://www.academia.edu/27325901/ASKEP_Low_Back_Pain
http://repo.stikesperintis.ac.id/128/1/07%20IQBAL%20ARIF.pdf
https://id.scribd.com/document/440695089/Laporan-Pendahuluan-Lbp-Trini
https://www.mitrakeluarga.com/artikel/artikel-kesehatan/low-back-pain
http://repository.unimus.ac.id/2585/5/bab%20II%20tinjauan%20pustaka.pdf
https://flexfreeclinic.com/infokesehatan/detail/28?title=low-back-pain