Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA Tn. “S” DIRUANAN CEMARA DENGAN DIAGNOSA MEDIS LOW BACK PAIN
DI RSUD SAWERIGADING PALOPO

DISUSUN OLEH: NURHALIMA TUSADDIA

NIM: 2021107

RUANGAN: CEMARA

CI LAHAN CI INSTITUSI

……………………….... ……………………………

MAHASISWI

…………………………………......

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN SAWERIGADING PEMDA LUWU

2023
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Pengertian Low Back Pain

Kerusakan punggung dan tulang adalah penyebab ketiga ketidakmampuan individu dalam
bertahun-tahun pekerjaannya. Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh masalah-
masalah musculoskeletal (misalnya perenggangan lumbosakral akut, ligament lumbosakral yang
tidak stabil dan kelemahan otot, osteotitis medulla, stenosis medulla, masalah-masalah diskus
intervertebra, panjang tungkai yang tidak sama. Pasien lansia mungkin mengalami sakit
punggung yang berkaitan dengan fraktur vertebra, osteoporosis atau metastasis tulang. Banyak
kondisi medikal dan psikomatis lain yang menyebabkan nyeri punggung. Obesitas, stress dan
kadang depresi dapat menunjang terjadinya nyeri punggung bawah. Pasien dengan nyeri
punggung bawah kronik mungkin mengalami ketergantung pada alkohol atau analgesik.

Masalah nyeri punggung bawah merupakan sumber data tarik, frustasi dan kadang
menjadi kebingungan pada banyak dokter dan ilmuan untuk mempelajari dan menangani
penyakit ini. Tulang belakang merupakan satu- satunya organ yang terdiri dari tulang-tulang,
sendi-sendi, ligament-ligamen, jaringan lemak, berlapis lapis otot, saraf tepi, ganglion sensoris,
ganglion otonom dan saraf tulang belakang. Struktur tersebut di suplay oleh satu sistem arteri
dan vena yang rumit. Selain itu pergerakan dari tulang belakang itu sendiri sangat kompleks dan
cidera pada tulang belakang dan struktur-struktur tersebut akan menghasilakan pola nyeri yang
unik.

2. Etiologi

Tulang belakang merupakan organ mekanik yang sering digambarkan sebqgai suatu derek
(crane) dengan kemampuan menyangga berat badan, menjaga keseimbangan dan melawan
berbagai tarikan sebagai akibat dari pekerjaan sehari- hari maupun aktivitas rekreasional.
Walaupun tulang belakang memiliki kemampuan yang luar biasa untuk menahan sebagian besar
tekanan mekanis, tulang belakang tidak dapat dipaksa untuk melampaui kemampuannya.
Kekuatan yang melampaui kapasitas jaringan tulang belakang untuk merenggang akan
mengakibatkan cidera atau nyeri. Penyebab dari nyeri punggung masih belum dapat diketahui
dengan jelas dan masih belum dapat dijelaskan dengan detail. Banyak grup peneliti telah
menyerah dalam usaha untuk menjelaskan penyebab dari nyeri punggung bawah dan kemudian
justru menjelaskan beberapa kondisi tanda bahaya (red flag) yang berkaitan dengan gangguan
ini. Kelompok permasalahan yang dapat menyebabkan nyeri punggung adalah sebagi berikut.

1. Berasal dari biomekanis dan destruktif, misalnya kompresi diskus vertebralis, herniasi
diskusvertebralis, cidera torsio dan vibrasi. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat
terlihat pada klien yang memiliki pekerjaan yang membutuhkan kerja mengangkat yang
berat dan berulang pada posisi membungkuk atau pekerjaan mengoprasikan mesin yang
bergetar.
2. Bersifat destruktif, misal infeksi, tumor dan gangguan rematik. Kondisi-kondisi tersebut
dapat memberikan tekanan pada saraf tulang belakang atau akarnya, atau bahkan merubah
struktur dari tulang vertebra.

Pembagian etiologi berdasarkan sistem anatomi :

a. LBP Viserogenik (organ abdomen)


Kelainan berasal dari ginjal, viscera pelvis, omentum minor, tumor
retroperitoneal, fibroid retrouteri
b. LBP Verkulogenik (pembuluh darah)
Aneurisme diabdomen, penyakit vaskuler perifes, insufiensi dari arteri glutea
superior
c. LBP Neuvogenik
Tumor-tumor letaknya ekstradural maupun intradural ekstra medullar sering
menyebabkan LBP oleh karena juga menekan radik.
d. LBP Spondilogenik

Berasal dari :

 Tulang koluma spinalis (trauma, radang, tumor, metabolic dan spondilolistesis)


 Sendi-sendir sakroiliakan
 Jaringan lunak (degenerasi diskus, aptur diskus, penjepitan akar saraf akibat
stenosis spinalis.
e. LBP Psikogenik
Dapat disebabkan oleh keadaan depresi, kecemasan maupun neurosis.
Pembagian lain adalah berdasarkan etiologi :

 LBP Traumatik
 LBP pada unsur miofasial
 LBP akibat trauma pada komponen keras susunan neuromuskuloskeletal
 LBP akibat proses degeneratif yang mencakup
 Spondilosis
 HNP
 Stenosis spinalis
 Oesteoartritis
 LBP akibat penyakit inflamasi yaitu
 Artritis rematoid
 Spondilitis angkilopoetika
 Spondylitis
 LBP akibat gangguan metabolisme, misalnya osteoporosis tulang
 LBP akibat neoplasma
 Tumor myelum
 Retikulosis
 LBP akibat kelainan congenital
 LBP sebagai refered pain
 LBP akibat gangguan sirkulatorik
 LBP oleh karena psikoneurotik

Berkaitan dengan gangguan ini. Kelompok permasalahan yang dapat menyebabkan nyeri
punggung adalah sebagi berikut.

3. Berasal dari biomekanis dan destruktif, misalnya kompresi diskus vertebralis, herniasi
diskusvertebralis, cidera torsio dan vibrasi. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat
terlihat pada klien yang memiliki pekerjaan yang membutuhkan kerja mengangkat yang
berat dan berulang pada posisi membungkuk atau pekerjaan mengoprasikan mesin yang
bergetar.
4. Bersifat destruktif, misal infeksi, tumor dan gangguan rematik. Kondisi-kondisi tersebut
dapat memberikan tekanan pada saraf tulang belakang atau akarnya, atau bahkan merubah
struktur dari tulan g vertebra.
Pembagian etiologi berdasarkan sistem anatomi :
 LBP Viserogenik (organ abdomen)

Kelainan berasal dari ginjal, viscera pelvis, omentum minor, tumor retroperitoneal,
fibroid retrouteri

 LBP Verkulogenik (pembuluh darah)

Aneurisme diabSdomen, penyakit vaskuler perifes, insufiensi dari arteri glutea


superior

 LBP Neuvogenik

Tumor-tumor letaknya ekstradural maupun intradural ekstra medullar sering


menyebabkan LBP oleh karena juga menekan radik.

 LBP Spondilogenik
Berasal dari :
 Tulang koluma spinalis (trauma, radang, tumor, metabolic dan spondilolistesis)
 Sendi-sendir sakroiliakan
 Jaringan lunak (degenerasi diskus, aptur diskus, penjepitan akar saraf akibat
stenosis spinalis.
 LBP Psikogenik
Dapat disebabkan oleh keadaan depresi, kecemasan maupun neurosis.
Pembagian lain adalah berdasarkan etiologi :
 LBP Traumatik
 LBP pada unsur miofasial
 LBP akibat trauma pada komponen keras susunan neuromuskuloskeletal
 LBP akibat proses degeneratif yang mencakup
 Spondilosis
 HNP
 Stenosis spinalis
 Oesteoartritis
 LBP akibat penyakit inflamasi yaitu:
 Artritis rematoid
 Spondilitis angkilopoetika
 Spondylitis
 LBP akibat gangguan metabolisme, misalnya osteoporosis tulang
 LBP akibat neoplasma
 Tumor myelum
 Retikulosis
 LBP akibat kelainan congenital
 LBP sebagai refered pain
 LBP akibat gangguan sirkulatorik
 LBP oleh karena psikoneurotik
3. Patofisiologi

Mekanisme terjadinya nyeri pada Low Back Pain 2 macam :

a. Nyeri Nosiseptif

Bangunan peka nyeri yang terdapat di punggung bawah adalah periosteum, 1/3 bangunan
luar annulus fibroseptor (bagian fibrosa dari diskus intervertebralis) ligamentum kapsula
artikularis, fasia dan otot. Semua bangunan tersebut mengandung nosiseptor yang peka terhadap
berbagai stimulus (mekanik, termal, kimiawi). Bila reseptor dirangsang oleh sebagian stimulus
lokal akan, dijawab dengan pengeluaran sebagai mediator inflamasi dan substansia lainnya yang
menyebabkan timbulnya persepsinyeri, hiperalgesia maupun alodinia yang bertujuan mencegah
pergerakan untuk memungkinkan berlangsung proses penyembuhan. Salah satu mekanisme
untuk mencegah kerusakan yang lebih berat adalah spasme otot yang membatasi pergerakan.
Spasme otot ini menyebabkan iskemia dan sekaligus menyebabkan munculnya titik picu (trigger
points) yang merupakan salah satu kondisi nyeri. Pembungkus syaraf juga, kaya akan nosiseptor
yang merupakan akhiran dari nervi nervorum yang juga berperan sebagai sumber nyeri
nosiseptif inflamasi, terutama nyeri yang dalam dan sulit dilokalisir. Berbagai jenis rangsangan
tadi akan mengantisipasi nosiseptor, langsung menyebabkan nyeri dan sensitisasi menyebabkan
hiperalgesia.

b. Mekanisme Nyeri Neurepatik Pada LBP

Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi
primer pada system syaraf. Nyeri neuropatik yang sering ditemukan pada LBP berupa
penekanan atau jeratan radiks syaraf oleh karena Hernia Nukleus Pulposus (HNP), penyempitan
kanalis spinalis, pembengkaan artikulasio atau jaringan sekitarnya, fraktur mikro (misalnya
penderita osteoporosis), penekanan oleh tumor dan sebagainya.

4. Manifestasi Klinis Low Back Pain

Gambaran klinis LBP adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah, dapat
merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri yang berasal dari daerah
punggung bawah dapat menuju ke daerah lain atau sebaliknya , nyeri yang berasal dari daerah
lain dirasakan di daerah punggung bawah (reffered pain/nyeri yang menjalar). Tanda dan gejala
yang timbul antara lain:

a. Cara berjalan pincang, diseret, kaku (merupakan indikasi untuk pemeriksaan neurologis)
b. Perilaku penderita apakah konsisten dengan keluhan nyerinya (kemungkinan kelainan
psikiatrik)
c. Nyeri yang timbul hampir pada semua pergerakan daerah lumbal (pinggang) sehingga
penderita berjalan sangat hati-hati (kemungkinan infeksi, peradangan, tumor atau patah
tulang

Menurut International Association for the Study of Pain (IASP), yang termasuk dalam
low back pain terdiri dari :

a. Lumbar Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi: superior oleh garis transversal
imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra thorakal terakhir, inferior
oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra
sakralis pertama dan lateral oleh garis vertikal tangensial terhadap batas lateral spina
lumbalis.
b. Sacral Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh garis transversal imajiner
yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra sakralis pertama, inferior oleh garis
transversal imajiner yang melalui sendi sakrokoksigeal posterior dan lateral oleh garis
imajiner melalui spina iliaka superior posterior dan inferior.
c. Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal pain dan 1/3 atas
daerah sacral spinal pain

Selain itu, IASP juga membagi low back pain ke dalam :

 Low Back Pain Akut, telah dirasakan kurang dari 3 bulan.


 Low Back Pain Kronik, telah dirasakan sekurangnya
 Low Back Pain Subakut, telah dirasakan minimal 5-7 minggu, tetapi tidak lebih dari 12
minggu.
5. Pemeriksaan Diagnostik
 Neurofisiologik
 Electromyography (EMG)
 Need EMG dan H-reflex dianjurkan bila dugaan disfungsi radiks lebih dari 3-
4 minggu
 Bila diagnosis radikulapati sudah pasti secara pemeriksaan klinis, pemeriksaan
elektrofisiologik tidak dianjurkan.
 Somatosensory Evoked Potensial (SSEP). Berguna untuk stenosis kanal dan
mielopati spinal.
 Radiologi
 Foto polos.
 Tidak direkomendasikan untuk evaluasi rutin penderita NPB.
 Direkomendasikan untuk menyampingkan adanya kelainan tulang.
 Mielografi, mielo-CT, CT-Scan, Magnetik Resonance Imaging (MRI)
 Diindikasikan untuk mencari penyebab nyeri antara lain tumor, HNP
perlengketan
 Discography tidak direkomendasikan pada NPB oleh karena invasive
 Laboratorium
 Laju endap darah, darah perifer lengkap, C-reactif protein (CRP), faktor
rematoid, fosfatase alkali / asam, kalsium (atas indikasi)
 Urinalisa, berguna untuk penyakit non spesifik seperti infeksi, hematuri
 Likuor serebrospinal (atas indikasi)
6. Penatalaksanaan Low Back Pain
 Penatalaksanaan low back pain akut

Sebagian besar pasien dapat diatasi secara efektif dengan kombinasi dari
pemberian informasi, saran, analgesia, dan jaminan yang tepat. Pasien juga harus
disemangati untuk segera kembali bekerja. Penjelasan dan saran dapat juga dalam bentuk
tertulis. Kronisitas low back pain dapat dihindari dengan : memperhatikan aspek
psikologis gejala yang ada, menghindari pemeriksaan yang tidak perlu dan berlebihan,
menghindari penatalaksanaan yang tidak konsisten, serta memberikan saran untuk
mencegah rekurensi (menghindari pengangkatan beban yang berat).

a. Penatalaksanaan Low Back Pain Kronik yang menyebabkan Disabilitas


Penelitian telah menunjukkan bahwa pengaruh terpenting dalam perkembangan
kronisitas adalah psikologikal dibandingkan dengan biomekanikal. Faktor-faktor
psikologis yang dimaksud adalah distress berat, kesalahpahaman tentang nyeri
dan implikasinya, serta penghindaran aktivitas karena takut membuat rasa nyeri
bertambah parah.

b. Penatalaksanaan Low Back Pain Non Spesifik

 Aktivitas: lakukan aktivitas normal. Penting untuk melanjutkan kerja seperti biasanya.
 Tirah baring: tidak dianjurkan sebagai terapi, tetapi pada beberapa kasus dapat
dilakukan tirah baring 2-3 hari pertama untuk mengurangi nyeri.
 Medikasi: obat anti-nyeri diberikan dengan interval biasa dan digunakan hanya jika
diperlukan. Mulai dengan parasetamol atau NSAID. Jika tidak ada perbaikan, coba
campuran parasetamol dengan opioid. Pertimbangkan tambahan muscle relaxant tetapi
hanya untuk jangka pendek, mengingat bahaya ketergantungan.
 Olahraga : harus dievaluasi lebih lanjut jika pasien tidak kembali ke aktivitas sehari-
harinya dalam 4-6 minggu.
 Manipulasi: dipertimbangkan untuk kasuskasus yang membutuhkan obat penghilang
nyeri ekstra dan belum dapat kembali bekerja dalam 1-2 minggu. Terapi dan intervensi
lain: belum ada penelitian mengenai terapi dengan traksi, termis ultrasound, akupuntur,
sabuk penyangga, ataupun pijatan.

c. Penatalaksanaan Low Back Pain dengan Nerve Root Affection

 Aktivitas: pasien didorong melakukan beragam aktivitas walaupun punggung/tungkai


bawahnya nyeri.
 Tirah baring: mungkin dibutuhkan untuk menghilangkan nyeri.
 Medikasi: obat anti nyeri diberikan dengan interval biasa dan digunakan hanya jika
diperlukan. Mulai dengan parasetamol atau dikombinasikan dengan opioid.
Pertimbangkan tambahan relaksan otot tetapi hanya untuk jangka pendek, mengingat
bahaya ketergantungan.
 Olah raga: jika pasien menjadi pasif, olah raga ringan mungkin berguna.
 Operasi: dilakukan pada kasus dengan tandatanda neurologis progresif/kauda ekuina
dan pengurangan nyeri yang tidak memuaskan setelah 6-12 minggu, mungkin dengan
episode nyeri yang tidak tertahankan sebelumnya.
 Terapi dan intervensi lain: tidak terdapat penelitian mengenai terapi dengan traksi atau
manipulasi yang dianjurkan.
A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riawayat keperawatan
 Keluhan utama: Nyeri pinggang bawah belakang + BAB tidak lancar
 Riwayat kesehatan sekarang: Nyeri punggung bawah
 Riwayat penyakit dahulu: Awalnya nyeri pinggang bawah setelah 5 hari nyeri
tidak hilang”
 Riwayat penyakit keluarga: Tidak ada
b. Pemeriksaan Fisik
 Sistem Respirasi
 Jalan nafas: Bersih
 Irama: Teratur
 Kedalaman: Normal
 Pola Nafas: Normal
 Batuk: Tidak
 Sputum: Tidak ada
 Clubbing Finger: Tidak
 Trakea: Tidak
 Pembesaran kelenjar getah bening/massa: Tidak
 JVP:……………..CmH2O
 Otot bantu Nafas: Tidak
 Krepitasi: Tidak
 Bentuk dada: barrel chest
 Ekspansi dada: Simetris
 Penggunaan otot-otot bantu pernafasan: Tidak
 Jejas/ Trauma: Tidak
 Massa: Tidak
 Krepitasi: Tidak
 Perkusi dada: Sonor
 Auskultasi: Vesikuler
 Sistem Kardiovaskuler
 Sianosis: Tidak ada
 Pucat : Tidak ada
 Akral: Hangat
 Irama Jantung: Teratur
 Distensi Vena Jugularis: Tidak
 Gastrointestinal
 Mulut: Mukosa lembab/kering
 Pembatasan makanan: Tidak ada
 Gigi palsu: Tidak
 Mual: Tidak
 Asites: Tidak ada
 Sklera Ikterus: Tidak
 Neurosensori:
 Pendengaran: Normal
 Penglihatan: Normal
 Pupil Isokor: Tidak
 Eliminasi
 Defekasi: Via anus
 Urin: Spontan
 Palfebra Edema: Tidak
 Mata cekung: Tidak
 Obstetri dan Ginekologi: Tidak
 Kulit dan Kelamin
 Warna kulit: Normal
 Turgor kulit: Elastis
 Risiko dekubitus: Tidak
 Lokasi luka/ lesi lain: Tidak
 Extremitas
 Kesulitan dalam prgerakan: Ya
 Keadaan tonus oto: Baik
 Edema kaki/ tungkai: Tidak

DATA FOKUS:

DS: Pasien masih dengan keluhan nyeri punggung bawah belakang dengan waktu
lama, namun beberapa minggu terakhir nyeri dirasakan terus BAK & BAB normal.

DO: KU Lemah, mata anemis.

c. Pemeriksaan Penunjang
 Ekg (sing, regular)
 Radiologi (Foto tunbosoetil)
 Laboratorium( De, urine eurin)
2. Diagnosa keperawatan
 Diagnosa 1 (SDKI): Nyeri akuberhubungan dengan agen injuri (fisik
musculoskeletal) ditandai dengan mengeluh nyeri
a. Definisi

Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan –


jaringan aktul atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan
hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.

b. Data mayor dan minor


 Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif

 Menegeluh nyeri

Objektif

 Tampak meringis
 Bersikap protektif
 Gelisah
 Frekuensi nadi meingkat
 Sulit tidur
 Gejala dan Tanda Minor

Subjektif (Tidak tersedia)

Objektif

 Tekanan darah meningkat


 Pola napas berubah
 Nafsu makan berubah
 Proses berfikir terganggu
 Menarik diri
 Berfokus pada diri sendiri
 Diaforesis
c. Faktor yang berhubungan
 Agen pencedera fisiologis inflames (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
 Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan)
 Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar terpotong,
mengangkar berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
 Diagnosa 2 (SDKI): Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan nyeri
ditandai dengan nyeri saat bergerak
a. Definisi
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri
b. Data Mayor dan Minor
 Gejala dan tanda mayor
Subjektif
 Mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas

Objektif

 Kekuatan otot menurun


 Rentanng gerak (ROM) menurun
 Gejala dan tanda minor

Subjektif

 Nyeri saat bergerak


 Enggan melakukan pergerakan
 Merasa cemas saat bergerak

Objektif

 Sendi kaku
 Gerakan tidak terkoordinasi
 Gerakan terbatas
 Fisik lemah
c. Faktor yang berhubungan
 Kerusakan integitas struktur tulang
 Perubahan metabolisme
 Ketidakbugaran fisik
 Penurunan kendali otot
 Penurunan massa otot
 Penurunan kekuatan otot
 Keterlambatan perkembangan
 Kekakuan sendi
 Kontraktur
 Malnutrisi
 Gangguan musculoskeletal
 Gangguan neuromuscular
 Indeks masa tubuh diatas persentil ke-75 ssuai usia
 Efek agen farmakologis
 Program pembatasan gerak
 Nyeri
 Kurang terpapar informasi tentang aktifitas fisik
 Kecemasan
 Gangguan kognitif
 Keengganan melakukan pergerakan
 Gangguan sensoripersepsi
3. Rencana Keperawatan
 Diagnosa 1: Nyeri akuberhubungan dengan agen injuri (fisik
musculoskeletal) ditandai dengan mengeluh nyeri
a. Tujuan dan kriteria hasil berdasarkan SLKI
Setelah dikakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil:
 Keluhan nyeri: Menurun
 Meringis: Menurun
 Sikap protektif: Menurun
 Gelisah: Menurun
 Kesulitan tidur: Menurun
 Menarik diri: Menurun
 Berfokus pada diri sendiri: Menurun
 Diaforesis: Menurun
 Perasaan depresi (tertekan): Menurun
 Perasaan takut mengalami cedera berulang: Menurun
 Anoreksia: Menurun
 Perineum terasa tertekan: Menurun
 Uterus teraba membulat: Menurun
 Ketegangan otot: Menurun
 Pupil dilatasi: Menurun
 Muntah: Menurun
 Mual: Menurun
 Frekuensi nadi: Membaik
 Pola naps: Membaik
 Fungsi berkemih: Membaik
 Nafsu makan: Membaik
 Pola tidur: Membaik
b. Intervensi keperawatan berdasarkan SIKI
Observasi
 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respon nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
 Monitor keberhsilan terapi komplementer yang sudah diberikan
 Monior efek samping penggunaan analgetik.

Terapeutik

 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis:


TENS hypnosis, akupresue, terapi music, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, teraoi
bermain)
 Kontrol lingkungan yang memperbuat rasa nyeri (mis: suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategimeredakan nyeri.

Edukasi

 Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri


 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik non far farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.


 Diagnosa 2: Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan nyeri
ditandai dengan nyeri saat bergerak
a. Tujuan dan kriteria hasil berdasarkan SLKI
 Pergerakan eksremitas: Meningkat
 Kekuatan otot: Menigkat
 Rentang gerak (ROM): Meningkat
 Nyeri: Menurun
 Kecemasan: Menurun
 Kaku sendi: Menurun
 Gerakan tidak terkoordinasi: Menurun
 Gerakan terbatas: Menurun
 Kelemahan fisik: Menurun
b. Intervensi keperawatan berdasarkan SIKI
Observasi
 Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
 Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
 Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai ambulasi
 Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi

Terapeutik

 Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis. Tongkat, kruk)


 Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
 Liatkan keluarga untuk membantu pasen dalam meningkatkan ambulasi

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi


 Anjurka melakukan ambulasi dini
 Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis. Berjalan dari
tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi,
berjalan sesuai toleransi)
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/38914081/LAPORAN_PENDAHULUAN_lBP

https://www.academia.edu/27325901/ASKEP_Low_Back_Pain

http://repo.stikesperintis.ac.id/128/1/07%20IQBAL%20ARIF.pdf

https://id.scribd.com/document/440695089/Laporan-Pendahuluan-Lbp-Trini

https://www.mitrakeluarga.com/artikel/artikel-kesehatan/low-back-pain

http://repository.unimus.ac.id/2585/5/bab%20II%20tinjauan%20pustaka.pdf

https://flexfreeclinic.com/infokesehatan/detail/28?title=low-back-pain

Anda mungkin juga menyukai