Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu penyakit yang termasuk masalah kesehatan masyarakat
umum adalah gastroenteritis. Hal ini dibuktikan pada negara berkembang,
banyak terjadi penyakit infeksi gastroenteritis, terutama di negara Asia, Afrika
dan Amerika menunjukan bahwa gastroenteritis merupakan penyebab utama
dan rata-rata pada anak dan dewasa (Hidayat, 2006).
Diare akut masih merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan
mortalitas anak-anak di beberapa negara berkembang, setiap tahun
diperkirakan lebih dari satu milyar kasus diare di dunia dengan 3,3 juta kasus
kematian sebagai akibatnya (Soegijanto, 2010).

Penyakit diare lebih banyak memakan korban balita, hal ini disebabkan balita
hanya terdapat air dan daging, sehingga bila terjadi dehidrasi sangat mudah sekali
terkena diare, sementara orang dewasa terdiri dari daging, lemak, air dan lainnya,
sehingga angka kematian akibat diare lebih sedikit.

Dari 12 juta yang terkena diare, sebanyak 420 ribu meninggal akibat diare,
55,7 persen diantaranya balita (Soegijanto, 2010). Berbagai faktor memepengaruhi
angka kejadian ini, diantaranya factor lingkungan, gizi, kependudukan, pendidikan,
keadaan sosial ekonomi, dan perilaku masyarakat. Faktor lingkungan seperti
kebersihan lingkungan dan perseorangan seperti kebersihan puting susu, kebersihan
botol susu dan dot susu, maupun kebersihan air yang digunakan untuk mengolah susu
dan makanan.
Penyakit gastroenteritis mempunyai gambaran penting yaitu diare dan
muntah, akibatnya klien akan kehilangan besar air dan elektrolit terutama natrium dan

1
kalium yang akhirnya menimbulkan asidosis metabolik. Disamping itu menyebabkan
klien kekurangan cairan atau dehidrasi, keadaan kekurangan cairan ini akibat tidak
segara diatasi akan menyebabkan shock hipovolemik, maka akibatnya jika pada anak
terjadi dehidrasi akan menyebabkan kematian, dimana 80% bagian dari tubuh anak
terdiri dari cairan. Jika pada anak terjadi dehidrasi dapat dilakukann perawatan antara
lain yaitu beri larutan oralit atau penggantinya (misal LGG), beri makanan lunak dan
mudah dicerna, beri cairan rumah tangga (kuah sayur dan air tajin), bawa 3 penderita
ke pelayanan kesehatan (Soegijanto, 2010

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Gastro Enteritis Akut?
2. Apa penyebab dari Gastro Enteritis Akut?
3. Bagaimana penatalaksanaan Gastro Enteritis Akut?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Gastro Enteritis Akut
2. Untuk mengetahui penyebab Gastro Enteritis Akut
3. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan Gastr Enteritis Akut

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Beberapa pengertian gastroenteritis :
1. Gastroenteritis adalah buang air besar ( defekasi) dengan tinja
terbentuk cairan atau setengah cairan,dengan demikian kandungan air
pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali
defekasi (Hendarwanto,1999).
2. Menurut WHO 1980 (gastroenteritis adalah buang air besar encer atau
cair lebih dari 3x sehari
3. Gastroenteritis adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x
pada bayi dan lebih dari 3x pada anak dengan konsitensi feses
encer,dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lender dan darah
(Mastiah,1997).
B. Penyebab
1. Factor infeksi
a. Infeksi enternal
Infeksi saluran pencernaa yang merupaka penyebab utama gastroenteritis
meliputi
*. infeksi bakteri
(Vibrio,E.coli,Salmonella,Shigella,Campeylobacter,Yersinia,Aeromonas,
Dll)
*. Infeksi virus (Enterovirus,Agenovirus,Rotavirus,Astrovirus,Dll)
*. Infeksi parasit (E.Haystolyticar,G.Lamblia,T.Hominis) dan jamur
(C.Albicans).

3
b. Infeksi parental: merupakan infeksi di luar system pencernaan yang dapat
menimbulkan gastroenteritis seperti; otitis media akut, tonsillitis,
bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.

2. Faktor Malarbsobsi

Malarbsobsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan


sukrosa) monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Intoleransi laktosa merupakan penyebab gastroenteritis yang terpenting pada
bayi dan anak. Di samping itudapat pula terjadi malarbsobsi lemak dan
protein.

3.Faktor Makanan

Gastroenteritis dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan


alergi, terhadap jenis makanan tertentu.

4.Faktor Psikologis

Gastroenteritis dapat terjadi karena factor psikologis (rasa takut dan cemas).

C. Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya gastroenteritisialah:

1. Gangguan Osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat di serap akan menyebabkan
tekanan osmotic dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air
dan elektrolit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul gastroenteritis.
2. Gangguan sekresi

4
Akibat rangsangan tertentu misalnya toksin pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya
timbul gastroenteritis karna peningkatan isilumen usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatanusus untuk
menyerap makanan sehingga timbul gastroenteritis. Sebaliknya bila peristaltic
usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya
dapat timbul gastroenteritis pula.

D. Tanda dan Gejala

a. Diare

b. Muntah

c. Demam

d. Nyeri abdomen

e. Membrane mukosa mulut dan bibir kering

f. Fontanel cekung

h. Tidak nafsu makan

i. Badan terasa lemas

E. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium

a. Pemeriksaan tinja

b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dan PH, keseimbangan,


analisa gas darah astrup bila memungkinkan.

5
c. Pemeriksaan kadar umum untuk mengetahui fungsi ginjal

2. Pemeriksaan elektrolit

Mengetahui jasad renik atau parasit secara kuantitatif, terutama di lakukan pada
pasien gastroenteritis kronik

F. Penatalaksanaan

Prinsip Penatalaksanaan

Penatalaksanaan gastroenteritis akut karena infeksi pada orang dewasa terdiri


atas:

1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.


2. Tata kerja terarah untuk mengidentifikasi penyebab infeksi.
3. Memberikan terapi simtomatik.
4. Memberikan terapi definitif.

Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi

Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang
cepat dan akurat, yaitu :

a. Jenis cairan yang hendak digunakan.


Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena tersedia
cukup banyak di pasaran meskipun jumlah kaliumnya rendah bila dibandingkan
dengan kadar kalium tinja. Bila RL tidak tersedia dapat diberikan NaCl isotonik
(0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1 ampul Nabik 7,5% 50 ml pada
setiap 1 liter NaCl isotonik. Pada keadaan gastroenteritis akut awal yang ringan
dapat diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala
akibatnya.

6
b. Jumlah cairan yang hendak diberikan.
Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberika harus sesuai
dengan cairan yang keluar dari badan. Jumlah kehilangan cairan dari badan
dapat dihitung dengan cara atau rumus :
- Mengukur BJ Plasma
- Metode Pierce

Berdasarkan keadaan kliis, yakni :

 Gastroenteritis ringan, kebutuhan cairan = 5%x kg BB


 Gastroenteritis sedang, kebutuhan caian = 8%x kg BB
 Gastroenteritis berat, kebutuhan cairan =10%x kg BB
- Metode Daldiyono
Berdasarkan scoring keadaan klinis sebagai berikut:
 Rasa haus atau muntah = 1
 BP sistolik 60-90 mmHg = 1
 BP sistolik <60-90 mmHg = 2
 Frekuensi nadi >120x/menit = 1
 Kesadaran apatis = 1
 Kesadaran somnolen atau sopor atau koma = 2
 Frekuensi nafas >30x/menit = 1
 Facies cholerica = 2
 Vox cholerica = 2
 Turgor kulit menurun = 1
 Fasher women hand = 1
 Ekstermitas dingi = 1
 Sianosis = 2
 Usia 50-60 th = 1

7
 Usia > 50 th = 1

Kebutuhan cairan =

Skor x 10% x kg BB x 1 liter

Jalan masuk atau cara pemberian cairan


Rute pemberian cairan pada orang dewasa meliputi oral dan intravena. Larutan
oralit dengan komposisi berkisar 29 g glukosa, 3,5 g NaCl, 2,5 g NaBik dan 1,5
g KClstiap liternya di berikan per oral pada gastreoenteritis ringan sebagai
upaya pertaa dan juga setelah rehidrasi inisial untk mempertahankan hidrasi.

d. Jadwal pemberian cairan


Jadwal rehidrasi inisial yang di hitung berdasarkan BJ plasma atau
sistem dalam waktu 2 jam dengan tujuan untuk mencapai rehidrasi optimal
secepat mungkin. Jadwal pemberian cairan tahap ke dua yakni untuk jam ke-3
di dasarkan pada kehilangan cairan selama 2 jam fase inisial sebelumnya.
Dengan demikian, rehidrasidi harapkan lengkap pada akhir jam ke-3.

8
BAB III

TINJAUAN KASUS

Gambaran pasien

a. Identitas
Nama : Ny “P”

Umur : 65 tahun

Suku / bangsa : jawa / indonesia

Pendidikan :-

Pekerjaan :-

Alamat : Kopak kulon, tawangsari, pengasih

b. Keluhan utama
Pasien mengeluh diare sejak 2 hari yang lalu lebih dari 10 kali, muntah-
muntah, lemas, napsu makan berkurang
c. Alasan masuk Rumah Sakit
Karena pasien lemas sehingga segera dibawa ke Rumah Sakit
d. Diagnose medis
GEA (Gastro Enteritis Akut)
e. Indikasi tindakan
- Terpasang infus RL 20 tpm di sebelah lengan kanan
- Ranitidine 1A/12j
- Ondansetron 1A/12j

9
- Arkapek
-
f. Pemeriksaan penunjang
- Laboraturium tanggal 08 Juli 2015

Nama test Hasil Unit Nilai Normal


FESES
Konsistensi Kental Lembek
Lendir Negatif Negatif
Nanah Negatif Negatif
MIKROSKOPIS
Darah Negatif Negatif
Eritrosit 0-2 /lpb <2
Leukosit 1-5 /lpb <6
Telur cacing Negatif Negatif
Lemak Negatif Negatif
Amilum tinja Negatif Negatif

10
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Gastro Enteritis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB dimana
frekuensinya lebih dari 3 kali sehari dan bnayaknya lebih dari 200-250 gram.

Etiologi terdiri dari 3 faktor infeksi yaitu

a. Infeksi internal
b. Bakteri penyebab gastro enteritis dibagi dalam 2 golongan besar, ialah bakteri
non invasive dan bakteri invasive
c. Infeksi parenteral

Gejala klinik pasien dengan diare akibat infeksi sering mengalami nausea,
muntah, nyeri perut sampai kejang perut, turgor kulit menurun, demam dan diare
terjadi renjatan hipovolemik. Tes diagnostic sangat diperlukan untuk pengkajian
penyakit diare.

Dasar pengobatan diare adalah :

a. Pemberian cairan melipti jenis cairan, cara memberikan dan jumlah cairan.
b. Dietetic
c. Obat-obatan

11
DAFTAR PUSTAKA

Caine, Randy Marion, 1987, Nursing Care Planning Guides For Adult,
USABaltiminore: William & Wilkins.

Junaidi, Purnawan, 1982, Kapita Slekta Kedokteran, Jakarta: Media


Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Price, Sylvia Anderson, 1985, Pathofisiologi Konsep Klinik Proses-proses


Penyakit, Jakarta: EGC

Soeparman, 1990, Ilmu penyakit dalam jilid II, Jakarta: Balai penerbit fakultas
kedokteran UniversitasIndonesia.

12

Anda mungkin juga menyukai