Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

“Tumor Tyroid”

Oleh:

Lily Triwahyuni S.Kep

2314901038

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( Ns. Hidayatul Rahmi S.kep M.kep) (Ns. Rahma Dian Fajri, S.Kep)

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG

T.A 2023/2024
LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Defenisi
Kanker tiroid adalah suatu keganasan pada tiroid yang memiliki ( tipe yaitu) Papil
er, folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kele
njar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar. Sebagian besar
nodul bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan. Kanker tiroid sering kali m
embatasi kemampuan menyerap yodium dan membatasi kemampuan menghasilkan horm
one tiroid, tetapi kadang menghasilkan cukup banyak hormone tiroid sehingga terjadi hipe
rtiroidisme.
Kanker tiroid adalah penyakit kelenjar tiroid yang ada dibagian depan leher sedikit
dibawah laring berbentuk kupu – kupu. Biasanya kanker tiroid ini tergolong umor dengan
pertumbuhan dan perjalanan penyakit yang lambat, disertai dengan morbiditas dan mortali
tas yang rendah (Basuki, 2019).
Kanker tiroid adalah jenis kanker yang menyerang kelenjar tiroid.Kelenjar tiroid te
rletak di bagian depan leher kanan atau kiri, di bawah tulang rawan tiroid. Pada kebanyak
an orang, kelenjar tiroid tidak melihat atau merasakan. Kelenjar tiroid tersebut memiliki b
entuk menyerupai kupu-kupu, dengan 2 lobus yaitu lobus kanan dan kiri yang dihubungka
n oleh bagian sempit kelenjar yang disebut isthmus(American Cancer Society 2021).
B. Etiologi
Hal yang dapat mendasari tiroid adalah dari sel – sel tiroid yang heterogen dalam s
uatu kelenjar tiroid pada setiap individu. Suatu kelenjar tiroid yang normal , sensivitasi sel
– sel dalam folikel yang sama terhadap stimulus TSH dan faktor penumbuhan lainya yang
sangat bervariasi. Sel – sel folikel dengan daya replikasi yang tinggi ini tidak tersebar mer
ata dalam satu kelenjar tiroid sehingga akan tumbuh nodul lainya. Penyinaaran (radiasi io
n) pada daerah keala, leher, dada bagian atas terutama anak-anak yang pernah mendapat t
erapi radiasi dileher dan mediastinum (Basuki, 2019).
Menurut (American Cancer Society 2021) Kanker Tiroid dapat terjadijuga karena
faktor genetik. Penemuan penyebab genetik kanker tiroid meduler familial (diwariskan) se
karang memungkinkan untuk mengidentifikasi anggota keluarga yang membawa gen RET
abnormal dan mengangkat kelenjar tiroid untuk mencegah perkembangan kanker di sana.
Memahami gen abnormal yang menyebabkan kanker tiroid sporadis (non-herediter) juga
mengarah pada pengobatan yang lebih baik.
C. Klasifikasi
1. Karsinoma papilar
Merupakan jenis keganasan tiroid berdiferensiasi baik dan paling seringditemukan
(60%). Merupakan karsinoma yang bersifat kronik, tumbuh lambat danmempunya
i prognosis paling baik diantara keganasan tiroid lainnya.

2. Karsinoma folikular
Adenokarsinoma meliputi sekitar 25% keganasan tiroid dan didapat terutama pada
wanita setengah baya. Merupakan jenis kedua kanker tiroid paling umum,merupak
an 5-10 persen dari karsinoma tiroid dan sekitar 15 persen dari karsinomatiroid ber
deferensiasi baik. Lebih agresif (ganas) dari karsinoma papiler, danterjadi lebih ser
ing pada wanita daripada pria dengan rasio tiga banding satu.Puncaknya onset adal
ah pada usia 50 tahun. Biasanya tidak menyebar ke kelenjargetah bening, tetapi da
pat menyerang vena dan arteri, dan kemudian dapatmenyebar (metastasis) ke lain
organ. Paling sering metastasis ke paru-paru,tulang, otak, hati, kandung kemih, da
n kulit. Kanker ini jarang terjadi padaindividu yang telah terpapar radiasi dan lebih
jarang terjadi pada anak-anak.Muncul dari sel-sel yang membuat hormon tiroid. S
urvival rate tergantung pada ukuran tumor dan apakah telah menginvasi pembuluh
darah, kelangsungan hidup10 tahun untuk tumor yang non invasif 86 persen dan u
ntuk yang invasif 44 persen
3. Karsinoma medular
Meliputi 5-10% keganasan tiroid dari sel parafolikuler, atau sel C yangmemprodu
ksi tirokalsitonin. Tumor berbatas tegas dan keras pada perabaan.Tumor ini teruta
ma ditemukan pada usia di atas 40 tahun, tetapi juga ditemukan pada usia yang leb
ih muda bahkan pada anak-anak dan biasanya disertai gangguanendokrin lainnya.
4. Karsinoma tidak terdiferensiasi (anaplastik)
Jarang ditemukan dibandingkan dengan karsinoma ang berdiferensiasi baik.Tumor
ini sangat ganas, terutama terdapat pada usia tua dan lebih banyak padawanita. Se
bagian tumor terjadi pada struma nodosa yang kemudian membesar
D. Manifestasi Klinik
Beberapa penderita tiroid biasanya tidak mempunyai gejala sama sekali. Jika tiroid
cukup besar dapat menekan area trakea yang mengakibatkan gangguan pada respirasi dan
juga esofhagus tertekan sehingga terjadi gangguan menelan. Peningkatan seperti ini jantu
ng menjadi berdebar – debar, gelisah, berkeringat, tidak tahan cuaca dingin, dan kelelahan.
Beberapa diantaranya mengeluh adanya gangguan menelan, gangguan pernafasan, rasa ti
dak nyaman di area leher, dan suara yang serak. Pada pemeriksaan ini dapat dibedakan da
lam beberapa hal :
a. Jumlah nodul satu atau lebih dari satu
b. Konsistensi : lunak, kistik, keras atau sangat keras
c. Nyeri pada penekanan: ada atau tidak
d. Perlekatan dengan sekitarnya : ada atau tidak ada
e. Pembesaran kelenjar getah bening di sekitar tiroid (Basuki, 2019).

E. Patofisiologi
Yodium merupakan bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan hor
mone tiroid. Bahan yang mengandung yodium diserap oleh usus, masuk kedalam sirkulasi
darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tiroid. Dalam kelenjar yodium dioksida
menjadi bentuk yang akif yang distimulasikan oleh Tiroid Stiulating Hormon kemudian di
satukan menjadi molekul tiroksin yang terjadi pada fase sel koloid. Senyawa yang terbent
uk dalam molekul di yodotironin membentuk tiroksin, dan molekul triiodotironin. Tiroksi
n menunjukan pengaturan umpan balik negatif dari seksesi TSH dan bekerja langsung pad
a tirotropihypofisis, sedangkan triiodotiroin merupakan hormon metabolik yang tidak akti
f.
Akibat dari kekurangan yodium maka tidak terjadi peningkatan pembentukan tirok
sin dan triiodotironin, ukuran folikel menjadi lebih besar dan kelenjar tiroid dapat bertamb
ah berat sekitar 300-500 gram. Beberapa obat dan keadaan dapat mempengaruhi sintesis,
pelepasan dan metabolism tiroid sekaligus dapat menghambat sintesis tiroksin dan melalu
i rangsangan umpan balik negatifmeningkatkan pelepasan TSH oleh kelenjar hipofisis. Ke
adaan ini bisa menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid .
Biasanya tiroid mulai membesar pada usia muda dan berkembang menjadi multino
dular pada saat dewasa. Karena pertumbuhan dapat berangsur angsur, tiroid dapat menjadi
besar tanpa gejala kecuali benjolan di leher. Sebagian besar penderita dapat hidup dengan
strumanya tanpa ada keluhan. Walaupansebagian tidak mengganggu pernafasan karena m
enonjol kebagian depan, sebagian lain dapat menyebabkan penyempitan trakea bila pemb
esaranya bilateral (Basuki, 2019)
F. Kriteria Diagnosis
1. Merasakan nyeri pada leher dan tenggorokan
2. Batuk yang sulit berhenti
3. Sulit menelan dan bernafas
4. Suara menjadi serak dan tidak membaik dalam waktu lama
5. Pembengkakan kelanjer getah bening di leher
G. Pathway

Sumber : (indra hermawan 2019.)


H. Pencegahan
1. Melakukan pemeriksaan rutin, erutama bagi yang berisiko terkena kanker tiroid ak
ibat riwayat keluarga atau pernah terpapar radiasi
2. Mendapatakan penanganan yang tepat untuk penyakit tiroid
3. Menjaga pola makan sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang
4. Menjaga berat badan ideal
I. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Penatalaksanaan konservatif
1) Pemberian tiroksin dan obat anti tiroid
Tiroksin biasanya digunakan untuk menurunkan ukuran struma dan selama ini bis
a diyakini bahwa pertumbuhan sel kanker tiroid dapat dipengaruhi oleh hormone
TSH. Oleh itu untuk menekankan TSH dapat diberikan hormone tiroksin ( T4 ) ini
juga bisa diberikan untuk mengatasi hipotiroidisme yang dapat terjadi sesudah mel
akukan operasi pengangkatan kelenjar tiroid. Obat anti tiroid yang dapat digunaka
n biasanya adalah propiltiourasil dan metimasol/karbimasol.
2) Terapi yodium radioaktif
Yodium radioaktif dapat memberikan radiasi dengan dosis yang sangat tinggi pada
kelenjar tiroid sehingga bisa menghasilkan ablasi pada jaringan. Pasien yang tidak
mau di operasi pemberian yodium radioaktif bisa dapat mengurangi gondok antara
50 %. Yodium radiaktif biasanya berkumpul dalam kelenjar tiroid lainya sehingga
sehingga dapat memperkecil penyinaran terhadap jaringan yang lain.
b. Penatalaksanaan Operatif
1) Tiroidektomi
Pada struma yang besar dapat melakukan tindakan operasi apabila terjadi pengoba
tan yang gagal, dapat terjadi gangguan misalnya penekanan pada organ sekitarnya.
Indikasi yang ganas pasti dapat dicurigai.Tindakan yang dilakukan pembedahan in
i untuk mengangkat kelenjar tiroid adalah tiroidektomi.
2) L – tiroksin
Biasanya preparat digunakan apabila terdapat nodul yang hangat, kemudian dilaku
kan pemeriksaan ulang pada tiroid. Apabila nodul mengecil biasanya terpi dilanjut
kan apabila tidak mengecil ataupun membesar bisa dilakukan operasi.
3) Biopsy aspirasi jarum halus Dapat dilakukan pada penderita kista tiroid sehingga k
urang dari 100mm.
4) Vries coupe merupakan pemeriksaan pada jaringan untuk dapat mengetahui apaka
h ada keganasan atau tidak pada sel ataupun pada jaringan, untuk dapat melihat ha
silnya dan lama waktu pada pemeriksaanya bisa dapat diketahui pada hari itu juga
(Rahmayani & Hidayat, 2015).
J. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas klien
Identitas klien seperti nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, alamat, agama, peker
jaan, suku bangsa, tanggal, dan jam masuk rumah sakit dan diagnosa medis. Biasa
nya orang yang rentang mengalami tiroid adalah perempuan karena hormone pere
mpuan berbeda dibandingkan dengan pria. Biasanya pengidap tiroid umumnya leb
ih muda dibandingkan dengan yang lebih tua dan juga kebutuhan yodium tubuh ja
rang terpenuhi.
2. Keluhan umum
Pada pasien tiroid biasanya mengeluh terdapat pembesaran pada leher dan juga me
ngalami nyeri yang dirasakan oleh pasien, sehingga mengalami kesulitan untuk me
nelan dan bernafas. Untuk mengetahui nyeri biasanya dikaji menggunakan PQRS
T antara lain:
a. Provokatif atau paliatif
Apakah ada yang menyebabkan nyeri, apakah nyeri dapat berkurang apabila kl
ien beristirahat, apakah nyeri yang dirasakan bertambah sakit jika melakukan a
ktivitas, aktivitas mana yang dapat menjadikan nyeri bertambah.
b. Quality Of Pain
Seperti apa nyeri yang dapat dirasakan oleh klien, apakah seperti tertusuk-tusu
k
c. Region
Dimana saja lokasi nyeri yang harus bisa ditunjukan dengan tepat oleh klien, a
pakah rasa sakit yang dialami bisa berkurang, dan dimana rasa sakit itu terjadi
d. Severity
Seberapa hebat nyeri yang dapat dirasakan oleh klien, berdasarkan skala nyeri/
gradasi dan bisa menjelaskan seberapa hebat nyeri dapa menggangu fungsinya
e. Time
Berapa lama nyeri dapat berlangsug, kapan, apakah bertambah buruk atau bert
ambah baik pada malam hari maupun siang hari.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit sekarang
Keluhan yang dirasakan biasanya terasa berat di leher. Ketika menelan trakea
bisa naik untuk menutupi laring dan epiglottis sehingga mengakibatkan terasa
berat karena dapat terfikasi pada trakea.Biasanya pembesaran tiroid itu didahul
ui oleh pembesaran pada nodul pada leher yang semakin membesar sehingga b
isa mengakibatkan terganggunya pada pernafasan karena yang terjadi penekan
an trakea esophagus perlu dilakukan operasi.
b. Riwayat penyakit dahulu
Sebelumnya perlu ditanyakan terlebih dahulu yang berhubungan dengan penya
kit godok, apakah sebelumnya pernah menderita penyakit gondok atau tidak.
Kalau pernah perlu dikaji alasan masuk rumah sakit dan kapan itu terjadi, terus
klien dapat dirawat dirumah sakit berapa kali, kapan waktu kejadiannya.Juga p
erlu memperoleh informasi tentang penggunaan obat – obatan saat sekarang m
aupun di masa lalu. Penggunaan obat – obatan ini biasanya diperoleh dari dokt
er atau petugas kesehatan maupun yang di peroleh secra bebas.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klie
n saat ini atau yang berhubungan secara langsung dengan gangguan hormonial
seperti: Obesitas, Dm, gangguan pertumbuhan dan perkembangan, kelainan pa
da kelenjar tiroid. Dalam mengidentifikasi yang di dapatkan ini tentunya pera
wat bisa menjelaskan informasi yang ingin diketehaui oleh keluarga dan bahas
a yang digunakan sederhana dan dapat dimengerti oleh klien/keluarga.
K. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan me
tabolisme
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan metabolisme
c. Resiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan metaboli
sme
L. Intervensi Keperawatan

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutu Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam keseimba Mandiri :
han berhubungan dengan gangguan metabolis ngan nutrisi kembali normal dengan kriteria hasil :
- Hindari makanan yang dapat meningkatkan peristalt
me
- Berat badan stabil ic
- Malnutrisi (-)
Kolaborasi :
- Kebutuhan metabolisme terpenuhi

- Konsultasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet


kalori

Observasi :

- Auskultasi bising usus


- Pantau masukan makanan setiap hari dan timbang b
erat badan tiap hari

Edukasi :

- Dorong klien makan den meningkatkan jumlah mak


an

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam pola nafa Mandiri :

- Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas


peningkatan metabolisme s efektif dengan kriteria hasil : adventisius, seperti krekels, mengi, gesekan pleural
- Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi.
- Nafas 16-20x/menit
- Dorong/ bantu klien cara nafas dalam
- Benafas tidak menggunakan otot bantu tambahan
Observasi :

- Observasi frekuensi, kedalaman pernafasan dan eksp


ans dada. Catat upaya pernafasan, termasuk penggun
aaan otot bantu

Kolaborasi :

- Berikan oksigen tambahan

Edukasi :

- Ajarkan cara nafas dalam

3. Resiko ketidakseimbangan volume cairan ber Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24/ jam resiko k Mandiri :
hubungan dengan peningkatan metabolisme etidakseimbangan volume cairan tidak terjadi dengan kriteria
- Timbang berat badan klien setiap hari sebelum sarap
hasil :
an
- Asupan dan keluaran cairan tetap pada kadar yan - Tentukan cairan apa yang disukai klien dan simpan
g tepat suseai usia den kondisi fisik cairan terssebut disamping tempat tidur
- Mempunyai tugor kulit yang normal
- Mempertahankan kadar elektrolit dalam batas nor Observasi :
mal
- Periksa membrane mukosa mulut setiap hari
- Pantau kadar elektrolit serum
- Ukut asupan cairab dan keluaran urinr untuk menda
patkan status cairan

Edukasi :

- Dorong klien untuk mematuhi diet yang instruksikan


- Anjurkan cara mepertahankan asupan cairan yang te
pat

Kolaborasi :

- Berikan Ciaran parental sesuai intruksi


ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

1. Identitas klien
Identitas klien seperti nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, alamat, agama, pekerjaan, suku
bangsa, tanggal, dan jam masuk rumah sakit dan diagnosa medis. Biasanya orang yang rentan
g mengalami tiroid adalah perempuan karena hormone perempuan berbeda dibandingkan den
gan pria. Biasanya pengidap tiroid umumnya lebih muda dibandingkan dengan yang lebih tua
dan juga kebutuhan yodium tubuh jarang terpenuhi.
2. Keluhan umum
Pada pasien tiroid biasanya mengeluh terdapat pembesaran pada leher dan juga mengalami ny
eri yang dirasakan oleh pasien, sehingga mengalami kesulitan untuk menelan dan bernafas. U
ntuk mengetahui nyeri biasanya dikaji menggunakan PQRST antara lain:
a. Provokatif atau paliatif
Apakah ada yang menyebabkan nyeri, apakah nyeri dapat berkurang apabila klien beristir
ahat, apakah nyeri yang dirasakan bertambah sakit jika melakukan aktivitas, aktivitas man
a yang dapat menjadikan nyeri bertambah.
b. Quality Of Pain
Seperti apa nyeri yang dapat dirasakan oleh klien, apakah seperti tertusuk-tusuk
c. Region
Dimana saja lokasi nyeri yang harus bisa ditunjukan dengan tepat oleh klien, apakah rasa
sakit yang dialami bisa berkurang, dan dimana rasa sakit itu terjadi
d. Severity
Seberapa hebat nyeri yang dapat dirasakan oleh klien, berdasarkan skala nyeri/gradasi dan
bisa menjelaskan seberapa hebat nyeri dapa menggangu fungsinya
e. Time
Berapa lama nyeri dapat berlangsug, kapan, apakah bertambah buruk atau bertambah baik
pada malam hari maupun siang hari.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit sekarang
Keluhan yang dirasakan biasanya terasa berat di leher. Ketika menelan trakea bisa naik un
tuk menutupi laring dan epiglottis sehingga mengakibatkan terasa berat karena dapat terfi
kasi pada trakea.Biasanya pembesaran tiroid itu didahului oleh pembesaran pada nodul pa
da leher yang semakin membesar sehingga bisa mengakibatkan terganggunya pada pernaf
asan karena yang terjadi penekanan trakea esophagus perlu dilakukan operasi.
b. Riwayat penyakit dahulu
Sebelumnya perlu ditanyakan terlebih dahulu yang berhubungan dengan penyakit godok,
apakah sebelumnya pernah menderita penyakit gondok atau tidak. Kalau pernah perlu dik
aji alasan masuk rumah sakit dan kapan itu terjadi, terus klien dapat dirawat dirumah sakit
berapa kali, kapan waktu kejadiannya.Juga perlu memperoleh informasi tentang pengguna
an obat – obatan saat sekarang maupun di masa lalu. Penggunaan obat – obatan ini biasan
ya diperoleh dari dokter atau petugas kesehatan maupun yang di peroleh secra bebas. Bias
anya jenis obat – obatan yang mengandung hormone atau dapat merangsang aktifitas hor
monal seperti hidrokortison, levothyroxine, kontrasepsi oral dan obat – obatan anthiperten
sif.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien saat ini at
au yang berhubungan secara langsung dengan gangguan hormonial seperti: Obesitas, Dm,
gangguan pertumbuhan dan perkembangan, kelainan pada kelenjar tiroid. Dalam mengide
ntifikasi yang di dapatkan ini tentunya perawat bisa menjelaskan informasi yang ingin dik
etehaui oleh keluarga dan bahasa yang digunakan sederhana dan dapat dimengerti oleh kli
en/keluarga.
4. Pola – Pola Kesehatan
a. Pola persepsi dan tata laksana
Pada kasus tiroid, klien biasanya merasa cemas karena penyakit yang diderita pada diriny
a, oleh karena itu klien harus bisa menjalani penatalaksanaan kesehatan agar bisa sembuh.
Selain itu dilakukan pengkajian yang meliputi kebiasaan hidup klien, seperti penggunaan
obat apa saja yang dikonsumsi.
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Klien tiroid harus dapat mengkonsumsi nutrisi dengan makanan yang sehat dan juga maka
nan yang rendah yodium seperti daging sapi, garam putih telur dan lain sebagainya.
c. Pola eliminasi
Klien tiroid tidak ada gangguan pada pola eliminasi, tetapi juga perlu dikaji tentang freku
ensi, konsistensi, warna, serta bau feses pada pola eliminasi. Pada pola eliminasi mengkaji
frekuensi, kepekaan, warna, bau, dan jumlahnya.
d. Pola istirahat dan tidur
Pada klien tiroid yang merasakan nyeri gerakan tidurnya terbatas sehingga dapat menggan
ggu pola dan kebutuhan tidur klien, selain itu pengkajian juga dilaksanakan pada lamanya
tidur, suasanya lingkungan pada sekitar, kebiasaan tidur, kesulitan tidur, dan penggunaan
obat tidur. Ketika sedang melakukan aktivitas yang dapat mengganggu tidur dapat menga
kibatkan bertambahnya nyeri pada leher.
e. Pola aktivitas
Klien dengan post op tiroidektomi sering kali mengalami gangguan pada aktivitas sehari –
harinya karena merasakan nyeri yang dialami karena dapat menyebabkan gerakan yang te
rbatas semua bentuk aktifitas klien berkurang dan klien butuh bantuan orang untuk memb
antunya. Hal ini dapat dikaji dalam bentuk aktifitas klien terutama pada pekerjaan klien.
f. Pola hubungan interpersonal dan peran
Klien dapat kehilangan peran dalam keluarga dan masyarakat karena klien harus menjalan
i rawat inap di rumah sakit, sehingga terjadi perubahan peran yang dapat mengganggu hu
bungan interpersonal yaitu pasien merasa tidak berguna lagi.
g. Pola persepsi dan proses diri
Dampak yang terjadi pada klien tiroid adalah timbul rasa cemas akibat ada benjolan pada
lehernya dan ketidakmampuan untuk melaksanakan aktivitas secara normal.
h. Pola sensori dan kognitif
Pada penderita tiroid daya bergerak berkurang terutama pada bagian leher sedangkan pada
anggota tubuh lainya tidak mengalami gangguan.
i. Pola reproduksi dan seksual
Pada saat menderita sakit klien tidak dapat melakukan hubungan seksual karena harus me
njalani rawat inap dan juga aktivitas bergerak menjadi terbatas, serta merasa nyeri.
j. Pola keyakinan dan tata nilai
Klien tiroid tidak dapat melakukan ibadah dengan baik, terutama konsentrasi dalam berib
adah.Hal ini dapat disebabkan oleh rasa nyeri dan keterbatasan dalam bergerak. Adanya k
ecemasan yang dialaminya klien meminta perlindungan atau bisa mendekatkan diri denga
n Allah SWT (Rahmayani & Hidayat, 2015).
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Tanda-tanda yang harus ditulis adalah keadaan kesadaran klien seperti compos mentis, ap
atis, gelisah, spoor, koma tergantung pada keadaan klien masing-masing
b. Pemeriksaan Kepala
Pada umumnya klien dengan tiroid oemeriksaan yang dilakkukan pada bagian kepala apa
kah ada benjolan atau tidak.
c. Sistem Integument
Perhatikan adanya pembengkakan atau tidak, pada bagian ini biasanya sering terjadi
d. Sistem Pernafasan
Klien yang mengalami tiroid biassanya tidak mengalami kelainan pada pernafasan. Pada p
emeriksaan palpasi dada simetris kanan dan kiri. Auaskultasi tidak terdengar suara tymph
ani
e. Sistem Kardiovaskuler
Pada pemeriksaan inspeksi tidak ada iktus jantung. Pemriksaaan palpasi nadi lebih menin
gkat. Auskultasi biasanya tidak ada susara murmur pada jantung
f. Sistem Pencernaan
Inspeksi pada abdomen simetri, abdomen datar. Palpasi tidak terdapat defans muscular. P
erkusi ada pantulan gelombang cairan. Dan auskultasi terdengar suara usus normal.
g. Sistem persayarafan
Status mental klien diobservasi pada penampilan dan tingkah laku klien. Status mental kli
en biasnaya tidak mengalami perubahan
h. Sistem Musculoskletal
Pada pemeriksaan ini harus dilakukan dan harus dikaji apakah ada nyeri tekan, oanas, ke
merahan dan edema pada ekstermitas bahwah
i. Sistem Integumen, imunitas dan kuku
Warna ulit dan kondisi luka yang di alami klien
6. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur
c. Deficit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
7. Intervensi Keperawatan
NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutu Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam keseimba Mandiri :
han berhubungan dengan gangguan metabolis ngan nutrisi kembali normal dengan kriteria hasil :
- Hindari makanan yang dapat meningkatkan peristalt
me
- Berat badan stabil ic
- Malnutrisi (-)
Kolaborasi :
- Kebutuhan metabolisme terpenuhi

- Konsultasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet


kalori

Observasi :

- Auskultasi bising usus


- Pantau masukan makanan setiap hari dan timbang b
erat badan tiap hari

Edukasi :

- Dorong klien makan den meningkatkan jumlah mak


an

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam pola nafa Mandiri :
peningkatan metabolisme
s efektif dengan kriteria hasil : - Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas
adventisius, seperti krekels, mengi, gesekan pleural
- Nafas 16-20x/menit
- Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi.
- Benafas tidak menggunakan otot bantu tambahan
- Dorong/ bantu klien cara nafas dalam

Observasi :

- Observasi frekuensi, kedalaman pernafasan dan eksp


ans dada. Catat upaya pernafasan, termasuk penggun
aaan otot bantu

Kolaborasi :

- Berikan oksigen tambahan

Edukasi :

- Ajarkan cara nafas dalam

3. Resiko ketidakseimbangan volume cairan ber Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24/ jam resiko k Mandiri :
hubungan dengan peningkatan metabolisme etidakseimbangan volume cairan tidak terjadi dengan kriteria
- Timbang berat badan klien setiap hari sebelum sarap
hasil :
an
- Asupan dan keluaran cairan tetap pada kadar yan - Tentukan cairan apa yang disukai klien dan simpan
g tepat suseai usia den kondisi fisik cairan terssebut disamping tempat tidur
- Mempunyai tugor kulit yang normal Observasi :
- Mempertahankan kadar elektrolit dalam batas nor
- Periksa membrane mukosa mulut setiap hari
mal
- Pantau kadar elektrolit serum
- Ukut asupan cairab dan keluaran urinr untuk menda
patkan status cairan

Edukasi :

- Dorong klien untuk mematuhi diet yang instruksikan


- Anjurkan cara mepertahankan asupan cairan yang te
pat

Kolaborasi :

- Berikan Ciaran parental sesuai intruksi


DAFTAR PUSTAKA

Basuki, K. (2019). Edema Dependen. ISSN 2502-3632 (Online) ISSN 2356-0304 (Paper)
Jurnal Online Internasional & Nasional Vol. 7 No.1, Januari – Juni 2019
indra hermawan. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Tiroidektomi Dengan Nyeri
Akut Di Ruang Marjan Bawah Rsud Dr. Slamet Garut Tahun 2019 Karya. Journal of
Chemical Information and Modeling
SIKI, P. D. (2018). SIKI.
Tim Pokja SDKI PPNI. (2017). Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia (ke 1 Cetak). Jakarta
Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia (Ke 1 Cetak).
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standart Luaran Keperawatan Indonesia (Ke 1 Cetak).
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Yolanda, W. (2018). Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 1. 6–9.Ματινα. (2019).

Anda mungkin juga menyukai