Di Susun Oleh :
Nim : 1711B0041
Kelas : A
Semester : 4
2019
A. Definisi Kangker Tiroid
Kanker tiroid merupakan keganasan endokrin yang tersering dijumpai dan
diperkirakan 1,1% dari seluruh keganasan manusia. Pada tahun 2004 American Cancer
Society memperkirakan terdapat lebih kurang 22.500 kasus baru kanker tiroid di Amerika
Serikat. Dimana perbandingan perempuan dan laki-laki adalah 3 : 1, dengan estimasi
16.875 kasus pada perempuan dan 5.625 kasus pada laki-laki.1 Di Indonesia dari registrasi
Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia didapatkan kanker tiroid menempati
urutan ke 9 dari 10 kanker terbanyak (4,43%).2 (Jurnal, Oktahermoniza, 2013)
Kanker tiroid umumnya tergolong tumor dengan pertumbuhan dan perjalanan
penyakit yang lambat, serta morbiditas dan mortalitas yang rendah, terutama pada kanker
tiroid tipe papiler.3 Mortalitas paling rendah pada individu dengan usia dibawah 50 tahun
dan meningkat tajam pada usia di atasnya, namun sebagian kecil ada pula yang tumbuh
cepat dan sangat ganas dengan prognosis yang fatal.4 Angka rekurensi tumor umum pada
kanker tiroid tipe papiler, berkisar setinggi 30% jika terapi awal tidak komplit.3 Angka
kematian akibat kanker tiroid 0,4% dari semua kematian akibat kanker atau berkisar 5
kematian per sejuta penduduk pertahun. Angka ketahanan hidup lima tahun relatif kanker
tiroid adalah 96%.5 Tujuan utama tata laksana kanker tiroid adalah memperkecil resiko
rekurensi dan metastasis jauh, sehingga bisa menurunkan angka morbiditas dan mortalitas
penderita. Terapi utama dalam tata laksana kanker tiroid adalah operasi, sedangkan terapi
adjuvan adalah ablasi tiroid dengan iodine radioaktif, supresi thyrotropin dan radiasi
eksternal. (Jurnal, Oktahermoniza, 2013)
B. Pemeriksaan Fisik
Menurut ( Brunner & Suddarth. 2001)
1. Pemeriksaan Laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas tiroid belum ada
yang khusus, kecuali kanker meduler, yaitu pemeriksaan kalsitonon dalam serum.
Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat
terjadi tiroktositosis walaupun jarang. Human Tiroglobulin (HTG) Tera dapat
dipergunakan sebagai tumor marker dan kanker tiroid diferensiasi baik. Walaupun
pemeriksaan ini tidak khas untuk kanker tiroid, namun peninggian HTG ini setelah
tiroidektomi total merupakan indikator tumor residif atau tumbuh kembali (barsano).
Kadar kalsitonin dalam serum dapat ditentukan untuk diagnosis karsinoma meduler.
2. Radiologis
a. Foto X-Ray
Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan untuk
melihat obstruksi trakhea karena penekanan tumor dan melihat kalsifikasi pada
massa tumor. Pada karsinoma papiler dengan badan-badan psamoma dapat terlihat
kalsifikasi halus yang disertai stippledcalcification, sedangkan pada karsinoma
meduler kalsifikasi lebih jelas di massa tumor. Kadang-kadang kalsifikasi juga
terlihat pada metastasis karsinoma pada kelenjar getah bening. Pemeriksaan X-Ray
juga dipergunnakan untuk survey metastasis pada pary dan tulang. Apabila ada
keluhan disfagia, maka foto barium meal perlu untuk melihat adanya infiltrasi
tumor pada esophagus.
b. Ultrasound
Ultrasound diperlukan untuk tumor solid dan kistik. Cara ini aman dan tepat, namun
cara ini cenderung terdesak oleh adanya tehnik biopsy aspirasi yaitu tehnik yang
lebih sederhna dan murah.
c. Computerized Tomografi
CT-Scan dipergunakan untuk melihat prluasan tumor, namun tidak dapat
membedakan secara pasti antara tumor ganas atau jinak untuk kasus tumor tiroid
d. Scintisgrafi
Dengan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot nodule dan cold nodule.
Daerah cold nodule dicurigai tumor ganas. Teknik ini dipergunakan juga sebagai
penuntun bagi biopsy aspirasi untuk memperoleh specimen yang adekuat.
3. Biopsi Aspirasi
Pada dekade ini biopsy aspirasi jarum halus banyak dipergunakan sebagai prosedur
diagnostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor tiroid. Teknik dan
peralatan sangat sederhana , biaya murah dan akurasi diagnostiknya tinggi. Dengan
mempergunakan jarum tabung 10 ml, dan jarum no.22 – 23 serta alat pemegang,
sediaan aspirator tumor diambil untuk pemeriksaan sitologi. Berdasarkan arsitektur
sitologi dapat diidentifikasi karsinoma papiler, karsinoma folikuler, karsinoma
anaplastik dan karsinoma meduler.
C. Manifestasi klinis
Sebuah benjolan, atau bintil di leher depan (mungkin cepat tumbuh atau keras) di dekat
jakun. Nodul tunggal adalah tanda-tanda yang paling umum kanker tiroid. (Jurnal,
Oktahermoniza, 2013)
a. Sakit di tenggorokan atau leher yang dapat memperpanjang ke telinga.
b. Serak atau kesulitan berbicara dengan suara normal.
c. Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di leher. Mereka dapat ditemukan
selama pemeriksaan fisik.
d. Kesulitan dalam menelan atau bernapas atau sakit di tenggorokan atau leher saat
menelan. Ini terjadi ketika mendorong tumor kerongkongan Anda.
e. Batuk terus-menerus, tanpa dingin atau penyakit lain.
f. Adanya pembengkakan pada leher
g. Kesulitan menelan
D. Patofisiologi
Karsinoma tiroid biasanya menangkap iodium radio aktif dibandingkan dengan
kelenjar tiroid normal yang terdapat di sekelilingnya. Oleh karena itu, bila dilakukan
scintiscan, nodula akan tampak sebagai suatu daerah dengan pengambilan yang kurang,
suatu lesi dingin. Teknik diagnostik lain yang dapat digunakan untuk diagnosis banding
nodula tiroid adalah ekografi tiroid. Teknik ini memungkinkan membedakan dengan
cermat antara massa padat dan massa kistik. Karsinoma tiroid biasanya padat, sedangkan
massa kistik biasanya merupakan kista jinak.
E. Penatalaksanaan
Mnurut ( Brunner & Suddarth. 2001)
1. Terapi
Terapi pilihan untuk karsinoma titoid adalah pembedahan untuk mengangkat tumor
tersebut.tiroidektomi total atau hampir total di lakukan bila keadaan
memungkinkan.Tindakan dikseksi leher yang lebih luas di lakukan jika metastase telah
menyampai kelenjar lipe.jaringan paratiroid di upayakan untuk tidak terangkat guna
mengurangi resiko hipokalsemia pasca operatif dan tetanus.sesudah
pembedahan ,tindakan ablasi di laksanakan untuk menlenyapkan jaringan tiroid yang
tersisa bila tumor tersebut bersifat radiosensitif.iodium radiatif juga meningkatkan
peluang untuk menemukan metastatis tiroid di kemudian hari bila pemeriksaan
pemindai seluruh tubuh (whole bodi scan) di lakukan.sesudah pembedahan ,hormon
tiroid di berikan dengan dosis supresi untuk menurunkan kadar TSH hingga tercapai
keadaan eutiroid.jika jaringan tiroid yang tertinggal tidak cukup untuk menghasilkan
hormon tiroid dengan jumlah memadai,maka preparat tiroksin di butuhkan secara
permanen.
Radiasi pada kelenjar tiroid atau jaringan leher dapat di lakukan beberapa jalur :
pemberian peroral dan lewat pemberian eksternal terapi radiasi.pasien yang mendapat
sumber sumber eksternal terapi radiasi menghadapi resiko untuk mengalami
mukositis,kekeringan mulut,dispagia,kemerahan kulit,anoreksia,dan kelelahan
kemoterapi jarang di gunakan dalam pengobatan kanger tiroid.
2. Tiroidektomi
Tiroidektomi parsial atau total dapat di laksanakan sebagai terapi primer terhadap
karsinoma tiroid,hipertiroidisme atau hipertiroidisme tipe dan luas operasi bergantung
pada hasil diagnosis,tujuan pembedahan hasil pronogsis
Peran perawat adalah dalam penatalaksanaan Pre-Operatif, Intra Operatif dan Post
Operasi:
Penatalaksanaan Pre Operasi yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut:
1. Inform Concern (Surat persetujuan operasi) yang telah ditandatangani oleh
penderita atau penanggung jawab penderita
2. Keadaan umum meliputi semua system tubuh terutama system respiratori dan
cardiovasculer
3. Hasil pemeriksaan / data penunjang serta hasil biopsy jaringan jika ada
4. Persiapan mental dengan suport mental dan pendidikan kesehatan tentang jalannya
operasi oleh perawat dan support mental oleh rohaniawan
5. Konsul Anestesi untuk kesiapan pembiusan
6. Sampaikan hal-hal yang mungkin terjadi nanti setelah dilakukan tindakan
pembedahan terutama jika dilakukan tiroidectomi total berhubungan dengan
minum suplemen hormone tiroid seumur hidup.
F. Contoh Kasus
Seorang perempuan usia 45 tahun, masuk RS di hantar oleh keluarganya dengan keluhan
adanya benjolan pada leher sejak 3 bulan yang lalu dan semakin membesar, suara serak,
stridor vokal, bruit, gaduh dan gelisah dan aneroksia. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
massa pada tiroid dan nodul keras pada kelenjar tiroid. Bila klien menelan terasa ada yang
menjanggal. Pemeriksaan fisik ditemukan TTV: TD 120/80 mmhg, Nadi 80 kali/menit,
Suhu 37º, turgor baik. Klien nampak cemas dan kwatir dengan benjolan yang ada di
lehernya yang semakin membesar. Klien nampak gelisah. Klien di anjurkan untuk
melakukan USG, kemotrapi dan harus segera dilakukan triodektomi total.
Analisa Data
Data Fokus Etiologi Problem
Menekan struktur di
leher (Trakhea)
Gangguan respirasi
Depresi ventilasi
Penurunan refleks
batuk
Akumulasi sekret
(suara serak)
Hambatan
komuunikasi
Stress Psikologis
Ansietas
Intervensi
N Nic
Diagnosa Noc (Tujuan)
o (Intervensi)
Nutrition
Monitoring
· BB pasien
dalam batas
normal
· Monitor
adanya
penurunan berat
badan
· Monitor tipe
dan jumlah
aktivitas yang
biasa di lakukan
· Monitor
interaksi anak
atau orang tua
selama makan
· Monitor
lingkungan
selam makan
· Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam
makan
· Monitor
turgor kulit
monitor kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi
· Monitor mual
dan muntah
· monitor
pertumbuhan
dan
perkembangan
· Monitor
pucat,
kemerahan dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
· Catat jika
lidah berwarna
magenta, scarlet
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & suddrath, 2002.Buku ajar keperawatan medikal bedah, Jakarta : EGC
Huda Nurarif, Aplikasi NANDA NIC-NOC, Jogjakarta, 2015.
Dorland ,W. A. Newman. Kamus saku kedokteran dorland. Elsevier, Jakarta :EGC,
Dr. Danis Difa, Kamus Istilah kedokteran.Gitamedia Press.
http://www. Oktahermoniza, Jurnal Kesehatan Andalas. 2013.