Anda di halaman 1dari 58

KARSINOMA TIROID ( KANKER TIROID )

A. Definisi
Karsinoma tiroid adalah suatu keganasan (pertumbuhan tidak terkontrol dari sel) yang terjadi pada kelenjar
tiroid.
Kanker tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu: papiler, folikuler, anaplastik dan
meduller. Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil
(nodul) dalam kelenjar. Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan
Kanker tiroid sering kali membatasi kemampuan menyerap yodium dan membatasi kemampuan menghasilkan
hormon tiroid, tetapi kadang menghasilkan cukup banyak hormon tiroid sehingga terjadi hipertiroidisme.
B. Klasifikasi karsinoma tiroid.
a. Karsinoma papiler, karsinoma ini berasal dari sel-sel tiroid dan merupakan jenis paling umum dari karsinoma
tiroid. Lebih sering terdapat pada anak dan dewasa muda dan lebih banyak pada wanita. Terkena radiasi semasa
kanak ikut menjadi sebab keganasan ini. Pertama kali muncul berupa benjolan teraba pada kelenjar tiroid atau
sebagai pembesaran kelenjar limfe didaerah leher. Metastasis dapat terjadi melalui limfe ke daerah lain pada
tiroid atau, pada beberapa kasus, ke paru.
b. Karsinoma folikuler, karsinoma ini berasal dari sel-sel folikel dan merupakan 20-25 % dari karsinoma
tiroid.Karsinoma folikuler terutama menyerang pada usia di atas 40 tahun. Karsinoma folikuler juga
menyerang wanita 2 sampai 3 kali lebih sering daripada pria. Pemaparan terhadap sinar X semasa kanak-kanak
meningkatkan resiko jenis keganasan ini. Jenis ini lebih infasif daripada jenis papiler.
c. Karsinoma anaplastik, karsinoma ini sangat ganas dan merupakan 10% dari kanker tiroid. Sedikit lebih sering
pada wanita daripada pria. Metastasis terjadi secara cepat, mula-mula disekitarnya dan kemudian keseluruh
bagian tubuh. Pada mulanya orang yang hanya mengeluh tentang adanya tumor didaerah tiroid. Dengan
menyusupnya kanker inidisekitar, timbul suara serak, stridor, dan sukar menelan. Harapan hidup setelah
ditegakkan diagnosis, biasanya hanya beberapa bulan.
d.

Karsinoma parafolikular, karsinoma parafolikular atau meduller adalah unik diantara kanker tiroid.
Karsinoma ini umumnya lebih banyak pada wanita daripada pria dan paling sering di atas 50 tahun. Karsinoma
ini dengan cepat bermetastasis, sering ketempat jauh seperti paru, tulang, dan hati. Ciri khasnya adalah
kemampuannya mensekresi kalsitonin karena asalnya. Karsinoma ini sering dikatakan herediter.
C. Etiologi
Etiologi dari penyakit ini belum pasti, yang berperan khususnya untuk terjadi well differentiated (papiler dan
folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis, dan untuk jenis meduler adalah faktor genetik. Belum diketahui
suatu karsinoma yang berperan untuk kanker anaplastik dan meduler. Diperkirakan kanker jenis anaplastik
berasal dari perubahan kanker tiroid berdiferensia baik (papiler dan folikuler), dengan kemungkinan jenis
folikuler dua kali lebih besar.
Radiasi merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Banyak kasus kanker pada anak-anak sebelumnya
mendapat radiasi pada kepala dan leher karena penyakit lain. Biasanya efek radiasi timbul setelah 5-25 tahun,
tetapi rata-rata 9-10 tahun. Stimulasi TSH yang lama juga merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid.
Faktor resiko lainnya adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker tiroid dan gondok menahun.
D. Patofisiologi
Adenokarsinoma papiler biasanya bersifat multisentrik dan 50% penderita dengan ada sarang ganas dilobus
homolateral dan lobus kontralateral. Metastasis mula-mula ke kelenjar limfe regional, dan akhirnya terjadi
metastasis hematogen. Umumnya adenokarsinoma follikuler bersifat unifokal, dengan metastasis juga ke
kelenjar limfe leher, tetapi kurang sering dan kurang banyak, namun lebih sering metastasisnya secara
hematogen. Adenokarsinoma meduller berasal dari sel C sehingga kadang mengeluarkan kalsitonin (sel APUD).
Pada tahap dini terjadi metastasis ke kelenjar limfe regional. Adenokarsinoma anaplastik yang jarang

ditemukan, merupakan tumor yang tumbuh agresif, bertumbuh cepat dan mengakibatkan penyusupan kejaringan
sekitarnya terutama trakea sehingga terjadi stenosis yang menyebabkan kesulitan bernafas. Tahap dini terjadi
penyebaran hematogen. Dan penyembuhan jarang tercapai. Penyusupan karsinoma tiroid dapat ditemukan di
trakea, faring, esophagus, N.rekurens, pembuluh darah karotis, struktur lain dalam darah dan kulit. Sedangkan
metastasis hematogen ditemukan terutama di paru, tulang, otak dan hati.
E. TANDA DAN GEJALA
1. Sebuah benjolan, atau bintil di leher depan (mungkin cepat tumbuh atau keras) di dekat jakun. Nodul tunggal
adalah tanda-tanda yang paling umum kanker tiroid.
2. Sakit di tenggorokan atau leher yang dapat memperpanjang ke telinga.
3. Serak atau kesulitan berbicara dengan suara normal.
4. Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di leher. Mereka dapat ditemukan selama pemeriksaan fisik.
5. Kesulitan dalam menelan atau bernapas atau sakit di tenggorokan atau leher saat menelan. Ini terjadi ketika
mendorong tumor kerongkongan Anda.
6. Batuk terus-menerus, tanpa dingin atau penyakit lain.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan Laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas tiroid belum ada yang khusus, kecuali
kanker meduler, yaitu pemeriksaan kalsitonon dalam serum. Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan
karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi tiroktositosis walaupun jarang. Human Tiroglobulin (HTG) Tera
dapat dipergunakan sebagai tumor marker dan kanker tiroid diferensiasi baik. Walaupun pemeriksaan ini tidak
khas untuk kanker tiroid, namun peninggian HTG ini setelah tiroidektomi total merupakan indikator tumor
residif atau tumbuh kembali (barsano). Kadar kalsitonin dalam serum dapat ditentukan untuk diagnosis
karsinoma meduler.
2) Radiologis
a. Foto X-Ray
Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan untuk melihat obstruksi trakhea karena
penekanan tumor dan melihat kalsifikasi pada massa tumor. Pada karsinoma papiler dengan badan-badan
psamoma dapat terlihat kalsifikasi halus yang disertai kalsifikasi stipled, sedangkan pada karsinoma meduler
kalsifikasi lebih jelas di massa tumor. Kadang-kadang kalsifikasi juga terlihat pada metastasis karsinoma pada
kelenjar getah bening. Pemeriksaan X-Ray juga dipergunnakan untuk survey metastasis pada pary dan tulang.
Apabila ada keluhan disfagia, maka foto barium meal perlu untuk melihat adanya infiltrasi tumor pada
esophagus
b. Ultrasound
Ultrasound diperlukan untuk tumor solid dan kistik. Cara ini aman dan tepat, namun cara ini cenderung terdesak
oleh adanya tehnik biopsy aspirasi yaitu tehnik yang lebih sederhna dan murah
c. Computerized Tomografi
CT-Scan dipergunakan untuk melihat perluasan tumor, namun tidak dapat membedakan secara pasti antara
tumor ganas atau jinak untuk kasus tumor tiroid.
d. Scintisgrafi
Dengan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot nodule dan cold nodule. Daerah cold nodule dicurigai
tumor ganas. Teknik ini dipergunakan juga sebagai penuntun bagi biopsy aspirasi untuk memperoleh specimen
yang adekuat.
3) Biopsi Aspirasi

Pada dekade ini biopsy aspirasi jarum halus banyak dipergunakan sebagai prosedur diagnostik pendahuluan dari
berbagai tumor terutama pada tumor tiroid. Teknik dan peralatan sangat sederhana , biaya murah dan akurasi
diagnostiknya tinggi. Dengan mempergunakan jarum tabung 10 ml, dan jarum no.22 23 serta alat pemegang,
sediaan aspirator tumor diambil untuk pemeriksaan sitologi. Berdasarkan arsitektur sitologi dapat diidentifikasi
karsinoma papiler, karsinoma folikuler, karsinoma anaplastik dan karsinoma medule.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS :
1. Therapi Radiasi
Pada adenokarsinoma papiler tanpa penyebaran ke kelenjar leher sebaiknya dilakukan istmolobektomi. Bila
terdapat pembesaran kelenjar limf leher, kemungkinan besar telah terjadi penyebaran melalui saluran limf di
dalam kelenjar sehingga perlu dilakukan tiroidektomi total disertai diseksi kelenjar leher pada sisi yang sama.
2. Tiroidectomi
Tiroidektomi adalah prosedur pembedahan di mana semua atau sebagian dari kelenjar tiroid akan dihapus.
Kelenjar tiroid terletak di anterior bagian dari leher tepat di bawah kulit dan di depan jakun. Tiroid adalah salah
satu kelenjar endokrin tubuh, yang berarti bahwa mengeluarkan produk-produknya di dalam tubuh, ke dalam
darah atau getah bening. tiroid menghasilkan beberapa hormon yang memiliki dua fungsi utama: mereka meningkatkan
sintesis protein di sebagian besar jaringan tubuh, dan mereka meningkatkan tingkat konsumsi oksigen tubuh.

1.
a)
b)
c)
d)
e)
f)

2.

Peran perawat adalah dalam penatalaksanaan Pre-Operatif, Intra Operatif dan Post Operasi:
Penatalaksanaan Pre Operasi yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut:
Inform Concern (Surat persetujuan operasi) yang telah ditandatangani oleh penderita atau penanggung jawab
penderita
Keadaan umum meliputi semua system tubuh terutama system respiratori dan cardiovasculer
Hasil pemeriksaan / data penunjang serta hasil biopsy jaringan jika ada
Persiapan mental dengan suport mental dan pendidikan kesehatan tentang jalannya operasi oleh perawat dan
support mental oleh rohaniawan
Konsul Anestesi untuk kesiapan pembiusan
Sampaikan hal-hal yang mungkin terjadi nanti setelah dilakukan tindakan pembedahan terutama jika dilakukan
tiroidectomi total berhubungan dengan minum suplemen hormone tiroid seumur hidup.
Penatalaksanaan Intra Operasi
Peran perawat hanya membantu kelancaran jalannya operasi karena tanggung jawab sepenuhnya dipegang oleh
Dokter Operator dan Dokter Anesthesi.

3. Penatalaksanaan Post Operasi (di ruang sadar)


a) Observasi tanda-tanda vital pasien (GCS) dan jaga tetap stabil
b) Observasi adanya perdarahan serta komplikasi post operasi
c) Dekatkan peralatan Emergency Kit atau paling tidak mudah dijangkau apabila sewaktu-waktu dibutuhkan atau
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
d) Sesegera mungkin beritahu penderita jika operasi telah selesai dilakukan setelah penderita sadar dari pembiusan
untuk lebih menenangkan penderita
e) Lakukan perawatan lanjutan setelah pasien pindah ke ruang perawatan umum.
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian keperawatan pre operasi

a. Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut dan apakah ada anggota
keluarga yang menderita penyakit yang sama.
b. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti

Pola makan

Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur).

Pola aktivitas.
c. Tempat tinggal klien sekarang dan pada waktu balita.
d. Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh;

Sistem pulmonari

Terjadinya dispnea
Kecepatan pernafasan meningkat, takipnea.
Suara nafas : krakel, ronki
Sistem pencernaan

Anoreksia berat, mual / muntah


Kekurangn zat garam
Berat badan menurun dengan cepat
Sistem kardiovaskuler

Hipotensi termasuk hipotensi postural


Nadi perifer melemah
Pengisian kapiler memanjang
Sistem muskuloskeletal

Kelemahan pada otot


Tidak mampu melakukan aktifitas / bekerja
Sistem neurologik dan Emosi/psikologis

Sakit kepala yang berlangsung lama yang di ikuti oleh diaforesis. kelemahan otot
Sistem reproduksi

Hilangnya tanda tanda seks sekunder


Adanya riwayat monopouse dini
e. Pemeriksaan fisik mencakup.

Penampilan secara umum; amati wajah klien terhadap adanya edema disekitar leher, adanya nodule yang

membesar disekitar leher.


Perbesaran jantung, disritmia dan hipotensi, nadi turun, kelemahan fisik
Parastesia dan reflek tendon menurun
Suara parau dan kadang sampai tak dapat mengeluarkan suara
Bila nodule besar dapat menyebabkan sesak nafas.

f. Pengkajian psikososial klien sangat sulit membina hubungan sosial dengan lingkungannya, mengurung
diri/bahkan mania. Keluarga mengeluh klien sangat malas beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari. Kajilah
bagaimana konsep diri klien mencakup kelima komponen konsep diri.
g. Pengkajian yang lain menyangkut terjadinya Hipotiroidime atau Hipertiroidisme.
2. Pengkajian keperawatan post operasi
a.
Dasar data pengkajian
Pertimbangan KDB menunjukkan merata dirawat : 3 hari
Pola aktifitas/istirahat : insomnia, kelemahan berat, gangguan koordinasi
Pola neurosensori : gangguan status mental dan perilaku, seperti : bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang,
hiperaktif refleks tendon dalam
b.
Prioritas keperawatan

Mengembalikan status hipertiroid melalui praoperatif


Mencegah komplikasi
Menghilangkan nyeri
Memberikan informasi tentang prosedur
c.
Tujuan pemulangan
Komplikasi dapat di cegah atau dikurangi
Nyeri hilang
Prosedur pembedahan/prognosis dan pengobatannya dapat dipahami
Mungkin membutuhkan bantuan pada teknik pengobatan sebagian atau seluruhnya, aktivitas sehari-hari,
mempertagankan tugas-tugas rumah

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI


Diagnosa Pre Operasi:
a. Ansietas berhubungan dengan faktor kurang pengetahuan tentang kejadian pra operasi dan pasca
operasi, takut tentang beberapa aspek pembedahan.
Tujuan : ansietas berkurang/hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ....x24 jam
Kriteria hasil: Klien melaporkan kecemasan berkurang, mengungkapkan pemahaman tentang kejadian pra operasi dan pasca
operasi, postur tubuh riileks.
Rencana Tindakan:
NO
1.

2.

3.

4.

INTERVENSI

RASIONAL

Jelaskan apa yang terjadi selama periode pra Pengetahuan tentang apa yang diperlukan membantu
operasi dan pasca operasi, termasuk test mengurangi ansietas & meningkatkan kerjasama
laboratorium pra op, persiapan kulit, alasan klien selama pemulihan, mempertahankan kadar
status puasa, obat-obatan pre op, aktifitas area analgesik darah konstan, memberikan kontrol nyeri
tunggu, tinggal diruang pemulihan dan program terbaik.
pasca operasi.
Informasikan klien bahwa obatnya tersedia bila Pengetahuan tentang apa yang
diperlukan untuk mengontrol nyeri, anjurkan membantu mengurangi an-sietas.
untuk memberitahu nyeri dan meminta obat
nyeri sebelum nyerinya bertambah hebat.

diper-kirakan

Informasikan klien bahwa ada suara serak &


ketidaknyamanan menelan dapat dialami setelah
pembedahan, tetapi akan hilang secara bertahap Praktek aktifitas-aktifitas pasca ope-rasi membantu
dengan berkurangnya bengkak 3-5 hari.
menjamin penurunan program pasca operasi
terkomplikasi.
Ajarkan & biarkan klien mempraktekkan
bagaimana menyokong leher untuk menghindari
tegangan pada insisi bila turun dari tempat tidur
atau batuk. Biarkan klien dan keluarga
mengungkapkan perasaan tentang pengalaman Dengan mengungkapkan perasaan
membantu
pembedahan, perbaiki jika ada kekeliruan pemecahan masalah dan memungkinkan pemberi
konsep. Rujuk pertanyaan khusus tentang perawatan untuk mengidentifikasi kekeliruan yang

pembedahan kepada ahli bedah.

dapat menjadi sumber kekuatan. Keluarga adalah


sistem pendukung bagi klien. Agar efektif, sistem
Lengkapi daftar aktifitas pada daftar cek pre op, pendukung harus mempunyai mekanisme yang kuat.
beritahu dokter jika ada kelainan dari test Lab.
pre op.
Daftar cek memastikan semua aktifitas yang
diperlukan telah lengkap. Aktifitas ini dirancang
untuk memas-tikan klien telah siap secara fisiologis
untuk operasi dan mengurangi resiko lamanya
penyembuhan.

5.

b.

Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan ketakutan berkaitan dengan diagnosis kanker
yang baru saja diterima, masalah potensial ketidak pastian masa depan.
Tujuan : Klien dan keluarga dapat beradaptasi secara konstruktifsetelah dilakukan tindakan keperawatan selama ....x 24 jam.
Kriteria hasil :

Sering mengungkapkan perasaan terhadap perawat/dokter.

Berpartisipasi dalam perawatan anggota keluarga yang sakit.

Mempertahankan sistem fungsional saling mendukung antar tiap anggota keluarga.


Rencana Tindakan
NO
1.

INTERVENSI

RASIONAL

Bantu klien dan keluarga dalam menghadapi Klien & keluarga mengetahui segala sesuatu
kekhawatiran terhadap situasi: resikonya, pilihan yang
mungkin
dapat
menyebabkan
yang ada serta bantuan yang didapat.
kekhawatiran serta dapat mengatasinya.

2.

Ciptakan lingkungan rumah sakit yang bersifat Klien merasa terlindungi rasa amannya.
pribadi danmendukung untuk klien dankeluarga.

3.

Klien mendapat perhatian & kasih sayang dari


Libatkan anggota keluarga dalam perawatan
keluarganya & keluarga dapat berperan lebih
anggota keluarga yang sakit bila memungkinkan.
aktif dalam merawat klien.

4.

Harapan yang tidak realistis membuat kelurga


Bantu anggota keluarga untuk mengubah harapan- berpikir tidak objektif.
harapan klien yang sakit dalam suatu sikap yang
realistis.
Dengan mengetahui bantuan profesional
diharapkan kliendan keluarga dapat mencari
lain
dalam
Buatlah daftar bantuan profesional lain bila alternatif dan usaha
mengobati
dan
merawat
klien.
masalah-masalah meluas diluar batas-batas

5.

keperawatan

Diagnosa Post Operasi


c.

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi akibat adanya perdarahan atau
edema pada tempat pembedahan, kerusakan saraf laringeal atau luka pada kelenjar paratiroid.
Tujuan : mempertahankan kepatenan jalan nafas setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam.
Kriteria hasil :
1. Mengeluarkan/membersihkan sekret dan bebas aspirasi.
2. Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki/memtertahankan jalan nafas bersih dalam tingkat kemampuan/situasi
Rencana Tindakan
NO.
1.

2.

INTERVENSI

RASIONAL

Monitor tanda-tanda respiratori distres, sianosis, Memonitor dan mengkaji


terus menerus dapat
takipnea dannafas yang berbunyi.
membantu
untuk
mendeteksi dan mencegah
masalah pernafasan.
Periksa balutan leher setiap jam pada periode awal
post op, kemudian tiap 4 jam.
Pembedahan didaerah leher dapat menyebabkan
obstruksi jalan nafas karena adanya edem post op.
Monitor frekuensi dan jumlah drainase serta
kekuatan balutan.

3.
Periksa sensasi klien karena keketatan disekeliling
tempat insisi.
4.

5.

6.

Pertahankan klien dalam posisi semi fowler


dengan diberi kantung es (ice bag) untuk Dengan mempertahankan posisidan pemberian es
mengurangi bengkak.
dapat mengurangi pembengkakan.
Anjurkan klien untuk berbicara setiap 2 jam tanpa Kerusakan pada saraf laringeal selama pembedahan
merubah nada atau keparauan suara.
tiroid dapat menyebabkan penutupan glottis.
Hipokalsemia, akibat dari kerusakan atau
pemotongan kelenjar paratiroid dapat menyebabkan
tetani danlaringospasm.
Siapkan peralatan emergency untuk tracheostomy, Persiapan untuk gawat darurat memastikan
suction, oksigen, perlengkapan benang jahit bedah pemberian perawatan yang cepat dan tepat.
dan kalsium IV, dalam keadaan siap pakai.

7.

d. Nyeri berhubungan dengan edema pascaoperasi.


Tujuan : Nyeri berkurang/hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam
Kriteria: Tidak ada rintihan, ekspresi wajah rileks, melaporkan nyeri dapat berkurang/hilang. Dari skala 7 berkurang
menjadi 2.
Rencana Tindakan:
NO

INTERVENSI

RASIONAL

1.

Berikan analgesik narkotik yang diresepkan & evaluasi Analgesik narkotik perlu pada nyeri
keefektifannya.
hebat untuk memblok rasa nyeri.
Peregangan pada garis jahitan adalah
2 Ingatkan klien untuk mengikuti tindakan-tindakan untuk sumber ketidak nyamanan.
mencegah peregangan pada insisi seperti:
menyokong leher bila bergerak di tempat tidur & bila turun
dari tempat tidur.
menghindari hiper ekstensi & fleksi akut leher.

3.

Membantu
untuk
memfokuskan
kembali perhatian dan membantu
Anjurkan pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi,
pasien untuk mengatasi nyeri/rasa tidak
seperti imajinasi, musik yang lembut, dan relaksasi
nyaman.
progresif.

e.

Resiko tinggi terhadap komplikasi perdarahan berhubungan dengan tiroidektomi, edema pada dan
sekitar insisi, pengangkatan tidak sengaja dari para tiroid, perdarahan dan kerusakan saraf laringeal.
Tujuan: mencegah terjadinya komplikasi perdarahan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam.
Kriteria : Tidak ada manifestasi dari perdarahan yang hebat, hiperkalemia, kerusakan saraf laringeal, obstruksi jalan nafas,
ketidak seimbangan hormon tiroid dan infeksi.
Rencana Tindakan:
NO
1.

INTERVENSI
Perdarahan:
Pantau:
TD, nadi, RR setiap 224 jam. Bila stabil setiap 4
jam.
Status balutan: inspeksi dirasakan dibelakang leher
setiap 2x 24 jam, kemudian setiap 8 jam
setelahnya.
Beritahu dokter bila drainase merah terang pada
balutan/penurunan TD disertai peningkatan
frekuensi nadi & nafas.
Tempatkan bel pada sisi tempat tidur &
instruksikan klien untuk memberi tanda bila

RASIONAL
Untuk
mendeteksi
tanda-tanda
awal
perdarahan. Temuan ini menandakan perdarahan
berlebihan dan perlu perhatian medis segera.

tersedak atau sensasi tekanan pada daerah insisi


terasa. Bila gejala itu terjadi, kendur-kan balutan,
cek TTV, inspeksi insisi, pertahankan klien pada
posisi semi fowler, beritahu dokter.

Obstruksi jalan nafas:


2.

Untuk mendeteksi tanda-tanda awal obstruksi


pernafasan.
Pantau pernafasan setiap 224 jam.
Temuan-temuan ini menandakan kompresi trakeal
Beritahu dokter bila keluhan-keluhan kesulitan yang dapat disebabkan oleh perdarahan, perhatian
pernafasan, pernafasan tidak tertur atau tersedak. medis untuk mencegah henti nafas.
Posisi tegak memungkinkan ekspansi paru lebih
Pertahankan posisi semi fowler dengan bantal
penuh & membantu menu-runkan bengkak.
dibelakang kepala untuk sokongan
Pernafasan dalam mempertahankan alveoli terbuka
Anjurkan penggunaan spirometri insentif setiap 2 untuk mencegah ate-lektasis.
Untuk digunakan bila terjadi kompresi trakea.
jam untuk merangsang pernafasan dalam.
Jamin bahwa O2 dansuction siap tersedia di
tempat.
Untuk melawan/mencegah masuknya bakteri.
Infeksi luka:

balutan
sesuai
3.a. Ganti
menggunakan teknik steril.

program

dengan

Beritahu dokter bila ada tanda-tanda infeksi.

4.

Kerusakan saraf laringeal:

Temuan ini menandakan infeksi luka dan perlu


terapi antibiotik.

Untuk menurunkan tegangan pada pita suara.


Perubahan-perubahan ini menunjukkan kerusakan
saraf laringeal, dimana hal ini tidak dapat
disembuhkan.

Instruksikan klien untuk tidak banyak bicara.


Laporkan peningkatan suara serak dankelelahan
Perubahan kadar kalsium serum terjadi sebelum
suara.
manifestasi ketidak seimbangan kalsium.
Temuan
ini
menandakan
hipokalsemia dan perlunya penggantian garam
Hipokalsemia:
kalsium.
5.

Pantau laporan-laporan kalsium serum.

Beritahu dokter bila keluhan-keluhan kebal,


kesemutan pada bibir, jari-jari/jari kaki, kedutam

otot atau kadar kalsium di bawah rentang Untuk


mendeteksi
indikasi
awal
normal.
ketidakseimbangan hormon tiroid.
Hormon tiroid penting untuk fungsi metabolik
Ketidakseimbangan hormon tiroid:
normal
Pantau kadar T3 dan T4 serum.
6.
Berikan penggantian hormon tiroid sesuai pesanan.

f.

Resiko tinggi terhadap penatalaksanaan pemeliharaan di rumah berhubungan dengan kurang


pengetahuan tentang perawatan di rumah.
Tujuan : mampu memenuhi rencana pemeliharaan dirumah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam.
Kriteria: Klien mengungkapkan pemahaman tentang instruksi pulang, melakukan latihan dengan benar, mengungkapkan
kepuasan dengan rencana perawatan dirumah, menghindari terjadinya komplikasi.
Rencana Tindakan:
NO

INTERVENSI

RASIONAL

1. Berikan instruksi untuk latihan leher fleksi, Latihan-latihan ini untuk memban-tu
ekstensi dan latihan rotasi setelah jahitan di angkat hari mencegah kontraktur otot leher.
ke-7.
2. Hubungi dokter bila ada tanda-tanda infeksi.

3.

Terapi antibiotik untuk mengatasi infeksi.

Pemahaman
hubungan
antara
kondisi dan terapi
membantu
Bila tiroidektomi total dilakukan, berikan informasi
mengembangkan kepatuhan klien.
tentang obat pengganti dan harus digunakan untuk
sepanjang hidup.
Instruksi verbal mungkin mudah dilupakan.

4. Berikan instrumen tertulis untuk aktifitas perawatan


diri, perjanjian, evaluasi dan obat-obatan, klien
kemudian evaluasi pemahaman instruksi.

DAFTAR PUSTAKA
Doenges Marlyn E, Moorhouse Mary Frances, Geissler Alice C, 1999, Pedoman Asuhan Keperawatan, Edisi ke-3.
Jakarta:Buku Kedokteran EGC
Tambayong, Jan. 2000. Patologi untuk Keperawatan. EGC : Jakarta
Sutjahjo, Ari. 2006. Endokrin Metabolik. Surabaya : Airlangga University Press
http://www.exomedindonesia.com/referensi-kedokteran/artikel-ilmiah-kedokteran/endokrinologi-metabolik-penyakitdalam/2010/11/08/neoplasme-tiroid/
http://belibis-a17.com/2008/04/25/karsinoma-tiroid/

http://www.klinikindonesia.com/bedah/bedah.php
Greenspan Francis S, Baxter Jhon D, 1995, Endokrinologi, Edisi ke-4. Jakarta : EGC
Noer Sjaifoellah, 1996, Ilmu Penyakit Dalam, Edisi ke-3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Kanker Tiroid: Jenis, Penyebab, dan


Pengobatan
Efran Syah 2 years ago Kanker

Kanker tiroid adalah pertumbuhan ganas sel-sel pada kelenjar tiroid. Kelenjar
tiroid adalah kelenjar pada leher (di bawah jakun) yang berbentuk kupu-kupu
yang

memproduksi

hormon

untuk

membantu

mengatur

berbagai

metabolisme tubuh.
Kanker tiroid lebih sering terjadi pada orang yang sebelumnya pernah
terpapar radiasi pada kepala, leher atau dada, termasuk paparan radiasi
untuk terapi medis tertentu.
Dari segi jenis kelamin, kanker tiroid lebih sering mengenai wanita
dibandingkan laki-laki. Mereka yang memiliki riwayat keluarga penderita
kanker tiroid juga berisiko tinggi mengembangkan kanker tiroid.
Gejala Kanker Tiroid

Pada kanker tiroid, biasanya muncul pertumbuhan kecil (nodul) di dalam


kelenjar tiroid. Pada stadium awal, sebagian besar kanker tiroid tidak
menimbulkan gejala apapun. Gejala-gejala kanker tiroid dapat berbeda
tergantung

jenisnya,

gejala

yang

mungkin

muncul

antara

lain:

Benjolan pada pangkal leher, sebagai dampak dari pembesaran


kelenjar tiroid

Perubahan suara (seperti serak)

Batuk terus-menerus

Sakit pada leher dan tenggorokan

Kesulitan menelan
Gangguan pencernaan (seperti diare atau sembelit)

Pembengkakan kelenjar getah bening.


Segera

periksakan

ke

dokter

apabila

Anda

melihat

benjolan

atau

pembengkakan yang tidak biasa pada leher.


Jenis Kanker Tiroid

Ada empat jenis utama kanker tiroid, yaitu:

Kanker tiroid papiler (papillary thyroid cancer)


Kanker tiroid papiler adalah jenis kanker tiroid yang paling sering dan paling
berbahaya, terhitung sekitar 80 persen dari seluruh kasus kanker tiroid.

Kanker tiroid papiler lebih banyak dialami wanita ketimbang laki-laki.


Kanker tiroid folikuler (follicular thyroid cancer)
Kanker tiroid folikuler paling sering dialami orang yang berusia 20-60 tahun
dan menjadi penyumbang sekitar 15 persen dari seluruh kasus kanker tiroid.
Jenis kanker tiroid yang satu ini tumbuh lebih lambat dan dapat sembuh jika

diobati sejak dini.


Kanker tiroid meduler (medullary thyroid cancer)
Kanker tiroid meduler cenderung menyebar ke bagian tubuh lain melalui
aliran darah dan sistem saraf limfatik. Menyumbang sekitar 3 persen dari
seluruh kasus kanker tiroid. Jenis kanker tiroid yang satu ini menghasilkan
kalsitonin

yang

berlebihan,

yaitu

hormon

yang

mengontrol

kadar kalsium dalam darah. Kanker yang tumbuh lambat ini mudah dikontrol

jika terdeteksi dan diobati sebelum menyebar ke bagian tubuh lain.


Kanker tiroid anaplastik (anaplastic thyroid cancer)
Kanker tiroid anaplastik cenderung lebih sering mengenai orang tua yang
berusia lebih dari 60 tahun dan menyumbang kurang dari 2 persen dari
seluruh kasus kanker tiroid. Kanker yang cukup jarang terjadi ini tumbuh dan
menyebar dengan cepat ke bagian tubuh lain dan sangat sukar diobati.
Kebanyakan penderita kanker tiroid anaplastik hanya bertahan hidup selama
enam bulan sejak didiagnosis.
Penyebab Kanker Tiroid

Kanker tiroid akan terjadi ketika sel-sel dalam tiroid mengalami bermutasi
(perubahan genetik), yang membuatnya berkembang biak dan tumbuh
dengan cepat. Sel-sel yang abnormal ini dapat menyerang jaringan di
sekitarnya dan juga menyebar ke seluruh tubuh. Penyebab mengapa sel-sel
tiroid

ini

bermutasi

masih

belum

diketahui

dengan

jelas.

Namun para ahli mengidentifikasi beberapa faktor risiko yang dapat


meningkatkan kemungkinan seseorang untuk terkena kanker tiroid. Faktorfaktor

risiko

tersebut

antara

lain:

Paparan radiasi, termasuk terapi radiasi terutama pada bagian tubuh


atas

Riwayat keluarga penderita kanker tiroid

Jenis kelamin (wanita lebih sering)

Pembesaran gondok kronis.


Prosedur dan Pemeriksaan Diagnostik

Untuk

menegakkan

diagnosa

kanker

tiroid,

selain

pemeriksaan

fisik

(memeriksa benjolan di leher) dan riwayat kesehatan lengkap, dokter


mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan lainnya, antara lain:

Scan tiroid

USG

Pemeriksaan pita suara

Tes darah (mengukur kadar thyroid-stimulating hormone /TSH)


Biopsi jaringan, yaitu pengambilan sampel jaringan untuk kemudian
diperiksa di laboratorium untuk melihat kemungkinan kanker.
Pengobatan Kanker Tiroid

Jenis pengobatan kanker tiroid akan tergantung pada jenis kanker, ukuran,
stadium, usia dan kondisi kesehatan pasien. Jenis pengobatan kanker tiroid
antara

lain

Pembedahan - Kelenjar tiroid diangkat sebagian atau seluruhnya


tergantung dari ukuran dan seberapa banyak kelenjar yang sudah
dipengaruhinya (disebut tiroidektomi). Kelenjar getah bening juga mungkin
diangkat.

Terapi radiasi - Yodium radioaktif digunakan untuk menghancurkan selsel kanker. Pada periode pengobatan ini, pasien bisa menjadi hipotiroid
(kekurangan hormon tiroid).
Terapi hormon - Pasien akan diberikan hormon tiroid dalam bentuk
tiroksin pasca operasi. Dosis yang diberikan umumnya lebih tinggi
dibandingkan dengan pasien hipotiroid lainnya, hal ini untuk menekan
produksi TSH, dengan demikian menekan pertumbuhan sel-sel tiroid.
Kemoterapi - Obat yang berfungsi membunuh sel-sel kanker.
Pengobatan berdasarkan jenis kanker tiroid:
Kanker tiroid papiler - Tiroidektomi, terapi hormon tiroid, dan yodium
radioaktif untuk menghancurkan sel-sel kanker yang tersisa pasca tiroid
diangkat.
Kanker tiroid folikuler - Tiroidektomi dan terapi yodium radioaktif.
Kanker tiroid meduler - Tiroidektomi, operasi tambahan mungkin
dilakukan jika kanker telah menyebar.
Kanker tiroid anaplastik - Tiroidektomi, terapi radiasi dan kemoterapi.
Kesembuhan akan tergantung pada banyak faktor seperti usia dan kesehatan
umum pasien, jenis dan lokasi kanker, dan stadium kanker sebelum
pengobatan dimulai.

Gejala Kanker Tiroid


Kanker tiroid adalah suatu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe ; papiler,
folikuler, anaplastik atau meduler. Kanker jarang menyebabkan pembesaran
kelenjar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) di dalam kelenjar.
Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak dan biasanya kanker tiroid bisa
disembuhkan. Kanker tiroid seringkali membatasi kemampuan menyerap yodium
dan membatasi kemampuan menghasilkan hormon tiroid; tetapi kadang kanker
menghasilkan cukup banyak hormon tiroid sehingga terjadi hipertiroidisme.
Nodul tiroid cenderung bersifat ganas jika:
hanya ditemukan satu
skening tiroid menunjukkan bahwa nodul tidak berfungsi
nodulnya padat dan isinya bukan cairan (kistik)
nodulnya keras
pertumbuhannya cepat.
KANKER PAPILER
60-70% dari kanker tiroid adalah kanker papiler. 2-3 kali lebih sering terjadi pada
wanita.
Kanker papiler lebih sering ditemukan pada orang muda, tetapi pada usia lanjut
kanker ini lebih cepat tumbuh dan menyebar. Resiko tinggi terjadinya kanker papiler
ditemukan pada orang yang pernah menjalani terapi penyinaran di leher.
Kanker ini diatasi dengan tindakan pembedahan, yang kadang melibatkan
pengangkatan kelenjar getah bening di sekitarnya. Nodul dengan diameter lebih

kecil dari 1,9 cm diangkat bersamaan dengan kelenjar tiroid di sekitarnya, meskipun
beberapa ahli menganjurkan untuk mengangkat
seluruh kelenjar tiroid.
Pembedahan hampir selalu bisa menyembuhkan
kanker ini.
Diberikan hormon tiroid dalam dosis yang cukup
untuk menekan pelepasan TSH dan membantu
mencegah kekambuhan.
Jika nodulnya lebih besar, maka biasanya dilakukan pengangkatan sebagian besar
atau seluruh kelenjar tiroid dan seringkali diberikan yodium radioaktif, dengan
harapan bahwa jaringan tiroid yang tersisa atau kanker yang telah menyebar akan
menyerapnya dan hancur.
Dosis yodium radioaktif lainnya mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa
keseluruhan kanker telah dihancurkan.

Kanker papiler hampir selalu dapat disembuhkan.


KANKER FOLIKULER
15% dari kanker tiroid adalah kanker folikuler. Kanker folikuler juga lebih sering
ditemukan pada wanita. Kanker folikuler cenderung menyebar melalui aliran darah,
menyebarkan sel-sel kanker ke berbagai organ tubuh. Pengobatan untuk kanker ini
adalah pengangkatan sebanyak mungkin kelenjar tiroid dan pemberian yodium
radioaktif untuk menghancurkan jaringan maupun sel kanker yang tersisa.
KANKER ANAPLASTIK
Kurang dari 10% kanker tiroid merupakan kanker anaplastik. Kanker ini paling sering
ditemukan pda wanita usia lanjut. Kanker anaplastik tumbuh sangat cepat dan
biasanya menyebabkan benjolan yang besar di leher. Sekitar 80% penderita
meninggal dalam waktu 1 tahun.
Pemberian yodium radioaktif tidak berguna karena kanker tidak menyerap yodium
radioaktif.
Pemberian obat anti kanker dan terapi penyinaran sebelum dan setelah pembedahan
memberikan hasil yang cukup memuaskan.
KANKER MEDULER
Pada kanker meduler, kelenjar tiroid menghasilkan sejumlah besar kalsitonin
(hormon yang dihasilkan oleh sel-sel tiroid tertentu). Karena juga bisa menghasilkan
hormon lainnya, maka kanker ini menyebabkan gejala-gejala yang tidak biasa.
Kanker cenderung menyebar melalu sistem getah bening ke kelenjar getah bening
dan melalui darah ke hati, paru-paru dan tulang. Pada sindroma neoplasia endokrin
multipel, kanker meduler bisa terjadi bersamaan dengan kanker endokrin lainnya.

Pengobatannya meliputi pengangkatan seluruh kelenjar tiroid. Lebih dari 2/3


penderita kanker meduler yang merupakan bagian dari sindroma neoplasia endokrin
multipel, bertahan hidup 10 tahun; jika kanker meduler berdiri sendiri, maka angka
harapan hidup penderitanya tidak sebaik itu.
Kadang kanker ini diturunkan, karena itu seseorang yang memiliki hubungan darah
dengan penderita kanker meduler, sebaiknya menjalai penyaringan untuk kelainan
genetik. Jika hasilnya negatif, maka hampir dapat dipastikan orang tersebut tidak
akan menderita kanker meduler. Jika hasilnya positif, maka dia akan menderita
kanker meduler; sehingga harus dipertimbangkan untuk menjalani pengangkatan
tiroid meskipun gejalanya belum timbul dan kadar kalsitonin darah belum
meningkat. Kadar kalsitonin yang tinggi atau peningkatan kadar kalsitonin yang
berlebihan setelah dilakukan tes perangsangan, juga membantu dalam meramalkan
apakah seseorang akan menderita kanker meduler.

PENYEBAB
Kanker tiroid lebih sering ditemukan pada orang-orang yang pernah menjalani terapi
penyinaran di kepala, leher maupun dada.
Faktor resiko lainnya adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker tiroid
dan gondok menahun.

GEJALA
Terdapat pembesaran kelenjar tiroid atau pembengkakan leher. Suara penderita
berubah atau menjadi serak.
Bisa terjadi batuk atau batuk berdarah, serta diare atau sembelit.

DIAGNOSA
Pertanda awal dari kanker tiroid biasanya adalah benjolan yang tidak terasa nyeri di
leher.
Skening tiroid bisa menentukan apakah nodulnya berfungsi atau tidak, karena nodul
yang tidak berfungsi cenderung bersifat ganas.
Pemeriksaan USG bisa membantu menentukan apakah nodulnya padat atau berisi
cairan.
Contoh nodul biasanya diambil dengan jarum untuk keperluan biopsi. Biopsi
merupakan cara terbaik untuk menentukan apakah nodulnya jinak atau ganas.

INFORMASI PENYEMBUHAN, HUBUNGI:

GEJALA, DIAGNOSA, DAN PENGOBATAN KANKER


Posted on October 10, 2012by marissalim95

GEJALA KANKER THYROID


Dengan peningkatan kejadian kanker tiroid dalam beberapa tahun terakhir, deteksi
dini, pengobatan dini adalah premis dari kanker tiroid dengan hasil yang
memuaskan, sehingga pemahaman dan penguasaan gejala kanker tiroid ini
sangatlah penting.

Gejala Tiroid
Pada tahap awal rata-rata pasien kanker tiroid tidak ada gejala yang terlihat,
terutama di jaringan tiroid ditekan terasa keras atau tidak rata di benjolan atau
nodul, Beberapa pasien mungkin tidak ada benjolan jelas, leher, tulang rusuk,
kanker metastatik tulang untuk kinerja luar biasa. Dimana nodul, salah satu situasi
berikut dapat menjadi risiko kanker tiroid :
1. Benjolan : Beberapa kanker tiroid yang normal pada anak dan wanita paruh
baya, gejala awal, lebih dari 95% pasien memiliki massa serviks, khususnya tidak
teratur, terisolasi, tidak teratur, Batas tidak jelas, aktivitas yang buruk dari benjolan
yang kaku, harus sangat waspada.

2. Suara serak : Kompresi saraf berulang laring kanker tiroid pada pasien
dengan tumor tiroid terus mengalami pembesaran sehingga menyebabkan suara
serak dan tersendak saat minum.
3. Kesulitan bernafas : Pasien kanker tiroid benjolan terus mengembang, dan
secara bertahap menekan saraf yang berdekatan, trakea atau esofagus, penyebab
pasien menunjukkan kesulitan bernapas atau menelan kesulitan, telinga, bantal,
myeri bahu radioaktif.
4. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening : peningkatan benjolan invasi
kelenjar getah bening rahim, menyebabkan pembengkakan leher kelenjar getah
bening.

Manifestasi klinis dari kanker tiroid


1. Karsinoma papiler tiroid
Karsinoma tiroid papiler terwujud sebagai pembengkakan bertahap benjolam leher,
benjolan itu tanpa rasa sakit, dan pasien dengan berbagai tingkat suara serak.
Karsinoma tiroid papiler sering sengaja ditemukan oleh pasien atau dokter, waktu
perawatan biasanya terlambat dan sering salah didiagnosis sebagai tumor jinak.
Tidak ada perubahan dalam fungsi tiroid pada pasien dengan karsinoma tiroid
papiler, tetapi beberapa dapat terjadi pada pasien dengan hipertiroidisme.
2. Tiroid folikuler karsinoma
Kebanyakan pasien manifestasi pertama tumor tiroid, pertumbuhan tumor, tekstur
massa menengah, tidak jelas, permukaan halus, kegiatan yang baik, invasi tumor
dari jaringan tiroid yang berdekatan adalah tetap, kinerja untuk suara serak,
beberapa gejala pasien dapat dipindahkan.
3. Meduler tiroid karsinoma
Kunjungan pertama dari mayoritas pasien, terutama rasa sakit nodul keras di
kelenjar tiroid, kelenjar getah bening regional.
4. Kanker tiroid anaplastik
1sebagian besar pasien datang dengan benjolan leher progresif sebelum timbulnya
gondok tidak ada, benjolan keras yang meningkat pesat, gondok mungkin

berhubungan dengan metastasis jauh; bertahun-tahun sejarah tiroid , tapi


benjolan tiroid tiba-tiba meningkat pesat, dan menjadi keras seperti batu.
DIAGNOSA KANKER THYROID
Tiroid normal adalah baik tipis dan lembut, tidak terlihat dan tidak berwujud.
Setelah pembesaran tiroid atau benjolan setara dengan bagian leher (yaitu, leher
sebelum daerah tengah, di bawah jakun) dapat memiliki tonjolan kinerja.
Cek klinis kanker tiroid ada beberapa cara, setelah beberapa dari mereka, ingin
mereka untuk dapat membantu setiap orang.

Metode skrining kanker tiroid


1. Pemeriksaan rontgen: terutama digunakan untuk mengamati hubungan
antara trakea dan tiroid. Kanker tiroid pada akhir sering infiltrasi dinding saluran
napas, stenosis trakea.
2. Pemeriksaan USG: tidak hanya dapat mendeteksi tiroid morfologi,
ukuran, jumlah, dan menentukan apakah itu kista atau padat.
3. Sitologi : Nodul tiroid lebih sering terjadi, mustahil untuk eksplorasi bedah
di dalam maupun di luar negeri dengan menggunakan jarum sitologi aspirasi.
4. Radionuklida: Pemeriksaan ini dapat menghapus morfologi tiroid, lokasi,
dan fungsi tiroid, telah menjadi cara konvensional diagnosis penyakit tiroid.

5. Pemeriksaan CT scan: CT jelas dapat menunjukkan kanker tiroid, bentuk,


ukuran dan hubungan dengan laring, trakea, esofagus, dan Anda dapat melihat
ruang lingkup infiltrasi kanker.

Kanker tiroid pemeriksaan diri metode


1. Bentuk Catatan gondok: Gondok, bentuk umumnya dibagi menjadi dua
kategori, satu kategori adalah berbentuk kupu-kupu, lebih sering terjadi pada
gondok endemik, tiroiditis, dan beberapa pasien dengan hipertiroidisme, yang lain
adalah benjolan bulat di bagian tiroid lebih sering terjadi pada kista tiroid, adenoma
tiroid, termasuk kanker tiroid.
2. Perhatikan bahwa ukuran tumor: Jika tumor difus merupakan
pembengkakan nodular membesar atau ganda, gondok kebanyakan endemik; nodul
diameter dari tumor jinak atau kista umumnya sekitar 2 cm; lebih dari diameter 2
cm , harus dicurigai kanker tiroid
3. Perhatikan bahwa kehalusan dan kelembutan tumor: Hati-hati
dengan ibu jari dan jari telunjuk menyentuh permukaan tumor. benjolan permukaan
halus dan konsisten, sebagian besar endemik gondok besar; permukaan benjolan
tidak halus, kemungkinan tiroiditis; menunjukkan pembesaran nodul tunggal, tetapi
benjolan merupakan permukaan yang halus, kesamaan mungkin adenoma;
pembengkakan besar nodulal tunggal, kinerja halus, entitas ini harus dicurigai
kanker tiroid.
4. Perhatikan bahwa tingkat pertumbuhan tumor: Gondok endemik
secara perlahan meningkat, durasi hingga beberapa tahun dan bahkan selama
puluhan tahun. Tumor jinak dan kista saja penyakit mungkin bisa bulanan sampai
tahunan : Kanker tiroid pertumbuhan tumor secara signifikan lebih cepat, dan dalam
sepuluh hari atau bulan, meningkat secara signifikan.
5. Perhatikan bahwa sekitar benjolan adalah kelenjar getah bening
teraba: pada daerah sekitar tiroid tersentuh tekstur keras dari kelenjar getah
bening, harus sangat dicurigai kanker tiroid yang berhubungan dengan metastasis
kelenjar getah bening regional.
PENGOBATAN KANKER THYROID MODERN CANCER HOSPITAL
GUANGZHOU

kanker tiroid umumnya diambil untuk operasi, radioterapi dan kemoterapi serta
terapi endrokin. Sekarang tergantung pada satu metode pengobatan terapi
kombinasi untuk berbagai metode, terutama pengembangan perawatan yang
komprehensif dari arah kedokteran integratif.

Pengobatan kanker tiroid


1. Operasi
Operasi merupakan metode yang dianjurkan untuk pengobatan kanker tiroid, sesuai
dengan lingkup operasi, secara luas dapat dibagi menjadi total tiroidektomi,
mendekati total tiroidektomi atau sub total tiroidektomi, serta bagian kecil dari
tiroidektomi, dan lain-lain. Operasi seringkali sulit menghilangkan semua jaringan
tiroid. Sisa luka mungkin ada dalam jaringan tiroid, tersisa setelah risiko
kekambuhan.
2. Kemoterapi
Kemoterapi untuk kanker tiroid, diferensiasi buruk atau tidak dibedakan setelah
pengobatan adjuvant kanker. Namun efektivitas yang buruk, dan efek samping toxic,
lebih umum menggabungkan pengobatan tradisional china untuk mengurangi efek
samping kemoterapi, dan meningkatkan hasilnya.
3. Terapi endokrin

hormon tiroid dapat menghambat keluarnya TSH, dengan demikian dapat


menghambat perkembangan dan diferensiasi kanker dari jaringan tiroid,
Adenokarsinoma dan karsinoma papiler folikuler memiliki efek terapi yang lebih
baik. Oleh karena itu, yang disebutkan di atas setelah di operasi, persiapan tiroksin
tambahan pada pasien tentang pencegahan kekambuhan dan mentasis memilki efek
tertentu, tetapi kanker tidak di beda-bedakan.
4. Terapi radiasi
Radioterapi merupakan salah satu terapi adjuvant kanker tiroid, Klinis multi-radiasi
dan terapi radiasi eksternal dalam jenis patologis yang berbeda, dapat digunakan
sebelum dan setelah operasi atau dikombinasikan dengan pengobatan Cina. Berbagai
jenis perbedaan kanker radiosensitivity, dimana dibedakan keefektifan jangka
pendek kanker, terapi eksternal lebih baik, dapat secara signifikan mengurangi luka
premier, rasa sakit yang efektif : Adenokarsinoma berdiferensiasi tidak sensitif
terhadap radiasi, umumnya pra-operasi radioterapi sebagai tindakan terapi adjuvan.
5. Pengobatan integratif
Obat pengobatan China pada kanker tiroid bisa keseluruh tubuh penyakit, dapat
digunakan untuk mengurangi kekambuhan pasca-operasi pada pasien, dapat juga
digunakan pada pasien kanker tiroid dengan dioperasi, kekembuhan terjadi setelah
pasien operasi, juga dapat digunakan akibat operasi, kemoterapi dan radioterapi
serta pengobatan lainnya, gejala shenpi kelelahan dan pengobatan lainnya.
6. Pengobatan minimal invasif
Peralatan pencitraan medis dengan tusuk dipandu dengan CT, kateter yang
dirancang khusus, mengarahkan kawat langsung ke dalam tubuh, diagnosa luka,
atau ekstrasi dari satu organisasi telah memilki waktu yang sama atau memilih
pengobatan lokal, hanya membuka sayatan 1-2 mm, dengan trauma yang lebih
sedikit, pemulihan yang cepat, efek yang baik.
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Kanker tiroid adalah suatu keganasan pada tiroid yang timbul dari sel folikel. Kebanyakan keganasan
dikelompokkan sebagai jenis karsinoma tiroid terdifferensiasi, yang manifest sebagai bentuk papiler,
follikuler, atau campuran.
Kanker jarang menyebabkan pembesaran kelenjar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul)
di dalam kelenjar. Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak dan biasanya kanker tiroid bisa
disembuhkan.

B. ANATOMI
Kelenjar thyroid berkembang dari endoderm yang berasal dari sulkus pharyngeus pertama dan kedua
pada garis tengah. Tempat pembentukan kelenjar thyroid menjadi foramen sekum di pangkal lidah.
Jaringan endodermal ini turun ke leher sampai setinggi cincin trakea kedua dan ketiga yang kemudian
membentuk kedua lobi. Kelenjar thyroid janin secara fungsional mulai mandiri pada minggu ke 12 masa
kehidupan intrauterine.
Permukaan medial tiap lobus dibentuk di atas larynx dan trakea. Secara superficial, kelenjar ini ditutupi
oleh muskulus sternokleidomastoideus, muskulus sternohyoideus, dan di bawah oleh batas anterior
muskulus sternokleidomastoideus. Di superior kelenjar ini dalam hubungan dengan muskulus
cricothyroideus.
Thyroidea (dari Yunani thyreos, pelindung) merupakan suatu kelanjar endokrin sangat vascular, merah
kecoklatan yang terdiri dari lobus dexter dan sinister yang berhubungan melintasi garis tengah oleh
istmus. Tiap lobus mencapai superior sejauh linea oblique sejauh cartilago thyroidea; istmus terletak di
atas cincin iga kedua dan ketiga. Ujung terbawah lobus biasanya di atas cincin trakea keempat atau
kelima. Kelenjar ini tertanam dalam lapisan pretrachealis fascia cervicalis profunda. Biasanya beratnya
sekitar 25 gram pada dewasa, sedikit lebih berat pada wanita dan membesar secara fisiologis pada
pubertas serta selama menstruasi dan kehamilan.
Kelenjar thyroid terletak di leher, antara fascia koli media dan fasia prevertebralis. Di dalam ruang yang
sama antara trakhea, esofagus, pembuluh darah besar, dan saraf. Kelenjar thyroid melekat pada trakea
dan fascia pretrakhealis, dan melingkari trakea dua pertiga bahkan sampai tiga perempat lingkaran.
Kelenjar thyroid kaya vaskularisasi, yaitu yang berasal dari empat sumber, yaitu a. karotis superior
kanan dan kiri, cabang a. karotis eksterna kanan dan kiri, dan kedua a. thyroidea inferior kanan dan kiri,
cabang a. brakhialis. Sistem venanya terdiri atas v. Thyroidea superior berjalan bersama arterinya; v.
Thyroidea media berada di lateral, berdekatan dengan a. thyroidea inferior, dan v. thyroidea inferior.
Vena thyroidea mulai dibentuk pada permukaan kelenjar dan dapat mudah dirusak pada eksplorasi.
Vena thyroidea superior berjalan bersama arteria thyroidea superior dan berdrainase langsung ke dalam
vena jugularis interna. Vena thyroidea media terpisah dan berdrainase langsung ke dalam vena jugularis
interna. Vena thyroidea inferior mendrainase darah dari kutub bawah tiap lobus dan berjalan ke vena
brachicephalica dextra.
Kanker tiroid seringkali membatasi kemampuan menyerap yodium dan membatasi kemampuan
menghasilkan hormon tiroid; tetapi kadang kanker menghasilkan cukup banyak hormon tiroid sehingga
terjadi hipertiroidisme.
B. FISIOLOGI THIROID
Sintesis Hormon tiroid :
Disintesis dari iodine dan asam amino tirosin. Sebagian besar iodine masuk melalui traktus digestivus
sebagai iodid, tapi juga melalui paru dan kulit. Iodine yg masuk tubuh 1/3 bagian masuk tiroid dan 2/3
bagian sisa-nya meninggalkan tubuh melalui urine.
Metabolisme hormon tiroid :
Ensim mengoksidase iodid iodine orga-nik, diikat ke dalam monoiodotirosin dan diio-dotirosin.
Senyawa ini mengandung hormon tiroid aktive tiroksin (T4) yang mempunyai 4 molekul iodine, dan
triiodotironin (T3) yang punya 3 molekul iodine. Dlm serum T4>T3, tapi T3 fisiologik lebih bermakna.
C. ETIOLOGI
Penyebab kanker tiroid sampai saat ini masih belum jelas. Beberapa faktor resiko yang telah
diidentifikasi meliputi :
Radiasi eksternal pada leher atau kepala khususnya selama masa kanak- kanak.
Predisposisi genetik (melibatkan faktor herediter), khususnya pada kanker tiroid type medullar.
Jenis kelamin (laki-laki lebih sering terkena kanker tiroid dibandingkan wanita).

D. KLASIFIKASI
Pada dasarnya neoplasma thyroid dapat bersifat benigna maupun maligna.
Benigna
Penampilan sebagai nodule soliter dari thyroid dengan sisa jaringan palpabel. Secara Teoritis ada
adenoma papiller tetapi kebanyakan adenoma follikuler. Sangat sukar dibedakan dengan karsinoma.

Oleh karena itu tindakan selalu pembedahan karena berdasar morphologi sendiri.
Adenoma selalu tidak dapat dibedakan dengan karsinoma, diagnosis hanya dikonformasikan histologi
yang dapat menunjukkan invasi ke kapsula atau ke pembuluh darah.
Karsinoma Thyroidea :
Karsinoma Thyroid sering hormone dependent misalnya pada TSH dimana mengatur sekresi normal dari
thyroid. Hormone dependens maximal pada Ca Papiller dan praktis nol pada type anaplastik dan
Follikuler bervariasi responsinya.
Terdapat 5 jenis type karsinoma thyroid yang diketahui, yaitu :
1. Carcinoma Papiller.
Biasanya penderita terbanyak umur muda
Kira kira 1/3 penderita menunjukkan metastase intraglandule lymphatik (yang sebelumnya dikira
multicentrik).
Terutama metastasis ke lnn. Cervical dan relative kurang ganas
Cel cel lapisan banyak dan irregular, type collumner atau cuboid
Sering menonjol ke dalam permukaan.
Histologi - pertumbuhan hanya papiller sedikit dan kebanyakan gambaran bercampur elemen papiller
dan follikuler (type mixed). Secara histologis harus dilaporkan adanya elemen follikuler dalam type
mixed karena ini penting / relevant lebih jauh iodine up take menunjukkan tiap I 123 up take, sedang
type mixed take up.Dengan semua tujuan type mixed lain dari pertumbuhan papiller.

2. Carcinoma Folliculer.
Biasa penderita lebih tua dan tumor lebih ganas dari pada type
papiller sering komplikasi dari adenoma benigna soliter atau
struma multinoduler.
Metastasis terutama dengan hematogen melalui venulae setelah
cel tumor melalui capsule.
Histologi - Cel ukuran medium teratur dalam berkas atau
trabeculae dengan daerah daerah folliculer teratur.
Karena mikroskopik cel teratur dalam bentuk aciner (cel columner
rendah atau cuboid) sewaktu waktu digambarkan sebagai juga
Carcinoma alveolar.
- Biasa komplikasi dari struma multinoduler.
3. Carcinoma Anaplastik.
- Biasanya penderita sudah tua
- Timbul dari kelenjar normal
- Penyebaran baik daengan lymphgen ataupun hematogen relative
pada stad. awa.
- Histologi - ada 2 type - type small cell dan giant cell. Kedua type
menunjukkan gambaran pleomorphi tetapi type giant cell lebih
ganas.
4. Carcinoma Meduller.
Ini berasal dari cel parafolliculer C (derivat dari corpus ultim
obranchial). dan beberapa ragu ragu bahwa ini berasal dari jar. thyroid.
Ada 2 type - familial dan sporadis.
Type familial sering melibatkan dua lobs dan dapat berasal
multifocal sebagai cel parafoliculer pada jar interstitiale dari kelenjar
thyroid.
Metastasis dengan lymphonodi dalam %-tage tinggi penderita dan
prognosis jelek. Type Sporadis biasanya unilobar dan kurang
malignant.
Histologi - menunjukkan karakter undiferentiated terdiri berkas berkas
cel bulat dan dapat menyerupai tumor carcinoid (dalam tract.
digestivus).
Karakteristik adanya amyloid baik makro dan mikroskopik.
Tumor juga menyebabkan kelainan biokhemis karena kenaikan
sekresi dari :

- Calcitonine (hypocalcaemia, osteoporosis , pembesaran


parathyroid, dan sakit tulang).
- 5-hydroxytryptamine seperti pada carcinoid (dengan
manifestasi diarrhoea).
- ACTH (nampak Cushingoid).
Tindakan :
Type sporadis - total lobectomi ipsilateral lobus dan subtotal lobectomy dari kontralteral lobus.
Type familial - Total thyroidectomy dan ipsilateral radical neck
dissection dari lymphonodi.
Prognosis terletak antara carcinoma folliculer dan anaplastik.

5. Carcinoma Epidermoid
Ini adalah : - Cancer sekunder berasal dari luar
- Biasanya dari perluasan sekunder dari cancer oesophagus
atau pharynx.
Dalam Klinik ada diketemukan kadang :
- Adenoma maligna - perubahan menjadi ganas dalam adenoma
- Carcinoma yang terjadi tadinya struma noduler soliter.
- Carcinoma timbul de novo dalam kelenjar yang tadinya sehat :
- dapat terjadi diffuse
- dapat penampilannya sebagai nodule soliter.
- Macam occult (tersembunyi) bila yang primer tidak palpabel tetapi
pasien menampilkan metastasis terbiasa dalam lymphonodi dekatnya
(Thyroid aberrant lateral).
E.PENDEKATAN DIAGNOSIS
A. Anamnesis.
Anamnesis (keterangan riwayat penyakit) merupakan bagian penting dalam menegakkan diagnosis.
Pasien dengan nodul tiroid nontoksik baik jinak maupun ganas, biasanya datang dengan keluhan
kosmetik atau takut timbulnya keganasan. Sebagian besar keganasan tiroid tidak menimbulkan keluhan,
kecuali jenis anaplastik yang sangat cepat membesar dalam beberapa minggu saja. Pasien biasanya
mengeluh adanya gejala penekanan pada jalan napas (sesak) atau pada jalan makanan (sulit menelan).
Pada nodul dengan adanya perdarahan atau disertai infeksi, bisa menimbul keluhan nyeri. Keluhan lain
pada keganasan tiroid yang mungkin timbul adalah suara serak.
B. Pemeriksaan fisik.
Perlu dibedakan antara nodul tiroid jinak dan ganas. Yang jinak, dari riwayat keluarga: nodul jinak,
strumadifus, multinoduler. Pertumbuhannya relatif besarnya tetap. Konsistensinya lunak, rata dan tidak
terfiksir. Gejala penekanan dan penyebarannya tidak ada.
Sedangkan yang ganas, dari riwayat keluarga: karsinoma medulare, nodul soliter, Usia kurang dari 20
tahun atau di atas 60 tahun. Pria berisiko dua kali daripada wanita dan riwayat terekspos radiasi leher.
Pertumbuhannya cepat membesar. Konsistensi, padat, keras, tidak rata dan terfiksir. Gejala penekanan,
ada gangguan menelan dan suara serak. Penyebarannya terjadi pembesaran kelenjar limfe leher.

C. Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan penunjang diagnostik untuk mengevaluasi nodul tiroid dapat berupa pemeriksaan
laboratorium untuk penentuan status fungsi dengan memeriksa kadar TSHs dan hormon tiroid,
pemeriksaan Ultrasonografi, sidik tiroid, CT scan atau MRI, serta biopsi aspirasi jarum halus dan terapi
supresi Tiroksin untuk diagnostik.
Pemeriksaan laboratorium dimaksudkan untuk memperoleh hasil pemeriksaan fungsi tiroid baik
hipertiroid maupun hipotiroid tidak menyingkirkan kemungkinan keganasan. Pemeriksaan TSH yang
meningkat berguna untuk tiroiditis. Pemeriksaan kadar antibodi antitiroid peroksidase dan antibodi
antitiroglobulin penting untuk diagnosis tiroiditis kronik Hashimoto yang sering timbul nodul
uni/bilateral. Sehingga masih mungkin terdapat keganasan.

Pemeriksaan calcitonin merupakan pertanda untuk kanker tiroid jenis medulare, sedangkan pemeriksaan
kadar tiroglobulin cukup sensitif untuk keganasan tiroid tetapi tidak spesifik. Karena bisa ditemukan
pada keadaan lain seperti tiroiditis dan adenoma tiroid.
1.Pemeriksaan Ultrasonografi.
Pemeriksaan dengan menggunakan USG merupakan pemeriksaan noninvasif dan ideal. Khususnya
dengan menggunakan ''high frequency real-time'' (generasi baru USG). Dengan alat ini akan diperoleh
gambaran anatomik secara detail dari nodul tiroid, baik volume (isi), perdarahan intra-noduler, serta
membedakan nodul solid/kistik/campuran solid-kistik. Gambaran yang mengarah keganasan seperti
massa solid yang hiperkoik, irregularitas, sementara gambaran neovaskularisasi dapat dijumpai pada
pemeriksaan dengan USG.
Dari satu penelitian USG nodul tiroid didapatkan 69% solid, 12% campuran dan 19% kista. Dari kista
tersebut hanya 7% yang ganas, sedangkan dari nodul yang solid atau campuran berkisar 20%.
2.Pemeriksaan dengan foto Rontgen
Pemeriksaan dengan foto rontgen berguna untuk melihat dorongan dan tekanan pada trakhea serta
klasifikasi didalam jaringan thiroid dan foto thorax dibuat untuk melihat kemungkinan penyebaran ke
mediastinum bagian atas atau paru
3.Pemeriksaan sidik tiroid.
Pemeriksaan tersebut dapat memberikan gambaran morfologi fugsional, berarti hasil pencitraan
merupakan refleksi dari fungsi jaringan tiroid. Bahan radioaktif yang digunakan I-131 dan Tc-99m.
Pada sidik tiroid 80-85% nodul tiroid memberikan hasil dingin (cold), sedangkan 10-15% mempunyai
risiko ganas. Nodul panas (hot) dijumpai sekitar 5% dengan risiko ganas paling rendah, sedang nodul
hangat (warm) 10-15% dari seluruh nodul dengan risiko ganas kurang dari 10%.
4.Pemeriksaan CT scan dan MRI.
Pemeriksaan CT scan (Computed Tomographic scanning) dan MRI (Magnetic Resonance Imaging) tidak
direkomendasikan untuk evaluasi keganasan tiroid. Karena disamping tidak memberikan keterangan
berarti untuk diagnosis, juga sangat mahal. CT scan atau MRI baru diperlukan bila ingin mengetahui
adanya perluasan struma substernal atau terdapat kompresi/penekanan pada jalan nafas.
5. Pemeriksaan Biopsi Aspirasi Jarum Halus.
Pemeriksaan ini dianggap sebagai metode yang efektif untuk membedakan nodul jinak atau ganas pada
nodul tiroid yang soliter maupun pada yang multinoduler. Dilaporkan pemeriksaan biopsi aspirasi jarum
halus ini mempunyai sensitivitas sebesar 83% dan spesifisitas 92%. Angka negatif palsu sekitar 1-6%
dan positif palsu sekitar 1%. Ini bisa karena kesalahan pengambilan sampel (nodul kurang 1 cm atau
lebih 4 cm). Hasil biopsi aspirasi jarum halus dapat digolongkan dalam 4 kategori, yakni jinak,
mencurigakan, ganas dan tidak adekuat.
6.Terapi supresi Tiroksin (untuk diagnostik).
Rasionalisasi dari tindakan ini adalah bahwa TSH merupakan stimulator kuat untuk fungsi kelenjar tiroid
dan pertumbuhannya. Tes ini akan meminimalisasi hasil negatif palsu pada biopsi aspirasi jarum halus.
Dengan cara ini diharapkan dapat memilah nodul yang memberi respon dan tidak. Kelompok terakhir ini
lebih besar kemungkinan ganasnya. Tetapi dengan adanya reseptor TSH di sel kanker tiroid, terapi
tersebut akan memberikan pengecilan nodul pada 13-15% kasus.
F.KLASIFIKASI TNM KARSINOMA THIROID
T
TUMOR PRIMER
T0
Tidak terbukti ada tumor
T1
<> 4 cm
T4
Tumor (biarpun kecil) menembus simpai thiroid
N
KELENJAR GETAH BENING REGIONAL
N0
Tidak di temukan
N1

Pembesaran dapat dipalpasi


N1a
Hanya ipsi Lateral
N1b
Kontra lateral
M
METASTASIS JAUH
M0
Tidak ada
M1
Ada
F.PENANGANAN KANKER THIROID.
Operasi.
Pada Kanker Tiroid yang masih berdeferensiasi baik, tindakan tiroidektomi (operasi pengambilan tiroid)
total merupakan pilihan untuk mengangkat sebanyak mungkin jaringan tumor. Pertimbangan dari
tindakan ini antara lain 60-85% pasien dengan kanker jenis papilare ditemukan di kedua lobus. 5-10%
kekambuhan terjadi pada lobus kontralateral, sesudah operasi unilateral. Terapi ablasi iodium radioaktif
menjadi lebih efektif.
Terapi Ablasi Iodium Radioaktif.
Terapi ini diberikan pada pasien yang sudah menjalani tiroidektomi total dengan maksud mematikan sisa
sel kanker post operasi dan meningkatkan spesifisitas sidik tiroid untuk deteksi kekambuhan atau
penyebaran kanker. Terapi ablasi tidak dianjurkan pada pasien dengan tumor soliter berdiameter kurang
1mm, kecuali ditemukan adanya penyebaran.
Terapi Supresi L-Tiroksin.
Supresi terhadap TSH pada kanker tiroid pascaoperasi dipertimbangkan. Karena adanya reseptor TSH di
sel kanker tiroid bila tidak ditekan akan merangsang pertumbuhan sel-sel ganas yang tertinggal. Harus
juga dipertimbangkan segi untung ruginya dengan terapi ini. Karena pada jangka panjang (7-15 tahun)
bisa menyebabkan gangguan metabolisme tulang dan bisa meningkatkan risiko patah tulang.
Evaluasi.
Keberhasilan terapi yang dilakukan memerlukan evaluasi secara berkala, agar dapat segera diketahui
adanya kekambuhan atau penyebaran. Monitor standar untuk hal ini adalah sintigrafi seluruh tubuh dan
pemeriksaan tiroglobulin serum. Pemeriksaan USG dan pencitraan lain seperti CT scan, rontgen dada
dan MRI tidak secara rutin diindikasikan.
Sintigrafi seluruh tubuh dilakukan 6-12 bulan setelah terapi ablasi pertama. Bila tidak ditemukan
abnormalitas, angka bebas kekambuhan dalam 10 tahun sebesar 90%. Sensitifitas pemeriksaan
tiroglobulin untuk mendeteksi kekambuhan atau penyebaran sebesar 85-95%
sorces : http://sanirachman.blogspot.com/2009/11/karsinoma-tiroid-grading-danstaging.html#ixzz41eymhGmm
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial

Kanker tiroid
A. EPIDEMIOLOGI
Karsinoma tiroid menempati urutan ke-9 dari sepuluh keganasan tersering.
Sekitar 3-5% dari semua tumor maligna. Karsinoma tiroid termasuk kanker kelenjar endokrin
terbanyak jumlahnya, karsinoma tiroid hampir 10 kali lebih banyak dari kelenjar endokrin lainnya.
Angka insidensi tahunan kanker tiroid bervariasi di seluruh dunia, yaitu dari 0,5-10 per 100.000
populasi. Insidennya lebih tinggi di negara dengan struma endemik. Insiden karsinoma tiroid
diIndonesia belum diketahui hingga sekarang, disebabkan belum adanya pendataan keganasan yang
terpadu. Di Amerika Serikat insiden karsinoma tiroid pada tahun 1970 adalah 5,5/100.000 pada
wanita dan 2,4/100.000 pada laki-laki.

Karsinoma tiroid didapat pada segala usia dengan puncak pada usia muda (7-20 tahun) dan
usia setengah baya (40-60 tahun). Berdasarkan usia penderita karsinoma tiroid terjadi sekitar 1,5%
dari semua karsinoma dewasa dan 3% dari semua karsinoma anak. Menurut distribusi umur, kasuskasus di RSCM Jakarta tersering berkisar pada umur 40-60 tahun (1984). Winship (1967)
mengemukakan umur yang sering terkena adalah antara 50-70 tahun.
Berdasarkan jenis histopatologi, sebarannya adalah karsinoma tiroid jenis papilar (71,4%);
karsinoma tiroid jenis folikular (16,7%); karsinoma tiroid jenis anaplastik (8,4%); dan karsinoma tiroid
jenis medular (1,4%).
Di Amerika serikat sekitar 80% dari semua karsinoma tiroid adalah karsinoma tiroid papilar.
Dari semua insiden yang muncul dari tahun 1935 (1,3 per 100.000 wanita dan 0,2 per 100.000 lakilaki) hingga tahun 1991 (5,8 per 100.000 wanita dan 2,5 per 100.000 laki-laki.

B. EMBRIOLOGI
Glandula thyroidea mula-mula berkembang dari penonjolan endodermal pada garis tengah
dasar pharynx, diantara tuberculum impar dan copula. Nantinya penebalan ini berubah menjadi
divertikulum yang disebut ductus thyroglossalis. Dengan berlanjutnya perkembangan, duktus ini
memanjang dan ujung distalnya menjadi berlobus dua. Duktus ini merubah menjadi tali padat dan
bermigrasi menuruni leher, berjalan di sebelah anterior, atau posterior terhadap os hyoideum yang
sedang berkembang. Pada minggu ke tujuh, tiba pada posisi akhirnya di dekat larynx dan trachea.
Sementara itu tali padat yang menghubungkan glandula thyroidea dengan lidah, terputus dan lenyap.
Tempat asal ductus tyroglossalis pada lidah menetap sebagai suatu sumur yang disebut foramen
caecum linquae. Kemudian, dua lobus pada ujung terminal ductus thyroglossalis akan membesar
sebagai akibat proliferasi epitel dan membentuk glandula thyroidea.

C. ANATOMI
Glandula thyroidea terdiri atas lobus kiri dan kanan yang dihubungkan oleh isthmus yang
sempit. Setiap lobus berbentuk buah avokad, dengan puncaknya ke atas sampai linea oblique
cartilaginis thyroidea dan basisnya terdapat dibawah, setinggi cincin trachea ke-4 atau ke-5. Glandula
thyroidea merupakan organ yang sangat vascular, dibungkus oleh selubung yang berasal dari lamina
pretrachealis. Selubung ini melekatkan kelenjar ini ke larynx dan trachea.
Juga sering didapatkan lobus piramidalis, yang menjalar ke atas dari isthmus, biasanya ke kiri
garis tengah. Lobus ini merupakan sisa jaringan embryonic thyroid yang ketinggalan pada waktu
migrasi jaringan ini ke bagian anterior di hipofaring. Bagian atas dari lobus ini dikenal sebagai pole
atas dari kelenjar tiroid, dan bagian bawah disebut sebagai pole bawah. Suatu pita fibrosa atau
muscular sering menghubungkan lobus piramidalis dengan os hyoideum; jika ia muscular disebut
sebagai m. levator glandulae thyroidea.
Berat tiroid pada orang dewasa normal adalah 10-30 gram tergantung kepada ukuran tubuh
dan suplai Iodium. Lebar dan panjang dari isthmus sekitar 20 mm, dan ketebalannya 2-6 mm. Ukuran
lobus lateral dari pole superior ke inferior sekitar 4 cm. Lebarnya 15-20 mm, dan ketebalan 20-39 mm.
Kelenjar tiroid terletak antara fascia colli media dan fascia prevertebralis. Di dalam ruangan
yang sama terdapat trakea, esophagus, pembuluh darah besar, dan saraf. Kelenjar tiroid melekat
pada trakea dan fascia pretrachealis dan melingkari duapertiga bahkan sampai tigaperempat
lingkaran. A. carotis communis, v. jugularis interna, dan n. vagus terletak bersama di dalam suatu

ruang tertutup di laterodorsal tiroid. N. recurrens terletak di dorsal sebelum masuk ke laring. N.
phrenicus dan truncus
symphaticus tidak
masuk
ke
dalam
ruang
antara fascia
media dan prevertebralis.
Limfe dari kelenjar tiroid terutama dicurahkan ke lateral, ke dalam nl. cervicales profundi.
Beberapa pembuluh limfe berjalan turun ke nl. paratracheales.
Seluruh cincin tiroid dibungkus oleh suatu lapisan jaringan yang dinamakan true
capsule.Sedangkan extension dari lapisan tengah fascia servicalis profundus yang mengelilingi tiroid
dinamakan false capsule atau surgical capsule. Seluruh arteri dan vena, plexus limphaticus dan
kelenjar paratiroid terletak antara kedua kapsul tersebut. Ligamentum Berry menjadi penghubung di
bagian posterior antara kedua kapsul tersebut. Ligamentum Berry menjadi penghubung di bagian
posterior antara kedua lobus tiroid.
Aa. carotis superior dextra et sinistra, dan kedua aa. thyroidea inferior dextra et
sinistramemberikan vaskularisasi untuk tiroid. Kadang kala dijumpai a. ima, cabang truncus
brachiocephalica. Sistem vena berjalan bersama arterinya, persarafan diatur oleh n. recurrensdan
cabang dari n. laryngeus superior, sedangkan sistem limfatik yang penting menerima aliran limfe tiroid
terdiri dari pembuluh limfe superior yang menerima cairan limfe dari pinggir atas isthmus, sebagian
besar permukaan medial lobus lateral, dan permukaan ventral dan dorsal bagian atas lobus lateral
dan pembuluh limfe inferior yang menerima cairan limfe dari sebagian besar isthmus dan bagian
bawah lobus lateral.
Pada pembedahan tiroid penting memperhatikan jalan arteri pada pool atas kanan dan kiri,
karena ligasi tinggi pada arteri tersebut dapat mencederai n. laryngeus superior, kerusakan nervus ini
dapat mengakibatkan perubahan suara menjadi parau yang bersifat sementara namun dapat pula
permanen.

D. HISTOLOGIS
Kelenjar tiroid terdiri dari nodula-nodula yang tersusun dari folikel-folikel kecil yang dipisahkan
satu dengan yang lainnya dengan jaringan ikat. Folikel-folikel tiroid dibatasi oleh epitel kubus dan
lumennya terisi oleh koloid.
Kelenjar tiroid mengandung 2 tipe sel utama yaitu thyroid follicular cells dan C cells
(parafollicular cells). Sel folikular menggunakan iodine dari darah untuk membuat hormone, yang
membantu meregulasi metabolisme tubuh. Sel parafolikular membuat calcitonin, suatu hormone yang
membantu meregulasikan bagaimana tubuh menggunakan calcium.

E. FISIOLOGI
Kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroid utama yaitu tiroksin (T4) yang kemudian berubah
menjadi bentuk aktifnya yaitu triyodotironin (T3). Iodium nonorganic yang diserap dari saluran cerna
merupakan bahan baku hormone tiroid. Zat ini dipekatkan kadarnya menjadi 30-40 kali sehingga
mempunyai afinitas yang sangat tinggi di dalam jaringan tiroid. Sebagian besar T4 kemudian akan
dilepaskan ke sirkulasi sedangkan sisanya tetap didalam kelenjar yang kemudian mengalami daur
ulang. Di sirkulasi, hormone tiroid akan terikat dengan protein yaitu globulin pengikat tiroid (thyroid
binding globulin, TBG) atau prealbumin pengikat albumin (thyroxine binding prealbumine, TBPA).
Hormon stimulator tiroid (thyroid stimulatimg hormone, TSH) memegang peranan penting untuk
mengatur sekresi dari kelenjar tiroid. TSH dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Proses

yang dikenal sebagai negative feedback sangat penting dalam pengeluaran hormone tiroid ke
sirkulasi. Pada pemeriksaan akan terlihat adanya sel parafolikuler yang menghasilkan kalsitonin yang
berfungsi untuk mengatur metabolism kalsium, yaitu menurunkan kadar kalsium serum terhadap
tulang.

F.

ONKOLOGI SECARA UMUM


Onkologi ialah ilmu yang mempelajari tentang tumor. Tumor secara umum dapat diartikan
sebagai benjolan atau pembengkakan yang abnormal pada tubuh. Secara klinis tumor dapat
dibedakan atas nonneoplasma (misalnya kista, peradangan) dan neoplasma. Sebagai neoplasma,
tumor terjadi karena adanya disregulasi pertumbuhan sel.
Neoplasma yang secara harfiah dapat diartikan pertumbuhan baru adalah massa abnormal
dari sel-sel yang mengalami proliferasi. Neoplasma dapat bersifat jinak dan ganas (kanker). Pada
gambaran klinis jinak dan ganas dapat dibedakan berdasarkan kecepatan tumbuh (lambat atau
cepat), sifat pertumbuhannya (ekspansif atau infiltratif), batas (jelas atau tidak jelas), dan
penyebarannya (tidak ada atau punya kemampuan metastasis). Pada gambaran histopatologis sel
jinak dan ganas juga dapat dibedakan yaitu berdasarkan bentuk (normal atau pleomorfik/ anaplastik/
anisositosis/ poikilositosis), sitoplasma (normal atau padat/hiperkromatik), kromatin (normal atau
kasar), nucleus (normal atau terang/irreguler), hubungan dengan sekitar (normal atau infiltratif), dan
vaskularisasi (normal atau meningkat).
Neoplasma mempengaruhi hospes dengan berbagai cara. Neoplasma jinak yang tidak
melakukan invasi atau metastasis umumnya menyebabkan kesulitan lokal. Beberapa masalah yang
disebabkan oleh neoplasma jinak dapat berupa penyumbatan jalan tubuh misalnya sumbatan pada
pembuluh darah dapat menyebabkan ulkus atau infeksi. Pada neoplasma ganas yang sudah lanjut
terjadi perebutan makanan dengan hospes sehingga dapat menyebabkan terjadinya malnutrisi pada
penderitanya (kakeksia tumor). Sel-sel neoplasma mampu mempengaruhi jaringan nonneoplastik di
sekitarnya untuk menghantarkan makanan berupa proliferasi vaskularisasi dengan rangsangan zatzat yang dikeluarkan oleh tumor tersebut.

G. KARSINOMA THYROID
Karsinoma tiroid termasuk kelompok penyakit keganasan dengan prognosis baik. Karsinoma
tiroid berdasarkan histologisnya:
Karsinoma papiler
Adalah jenis keganasan tiroid berdifferensiasi baik yang paling sering ditemukan (McKenzie
57%, Ramli M. dkk 48%, Tjindarbumi dkk 52%) . Sebagian besar disertai pembesaran kelenjar getah
bening regional. Umumnya tumbuh lambat, bertahun-tahun. Memiliki prognosis paling baik di antara
semua keganasan tiroid, dengan pengobatan yang paripurna dapat dicapai ketahanan hidup sampai
20 tahun atau lebih.
Karsinoma papiler mempunyai insiden puncak pada usia dekade ke tiga atau ke empat.
Karsinoma jenis ini dijumpai tiga kali lebih sering pada wanita dibanding laki-laki, dan 60-70% dari
kanker tiroid dijumpai pada orang dewasa adalah jenis ini dan 70% dari kanker tiroid yang dijumpai
pada anak-anak.

Nodul tiroid pada tipe ini ditemukan pada leher bagian depan, dapat dipalpasi dengan mudah.
Yang khas adalah bahwa nodul akan ikut gerakan menelan. Akan tetapi pada stadium lanjut dimana
nodul telah menginfiltrasi jaringan sekitar, tumor menjadi terfiksir. Hal ini menjadi indicator bahwa
nodul sudah tidak dapat diangkat.
Gambaran histopatologisnya adalah ditemukan struktur papiler dari sel-sel ganas yang
uniform baik ukuran maupun inti. Kadang-kadang disertai psamoma bodies.
Metastasis terutama terjadi melalui system limfatik, dengan organ target utama yaitu sternum
dan paru-paru.

Adenokarsinoma folikuler
Adalah golongan terbanyak ke dua setelah papiler (25%) namun lebih ganas dari tipe papiler.
Dapat mengenai semua umur namun lebih sering pada wanita setengah baya. Kadang ditemukan
nodul soliter yang besar di tulang seperti kalvaria atau humerus yang merupakan metastasis jauh
kanker tipe ini dimana nodul utamanya sering tidak ditemukan karena kecil dan tidak bergejala.
Gambaran histopatologi memperlihatkan struktur sel tiroid yang merupakan folikel-folikel.
Metastasis utama adalah secara hematogen. Metastasis jauh ke paru-paru, tulang, dan hepar
lebih cepat terjadi, sedangkan kemungkinan bertransformasi ke bentuk anaplastik adalah dua kali
lipat lebih besar dari tipe papiler.

Karsinoma anaplastik
Adalah bentuk yang paling ganas dengan perjalanan penyakit yang sangat cepat dan
berakibat fatal. Dalam hitungan minggu sudah menunjukkan gejala penekanan pada struktur sekitar
misalnya nyeri alih telinga dan suara menjadi serak akibat infiltrasi ke n. recurrens. Biasanya
penderita datang dengan keadaan yang sudah parah sehingga prognosisnya buruk. Namun
kejadiannya jarang. Sering pada usia tua dan lebih banyak pada wanita.
Gambaran histopatologis menunjukkan sel-sel yang anaplastik, terdiri darianaplastic spindle
cell, gambaran mitosis, ukuran bentuk dan inti yang sangat variatif.
Metastasis melalui system limfatik. Penderita kebanyakan meninggal dalam kurun waktu 6
bulan sampai 1 tahun pascadiagnosis.

Karsinoma meduler
Meliputi 5-10% dari keganasan tiroid. Berasal dari sel parafolikuler yang memproduksi
tirokalsitonin. Kadang diproduksi juga carcinoembryonic antigen. Sering ditemukan pada usia tua (5060 tahun). Medullary carcinoma sering disebut sebagai apudoma, karena sel parafolikuler berfungsi
sebagai APUD (Amine Precursor Uptake and Decarboxylation cell) juga karsinoma sodium karena
nodulnya sangat keras seperti batu. Sering didapatkan bersama kelainan hormonal yang lain seperti
adenoma paratiroid, pheokromositoma. Tipe ini bersifat familial dan herediter. Metastasis melalui
system limfatik.

H. ETIOLOGI
Etiologi yang pasti belum diketahui. Tiga kemungkinan penyebab karsinoma tiroid:

I.

1.

Intake Iodium yang rendah. Hal ini menyebabkan produksi hormon tiroid yang lebih rendah yang
dapat memicu peningkatan produksi thyroid stimulating hormone (TSH) yang mengakibatkan
stimulasi yang berlebihan dari folikel tiroid yang menyebabkan timbulnya penyakit nodular tiroid dan
mungkin merangsang perubahan ke arah keganasan pada sel folikuler.

2.

Radiasi ion pada daerah leher terutama pada anak-anak yang pernah mendapat terapi radiasi dan
atau kontak lama dengan zat radioaktif pada leher dan mediastinum.

3.

Faktor genetik.

FAKTOR RESIKO
Terdapat faktor resiko karsinoma tiroid yaitu:
1.

Usia dan jenis kelamin


Apabila nodul tiroid terdapat pada penderita berusia di bawah 20 tahun dan di atas 50 tahun, resiko
keganasan lebih tinggi. Demikian pula dengan jenis kelamin, penderita laki-laki memiliki resiko
keganasan lebih tinggi daripada perempuan.

2.

Radiasi di daerah leher dan kepala


Riwayat terpapar radiasi pada masa lampau menjadikan resiko keganasan akan lebih tinggi.
Kontribusinya sekitar 33-37%.

3.

Kecepatan tumbuh tumor


Nodul jinak membesar tidak terlalu cepat, nodul ganas membesar dengan cepat, sedangkan nodul
anaplastik membesar dengan sangat cepat.

4.

Riwayat gangguan mekanik di daerah leher


Adanya riwayat gangguan menelan menunjukkan bahwa tumor telah melakukan infiltrasi ke organ
bersangkutan. Gangguan bicara seperti suara yang menjadi serak dapat dicurigai sebagai tanda
infiltrasi tumor ke pita suara. Jika tumor mendesak trakea, dapat timbul gejala sesak nafas.

5.

Riwayat penyakit serupa dalam keluarga


Adanya riwayat penyakit serupa dalam keluarga dapat membantu mengarahkan klasifikasi tumor.
Karsinoma tipe meduler adalah bersifat familial dan herediter, berbeda dengan tipe lainnya.

J.

KLASIFIKASI
Ada beberapa klasifikasi karsinoma tiroid yang dapat ditemukan:
Klasifikasi karsinoma tiroid menurut WHO

1.

Tumor epitel maligna

Karsinoma folikuler
Karsinoma papiler
Campuran papiler-folikuler
Karsinoma anaplastik (undifferentiated)
Karsinoma sel squamosa
Karsinoma tiroid medulare
2.

Tumor nonepitel maligna

Fibrosarkoma
Lain-lain
3.

Tumor maligna lainnya


Sarkoma
Limfoma maligna
Hemangiotelioma maligna
Teratoma maligna

4.

Tumor sekunder dan Unclassified tumor

Klasifikasi berdasarkan pembagian histopatologi menurut Brennan dan Bloomer (1982)


1.

Well differentiated carcinoma (75%)

Papillary adenocarcinoma

Folicular carcinoma

Hurthle cell carcinoma


2.

Undifferentiated carcinoma (anaplastic) (20%)

Small cell carcinoma


Giant cell carcinoma
3.

Medullary carcinoma (4%)

4.

Other malignant tumor (1%)

Sarcoma
Lymphoma
Epidermoid ca

Metastasis tumor
Malignant teratoma

Klasifikasi klinik TNM (Staging)


Tumor Primer
Tx

Tumor primer tidak dapat dinilai

T0

Tidak didapat tumor primer

T1

Tumor dengan ukuran 2 cm, masih terbatas pada tiroid

T2

Tumor dengan ukuran 2-4 cm, masih terbatas pada tiroid


Tumor dengan ukuran terbesar > 4 cm, masih terbatas pada tiroid atau
tumor dengan ukuran berapa saja dengan ekstensi ekstratiroid minimal
(misalnya ke m.sternocleidomastoideus atau jaringan lunak paratiroid)

T4

Tumor telah berekstensi keluar kapsul dan menginvasi ke tempattempat berikut: jaringan subkutan, laring, trakea, esophagus, n.
laryngeus recurrens.

Kelenjar Getah Bening Regional


Nx

Kelenjar getah bening tidak dapat dinilai

N0

Tidak didapat metastasis ke kelenjar getah bening

N1

Terdapat metastasis kelenjar getah bening

N1a

Metastasis kelenjar getah bening servikal VI (pretaracheal, paratracheal,


prelaryngeal dan delphian)

N1b

Metastasis pada kelenjar getah bening servikal unilateral, bilateral,


ataukontralateral atau ke kelnjar getah bening mediastinal atas.

Metastasis
Mx

Metastasis tidak dapat dinilai

M0

Tidak terdapat metastasis

M1

Terdapat metastasis jauh

K. MANIFESTASI KLINIS
Gejala karsinoma tiroid adalah sebagai berikut:
1.

Kista bisa cepat membesar, nodul jinak perlahan, sedang nodul ganas agak cepat, dan nodul
anaplastik cepat sekali (dihitung dalam minggu), tanpa nyeri.

2.

Merasakan adanya gangguan mekanik di daerah leher, seperti gangguan menelan yang
menunjukkan adanya desakan esophagus, atau perasaan sesak yang menunjukkan adanya
desakan/infiltrasi ke trakea.

3.

Pembesaran kelenjar getah bening di daerah leher (mungkin metastasis)

4.

Penonjolan/kelainan pada tulang tempurung kepala (metastasis di tengkorak)

5.

Perasaan sesak dan batuk-batuk yang disertai dahak berdarah (metastasis di paru-paru bagi jenis
folikuler).

Dari pemeriksaan fisik didapatkan:


1.

Pemeriksaan tiroid.
Nodul soliter pada tiroid kemungkinan ganasnya 15-20%, sedang nodul multiple mempunyai
kemungkinan 5%. Kadang-kadang nodul soliter yang ganas lama-lama dapat berubah menjadi
bernodul-nodul. Pembesaran difus mungkin merupakan suatu tirotoksikosis.

2.

Pemeriksaan pada tempat-tempat kemungkinan terdapatnya penyebaran tumor (pembesaran


kelenjar getah bening dan organ-organ). Metastasis jauh karsinoma tiroid ialah paru-paru, tulang
(pelvis, vertebra, sternum, tengkorak dan humerus), hati, ginjal, dan otak. Bagian tulang yang terkena
ialah yang spongiosa dan kaya vaskularisasi.

L. STADIUM KLINIS
Klasifikasi TNM kanker tiroid

Tipe dan stadium

< 45 tahun

45 tahun

Papiler
Stadium I

Setiap T, setiap N, M0

Stadium II

Setiap T, setiap N;M1

Stadium III

Stadium IV

Setiap
T,
T1,N1,M0

N0,M0;

T2-4, N1, M0
Setiap T, setiap N, M1

Folikuler
Stadium I

Setiap T, setiap N, M0

T1, N0, M0

Stadium II

Setiap T, setiap N, M1

T2-4, N0, M0

Stadium III

Setiap T, N1, M0

Stadium IV

Setiap T, setiap N, M0

Stadium I

Stadium II

Setiap T, setiap N, M0

Stadium III

Setiap T, setiap N, M0

Stadium IV

Setiap T, setiap N, M1

Setiap T, setiap N, M1

Meduler

Tidak dapat
diklasifikasikan
Stadium I
Stadium II
Stadium III
Stadium IV

Setiap T,
setiap M

setiap

N, Setiap T,
setiap M

setiap

N,

M. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.

Pemeriksaan laboratorium
Langkah pertama yang dianjurkan adalah menentukan status fungsi tiroid dengan memeriksa
TSH (sensitive) dan T4 bebas. Pada keganasan tiroid umumnya fungsi tiroid normal. Tetapi
abnormalitas fungsi tiroid tidak dengan sendirinya menghilangkan kemungkinan keganasan.
Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik, kecuali pemeriksaan kadar kalsitonin
untuk pasien yang dicurigai karsinoma meduler. Pengukuran kadar human thyroglobulin, suatu
petanda tumor untuk keganasan tiroid yang berdifferensiasi baik, terutama untuk monitoring setelah
terapi pembedahan total tiroidektomi.

2.

Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan radiologis dilakukan untuk mencari metastasis. Dilakukan foto paru
anteroposterior; foto polos jaringan lunak (soft tissue technique) leher antero-posterior dan lateral
dengan posisi leher hiperekstensi bila tumornya besar; esofagogram bila secara klinis terdapat tandatanda adanya infiltrasi ke esophagus; dan foto tulang bila ada tanda-tanda metastasis ke tulang yang
bersangkutan.

3.

Pemeriksaan Ultrasonografi
Diperlukan untuk mendeteksi nodul yang kecil atau nodul di posterior yang secara klinis
belum dapat dipalpasi. Di samping itu dapat dipakai untuk membedakan nodul yang padat dan kistik
serta dapat dimanfaatkan untuk penentuan dalam tindakan biopsi aspirasi jarum halus.

4.

Pemeriksaan Sidik Tiroid / Scanning Tiroid


Pemeriksaan sidik tiroid dapat dilakukan jika terdapat fasilitas kedokteran nuklir. Dasar
pemeriksaan ini adalah uptake dan distribusi yodium radioaktif dalam kelenjar tiroid. Yang dapat
dilihat dari pemeriksaan ini adalah besar, bentuk, dan letak kelenjar tiroid serta distribusi dalam
kelenjar. Juga dapat diukur uptake yodiumnya dalam waktu 3, 12, 24 dan 48 jam. Pemeriksaan whole
body dapat membantu mengetahui apakah telah terjadi metastasis, dimana pada organ atau jaringan
dengan uptake yodium lebih banyak, dicurigai telah terjadi metastasis.
Bila nodul menangkap yodium lebih sedikit dari jaringan tiroid normal disebut cold nodul, bila
sama afinitasnya disebut warm nodule dan bila lebih tinggi disebut hot nodule.Sebagian besar
karsinoma tiroid adalah cold nodule. Sekitar 10-17% struma dengan nodul dingin ternyata suatu
keganasan. Bila dilakukan pemeriksaan sidik tiroid, obat-obatan yang mengganggu penangkapan
yodium oleh tyroid harus dihentikan selama 2-4 minggu sebelumnya.
Kelemahan pada penggunaan scanning tiroid adalah hasilnya kurang dapat dipercaya pada
nodul yang lebih kecil dari 2 cm.

5.

Pemeriksaan Sitologi melalui Biopsi Aspirasi Jarum Halus (Fine Nodule Aspiration Biopsy/FNAB)
Merupakan tindakan yang mudah dan aman, hanya saja harus diperiksa oleh seorang sitolog
yang berpengalaman. Ketepatan pemeriksaan sitologi untuk tipe anaplastik, meduler dan papiler
hampir mendekati 100% tetapi untuk tipe folikuler kurang dapat dipakai karena gambaran
sitologi adematous goiter, adenoma folliculare, dan adenocarcinoma folliculare adalah sama,
tergantung gambaran invasi ke kapsul dan vaskuler yang hanya dapat dilihat dari pemeriksaan
histopatologi.

6.

Pemeriksaan Histopatologi
Merupakan pemeriksaan diagnostik utama. Jaringan diperiksa setelah dilakukan tindakan
lobektomi atau isthmolobektomi. Untuk kasus inoperable pemeriksaan dilakukan dengan sediaan dari
biopsy insisi.

N. DIAGNOSIS
Menegakkan diagnosis karsinoma tiroid mencakup beberapa hal, meliputi anamnesis
lengkap, lalu melakukan pemeriksaan fisik pada nodul, dan melakukan beberapa pemeriksaan
penunjang untuk membantu mengarahkan dan menilai secara objektif keadaan tumor yang
sebenarnya.
Anamnesis meliputi riwayat paparan terhadap radiasi, riwayat kanker tiroid atau kelainan
tiroid lainnya pada keluarga. Juga dicatat ada atau tidaknya suara parau, disfagia, dan stridor.
Anamnesis pada penderita dilakukan secara mendalam agar dapat menggali faktor resiko yang
berperan, selain itu juga mengidentifikasi jenis nodul berdasarkan gejala klinis yang muncul, apakah

sudah tampak gejala metastasis jauh seperti benjolan pada kalvaria, sebagai tanda metastasis
tulang, sesak nafas sebagai tanda gangguan organ paru, rasa penuh di ulu hati dapat mengarahkan
kecurigaan akan gangguan organ hepar, dan lain sebagainya.
Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi dan palpasi dari kelenjar tiroid beserta aspek lateral dari
leher untuk memeriksa adanya limfadenopati servikal. Karakteristik dari massa tiroid yang teraba
seperti ukurannya, konsistensi, permukaan, batas tegas atau tidak, jumlah dan fiksasi ke trakea atau
larynx harus dinilai. Jika dijumpai pembesaran kelenjar limfe, lokasi, jumlah, ukuran, mobilitas, dan
hubungannya dengan struktur yang berdekatan perlu dicatat.
Secara klinis, nodul tiroid dicurigai ganas apabila:
Usia penderita di bawah 20 tahun atau di atas 50 tahun
Ada riwayat radiasi leher pada masa anak-anak
Disfagia, sesak nafas, dan perubahan suara
Nodul soliter, pertumbuhan cepat dan konsistensi keras
Ada pembesaran kelenjar getah bening leher (jugular, servikal, atau submandibular)
Ada tanda-tanda metastasis jauh

O. DIAGNOSIS BANDING
1.

Struma difusa toksik (Basedow = Graves disease) merupakan pembesaran kelenjar tiroid yang
umumnya difus. Terdapat gejala hipertiroid yang jelas berupa berdebar-debar, gelisah, palpitasi,
banyak keringat, kulit halus dan hangat, tremor, kadang-kadang dijumpai eksoftalmus, dll.

2.

Struma nodosa non toksik, dapat multinodosa atau soliter dan uninodosa. Disebabkan kekurangan
masukan iodium dalam makanan (biasanya di daerah pegunungan) atau dishormogenesis (defek
bawaan).

3.

Tiroiditis subakut, biasanya sehabis infeksi saluran pernapasan. Pembesaran yang terjadi simetris
dan nyeri dengan gejala-gejala penurunan berat badan, nervositas, disfagia, dan otalgia.

4.

Tiroiditis Riedel, terutama terdapat pada wanita berusia < 20 tahun. Gejalanya terdapat nyeri,
disfagia, paralysis laring, dan pembesaran tiroid unilateral yang keras seperti batu atau papan yang
melekat ke jaringan sekitarnya.

5.

Struma Hashimoto, sering pada wanita. Merupakan penyakit autoimun. Biasanya ditandai oleh
adanya benjolan struma difusa disertai keadaan hipertiroid, tanpa rasa nyeri. Pada kasus yang jarang
dapat terjadi hipertiroid.

6.

Adenoma paratiroid, biasanya tidak teraba dan terdapat perubahan kadar kalsium dan fosfor.

7.

Karsinoma paratiroid, biasanya teraba, terdapat metastasis ke tulang, kadar kalsium naik, dan batu
ginjal bisa ditemukan.

8.

Metastasis tumor.

9.

Teratoma, biasanya pada anak-anak dan berbatasan dengan kelenjar tiroid.

10. Limfoma malignum.

P.

PENATALAKSANAAN
1.

Pembedahan (Surgical)
Pengobatan pilihan dari karsinoma tiroid adalah pembedahan. Jenis pembedahan ditentukan
oleh ekstensi dari tumor. Dari indikasi pembedahan dapat dipilih jenis pembedahan dari kelenjar
gondok yang bersangkutan.
Bila diagnosis kemungkinan telah ditegakkan dan operable, operasi yang dilakukan adalah
lobektomi sisi yang patologik (Kaplan), atau lobektomi subtotal dengan risiko bila ganas kemungkinan
ada sel-sel karsinoma yang tertinggal. Pembedahan umumnya berupa tiroidektomi total.
Enukleasi nodulnya saja adalah berbahaya karena bila ternyata nodul tersebut ganas, telah
terjadi penyebaran (implantasi) sel-sel tumor dan operasi ulang untuk tiroidektomi secara teknis akan
menjadi lebih sukar.
Bila ada fasilitas pemeriksaan dengan sediaan beku dan ada persangkaan keganasan,
pemeriksaan preparat sediaan beku dilakukan dengan potongan-potongan ke beberapa arah.
Bila hasilnya jinak, lobektomi tersebut sudah cukup. Bila ganas, lobus kontra lateral diangkat
seluruhnya (tiroidektomi totalis) dan untuk kelangsungan hidup penderita selanjutnya, dilakukan terapi
hormonal sebagai terapi lanjutan. Dapat pula dilakukan near total thyroidectomy.
Bila dari hasil pemeriksaan kelenjar getah bening dicurigai adanya metastasis, dilakukan
diseksi radikal kelenjar getah bening pada sisi yang bersangkutan.
Komplikasi-komplikasi operasi antara lain terputusnya nervus laringeus rekurens dan cabang
eksterna dari nervus laringeus superior, hipoparatiroidisme, dan ruptur esophagus.

2.

Non pembedahan
Bila tumor sudah inoperable atau pasien menolak operasi lagi untuk lobus kontralateral,
dilakukan:

rna dengan I(131)


Hanya tumor berdifferensiasi baik yang mempunyai afinitas terhadap I(131) terutama yang
folikuler. Radiasi interna dilakukan dengan syarat jaringan tiroid normal yang afinitasnya lebih besar
harus dihilangkan dulu dengan operasi atau ablasio dengan pemberian I(131) dosis yang yang lebih
tinggi sehingga jaringan tiroid normal rusak semua, baru sisa I(131) bisa merusak jaringan tumor.

terna dengan Co 60 dengan dosis total 4000-5000 rad.

pi

Pada umumnya karsinoma tiroid adalah radioresisten. Tetapi radiasi eksterna tetap dipakai
pada beberapa kasus terutama pada jenis anaplastik. Untuk pemberian ini kecuali yang tipe
anaplastik sebaiknya jaringan tumor diangkat dulu sebanyak mungkin.

Cara ini masih dalam penyelidikan. Cara baru ini mendapat tempat bila cara yang lain sudah
mengalami kegagalan. Sitostatika yang dipakai adalah vincristin, adriablastin, ciosplatinum. Hasilnya
belum memuaskan.

Digunakan sebagai terapi suplemen/supresi terutama untuk tipe papiler atau campuran
papiler-folikuler, juga untuk mengobati hipotiroidisme pada tipe yang lain. Prinsip cara pengobatan ini
adalah menekan stimulasi dari hormon TSH yang dapat merangsang sekresi hormon sel kelenjar
gondok tiroksin yang pada gilirannya dapat merangsang pertumbuhan karsinoma yang ada pada
kelenjar tiroid.
Preparat yang digunakan adalah triyodotironin atau tiroksin. Crile mengatakan bahwa
pemberian dessicated thyroid dapat mengontrol pertumbuhan karsinoma papiler.
e.

Jika hasil pemeriksaan potong beku menunjukkan kista folikuler tiroid maka lobus tiroid yang
bersangkutan diangkat seluruhnya bersama dengan sinus tiroid.

Q. PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada:
-

Tipe histopatologi

Stadium klinik patologi

Lamanya penyakit hingga terdiagnosa dan diberikan pengobatan

Usia penderita

Sebagian besar kanker tiroid memiliki prognosis baik dan dapat disembuhkan. Di antara tipe
karsinoma tiroid, maka tipe karsinoma papiler mempunyai prognosa yang terbaik. Karsinoma tipe
meduler lebih jarang dijumpai dan prognosisnya lebih buruk, karsinoma anaplastik memiliki prognosis
yang paling buruk.
Russel dkk. Berdasarkan penyelidikannya menemukan survival rate 10 tahun:
-

60% untuk karsinoma folikuler

74% untuk karsinoma papiler

82% untuk karsinoma tipe campuran

Ketahanan hidup 5 tahun adenokarsinoma tiroid


Tipe adenokarsinoma
Papiler

Persentase
80-90%

Folikuler

50-70%

Meduler

30-40%

Anaplastik

< 5%

McKenzie, Crile menemukan prognosa lebih baik pada usia di bawah 40 tahun daripada usia
lebih tua terutama untuk tipe papiler.

DAFTAR PUSTAKA

Lukitto, P dkk. 2004. Protokol PERABOI 2003. Protokol Penatalaksanaan Kanker Tiroid. Hal 18-32.
Editor: Albar,ZA dkk; Bandung; PERABOI.

Apakah Kanker Papiler Tiroid?


Kanker Papiler Tiroid adalah tipe kanker tiroid paling sering. Kondisi ini ditandai dengan
pertumbuhan tumor (benjolan sel-sel) yang ganas (kanker) secara bersamaan di berbagai
bagian dari kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid adalah kelenjar endokrin penting yang terletak di daerah
leher yang mensekresikan hormon tiroid yang membantu mengatur metabolisme tubuh. Pada
kanker tiroid, produksi berlebihan dari hormon-hormon tersebut menyebabkan gangguan kadar
energi dan fungsi tubuh. Kebanyakan penderita kanker tipe ini tidak menunjukkan gejala pada
stadium awal. Kanker biasanya disadari ketika tumor tumbuh cukup besar sehingga
menyebabkan benjolan di daerah leher, kesulitan bernafas dan suara serak. Kanker tiroid papiler
seringkali ditemukan pada usia kurang dari 40 tahun, terutama pada wanita. Untungnya, kanker
tipe ini dapat hampir sembuh sempurna dengan pengankatan secara bedah daerah kelenjar
tiroid yang terkena apabila didiagnosis pada stadium dini.

Apa Yang Menyebabkan Kanker Papiler Tiroid?

KARSINOMA PAPILARI VARIAN FOLIKULAR TIROID


KARSINOMA PAPILARI VARIAN FOLIKULAR
TIROID

Pendahuluan
Kanker tiroid jarang terjadi, dilaporkan hanya 1% dari seluruh kanker manusia.
Biasanya menunjukkan keganasan sistem endokrin. Kanker tiroid dijumpai secara

primer pada usia dewasa muda dan pertengahan, dengan sekitar 122.000 kasus
baru per tahun di seluruh dunia.1
Insidensi di Amerika Serikat sekitar 25-30 kasus per juta penduduk.
Karsinoma tiroid menyebabkan sekitar 7000 kematian per tahun di Amerika
Serikat. Wanita tiga kali lebih sering terkena daripada pria, mungkin berkaitan
dengan ekspresi reseptor estrogen di epitel tiroid neoplastik. 2,3
Tumor ini dapat muncul pada usia berapa saja, rata-rata berusia 40 tahun.
Karsinoma papilari dilaporkan lebih dari 90% merupakan keganasan tiroid yang
menyerang anak-anak. Pada 5-10% kasus, dijumpai riwayat terpajan radiasi
pengion pada leher.3,4
Karsinoma tiroid digolongkan menjadi empat jenis berdasarkan gambaran
mikroskopik, yakni papilari, folikular, medulari dan anaplastik. Tipe papilari,
folikular dan anaplastik berasal dari epitel folikel tiroid, sedangkan tipe medulari
berasal dari sel-sel pensekresi yaitu kalsitonin dan parafolikuler (sel C).
Campuran antara karsinoma papilari dan folikular dapat juga terjadi, tetapi
bersifat persis menyerupai karsinoma papilari murni. 2
Hampir seluruh pasien datang dengan keluhan penyakit pada leher.
Penyakit yang berlokasi pada kelenjar tiroid dijumpai pada 67% kasus, tiroid
dan lymph node 13%, danlymph node sendiri sebanyak 20%.4
Karsinoma papilari merupakan bentuk tersering kanker tiroid (80% kasus),
dimana merupakan tumor epitelial malignan yang menunjukkan diferensiasi sel
folikuler dan dikarakteristikkan mempunyai gambaran nuklear tersendiri. 1
Salah satu varian dari karsinoma papilari tiroid adalah varian folikular.
Varian folikular ini pada tahun-tahun terakhir menimbulkan ketertarikan yang
mendalamdisebabkan karena kesulitan-kesulitan untuk membedakan varian
folikular ini dari neoplasma folikular pada sediaan apus biopsi aspirasi jarum
halus.5
Sebelum diperkenalkannya biopsi aspirasi jarum halus, untuk memperoleh
diagnosa pada nodul-nodul tiroid selalu dilakukan open biopsy, yang relatif
memerlukan biaya dan angka kesakitan yang lebih besar. Sekarang, biopsi
aspirasi jarum halus pada tiroid merupakan satu prosedur yang aman, murah
dan cepat dalam memberikan diagnosa pada nodul-nodul tiroid dan tentunya
dapat mengurangi prosedur operasi yang tidak perlu. 5,6
Pada tulisan ini kami laporkan sebuah kasus karsinoma papilari varian
folikular tiroid pada seorang anak perempuan berumur 11 tahun. Tumor berasal
dari tiroid kanan dan kiri yang sudah dilakukan FNAB pada tanggal 19 Desember
2008. Telah dilakukan scrapping intraoperatif total tiroidektomi dan juga
pemeriksaan jaringan pada tanggal 12 Januari 2009.
Epidemiologi

Meskipun karsinoma papilari jarang ditemukan sebelum usia 15 tahun, tetapi


biasanya karsinoma ini menggambarkan keganasan tiroid pada anak-anak.
Kebanyakan tumor bermanifestasi pada orang dewasa usia 20-50 tahun, dengan
perbandingan antara wanita dan pria yaitu 4:1. Umumnya terjadi pada wanita
diatas usia 50 tahun.1
Insiden karsinoma papilari meningkat di seluruh dunia. Di Amerika
Serikat, 10.000 kasus dijumpai pada tahun 1980, dan 22.000 kasus dijumpai
pada tahun 2004. Meskipun terjadi peningkatan pada insidensi, angka kematian
dapat diturunkan. Penurunan angka kematian tersebut didasarkan pada
pengertian tentang perilaku biologi dan terapi yang sesuai untuk karsinoma
papilari.1
Etiologi dan Patogenesis
Beberapa faktor, baik genetik maupun lingkungan, diperkirakan berperan pada
patogenesis kanker tiroid.

Faktor Genetik
Pentingnya faktor genetik digarisbawahi dengan adanya kasus kanker
tiroid dalam keluarga. Baru-baru ini dilaporkan suatu sindrom karsinoma tiroid
familial, meskipun
lokus genetik untuk karsinoma ini belum diketahui. Selain kanker tiroid
familial, kelainan protoonkogen RET juga pernah dilaporkan pada beberapa
karsinoma tiroid
papilari yang sporadik. RET sering mengalami pengaktifan karena letak
nya yang berdekatan dengan gen lain yang aktif secara konstitutif
(produk fusi yang terbentuk dari tata ulang somatik pada RET ini dikenal
sebagai RET/PTC).
Radiasi Pengion
Pajanan terhadap radiasi pengion,
terutama selama dua dekade pertama kehidupan, muncul sebagai salah satu
faktor predisposisi terpenting timbulnya karsinoma tiroid. Dahulu, terapi radiasi
digunakan secara bebas pada pengobatan sejumlah lesi di kepala dan
leher pada bayi dan anak, termasuk pembesaran tonsil reaktif, akne, dan tinea
kapitis. Hampir 9% orang yang mendapat terapi seperti ini selama masa anakanak kemudian mengidap keganasan tiroid, biasanya terjadi beberapa dekade
setelah pajanan. Selain itu, insidensi karsinoma tiroid meningkat secara
nyata pada orang-orang yang selamat dari bom atom di Jepang dan yang
terpajan radiasi pengion setelah bencana reaktor nuklir Cherbonyl. 3
Gejala dan Tanda
Karsinoma papilari biasanya berupa massa tiroid atau sebagai limfadenopati
servikal. Pada daerah dengan insufisiensi iodine, goiter multinodular lazim
ditemukan dan karsinoma papilari muncul sebagai nodul yang berbeda dengan
goiter. Pada daerah dengan iodine yang cukup, karsinoma papilari biasanya
berupa nodul soliter palpabel pada kelenjar tiroid normal. Studi diagnostik (CT,
MRI, ultrasound), yang dilakukan untuk indikasi trauma, penyakit vaskular

karotid atau indikasi lainnya, dapat secara tidak sengaja mendeteksi nodul tiroid
non-palpabel ataupun foki yang sangat kecil dari karsinoma papilari. 1,4
Lokalisasi
Karsinoma papilari dapat berlokasi pada kelenjar tiroid normal dan jaringan tiroid
ektopik (misal pada struma ovarii).1
Penyebaran Tumor dan Staging
Karsinoma papilari mempunyai kecenderungan untuk menyebar ke saluran limfe
dan oleh karena itu metastase nodus regional dijumpai pada banyak kasus.
Fokus mikroskopik dari tumor biasanya dijumpai pada tiroid, secara topografi
terpisah dari massa tumor utama. Invasi vena dapat dijumpai.
Staging tumor berdasarkan pada umur pasien, ukuran dari tumor primer,
perluasan ekstratiroid dan regional dan metastase jauh. 1

Varian Karsinoma Papilari


Beberapa subtipe histologik dari karsinoma papilari telah dideskripsikan. Kecuali
untuk varian tall-cell, dimana mempunyai prognosis yang buruk dibandingkan
dengan karsinoma papilari tipikal, subtipe yang lain tidak menunjukkan
tambahan prognosis yang nyata. Varian-varian ini termasuk :

Cystic papillary carcinoma

Follicular variant of papillary carcinoma

Tall-cell variant of papillary carcinoma

Columnar cell variant of papillary carcinoma

Oxyphilic variant of papillary carcinoma

Warthins like variant of papillary carcinoma

Diffuse sclerosing variant of papillary carcinoma in childhood

5,7,8

Varian folikular adalah subtipe karsinoma papilari yang mengandung hampir


secara keseluruhan adalah folikel-folikel. Diagnosis didasarkan pada keberadaan
gambaran nukleus klasik yang berhubungan dengan karsinoma papilari.
Gambaran yang mendukung untuk diagnosa adalah pola pertumbuhan
invasif, fibrous trabeculation, psammoma bodies, koloid eosinofilik yang kuat
dengan pinggir scallop dan keberadaan abortive papillae.4
Makroskopik

Ukuran tumor primer berkisar dari yang hanya dapat dilihat secara mikroskopik
hingga massa berukuran sangat besar dengan diameter lebih dari 10 cm.
Biasanya merupakan lesi infiltratif. Karsinoma papilari mungkin bermanifestasi
sebagai lesi soliter atau multifokus didalam tiroid. Secara makroskopik, pada
beberapa kasus kebanyakan massa padat, berwarna keputihan, berbatas tegas
dan jernih; kurang dari 10% dikelilingi oleh kapsul komplet. Pada kasus yang lain,
tumor menginfiltrasi parenkim di sekitarnya dengan batas tidak jelas. Lesi
mungkin mengandung daerah fibrosis dan kalsifikasi. Cystic changesdijumpai
pada 10% kasus. Pada permukaan potongan terkadang tampak formasi papil dan
granular yang dapat terlihat dengan kasat mata. 2,3,4

Sitopatologi
Aspirat dari karsinoma papilari konvensional secara tipikal mengandung sel-sel
yang banyak dimana berkelompok pada fragmen jaringan papilari, dengan
pembesaran sel-sel epitelial sedang didalam monolayered sheet dan kelompokan
tiga dimensi. Fragmen papilari biasanya menunjukkan pola bercabang dengan
tepi luar reguler, nuclear palisading, fibrovascular core, agregat avascular domeshaped cell dan flat sheet cell dua dimensi dengan proyeksi seperti jari. Sel-sel
tumor berbentuk kubus tetapi dapat juga kolumnar, poligonal, sel spindel
maupun skuamus. Nukleus oval, membesar dan irreguler. Nukleus mengandung
kromatin yang terlihat kotor dan powdery dan nukleoli kecil dimana biasanya
berada di tepi berdampingan dengan membran nukleus. Celah pada nukleus
danpseudoinclusion dijumpai. Gambaran lain yang menolong untuk mendiagnosa
karsinoma papilari ini termasuk keberadaan koloid
ropy (chewing
gum), multinucleated giant cell,psammoma bodies dan peningkatan densitas
sitoplasmik granular atau waxy (squamoid).1,5,7,8,9
Varian folikular dari karsinoma papiler tiroid sulit dibedakan dengan
neoplasma folikular pada sediaan apus aspirasi jarum halus. Varian folikular
menunjukkan gambaran-gambaran nukleus tipikal dimana dijumpai pale
powdery chromatin , celah nukleus, inklusi sitoplasmik nukleus dan koloid yang
berwarna merah muda. Keseluruhan dari gambaran-gambaran sitologi hampir
menyerupai suatu neoplasma folikular. 8
Histopatologi
Diagnosa pasti karsinoma papilari hanya dapat ditegakkan setelah pemeriksaan
mikroskopik, yang didasarkan pada gambaran nukleus walaupun tidak
ditemukan arsitektur papiler.3
Karakteristik gambaran nukleus pada karsinoma papilari termasuk
pembesaran inti, bentuknya yang oval, memanjang, dan berkelompok. Nukleus
sel mengandung kromatin yang tersebar halus sehingga sel tampak jernih
(ground glass atau Orphan Annie). Pinggiran nukleus irreguler, bercelah dan
tampak gambaran pseudoinclusion. Pada tumor tanpa struktur papiler kompleks,
diagnosa karsinoma papilari didasarkan pada gambaran nukleus tersebut. 1,3

Arsitektur papiler, apabila dijumpai, secara tipikal berbentuk percabangan.


Pada sedikit kasus, papil mungkin edema. Papil ditutupi oleh epitelium dengan
polaritas yang terganggu dan sitoplasma pucat atau eosinofilik. Metaplasia
skuamus lazim dijumpai. Pola arsitektur lain biasanya tidak sengaja ditemukan
bersamaan dengan struktur papil tetapi hal ini jarang terjadi untuk menemukan
pertumbuhan papil yang sebenarnya. Biasanya ditemukan pola folikel dengan
berbagai ukuran, solid dan pola trabekular. Tumor mungkin kistik dan lapisannya
menunjukkan metaplasia skuamus. Psammoma bodies bulat dan pada pusatnya
terdapat kalsifikasi yang harus dibedakan dari psammoma-like bodies yang
dapat dijumpai didalam koloid.1
Imunohistokimia
Karsinoma papilari reaktif terhadap cytokeratin, thyroglobulin dan thyroid
transcription
factor-1
(TTF-1), tetapi
negatif
untuk synaptophysin dan chromogranin. Beberapa marker imunohistokimia
digunakan untuk memastikan diagnosis dari karsinoma papilari termasuk protein
S100, HLA-DR, reseptor estrogen, high molecular weight cytokeratin (CK), CK19
dan RET. Marker keganasan lain yang digunakan pada lesi-lesi papilari antara lain
HBME-1 dan galectin-3.
Tumor dengan metastase secara tipikal menunjukkan kehilangan p27 atau
upregulasi cyclin D1 sedangkan karsinoma papilari non-metastase positif
terhadap p27 dan negatif terhadap cyclin D1.
Metastase karsinoma papilari yang berasal dari tiroid positif untuk TTF-1
dan thyroglobulin sedangkan yang primernya berasal dari pulmonary mungkin
positif untuk TTF-1 tetapi negatif untuk thyroglobulin. Karsinoma papilari dari
tempat lain selain paru dan tiroid secara tipikal negatif terhadap TTF-1 dan
thyroglobulin.1
Prognosis
Prognosis karsinoma papilar baik, 10-year survival lebih dari 90% dan untuk
pasien muda lebih dari 98%. Perbandingan relatif area-area papiler dan folikular
tidak berhubungan dengan prognosis, tetapi invasi vaskular dan nuklear atypia
mungkin merupakan tanda-tanda prognostik yang berlawanan. Gambaran klinis
umum berhubungan dengan prognosis bergantung pada usia, ukuran tumor,
perluasan keluar dari tiroid, pembedahan yang komplet dan metastase jauh. Efek
prognostik yang berlawanan pada usia tua ditekankan terhadap ukuran tumor
yang besar dan perluasan ekstraglandular dari tumor. 1

DAFTAR PUSTAKA

1.

DeLellis A. Ronald, Llyod V. Ricardo, Heitz U. Philipp, Eng Charis. Paathology ang
Genetics. Tumours of Endocrine Organs. Worls Health Organization Classification
of Tumours. IARC Press. Lyon. 2004. P. 57-66.
Chandrasoma et al, , Concise
International, Inc. 1998. P. 850-52
2.

Pathology.

3rd edition.

Prentice-Hall

Kumar Vinay, Cotran S. Ramzi, Robbins L. Stanley. Robbins Basic Pathology.


8 Edition. W.B Saunders Company. Philadelphia. Pennsylvania. 2007. P.767-68.
3.

th

4.

Rosai Juan. Ackerman Surgical Pathology. 8 th Edition. Mosby. New York. 1996. P.
514-25
5.
Koss, Leopold G. Koss Diagnostic Cytology and Its Histopathologic
Bases. Fifth Edition, Lippincott Williams & Wilkins. 2006. P. 1162-66.
Skarin T. Arthur. Atlas of Diagnostic Oncology. Dana-Farber Cancer
Institute. Third Edition. Mosby. Elsevier Science Limited. 2003. P.282-284.
6.

7.

Atkinson F. Barbara. Atlas of Diagnostic Cytopathology. Second Edition.


Saunders. Elsevier, Inc. 2004. P. 466-67.
8.
Orell R. Svante , Sterett F. Gregory, Whitaker Darrel. Fine Needle Aspiration
Cytology, Fourth Edition, Elsevier. 2005. P. 144-50.
9. Orell R. Svante, Philips Jeanette. The Thyroid. Fine Needle Biopsy and
Cytological Diagnosis of Thyroid Lesions. Karger. 1997. P. 126-51.

Oleh:
Harry Wahyudhy Utama, S.Ked
Ichram Riyadi, S.Ked
I. PENDAHULUAN
I.1 Embriologi
Kelenjar tiroid berkembang dari endoderm yang berasal dari sulcus pharyngeus pertama
dan kedua. Tempat pembentukan kelenjar tiroid ini menjadi foramen sekum di pangkal
lidah. Jaringan endodermal ini turun ke leher sampai setinggi cincin trakea kedua dan
ketiga yang kemudian membentuk dua lobi. Penurunan ini terjadi pada garis tengah
mudigah. Saluran pada struktur endodermal ini tetap ada dan menjadi duktus tiroglossus
atau mengalami obliterasi menjadi lobus piramidalis kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid janin
secara fungsional mulai mandiri pada minggu ke-12 masa kehidupan intrauterin.1
I.2 Anatomi

Kelenjar tiroid terletak di leher, yaitu antara fasia koli media dan fasia prevertebralis. Di
dalam ruang yang sama terdapat trakea, esofagus, pembuluh darah besar dan saraf.
Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan fascia pretrachealis, dan melingkari trakea dua
pertiga bahkan sampai tiga perempat lingkaran. Keempat kelenjar paratiroid umumnya
terletak pada permukaan belakang kelenjar tiroid, tetapi letak dan jumlah kelenjar ini
dapat bervariasi. Arteri karotis komunis, vena jugularis interna dan nervus vagus terletak
bersama dalam suatu sarung tertutup di laterodorsal tiroid. Nervus rekurens terletak di
dorsal tiroid sebelum masuk laring. Nervus frenikus dan trunkus simpatikus tidak masuk
ke dalam ruang antara fasia media dan prevertebralis.1
Vaskularisasi kelenjar tiroid berasal dari empat sumber; arteri karotis superior kanan dan
kiri, cabang arteri karotis eksterna kanan dan kiri dan kedua arteri tiroidea inferior kanan
dan kiri, cabang arteri brakhialis. Kadang kala dijumpai arteri tiroidea ima, cabang dari
trunkus brakiosefalika. Sistem vena terdiri atas vena tiroidea superior yang berjalan
bersama arteri, vena tiroidea media di sebelah lateral, dan vena tiroidea inferior.
Terdapat dua macam saraf yang mensarafi laring dengan pita suara (plica vocalis) yaitu
nervus rekurens dan cabang dari nervus laringeus superior.1
I.3 Fisiologi
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tiroksin (T4) yang kemudian
berubah menjadi bentuk aktifnya yaitu triyodotironin (T3). Iodium nonorganik yang
diserap dari saluran cerna merupakan bahan baku hormon tiroid. Zat ini dipekatkan
kadarnya menjadi 30-40 kali sehingga mempunyai afinitas yang sangat tinggi di dalam
jaringan tiroid. T3 dan T4 yang dihasilkan ini kemudian akan disimpan dalam bentuk
koloid di dalam tiroid. Sebagian besar T4 kemudian akan dilepaskan ke sirkulasi
sedangkan sisanya tetap di dalam kelenjar yang kemudian mengalami daur ulang. Di
sirkulasi, hormon tiroid akan terikat oleh protein yaitu globulin pengikat tiroid (thyroid
binding globulin, TBG) atau prealbumin pengikat albumin (thyroxine binding
prealbumine, TBPA). Hormon stimulator tiroid (thyroid stimulating hormone, TSH)
memegang peranan terpenting untuk mengatur sekresi dari kelenjar tiroid. TSH
dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Proses yang dikenal sebagai negative
feedback sangat penting dalam proses pengeluaran hormon tiroid ke sirkulasi. Pada
pemeriksaan akan terlihat adanya sel parafolikuler yang menghasilkan kalsitonin yang
berfungsi untuk mengatur metabolisme kalsium, yaitu menurunkan kadar kalsium serum
terhadap tulang.1
II. KARSINOMA TIROID
II.1 Epidemiologi
Kanker tiroid menempati urutan ke-9 dari sepuluh keganasan tersering. Lebih banyak
pada wanita dengan distribusi berkisar antara 2 : 1 sampai 3 : 1. Insidensnya berkisar

antara 5,4-30%. Berdasarkan jenis histopatologi, sebarannya adalah kanker tiroid jenis
papilar (71,4%); kanker tiroid jenis folikular ( 16,7%); kanker tiroid jenis anaplastik
(8,4%); dan kanker tiroid jenis medular (1,4%). Berdasarkan usia kanker tiroid jenis
papilar biasanya pada pasien yang berusia kurang dari 40 tahun, berbeda dengan
kanker tiroid folikular yang banyak pada usia di atas itu. Sedangkan kanker jenis
medular sering ditemukan pada usia tua (50-60 tahun).2
Angka insidensi tahunan kanker tiroid bervariasi di seluruh dunia, yaitu dari 0,5-10 per
100.000 populasi. Karsinoma tiroid mempunyai angka prevalensi yang sama dengan
multipel mieloma. Karsinoma tiroid ini merupakan jenis keganasan jaringan endokrin
yang terbanyak, yaitu 90% dari seluruh kanker endokrin.3
American Cancer Society memperkirakan bahwa sekitar 17.000 kasus baru muncul
setiap tahunnya di Amerika Serikat dan sekitar 1.300 diantaranya mengakibatkan
kematian. Tetapi dengan pengobatan yang adekuat, sekitar 190.000 penderita tetap
dapat hidup normal dan beberapa dapat bertahan lebih dari 40 tahun.3
II.2 Etiologi
Etiologi yang pasti belum diketahui. Yang berperan khususnya untuk well differentiated
carcinoma (papilar dan folikular) adalah radiasi dan goiter endemis sedangkan untuk
jenis medular adalah faktor genetik. Belum diketahui suatu karsinogen yang berperan
untuk kanker anaplastik dan medular. Diperkirakan kanker tiroid anaplastik berasal dari
perubahan kanker tiroid berdiferensiasi baik (papiler dan folikuler) dengan kemungkinan
jenis folikuler dua kali lebih besar. Sedangkan limfoma pada tiroid diperkirakan karena
perubahan-perubahan degenerasi ganas dari tiroiditis Hashimoto.2
II.3 Faktor Risiko
Faktor risikonya antara lain:4,5
1. Pengaruh usia dan jenis kelamin
Apabila nodul tiroid terdapat pada penderita berusia dibawah 20 tahun dan diatas 50
tahun, resiko keganasan lebih tinggi. Demikian pula dengan jenis kelamin, penderita
laki-laki memiliki resiko keganasan lebih tinggi daripada penderita perempuan.
2. Pengaruh radiasi di daerah leher dan kepala pada masa lampau
3. Kecepatan tumbuh tumor
4. Riwayat gangguan mekanik di daerah leher
5. Riwayat penyakit serupa dalam keluarga
II.4 Diagnosis
Anamnesis pada penderita dilakukan secara mendalam agar dapat menggali faktor
risiko yang berperan, selain itu juga mengidentifikasi jenis nodul berdasarkan gejala
klinis yang muncul, apakah sudah tampak gejala metastasis jauh seperti benjolan pada
kalvaria sebagai tanda metastasis tulang, sesak nafas sebagai tanda gangguan organ
paru, rasa penuh di ulu hati dapat mengarahkan kecurigaan akan gangguan organ

hepar, dan lain sebagainya.4,5


Pemeriksaan fisik nodul mencakup 7 kriteria. Nodul diidentifikasi berdasarkan
konsistensinya keras atau lunak, ukurannya, terdapat tidaknya nyeri, permukaan nodul
rata atau berdungkul-dungkul, berjumlah tunggal atau multipel, memiliki batas yang
tegas atau tidak, dan keadaan mobilitas nodul. Secara klinis, nodul tiroid dicurigai ganas
apabila :4,5
a. Usia penderita dibawah 20 tahun atau diatas 50 tahun
b. Ada riwayat radiasi leher pada masa anak-anak
c. Disfagia, sesak nafas, dan perubahan suara
d. Nodul soliter, pertumbuhan cepat dan konsistensi keras
e. Ada pembesaran kelenjar getah bening leher (jugular, servikal, atau submandibular)
f. Ada tanda-tanda metastasis jauh
Pemeriksaan Penunjang meliputi:4,5
1. Pemeriksaan Laboratorium
Menilai Human Thyroglobulin, suatu penanda tumor untuk karsinoma tiroid; jenis yang
berdifferensiasi baik, terutama untuk follow up.
2. Pemeriksaan Radiologis
Dilakukan pemeriksaan foto paru anteroposterior untuk menilai adanya metastasis.
3. Pemeriksaan Ultrasonografi
Diperlukan untuk mendeteksi nodul yang kecil atau nodul di posterior yang secara klinis
belum dapat dipalpasi.
4. Pemeriksaan Sidik Tiroid
Dasar pemeriksaan ini adalah uptake dan distribusi yodium radioaktif dalam kelenjar
tiroid. Yang dapat dilihat dari pemeriksaan ini adalah besar, bentuk, dan letak kelenjar
tiroid serta distribusi dalam kelenjar. Juga dapat diukur uptake yodiumnya dalam waktu
3, 12, 24 dan 48 jam.
5. Pemeriksaan Sitologi melalui Biopsi Aspirasi Jarum Halus
Ketepatan pemeriksaan sitologi untuk tipe anaplastik, meduler dan papiler hampir
mendekati 100%
6. Pemeriksaan Histopatologi
Merupakan pemeriksaan dianostik utama. Jaringan diperiksa setelah dilakukan tindakan
lobektomi atau isthmolobektomi.
II.5 KLASIFIKASI
Pengelompokan tumor ganas tiroid adalah sebagai berikut:1
Karsinoma berdiferensiasi baik (75%)
Adenokarsinoma papiler
Adenokarsinoma folikuler

Adenokarsinoma sel Hurtle


Karsinoma berdiferensiasi buruk (20%)
Karsinoma anaplastik sel kecil
Karsinoma anaplastik sel besar
Adenokarsinoma meduler (4%)
Tumor ganas lain (jarang sekali)
Sarkoma tiroid
Limfoma maligna
Karsinoma epidermoid
Metastasis dari karsinoma lain
II.6 Diagnosis Banding
Diagnosa untuk penyakit ini adalah:2
1. Struma difusa toksik (Basedow = Graves disease
2. Struma nodosa non toksik
3. Tiroiditis subakut
4. Tiroiditis Riedel
5. Struma Hashimoto
6. Adenoma paratiroid dan karsinoma paratiroid.
7. Metastasis tumor.
8. Teratoma
9. Limfoma maligna
II.7 Prognosis
Prognosis bergantung pada :4
1. Tipe histopatologi
2. Stadium klinik patologi
3. Lamanya penyakit hingga terdiagnosis dan diberikan pengobatan
4. Usia penderita
Diantara tipe karsinoma tiroid, maka tipe karsinoma papiler mempunyai prognosis yang
paling baik. Prognosis pasien dengan kanker tiroid berdiferensiasi baik tergantung pada
umur (semakin buruk dengan bertambahnya umur); adanya ekstensi (menurunkan
survival rate 20 tahun dari 91% menjadi 45%); adanya lesi metastasis (menurunkan
survival rate 20 tahun dari 10% menjadi 46%); diameter tumor; dan jenis histopatologi
(pada papilar survival rate 20 tahunnya 93% dan folikular survival rate 20 tahunnya
83%).2,5
II.8 Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Bila diagnosis kemungkinan telah ditegakkan dan operabel, operasi yang dilakukan
adalah lobektomi sisi yang patologik (Kaplan), atau lobektomi subtotal dengan risiko bila

ganas kemungkinan ada sel-sel karsinoma yang tertinggal. Pembedahan umumnya


berupa tiroidektomi total. Enukleasi nodulnya saja adalah berbahaya karena bila
ternyata nodul tersebut ganas, telah terjadi penyebaran (implantasi) sel-sel tumor dan
operasi ulang untuk tiroidektomi secara teknis akan menjadi lebih sukar.2
Bila hasilnya jinak, lobektomi tersebut sudah cukup. Bila ganas, lobus kontra lateral
diangkat seluruhnya (tiroidektomi totalis). Dapat pula dilakukan near total thyroidectomy.
Bila dari hasil pemeriksaan kelenjar getah bening dicurigai adanya metastasis, dilakukan
diseksi radikal kelenjar getah bening pada sisi yang bersangkutan. Komplikasikomplikasi operasi antara lain terputusnya nerws laringeus rekurens dan cabang
eksterna dari nervus laringeus superior, hipoparatirodisme, dan ruptur esofagus.2
2. Radiasi
Bila tumor sudah inoperabel atau pasien menolak operasi lagi untuk lobus kontralateral,
dilakukan:2
a. Radiasi interna dengan I131.
b. Radiasi eksterna, memberikan hasil yang cukup baik untuk tumor-tumor inoperabel
atau anaplastik yang tidak berafinitas terhadap I131.
III. RADIOTERAPI
Radioterapi adalah penggunaan radiasi ion di bidang kedokteran sebagai satu bagian
pengobatan kanker dengan mengontrol pertumbuhan sel ganas. Radioterapi digunakan
sebagai terapi kuratif maupun bersifat adjuvan. Lapangan radiasi juga mencakup
jaringan limfonodus dan pembuluh darah yang menjadi risiko utama untuk metastase
tumor. Radioterapi adalah penggunaan radiasi untuk menghancurkan sel kanker atau
merusak sel tersebut sehingga tidak dapat bermultiplikasi lagi. Walaupun radiasi ini akan
mengenai seluruh sel, tetapi umumnya sel normal lebih tahan terhadap radiasi
dibandingkan dengan sel kanker.6,7
III.1 Kegunaan radioterapi
Kegunaan radioterapi adalah sebagai berikut:7
Mengobati : banyak kanker yang dapat disembuhkan dengan radioterapi, baik dengan
atau tanpa dikombinasikan dengan pengobatan lain seperti pembedahan dan
kemoterapi.
Mengontrol : Jika tidak memungkinkan lagi adanya penyembuhan, radioterapi berguna
untuk mengontrol pertumbuhan sel kanker dengan membuat sel kanker menjadi lebih
kecil dan berhenti menyebar
Mengurangi gejala : Selain untuk mengontrol kanker, radioterapi dapat mengurangi
gejala yang biasa timbul pada penderita kanker seperti rasa nyeri dan juga membuat
hidup penderita lebih nyaman.
Membantu pengobatan lainnya : terutama post operasi dan kemoterapi yang sering

disebut sebagai adjuvant therapy atau terapi tambahan dengan tujuan agar terapi
bedah dan kemoterapi yang diberikan lebih efektif.
III.2 Jenis radioterapi
1. Radioterapi eksternal (radioterapi konvensional)
Pada terapi eksternal, mesin akan mengeluarkan sinar radiasi pada tempat kanker dan
jaringan sekitarnya. Mesin yang digunakan dapat berbeda, tergantung dari lokasi
kanker.7
Banyaknya dosis radiasi yang digunakan dihitung dengan ukuran grays (Gy). Dosis
yang diberikan tergantung jenis dan luas tumor. Beberapa kasus yang bersifat kuratif,
dosis yang diberikan sebesar 50 sampai 70 Gy, sedangkan limfoma diobati dengan
dosis 20 to 40 Gy. Untuk terapi adjuvan sekitar 50 60Gy.6
2. Radioterapi internal (Radioisotope Therapy (RIT))
Radioterapi diberikan melalui cairan infus yang kemudian masuk ke dalam pembuluh
darah atau dapat juga dengan cara menelannya. Contoh obat radioterapi melalui infus
adalah metaiodobenzylguanidine (MIBG) untuk mengobati neuroblastoma, sedangkan
melalui oral contohnya iodine-131 untuk mengobati kanker tiroid.6
IV. PENGGUNAAN RADIOAKTIF PADA KARSINOMA TIROID
Radioaktif iodin adalah salah satu isotop radioaktif. Jenis isotop radioaktif iodin yang
digunakan dalam bidang kedokteran adalah I-123 dan I-131. Radioaktif iodin ini
berkonsentrasi dalam kelenjar tiroid sama seperti iodium pada umumnya sehingga
dapat digunakan untuk diagnosis maupun pengobatan. Untuk diagnosa digunakan I-123
sedangkan untuk pengobatan yang bertujuan untuk menghancurkan kelenjar tiroid
adalah I-131. Radioaktif iodin yang tidak berada di dalam tiroid akan segera dieliminasi
dari tubuh melalui kelenjar keringat dan urine.8
III.1 Sebagai Alat Diagnosa
I-123 adalah isotop yang digunakan untuk dapat melihat gambaran kelenjar tiroid.
Cukup dengan menelan I-123 dalam dosis kecil, maka dalam jangka waktu 3-6 jam
sudah dapat diambil gambarannya. Kamera yang digunakan serupa dengan X-ray atau
CT scan. Isotop ini tidak mempunyai efek samping dan tidak berbahaya bagi
pemakainya. 8
Gambar 5. Foto CT Scan yang memperlihatkan adanya karsinoma tiroid menggunakan
kontras iodin secara intravena
III.2 Sebagai Alat Terapi Hipertiroid Dan Post Operatif
I-131 digunakan sebagai terapi pengobatan untuk kondisi tiroid yang over aktif atau kita
sebut hipertiroid. I-131 ini sendiri adalah suatu isotop yang terbuat dari iodin yang selalu
memancarkan sinar radiasi. Jika I-131 ini dimasukkan kedalam tubuh dalam dosis yang

kecil, maka I-131 ini akan masuk ke dalam pembuluh darah traktus gastrointestinalis. I131 dan akan melewati kelenjar tiroid yang kemudian akan menghancurkan sel-sel
glandula tersebut. Hal ini akan memperlambat aktifitas dari kelenjar tiroid dan dalam
beberapa kasus dapat merubah kondisi tiroid yang semula overactive menjadi
underactive.9
I-131 digunakan untuk terapi graves disease, goiter, tiroid nodul, dan karsinoma tiroid.
Seorang ahli bedah tiroid dapat mengeluarkan seluruh bagian dari tiroid dengan
komplikasi bedah yang paling minimal, sedangkan I-131 digunakan untuk
menghancurkan kelenjar yang masih tersisa. Dalam keadaan ini, tidak diperkenankan
menggunakan hormon pengganti selama beberapa minggu setelah terapi dengan tujuan
menurunkan level hormon tiroid hingga dibawah normal. Dengan demikian, I-131 dapat
bekerja secara maksimal untuk menghancurkan tiroid yang tersisa. Pengobatan dengan
cara ini dapat secara signifikan menurunkan kemungkinan timbulnya kembali kanker
tiroid dan meningkatkan kemampuan dokter untuk mendeteksi dan mengobati kanker
yang mungkin berulang.9,10
III.3 Sebagai Terapi Definitif Untuk Karsinoma Tiroid Persisten
Semua penderita kanker harus mendapatkan follow-up yang reguler oleh ahli
endokrinologi. Jika dari hasil follow up diketahui bahwa masih ada kanker tiroid yang
tersisa dan bersifat persisten atau rekuren, maka ahli endokrinologi diperbolehkan untuk
memberikan dosis tambahan I-131. Pasien dengan kanker tiroid residual atau telah
menyebar ke regio belakang leher, dapat melakukan scanning menggunakan radioaktif.
10
III.4 Dosis Yang Digunakan
Dosis yan digunakan adalah sebagai berikut:8
Dosis kecil, yaitu sebesar 5-30 millicuries (mCi) pada penderita hipertiroid
Dosis sedang yaitu 25-75 mCi digunakan untuk mengecilkan ukuran tiroid yang
membesar tetapi mempunyai fungsi yang normal.
Dosis besar yaitu 30-200mCi digunakan untuk menghancurkan sel kanker tiroid.
Bila ahli radiologi akan memberikan dosis yang lebih tinggi, maka penderita akan
diminta untuk tinggal di dalam ruang yang terisolasi selama 24 jam untuk menghindari
paparan dengan orang lain.8
III.5 Prosedur Pelaksanaan
I-131 ditelan dalam bentuk dosis tunggal dengan bentuk kapsul atau cair dan dengan
cepat masuk ke dalam pembuluh darah traktus gastrointestinalis, masuk ke dalam
kelenjar tiroid dan mulai menghancurkan kelenjar tiroidnya. Efeknya baru akan terlihat
dalam jangka waktu satu sampai tiga bulan dengan efek maksimal tiga sampai enam
bulan setelah pengobatan.9
III.6 Efek Samping

Efek samping dari terapi ini pada umumnya adalah timbulnya rasa nyeri setelah
pengobatan dan pembengkakan kelenjar ludah. Untuk hal ini, maka penderita boleh
diberikan obat simptomatik seperti aspirin, ibuprofen atau asetaminofen.8
III.7 Pengawasan
Seseorang yang sedang dalam terapi I-131 ini sebenarnya diperbolehkan pulang ke
rumah, dengan catatan tidak boleh melakukan kontak yang terlalu dekat dan lama
dengan orang lain untuk beberapa hari terutama wanita hamil dan anak-anak. I-131
akan keluar dari tubuh selama dua hari pertama pengobatan, terutama melalui urin.
Selain itu juga ada yang diekskresikan dalam kelenjar liur, kelenjar keringat, kelenjar air
mata, sekresi cairan vagina dan feses. Akan lebih baik lagi, bila seseorang yang sedang
menjalani terapi ini beristirahat selama beberapa hari, terutama yang pekerjaan sehariharinya kontak dngan anak-anak dan wanita hamil.9
Nuclear Regulatory Commission merekomendasikan sebagai berikut:9
Gunakan fasilitas toilet pribadi, jika ada, dan cucilah dua kali lebih banyak setelah
menggunakannya
Mandi setiap hari dan cucilah tangan sesering mungkin
Minum cairan dalam jumlah yang normal
Gunakanlah alat makan yang disposabel atau pisahkan dengan alat makan yang lain
saat mencucinya
Cuci pakaian dan semua yang kontak dengan tubuh tiap hari dan harus dipisah dari
pakaian anggota keluarga yang lain. Tidak diperlukan teknik pencucian yang khusus
Jangan menyiapkan makanan kepada orang lain jika mengharuskan penderita kontak
tangan lama dengan makanan tersebut
Ingat, bahwa I-131 yang diberikan selama periode kehamilan akan berakibat rusaknya
kelenjar tiroid pada bayi. I-131 dapat masuk ke dalam tubuh bayi melalui air susu
penderita. Karena itulah kebanyakan para ahli menunda terapi pada wanita yang
sedang dalam masa menyusui. Selain itu, kehamilan sebisa mungkin ditunda paling
tidak enam sampai 12 bulan setelah terapi karena adanya paparan radiasi pada
ovarium.9
Terapi ini memerlukan suatu keahlian khusus, karena itulah mereka yang terlibat
langsung dalam bagian pengobatan ini adalah para ahli radiologi yang telah mendapat
pelatihan khusus di bidang kedokteran nuklir, termasuk juga para ahli endokrinologi,
onkologi, ahli bedah dan petugas lapangan.9
III.8 Proteksi
Selain menggunakan alat pelindung diri dan mencegah untuk banyak melakukan kontak
dengan penderita yang sedang menjalani terapi, para ahli dapat menggunakan kalium
iodida. Kalium Iodida (KI) mempunyai bentuk yang sama dengan iodium yang terdapat

dalam garam. KI membanjiri tiroid dengan iodium yang mencegah absorbsi dari
radioaktif iodin dari sumber manapun, termasuk air, makanan, minuman dan udara. KI
termasuk obat yang bebas dijual dipasaran dalam bentuk tablet pil dan cairan. 11
Para ahli terapi dapat menggunakan KI ini untuk mengurangi paparan terhadap
radioiodin. KI sebaiknya dikonsumsi 6-12 jam sebelum terjadi paparan terhadap
radioaktif iodin. KI tetap efektif walau digunakan beberapa jam segera setelah terjadi
paparan. Dikonsumsi dengan dosis satu kali sehari, sehari ketika sedang terpapar dan
satu hari lagi sesudahnya. Tetapi penggunaan KI juga dapat mengakibatkan efek
samping seperti terjadinya alergi adn timbulnya hipotiroidisme.11
DAFTAR PUSTAKA
Kelenjar gondok atau disebut kelenjar tiroid, adalah kelenjar yang normalnya berlokasi dibagian tengah-depan
dari

leher

kita. Ada

tiga

bagian

yaitu

lobus

kanan,

lobus

kiri

dan

lobus

intermedius

yang

menghubungkan lobus kanan dan lobus kiri.


Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid berukuran kecil, dengan berat hanya 2-4 gram posisinya dileher depan
bagian tengah dan tidak teraba. Sehingga pada leher orang normal tidak tampak tonjolan atau massa yang
mengganggu pemandangan seperti apa yang kita lihat pada penderita gondok.
Fungsi kelenjar tiroid yaitu mengatur metabolisme tubuh, sehingga segala sesuatunya berjalan lancar dan
normal didalam tubuh seseorang. Maka dikenal beberapa istilah seperti : eutiroid, hipertiroid dan hipotiroid.
Eutiroid adalah keadaan dimana besar dan fungsi kelenjar gondok dalam keadaan normal. Hipertiroid, berarti
kelenjar gondok bekerja melebihi kerja normal sehingga biasanya kelenjar gondok membesar dan juga akan
didapatkan hasil laboratorium untuk hormon TSH, T3 dan T4 yang berada diatas ambang normal. Hipotiroid
kebalikan dari hipertiroid, disini kelenjar gondok bekerja dibawah normal, sehingga ketiga hormon tadi kadarnya
didalam serum dibawah angka normal. Apa gejala dan dampak dari kelainan kelenjar gondok ini ?
Gejala hipertiroid biasanya : si penderita hiperaktif, tidak bisa diam. Badan berkeringat berlebihan, suhu tubuh
hangat, jantung berdebar-debar, tangan sering gemetar, bola mata agak menonjol. Banyak bicara susah diam,
makan banyak akan tetapi badan tetap kurus dan seterusnya.
Penderita hipotiroid umumnya badan suhunya dingin, lembab. Orangnya rada obese, malas bergerak dan malas
bicara. Biasanya lidahnya tampak besar dan tebal. Makan tidak banyak, akan tetapi tubuhnya tambun.
Semuanya kebalikan dari gejala hipertiroid.
Pada hipertiroid , peradangan kelenjar tiroid maupun adanya neoplasma atau tumor kelenjar gondok, maka
kelenjar itu akan membesar, berupa benjolan atau massa yang bisa diraba pada leher tengah bagian depan. Ciri
khasnya : benjolan itu akan turut bergerak saat penderita melakukan gerakan menelan. Artinya bila penderita
disuruh melakukan gerakan menelan, maka si benjolan tadi bergerak keatas dan kebawah, sesuai dan mengikuti
irama gerakan menelan si penderita.

Sakitkah benjolan tadi ? Jawabnya : ada yang sakit dan ada yang tidak. Tergantung jenis kelainan yang
ditemukan, biasanya bila akibat peradangan akan dirasakan sakit atau nyeri. Nyeri disini bisa nyeri spontan,
artinya nyeri tanpa dilakukan penekanan terhadap benjolan. Dan atau nyeri tekan, yaitu nyeri bila benjolan
ditekan pada saat dilakukan pemeriksaan.
Apakah penderita merasakan demam ? Jawabnya : bisa ya dan bisa tidak. Biasanya demam dirasakan pada
awal kemunculan massa di kelenjar gondok itu dan demam biasa dijumpai pada kasus peradangan. Sedangkan
pada neoplasma atau tumor kelenjar tiroid, biasanya penderita tidak akan merasakan nyeri maupun demam.
Mengenai tumor tiroid, kita mengenal ada yang jinak dan ada yang ganas. Neoplasma jinak biasanya jenis
struma adenomatosa dan adenoma folikuler tiroid. Sedangkan neoplasma ganas umumnya yang tersering
adalah karsinoma tiroid papilliferum.
Penderita kelainan kelenjar gondok biasanya 80-90 persen adalah kaum hawa. Sedangkan laki-laki sangat
jarang. Namun demikian, prosentase keganasan pada penderita kaum adam cukup tinggi sekitar 60-70 persen
dari seluruh kasus penderita kelainan tiroid pada laki-laki.
Karena itu, khusus kepada kaum adam, sering-seringlah memeriksa leher bagian depan anda. Bila dicurigai ada
yang tidak beres, segera kunjungi dokter terdekat agar segera dapat dilakukan pemeriksaan lab dan lain-lain.
Apabila fasilitas ada, dokter yang paling tepat menangani kelainan pada kelenjar gondok ini adalah dokter
spesialis penyakit dalam (internist), sub-divisi Endokrinologi.
Popularity: 33%

Anda mungkin juga menyukai