PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORITIS
1. KONSEP PENYAKIT
2. DEFINISI
Suatu karsinoma kelenjar yang membentuk foliker dengan perabaan dapat
ditemukan nodul soliter kelenjar tiroid.
3. ETIOLOGI
- Radiasi
Merupakan salah satu faktor etiologi karsinoma tiroid. Banyak kasus
karsinoma pada anak-anak yang sebelumnya dapat radiasi pada kepala dan leher
karena penyakit lain. Biasanya efek radiasi timbul setelah 5 -25 tahun dan rata-
rata 10,9 tahun.
- Stimulasi TSH
Stimulasi TSH yang lama merupakan salah satu faktor etiologi karsinoma
tiroid. Pemberian diet tanpa garam Jodium pada binatang percobaan, pemberian
zat radioaktif atau sub total tiroidektomi berakibat stimulasi TSH meningkat dan
dalam jangka waktu yang lama dapat terjadi karsinoma tiroid.
- Penyebab nodul tiroid yang sering ialah : - Penyebab yang jarang ialah :
4. Koloid Tiroiditis granulomatosa
5. Kista Infeksi (abses, tuberkulosis)
6. Tiroiditis Limfositik Neoplasma ganas
7. Neoplasma jinak Medulare
a) Hurthle Anaplastik
b) Folikulare Metastasis
. 5) Neoplasma ganas Limfoma
8. Papilare
9. Folikulare
10. PATOFISIOLOGI
Karsinoma folikuler biasanya menyebar melalui hematogen, sehingga
sering menyebabkan metastase jauh pada waktu diagnosa, jarang limfogen yaitu
ke parau, tulang, hati, ginjal, dan otak pada tulang terutama, bahu, tulang dada,
tulang tengkora & tulang iliaca. metastase ketulang hati, atau otak, keparu,
limfoid. Karsinoma folikuler dapat menginvasi jaringan sekitarnya seperti trakea,
otot, kulit, pembuluh darah dan. Laringeus Recurren serta jaringan lemak.
Tumor ini ditemukan 20% dari tumor ganas tiroid, dan nomor dua paling
sering dari karsinoma tiroid. Karsinoma folikuler murni jarang dijumpai, sering
campuran dengan gambaran lain dan Karsinoma tiroid sepertl Papilari atau
Undifferentiated.
Wanita lebih sering dari pada laki-laki dan dapat terjadi pada semua umur,
biasanya pada usia lanjut (45-60 tahun) dan insiden bertambah dengan
bertambanya umur.
Penanganan pada tumor tiroid dapat dilakukan terapi seperti dibawah ini :
- Bedah yaitu lobektomi totalis beserta ismus dan KGB regional, pengangkatan
KGB bersifat preventif.
23. - Tiroidektomi lokal (diseksi leher radikal)
Bila terjadi metastase kedalam kelenjar dari lobus yang berlawanan dan
khususnya bila dicurigai metastase ke limfnod.
- Radio Iodin: Apabila oeprasi tumor tidak bersih dan khususnya pada
pengobatan metastase. Terapi J 131 dengan dosis tinggi yang didahului TSH,
namun pemberian radioaktif ini membutuhkan penangan dan perawatan khusus
- Sinar Ro: Untuk karsinoma kambuhan pada leher atau tepat metastase yang
lebih jauh.
- Radioterapi: Cobalt 60, dipergunakan pada stadium lanjut, inoperabel, bersifat
paliatif pada tumor primer atau metastase.
- Kemoterapi: Adriamycin, sedikit memberi respon terhadap karsinoma tiroid.
Berbagai jenis kemoterapi dikenal, namun kurang memberi respon terhadap
karsinoma tiroid.
- TSH (Tiroid Stimulating Hormon)
Hormon ini diberikan pasca bedah yang bertujuan menekan pertumbuhan
karsinoma follikular. Pemberian hormon ini dapat membebaskan penderita dari
gejala residif selama jangka waktu 10 tahun.
b. Sumber informasi
Nama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
p. Pola Eliminasi :
b) BAK:
40. Rasa nyeri waktu BAK : Tidak
41. Bau urine : Pesing
42. Warna urine :
43. Gangguan lain inkontinensia kandung kemih / usus atau
mengalami gangguan fungsi.
b) BAB:
44. Rasa nyeri waktu BAB: Tidak
45. Bau feaces :
46. Konsistensi :
q. Pola Aktivitas :
47. Mobilisasi
48. Aktivitas klien : Dibantu oleh perawat
49. Gangguan lain yang dirasakan saat beraktivitas : merasa lemah,
lelah, kaku, hilang keseimbangan.
r. Pola Tidur dan Istirahat :
50. Tidur dalam sehari
51. Tidur malam biasanya terbngun karena gelisa
52. Tidur siang kadang tidak bisa tidur karena ribut
53. Gangguan lain sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yang
berbeda,biasanya lama.
s. Pola Perseptual / Kognitif :
54. Penglihatan :
55. Pendengarangan :
56. Perabaan :
57. Bagaimana persepsi terhadap panca indra :gangguan
komunikasi verbal.
z. System Cardiovaskuler
aa. System pernafasan
68. Hidung dan sinus parasinalis
Inspeksi, kepatenan rongga hidung
Nasal septum : Berada di tengah
Pengeluaran secret : Tidak ada
Membrane mukosa : Tampak kemerahan
Concha : Lateral rongga hidung
Obstruksi : Tidak ada
Palpasi, sinus maksilaris : Tidak ada nyeri tekan
Sinus frontalis : Tidak ada nyeri tekan
69. Leher
Inspeksi, warna : Sama dengan anggota tubuh
lainnya
Trakea : Terletak ditengah
Palpasi leher : terdapat benjolan pada daerah leher.
Hiperthropi folikel-folikel
Kelenjar Tiroid peningkatan aktifitas
kelenjar tiroid untuk mensekresi hormone
Mempengaruhi organ
Sekitarnya Terbentuk benjolan
yang akan bertambah besar
Kecemasan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. DIAGNOSA I
v KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN
TUBUH B/D DISFAGIA
1) NANDA (IMBALANCED NUTRITION : LESS THAN BODY
REQUIREMENTS).
KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI : KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH.
Pengertian : Intake nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan metabolik.
Batasan karakteristik :
83. Berat badan dibawah ideal lebih dari 20%
84. Melaporkan intake makanan kurang dari kebutuhan yang
dianjurkan
85. Lemah otot untuk menelan atau mengunyah
86. Melaporkan kurang makan
87. Penurunan berat badan dengan intake makanan adekuat
88. Kurang informasi
97. DIAGNOSA II
v RETENSI GANGGUAN KOMUNIKASI VERBAL B/D DISFONIA
1) NANDA (IMPAIRED VERBAL COMMUNICATION, 1983, 1996,
1998)
KERUSAKAN KOMUNUKASI VERBAL
Pengertian : penurunan, keterlambatan atau ketidakmampuan
untuk menerima, memproses , mentransmisikan dan menggunakan
sistem simbol.
Batasan karakteristik :
98. sengaja menolak bicara
99. disorientasi waktu, tempat dan orang
100. ketidakmampuan berbicara dengan bahasa degan
dominan
101. tidak dapat berbicara
102. kesulitan berbicara
103. tidak dapat megutarakan keiginan
104. sulit membentuk kata/kaliamt (contoh aphoia,
dyslalia, disarthia)
105. bicara gagap
106. slurring
107. dispnea
Indikasi :
090201 menggunakan bahasa tulis
090202 Menggunakan bahasa tangan (jari)
090203 menggunakan gambar
090204 menggunakan tanda bahasa
0902005 menggunakan bahasa non-verbal
3) NIC : ANXIETY REDUCTION (5820)
Aktivitas :
108. melihat kemampuan pasien mengenai situasi stres
109. ajurkan kunjungan keluarga secara teratur untuk
membrikan stimulasi komunikasi
110. sering berikan pujian positif pada pasien yang
berusaha untuk berkomuikasi
111. anjurkan ekspresi diri dengan cara lain dengan
memberikan informasi pada staf/keluarga.
Batasan karakteristik :
113. Perilaku
a. Penurunan produktivitas
b. Gelisah
c. Insomnia
d. Resah
114. Afektif
115. Kesedihan yang mendalam
116. Takut
117. Gugup
118. Mudah tersinggung
119. Nyeri hebat
120. Ketakutan
121. Distres
122. Khawatir
123. Cemas
124. Fisiologi
125. Goyah
126. Peningkatan respirasi (simpatis)
127. Peningkatan keringat
128. Wajah tegang
129. Anoreksia (simpatis)
130. Kelelahan (parasimpatis)
131. Gugup (simpatis)
132. Mual (parasimapatis)
133. Pusing (parasimpatis)
134. Kognitif
135. Bingung
136. Kerusakan perhatian
137. Ketakutan terhadap hal yang tidak jelas
138. Sulit berkonsentrasi
Indikasi :
140201 Kontrol instensitas cemas
140202 Eliminasi tanda cemas
140206 Menggunakan strategi koping efektif
140207 Menggunakan teknik relaksasi untuk menekan
kecemasan
PENUTUP
143. KESIMPULAN
144. SARAN
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI