Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN INDIVIDU

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


PASIEN DENGAN CA TIROID DI RUANG PLATINUM 3
RS LAVALETTE

Untuk Memenuhi Tugas Individu Praktek Klinik Keperawatan


Stase Keperawatan Medikal Bedah 2 (KMB)

Oleh

Cindy Efiani Perwitaningsasi Rohadi


P17212215020

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar
1. Definisi
Kanker Tiroid adalah suatu keganasan yang menyerang kelenjar
tiroid. Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar, lebih
sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar. Sebagian
besar nodul tiroid bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan.
Kanker tiroid termasuk kelompok penyakit keganasan dengan
prognosis relatif baik namun perjalanan klinisnya sukar diramalkan. 
Klien dengan Ca Tiroid mengalami stres dan kecemasan yang tinggi.
2. Etiologi
Tiga penyebab yang sudah jelas dapat menimbulkan karsinoma tiroid :
a. Kenaikan  sekresi hormon TSH (Thyroid Stimulating Hormon) dari
kelenjar hipofise anterior disebabkan berkurangnya sekresi hormon T3
dan T4 dari kelenjar tiroid oleh karena kurangnya intake iodium. Ini
menyebabkan tiroid yang abnormal dapat berubah menjadi kanker.
b. Penyinaran (radiasi ion) pada daerah kepala, leher, dada bagian
atas terutama anak-anak yang pernah mendapat terapi radiasi di leher
dan mediastinum.
c. Faktor genetik.
Adanya riwayat keturunan dari keluaraga.
3. Klasifikasi
a. Karsinoma papilaris
Jenis yang paling banyak ditemukan, Neoplasma tumbuh lambat
dan menyebar melalui saluran getah bening ke kelenjar getah bening
regional.
b. Karsinoma folikuler
Tumor sangat mirip tiroid normal, suatu saat dapat berkembang
secara progresif, cepat menyebar ketempat-tempat yang jauh letaknya.
Tumor ini tidak hanya menyerupai folikel tiroid, tetapi juga mampu
menangkap yodium radioaktif. Cara metastasis melalui aliran darah
ketempat jauh letaknya seperti paru-paru dan tulang.
c. Karsinoma meduler
Sel asal neoplasma ini adalah sel C atau sel parafolikuler. Seperti
sel prekursornya, maka tumor ini sanggup mensekresi kalsitonin.
Meskipun tampaknya tumor ini tumbuh lambat, tumor cenderung
mengalami metastasis ke kelenjar getah bening lokal pada stadium
dini. Kemudian tumor ini akan menyebar melalui aliran darah ke paru-
paru, hati, tulang dan organ-organ tubuh lainnya dan ada
kecenderungan bermetastasis pada stadium dini.
d. Karsinoma anaplastik
Jenis tumor ini sangat ganas dan penyebarannya sangat cepat serta
berdiferensiasi buruk. Karsinoma ini memperlihatkan bukti invasi
lokal pada stadium dini ke struktur-struktur disekitar tiroid, serta
metastasis melalui saluran getah bening dan aliran darah.
4. Tanda dan gejala
a. Sebuah benjolan, atau bintil di leher depan (mungkin cepat tumbuh
atau keras) di dekat jakun. Nodul tunggal adalah tanda-tanda yang
paling umum kanker tiroid.
b. Sakit di tenggorokan atau leher yang dapat memperpanjang ke telinga.
c. Serak atau kesulitan berbicara dengan suara normal.
d. Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di leher, dapat
ditemukan selama pemeriksaan fisik.
5. Patofisiologi
Karsinoma tiroid biasanya menangkap iodium  radio aktif
dibandingkan dengan kelenjar tiroid normal yang terdapat di
sekelilingnya. Oleh karena itu, bila dilakukan scintiscan, nodula akan
tampak sebagai suatu daerah dengan pengambilan yang kurang, suatu lesi
dingin. Teknik diagnostik lain yang dapat digunakan untuk diagnosis
banding nodula tiroid adalah ekografi tiroid. Teknik ini memungkinkan
membedakan dengan cermat antara massa padat dan massa kistik.
Karsinoma tiroid biasanya padat, sedangkan massa kistik biasanya
merupakan kista jinak.
Karsinoma tiroid harus dicurigai berdasarkan tanda klinis jika
hanya ada satu nodula yang teraba, keras, tidak dapat digerakkan pada
dasarnya, dan berhubungan dengan limfadenopati satelit.
Secara umum telah disepakati bahwa kanker tiroid secara klinis
dapat dibedakan menjadi suatu kelompok besar neoplasma berdeferensiasi
baik dengan kecepatan pertumbuhan yang lambat dan kemungkinan
penyembuhan tinggi, dan suatu kelompok kecil tumor anaplastik dengan
kemungkinan fatal.
6. Pathway

7. Penatalaksanaan Medis
Pembedahan :
a. Ismektomi
Ismektomi adalah pengangkatan tonjolan tiroid jinak yang berada
pada ismus tiroid, beserta bagian ismus dari kelenjar tiroid.
b. Lobektomi Subtotal
Lobektomi Subtotal adalah pengangkatan nodul tiroid beserta
jaringan tiroid sekitarnya pada satu sisi, dengan meninggalkan
sebanyak kurang lebih 5 gram jaringan tiroid normal dibagian
posterior. Operasi ini dilakukan pada tonjolan jinak tiroid.
c. Lobektomi Total / Hemitiroidektomi
Lobektomi Total adalah pengangkatan nodul tiroid beserta jaringan
tiroid seluruhnya pada satu sisi. Operasi ini dilakukan pada tonjolan
jinak tiroid yang mengenai seluruh jaringan tiroid satu lobus, atau
pada tonjolan tiroid dengan hasil pemeriksaan FNA menunjukkan
neoplasma folikuler. Bila hasil pemeriksaan histopatologis dari
spesimen menunjukkan karsinoma tiroid, maka tindakan lobektomi
total tersebut sudah dianggap cukup pada penderita dengan faktor
prognostik yang baik.
d. Tiroidektomi Subtotal
Tiroidektomi Subtotal adalah pengangkatan nodul tiroid beserta
jaringan tiroid disekitarnya pada kedua sisi, dengan meninggalkan
sebanyak kurang lebih 5 gram jaringan tiroid normal dibagian
posterior. Operasi ini dilakukan pada tonjolan jinak tiroid yang
mengenai kedua sisi.
e. Tiroidektomi hampir Total
Tiroidektomi hampir total adalah pengangkatan tonjolan tiroid
beserta seluruh jaringan tiroid pada satu sisi disertai pengangkatan
sebagian besar jaringan tiroid sisi kontralateral dengan menyisakan 5
g saja pada sisi tersebut. Operasi ini dilakukan pada tonjolan jinak
tiroid yang mengenai seluruh jaringan tiroid satu lobus dan sebagian
jaringan tiroid kontralateral.Tindakan tersebut juga dapat dilakukan
pada karsinoma tiroid deferensiasi baik pada satu lobus dan belum
melewati garis tengah, untuk menghindari kelenjar paratiroid
bilateral.Penderita karsinoma tiroid yang dilakukan prosedur ini harus
dilanjutkan dengan pemberian ablasi sisa jaringan tiroid menggunakan
yodium radioaktif.
f. Tiroidektomi Total
Tiroidektomi Total adalah pengangkatan tonjolan tiroid beserta
seluruh jaringan tiroid. Operasi ini dikerjakan pada karsinoma tiroid
deferensiasi terutama bila disertai adanya faktor prognostik yang
jelek, karsinoma tiroid tipe meduler, karsinoma tiroid tipe anaplastik
yang masih operabel.
Non Pembedahan :
a. Radioterapi
Radioterapi adalah penggunaan radiasi ion di bidang kedokteran
sebagai satu bagian pengobatan kanker dengan mengontrol
pertumbuhan sel ganas.Radioterapi digunakan sebagai terapi kuratif
maupun bersifat adjuvan.Lapangan radiasi juga mencakup jaringan
limfonodus dan pembuluh darah yang menjadi risiko utama untuk
metastase tumor.Radioterapi adalah penggunaan radiasi untuk
menghancurkan sel kanker atau merusak sel tersebut sehingga tidak
dapat bermultiplikasi lagi. Walaupun radiasi ini akan mengenai
seluruh sel, tetapi umumnya sel normal lebih tahan terhadap radiasi
dibandingkan dengan sel kanker.
b. Kemoterapi
Kemoterapi memerlukan penggunaan obat untuk menghancurkan
sel kanker. Walaupun obat ideal akan menghancurkan sel kanker
dengan tidak merugikan sel biasa, kebanyakan obat tidak selektif.
Malahan, obat didesain untuk mengakibatkan kerusakan yang lebih
besar pada sel kanker daripada sel biasa, biasanya dengan
menggunakan obat yang mempengaruhi kemampuan sel untuk
bertambah besar. Pertumbuhan yang tak terkendali dan cepat adalah
cirri khas sel kanker.Tetapi, karena sel biasa juga perlu bertambah
besar, dan beberapa bertambah besar cukup cepat (seperti yang di
sumsum tulang dan garis sepanjang mulut dan usus), semua obat
kemoterapi mempengaruhi sel biasa dan menyebabkan efek samping.
Kemoterapi secara umum menyebabkan mual, muntah, kehilangan
selera makan, kehilangan berat badan, kepenatan, dan sel darah
hitung rendah yang menyebabkan anemia dan risiko infeksi
bertambah. Dengan kemoterapi, orang sering kehilangan rambut
mereka, tetapi akibat sampingan lain bevariasi tergantung jenis obat.
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas
tiroid belum ada yang khusus, kecuali kanker meduler, yaitu
pemeriksaan kalsitonon dalam serum. Pemeriksaan T3 dan T4
kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi
tiroktositosis walaupun jarang.Human Tiroglobulin (HTG) Tera dapat
dipergunakan sebagai tumor marker dan kanker tiroid diferensiasi
baik.Walaupun pemeriksaan ini tidak khas untuk kanker tiroid, namun
peninggian HTG ini setelah tiroidektomi total merupakan indikator
tumor residif atau tumbuh kembali (barsano).Kadar kalsitonin dalam
serum dapat ditentukan untuk diagnosis karsinoma meduler.
b. Radiologis
1) Foto X-Ray
Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang
diperlukan untuk melihat obstruksi trakhea karena penekanan
tumor dan melihat kalsifikasi pada massa tumor. Pada karsinoma
papiler dengan badan-badan psamoma dapat terlihat kalsifikasi
halus yang disertai stippledcalcification, sedangkan pada
karsinoma meduler kalsifikasi lebih jelas di massa tumor. Kadang-
kadang kalsifikasi juga terlihat pada metastasis karsinoma pada
kelenjar getah bening.Pemeriksaan X-Ray juga dipergunnakan
untuk survey metastasis pada pary dan tulang.Apabila ada keluhan
disfagia, maka foto barium meal perlu untuk melihat adanya
infiltrasi tumor pada esophagus.
2) Ultrasound
Ultrasound diperlukan untuk tumor solid dan kistik. Cara ini aman
dan tepat, namun cara ini cenderung terdesak oleh adanya tehnik
biopsy aspirasi yaitu tehnik yang lebih sederhana dan murah.
3) Computerized Tomografi
CT-Scan dipergunakan untuk melihat perluasan tumor, namun
tidak dapat membedakan secara pasti antara tumor ganas atau
jinak untuk kasus tumor tiroid.
4) Scintisgrafi
Dengan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot nodule
dan cold nodule. Daerah cold nodule dicurigai tumor ganas.Teknik
ini dipergunakan juga sebagai penuntun bagi biopsy aspirasi untuk
memperoleh specimen yang adekuat.
c. Biopsi Aspirasi
Pada dekade ini biopsy aspirasi jarum halus banyak dipergunakan
sebagai prosedur diagnostik pendahuluan dari berbagai tumor
terutama pada tumor tiroid. Teknik dan peralatan sangat sederhana,
biaya murah dan akurasi diagnostiknya tinggi. Dengan
mempergunakan jarum tabung 10 ml, dan jarum no.22 – 23 serta alat
pemegang, sediaan aspirator tumor diambil untuk pemeriksaan
sitologi.Berdasarkan arsitektur sitologi dapat diidentifikasi karsinoma
papiler, karsinoma folikuler, karsinoma anaplastik dan karsinoma
meduler.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1. Riwayat kesehatan klien dan keluarga.
Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut dan apakah ada anggota
keluarga yang menderita penyakit yang sama.
2. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti
o Pola makan
o Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur).
o Pola aktivitas.
3. Tempat tinggal klien sekarang dan pada waktu balita
4. Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada berbagai sistem
tubuh;
o Sistem pulmonari
o Sistem pencernaan
o Sistem kardiovaskuler
o Sistem muskuloskeletal
o Sistem neurologik dan Emosi/psikologis
o Sistem reproduksi
o Metabolik
5. Pemeriksaan fisik mencakup
o Penampilan secara umum; amati wajah klien terhadap adanya edema
disekitar leher, adanya nodule yang membesar disekitar leher
o Perbesaran jantung, disritmia dan hipotensi, nadi turun, kelemahan
fisik
o Parastesia dan reflek tendon menurun
o Suara parau dan kadang sampai tak dapat mengeluarkan suara
o Bila nodule besar dapat menyebabkan sesak nafas
6. Pengkajian psikososial
Klien sangat sulit membina hubungan sasial dengan lingkungannya,
mengurung diri/bahkan mania. Keluarga mengeluh klien sangat malas
beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari. Kajilah bagaimana konsep
diri klien mencakup kelima komponen konsep diri
2. Diagnosa
D.0077 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
D.0005 Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya
napas
D.0032 Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
menelan makanan
3. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1. D.0077 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri (I.08238)
agen pencedera biologis selama 3x24 jam diharapkan tingkat nyeri Observasi
(L.08066) menurun ditandai dengan : 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
1. Keluhan nyeri menurun frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri
2. Meringis menurun 2. Identifikasi respon nyeri non verbal
3. Gelisah menurun Terapeutik
4. Kesulitan tidur menurun 1. Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Fasilitasi istirahat tidur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgesik
2. D. 0005 Pola napas tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan
efektif b.d dengan Manajemen Jalan Nafas (I. 01011)
selama 2x24 jam diharapkan pola napas
hambatan upaya napas Observasi
(L.01004) membaik dengan kriteria hasil :
1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
1. Dipsnea menurun
usaha napas)
2. Penggunaan otot bantu napas menurun
2. Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling,
3. Frekuensi napas membaik
mengi, weezing, ronkhi kering)
3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik
1. Posisikan semi-Fowler atau Fowler
Edukasi
1. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
3. D.0032 Resiko Defisit ekspektoran, mukolitik
Nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan
ketidakmampuan menelan selama 2x24 jam diharapkan status nutrisi Manajemen Nutrisi (I. 03119)
makanan (L.03030) membaik dengan kriteria hasil : Observasi
1. Porsi makan yang dihabiskan 1. Identifikasi status nutrisi
meningkat 2. Monitor asupan makanan
2. Kekuatan otot menelan meningkat 3. Monitor berat badan
3. Berat badan membaik Terapeutik
1. Berikan makan tinggi serat 
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Kolaborsi
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik), jika
perlu
DAFTAR PUSTAKA
Doenges Marlyn E, Moorhouse Mary Frances, Geissler Alice C, 1999, "Pedoman
Asuhan Keperawatan", Edisi ke-3. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Long Barbara C, 1996, "Medical Bedah 2" Yayasan IAPK, Pajajaran, Bandung
Nanda International .(2011). Diagnosa keperawatan : definisi & klasifikasi 2011-
2014. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Price Sylvia A, Wilson Lorraine M, 1995 "Patifosiologi", Edisi ke-4 Buku ke II,
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Potter, P.A. & Perry,A.G. (2009). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep,
proses, dan praktik (Ed. Ke-4) (Renata, k., dkk, Penerjemah). Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sjamsuhidajat R, de Jong W. Sistem Endokrin, In : Buku Ajar Ilmu Bedah. 2nd
edition. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2005. p : 683-695

Anda mungkin juga menyukai