a. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Inspeksi dilakukan oleh pemeriksa yang berada di depan penderita yang berada
pada posisi duduk dengan kepala sedikit fleksi atau leher sedikit terbuka. Jika terdapat
pembengkakan atau nodul, perlu diperhatikan beberapa komponen yaitu lokasi, ukuran,
jumlah nodul, bentuk (diffus atau noduler kecil), gerakan pada saat pasien diminta untuk
menelan dan palpasi pada permukaan pembengkakan.
Palpasi
Pemeriksaan dengan metode palpasi dimana pasien diminta untuk duduk, leher
dalam posisi fleksi. Pemeriksa berdiri di belakang pasien dan meraba tiroid dengan
menggunakan ibu jari kedua tangan pada tengkuk penderita. Tulang hyoid, kartilago
tiroid dan krikoid sampai cincin kedua trakaea biasanya mudah diraba di garis tengah.
Cincin trakea yang lebih kaudal makin sukar diraba karena trakea mengarah ke dorsal.
Pada gerakan menelan, seluruh trakea bergerak naik turun. Satu-satunya struktur lain
yang turut dengan gerakan ini adalah kelenjar tiroid atau sesuatu yang berasal dari
kelenjar tiroid.
b. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemerikasaan laboratorium yang digunakan dalam diagnosa penyakit tiroid terbagi atas:
1 Pemeriksaan untuk mengukur fungsi tiroid
Pemerikasaan hormon tiroid dan TSH paling sering menggunakan radioimmuno-
assay (RIA) dan cara enzyme-linked immuno-assay (ELISA) dalam serum atau
plasma darah. Pemeriksaan T4 total dikerjakan pada semua penderita penyakit tiroid,
kadar normal pada orang dewasa 60-150 nmol/L atau 50-120 ng/dL; T3 sangat
membantu untuk hipertiroidisme, kadar normal pada orang dewasa antara 1,0-2,6
nmol/L atau 0,65-1,7 ng/dL; TSH sangat membantu untuk mengetahui hipotiroidisme
primer di mana basal TSH meningkat 6 mU/L. Kadang-kadang meningkat sampai 3
kali normal.
2 Pemeriksaan untuk menunjukkan penyebab gangguan tiroid
Antibodi terhadap macam-macam antigen tiroid ditemukan pada serum penderita
dengan penyakit tiroid autoimun.
a antibodi tiroglobulin
b antibodi mikrosomal
c antibodi antigen koloid ke dua (CA2 antibodies)
d antibodi permukaan sel (cell surface antibody)
e thyroid stimulating hormone antibody (TSA)
Ultrasonografi (USG)
USG dapat memperlihatkan ukuran gondok dan kemungkinan adanya kista/nodul
yang mungkin tidak terdeteksi waktu pemeriksaan leher. Kelainan-kelainan yang dapat
didiagnosis dengan USG antara lain kista, adenoma, dan kemungkinan karsinoma.
Penatalaksanaan Medis
Ada beberapa macam untuk penatalaksanaan medis jenis-jenis struma antara lain sebagai
berikut :
a. Operasi/Pembedahan
Indikasi operasi pada struma adalah:
1. struma difus toksik yang gagal dengan terapi medikamentosa
2. struma uni atau multinodosa dengan kemungkinan keganasan
3. struma dengan gangguan tekanan
4. kosmetik.
b. Yodium Radioaktif
Yodium radioaktif memberikan radiasi dengan dosis yang tinggi pada kelenjar
tiroid sehingga menghasilkan ablasi jaringan. Pasien yang tidak mau dioperasi maka
pemberian yodium radioaktif dapat mengurangi gondok sekitar 50 %. Yodium radioaktif
tersebut berkumpul dalam kelenjar tiroid sehingga memperkecil penyinaran terhadap
jaringan tubuh lainnya. Terapi ini tidak meningkatkan resiko kanker, leukimia, atau
kelainan genetik35 Yodium radioaktif diberikan dalam bentuk kapsul atau cairan yang
harus diminum di rumah sakit, obat ini ini biasanya diberikan empat minggu setelah
operasi, sebelum pemberian obat tiroksin.5