Felix Jordan Wangsa 102016049 Mas Muharami Binti Zulkifle 102016258 Ivana Missy
102014056 Vilya Lorensa Hosal 102016040 Lolita Lorentia 102016128 Della Nabila 10201619
Priscilla Sari Dianauli Lumban Tobing 102016252
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email: muharami008@gmail.com
Pendahuluan
Benjolan atau pembengkakan pada leher dapat disebabkan karena beberapa penyakit,
salah satunya adalah struma. Struma disebut juga goiter adalah suatu pembengkakan pada leher
oleh karena pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan
fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya. Struma dibagi menjadi beberapa tipe
tergantung dari kelainan anatomi dan efek gangguan hormonal yang terjadi.
Anamnesis
Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara
melakukan serangkaian wawancara dengan pasien (autoanamnesis), keluarga pasien atau dalam
keadaan tertentu dengan penolong pa akau sien (aloanamnesis). Melalui anamnesis, data diri
pasien akan ditanyakan dan segala keluhan serta perkiraan faktor penyebab keluhan pasien akan
digali sehingga didapatkan data yang dapat mengarah ke diagnosis penyakit pasien. Dari hasil
anamnesis yang dilakukan, diperoleh hasil :
Benjolan sudah muncul sejak satu tahun yang lalu, makin hari semakin membesar.
1
Keluarga memiliki riwayat penyakit yang sama dengan pasien.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang 2
1. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan ini dapat membedakan antara padat, cair, dan beberapa bentuk
kelainan, tetapi belum dapat membedakan dengan pasti ganas atau jinak. Kelainan-
kelainan yang dapat didiagnosis dengan USG :
o Kista
o Adenoma
o Kemungkinan karsinoma
o Tiroiditis
3. Pemeriksaan Laboratorium
2
Pemeriksaan kadar hormone tiroid sangat penting dilakukan untuk mengetahui
apakah terjadi hipertiroid, hipotiroid atau eutiroid. Kadar hormone yang biasanya
diperiksa adalah TSH, T3 dan T4.
Patofisiologi
3
Struma juga dapat disebabkan kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa
hormon tiroid, penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (goitrogenic agent), proses
peradangan atau gangguan autoimun seperti penyakit Graves. Pembesaran yang didasari oleh
suatu tumor atau neoplasma dan penghambatan sintesa hormon tiroid.4
Differential Diagnosis:3,4,5
1. Struma Multi Nodusa Non Toksik
Struma multi nodusa non toksik merupakan suatu penyakit yang mirip dengan
struma nodusa non toksik. Perbedaan antara multi nodusa dan nodusa terdapat pada
jumlah folikel kelenjar tiroid yang mengalami pembesaran. Multi nodusa berarti lebih
dari satu folikel kelenjar tiroid yang mengalami pembesaran. Biasanya hal ini terjadi
akibat struma nodusa non toksik menjadi kronik karena dibiarkan terlalu lama. Untuk
gejala dan penyebabnya sama seperti struma nodusa non toksik.
3. Kista Tiroid
Kista pada tiroid merupakan cairan yang dibungkus kantong yang terdapat di
kelenjar tiroid. Untuk ptatogenesis dari kista tiroid belum diketahui, kemungkinan
disebabkan oleh proses infark, destruksi folikel tiroid, degenerasi kistik dari folikel tiroid
dan proses nekrosis dari tumor jinak atau ganas. Untuk menegakkan diagnosis dari kista
tiroid diperlukan pemeriksaan penunjang untuk melihat adanya kelainan di tiroid seperti
pemeriksaan laboratorium fungsi tiroid, pemeriksaan radiologi biopsi sspirasi jarum halus
(BAJAH) dan ultrasonografi (USG).
4
Etiologi
Struma dapat disebabkan oleh beberapa hal, namun hal utama adalah difisiensi yodium
atau konsumsi yodium yang kurang dari kebutuhan tubuh. Penyebab lainnya adalah kelainan
metabolic kongenital yang menghambat pembentukan hormone tiroid, penghambatan sintesa
hormon oleh zat kimia (goitrogenic agent), proses peradangan atau gangguan autoimun seperti
penyakit Graves dan juga obat-obatan yang dapat menghambat sintesa hormone tiroid.5
Epidemiologi
Untuk epidemiologi dari penyakit struma sangat dipengaruhi dari factor agent (pria dan
wanita), factor lingkungan (daerah tempat tinggal) dan juga kebutuhan akan yodium apakah
tercukupi atau tidak. Menurut Penelitian Arfianty di kabupaten Madiun tahun 2005 dengan
sampel 40 anak yang terdiri dari 20 anak penderita gondok dan 20 anak bukan penderita gondok
menunjukan 20 anak penderita gondok 31,9 % di Desa Gading (daerah endemik) dan 0,65 % di
Desa Mejaya (daerah non endemik).3,4
Gejala Klinis
Akibat pembesaran kelenjar tiroid esophagus dan trakea dapat tertekan sehingga
menyebabkan kesulitan menelan dan bernafas. Pada penderita struma kadang suaranya juga agak
serak namun tidak ada gejala seperti pada penderita hipertiroid dan hipotiroid.3
Tata Laksana6
5
Pencegahan
Untuk melakukan pencegahan terjadinya penyakit struma, beberapa hal yang dapat dilakukan
adalah seperti :
6
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan anamnesis yang dilakukan, pasien dengan benjolan
pada leher bagian depan didiagnosis menderita struma nodusa non toksik. Diagnosis didasarkan
pada benjolan pada leher dengan diameter 10cm, soliter dan tidak ditemukan adanya kelainan
Daftar Pustaka