Anda di halaman 1dari 25

THYROID

Oleh
Nina Nafila Ritonga / NIM. I4061211008
Dwi Ayu Wulandari / NIM. I4061211014

Pembimbing
dr. Jonathan Tallu Lembang, Sp. B

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA
RSUD DR. SOEDARSO
PONTIANAK
Embriologi Thyroid
 Berkembang sejak minggu ke-3 sampai minggu ke-4, berasal dari penebalan entoderm
dasar faring, yang kemudian karena perkembangannya akan memanjang ke kaudal
disebut diverticulum tiroid

 Divertikulum dihubungkan dgn lidah oleh suatu saluran yg sempit : ductus tiroglosus
yg muaranya pada lidah yaitu foramen cecum

 Divertikulum ini berkembang dgn cepat membentuk 2 lobus yang tumbuh ke lateral (2
lobus lateralis dan bagian tengahnya disebut isthmus)
Embriologi Thyroid
 Pada minggu ke-7 perkembangan embrional kelenjar tiroid ini mencapai posisinya yg
terakhir pada ventral dari trakea yaitu setinggi C5,C6,C7, dan secara bersamaan
ductus tiroglosus akan hilang

 Tiroid bergabung dengan jaringan ultimobranchial body yang berasal dari branchial
pouch V, dan membentuk C-cell atau sel parafolikuler dari kelenjar tiroid

 Pada akhir minggu ke 7-10 kelenjar tiroid sudah mulai berfungsi, folikel pertama akan
terisi koloid. Sejak ini fetus mulai mensekresi Thyrotropin Stimulating Hormone
(TSH).
Embriologi Thyroid

Perkembangan embriologis tiroid minggu ke-4


Embriologi Thyroid

Perkembangan embriologis tiroid minggu ke-7


Anatomi Thyroid
 Bahasa Yunani yaitu Thyreos artinya Perisai

 Terdiri dari 2 lobus (bilobular), ukuran 4x2 cm


menempel pada sisi lateral kartilago tiroid,
dihubingkan oleh ismus yg menutupi cincin trakea 2
dan 3

 Kelenjar tiroid dibungkus kapsul jaringan fibrous tipis,


pada sisi posterior melekat erat pada trakea dan laring

 Berat kelenjar tiroid dipengaruhi oleh berat badan dan


masukan yodium. Dewasa 15-20 gr
Anatomi Thyroid

 Anterior dari kelenjar tiroid


menempel otot pretrakealis
(m. sternotiroid dan
m. sternohioid) kanan dan kiri

 Superfisial dan sedikit lateral ditutupi oleh fasia colli profunda dan superfisial
membungkus m. sternokleidomastoideus dan vena jugularis eksterna

 Sisi lateral berbatasan dengan a. karotis komunis, vena jugularis interna, trunkus
simpatikus, dan arteri tiroidea inferior.
Anatomi Thyroid

 Aliran darah dlm kelenjar tiroid berkisar 4-6 ml/gr/menit


 Pembuluh darah kelenjar tiroid terdiri dari:
 Arteri tiroidea superior
 Arteri tiroidea inferior
 Arteri tiroidea ima
 Vena:
 Vena tiroidea superior menuju ke vena jugularis interna
 Vena tiroidea media
 Vena tiroidea inferior menuju ke vena brakiosefalika
Anatomi Thyroid
Persarafan Kelenjar Tiroid

 Ganglion simpatis (dari truncus sympaticus) cervicalis media dan inferior

 Parasimpatis, yaitu N. Laryngea superior dan N. Laryngea recurrens


(cabang N. vagus)

 N. Laryngea superior dan inferior sering cedera waktu operasi, akibatnya


pita suara terganggu (stridor/serak)
Fungsi Thyroid
Fungsi utama: memproduksi hormon yg berperan dalam metabolism tubuh.

Mekanisme pengaturannya dipacu dan di rem oleh Thyroid Stimulating


Hormone (TSH)

Hormon produk kelenjar tiroid:


 Iodinated asam amino
 Tiroksin (T4)
 Triiodotironin (T3)
Penyakit Gangguan
Thyroid

Menurut kelainan bentuknya:


 Difus
Pembesaran kelenjar yg merata, bagian kanan dan kiri
kelenjar sama-sama membesar dan disebut struma difusa
(tiroid difus)
 Nodul
Terdapat benjolan, bisa mononodosa atau multinodosa,
bisa padat atau berisi cairan
Penyakit Gangguan
Thyroid

Menurut kelainan fungsinya:


 Hipotiroid

 Hipertiroid

 Eutiroid
Penyakit Gangguan
Thyroid Faktor Risiko

 Umur
 Jenis Kelamin
 Genetik
 Merokok
 Stres
 Riwayat penyakit keluarga
 Zat kontras yg mengandung iodium
 Obat-obatan
 Lingkungan
Gejala dan tanda
Hipotiroid
Gejala dan tanda
Hipertiroid
Struma Nodusa Non Toksik
Definisi

 Struma nodosa nontoksik  pembesaran


kelenjar tyroid yang secara klinik teraba nodul satu
atau lebih tanpa disertai tanda-tanda
hipertiroidisme.
 Struma non-toksik paling sering karena
kurangnya konsumsi yodium untuk jangka waktu
lama (kronik).
 Struma ini disebut sebagai simple goiter, struma
endemik, atau goiter koloid yang
39 sering ditemukan
di daerah yang air minumya kurang yodium dan
goitrogen yang menghambat sintesa hormon oleh
zat kimia.
Kriteria daerah endemis gondok (Depkes RI)  endemis
ringan (di atas 10 %-< 20 %), endemik sedang (20 % -
29%) dan endemik berat (di atas 30% ).

Berat ringannya endemisitas dinilai dari prevalensi dan


ekskresi yodium urin. Ersoy (Jerman)  penelitian
dengan palpasi pada 1.018 anak  81 anak (8,0%)
Epidemiologi mengalami struma endemis

Tenpeny K.E (Haiti)  Pemeriksaan pada 1.862 anak usia


40
6-12 tahun  Prevalensi struma endemis sebanyak 26,3
%.
Etiologi
Adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormon
tyroid yang merupakan faktor penyebab pembesaran
kelenjar tyroid antara lain :

1. Defisiensi iodium  sering terdapat di daerah yang kondisi


air minum dan tanahnya kurang mengandung iodium

2. Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa


hormon tyroid.
a. Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (seperti
substansi dalam kol, lobak, kacang kedelai).
b. Penghambatan sintesa hormone oleh obat-obatan (misalnya:
thiocarbamide, sulfonylurea dan litium).
c. Hiperplasi dan involusi kelenjar tiroid.
Patofisiologi

 Struma  akibat kekurangan yodium  menghambat


pembentukan hormon tiroid  penghambatan dalam pembentukan
TSH oleh hipofisis anterior  hipofisis mensekresikan TSH dalam
jumlah yang berlebihan  sel-sel tiroid mensekresikan tiroglobulin
dalam jumlah yang besar (kolid) ke dalam folikel  kelenjar tumbuh
makin lama makin bertambah besar  Akibat kekurangan yodium
maka tidak terjadi peningkatan pembentukan T4 dan T3, ukuran
folikel menjadi lebih besar dan kelenjar tiroid dapat bertambah berat
sekitar 300-500 gram.

43
 penyebab lain, kelainan metabolik kongenital, peradangan atau
autoimun (Graves), tumor, obat-obatan, gangguan metabolikk.
Klasifikasi

Eutiroidisme

Berdasarkan Hipotiroidisme
Fisiologisnya

Hipertiroidisme

Struma Toksik
Berdasarkan
Klinisnya
Struma Non Toksik

Struma Nodusa Struma Difusa

44
Diagnosis

Pemaeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Penunjang

Pembesaran 1. Jumlah nodul 1. Tes Fungsi Hormon


thyroid, sesak 2. Konsistensi 2. Foto Rontgen leher
napas, suara serak, 3.Nyeri pada 3. Ultrasonografi
nyeri menelan. penekanan 4. Scan tiroid
4.Perlekatan 5. Biopsi Aspirasi
dengan sekitarnya Jarum Halus.
5. Pembesaran
45
KGB
di sekitar tiroid
Diagnosis Banding

1. Struma nodusa yang terjadi pada peningkatan kebutuhan


terhadap tiroksin saat masa pertumbuhan, pubertas, laktasi,
menstruasi, kehamilan, menopause, infeksi, dan stress
2. Kista tiroid
3. Adenoma Follikular
4. Karsinoma tiroid primer, metastasis
5. Limfoma.
Penatalaksanan

1.Terapi supresi dengan hormon levotirosin


2.Pembedahan
3.Iodium radioaktif
4.Suntikan etanol
5.US Guided Laser Therapy
6.Observasi, bila yakin nodul tidak ganas.
Terima
kasih 

Anda mungkin juga menyukai