Abstrak
Struma atau goiter merupakan suatu pembengkakan pada leher yang disebabkan oleh
pembesaran kelenjar tiroid. Struma terjadi akibat kekurangan yodium yang dapat menghambat
pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid sehingga terjadi pula penghambatan dalam
pembentukan TSH oleh hipofisis anterior. Hal tersebut memungkinkan hipofisis mensekresikan
TSH dalam jumlah yang berlebihan. TSH kemudian menyebabkan sel-sel tiroid mensekresikan
tiroglobulin dalam jumlah yang besar (kolid) ke dalam folikel, dan kelenjar tiroid makin lama
makin bertambah besar. Struma dapat mengarah ke dalam sehingga mendorong trakea,
esophagus dan pita suara sehingga terjadi kesulitan bernapas dan disfagia.
Abstract
Goiter is a swelling of the neck caused by an enlarged thyroid gland. Struma occurs due to lack
of iodine which can inhibit the formation of thyroid hormones by the thyroid gland so that there
is also an inhibition in the formation of TSH by the anterior pituitary. This allows the pituitary to
secrete excessive amounts of TSH. TSH then causes thyroid cells to secrete large amounts of
thyroglobulin (solid) into the follicle, and the thyroid gland gets bigger and bigger. The goiter
can point inward, pushing the trachea, esophagus and vocal cords so that breathing and
dysphagia are difficult.
1
Pendahuluan
Benjolan atau pembengkakan pada leher dapat disebabkan karena beberapa penyakit,
salah satunya adalah struma. Struma disebut juga goiter adalah suatu pembengkakan pada leher
oleh karena pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan
fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya. Struma dibagi menjadi beberapa tipe
tergantung dari kelainan anatomi dan efek gangguan hormonal yang terjadi.1
Anamnesis
Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara
melakukan serangkaian wawancara dengan pasien (autoanamnesis), keluarga pasien atau dalam
keadaan tertentu dengan penolong pa akau sien (aloanamnesis). Melalui anamnesis, data diri
pasien akan ditanyakan dan segala keluhan serta perkiraan faktor penyebab keluhan pasien akan
digali sehingga didapatkan data yang dapat mengarah ke diagnosis penyakit pasien. Dari hasil
anamnesis yang dilakukan, diperoleh hasil :
Benjolan sudah muncul sejak satu tahun yang lalu, makin hari semakin membesar.
Pemeriksaan Fisik
2
Pemeriksaan Penunjang 2
1. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan ini dapat membedakan antara padat, cair, dan beberapa bentuk
kelainan, tetapi belum dapat membedakan dengan pasti ganas atau jinak. Kelainan-
kelainan yang dapat didiagnosis dengan USG :
o Kista
o Adenoma
o Kemungkinan karsinoma
o Tiroiditis
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan kadar hormone tiroid sangat penting dilakukan untuk mengetahui
apakah terjadi hipertiroid, hipotiroid atau eutiroid. Kadar hormone yang biasanya
diperiksa adalah TSH, T3 dan T4.
3
ditemukan di daerah yang kesulitan untuk mencari sumber yodium (biasanya pada daerah
pegunungan yang jauh dari daerah laut). Pembesaran folikel pada kelenjar tiroid terjadi karena
kekurangan konsumsi yodium yang merupakan sumber utama bagi kelenjar tiroid untuk
menghasilkan hormone tiroid yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia terutama dalam
system metabolisme. Struma nodusa non toksik merupakan pembesaran satu folikel pada
kelenjar tiroid dan tidak terjadi gejala seperti hipertiroid maupun hipotiroid. Pembesaran pada
satu folikel kelenjar tiroid biasanya ditandai dengan benjolan besar pada salah satu sisi leher
bagian depan dan jika diraba maka akan terasa seperti bola. Non toksik berarti bahwa penyakit
ini tidak terjadi hipertiroid maupun hipotiroid yang dapat diketahui dengan pemeriksaan
laboratorium maupun dari gejala klinis pasien yang timbul.3
Patofisiologi
Differential Diagnosis:3,4,5
1. Struma Multi Nodusa Non Toksik
Struma multi nodusa non toksik merupakan suatu penyakit yang mirip dengan
struma nodusa non toksik. Perbedaan antara multi nodusa dan nodusa terdapat pada
jumlah folikel kelenjar tiroid yang mengalami pembesaran. Multi nodusa berarti lebih
dari satu folikel kelenjar tiroid yang mengalami pembesaran. Biasanya hal ini terjadi
4
akibat struma nodusa non toksik menjadi kronik karena dibiarkan terlalu lama. Untuk
gejala dan penyebabnya sama seperti struma nodusa non toksik.
3. Kista Tiroid
Kista pada tiroid merupakan cairan yang dibungkus kantong yang terdapat di
kelenjar tiroid. Untuk ptatogenesis dari kista tiroid belum diketahui, kemungkinan
disebabkan oleh proses infark, destruksi folikel tiroid, degenerasi kistik dari folikel tiroid
dan proses nekrosis dari tumor jinak atau ganas. Untuk menegakkan diagnosis dari kista
tiroid diperlukan pemeriksaan penunjang untuk melihat adanya kelainan di tiroid seperti
pemeriksaan laboratorium fungsi tiroid, pemeriksaan radiologi biopsi sspirasi jarum halus
(BAJAH) dan ultrasonografi (USG).
Etiologi
Struma dapat disebabkan oleh beberapa hal, namun hal utama adalah difisiensi yodium
atau konsumsi yodium yang kurang dari kebutuhan tubuh. Penyebab lainnya adalah kelainan
metabolic kongenital yang menghambat pembentukan hormone tiroid, penghambatan sintesa
hormon oleh zat kimia (goitrogenic agent), proses peradangan atau gangguan autoimun seperti
penyakit Graves dan juga obat-obatan yang dapat menghambat sintesa hormone tiroid.5
Epidemiologi
5
Untuk epidemiologi dari penyakit struma sangat dipengaruhi dari factor agent (pria dan
wanita), factor lingkungan (daerah tempat tinggal) dan juga kebutuhan akan yodium apakah
tercukupi atau tidak. Menurut Penelitian Arfianty di kabupaten Madiun tahun 2005 dengan
sampel 40 anak yang terdiri dari 20 anak penderita gondok dan 20 anak bukan penderita gondok
menunjukan 20 anak penderita gondok 31,9 % di Desa Gading (daerah endemik) dan 0,65 % di
Desa Mejaya (daerah non endemik).3,4
Gejala Klinis
Akibat pembesaran kelenjar tiroid esophagus dan trakea dapat tertekan sehingga
menyebabkan kesulitan menelan dan bernafas. Pada penderita struma kadang suaranya juga agak
serak namun tidak ada gejala seperti pada penderita hipertiroid dan hipotiroid.3
Tata Laksana6
6
Pencegahan
Untuk melakukan pencegahan terjadinya penyakit struma, beberapa hal yang dapat dilakukan
adalah seperti :
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan anamnesis yang dilakukan, pasien dengan benjolan
pada leher bagian depan didiagnosis menderita struma nodusa non toksik. Diagnosis didasarkan
pada benjolan pada leher dengan diameter 10cm, soliter dan tidak ditemukan adanya kelainan
7
Daftar Pustaka