Anda di halaman 1dari 24

KASUS

HIPOTIROID
(STRUMA)
01
KONSEP
HIPOTIROID
(STRUMA)
Pengertian Etiologi
Struma disebut juga Penyebab utama struma nodosa ialah karena
goiter adalah suatu kekurangan yodium (Black and Hawks, 2009).
pembengkakan pada Defisiensi yodium dapat menghambat pembentukan
leher oleh karena hormon tiroid oleh kelenjar. Hal tersebut
pembesaran kelenjar memungkinkan hipofisis mensekresikan TSH dalam
tiroid akibat jumlah yang berlebihan. TSH kemudian
kelainan glandula menyebabkan sel-sel tiroid mensekresikan
tiroid dapat berupa tiroglobulin dalam jumlah yang besar ke dalam
gangguan fungsi folikel, dan kelenjar menjadi bertambah besar.
atau perubahan Penyebab lainnya karena adanya cacat genetik yang
susunan kelenjar merusak metabolisme yodium, konsumsi goitrogen
dan morfologinya yang tinggi (yang terdapat pada obat, agen
(syaugi m.assegaf lingkungan, makanan, sayuran),kerusakan hormon
dkk,2015). kelenjar tiroid, gangguan hormonal dan riwayat
radiasi pada kepala dan leher (Rehman dkk, 2006).
Patofisiologi
Yodium merupakan bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan hormon
tiroid.
Bahan yang mengandung yodium diserap usus, masuk kedalam sirkulasi darah dan
ditangkap paling banyak oleh kelenjar tiroid.
Dalam kelenjar, yodium dioksida menjadi bentuk yang aktif yang distimulasikan oleh
Tiroid Stimulating Hormon (TSH) kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang
terjadi pada fase sel koloid.
Senyawa yang terbentuk dalam molekul diyodotironin membentuk tiroksin (T4) dan
molekul triiodotironin (T3).
Tiroksin (T4) menunjukan pengaturan umpan balik negatif dari seksesi TSH dan
bekerja langsung pada tirotropihypofisis, sedangkan T3 merupakan hormon metabolik
yang tidak aktif.
Akibat kekurangan yodium maka tidak terjadi peningkatan pembentukan T4 dan T3,
ukuran folikel menjadi lebih besar dan kelenjar tiroid dapat bertambah berat sekitar
300-500 gram.
Beberapa obat dan keadaan dapat mempengaruhi sintesis, pelepasan dan metabolisme
tiroid sekaligus menghambat sintesis tiroksin (T4) dan melalui rangsangan umpan balik
negatif meningkatkan pelepasan TSH oleh kelenjar hipofisis.
Keadaan ini menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid. Biasanya tiroid mulai membesar
pada usia muda dan berkembang menjadi multinodular pada saat dewasa. Karena
pertumbuhannya berangsurangsur, struma dapat menjadi besar tanpa gejala kecuali
benjolan di leher. (syaugi m.assegaf dkk,2015).
Klasifikasi
a. Struma nodosatoxic b. Struma nodosa nontoxic
Struma nodosa toxic dapat Struma nodosa non toxic disebabkan oleh
dibedakan atas dua yaitu kekurangan yodium yang kronik. Struma nodosa ini
struma nodosa diffusa toxic disebut sebagai simpel struma nodosa, struma nodosa
dan struma nodosa nodusa endemik, atau struma nodosa koloid yang sering
toxic. Istilah diffusa dan ditemukan di daerah yang air minumya kurang sekali
nodusa lebih mengarah mengandung yodium dan goitrogen yang
kepada perubahan bentuk menghambat sintesa hormon oleh zat kimia
anatomi dimana struma
nodosa diffusa toxic akan Struma nodosa dapat diklasifikasikan berdasarkan
menyebar luas ke jaringan beberapa hal yaitu (Roy, 2011):
lain. Struma nodosa diffusa Berdasarkan jumlah nodul: bila jumlah nodul hanya
toxic (tiroktosikosis) satu disebut struma nodosa soliter (uninodosa) dan
merupakan bila lebih dari satu disebut strumamultinodosa.
hipermetabolisme karena Berdasarkan kemampuan menyerap yodium
jaringan tubuh dipengaruhi radioaktif, ada tiga bentuk nodul tiroid yaitu nodul
oleh hormon tiroid yang dingin, hangat, dan panas.
berlebihan dalam darah. Berdasarkan konsistensinya lunak, kistik, keras dan
sangat keras.
Manifestasi klinis
Beberapa penderita struma nodosa non toxic tidak memiliki gejala sama sekali.
Jika struma cukup besar, akan menekan area trakea yang dapat mengakibatkan
gangguan pada respirasi dan juga esofhagus tertekan sehingga terjadi gangguan
menelan.
Peningkatan seperti ini jantung menjadi berdebar-debar, gelisah, berkeringat,
tidak tahan cuaca dingin, dan kelelahan. Beberapa diantaranya mengeluh
adanya gangguan menelan, gangguan pernapasan, rasa tidak nyaman di area
leher, dan suara yang serak.
Gejala secara umum yaitu kelelahan dan kelesuan, sering mengantuk, jadi
pelupa kesulitan belajar, kulit kering dan gatal, rambut dan kuku yang rapuh,
wajah bengkak, konstipasi, nyeri otot, penambahan berat badan, peningkatan
sensitifitas terhadap banyak pengobatan, menstruasi yang banyak, peningkatan
frekuensi keguguran pada wanita hamil (wiseman,2011).
Pemeriksaan penunjang Komplikasi

a. Inspeksi a. Gangguan menelan atau bernafas


b. Palpasi b. Gangguan jantung baik berupa gangguan irama
c. Tes Fungsi Hormon  hingga pnyakit jantung kongestif (jantung tidak
d. Foto Rontgenleher mampu memompa darah keseluruhtubuh)
e. Ultrasonografi (USG) c. Osteoporosis, terjadi peningkatan proses penyerapan
f. Sidikan (Scan)tiroid  tulang sehingga tulang menjadi rapuh, keropos dan
g. Biopsi Aspirasi JarumHalus mudahpatah.
Penatalaksanaan
a. Pemeriksaan radiologi b. Pemeriksaan ultrasonografi (USG). c. Biopsi aspirasi
Manfaat USG dalam pemeriksaan tiroid : jarum halus
Foto rontgen dapat
memperjelas adanya 1. Untuk menentukan jumlahnodul (Fine Needle Aspiration
deviasi trakea, atau 2. Dapat membedakan antara lesi tiroid padat Biopsy). Biopsi ini
pembesaran struma yang dankistik dilakukan khusus pada
pada umumnya secara 3. Dapat mengukur volume dari nodultiroid. keadaan yang
klinis sudah bisa diduga, 4. Dapat mendeteksi adanya jaringan kanker mencurigakan
foto rontgen pada leher tiroid residif yang tidak menangkap suatukeganasan.
lateral diperlukan untuk yodium, dan tidak terlihat dengan
evaluasi kondisi jalan sidiktiroid
nafas. 5. Untuk mengetahui lokasi dengan tepat
benjolan tiroid yang akan dilakukan
biopsiterarah
6. Pemeriksaan sidik tiroid. Hasil pemeriksaan
dengan radioisotop adalah tentang ukuran,
bentuk, lokasi dan yang utama adalah
fungsi bagian-bagian tiroid.
Penatalaksanaan Konservatif
a. Pemberian Tiroksin dan obat b. Tiroidektomi
Anti-Tiroid. Tindakan pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat
Tiroksin digunakan untuk kelenjar tiroid adalah tiroidektomi, meliputi subtotal ataupun
menyusutkan ukuran struma, total. Tiroidektomi merupakan prosedur bedah yang relative
selama ini diyakini bahwa aman dengan morbiditas kurang dari 5%.
pertumbuhan sel kanker tiroid
Menurut Lang (2010), terdapat 6 jenis tiroidektomi, yaitu :
dipengaruhi hormon TSH. Oleh
1. Lobektomi tiroid parsial, yaitu pengangkatan bagian atas
karena itu untuk menekan TSH
serendah mungkin diberikan atau bawah satulobus
hormon tiroksin (T4) ini juga 2. Lobektomi tiroid, yaitu pengangkatan seluruhlobus
diberikan untuk mengatasi 3. Lobektomi tiroid dengan isthmusectomy, yaitu
hipotiroidisme yang terjadi pengangkatan satu lobus danistmus
sesudah operasi pengangkatan 4. Subtotal tiroidektomi, yaitu pengangkatan satu lobus,
kelenjar tiroid. istmus dan sebagian besar lobuslainnya.
5. Total tiroidektomi, yaitu pengangkatan seluruh kelenjar
6. Tiroidektomi total radikal, yaitu pengangkatan seluruh
kelenjar dan kelenjar limfatikservikal.
Konsep Askep
1. pengkajian
c. Terapi Yodium a. Identifikasi pasien.
Radioaktif. b. Kaji keluhan utama pasien. Pada klien pre operasi mengeluh terdapat
pembesaran pada leher. Kesulitan menelan dan bernapas. Pada post operasi
Yodium radioaktif thyroidectomy keluhan yang dirasakan pada umumnya adalah nyeri akibat
memberikan radiasi dengan luka operasi.
dosis yang tinggi pada c. Riwayat penyakit sekarang. Biasanya didahului oleh adanya pembesaran
kelenjar tiroid sehingga nodul pada leher yang semakin membesar sehingga mengakibatkan
menghasilkan ablasi terganggunya pernafasan karena penekanan trakhea eusofagus sehingga
jaringan. Pasien yang tidak perlu dilakukan operasi.
mau dioperasi maka d. Riwayat penyakit dahulu. Perlu ditanyakan riwayat penyakit dahulu yang
pemberian yodium berhubungan dengan penyakit gondok, sebelumnya pernah menderita
radioaktif dapat mengurangi penyakit gondok.
gondok sekitar 50 %. e. Riwayat kesehatan keluarga. Ada anggota keluarga yang menderita sama
dengan klien saat ini.
f. Riwayat psikososial. Akibat dari bekas luka operasi akan meninggalkan
bekas atau sikatrik sehingga ada kemungkinan klien merasa malu dengan
orang lain.
g. Pemeriksaan fisik. 2. Rumusan Diagnosa Keperawatan
Pada umumnya keadaan penderita lemah dan
kesadarannya composmentis dengan tanda-tanda
vital yang meliputi tensi, nadi, pernafasan dan 1) Kecemasan berhubungan dengan krisis
suhu yang berubah. Pada klien dengan pre operasi situasional (prosedur operasi).
terdapat pembesaran kelenjar tiroid. Pada post 2) Kurang pengetahuan berhubungan dengan
operasi thyroidectomy biasanya didapatkan kurangnya paparan nformasi.
adanya luka operasi yang sudah ditutup dengan 3) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri
kasa steril yang direkatkan dengan hypafik serta fisiologis.
terpasang drain. Drain perlu diobservasi dalam 4) Risiko infeksi.
dua sampai tiga hari. Biasanya pernafasan lebih 5) Risiko perdarahan.
sesak akibat dari penumpukan sekret efek dari 6) Ketidakefektivan bersihan jalan nafas
anestesi, atau karena adanya darah dalam jalan berhubungan dengan obstruksi trakea,
nafas. Pada pemeriksaan reflek hasilnya positif pembengkakan, perdarahan dan spasme laringeal.
tetapi dari nyeri akan didapatkan ekspresi wajah
yang tegang dan gelisah karena menahan sakit.
intervensi
02
ASKEP
STRUMA
PENGKAJIAN
2. RIWAYAT KESEHATAN
03
ARTIKEL
INTERNASIONA
L
Penalaran Artikel :

Judul : Modren Therapy For Nodular Goiter


Tanggal : 22 Maret 2020
Tempat : Tashkent Pediatric Medical Institute
Penulis : Ismalov S.L
Rakhimjonov O. N
Tulanbaev Zh.T
Kariomova M.M
Zuravleva N.S
Berezkina A.L
Artikel tersebut menjelaskan tentang terapi modren untuk mendeteksi dan mengevaluasi keganasan
nodul tiroid , ACR TI-RADS (Collage of Radiologi, Thyroid Imaging Reporting And Data
System).Diagnosa usg menggunakan sistem ACR tirad dan biopsi aspirasi bcedle (FNA) yang diikuti
dengan evaluasi cytologis menggunakan sistem Bethesda digunakan untuk evaluasi preoperasi mereka.
Selama operasi, diagnostik atas saklar yang dilepas dilakukan. Selanjutnya, setelah histologi akhir, data
cytology dan express diagnostik dan preoperative node evaluasi dibandingkan menurut hasil usg
menggunakan sistem ACR TIRADS. Data yang diperoleh dari penggunaan sistem ACR tirad dan
Bethesda telah terbukti efektif untuk mendeteksi kanker tiroid
Penggunaan sistem ACR TIRADS dan betesda dalam penilaian yang sudah siap untuk benjolan
tiroid efektif untuk mendeteksi tumor ganas. Penggunaan sistem betesda untuk evaluasi cytologis
terhadap bahan noda sebuah gelas dari tiroid setelah diperiksa ulang selama pembedahan efektif untuk
mendeteksi kanker tiroid dan menyesuaikan volume intervensi pembedahan.
KESIMPULAN

Dampak struma terhadap tubuh terletak pada pembesaran kelenjar tiroid


yang dapat mempengaruhi kedudukan organ-organ di sekitarnya. Di
bagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trakea dan esophagus.
Struma dapat mengarah ke dalam sehingga mendorong trakea,
esophagus dan pita suara sehingga terjadi kesulitan bernapas dan
disfagia. Hal tersebut akan berdampak terhadap gangguan pemenuhan
oksigen, nutrisi serta cairan dan elektrolit. Bila pembesaran keluar maka
akan memberi bentuk leher yang besar dapat asimetris atau tidak, jarang
disertai kesulitan bernapas dan disfagia
Pada kasus Tn.A evaluasi setelah dilakukan perawatan 3 hari sampai
dengan tanggal 04 Juli 2018, DO: Tn.A terdapat balutan kering bersih
pada leher kiri, terpasang drain kosong (botol telah diganti), infus telah
dilepas, mobilisasi jalan, makan minum mandiri, T: 120/80mmhg,
N:76x/mnt. R: 18x/mnt. DS: Tn.A mengatakan “tidak nyeri,rasa lebih
nyaman”.
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai