Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN PENYAKIT STRUMA

NAMA : DINDA RESTY L D


NIM : I1B016065
DOSEN : ATYANTI ISWORO, M.Kep., Sp.KMB

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS NEGERI JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2020
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Struma (goiter) berdasarkan patologis merupakan perbesaran kelenjar tiroid atau
merupakan suatu kelainan radang, hiperplasia atau neoplasma, dimana secara klinik
sulit dibedakan. (Tampatty, 2019). Struma secara umum dikenal dengan istilah gondok
merupakan pembesaran kelenjar tiroid yang dapat berkaitan dengan gangguan primer
pada organ tiroid ataupun akibat stimulasi hormonal atau faktor lain terhadap tiroid.
Sekitar 27% dari keseluruhan pasien struma didunia berada di negara Asia Tenggara
termasuk Indonesia. (Armerinayanti, 2016)
Berdasarkan hasil penelitian struma menurut Tampatty, (2019) penelitian yang
dilakukan di seluruh dunia, diperkirakan sekitar 200 juta orang menderita struma dari
800 juta orang yang mengonsumsi yodium dalam jumlah yang sedikit. Hasil penelitian
tentang struma di Indonesia, menunjukkan prevalensi pada hipertiroid pemeriksaan
TSH (Thyroid Stimulating Hormon) pada riskesdas 2007 mendapatkan 12,8 % laki-laki
dan 14,7% memiliki kadar TSH rendah yang menunjukkan kecurigaan adanya
hipertiroid. Namun menurut hasil Riskesdas 2013, hanya terdapat 0,4% penduduk
Indonesia yang berusia 15 tahun atau lebih yang berdasarkan wawancara mengakui
terdiagnosis hipertiroid. Meskipun secara persentase kecil, namun secara kuantitas
cukup besar. Jika pada tahun 2013 jumlah penduduk usia ≥15 tahun sebanyak
176.689.336 jiwa, maka terdapat lebih dari 700 orang terdiagnosis hipertiroid
(Kemenkes, 2015).
B. TUJUAN
1. Mengetahui definisi Struma
2. Mengetahui etiologi Struma
3. Mengetahui manifestasi klinis Struma
4. Mengetahui patofisiologi Struma
5. Mengetahui pathway struma
6. Mengetahui pemeriksaan penunjang struma
7. Mengetahui penatalaksanaan struma
8. Mengetahui diagnosa keperawatan struma
PEMBAHASAN

1. Definisi
Struma adalah pembesaran kelenjar tiroid sebagai akibat pertumbuhan ukuran
sel/jaringan. Berbagai faktor diidentifikasi sebagai penyebab terjadinya struma salah
satunya adalah defisiensi yodium. (Rendy & Margareth, 2015:198)
Goiter atau struma atau secara awam dikenal dengan istilah gondok merupakan
pembesaran kelenjar tiroid yang dapat berkaitan dengan gangguan primer pada organ
tiroid ataupun akibat stimulasi hormonal atau faktor lain terhadap tiroid .
(Armerinayanti, 2017)
2. Etiologi
Menurut Manjoer (2002) adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormon
tyroid merupakan faktor penyebab pembesaran kelenjar tyroid antara lain :
a. Defisiensi Iodium : Defisiensi yodium merupakan penyebab terjadinya struma.
Struma merupakan cara adaptasi manusia pada keadaan akan kekurangan unsur
yodium dalam makanan dan minuman.
b. Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon tyroid.
c. Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (seperti substansi dalam kol, lobak,
kacang kedelai).
d. Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan (misalnya : thiocarbamide,
sulfonylurea dan litium).
e. Faktor Goitrogen : Goitrogen adalah zat atau bahan yang dapat mengganggu
hormogenesis tiroid sehingga akibatnya dapat membesarkan kelenjar tiroid
(gondok)
f. Yodium yang berlebihan : Apabila yodium dikomsumsi dalam jumlah yang
berlebihan maka akan terjadi inhibisi hormonogenesis, akan tetapi bila pemberian
ini secara kronik, maka terjadi adaptasi terhadap hambatan tersebut. Bila tidak
mampu melaksanakan hambatan tersebut akan mengalami akibatnya yaitu inhibisi
hormogenesis sehingga tarjadi hipotiroidisme dan selanjutnya TSH meninggi
dengan dampak gondok.
3. Klasifikasi
Klasifikasi dan karakteristik struma nodusa antara lain:
a. Berdasarkan secara fisiologik
1) Eutiroid : Keadaan dimana fungsi kelenjar tiroid berfungsi secara
normal, meskipun pemeriksaan kelenjar tiroid menunjukkan kelainan,
gejala yang terjadi jika seseorang sakit, mengalami kekurangan gizi atau
telah menjalani pembedahan, maka hormon tiroid T4 tidak diubah
menjadi T3. Akan tertimbun sejumlah besar hormone T3, yang
merupakan hormon tiroid dalam bentuk tidak aktif. Meskipun T4 tidak
diubah menjadi T3, tetapi keenjar tiroid tetap berfungsi dan
mengendalikan metabolisme tubuh secara normal (Prof. Dr. Anies,2016)
2) Hipotiroid : Keadaan dimana terjadi kekurangan hormon tiroid yang
dimanifestasikan oleh adanya metabolisme tubuh yang lambat karena
menurunnya konsumsi oksigen oleh jaringan dan adanya perubahan yang
jelas. Pasien dengan hipotiroid mempunyai sedikit jumlah hormon tiroid
sehingga tidak mampu menjaga fungsi tubuh secara normal. Penyebab
umumnya adalah penyakit autoimun, operasi pengangkatan tiroid, dan
terapi radiasi. (Tarwoto, 2012)
3) Hipertiroid : Suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi
hormone tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin dan lodium, maka lodium
radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya atau
mengurangi intensitas fungsinya (Amin Huda, 2016)
b. Berdasarkan secara klinik
1) Toksik : Pembesaran pada kelenjar tiroid yang berisi nodul dengan sel-
sel autonom sehingga menyebabkan hipertiroidisme.
2) Non toksik : Pembesaran kelenjar tiroid karena adanya nodul yang tidak
disertai gejala hipertiroidisme (Tarwoto, 2012).
4. Manifestasi klinis
Menurut (Tarwoto, 2012) beberapa manifestasi dari struma sebagai berikut:
1) Adanya pembesaran kelenjar tiroid
2) Pembesaran kelenjar limfe
3) Nyeri tekan pada kelenjar tiroid
4) Kesulitan menelan
5) Kesulitan bernafas
6) Kesulitan dalam bicara
7) Gangguan bodi image
5. Pathway

Lingkungan Kelainan metabolik


konginental

Daerah pegunungan Penghambat sintesa penghambat sintesa


hormon oleh zat hormon oleh obat
kimia. thiocarbomide,
sulfonilurea, Litium
Tanah dan air ex: kol, lobak, kedelai
kurang mengandung
iodium
Geitrogenik T4 Menurun

Fungsi kelenjar
tiroid menurun Hipofisis
Penurunan
kelenjar tiroid

Pelepasan TSH
menurun

GONDOK /
STRUMA

Struma non Toksik Struma Toksik

Ekstra tioridial Tiroidial


Kelenjar tiroid berdifusi Fungsi homon tiroid menurun
Kelenjar tiroid
Berlebihan
Infiltrasi kulit
lokal Goiter Oftalmipati

Penekanan Penakanan
Trakea esofagus Hiperplasia
Kelenjar tiroid Ekstra tioridial Tiroidial
Berlebihan
Pita suara Sulit menelan
parau
6. Pencegahan dengan pemberian kapsul minyak beryodium terutama bagi penduduk
didaerah endemik sedang dan berat Program ini bertujuan merubah perilaku masyarakat, dalam
hal pola makanan dan memasyarakatkan pemakaian garam beryodium. Tindakan Operasi pada
struma Nodosa Non Toksik yang besar dapat dilakukan tindakan operasi (strumectomy). Bila
pengobatan tidak berhasil terjadi gangguan misalnya : penekanan pada organ sekitarnya
kosmetik, indikasi keganasan yang pasti akan dicurigai.
7. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan sidik tiroid : Berfungsi untuk melihat teraan ukuran, bentuk lokal dan
yang bermasalah pada fungsi bagian-bagian tiroid.
2)  Pemeriksaan Ultrasonografi : Berfungsi untuk melihat beberapa bentuk kelainan
dan  konsistensinya
3) Biopsi Aspirasi Jarum halus.
4) Termografi adalah suatu metode pemeriksaan berdasarkan  pengukuran suhu kulit
pada suatu tempat
5) Penanda tumor berfungsi untuk mengukur peninggian tiroglobulin kadar tg serum
normal antara 1,5-30 nymle.
6) X Ray (foto leher).
7. Diagnosa yang mungkin muncul
1. Nyeri akut ditandai dengan agen cidera fisik (luka bekas operasi struma)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
Ketidakmampuan menelan makanan
3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan cedera pita suara/kerusakan
laring, edema jaringan, nyeri, ketidaknyamanan
4. Resiko tinggi terhadap cedera/tetani berhubungan dengan proses pembedahan,
rangsangan pada sistem saraf pusat.
5. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan dengan tindakan bedah terhadap
jaringan/otot dan edema pasca operasi.
DAFTAR PUSTAKA

Armerinayanti, N. W. (2016). Goiter Sebagai Faktor Predisposisi Karsinoma Tiroid.


Warmadewa Medical Journal.
Carpenito L Y, 2001, Hand Book of Nursing Diagnosis, Edisi 8, EGC : Jakarta
Hidayat, Syamat, dkk, 1997. Edisi Revisi Buku Ilmu Ajar Bedah,EGC : Jakarta.
Kemenkes, K. K. (2015). Situasi dan Analisis Penyakit Tiroid. 3 dan 6.
Pearce, Evelyn C. 2006. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
Tampatty, G. T. (2019). PROFIL PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI PADA
PASIEN STRUMA DIBAGIAN/SMF RADIOLOGI FK UNSRAT RSUP PROF. DR. R. D.
KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2018- JUNI 2018.
Tarwoto, N. S. (2012). KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Gangguan Sistem
ENDOKRIN. Jakarta Timur : Trans Info Media, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai