Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS JURNAL

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

“Benson Relaxation Technique: Reducing Pain Intensity, Anxiety Level and I


mproving Sleep Quality among Patients Undergoing Thoracic Surgery”

Kelompok 1:

SAMSUL HIDAYAT I4B021010

LUTFIA KHOERUNNISA I4B021032

DINDA RESTY LIFIANA DEWI I4B021033

LUTFI MAULID NABILA I4B021038

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PROGRAM PROFESI NERS

PURWOKERTO

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nyeri merupakan pengalaman sensasi sensori dan emosi yang tidak


menyenangkan, keadaan yang memperlihatkan ketidaknyamanan secara
subjektif/individual, menyakitkan tubuh, dan kapan pun individu mengatakannya
adalah nyata. Penatalaksanaan nyeri dapat dilakukan dengan pendekatan
nonfarmakologis yaitu teknik Relaksasi Benson. (Solehati,2015)

Teknik Relaksasi Benson adalah metode relaksasi yang diciptakan oleh


Herbert Benson seorang ahli peneliti medis dari Fakultas Kedokteran Harvard
yang mengkaji beberapa manfaat doa dan meditasi bagi kesehatan, dengan
mengabungkan antara respon relaksasi dan system keyakinan individu/faith factor
(difokuskan pada ungkapan tertentu berupa nama-nama Tuhan atau kata yang
memiliki makna menyenangkan bagi pasien itu sendiri) yang diucapkan berulang-
ulang dengan ritme teratur sikap pasrah dan diimbangi dengan nafas dalam,
relaksasi ini menggunakan teknik pernapasan yang biasa digunakan di rumah sakit
pada pasien yang sedang mengalami nyeri atau mengalami kecemasan. Tetapi,
pada Relaksasi Benson terdapat penambahan unsur keyakinan dalam bentuk kata-
kata yang mengungkapkan sugesti bagi pasien yang diyakini dapat mengurangi
nyeri yang sedang pasien alami, Teknik Relaksasi Benson dilakukan setelah
kesadaran pasien pulih, serta efek anastesi hilang. (Solehati,2015)

Relaksasi benson  merupakan salah satu cara untuk


mengurangi nyeri dengan melibatkan faktor keyakinan pasien yang dapat
menciptakan suatu lingkungan internal sehingga dapat membantu pasien
mencapai kondisi kesehatan dan kesejahteraan lebih tinggi (Benson & Proctor,
2000).

Tujuan

Mahasiswa mampu menganalisis jurnal yang berjudul “Benson Relaxatio


n Technique: Reducing Pain Intensity, Anxiety Level and Improving Sleep Quality
among Patients Undergoing Thoracic Surgery”
BAB II

REVIEW JURNAL

A. Jurnal Utama

Penulis : Aml Ahmed Mohammed ELmetwaly, Entisar Gaad El mou


la Shaaban, dan Eman Mahmoud Hafez Mohamed
Judul : Benson Relaxation Technique: Reducing Pain Intensity, A
nxiety Level and Improving Sleep Quality among Patients
Undergoing Thoracic Surgery
Tahun terbi : 2020
t
Jurnal : Egyptian Journal of Health Care
Volume : Vol. 11, No. 4, pp. 602-614

Sistematika Keseluruhan Jurnal:

Tujuan Penelitia Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tek


n nik relaksasi Benson terhadap penurunan intensitas nye
ri, tingkat kecemasan dan peningkatan kualitas tidur pa
da pasien yang menjalani operasi toraks.
Subjek Penelitian Jumlah subjek penelitian 160 pasien post operasi torak
di thoracic surgery department at Mansoura chest hospi
tal and Mansoura University Hospital-Chest departmen
t. Sampel dibagi menjadi kelompok kontrol dan interve
nsi dengan jumlah masing-masing kelompok 80 respon
den. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik p
urposive sampling. Kriteria inklusi: usia 18-60 tahun, p
asien dengan semua jenis operasi torak, pasien bersedia
menjadi responden. Eksklusi: pasien menolak menjadi
responden, cacat fisik, mengonsumsi obat penenang, da
n memiliki riwayat gangguan jiwa.
Metode Penelitia Desain penelitian ini menggunakan quasi-experimental
n design. Terapi dilakukan 2 kali, yaitu 2 jam post operas
i dan 3 hari pasca operasi. Terapi benson dilakukan 2 s
esi/hari setelah makan minimal 2 jam. Sebelum dilakuk
an terapi, pasien dilakukan yaitu sebelum operasi, sebel
um diberikan terapi pada 2 jam post operasi dan hari k
e-3. Kemudian dilakukan evaluasi setelah pemberian te
rapi pada setiap intervensi.
Pengantar Operasi toraks mengancam keutuhan tubuh, seperti asp
ek fisik, psikologis, sosial dan spiritual dan dapat meny
ebabkan ketidaknyamanan seperti respon nyeri, stress,
kecemasan, dan gangguan tidur. Relaksasi adalah inter
vensi keperawatan, yang telah disajikan dalam beberap
a penelitian sebagai metode terapi komplementer dan t
erkadang terapi obat alternative. Teknik relaksasi menc
akup berbagai praktik seperti imajinasi terbimbing, rela
ksasi progresif, self-hypnosis, biofeedback, dan pernap
asan dalam. Selain itu, terapi yang dapat diterapkan ada
lah teknik relaksasi benson.
Relaksasi Benson adalah metode yang mengkhususkan
diri pada indera yang memiliki efek pada berbagai geja
la fisik dan psikologis seperti rasa sakit, kecemasan, su
asana hati dan kepercayaan diri, depresi, dan menguran
gi stres.
Hasil Penelitian Terdapat penurunan skor nyeri secara signifikan se
telah diberikan teknik relaksasi Benson dengan nilai p3
(intervensi 3 hari post operasi) < 0,001 (p<0,05), sedan
gkan p2 (intervensi 2 jam post operasi) = 0,2 (p>0,05).
Skor nyeri diniai menggunakan Short Form McGill Pai
n Questionnaire (SFMPQ).
Terdapat peningkatan kulaitas tidur responden sec
ara signifikan setelah mendapatka teknik relaksasi bens
on dengan nilai p2 = 0,002 dan p3=0,009 (p<0,05). Sk
or kualitas tidur diniai menggunakan Groningen Sleep
Quality Scale (GSQS). Faktor yang dapat mempengaru
hi kulitas tidur yaitu pertama tingkat nyeri p<0,001); je
nis kelamin (p=0,007); kualifikasi pasien (p=0,034); da
n kecemasan hospitalisasi (p=0,05)
Terdapat penurunan tingkat ansietas responden sec
ara signifikan setelah mendapatka teknik relaksasi bens
on dengan nilai p2 dan p3 <0,001 (p<0,05). Terdapat p
enurunan tingkat depresi responden secara signifikan s
etelah mendapatka teknik relaksasi benson dengan nilai
p2=0,016 dan p3<0,001 (p<0,05). Skor ansieas dan dep
resi diniai menggunakan Hospital Anxiety and Depress
ion Scale (HADS).
Kesimpulan Hasil studi menyimpulkan bahwa, teknik relaksasi Ben
son signifikan dalam menurunkan tingkat nyeri, kecem
asan, dan depresi, serta meningkatkan kualitas tidur.
Tingkat nyeri merupakan faktor yang paling umum me
mpengaruhi kualitas tidur diikuti jenis kelamin, kualifi
kasi pasien, dan kecemasan rumah sakit.
Kelebihan Jurnal Kelebihan dalam jurnal ini meliputi:
- Metode penelitian dijelaskan dengan rinci yaitu fase
wawancara dan penilaian, fase implementasi dan fase
evaluasi dengan intrumen penelitian yaitu SFMPQ; G
SQS; dan HADS.
- Frekuensi intervensi relaksasi benson dibahas dengan
jelas, yaitu dilakukan 2 jam pasca operasi dan 3 hari s
etelah operasi. Terapi dilakukan 2 sesi/hari dan mini
mal 2 jam setelah makan.
- Implementasi tindakan terapi reaksasi benson dapat d
iaplikasi karena aman, efektif dan signifikan.
Kekurangan Jur Kekurangan dalam jurnal ini:
nal - Memerlukan waktu yang cukup lama untuk melaksan
akan 3 fase tindakan, yakni wawancara dan penilaian,
implementasi, dan evaluasi dalam satu waktu.
- Tidak disebutkan indikasi dan kontra indikasi tindaka
n

B. Jurnal Pendukung
Penulis : Samah E. Masry, Engy E. Aldoushy, dan Naglaa Abd El-Ma
wgoud Ahmed
Judul : Effect of Benson's Relaxation Technique on Night Pain and
Sleep Quality among Adults and Elderly Patients Undergoin
g Joints Replacement Surgery
Tahun ter : 2017
bit
Jurnal : International Journal Of Nursing Didactics
Volume : Vol. 7, No. 4, pp. 1-8
DOI : http://dx.doi.org/10.15520/ijnd.2017.vol7.iss4.205.01-08

Sistematika Keseluruhan Jurnal:

Tujuan Penelitia Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh t


n eknik relaksasi Benson pada nyeri malam hari dan kual
itas tidur di antara orang dewasa dan pasien lanjut usia
yang telah menjalani operasi penggantian sendi.
Subjek Penelitian Jumlah subjek penelitian 100 pasien post operasi pengg
antian lutut dan pinggul di orthopedic department of M
enoufia university hospital. Sampel dibagi menjadi kel
ompok kontrol dan intervensi dengan jumlah masing-m
asing kelompok 50 responden. Sampel penelitian diam
bil menggunakan teknik purposive sampling.
Metode Penelitia Desain penelitian ini menggunakan quasi-experimental
n design. Terapi dilakukan 2 kali, yaitu 2 jam post operas
i setelah sadar dan 3 hari pasca operasi. Terapi benson
dilakukan selama 10 menit sepanjang hari dengan selan
g waktu 2-4 jam. Sebelum dilakukan terapi, pasien dila
kukan wawancara. Kemudian dilakukan evaluasi setela
h pemberian terapi pada setiap intervensi.
Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner wawancara
terstruktur (data sosiodemografi dan data medis), Short
Form McGill Pain Questionnaire (SF-MPQ) untuk me
ngukur nyeri, dan Groningen Sleep Quality Scale (GS
QS) untuk mengukur kualitas tidur responden.
Enelitan dilakukan dalam 3 fase: fase wawancara dan s
koring, implementasi, dan evaluasi.
Pengantar Tidur merupakan kebutuhan dasar seperti halnya maka
nan dan air, yang diperlukan untuk kelangsungan hidup
manusia. Tidur adalah keadaan pelepasan kognitif dan
sensorik yang periodik dan reversibel dari lingkungan e
ksternal dengan proses fisiologis dan perilaku yang ko
mpleks yang penting untuk istirahat, perbaikan, kesejah
teraan, dan kelangsungan hidup. Salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi tidur dan sebagai keluahan banya
k pasien post operasi penggantian sendi adalah nyeri ak
ut. Terapi yang dapat diterapkan untuk mengatasi nyer
i dan meningkatkan kualitas tidur pasien post operasi p
enggantian sendi adalah teknik relaksasi benson.
Teknik relaksasi Benson menghasilkan relaksasi lengk
ap semua otot dan metode yang mudah digunakan untu
k pengobatan gangguan tidur. Teknik relaksasi sebagai
salah satu metode manajemen stres subjektif menurunk
an tingkat kecemasan, gangguan mood, ketidaknyaman
an tubuh, dan aktivitas sistem saraf otonom dan setidak
nya dapat mempengaruhi kualitas tidur.
Hasil Penelitian Karakteristik responden berdasarkan usia, rata-rata
usia kelompok intervensi dan kontrol yaitu 57,1 tahun
dan 55,4 tahun. Sekitar setengah dari responden buta h
uruf, hampir tiga perempat responden telah menikah da
n tinggal di desa, dan pendapatan dua pertiga responde
n memiliki pendapatan yang kurang.
Terdapat peningkatan skor nyeri atau penurunan ti
ngkat nyeri pada kelompok intervensi pada satu hari pa
sca operasi dan ada perbedaan yang signifikan secara st
atistik antara kelompok intervensi dan kontrol mengena
i intensitas nyeri pada 3 hari pasca operasi.
Ada perbedaan yang signifikan secara statistik ant
ara kelompok intervensi dan kontrol mengenai kualitas
tidur pada satu hari pasca operasi dan 3 hari pasca oper
asi
Ada perbedaan yang signifikan secara statistik dal
am skor nyeri dalam kaitannya dengan usia subjek kelo
mpok intervensi pada satu hari pasca operasi. Tidak ad
a hubungan yang signifikan antara skor kualitas tidur d
an usia subjek yang diteliti.
Kesimpulan Teknik relaksasi Benson memiliki efek positif dan sign
ifikan dalam mengurangi nyeri pasca operasi dan meni
ngkatkan kualitas tidur pada pasien dewasa dan lansia
yang menjalani operasi penggantian sendi.
Kelebihan Jurnal Kelebihan dalam jurnal ini meliputi:
1. Frekuensi intervensi relaksasi benson dibahas denga
n jelas, yaitu dilakukan 2 jam pasca operasi dan 3 har
i setelah operasi. Terapi dilakukan selam 10 menit se
panjang hari dengan rentang waktu antar sesi 2-4 ja
m.
2. Implementasi tindakan terapi reaksasi benson dapat
diaplikasi karena aman, efektif dan signifikan.
Kekurangan Jur Kekurangan dalam jurnal ini:
nal - Memerlukan waktu yang cukup lama untuk melaksan
akan 3 fase tindakan, yakni wawancara dan penilaian,
implementasi, dan evaluasi dalam satu waktu.
- Tidak disebutkan kriteria inklusi dan eksklusi.
- Tidak disebutkan indikasi dan kontra indikasi tindaka
n
BAB III

PEMBAHASAN

Pada masa moderenisasi saat ini, pengobatan dengan cara pembedahan


banyak sekali dilakukan. Pembedahan atau operasi merupakan semua tindakan
pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan
bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh pada umumnya
dilakukan dengan membuka sayatan. Setelah bagian yang akan ditangani tampak,
dilakukan tindakan perbaikan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan
luka. Operasi memiliki tiga tahapan yaitu pre operasi, intra operasi dan post
operasi. Saat menghadapi pembedahan, klien akan mengalami berbagai stressor.
Pembedahan yang ditunggu pelaksanaannya akan menyebabkan rasa takut dan
kecemasan pada klien yang menghubungkan pembedahan dengan rasa nyeri,
kemungkinan cacat, menjadi bergantung pada orang lain dan mungkin kematian
(Roxiana 2020).
Pada saat ketika pasien sedang menjalani operasi akan ada beberapa
keadaan dimana pasien akan menrasa nyeri, cemes, dan susah tidur. Kedaan
tersebut merupakan efek dari sebuah tindakan pembedahan atau operasi. Nyeri
adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan
dalam bentuk kerusakan tersebut. Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik yang
multidimensional. Fenomena ini dapat berbeda dalam intensitas (ringan, sedang,
berat), kualitas (tumpul, seperti terbakar, tajam), durasi (transien, intermiten,
persisten), dan penyebaran (superfisial atau dalam, terlokalisir atau difus).
Meskipun nyeri adalah suatu sensasi, nyeri memiliki komponen kognitif dan
emosional, yang digambarkan dalam suatu bentuk penderitaan. Nyeri juga
berkaitan dengan reflex menghindar dan perubahan output otonom (Bahrudin
2018).

Ansietas atau kecemasan merupakan suatu respons adaptif yang normal


terhadap stres karena pembedahan. Pada tahap pre operasi rasa cemas biasanya
timbul ketika pasien mengantisipasi pembedahan dan diikuti dengan rasa cemas
pada tahap pascaoperasi seperti nyeri atau rasa tidak nyaman, perubahan citra
tubuh dan fungsi tubuh, perubahan pada pola hidup dan masalah finansial. Respon
kecemasan merupakan sesuatu yang sering muncul pada pasien yang akan
menjalani operasi (pre operasi). Karena pre operasi merupakan pengalaman baru
bagi pasien yang akan menjalani operasi. Kecemasan pasien pre operasi
disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah dari faktor pengetahuan dan
sikap perawat dalam mengaplikasikan pencegahan ansietas pada pasien pre
operasi di ruang rawat inap Kecemasan pasien pre operasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu usia, pengalaman pasien menjalani operasi, konsep diri dan
peran, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, kondisi medis, akses informasi,
proses adaptasi, jenis tindakan medis dan komunikasi terapeutik (Roxiana 2020).

Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk


kedalam kebutuhan fisiologis, tidur juga hal yang universal karena semua individu
dimana pundia berada membutuhkan tidur. Menurut Potter dan Perry (2006) juga
mengatakan kebutuhan untuk tidur, sangat penting bagi kualitas hidup semua
orang. Tiap individu memiliki kebutuhan tidur yang berbeda dalam kuantitas dan
kualita stidurnya. Tidur juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia
yang memiliki fungsi perbaikan dan homeostatik (mengembalikan keseimbangan
fungsi – fungsi normal tubuh) serta penting juga dalam pengaturan suhu dan
cadangan energi normal. Sebenarnya tidur tidak sekedar mengistirahatkan tubuh,
tetapi juga mengistirahatkan otak. Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi
kualitas dan kuantitas tidur antara lain penyakit, lingkungan, kelelahan, gaya
hidup, tingkat kecemasan, motivasi, dan obat – obatan (Setyawan 2017).

Data WHO (Word Health Organisasion) tahun 2015 menunjukkan bahwa


selama lebih dari satu abad, perawatan bedah telah menjadi komponen penting
dari perawatan kesehatan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap tahun ada 230 juta
tindakan bedah dilakukan di seluruh dunia. Data Tabulasi Nasional Departemen
Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2016, menjabarkan bahwa tindakan bedah
menempati urutan ke-11 dari 50 pola penyakit di Indonesia dengan persentase
12,8% dan diperkirakan 32% diantaranya merupakan bedah mayor, dan 25,1%
mengalami kondisi kejiwaan serta 7% mengalami kecemasan. (Kemenkes RI,
2016).

Upaya untuk mengatasi intensitas nyeri, kecemasan dan kualitas tidur pada
pasien pre operasi dan post operasi dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan
terapi farmakologis dan terapi non farmakologis. Salah satu jenis terapi non
farmakologis yang bisa digunakan adalah teknik relaksasi benson. Relaksasi
Benson merupakan pengembangan metode respon relaksasi pernafasan dengan
melibatkan faktor keyakinan pasien, yang dapat menciptakan suatu lingkungan
internal sehingga dapat membantu pasien mencapai kondisi kesehatan dan
kesejahteraan yang lebih tinggi. Kelebihan latihan relaksasi benson adalah latihan
relaksasi lebih mudah dilakukan bahkan dalam kondisi apapun serta tidak
memiliki efek samping apapun (Roxiana 2020).

Berdasarkan analisis jurnal utama yang berjudul “Benson Relaxation


Technique: Reducing Pain Intensity, Anxiety Level and Improving Sleep
Quality among Patients Undergoing Thoracic Surgery” membuktikan bahwa
terdapat pengaruh teknik relaksasi Benson terhadap penurunan intensitas nyeri,
tingkat kecemasan dan peningkatan kualitas tidur pada pasien yang menjalani
operasi toraks. Desain penelitian ini menggunakan quasi-experimental design.
Terapi dilakukan 2 kali, yaitu 2 jam post operasi dan 3 hari pasca operasi. Terapi
benson dilakukan 2 sesi/hari setelah makan minimal 2jam. Sebelum dilakukan
terapi, pasien dilakukan yaitu sebelum operasi, sebelum diberikan terapi pada 2
jam post operasi dan hari ke-3. Kemudian dilakukan evaluasi setelah pemberian
terapi pada setiap intervensi. Penelitian ini menunjukan bahwa setelah diberikan
terapi relaksasi benson mendapatkan hasil Terdapat penurunan skor nyeri secara
signifikan setelah diberikan teknik relaksasi Benson dengan nilai p3 (intervensi 3
hari post operasi) < 0,001 (p<0,05), sedangkan p2 (intervensi 2 jam post operasi)
= 0,2 (p>0,05). Skor nyeri diniai menggunakan Short Form McGill Pain
Questionnaire (SFMPQ). Terdapat peningkatan kulaitas tidur responden secara
signifikan setelah mendapatka teknik relaksasi benson dengan nilai p2 = 0,002
dan p3=0,009 (p<0,05). Skor kualitas tidur diniai menggunakan Groningen Sleep
Quality Scale (GSQS). Faktor yang dapat mempengaruhi kulitas tidur yaitu
pertama tingkat nyeri p<0,001); jenis kelamin (p=0,007); kualifikasi pasien
(p=0,034); dan kecemasan hospitalisasi (p=0,05). Terdapat penurunan tingkat
ansietas responden secara signifikan setelah mendapatka teknik relaksasi benson
dengan nilai p2 dan p3 <0,001 (p<0,05). Terdapat penurunan tingkat depresi
responden secara signifikan setelah mendapatka teknik relaksasi benson dengan
nilai p2=0,016 dan p3<0,001 (p<0,05). Skor ansieas dan depresi diniai
menggunakan Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS).

Selain itu, penelitian lain yang mendukung hasil dari jurnal utama yakni
penelitian yang berjudul “Effect of Benson's Relaxation Technique on Night
Pain and Sleep Quality among Adults and Elderly Patients Undergoing Joints
Replacement Surger”. Desain penelitian ini menggunakan quasi-experimental
design. Terapi dilakukan 2 kali, yaitu 2 jam post operasi setelah sadar dan 3 hari
pasca operasi. Terapi benson dilakukan selama 10 menit sepanjang hari dengan
selang waktu 2-4 jam. Sebelum dilakukan terapi, pasien dilakukan wawancara.
Kemudian dilakukan evaluasi setelah pemberian terapi pada setiap intervensi.
Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner wawancara terstruktur (data
sosiodemografi dan data medis), Short Form McGill Pain Questionnaire (SF-
MPQ) untuk mengukur nyeri, dan Groningen Sleep Quality Scale (GSQS) untuk
mengukur kualitas tidur responden. Penelitan dilakukan dalam 3 fase: fase
wawancara dan skoring, implementasi, dan evaluasi. Hasil dari penelitian ini
adalah Karakteristik responden berdasarkan usia, rata-rata usia kelompok
intervensi dan kontrol yaitu 57,1 tahun dan 55,4 tahun. Sekitar setengah dari
responden buta huruf, hampir tiga perempat responden telah menikah dan tinggal
di desa, dan pendapatan dua pertiga responden memiliki pendapatan yang kurang.
Terdapat peningkatan skor nyeri atau penurunan tingkat nyeri pada kelompok
intervensi pada satu hari pasca operasi dan ada perbedaan yang signifikan secara
statistik antara kelompok intervensi dan kontrol mengenai intensitas nyeri pada 3
hari pasca operasi. Ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara
kelompok intervensi dan kontrol mengenai kualitas tidur pada satu hari pasca
operasi dan 3 hari pasca operasi. Ada perbedaan yang signifikan secara statistik
dalam skor nyeri dalam kaitannya dengan usia subjek kelompok intervensi pada
satu hari pasca operasi. Tidak ada hubungan yang signifikan antara skor kualitas
tidur dan usia subjek yang diteliti.

Penjelasan diatas menunjukan bahwa selain tindakan medis dan pemberian


obat farmakologis, terdapat terapi yang dapat mengurangi nyeri, tingkat
kecemasan dan kualitas tidur yaitu terapi relaksasi benson. Pembahasan diatas
menunjukan beberapa hasil penelitian yang menunjukan terapi benson efektif
untuk mengurangi nyeri, tingkat kecemasan dan kualitas tidur. Dengan demikian
terapi relaksasi benson dapat direkomendasikan sebagai salah satu terapi
pendamping yang dapat diolakukan oleh perawat dalam mnegatasi keluhan nyeri,
kecemasan dan kualitas tidur pasien operasi toraks karena, efektif, efisien dan
mudah dilakukan.
BAB IV

IMPLIKASI

A. Implikasi Dalam Keperawatan


Ruang Seruni adalah ruang dimana sebagaian besar terapi pada pasien
yaitu prosedur operasi. Permasalahan yang sering dijumpai yaitu bedah anak,
fraktur, terapi mata dan terapi gigi. Rasa nyeri, sulit tidur, ansietas, menjadi
masalah keperawatan yang sering dijumpai pada pasien. Penatalaksanaan medis
serta terapi farmakologi sudah pasti dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.
Namun ada sebuah terapi non farmakologis yang dapat dilakukan untuk
mengatasi nyeri, meningkatkan kualitas tidur serta ansietas yaitu relaksasi
benson. Relaksasi benson ini adalah terapi relaksasi yang berfokus pada
pernafasan dan keyakinan sehingga dapat membuat pasien mencapai kondisi
kesehatan dan kesejahteraan yang lebih tinggi dan mendapatkan energi yang
positif.
B. Faktor Yang Mendukung Penerapan Relaksasi Benson di Rumah Sakit
Relaksasi benson sangat memungkinkan jika diterapkan dirumah sakit
karena terapi ini tidak memakan biaya yang memberatkan. Relaksasi ini juga
tidak membutuhkan alat maupun bahan. Relaksasi dapat dilakukan secara
mandiri oleh pasien kapanpun setelah mendapatkan arahan dari perawat
sebelumnya. Selain itu relaksasi ini juga tidak memiliki efek samping apapun
sehingga aman digunakan sebagai pendamping terapi farmakologi. Serta sudah
terbukti dapat menurunkan intensitas nyeri, menurunkan ansietas dan dapat
meningkatkan kualitas tidur pasien.

C. Faktor Yang Menghambat Penerapan Relaksasi Benson di Rumah Sakit


Walapun relaksasi ini mudah diaplikasikan, namun terdapat beberapa
faktor yang membuat terapi ini jarang diterapkan diruangan, diantaranya masalah
pada pasien. Relaksasi benson sendiri memiliki kontraindikasi yaitu tidak dapat
diterapkan pada pasien yang tidak s adarkan diri, dan pada pasien yang tidak
mampu melakukan nafas dalam seperti pasien asma akut karena dapat membuat
sesak nafas. Selain itu beban kerja perawat yang tinggi dan banyaknya pasien
yang harus diperhatikan sehingga membuat perawat susah untuk berfokus pada
satu pasien dengan waktu yang cukup lama untuk mengedukasi dan membimbing
penerapan relaksasi ini.

D. Penerapan Relaksasi Benson di RS Margono Soekarjo


Relaksasi Benson ini dapat diterapkan untuk pasien di RS Margono
Soekarjo karena relaksasi ini sangat mudah diaplikaskan dan terbukti efektif.
Selain itu relaksasi ini juga tidak membutuhkan bahan ataupun perlengkapan
apapun sehingga tidak ada biaya tambahan yang perlu dikeluarkan. Terapi ini
dapat dapat menjadi alternatif maupun pendamping pengobatan yang diterapkan
untuk pasien, terlebih sebagian besar keluhan pasien saat di RS yaitu nyeri,
kualitas tidur yang turun dan juga ansietas sehingga sangat baik jika relaksasi ini
diterapkan ke pasien. Selain digunakan di RS relaksasi ini juga dapat diterapkan
sebagai edukasi discharge planning saat pasien akan pulang, dan menjadi bekal
pasien saat dirumah.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Teknik Relaksasi benson  merupakan salah satu cara untuk
mengurangi nyeri dengan melibatkan faktor keyakinan pasien yang dapat
menciptakan suatu lingkungan internal sehingga dapat membantu pasien
mencapai kondisi kesehatan dan kesejahteraan lebih tinggi. Teknik
relaksasi Benson signifikan dalam menurunkan tingkat nyeri, kecemasan,
dan depresi, serta meningkatkan kualitas tidur.
B. Saran
Bagi Pelayanan Keperawatan, teknik relaksasi benson terbukti
sangat efektif dalam menurunkan menurunkan nyeri, kecemasan dan
kalitas tidur, maka disarankan agar teknik relaksasi benson dapat menjadi
salah satu terapi mandiri bagi perawat untuk mengatasi respon nyeri pasien
sehingga rasa nyeri pasien yang sangat menggangu dapat berkurang dan
dapat meningkatkan kesembuhan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Bahrudin, Mochamad. 2018. “Patofisiologi Nyeri (Pain).” Saintika Medika 13(1):


7.

ELmetwaly, A.A.M., Shaaban, E.G.E. & Mohamed, E.M.H. (2020) ‘Benson


Relaxation Technique: Reducing Pain Intensity, Anxiety Level and Improving
Sleep Quality among Patients Undergoing Thoracic Surgery’, Egyptian Journal of
Health Care, 11(4): pp. 602-614.

Masry, S.E., Aldoushy, E.E. & Ahmed, N.A.E.M. (2017) ‘Effect of Benson's
Relaxation Technique on Night Pain and Sleep Quality among Adults and
Elderly Patients Undergoing Joints Replacement Surgery’, International
Journal of Nursing Didactics, 7(4): pp. 1-8. doi:
http://dx.doi.org/10.15520/ijnd.2017.vol7.iss4.205.01-08.

Roxiana, Riza. 2020. “PENERAPAN TERAPI RELAKSASI BENSON PADA


PASIEN PRE OPERASI YANG MENGALAMI KECEMASAN DI
RUANG TERATAI RSUD Dr. CHASBULLAH ABDULMAJID KOTA
BEKASI.” 3(2017): 54–67. http://repositorio.unan.edu.ni/2986/1/5624.pdf.

Setyawan, Annaas Budi. 2017. “Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas


Tidur Pasien Pre Operasi DiRuang Angsoka Rumah Sakit Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda.” Jurnal Ilmiah Sehat Bebaya 1(2): 110–16

Solehati, T & Kosasih, C. E. (2015). Konsep & Aplikasi Relaksasi Dalam Keperawatan
Maternitas. (Anna, Ed). Bandung: PT. Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai