STRUMA
Oleh:
2023
Lembar Pengesahan
Disusun oleh
Silvy Herlinda
(…..................................................)
LAPORAN PENDAHULUAN
STRUMA
A. PENGERTIAN
Struma adalah pembesaran pada kelenjar tiroid yang biasanya terjadi karena
folikel –folikel terisi koloid secara berlebihan. Setelah bertahun-tahun folikel tumbuh
semakin membesar dengan membentuk kista dan kelenjar tersebut menjadi noduler.
Struma nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang secara klinis
teraba nodul satu atau lebih tanpa disertai tanda-tanda hypertiroidisme.
Bila jumlah nodul hanya satu disebut struma nodusa soliter (uninodusa)
Berdasarkan konsistensi
Kelenjar tyroiud menghasilakn hormon tyroid utama yaitu tiroksin (T4). Bentuk
aktifnya adalah hormon T4. Bentuk aktif ini adalah trydotironin (T3), yang sebagian
besar berasal dari konversi hormon T4, diperifer dan sebagian kecil langsung
dibentuk oleh kelenjar tyroid. Kelenjar tyroid terdiri folikel-folikel yang berisi larutan
koloid. Hormon ini merangsang penggunaan O2 pada kebanyakan sel tubuh,
mengatur metabolisme lemak, hidrat arang dan sangat diperlukan untuk pertumbuhan.
B. ETIOLOGI
Adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tiroid merupakan
penyebab pembesaran kelenjar tiroid antara lain:
C. Klasifikasi Struma
Secara klinis pemeriksaan struma dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a) Struma Toksik
Struma toksik dapat dibedakan atas 2, yaitu struma diffusa toksik dan struma
nodusa toksik. Istilah diffusa dan nodusa lebih mengarah pada perubahan
bentuk anatomi dimana struma diffusa toksik akan menyebar luas ke jaringan
lain. Sementara nodusa akan memperlihatkan benjolan yang secara klinik
teraba 1 atau lebih benjolan (stuma multinoduler toksik).
b) Struma Non Toksik
Struma non toksik sama halnya dengan struma toksik yang di bagi menjadi
stuma diffusa non toksik dan struma nodusa non toksik. Struma non toksik
disebabkan oleh kekurangan yodium yang kronik. Struma ini disebut sebagai
simple golter, struma endemik atau golter koloid yang sering ditemukan
didaerah yang air minumnya kurang sekali mengandung yodium dan
goltrogen yang menghambat sintesa hormon oleh zat kimia. Apabila dalam
pemeriksaan kelenjar tiroid teraba suatu nodul,maka pembesaran ini disebut
struma nodusa.
STRUMA
Pembedahan
Pre operasi
Intra operasi
Benjolan pada
HR meningkat
kelenjar tiroid Anestesi
Tiroidektomy
General
Penekanan
TD meningkat Pembedahan
pada trakea
Kesadaran
menurun
Depresi sistem Reflek Insisi kulit
Obstruksi pernafasan batuk
trakea menurun
Jaringan lemak
Otot
Penyempitan Pasien Penekanan pada
jalan nafas gelisah medula Akumulasi
oblongata sekret Fascia
Perdarahan
Peningkatan Suplai O2
Ansietas
kerja nafas berkurang
Defisit volume
cairan
Nafas cepat
Gangguan
pertukaran
Pola nafas Gas Post Operasi
tidak efektif
Terputusnya kontinuitas
Pasien belum sadar
jaringan
Akral dingin
sianosis
H. Penatalaksaan
1) Dengan pemberian kapsul minyak beriodium terutama bagi penduduk di
daerah
endemik sedang dan berat.
2) Edukasi
Program ini bertujuan merubah prilaku masyarakat, dalam hal pola makan dan
memasyarakatkan pemakaian garam beriodium.
3) Penyuntikan lipidol
Sasaran penyuntikan lipidol adalah penduduk yang tinggal di daerah endemik
diberi suntikan 40 % tiga tahun sekali dengan dosis untuk orang dewasa dan
anak di atas enam tahun 1 cc, sedang kurang dari enam tahun diberi 0,2 cc –
0,8 cc.
4) Tindakan operasi
Pada struma nodosa non toksik yang besar dapat dilakukan tindakan operasi
bila pengobatan tidak berhasil, terjadi gangguan misalnya : penekanan pada
organ sekitarnya, indikasi, kosmetik, indikasi keganasan yang pasti akan
dicurigai.
I. INSTEK TIROIDEKTOMI
1. TUJUAN
1) Untuk mengatur alat secara sistematis di meja instrument / mayo
2) Memperlancar handling instrument
3) Mempertahankan kesterilan alat-alat instrument selama operasi
berlangsung
2. PENGKAJIAN
1) Identitas pasien
2) Kondisi lokasi / area operasi
3) Kondisi fisik dan psikis
4) Kelengkapan alat instrument
3. PERSIAPAN LINGKUNGAN
1) Mengatur dan mengecek fungsi mesin suction, mesin couter, lampu
operasi, meja mayo dan meja instrument.
2) Memasang U- Pad on steril dan doek pada meja operasi.
3) Mempersiapkan linen dan instrument steril yang akan dipergunakan.
4) Mempersiapkan dan menempatkan tempat sampah medis agar mudah
dijangkau.
5) Mengatur suhu ruangan.
4. PERSIAPAN PASIEN
1) Persetujuan tindakan operasi
2) Pasien puasa 6-8 jam
3) Pasien menanggalkan perhiasan dan gigi palsu
4) Pasien diposisikan pada posisi supine di meja operasi dengan bahu diberikan
alas bantal dan kepala diberi alas donat (hiperextension)
5) Pasien dilakukan general anasthesi
6) Memasang catether urine
7) Memasang plat diatermi pada tungkai kanan
8) Desinfeksi area operasi
9) Marking area operasi
5. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
Alat steril
Di Meja Mayo
1. Handvast no. 3 :1
1. Gunting kasar / metzembaum :1/1
2. Pinset cirurgis :2
3. Pinset anatomis :2
4. Pinset cirurgis mini :2
5. Disinfeksi klem :1
6. Doek klem :5
7. Baby mosquito :3
8. Arteri klem / pean bengkok :4
9. Pean manis :1
10. Kocker bengkok :4
11. Nald foeder besar / kecil :1/1
12. Gunting benang :1
13. Langenback :2
14. Elis klem :2
Di Meja Instrument
1. Kassa kecil : 30
2. Depper : 10
3. Cucing disinfektan :1
4. Sarung meja mayo :1
5. Under pad steril :1
6. Handuk steril :5
7. Handscoen steril : sesuai ukuran
8. Kotak benang :1
9. Duk besar / sedang / kecil : 4/4/4
10. Skort :6
11. Instrumen tambahan :1
12. Baskom besar / bengkok : 2/2
13. Kom :1
14. Selang suction / cucing : 1/1
15. Couter : 1
16. Redon drain no. 12 :1
1. Meja operasi :1
2. Lampu operasi :1
3. Mesin suction :1
4. Monitor :1
5. Tempat sampah medis / non medis :1/1
6. Viewer (lampu baca rontgen) :1
7. Mesin Diatermi ( ESU ) :1
8. Standart infuse :1
Bahan Habis Pakai
6. TEKNIK INSTRUMENTASI
1. Sign in.
2. Setelah pasien diberikan anasthesi GA, pasien diposisikan pada posisi
supine dan diberikan bantalan sehingga hiperextensi.
3. Pasang kateter urine, pasang NGT dan lakukan pencucian pada area
operasi dengan handscrub dan keringkan dengan kassa steril.
4. Perawat instrument melakukan surgical scrub, gowning dan gloving
kemudian membantu operator memakaikan skort steril dan handscoen
steril.
5. Berikan disinfeksi klem pada asisten dengan deppers dan cairan hibitane
untuk melakukan desinfeksi.
6. Lakukan drapping: underped steril lapisi duk kecil 2 tempatkan pada
bawah kepala sampai pundak, lalu duk yang berada diatas kepala untuk
menutupi area wajah pasien dan tambahkan duk sedang menutupi bagian
wajah fiksasi kanan kiri menggunakan duk klem. Pasang duk besar untuk
menutupi area seluruh badan samapai kaki.
7. Dekatkan meja mayo dan meja instrument ke dekat area operasi, pasang
kabel couter, slang suction, ikat dengan kasa lalu fiksasi dengan towel
klem. Pasang canule suction, cek fungsi kelayakan couter dan suction.
8. Berikan Skin marker pada operator untuk menandai daerah insisi.
9. Berikan handle mess no. 15 untuk mulai melakukan insisi kulit sampai
subkutis, baby mosquito dan kassa kering pada asisten. Rawat perdarahan
dengan cotter dan suction.
10. Berikan pinset chirurgis 2 untuk membuka area insisi agar lebih lebar.
11. Operator membuka lap operasi dari fat sampai fasia platisma dengan
coutter, beri mosquito dan rawat perdarahan.
12. Berikan 4 khocer untuk menjepit platisma, lakukan flaping dengan couter
batas atas: cartilago tyroid/ o hyoid dan flaping bagian bawah sampai
insisura jugularis.
13. Berikan kassa kecil basah lalu gulung letakkan pada lapisan kulit yang
terbuka dan fiksasi dengan mersilk 2-0 (C) pada bagian distal dan
proximal kulit dengan doek.
14. Berikan pinset cirurgis mini 2 pada asisten dan operator untuk membuka
fasia muskulus, perlebar dengan gunting metzembaum, rawat perdarahan
15. Berikan langenback dan pean manis panjang untuk membuka lebar
muskulus.
16. Bebaskan lobus dextra dari jaringan sekitar dengan menyisir
menggunakan pean manis panjang, potong menggunakan coutter kalau
perlu gunting metzmboum. Bila pada tumor ukuran besar bisa memotong
sterp muscle.
17. Berikan pean bengkok sedang untuk memfiksasi jaringan yang akan
ditinggal.
18. Lakukan ligasi dengan memberikan naldfoeder dan mersilk 3-0 (R) untuk
mengikat jaringan yang ditinggal serta pembuluh darahnya, rawat
perdarahan.
19. Bebaskan pool atas: identifikasi vena dan arteri tiroidalis superior dengan
doble klem pean sedang fiksasi dengan side 2/0 (R)
20. Bebaskan pool bawah: identifikasi vena dan arteri tiroidalis superior
dengan doble klem pean sedang fiksasi dengan side 2/0 (R)
21. Tiroidalis media: identifikasi vena tiroidea inferior dan nervus laringeus
rekuren
22. Lanjutkam ke arah istmus, bisa couter dan gunting dengan matzeboum
kemudian jahit dengan silk 2/0 ( R ).
23. Di sisi kontra lateral lakukan: bebaskan pool bawah identifikasi vena dan
arteri tiroidalis superior dengan doble klem pean sedang fiksasi dengan
side 2/0 (R). Bebaskan pool bawah: identifikasi vena dan arteri tiroidalis
superior dengan doble klem pean sedang fiksasi dengan side 2/0 (R).
Tiroidalis media: identifikasi vena tiroidea inferior dan nervus laringeus
rekuren
24. Rawat perdarahan lalu dilakukan cuci-cuci, diberi spongstan k/p
25. Pasang drain fiksasi dengan silk 2/0 ( R/C )
26. Jahit strep muscle lanjut platisma sampai sub kutis
27. Bersihkan luka operasi dengan kasa basah dan kasa kering
28. Berikan suffratule pada luka, tutup dengan kassa kering dan hepavik
secukupnya.
29. Operasi selesai, pasien di rapikan.Rapikan pasien, bersihkan bagian tubuh
pasien dari bekas darah yang masih menempel dengan menggunakan
kassa basah atau towel dan keringkan.
DAFTAR PUSTAKA
.
https://www.scribd.com/document/418016407/PATHWAY-STRUMA-. .
(Akses pada tanggal 05 November 2023)