Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

R
DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN
DI RUANG PERAWATAN BEDAH

MUTIAH HUSAIN

NIM : N2213064

Preceftor lahan Preceftor institusi

(---------------------------------) (-----------------------------------)

PRODI PROFESI NERS

STIKES GRAHA EDUKASI MAKASSAR

ANGKTAN TAHUN 2022 – 2023

Mutiah Husain
LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Hipertiroid atau hipersekresi hormone tiroid merupakan sebuah kelainan atau gangguan
pada kelenjar tiroid. Pada umumnya jenis kelamin perempuan lebih berpotensi untuk
mengalami Hipertiroidisme dari pada pria. Gangguan Hipertiroid muncul karena kelenjar
tiroid memproduksi hormone tiroid lebih dari yang di butuhkan tubuh, terkadang hal tersebut
di katakan sebagai tirotoksikosis. Tirotiksikosis adalah istilah lain dari sebuah keadaan
dimana dalam darah hormon tiroid di hasilkan terlalu banyak (Haryono & Susanti, 2019).
Tiroidektomi adalah operasi pengangkatan kelenjar tiroid. Prosedur bedah Tiroidektomi
adalah sebuah operasi yang melibatkan operasi pemindahan semua atau sebagian dari kelejar
tiroid (kelenjar yang terletak di depan leher bagian bawah, tepat di atas trakea). Kelenjar ini
dibentuk oleh dua kerucutseperti cuping atau sayap yaitu lobus deter (lobus kanan) dan lobus
sinister (kiri lobus), dan dilekatkan oleh suatu bagian tengah (isthmus) (Pasaribu. 2006).
B. ANATOMI FISIOLOGI
1. Anatomi
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terletak di leher bagian depan tepatnya
berada di bawah kartilago krikoid, antara fasia koli media dan fasia prevertebralis. Pada
orang dewasa berat tiroid kira-kira mencapai 18 gram. Satu kelenjar tiroid yang terdapat
pada manusia selalu memiliki dua lobus kanan dan kiri yang dibatasi oleh isthmus, dan
masing-masing lobus memiliki ketebalan 2 cm dengan lebar sekitar 2,5 cm serta
mempunyai panjang 4 cm. Selain memiliki lobus, kelenjar tiroid juga mempunyai folikel
dan para folikuler.
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh
manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di bagian depan leher, sedikit di bawah laring. Di
ruang yang sama dengan tiroid juga terletak trakea, esophagus, pembuluh darah besar dan
syaraf. Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan melingkarinya dua pertiga sampai tiga
sampai tiga perempat lingkaran. Ke empat kelenjar paratiroid umumnya terletak pada
permukaan belakang kelenjar tiroid didapatkan dari arteri tiroidea superior dan inferior,
serta disarafi oleh saraf adrenergic dan kolinergik. Pembuluh darah besar yang dekat
kelenjar tiroid adalah arteri karotis komunis dan arteri jugularis interna. Sementara itu,
saraf yang ada adalah nervus vagus, terletak bersama di dalam sarung tertutup yang dikenal

Mutiah Husain
dengan laterodorsal tiroid. Untuk nervus rekurensnya sendiri mempunyai letak di dorsal
tiroid sebelum masuk laring.
2. Fisiologi
Kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroid utama yaitu tiroksi (T4) atau Tetra
Iodotironin. Bentuk aktif dari hormon tiroksikn adalah triyodotironin (T3) yang sebagian
besar berasal dari konversi hormone T4 diperifer dan sebagian kecil langsung dibentuk
oleh kelenjar tiroid. Dalam kinerjanya menghasilkan hormon, kelenjar tiroid memiliki
bahan baku yaitu yolida inorganik. Bahan baku tersebut didapatkannya dengan
melakukan penyerapan dari saluran cerna. Yodida inorganik yang diserapkan oleh
kelenjar tiroid nantinya akan mengalami oksidasi lalu menjadi bentuk organik, dan
selanjutnya akan menjadi sebagian dari tirosin yang terdapat dalam tiroglobulin sebagai
monoyodotirosin (MIT).
Sekretaris hormon tiroid di kendalikan oleh kadar hormon perangsang tiroid yaitu
Thyroid Stimulating Hormon (TSH) yang di hasilkan oleh lobus anterior pada kelenjar
hiposis. Kelenjar TSH secara langsung dipengaruhi dan diatur aktivitasnya oleh kadar
hormon tiroid dalam sirkulasi yang bertindak sebagai umpan balik negatif terhadap lobus
anterior hipofisis dan terhadap sekresi hormone pelepasan tirotropin Thytotropine
Releasing Hormon (TRH) yang berasal dari hipothalamus. Selain menghasilkan hormon-
hormon yang telah disebutkan di atas, kelenjar tiroid juga mengeluarkan kalsitonin dari
sel parafolikuler. Kalsitonin merupakan polipeptida yang berguna untuk menurunkan
kadar kalsium serum, kinerjanya sendiri dengan melakukan penghambatan reabsorbsi
kalsium dan tulang.
Fungsi dari hormon-hormon kelenjar tiroid di bagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Fungsi hormon tiroksik dan tridoktironin :
1) Mengatur laju atau kecepatan metabolisme pada tubuh
2) Merangsang peetumbuhan testis, saraf, dan tulang
3) Mempertahankan sekresi GH (gord hormon) dan gonodotropin
4) Menambah kekuatan kontraksi otot dan irama jantung
5) Merangsang pembentukan sel darah merah
6) Memengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan, sebagai kompensasi tubuh terhadap
kebutuhan oksigen akibat metabolisme

Mutiah Husain
7) Mengatur katabolisme lemak, protein, dan karbohidrat pada tiap sel di dalam tubuh.
8) Mempertahankan aktivasi kalsium
9) Antagonis insulin
b. Fungsi hormone kalsitonin :
1) Mengurangi kalsium kalsitonin
2) Mengurangi absorbs kalsium dan fosfor oleh GI (Baradero dkk,2009)
C. ETIOLOGI
Penyebab adanya Hipertiroid meliputi berbagai factor, namun pada kenyataan di
lapangan hanya ditemukan dua factor yang paling lazim, yaitu factor dari penyakit goiter
multinodilar toksik, dan penyakit graves. Penyabab lain dari Hipertiroidisme adalah efek dari
disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Selain itu, rendahnya HT akibat
malafungsi kelenjar tiroid yang diikuti dengan peningkatan pada TSH dan TRF karena adanya
umpan balik negative HT terhadap pelepasan keduanya juga merupakan penyebab adanya
Hipertiroidisme.
Pada kasus Hipertiroidisme lain yang disebabkan karena malafungsi di hipofisis akan
memperlihatkan kadar HT dan TSH yang rendah, dan TRH menjadi tinggi karena tidak
adanya umpan balik negative dari HT atau TSH. Sementara pada Hipertiroidisme yang
disebabkan oleh malafungsi di hipotalamus, akan memperlihatkan HT yang menurun, dan
diikuti dengan TSH dan TRH yang juga menurun. Selain disebabkan oleh malafungsi pada
beberapa bagian, Hipertiroidisme juga disebabkan oleh berbagai macam penyakit, yakni :
1. Penyakit Radang Kelenjar tiroid (Tiroiditis)
Penyakit radang kelenjar tiroid atau dalam dunia kedokteran lebih dikenal dengan
sebutan tiroiditis pada umumnya sering menyerang wanita atau ibu-ibu yang sudah
melahirkan atau dikenaljuga degan tiroiditis pasca persalinan. Gejala atau tanda dari
keadaan tersebut akan tampak saat ibu yang telah melahirkan berada pada fase awal,
biasanya gejala dan tanda yang muncul adalah keluhan Hipertiroid, Kemudian setelah dua
sampai tiga bulan ibu yang telah melahirkan atau pasien akan mengeluarkan gejala
Hipertiroid.
2. Penyakit Benjolan di leher (Toxic Nodular Goiter)
Penyakit ini merupakan sebuah penyakit yang membuat pasiennya memilki
benjolan pada lehernya. Benjolan yang timbul disebabkan karena adanya pembesaraan

Mutiah Husain
tiroid yang berbentuk sperti biji padat, jumlahnya bisa hanya satu atau lebih. Nodular atau
biji yang dihasilkan itu sumbernya dari tidak terkontrolnya kelenjar tiroid oleh TSH
sehingga kelenjar menghasilkan hormone tiroid yang berlebih.
3. Penyakit Graves
Penyakit ini merupakan salah penyebab yang paling sering ditemukan pada pasien
Hipertiroid. Graves disebabkan oleh kelenjar tiroid yang overaktif. Penyebab dari Graves
biasanya factor genetis atau factor turunan, dan lebih sering menyerang perempuan
daripada laki-laki. Perempuan memiliki potensi lima kali lebih besaar daripada pria. Selain
karena factor genetis, penyebab Graves adalah adanya penyakit autoimun, yang berarti
ditemukannya antibody dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating, Selain itu
penyebab penyakit Graves adalah immunoglobulin (TSI antibodies), tyroid peroksidase
antibodies (TPO) dan TSH reseptor antibodies (TRAB). factor kecil lainnya yang bisa
menyebabkan Graves adalah stress, merokok, radiasi, kelainan mata penglihatan kabur,
sensitive terhadap sinar, terasa sperti ada pasir dimata, dan mata dapat menonjol keluar
hinga double vision. Akan tetapi sering kali penyakit mata tidak bergantung pada tinggi
rendahnya hormone tiroid, Graves juga menyebabkan kelainan pada kulit, sperti kulit
berubah jadi merah, kehilangan rasa sakit, dan mengeluarkan keringat yang berlebih.
4. Produksi yang Abnormal pada TSH
Produksi TSH pada kelenjar hipofisis yang dapat menghasilkan TSH berlebihan
mampu membuat tiroid terangsang untuk mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
5. Mengonsumsi Yodium berlebih
Mengkonsumsi Yodium secara berlebihan dapat menyebabkan timbulnya
penyakit Hipertiroid. Kelainan pada fungsi kelenjar tiroid biasanya timbul di waktu pasien
telah memilki kelainan pada kelenjar tiroidnya.
6. Mengkonsumsi Obat Hormon Tiroid berlebih
Pada masyarakat Indonesia sering ditemukan pasien Hipertiroid disebabkan oleh
terlalu banyak mengonsumsi obat hormone tiroid, hal tersebut dikarenakan pasien malas
menjalani pengobatan di laboratorium, dan tidak teraturnya waktu control ke dokter.
Sehingga membuat pasien terus minum obat tiroid tanpa pengawasan yang jelas. Beberapa
kasus juga ditemukan adanya pasien Hipertiroid karena mengonsumsi obat hormone tiroid

Mutiah Husain
berlebih dengan tujuan menurunkan berat badannya, dan hal itu menyebabkan efek
samping timbulnya Hipertiroidisme.
D. PATOFISIOLOGI
Hipertiroid merupakan tanda dan gejala dari adanya kelebihan hormone tiroid yang
beredar dalam sirkulasi. Sementara itu, Hipertiroidisme adalah tirotoksikosis yang diakibatkan
oleh kelenjar tiroid yang hiperaktif. Meski pun memiliki sebab yang berbeda, tanda dan
gejalanya tetap saja sama. Hal tersebut disebabkan oleh semakin penuhnya ikatan antara T3
dengan reseptor T3 inti. Meningkatnya tiroid dapat dilihat dari radioactive neck-uptake yang
menunjukkan kenaikan, sedang penyebabnya adalah rangsangan dari TSH atau TSH-like
substance (TSI, TSAb), dan otonomi intrinsic kelenjar (Menurut Baradero, dkk (2009),
Sementara itu, pada destruksi kelenjar yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu terjadinya
kerusakan sel sampai hormone yang disimpan di dalam folikel akan keluar dan masuk dalam
darah, contohnya seperti karena radang, inflamasi, atau radiasi. Akan tetapi bisa juga
dikarenakan pasien mengonsumsi hormone tiroid berlebihan. Dalam hal ini justru radioactive
neck-uptake turun, maka dari itu untuk membedakannya sangat diperlukan, karena umumnya
peristiwa kedua ini adalah toksikosis tanpa Hipertiroidisme yang biasa dikenal dengan self-
limiting disease (Djokomoeljanto, 2009)

Mutiah Husain
E. PATHWAY
Defisit iodium kelainan Penghambat sintesa
Hambatan komunikasi metabolic kongenital hormon dan zat kimia
verbal

Tumbuh di jaringan
Struma nodular non toksik
tiroid
Perlukaan terhadap faring

Sulit menelan Disfagis

pembedahan Intake nutrisi berkurang Ketidakseimbangan


nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Penurunan kekuatan dan
ketahanan otot
Defisit perawatan diri

Kelemahan

Terdapat jahitan General anastesi Tiroidektomi

Luka post operasi


Estetika Depresi system
pernafasan
Terputusnya diskontinuitas
Gangguan konsep jaringan
diri Penekanan modula
oblongata
Merangsang area sensorik

Pintu masuk kuman Penuruna refleks


batuk Nyeri Akut

Mempermudah
masuknya Akumulasi sputum
kuman/bakteri

Ketidakefektifan
Resiko infeksi bersihan jalan nafas

Mutiah Husain
F. MANIFESTASI KLINIS
Pada pasien yang menderita Hipertiroidi tanda-tanda dan gejala yang sering kali muncul
atau ditemukan diklasifikasikan menjadi delapan, antara lain :
1. Umum
Gejala dan tanda umum yang sering ditemukan adalah pasien merasa letih, tidak
tahan dengan panas atau suhu ruangan normal, mudah berkeringat dan keringat berlebih,
berat badan menurun, dan apatis.
2. Mata
Gejala dan tanda yang dapat dilihat dari mata adalah adanya edema pada pupil
pasien dan edema konjungtiva atau kemosis, penglihatan pasien kabur, lakrimasi
meningkat, terdapat optalmoplegia, proptosis, diplobia, ua, dan ulserasi kornea.
3. Kulit
Gejala dan tanda yang dapat dilihat dari kulit adalah warna kulit pasien sedikit
kemerahan atau flushing dengan campuran warna salmon, suhu kulit cenderung hangat,
serta memiliki permukaan yang basah dan lunak. Pada pasien yang sudah tua, ditemukan
kondisi kulit yang mengering, pruritus, miksoedema pretibal, eritmia palmaris, rambut
tipis, dan tangan terus gemetar.
4. Reproduksi
Gejala dan tanda yang dapat dilihat dari reproduksi adalah terjadinya infertilitas
dan oligomenore.
5. Neuromuskuler
Gejala dan tanda yang dapat dilihat dari neuromuskuler adalah pasien merasa
gelisah, gugup, khawatir hingga pasien tidak bisa duduk dengan tenang. Selain itu, pasien
juga mengalami agitasi, psikosis, tremor, koreoatetosis, kelemahan otot, dan emosional
pasien mudah sekali terangsang.
6. Struma
Gejala dan tanda yang dapat dilihat dari strauma adalah nodosa, terjadinya difusi
tanpa atau dengan bising.
7. Kardiovaskular
Gejala dan tanda yang dapat dilihat dari kardiovaskuler adalah pasien mengalami
sesak napas, palpitasi, sinustakikardi, dan gagal jantung.

Mutiah Husain
8. Gastrointestinal
Gejala dan tanda yang dapat dilihat dari gastrointestinal adalah pasien merasakan
kelelahan otot yang abnormal, diare disertai muntah, serta penurunan berat badan. Meski
pasien mengalami peningkatan pada nafsu makannya.
G. KOMPLIKASI
Komplikasi pada Hipertiroid sangat beragam, mulai dari yang sederhana hingga yang
sangat mengkhawatirkan atau mengancam nyawa pasien. Komplikasi yang membuat nyawa
pasien terancam adalah terjadinya krisis tirotoksik atau thyroid strom, oftalmopati graves,
infeksi, dermopati graves, dan kematian akibat penyakit jantung. Komplikasi lain yang
seringkali terjadi dan dalam tahap waspada adalah tremor, agitasi, hipertermia, dan takikardia.
Hal yang dapat menyebabkan komplikasi waspada adalah efek dari pelepasan TH ke dalam
jumlah yang sangat banyak, dan biasanya terjadi di saat pasien menjalani terapi, pasien
sedang menjalani masa pembedahan, atau mungkin dikarenakan Hipertiroid tidak terdiagnosis
sedini mungkin bila tidak di obati akan menyebabkan kematian. Menurut Aini dan Ledy
(2016).
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ada tiga pemeriksaan diagnostic yang akan dijalani pasien, yakni Pemeriksaan pada TSH
(Thyroid Stimulating Hormone), biasanya hasil menunjukkan TSH yang diproduksi oleh
hipofisis akan menurun. Maka sebab itu, diagnosis Hipertiroidisme selalu dikaitkan dengan
kadar TSH tidak rendah, maka tes lain harus dijalankan.
1. Pemeriksaan hormone tiroid (T3 dan T4), biasanya hasil menunjukkan T3 dan T4 akan
meningkat. Pasien dengan Hipertiroid harus memiliki tingkat hormone tiroid yang tinggi,
meski begitu tidak menutup kemungkinan dengan hasil yang menunjukkan rendahnya T3
dan T4. Hal tersebut jarang ditemukan, kebanyakan orang dengan Hipertiroid dalam
semua pengukuran akan memiliki hormone tiroid tinggi (kecuali TSH).
2. Pemeriksaan yodium tiroid scan, yang akan menunjukkan apa penyebab dari
Hipertiroidisme. Umumnya tes ini untuk melihat penyebabnya dari nodul tunggal atau
seluruh kelenjar. (Norman, 2011)

Mutiah Husain
I. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis terhadap pasien Hipertiroid tidak jauh berbeda dengan pasien
penderita hipotiroid. Mengklasifikasikan penatalaksanaan medis Hipertiroidisme ke dalam
tiga hal, yakni :
1. Yodium Radioaktif
Tindakan yodium radioaktif di lakukan pada pasien terkena kanker tiroid terjadi
karena adanya pertumbuhan sel abnormal yang terjadi di dalam kelenjar tiroid dengan
jenis Hipertiroid dan kanker karsinoma.
2. Tirostatiska
kelompok derivat tioimidazol (CBZ, karbimazole 5 mg, MTZ, metimazol atau
tiamazol 5, 10, 30 mg), dan darivat tiourasil (PTU propiltiourasil 50, 100 mg)
3. Tiroidektomi
Tindakan pembedahan dikerjakan kalau keadaan pasien eutiroid, klinis maupun
biokimiawi (Djokomoeljanto, 2009)

Mutiah Husain
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

Nama Mahasiswa yang Mengkaji : Mutiah Husain NIM : N2213064

Ruangan :KLS 1 Tgl. Pengkajian :20– 10 – 2022

Kamar :A1 Waktu Pengkajian :09.00 WITA

Tgl. Masuk RS: 09– 11 – 2022

I. IDENTIFIKASI
A. KLIEN
Nama Inisial : Tn. R
Tempat / Tgl. Lahir (Umur) : Gorontalo, 08-11-1974 (47 Tahun)
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Pernikahan : menikah
Jumlah Anak : Dua (2)
Agama / Suku : Islam/Gorontalo
Warga negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pendidikan : SMK Komputer
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Desa Palpo

B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. Y.
Alamat : Desa Palopo

Hubungan dengan klien : Istri

II. DATA MEDIK


A. Dikirim Oleh : UGD
B. Diagnosa Medik :

Mutiah Husain
 Saaat Masuk : HIPERTIROID
 Saat Pengkajian : HIPERTIROID

III. RIWAYAT KESEHATAN


A. Kesehatan Klien:
1) Keluhan Utama
Klien merasa ada benjolan di leher sebelah kiri.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang :
Pada saat pengkajian klien terlihatAdanya benjolan di leher sebelah kiri
kira-kira 3cm, jika menunduk klien mengatakan leher terasa kaku dan
mengganjal, klien juga mengatakan merasa cemas karena akan di lakukan
tindakan operasi.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Sebelumnya pernah ada benjolan di leher kanan kurang lebih 7cm dan sudah
dilakukan operasi tanggal 26 Maret 2018. Setelah itu muncul benjolah di
leher kiri. Pada tahun 2009 klien juga pernah patah tulang clavicula dan
dioperasi pasang plate. Klien memakai gigi palsu 3 .
B. Riwayat Kesehatan Keluarga
1. Genogram

Keterangan :
: Laki – laki

: Perempuan

: TinggalSerumah

Mutiah Husain
: Istri pasien

: Pasien

: Meninggal

2. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu dan Bibi klien pernah mengalami kanker payudara, Paman Klien mengalami
DM.
C. Kesehatan Fungsional
a. Aspek Fisik – Biologis
1. Nutrisi
 Sebelum Sakit
Klien mengatakan biasanya makan 3 kali sehari sarapan, makan siang
dan sore (nasi, sayur dan lauk), minum kira-kira 6 gelas per hari, Tn.R
mengatakan makan dengan garam juga, tetapi tidak tahu kandungan
yodium pada makan yang dimakannya,
 Selama Sakit
Klien mengatakan makan siang dan sore sebelum operasi. Klien juga di
anjurkan terapi diet.
2. Pola Eliminasi
 Sebelum Sakit
a) Klien mengatakan BAB 2 kali sehari dengan konsistensi lembek dan
warna kuning.
b) Biasanya BAK kira-kira 6 kali sehari, dengan warna urin jernih, tidak ada
nyeri saat BAK, tidak ada rasa belum tuntas saat BAK dan tidak ada
anyang-anyangan saat BAK.
 Selama Sakit
Pagi hari sebelum operasi pasien sudah BAB dengan konsistensi lembek
dan BAK 1 kali pada pagi sebelum operasi tanpa keluhan (warna jernih,
lancar dan tidak ada nyeri).
3. Pola Aktivitas

Mutiah Husain
 Sebelum Sakit
(1) Keadaan aktivitas sehari – hari
Klien mengatakan melakukan kegiatan sehari-hari bekerja di kantor
PDAM, tidak ada keluhan saat melakukan aktivitas sehari-hari dan
bekerja, tidak ada sesak nafas ataupun lemas.
(2) Keadaan pernafasan
Suara nafas vesikuler, tidak ada wheezing
(3) Keadaan Kardiovaskuler Klien mengatakan tidak sesak nafas
 Selama Sakit
(1) Keadaan aktivitas sehari – hari
Klien selama sebelum operasi masih bisa melakukan aktivitas
sehari-hari, seperti mandi, mengganti baju operasi dan berjalan di
kamar.
(2) Keadaan pernafasan Suara nafas vesikuler, tidak ada wheezing, tidak
ada kesulitan bernafas, hanya merasa ngganjel di leher.
(3) Keadaan kardiovaskuler klien mengatakan tidak sesak nafas.
 Observasi Aktivitas Harian
1. Makan :2
0 : Mandiri
2. Mandi :3
1 : Bantuan dengan alat
3. Berpakaian :2
4. Kerapian :2 2 : Bantuan orang
5. Buang Air Besar :2 3 : Bantuan orang dan alat
6. Buang Air Kecil :0
4 : Bantuan penuh
7. Mobilisasi di tempat tidur: 2
8. Ambulasi :2
4. Kebutuhan istirahat – tidur
 Sebelum sakit
Klien mengatakan tidak ada keluhan untuk kebiasaan tidurnya. Hanya
leher yang terasa ngganjel saja. Biasanya tidur antara jam 23.00 – 05.00
Wib.
 Selama sakit

Mutiah Husain
Klien mengatakan leher terasa mengganjal sehingga tidak nyenyak
tidurnya saat di RS
b. Aspek Psiko-Sosial-Spiritual
1) Pemeliharaan dan pengetahuan terhadap kesehatan
Saat pertama kali ada benjolan di leher pada bulan Maret 2018 Klien sudah
mencari pertolongan di dokter, tidak mencari pengobatan alternatif. Saat
muncul benjolan lagi di sebelah kiri klien juga setuju untuk operasi kembali.
Tetapi klien mengatakan sebenarnya tidak tahu prosedur tindakan operasi
yang akan dilakukan.
2) Pola hubungan Selama di RS
Hubungan klien dengan petugas kesehatan baik. Hubungan dengan dokter,
perawat, ahli gizi dan praktikan baik. Klien selalu ditunggui oleh istri dan
anaknya. Selama pengobatan ini klien selalu diantar dan didukung oleh
keluarga.
3) Koping atau toleransi stres
Sejak tahu ada benjolan lagi di leher kiri klien memeriksakan diri kembali ke
poli onkologi. klien mengatakan lebih memilih untuk memeriksakan diri ke
dokter daripada mencari alternatif lain dan mau mengikuti program terapi di
RS. Klien mengatakan menerima sakitnya dan yakin dengan operasi
penyakitnya akan segera sembuh.
4) Kognitif dan persepsi tentang penyakitnya
Klien mengatakan mau operasi tetapi tidak tahu prosedur operasinya dan apa
yang akan dilakukan di kamar operasi, hanya tahu benjolannya diangkat.
Pasien merasa cemas karena ini adalah operasi kedua di lehernya.
5) Konsep diri
 Gambaran Diri
klien mengatakan mengerti jika setelah operasi ada bekas luka di leher kiri.
Sebelumnya juga sudah ada bekas luka di leher kanan. Klien mengatakan
menerima hasil luka operasi.
 Harga Diri

Mutiah Husain
Sejak sakit ini klien merasa tetap dihargai dan dihormati oleh
saudara-saudaranya dan teman-temannya
 Peran Diri
Klien adalah karyawan PDAM, selama di RS sebagai pasien, Tn. R
bersikap baik dan kooperatif dengan program terapi.
 Ideal Diri
Klien mengatakan ingin sembuh dari penyakitnya dan yakin dengan
operasi penyakitnya akan segera sembuh.
 Identitas Diri
Klien mengatakan sebagai seorang anak, sebagai seorang ayah dan
seorang suami yang harus menjalankan perannya walaupun lagi sakit.
6. Seksual dan menstruasi
Klien mengatakan laki-laki yang sudah menikah.
7. Nilai
Klien mengatakan beragama Islam dan menjalankan sholat 5 waktu, Klien juga
mengatakan bahwa penyakitnya karena cobaan dari Allah SWT.
8. Aspek Lingkungan Fisik
Lingkungan rumah klien baik. Lingkungan di kamar perawatan klien bersih,
tidak ada ceceran makanan, sprei rapi dan bersih, dan tidak ada semut.
4. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan Umum
1. Kesadaran :
 Kualitatif: Compos Mentis
 Kuantitatif :
Skala Coma Glasgow : Respon Motorik : 5
Respon Bicara : 5
Respon Membuka Mata : 4
+
Jumlah : 14

Mutiah Husain
 Flapping Tremor / asterixis : Negatif
2. Tanda vital
 TD= 120/80 mmHg
 Nadi = 84 x/mnt
 Suhu = 36,2 °C
 RR = 18 x/mnt
3. Status Gizi
 TB = 168 cm
 BB = 58 Kg
 Lingkar Lengan Atas : 40 cm
 IMT= 20,5 (normal)
4. Skala nyeri
0 ( Tidak ada)- (0-10)
2) Pemeriksaan Secara Sistematik (Cephalo – Caudal)
1. Kulit
Kulit bersih warna sawo matang, tampak baik, tidak ada sianosis.
2. Kepala
 Bentuk mesocephal, bentuk simetris, tidak ada benjolan,
 rambut pendek, hitam dan bersih.
 Mata ishokor, simetris, visus normal. Sclera warna putih tidak
ikterik, palpebra normal, konjungtiva pucat
 Telinga simetris dan bersih.
 Hidung simetris
 Rongga mulut
 Membran mukosa lembab dan gusi bersih
 Gigi geligi tidak lengkap dan gigi palsu ada
 Lidah terdapat bercak putih
3. Leher
Ada benjolan di leher kiri, merasa agak menekan dan mengganjal, tidak terasa
nyeri. Ada bekas luka operasi di leher sebelah kanan.
4. Tengkuk

Mutiah Husain
Tidak ada benjolan
5. Dada
 Inspeksi
Bentuk dada simetris, retraksi otot normal, areola dada berwarna gelap dan
simetris.
 Auskultasi
Saat di lakukan auskultasi dengan menggunaka stetoskop terdengar bunyi
Vesikuler, tidak ada pernafasan tambahan cuping hidung (megap-megap)
 Perkusi
Saat di lakukan perkusi terdengar bunyi Sonor
 Palpasi
Tidak ada benjolan, simetris, tidak ada nyeri tekan.
6. Jantung
 Inspeksi : ictus cordis : Tidak tampak
Klien menggunakan alat pacu jantung : Negatif
 Palpasi : ictus cordis : Tidak tampak
Thrill : Negatif
 Perkusi : Batas atas jantung : Normal
Batas kanan jantung : Normal
Batas kiri jantung : Normal
 Auskultasi : Bunyi jantung II A : Normal
Bunyi jantung II P : Normal
Bunyi jantung I T :Normal
Bunyi jantung I M : Normal
Bunyi jantung III Irama Gallop : Negatif
Murmur : Negatif
HR : 78 x/menit
Bruit Aorta : Negatif
A. Renalis : Negatif
A. Femoralis : Negatif

Mutiah Husain
7. Payudara
 Inspeksi
Areola dada berwarna gelap dan simetris.
 Palpasi
Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan.
8. Punggung
Tidak ada nyeri punggung, tidak ada skoliosis dan lordosis.
9. Abdomen
 Inspeksi
Warna kulit sawo matang, tidak ada kemerahan dan kekuningan,
tidak ada bekas luka. Perut datar dan simetris. Serta turgor kulit baik
 Auskultasi
Bisisng usus 18x/menit.
 Perkusi
Terdengar redup, tidak ada hepatomegali
 Palpasi
Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
10. Panggul
Tidak ada nyeri panggul
11. Anus dan Rectum
Klien mengatakan tidak pernah BAB darah dan tidak ada benjolan di anus.
12. Genetalia
 Pada Wanita
 Pada Pria

Klien mengatakan genetalianya bersih dan tidak ada sekret yang keluar.
13. Ekstremitas
 Atas
Mampu menggerakkan tangan secara mandiri, tidak teraba benjolan
dan terpasang infus RL 20 tts/mnt di lengan kanan. Tidak ada kelainan
bentuk dan fungsi.

Mutiah Husain
 Bawah
Mampu menggerakkan kaki secara mandiri dan tidak teraba benjolan.

5 5

5 5

Uji kekakuan otot : Kiri : 5


Kanan :5

PENGKAJIAN POST OP

Klien kembali dari ruang Kamar Operasi tanggal 21-10-2022 jam 13.30, dengan kondisi:

DS : Klien mengatakan “masih terasa lemas dan tempat operasi terasa nyeri clekit-clekit,
agak panas”.

DO:

1. Klien Tn.R usia 47 tahun dilakukan tindakan operasi tiroidektomi pada leher kiri dengan
lama operasi 40 menit. Diameter tumor kurang lebih 3cm. Terpasang drain di leher sebelah
kiri dengan produk darah kurang lebih 10cc berwarna merah, perban kassa bersih dan
kering. Dilakukan general anestesi di OK dengan premedikasi Fentanyl 100mg dan SA 1
ampul, dilakukan pemasangan LMA, propofol 100mg, dan Ondansentron injeksi 1 ampul.
Terpasang infus asering di tangan kiri 20 tpm dan terpasang 02 Nasal kanul 4L
2. KU: cukup, terlihat lemah, kesadaran: compos mentis.
Tanda vital:
 Tensi: 120/80mmhg,
 N: 80/menit,
 RR: 20x/menit,
 S: 36,8oC
3. Terdapat balutan bersih kering dileher kiri bawah, luka jahitan +/-7cm dengan jahitan jelujur
subcutikuler (data laporan status), drain merah +/-10cc
4. Pengkajian nyeri:
 P: nyeri luka operasi, b.

Mutiah Husain
 Q: “terasa di tusuk-tusuk, agak panas”
 R: leher sebelah kiri
 S: SkalaNyeri 4 (Nyeri sedang)
 T: terasa terus menerus setelah operasi
5. Suara pasien tidak serak, pasien mampu berbicara normal

C. Pemeriksaan Penunjang

PEMERIKSAAN HASIL NLAI NORMAL


 Leukosit 9,0 4,4 - 11,3
 Eritrosit 4,34 4,1-5,1
 Haemoglobin 15,2 12,3-15,3
 Trombosit 3,44 350-470
 Masa perdarahan 2’3” <6 menit
 Masa Penjendalan 8’30 <12 menit
 GDS 198 70-140
 SGOT 26  <31
 SGPT 17 <32
 Ureum 34 10-50
 Creatinin 1,2 <1,2
 HbsAg Negatif
 Free T4 9,22 12,8-20,4
 TSH 0,09 0,27-4,20

D. Terapi :
1. Infus RL 24 tetes menit
2. Inj. Ranitide 1 amp / iv / 12 jam
3. Inj. Ceftriaxone 1 gr/ iv / 12 jam
4. Inj. Asam tranexamat 500 mg / iv

Mutiah Husain
E. Analisa Data
TGL
/ DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
JAM
20-10-22 DS : Defisit iodium ANSIETAS
kelainan metabolic
15.20 Klien mengatakan “tidak tahu
kongenital
tentang penyakitnya dan apa
Penghambat sintesa
penyebabnya” hormon dan zat
kimia

DO Struma nodular non


toksik
 Klien tidak bisa menjawab
pertanyaan yg berhubungan dengan
Kurang informasi
penyakitnya tentang penyakit
 Klien tampak Gelisah, tidur di
brankar sering mengganti posisi,
ANSIETAS
dan tidur tidak nyenyak malam
sebelum operasi.
 Klien tampak pucat
 Mata klien tampak berwarna merah

20-10-22 DS : Defisit iodium KURANG


kelainan metabolic
15.20  Klien mengatakan “saya tidak tahu PENGETAHUAN
kongenital
tentang prosedur tindakan operasi”.
Penghambat sintesa
 Klien mengatakan “saya hanya tahu
hormon dan zat
jika benjolannya akan diambil” kimia

Struma nodular non


DO:
toksik
Klien tidak mampu menjawab pertanyaan
tentang prosedur tindakan operasi. Rencana operasi

Mutiah Husain
Kurang informasi
tentang penyakit

KURANG
PENGETAHUAN

21-10-22 DS : Tiroidektomi NYERI


13.35  Klien mengatakan “masih terasa
lemas dan tempat operasi terasa nyeri Luka post
seperti di tusuk-tusuk, agak panas” operasi
Hipotalamus
 Klien mengatakan skala nyeri 4,
(Nyeri sedang) Stres
Terputusnya
diskontinuitas
Dan terus menerus setelah operasi. jaringan
”.
D0 : Merangsang
 Wajah klien tampak meringis area sensorik

 Klien tampak tidak nyaman dengan


luka operasi
NYERI
 Klien tampak tidak tenang

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre OP
1. Kecemasan berhubungan dengan krisis situasi (perubahan status kesehatan).
2. Kurang pengetahuan tentang prosedur tindakan operasi berhubungan dengan kurang
paparan informasi.
Post OP
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisiologis (Kerusakan jaringan pasca operasi )

Mutiah Husain
G. RENCANA KEPERAWATAN
NO HARI
TUJUAN &
& DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL
TANGGAL
1. Kamis ANSIETAS Setelah dilakukan 1. Gunakan 1. Agar klien merasa
20-10-2022 Berhubungan dengan krisis Intervensi keperawatan pendekatan yang nyaman saat
situsional ( perubahan status 1x24 jam tingkat tenang. berinteraksi dengan
kesehatan ) kecemasan pasien perawat sehingga
menurun, mau
DS : Kriteria Hasil : mengungkapkan apa
Klien mengatakan “tidak  Klien tidakmengalami yang di rasakannya.
tahu tentang penyakitnya kecemasan. 2. Jelaskan semua 2. Memberikan dasar
dan apa penyebabnya”  Klien tidak mengalami tindakan dan apa pengetahuan
gangguan tidur. yang dirasakan sehingga klien dapat
selama tindakan.
 Klien merasanyaman membuat pilihan
DO  Menunjukkan rileks, terinformasi secara
 Klien tidak bisa menjawab istirahat tidur, benar
pertanyaan yg - 3. Berikan informasi 3. Informasi yang di
berhubungan dengan yang aktual tentang berikan secara tepat
penyakitnya diagnosa, tindakan akan membuat klien
 Klien tampak Gelisah, dan prognosis. tidak akan merasa
tidur di brankar sering cemas dan khawatir

Mutiah Husain
mengganti posisi, dan tentang penyakitnya
tidur tidak nyenyak 4. Ajarkan tehnik 4. Menurunkan

malam sebelum operasi. Relaksasi nafas tegangan otot,


dalam.
 Klien tampak pucat meningkatkan
 Mata klien tampak relaksasi, dan
berwarna merah meningkatkan rasa
kontrol dan
kemampuan koping.

5. Dorong keluarga 5. Pendampingan dari


untuk keluarga akan
mendampingi memberikana rasa
pasien. nyaman pada klien
dan klien semangat
untuk menghadapi
tindakan medis yg
akan di lakukan
padanya (operasi)
2. Kamis KURANG PENGETAHUAN Setelah dilakukan 1. Kaji tentang 1. Untuk menentukan
20-10-2022 Tentang prosedur tindakan intervensi keperawatan tingkat intervensi selanjutnya.

operasi berhubungan dengan selama 1x24 jam pasien pengetahuan klien


kurang paparan informasi. akan tahu dan mengerti tentang proses
setiap tindakan penyakit yang

Mutiah Husain
DS : keperawatan yg akan di spesifik.
 Klien mengatakan “saya lakukan seperti tindakan 2. Jelaskan tanda dan 2. Memberikan dasar
tidak tahu tentang prosedur operasi. gejala yang biasa pengetahuan sehingga
tindakan operasi”. Kriteria Hasil muncul pada klien dapat membuat

 Klien mengatakan “saya  Klien dan keluarga penyakit, dengan pilihan terinformasi

hanya tahu jika benjolannya menyatakan cara yang tepat. secara benar.

akan diambil” pemahaman tentang 3. Sedikan informasi 3. Informasi spesifik


penyakit, kondisi, pada pasien secara individual

D0: prognosis dan program tentang kondisi, menciptakan dasar

Klien tidak mampu menjawab pengobatan dengan cara yang pengetahuan.

pertanyaan tentang prosedur  Klien dan keluarga tepat.


tindakan operasi. mampu melaksanakan 4. Jelaskan secara 4. Agar klien dan
prosedur yang jelas kemungkinan keluarga mampu

dijelaskan secara benar komplikasi dan mengatasi segala efek


yang di timbulkan
 3. Klien dan keluarga perdarahan, resiko
yang akan terjadi, setelah tindakan
mampu menjelaskan
dan nyeri. operasi
kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim 5. Dorong keluarga 5. Bantuan dari keluarga
untuk membantu dapat membantu klien
kesehatan lainnya
pasien dalam untuk mendapatkan

merubah perilaku kemudahan dalam

kesehatan memahami kondisinya

Mutiah Husain
3. Jum’at NYERI Setelah dilakukan 1. Pantau keluhan 1. Untuk mengetahui
21-10-2022 Berhubungan dengan agen Intervensi asuhan nyeri, letak nyeri dan
injuri fisiologis ( Kerusakan keperawatan 3x24 jam memperhatikan memudahkan
jaringan pasca operasi ) nyeri klien menurun lokasi, intensitas intervensi yang akan
bahkan tidak ada. nyeri, dan skala dilakukan.
DS : Kriteria Hasil : nyeri serta Intervensi dini pada
 Klien mengatakan “masih  klien tidak menganjurkan control nyeri
terasa lemas dan tempat melaporkan nyeri pasien untuk memudahkan
operasi terasa nyeri seperti (Skala Nyeri 0-3) melaporkan nyeri pemulihan otot
di tusuk-tusuk, agak panas”  Tidak menunjukkan segera saat mulai. dengan menurunkan
 Klien mengatakan skala ekspresi nyeri tegangan otot.
nyeri 4, (Nyeri sedang) (meringis) 2. obervasi tanda- 2. Respon autonomik
Dan terus menerus setelah  TTV klien stabil tanda vital pasien. meliputi, perubahan
operasi.  Klien tampak nyaman / pada TD, nadi, RR,
”. rileks yang berhubungan
D0 : dengan
 Wajah klien tampak penghilangan nyeri.
meringis 3. Memberikan 3. Mengurangi nyeri

 Klien tampak tidak nyaman lingkungan yang yang diperberat oleh

dengan luka operasi tenang dan posisi gerakan.

 Klien tampak tidak tenang yang nyaman


4. Ajarkan teknik 4. Menurunkan

Mutiah Husain
nonfarmakologis tegangan otot,
(relaksasi). meningkatkan
relaksasi, dan
meningkatkan rasa
kontrol dan
kemampuan koping.

5. Kolaborasi 5. Analgesik dapat


pemberian terapi Menghilangkan atau
anti nyeri. mengurangi keluhan
nyeri klien.

Mutiah Husain
H. IMPLEMENTASI
HARI
& DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI
TANGGAL
Kamis ANSIETAS 10 .00 1. Mendekati klien dengan menggunakan
20-10-2022 pendekatan yang tenang.
Hasil :
 Klien bisa berinteraksi secara kooperatif
dengan petugas medis
 Klien menatap lawan bicaranya

10.15 2. Menjelaskan semua tindakan dan apa yang


dirasakan selama tindakan.
Hasil :
 Klien mendengarkan dengan tenang
semua penjelasan yang di berikan
padanya
 Klien memberikan umpan balik setelah
di berikan penjelasan

10.20 3. Memberikan informasi yang aktual tentang


diagnosa, tindakan dan prognosis.
Hasil :
Klien mulai mengerti, memahami tentang
penyakit yg di alaminya serta tahu tindakan
keperawatan yang akan di jalaninya..

10.35 4. Mengajarkan tehnik Relaksasi nafas dalam.


Hasil :
Klien mencoba mempraktekan apa yang di

Mutiah Husain
ajarkan.
10.40 5. Mendorong keluarga untuk mendampingi
pasien.
Hasil :
Klien selalu di dampingi keluarga setiap di
lakukan tindakan keperawatan
KURANG 11.00 1. Mengkaji tentang tingkat proses pengetahuan
PENGETAHUAN klien tentang penyakit yang spesifik
Hasil :
Klien tidak tahu tentang penyakintya dan
apa penyebabnya.
11.15 2. Menjelaskan tanda dan gejala yang biasa muncul
pada penyakit, dengan cara yang tepat
Hasil :
Klien dan keluarga mendengarkan dengan
baik semua yang di jelaskan
11.20 3. Menyediakan informasi pada pasien tentang
kondisi, dengan cara yang tepat
Hasil :
Klien dan keluarga sudah tahu pada siapa
akan bertanya jika ada yang belum mereka
pahami, ketahui.
11.25 4. Menjelaskan secara jelas kemungkinan
komplikasi dan perdarahan, resiko yang akan
terjadi, dan nyeri setelah tindakan operasi di
lakukan
Hasil :
Klien mulai mengerti tentang tindakan
keperawatan yang akan di lakukan padanya
walapun kadang masih banyak bertanya.

Mutiah Husain
11.30 5. Mendorong keluarga untuk membantu pasien
dalam merubah perilaku kesehatan
Hasil :
Keluarga selalu berperan aktif dalam
membantu klien selama menghadapi
penyakitnya.
Jum’at ANSIETAS 14.20 1. Mendekati klien dengan menggunakan
21-10-2022 pendekatan yang tenang.
Hasil :
 Klien bisa berinteraksi secara kooperatif
dengan petugas medis
 Klien menatap lawan bicaranya

14.30 2. Menjelaskan semua tindakan dan apa yang


dirasakan selama tindakan.
Hasil :
 Klien mendengarkan dengan tenang
semua penjelasan yang di berikan
padanya
 Klien memberikan umpan balik setelah
di berikan penjelasan
14.40 3. Memberikan informasi yang aktual tentang
diagnosa, tindakan dan prognosis.
Hasil :
Klien mulai mengerti, memahami tentang
penyakit yang di alaminya serta tahu
tindakan keperawatan yang akan di
jalaninya.
15.00 4. Mengajarkan tehnik Relaksasi nafas dalam.
Hasil :
Klien mencoba mempraktekan apa yang di

Mutiah Husain
ajarkan.
15.10 5. Mendorong keluarga untuk mendampingi
pasien.
Hasil :
Klien selalu di dampingi keluarga setiap di
lakukan tindakan keperawatan.
KURANG 15.00 1. Mengkaji tentang tingkat proses pengetahuan
PENGETAHUAN klien tentang penyakit yang spesifik
Hasil :
Klien tidak tahu tentang penyakintya dan
apa penyebabnya.
15.15 2. Menjelaskan tanda dan gejala yang biasa
muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
Hasil :
Klien dan keluarga mendengarkan dengan
baik semua yang di jelaskan
15.20 3. Menyediakan informasi pada pasien tentang
kondisi, dengan cara yang tepat
Hasil :
Klien dan keluarga sudah tahu pada siapa
akan bertanya jika ada yang belum mereka
pahami, ketahui.
15.25 4. Menjelaskan secara jelas kemungkinan
komplikasi dan perdarahan, resiko yang akan
terjadi, dan nyeri setelah tindakan operasi di
lakukan
Hasil :
Klien mulai mengerti tentang tindakan
keperawatan yang akan di lakukan padanya
walapun kadang masih banyak bertanya.

Mutiah Husain
15.30 5. Mendorong keluarga untuk membantu pasien
dalam merubah perilaku kesehatan
Hasil :
Keluarga selalu berperan aktif dalam
membantu klien selama menghadapi
penyakitnya.
NYERI 16.00 1. Memantau keluhan nyeri, memperhatikan
lokasi, intensitas nyeri, dan skala nyeri serta
menganjurkan pasien untuk melaporkan nyeri
segera saat mulai.
Hasil :
 Provocative/palliative : Nyeri pada bekas
operasi
 Quality : tertusuk-tusuk
 Region : leher sebelah kiri
 Severity : skala 4 (sedang)
 Timing : Terus menerus
18.15 2. Mengobservasi tanda- tanda vital
Hasil :
 TTV
 TD 120/80 MMHG
 R 20 x/menit
 HR : 80 x/m
 SB : 36,8˚ C
 Terpasang O2 Nasal Kanul 4 L
16.20 3. Memberikan lingkungan yang tenang dan posisi
yang nyaman
Hasil :
 Klien tenang dan nyaman
 Klien tertidur
16.30 4. Mengajarkan teknik nonfarmakologis

Mutiah Husain
(relaksasi).
Hasil :
Klien di ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam
dan klien langsung bisa mempraktekannya
sendiri.
18.00 5. Berkolaborasi pemberian terapi anti nyeri.
Hasil :
 Injeksi Ranitidine 2x1 amp/iv
 Injeksi Ketorolac 3x1 amp/iv
 Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr
 Klien tenang saat obat dimasukan
Sabtu ANSIETAS 08.00 1. Mendekati klien dengan menggunakan
22-10-2022 pendekatan yang tenang.
Hasil :
 Klien bisa berinteraksi secara kooperatif
dengan petugas medis
 Klien menatap lawan bicaranya

08.15 2. Menjelaskan semua tindakan dan apa yang


dirasakan selama tindakan.
Hasil :
 Klien mendengarkan dengan tenang
semua penjelasan yang di berikan
padanya
 Klien memberikan umpan balik setelah
di berikan penjelasan
08.20 3. Memberikan informasi yang aktual tentang
diagnosa, tindakan dan prognosis.
Hasil :
Klien mulai mengerti, memahami
tentang penyakit yang di alaminya serta

Mutiah Husain
tahu tindakan keperawatan yang akan di
jalaninya.
08.35 4. Mengajarkan tehnik Relaksasi nafas dalam.
Hasil :
Klien mencoba mempraktekan apa yang di
ajarkan.
13.00 5. Mendorong keluarga untuk mendampingi
pasien.
Hasil :
Klien selalu di dampingi keluarga setiap
di lakukan tindakan keperawatan.
KURANG 09.00 1. Mengkaji tentang tingkat proses pengetahuan
PENGETAHUAN klien tentang penyakit yang spesifik
Hasil :
Klien mulai memahami tentang
penyakintya dan apa penyebabnya.
09.15 2. Menjelaskan tanda dan gejala yang biasa
muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
Hasil :
Klien dan keluarga mendengarkan dengan
baik semua yang di jelaskan
09.20 3. Menyediakan informasi pada pasien tentang
kondisi, dengan cara yang tepat
Hasil :
Klien dan keluarga sudah tahu pada siapa
akan bertanya jika ada yang belum mereka
pahami, ketahui.
09.25 4. Menjelaskan secara jelas kemungkinan
komplikasi dan perdarahan, resiko yang akan
terjadi, dan nyeri setelah tindakan operasi di

Mutiah Husain
lakukan
Hasil :
Klien mengerti tentang tindakan
keperawatan yang akan di lakukan padanya
walapun kadang masih banyak bertanya.
09.30 5. Mendorong keluarga untuk membantu pasien
dalam merubah perilaku kesehatan
Hasil :
Keluarga selalu berperan aktif dalam
membantu klien selama menghadapi
penyakitnya.
NYERI 12.00 1. Memantau keluhan nyeri, memperhatikan
lokasi, intensitas nyeri, dan skala nyeri serta
menganjurkan pasien untuk melaporkan nyeri
segera saat mulai.
Hasil :
 Provocative/palliative : Nyeri pada bekas
operasi
 Quality : tertusuk-tusuk
 Region : leher sebelah kiri
 Severity : skala 4 (sedang)
 Timing : Terus menerus
12.15 2. Mengobservasi tanda- tanda vital
Hasil :
 TTV
 TD 120/80 MMHG
 R 20 x/menit
 HR : 80 x/m
 SB : 36,8˚ C
Terpasang O2 Nasal Kanul 4 L
12.20 3. Memberikan lingkungan yang tenang dan posisi

Mutiah Husain
yang nyaman
Hasil :
 Klien tenang dan nyaman
 Klien tertidur
4. Mengajarkan teknik nonfarmakologis
(relaksasi).
Hasil :
Klien di ajarkan tehnik relaksasi nafas
dalam dan klien langsung bisa
mempraktekannya sendiri.
5. Berkolaborasi pemberian terapi anti nyeri.
Hasil :
 Injeksi Ranitidine 2x1 amp/iv
 Injeksi Ketorolac 3x1 amp/iv
 Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr
 Klien tenang saat obat dimasukan

Mutiah Husain

Anda mungkin juga menyukai