Anda di halaman 1dari 13

Departemen Keperawatan Medikal Bedah

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTIROID DI RUANG LONTARA 2


RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Disusun Oleh :

Ayu Anandah, S. Kep

NIM: 70900122037

PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI

( ) (Ahmad J, S.Kep., Ns., M.Kes.,M.Kep, Sp.KMB)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2023

0
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................

BAB I KONSEP DASAR..............................................................................................

A. Definisi .....................................................................................................
B. Etiologi......................................................................................................
C. Klasifikasi .................................................................................................
D. Patofisiologi ..............................................................................................
E. Manifestasi Klinis .....................................................................................
F. Penatalaksanaan.........................................................................................
G. Pemeriksaan Penunjang.............................................................................
H. Komplikasi.................................................................................................
I. Penyimpangan KDM..................................................................................
BAB II KONSEP KEPERAWATAN...........................................................................

A. Pengkajian ................................................................................................
B. Diagnosis Keperawatan.............................................................................
C. Intervensi Keperawatan ............................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................

i
BAB I
KONSEP DASAR MEDIS
A. Definisi
Hipertiroid adalah kelainan fungsi kelenjar tiroid dimana kelenjar
tiroid sangat aktif memproduksi hormon tiroid. Hormone tiroid merupakan
hormone yang sangat penting untuk metabolosme tubuh dalam jumlah
yang cukup. Semua metabolisme didalam tubuh dipengaruhi oleh sedikit
atau banyak hormon tiroid.
Hipertiroid merupkan suatau penyakit yang disebabkan oleh
abnormalitas fungsi kelenjar tiroid dimana sekresi hormone yang
berlebihan dimanifestasikan melalui peningkatan kecepatan metabolisme.
Banyak cirri khas lain yang terjadi pada pasien hipertiroid akibat
peningkatan stressor terhadap katekolamin (efinefrin dan norepinefrin)
dalam darah. Hipertiroid merupakan suatau keadaan dimana didapatkan
kelebihan hormone tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks
fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jarinngan
memberikan hormone tiroid berlebihan.
Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis,
atau hipotalamus. Peningkatan TH yang disebabkan oleh malfungsi
kelenjar tiroid disertai penurunan TSH dan TRF, akibat umpan balik
negative pelepasan keduanya oleh TH. (Corwin,2009)
Rasulullah Saw selalu memperingatkan kepada setiap orang bahwa
penyembuhan yang sejati berada ditangan Allah Swt.
Beliau bersabda :

“ bagi setiap penyakit ada obatnya. Ketika obat itu digunakan untuk
menyembuhkan suatu penyakit, penyakit itu menjadi sembuh berkat izin-
Nya” (HR.Muslim).
Dari hadis tersebut dijelaskan bahwa tidak ada penyakit yang
diturunkan oleh Allah Swt yang tidak ada obatnya. Namun, semua
kesembuhan terjadi atas izin Allah swt yang harus kita lakukan adalah

1
berusaha, berobat dan bertawakkal agar terhindar dan sembuh dari
penyakit
B. Etiologi
Ekurangan iodium jangka panjang merupakan penyebab tersering dari
hipotiroidisme di negara terbelakang. Inilaj beberapa penyebab
hopotiroidisme :
1. Penyakit graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberatif dan
merupakan penyebab hipoteroid yang paling sering dijumpai. Penyakit
ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih sering dari pada pria. Di duga
penyebabnya adalah penyakit autonium, dimana antibody yang
ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), thyroid peroksidase antibodies
(TPO) dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini
adalah stress , merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan
kabur, sensitive terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata
dapat menonjol keluar hingga double vision. Gangguan kulit
menyebabka kulit menjadi merah, kehilangan rasa sakit, serta
berkeringat banyak.
2. Toxic Nodulr Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat,
bisa satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule
atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormone
tiroid yang berlebihan. Kadar hormone normal tetapi TSH rendah. Di
kawasan asia dikatakan prevalensi lebih tinggi disbanding yang non
asia (12% versus 2.5%) (pratiwi, 2013).
3. Struma multinodosa tosik
Keadaan ini leboh sering ditemukan pada pasien-pasien usia lanjut.
Terjadi karena pertumbuhan nodul-nodul tiroid multipel yang
hiperaktif. Pada awalnya kadar hormone tiroid dapat berada dalam
keadaan normal tetapi nodul-nodul tersebut berfungsi independen
sehingga terjadi hipertiroid ringan tanpa eksoftalmos.

2
4. Nodul tiroid soliter toksik
Keadaan ini dapat terjadi pada semua umur. Terjadi karena
perkembangan nodul tiroid soliter yang overaktif (misalnya dari suatu
adenoma folikular otonom jinak, yang berkembang tidak dibawah
kendali hipofisis), yang mengsekresi hormone tiroid berlebihan.
C. Klasifikasi
Hipertiroid terbagi dalam hipertiroid klinis dan hipertiroid
subklinis. Hipertiroid klinis yaitu keadaan dimana meningkatnya kadar
TSH serum dan diikuti turunnya kadar T4 serum. Sedangkan hipertiroid
subklinis yaitu meningkanya kadar TSH serum, kadar T4 normal dan
pasien tidak menunjukkan gejala dan tanda hipertiroid (Chandra
&Rahman, 2016).
Selain itu, hipertiroid dibedakan menjadi hipertiroid primer dan
hipertiroid sekunder. Hipertiroid primer terjadi karena penyakit atau
pengobatan yang menyebabkan rusaknya sel-sel pada kelenjar tiroid atau
terganggunya biosintesis hormon tiroid. Hipotiroid sekunder disebut juga
hipotiroid sentral atau hipotirotropik yang disebabkan oleh penyakit
hipotalamus karena penurunan kadar TRH dan TSH (Chandra&Rahman,
2016).
D. Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter
toksika dan tiroiditis. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar
tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normal, disertai dengan
banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel,
sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan
dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan 5-
15 kali lebih besar dari pada normal.(Shahab, Alwi 2017)
Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada
sesuatu yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan-bahan ini adalah
antibody immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating
Immunoglobulin), yang berkaitan dengan reseptor yang mengikat TSH.
Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil

3
akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme
konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang
panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek
TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid
yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH
oleh kelenjar hipofisis anterior.(Irianto,Koez 2015)
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon
hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel
sekretori kelenjar tiroid membesar. Peningkatan hormon tiroid
menyebabkan peningkatan metabolisme, meningkatnya aktivitas saraf
simpatis. Peningkatan metabolisme rate menyebabkan peningkatan
produksi panas tubuh sehingga pasien mengeluarkan banyak keringat dan
penurunan toleransi terhadap panas. Laju metabolisme yang meningkat
menimbulkan peningkatan kebutuhan metabolik, sehingga berat badan
pasien akan berkurang karena membakar cadangan energi yang tersedia.
Keadaan ini menimbulkan degradasi simpanan karbohidrat, lemak dan
protein sehingga cadangan protein otot juga berkurang.Peningkatan
aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada sistem kardiovaskuler yaitu
dengan menstimulasi peningkatan reseptor beta adregenik, sehingga
denyut nadi menjadi lebih cepat, peningkatan cardiac output, stroke
volume, aliran darah perifer serta respon terhadap sekresi dan metabolisme
hipothalamus, hipofisis dalam hormon gonad, sehingga pada individu yang
belum pubertas mengakibatkan keterlambatan dalam fungsi seksual,
sedangkan pada usia dewasa mengakibatkan penurunan libido, infertile
dan menstruasi tidak teratur. Bahkan akibat proses metabolisme yang
menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan
tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot
sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot
yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita
mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardia atau
diatas normal juga merupakan salah satu efek hormone tiroid pada system
kardiovaskular. Eksopthalamus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi

4
autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot
ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar. (Irianto,Koes 2015)

E. Tanda dan Gejala


Hipertiroid mempunyai tanda dan gejala yang bervariasi yaitu :
1. Banyak keringat
2. Tidak tahan panas
3. Sering BAB, kadang diare
4. Jari  tangan  gementar (tremor)
5. Nervous, tegang, gelisah, cemas, mudah tersinggung
6. Jantung berdebar cepat
7. Haid menjadi tidak teratur
8. Bola mata menonjol dapat disertai  dengan  penglihatan ganda
9. Denyut nadi tidak teratur terutama pada usia diatas 60 tahun
10.Tekanan darah meningkat
11.Denyut nadi cepat, seringkali >100x/menit
12.Berat badan turun, meskipun banyak makan
13.Otot lemas, terutama lengan atas dan paha
14.Rambut rontok
15.Kulit halus dan tipis
16.Pikiran sukar konsentrasi
17.Kehamilan sering berakhir dengan keguguran
18.Terjadi perubahan pada mata  bertambahnya pembentukan air
mata, iritasi dan peka terhadap cahaya

F. Penatalaksanaan
a. Monitoring
Monitoring yang dilakukan meliputi pengukuran keratin
serum, level kalsium serum, level kalsium serum, dan desitas
tulang. Untuk pengukuran keratin dan level kalsium serum
dilakukan tiap dua tahun sekali, sedangkan untuk desitas tulang
dilakukan setiap satu tahun sekali.
b. Operasi
Operasi dilakukan untuk mengangkat kelenjar paratiroid
yang tidak normal atau abnormal. Biasanya paratiroidektomi atau

5
operasi paratiroud ini dianjurkan pada pasien yang menderita
hiperparatiroid primer.
c. Hidrasi
Pasien dianjurkan untuk mengonsumsi cairan atau air
mineral sebanyak 2.000 ml per hari. Hal ini bertujuan untuk
mengantisipasi datangnya batu ginjal pada penderia
hiperparatiroid.
d. Diet dan obat-obatan
Berikan prepakrkat antasida dan diet protein khusus untuk
pasien yang menderita hipertparatiroid dengan ulkus peptikum.
e. Pengobatan pascaoperasi
Anjurkan pasien untuk meminum jus buah-buahan, minum
atau kebutuhan cairan terpenuhi.
f. Terapi krisis hiperkalsem
G. Pemeriksaan diagnostic/ penunjang
a. Pemeriksaan darah
Pada pemeriksaan pertama ini bertujuan untuk mengecek bagaimana
kadar PTH, kalsium serum, dan fosfat serum.
b. Pemeriksaan urine
Pada pemeriksaan kedua bertujuan untuk mengecek bagaimana
kalsium urine, dan fosfat urine pada pasien.
c. Pemeriksaan sinar X
Pada pemeriksaan ketiga bertujuan untuk melihat resorpsi tulang
superiosteal pada pasien.
d. CT-Scan
Pada pemeriksaan keempat bertujuan untuk melihat kondisi leher
pasien.
e. Ultrasonografi
Pada pemeriksaan kelima bertujuan untuk melihat bagaimana
kondisi pembesaran kelenjar paratiroid pada pasien.

6
H. Komplikasi
Menurut pendapat dari Aini dan Ledy (2016), komplikasi yang terjadi
pada pasien hiperparatiroidisme adalah sebagai berikut :
a. Hipertensi
b. Aritmia jantung
c. Pseudogout
d. Faktur patologis
e. ISK (infeksi saluran kemih)
f. Kerusakan ginjal
g. Gagal ginjal
h. Penurunan sinsitivitas insulin
I. Penyimpangan KDM
Penyaki Graves (antibody TSH
Tiroiditis Nodul tiroid toxic
merangsang aktivitas tiroid

Sekresi hormon tiroid yang berlebihan

Hipertiroid

cHipermetabolisme basal Aktivitas simpatik


meningkat berlebihan

Produksi panas
meningkat Kontraklitas jantung
Penurunan Berat meningkat
Badan
Toleransi
Nadi mneingkat, curah
terhadap panas
Defisit Nutrisi jantung menurun
menurun

Ketidakseimbangan Aritmia, Takikardi


energi dengan Hipertermi
kebutuhan tubuh
Penurunan
Curah Jantung
Produksi panas
meningkat

Intoleransi Aktivitas 7
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Pengkajian umum seperti nama, umur, agama, dan lain-lain
b. Riwayat kesehatan
 Keluhan utama
Keluhan utama dari hipertiroid adalah :
1. System pencernaan : pasien akan merasakan gejala seperti
mual,muntah,obstipasi, dan nyeri lambung, serta adanya
penurunan berat badan pasien
2. psikologis : pasien merasaa kejiwaannya terganggu khususnya
perasaan depresi. Jika kadar kalsium terus meningkat., maka
akan mengakibatkan gejala dan tanda-tanda psikosisorganik,
seperti bingung bahkan yang paling parahnya lagi adalah
pasien mengalami mati otak atau kom, dan jika terlambat
ditangani nyawa pasien akan terancam dalam artian resiko
kematian pada pasien tinggi
c. Keadaan Umum : sakit kepala, pasien merasa kelelahan letih dan
lesu,pasien mengeluh nyeri pada tulang bdan sendi, pasien juga merasa
adanya letargi dan kelelahan otot
d. Kebutuhan dasar
 Rasa nyaman nyeri
Gejala : nyeri orbita, fotofobia
 Nutrisi dan cairan
Gejala : kehilangan berat badan yang mendadak,nafsu makan
meningkat, , mual,muntah,kehausan
Tanda : pembesaran tiroid,goiter,edema non piting, terutama
daerah pretibial
 Eliminasi
Gejala : urine dalam jumlah banyak,perubahan dalam jumlah feses
 Kebersihan perorangan
 Aktivitas & istirahat
Gejala : insomnia, sensivitas meningkat,otot lemah, gangguan
koordinasi
Tanda : atrofi otot
 sirkulasi
Gejala : palpitasi,nyeri dada (angina)
Tanda : distritmia (vibrilasi atrium) irama gallop, murmur,
peningkatan tekanan darah dan nada yang berat, takikardi saat
istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotokosis)
 Integritas ego

8
Gejala : mengalami stress yang amat berat baik emosional maupun
fisik
Tanda : emosi labil, ( euphoria sedang sampai delirium ) depresi.
 Neurosensory
Gejala : bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental dan
perilaku seperti bingung,disorientasi,gelisah, peka
rangsangan,delirium,stupor,koma
 Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri orbital,fotofobia
 Pernapasan
Tanda : frekuensi pernapasan meningkat,takipnea,dyspnea,edema
paru (pada krisis tiroksikosis)
 Keamanan
Gejala : tidak toleransi terhadap panas , keringat yang berlebihan,
alergi terhadap iodium
Tanda : suhu meningkat di atas 37oc, diaphoresis ,kulit halus,
hangat dan kemerahan, rambut tipis mengkilap, dan
lurus,eksofalmus,retraksi,iritasi pada konjunktifa dan
barair,pruritus,lesi eritema yang menjadi sangat parah
 Seksualitas
Tanda : penurunan libido, hipomenorea,amenorea,dan impoten
e. Penyuluhan dan pembelajaran
Penuluhan dan pembelajaran yang diberikan kepada klien maupun
keluarganya mencakup :
1. Penggunaan obat-obatan. Konsistensi waktu sangat diperlukan /
diperhatikan
2. Gunakan kipas angina / van atau ruangn ber ace agar klien dapat
istrahat
3. Dapat terjadi alergi pada penggunaan TPU berupa kulit kemerahan dan
timbul gatal-gatal
4. Pada klien dengan tiroidektomi total atau penggunaan anti tiroid,
jelaskan tanda hipotiroidisme dan hipertitoidisme
5. Jelaskan pada keluarga penyebab emosi dan labil pada klien bantu
mereka untuk dapat menerima dan mengatasinya
6. Anjurkan untuk pollow up secara teratur ke tempat pelayanan terdekat

9
B. DIAGNOSIS
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung. Dubktikan
dengan perubahan irama jantung (palpitasi) perubahan irama jantung
(takikardia) gambaran EKG aritmia, tekanan darah meningkat.
2. Defisit nutrisi b.d peningkatan kebutuhan metabolisme dibuktikan
dengan nafsu makan menurun, BB menurun minmal 10% dibawah
rentang ideal.
3. Hipertermi b.d peningkatan laju metabolisme dibutkikan dengan suhu
tubuh diatas nilai normal, kulit terasa hangat.
4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan dibuktikan dengan klien mengeluh
lelah, merasa lemah dan frekuensi jantung meningkat >20% dari
kondisi istirahat.

INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Rencana tindakan keperawatan
keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi
1. Penurunan Setelah dilakukan Observasi
1.Identifikasi tanda dan gejala primer
curah jantung tindakan asuhan
penurunan curah jantung (meliputi
berhubungan keperawatan dispnea, kelelahan)
2. Monitor tekanan darah
dengan selama ...x24 jam curah
3. Monitor aritmia (kelainan irama dan
perubahan jantung meningkat frekuensi)
4. Periksa Tekanan darah dan frekuensi
irama jantung dengan
nadi sebelum dan sesudah aktivitas
Kriteria hasil : 5. monitor saturasi oksigen
1.Palpasi menurun (5) Terapeutik
2.Takikardia menurun 1.Berikan posisi semi fowler atau posisi
nyaman
(5) 2.Berikan terapi relaksasi untuk
3. gambaran EKG mengurangi stress
aritmia menurun (5) Edukasi
4. tekanan darah 1.Anjurkan beraktivitas fisik secara
bertahap
membaik (5)
Kolaborasi
1.kolaborasi pemberian antiaritmia

10
DAFTAR PUSTAKA
Irianto,Koes,(2015).Memahami Berbagai Penyakit, Penyebab, Gejala,
Pengobatan, Penularan, Pemulihan, dan Pencegahan. Cetakan
pertama.Bandung : IKAPI (Anggota Ikatan Penerbit Indonesia).
Haryono,Rudi,Brigitta,(2019).Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada pasien
dengan Gangguan sistem Endokrin.Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sahab,alwi.,(2017).Dasar-Dasar Endokrinologi. edisi pertama. Jakarta Timur:
Rayana Komunikasindo.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1 .Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Defenisi Dan Indikator
Diagnostik,Edisi 1.Jakarta : DPP PPNI

11

Anda mungkin juga menyukai