Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
1. Agnita J J Unawekla
2. Anugerah T L Tahiya
3. Dian Cici Watoa
4. Ibrahim Sandia
5. Khairunissa Umasugi
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan kasih-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Endkrin : Hipertiroid” tepat waktu.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah (KMB II). Untuk itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ns. La
Rakhmat Wabula, S.Kep., M.Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
(KMB) II.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………… 2
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………………….. 2
1.4 Manfaat Penulisan ………………………………………………………………….. 2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Penyakit Hiperteroid
2.1.1 Definisi ………………………………………………………………………….. 3
2.1.2 Etiologi …………………………………………………………………………. 3-4
2.1.3 WOC …………………………………………………………………………… 5
2.1.4 Manifetasi Klinis ……………………………………………………………….. 5-6
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang ………………………………………………………… 6
2.1.6 Penatalaksanaan ………………………………………………………………… 7
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Endokrin :
Hiperteroid
2.2.1 Pengkajian ……………………………………………………………………….. 7-8
2.2.2 Diagnosa Keperawatan ………………………………………………………….. 8-9
2.2.3 Intervensi Keperawatan …………………………………………………………. 9-12
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………….. 15
4.2 Saran ……………………………………………………………………………… 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2.1.1 Definisi
Hipertiroid atau Hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis
akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu akitif.
Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin dari Iodium, maka Iodium radiaktif dalam
dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
(NANDA, 2015 Hal 107)
Hipertiroid adalah peningkatan kadar hormon tiroid bebas secara berlebihan
yang beredar dalam sirkulasi peredaran darah tubuh akibat hiperaktivitas kelenjar tiroid
yang ditandai dengan peningkatan kadar free Thyroxine fT4, Thyroxine (T4), free
Triiodothyronine (fT3) atau Triiodothyronine (T3) dan penurunan Thyroid Stimulating
Hormon (TSH). (Jurnal kesehatan masyarakat, Vol 3 No 3 2015 ISSN : 2356-3346,
diakses pada tangal 27 April 2018 jam 19.50)
Hipertiroid adalah keadaan dimana terjadi peningkatan hormone tiroid lebih
dari yang dibutuhkan tubuh. Tiroktoksikosis merupakan istilah yang digunakan dalam
manifestasi klinis yang terjadi ketika jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan
hormon tiroid. (Tarwanto, 2012 : 89)
Atas dasar pernyataan diatas disimpulkan bahwa, Hipertiroid adalah suatu
kondisi dimana ditandai dengan adanya peningkatan kadar hormon tiroid pada T3, T4
dan Penurunan kadar Tsh yang dapat menyebabkan disfungsi kelenjar tiroid.
2.1.2 Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan
TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan keduanya.
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar TH dan TSH
yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH.
Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi
disertai TSH dan TRH yang berlebihan. Beberapa penyakit yang menyebabkan
Hipertiroid yaitu :
1. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan
penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan.
Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit
autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid
stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSH
receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi,
kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti
ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata
ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon
teorid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta
berkeringat banyak.
2. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau
banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol
oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
3. Minum obat Hormon Tiroid Berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke
dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang
yang minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek
samping.
4. Produksi TSH yang abnorml
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga
merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
5. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca
persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian
keluar gejala hipotiroid.
6. Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya
timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.
(Nanda Nic-Noc 2015 : 107)
2.1.3 WOC
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Endokrin :
Hipertiroid
2.2.1 Pengkajian
1. Keluhan Utama : Pasien merasa perutnya tidak enak dan sering buang air besar
dengan konsistensi cair.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang : Klien mengeluh penurunan berat badan dan lemas
serta demam. Terdapat pembesaran nodul pada leher.
3. Riwayat Penyakit Dahulu : Mengalami penyakit metabolik seperti anemia.
4. Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
hipertiroid.
5. Pemeriksaan Range of System (B1 – B6)
a. B-1 (Breathing)
Sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis), frekuensi pernafasan meningkat,
dipneu, dipsneu, dan edema paru.
b. B2 (Blood)
Hipertensi,, aritmia, palpitasi, gagal jantung, limfositosis, anemia,
splenomegali, leher membesar
c. B3 (Brain)
Bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku, seperti:
bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium,
psikosis, stupor, koma, tremor halus pada tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian
tersentak – sentak, hiperaktif refleks tendon dalam (RTD).
d. B4 (Bladder)
Oligomenorea, amenorea, libido turun, infertil, ginekomasti
e. B5 (Bowel)
Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat, makan
banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah.
f. B6 (Bone)
Rasa lemah, kelelahan
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Tes ambilan RAI : Meningkat pd penyakit graves & toksik goiter
noduler,menurun pada tiroiditis
b. T4 dan T3 serum : meningkat (normal : T3 = 26-39 mg, T4 = 80-100 mg)
c. T4 dan T3 bebas serum : meningkat
d. TSH : tertekan dan tidak bereson pada TRH
e. Tiroglobulin : meningkat
f. Stimulasi TRH : dikatakan tiroid jika TRH tidak ada sampai meningkat setelah
pemberian TRH
g. ikatan protei iodiun : meningkat
h. gula darah : meningkat (sehubungan dengan kerusakan andrenal)
i. kortisol plasma : turun (menurunnya pengeluaran pada andrenal)
j. pemeriksaan fungsi heper : abnormal
k. elektrolit : hiponatrenia mungkin sebagai akibat dari respon andrenal atau efek
dilusi dalam tera cairan pengganti. Hipoklemia terjadi dengan sendiranya pada
kehilangan melalui gastrointestinal dan diuresis
l. katekolamin serum : menurun
m. kreatinin urine : meningkat
n. EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardiomegali
Membantu melawan
c) Sarankan pasien pengaruh dari
untuk peningkatan metabolisme
mengurangi
aktifitas.
4.1 Kesimpulan
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat
dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708)
Terdapat dua tipe hipertiroidisme yaitu penyakit graves dan goiter nodular
toksik. Penyakit Graves adalah suatu gangguan autoimun di mana terdapat suatu defek
genatik dalam limfosit Ts dan sel Th merangsang sel B untuk sintesis antibody terhadap
antigen tiroid (Dorland, 2005). Sedangkan goiter nodular toksik yaitu Peningkatan
ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan
kebutuhan akan hormon tiroid terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan
metabolik yang tinggi misalnya pubertas atau kehamilan. ( Elizabeth J. Corwin, 2009 )
4.2 Saran
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/6858/3/Bab%20I.pdf
https://www.alomedika.com/penyakit/endokrinologi/hipertiroid/epidemiologi
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jukeraflesia/article/download/10986/7081
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/478077/NDc4MDc3
https://eprints.umbjm.ac.id/698/4/BAB%202.pdf
https://www.studocu.com/id/document/universitas-pelita-bangsa/medical-student/lp-
hipertiroid-ajeng-irfa-214121023/36655663
https://mikimikiku.wordpress.com/2013/09/23/108/
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/viewFile/25369/22512
http://jsfk.ffarmasi.unand.ac.id/index.php/jsfk/article/download/220/133