Disusun oleh:
Kelompok 2
PSIK 4B
3. Shofiyatun (2019012209)
Puji syukur pemulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk dan rahmat-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Patofisiologis Dan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipo Dan Hipertiroidisme” dengan baik dan tepat
waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
2. Disamping itu makalah ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengembangkan
pengetahuannya tentang patofisiologis dan asuhan keperawatan pada pasien dengan hipo dan
hipertiroidisme. Tidak lupa pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang membantu penulisan makalah ini.
Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penyajian makalah ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini sangat diharapkan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak terutama mahasiswa keperawatan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan................................................................................................................... 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipotiroidisme...................................................................................................... 2
2.2 Hipertiroidisme..................................................................................................... 6
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Hipotiroidisme.................................................................................................... 12
3.2 Hipertiroidisme................................................................................................... 29
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan......................................................................................................... 45
4.2 Saran................................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 46
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan
homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat
dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise
posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau
diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Dalam system endokrin terbagi atas dua bagian yaitu system endokrin dan system
eksokrim. System eksokirm merupakan system yang mengeluarkan enzim pada
permukaan tubuh seperti kulit, dan dinding pembuluh darah. System endokrin membahas
tentang system pengeluaran enzim ke dalam organ- organ dalam tubuh seperti ginjal, hati,
pancreas, pembuluh darah, dll.
Penyakit yang disebabkan oleh system endokrin ini diantaranya adalah hipotiroidisme
dan hiper tiroidisme. Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi
hormon tiroid yang rendah. Sedangkan hipertiroid atau hipertiroidesme adalah suatu
keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh
kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
Makalah yang berjudul “Patofisiologis dan asuhan keperawatan pada pasien dengan
hipo dan hiper tiroidisme” memiliki rumusan masalah yakni bagaimakah patofisiologis
dan asuhan keperawatan kepada pasien hipo dan hiper tiroidisme?
1.3 Tujuan
Makalah yang berjudul “Patofisiologis dan asuhan keperawatan pada pasien dengan
hipo dan hiper tiroidisme” memiliki rumusan masalah yakni mengetahui bagaimakah
patofisiologis dan asuhan keperawatan kepada pasien hipo dan hiper tiroidisme.
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipotiroidisme
A. Pengertian
B. Klasifikasi
1. Hipotiroid Primer
2. Hipotiroid Sekunder
C. Etiologi
1. Hipotiroid primer
2. Hipotiroid sekunder
Hipotiroid sekunder berkembang ketika adanya stimulasi yang tidak memadai dari
kelenjar tiroid normal, konsekwensinya jumlah tiroid stimulating hormone (TSH)
2
meningkat. Ini mungkin awal dari suatu mal fungsi dari pituitary atau
hipotalamus. Ini dapat juga disebabkan oleh resistensi perifer terhadap hormone
tiroid.
D. Patofisiologi
3
Hormon tiroid biasanya berperan dalam produksi sel darah merah, jadi klien
dengan hipotiroidisme biasanya menunjukkan tanda anemia karena pembentukan
eritrosit yang tidak optimal dengan kemungkinan kekurangan vitamin B12 dan asam
folat.
E. Manifestasi Klinis
2. Muskuloskeletal
3. Kardiorespiratorik
c. Efusi pleural
d. Dispnea
4. Gastrointestinal
5. Renalis
6. Sistem reproduksi
b. Penurunan libido
c. Gangguan fertilitas
7. Metabolik
4
a. Penurunan metabolic basal.
F. Pemeriksaan Penunjang
G. Komplikasi
1. Penyakit Hashimoto
2. Gondok Endemic
Hipotiroid akibat defisiensi iodium dalam makanan. Ini terjadi karena sel-sel
tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik dalam usaha untuk menyerap
semua iodium yang tersisa dalam darah. Kadar HT yang rendah akan disertai
kadar TSH dan TRH yang tinggi karena minimnya umpan balik.
3. Karsinoma Tiroid
Karsinoma Tiroid dapat terjadi akibat terapi tiroidektomi, pemberian obat penekan
TSH atau terapi iodium radioaktif untuk menghancurkan jaringan tiroid. Terapi-
terapi tersebut akan merangsan proliferasi dan hiperplasia sel tiroid.
5
4. Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh
eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa
menggigil,hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga
koma. Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua
gejala.
H. Penatalaksanaan
1. Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedem), hormon tiroid bisa diberikan
secara intravena. Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan
hormon tiroid, yaitu dengan memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang
banyak disukai adalah hormon tiroid buatan T4. Bentuk yang lain adalah tiroid
yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar tiroid hewan).
2. Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis
rendah,karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang
serius. Dosisnya diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal.
Obat ini biasanya terus diminum sepanjang hidup penderita.
2.2 Hipertiroidisme
A. Pengertian
Hipertiroid atau Hipertiroidesme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat
produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena
tiroid memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis
kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
1. Banyak keringat
6
4. Jari tangan gementar (tremor)
18. Terjadi perubahan pada mata bertambahnya pembentukan air mata, iritasi dan
peka terhadap cahaya
C. Etiologi
1. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan
penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan.
Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit
autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid
stimulating. Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies
(TPO) dan TSH receptor antibodies (TRAB).
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau
7
banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak
terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke
dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang
yang minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek
samping.
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca
persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian
keluar gejala hipertiroid.
D. Manifestasi Klinik
Hipertiroid pada penyakit graves adalah akibat antibodi reseptor TSH yang
merangsng aktivitas tiroid, sedang pada goiter multimodular toksik berhubungan
dengan autonomi tiroid itu sendiri.
E. Patofisiologi
Hipertiroid dapat terjadi karena berbagai macam penyebab yang telah dijelaskan pada
etiologi, akan tetapi Hipertiroid pada penyakit graves adalah akibat antibodi reseptor
TSH yang merangsang aktivitas tiroid sedang. Pada goiter multimodular toksik
8
berhubungan dengan autonomi tirad itu sendiri. Ada pula hipertiroid sebagai akibat
peningkatan sekresi TSH dari hipofisis, namun jarang ditemukan. Hipertiroid pada T3
tiroto sikosis mungkin diakibatkan oleh delodinasi T4 pada tiroid atau meningkatnya
T3 pada jaringan di luar tiroid. Pada tirotoksikosis yang tidak disertai hipertiroid
seperti tiroiditis terjadi kebocoran hormonhormon. Masukan hormon tiroid dari luar
yang berlebihan dan terdapatnya jaringan tiroid ektopik dapat mengakibatkan
tirotoksikosis tanpa hipertiroid.
F. Pemeriksaan Diagnostik
4. X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)
G. Komplikasi
Komplikasi tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid,
yang terjadi secara tiba-tiba. Badai tiroid bisa menyebabkan :
H. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertiroid adalah produksi hormon (obat anti tiroid) atau merusak
jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi sub total)
1. Obat antitiroid
9
sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.
c. Persiapan tiroidektomi
Karbimatol 30 – 60 5 – 20
Metimazol 30 – 60 5 – 20
3. Operasi
a. Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap obat
antitiroid
b. Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosis
besar
10
c. Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium
radioaktif.
e. Pada penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul
4. Pengobatan tambahan
a. Sekat β-adrenergik
Obat ini diberikan untuk mengurangi gejala dan tanda hipertiroid. Dosis
diberikan 40-200 mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada orang lanjut usia
diberik 10 mg/6 jam.
b. Yodium
c. Ipodat
Ipodat kerjanya lebih cepat dan sangat baik digunakan pada keadaan akut
seperti krisis tiroid kerja (padat adalah menurunkan konversi T4 menjadi T3
diperifer, mengurangi sintesis hormon tiroid, serta mengurangi pengeluaran
hormon dari tiroid.
d. Litium
11
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Hipotiroidisme
A) Pengkajian
Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi, oleh karena itu
lakukanlah pengkajian terhadap hal-hal penting yang dapat menggali sebanyak
mungkin informasi antara lain :
1. Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Sejak kapan klien menderita penyakit
tersebut dan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
a. Pola makan
c. Pola aktivitas.
a. Sistem pulmonari
b. Sistem pencernaan
c. Sistem kardiovaslkuler
d. Sistem muskuloskeletal
f. Sistem reproduksi
g. Metabolik
12
tubuh keen dan pendek. Kulit kasar, tebal dan berisik, dingin dan pucat.
c. Perbesaran jantung
B) Diagnosa
C) Intervensi
13
a. Berpatisipasi sesuai dengan kemampuan
dalam aktivitas fisik, psikologi dan social
fisik. c. Bantu untuk
b. Mampu mengidentivikasi dan
melakukan mendapatkan sumber yang
aktivitas sehari – diperlukan untuk aktivitas
hari secara mandiri. yang diinginkan.
d. Bantu untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang disukai.
Hipotermi b/d - Termoregulasi. Pengaturan Suhu :
2
- Tanda – tanda a. Monitor suhu minimal tiap
metabolisme
vital. 2 jam.
Kriteria hasil : b. Tingkatkan intake cairan
a. Suhu tubuh dan nutrisi.
dalam rentang c. Selimuti pasien untuk
normal. mencegah hilangnya
b. Nadi dan kehangatan tubuh.
respirasi dalam Pemantauan tanda vital :
rentang normal. a. Monitor TD, nadi, suhu
dan respirasi.
b. Monitor suara parau dan
pola pernapasan
abnormal.
c. Monitor suhu, warna
14
ketidaknyamanan sebelum defekasi untuk
dan konstipasi. memfasilitasi pengeluaran
c. Mengidentifikasi feses tanpa nyeri.
indikasi untuk
mencegah
konstipasi.
d. Feses lunak dan
berbentuk.
Ketidakefektifan - Status respirasi : Manajemen jalan nafas :
4
pola napas b/d Ventilasi. a. Posisikan pasien untuk
depresi ventilasi - Status tanda – memaksimalkan ventilasi.
tanda vital. b. Berikan aroma terapi
Kriteria hasil : untuk melegakan jalan nafas.
a. Menunjukkan c. Monitor pola
jalan nafas yang pernapasan abnormal.
paten (klien tidak d. Monitor tanda – tanda
merasa tercekik, vital.
irama nafas,
frekuensi
pernafasan dalam
rentang normal,
tidak ada suara
nafas abnormal).
b. Tanda – tanda
vital dalam rentang
normal.
Ketidakseimbangan - Selera makan. Manajemen nutrisi :
5
nutrisi kurang dari - Status gizi. a. Membantu atau
kebutuhan tubuh - Pengukuran menyediakan asupan
b/d lambatnya laju biokimia. makanan dan cairan diet
metabolisme tubuh. Kriteria hasil : seimbang.
a. Tidak adanya b. Pemberian makanan dan
tanda– tanda asupan gizi untuk
malnutrisi mendukung proses metabolic
15
b. pasien yang malnutrisi atau
Mempertahankan beresiko tinggi terhadap
massa tubuh dan malnutrisi
berat badan dalam c. Membantu klien untuk
makan.
batas normal.
d. Analisa data pasien untuk
mencegah dan
meminimalkan kurang gizi.
Manajemen/Pemantauan
cairan/elektrolit :
a. Analisa data pasien untuk
mengatur keseimbangan
cairan/elektrolit.
b. Mengatur dan mencegah
komplikasi akibat perubahan
kadar cairan dan elektrolik.
B. Contoh Kasus
A) Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : Ny.S
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Alamat : Surabaya
16
No. RM : 1201008
Nama : Tn. Y
Umur : 37 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Surabaya
3. Kasus
4. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sesak nafas, ada Pembengkakan dan rasa nyeri pada leher,
Sulit menelan, tidak nafsu makan dan suara parau, kuku menbal, kulit kering
dan pecah-pecah.
Pasien datang diantar oleh suaminya pada tanggal 3 oktober 2017 di Rumah
Sakit dengan keluhan Sesak nafas, terasa ada pembengkakan dan rasa nyeri
pada leher, Sulit menelan sehingga membuat klien tidak nafsu makan serta
suara parau. Untuk mengatasi sakitnya klien tidak berani minum obat-obatan,
klien hanya mengatur posisi agr tidak semakin sesak dan minum air putih
17
hangat sebelum diantar ke rumah sakit oleh suaminya. Suaminya mengatakan
bahwasanya klien dulu pernah sakit pada lehernya dan berobat serta
mendapatkan obat, setelah itu sembuh dan klien tidak mengira bahwa
penyakitnya akan kambuh dan semakin parah. Hingga akhirnya klien takut
dan meminta suami untuk mengantar ke rumah sakit
a. Pola makan
b. Pola tidur
c. Pola aktivitas
9. Pemeriksaan fisik :
18
d. Metabolik : penurunan metabolisme basal, penurunan suhu tubuh,
intoleransi terhadap dingin.
10. Pemeriksaan
c. Pemeriksaan USG :
B) Analisa Data
19
suara parau
- Jalan nafas tidak
efektif
- RR : 28x/menit
DS : Perubahan nutrisi Penurunan
2 Selasa, 3
-Sulit menelan kurang dari kebutuhan
oktober 2017
-Pembengkakan dan kebutuhan tubuh. metabolisme,
rasa nyeri pada leher, dan napsu
-Pasien mengatakan makan
mengkonsumsi
yang
makanan
menurun.
yang kadar
yodiumnya
rendah, dan nafsu
makan
menurun, tidak suka
makanan asinan
Do :
-Pasien nampak
gelisah
-Pasien tidak nafsu
makan
-IMT sebelum sakit
IMT = 50 : (155) ² m
50 : 2,5 m = 22,2
-IMT selama sakit
IMT = 45 : 2,5 m =
18
DS : kelemahan
3 Selasa, 3 Intoleran
-Pasien mengatakan umum
oktober 2017 aktivitas
capek/lelah (penyakit
-Pasien mengatakan
hipotiroid)
intoleran terhadap
dingin
20
-Pasien mengatakan
nyeri pada otot
DO :
- Klien kelihatan
lemas
-Aktifitasnya di
bantu keluarga
C) Diagnosa
RR : 28x/menit
Data yang didapat : anoreksia, obtipasi, distensi abdomen, kulit kering dan
pecah-pecah, pertumbuhan kuku buruk, serta kuku menebal.
D) Intervensi
21
menurun - Pasang alat bantu pernafasan
-Berikan terapi O2 : 5 liter
O2 : 5 liter menjadi 3 liter
-Kolaborasi dengan tim medis
untuk terapi obat
Setelah dilakukan tindakan NIC : Bantuan perawatan-Diri :
2 NHM
keperawatan selama 3x24 jam Makan
masalah Nutrisi Kurang dari -Bantu pasien untuk mencoba
Kebutuhan teratasi dengan menelan makanan
KH: - Berikan pasien makanan yang
NOC 3 : Status Gizi mudah di telan/di cerna
-Pasien mengatakan sudah - Lakukan pemeriksaan TTV
bisa menelan dan tidak sakit NIC : Pemantauan Nutrisi
-Pasien tidak menggunakan -Berikan makanan pasien yang
alat bantu makan (NGT) mudah di cerna
NOC 4 : Status Gizi : Asupan -Pemeriksaan USG
makanan dan cairan Pemeriksaan ini bertujuan
- Pasien mengatakan nafsu untuk memberikan informasi
untuk makan yang tepat tentang ukuran dan
- Pasien nampak bentuk kelenjar tiroid dan
menghabiskan 1 porsi makan nodul h.
-Jika sudah tidak dapat
siangnya
menelan Pasang NGT pada
pasien
-Berikan terapi infus RL untuk
menjaga keseimbangan cairan
elektrolit pasien
-Ajarkan keluarga untuk
memeberi makan lewat NGT
-Kolaborasi dengan dokter
tentang diit yang cocok untuk
pasien
-Kolaborasikan dengan ahli
gizi tetntang makanan pasien
Setelah dilakukan tindakan NIC 1 : Manajemen energi
3 NHM
22
keperawatan selama 3x24 -Ajarkan pasien untuk
Jam masalah Intoleransi beraktivitas secara bertahap
Aktivitasteratasi dengan KH: -Anjurkan pasien untuk makan
NOC 1 : perawatan diri : terlebih dahulu saat akan
Aktifitas kehidupan beraktivitas
seharihari -Monitor TTV
-Pasien mengatakan aktifitas -Kolaborasikan dengan tim
sehari – sudah tidak di bantu medis lain untuk terapi pasien
keluarga NIC 9 : Bantuan Perawatan-
NOC 1 : Toleransi Aktifitas Diri
-Ajarkan pasien untuk
-Pasien mengatakan sudah
melakukan aktivitas sehari-hari
tidak sesak saat beraktifitas
sendiri
E) Implementasi
23
09.50 Bantu pasien untuk DS : pasien
mencoba menelan mengatakan sulit
makanan menelan
DO : terlihat pasien
menahan rasa
sakit di leher
DS : Pasien
10.30 Ajarkan pasien untuk
mengatakancepat
beraktivitas secara
lelah jika beraktifitas
bertahap
DO : Klien kelihatan
lelah,lemas, dan
mengatakan nyeri
pada ototnya
DS : pasien
11.15 Anjurkan pasien untuk
mengatakan
posisi yang lebih
peninggian kepala
nyaman,
tempat tidur membuat
misalnya : posisi
lebih mudah untuk
semifowler (Peninggian
benapas.
kepala tempat tidur,
DO : terlihat pasien
posisi setengah duduk)
lebih nyaman
DS : pasien
11.50 Pasang NGT pada pasien
mengatakansulit
menelan dan sulit
untuk makan
DO : terlihat
pasienterpasang NGT
DS : -
Kolaborasikan dengan
24
12.50 tim medis lain DO : Pemeriksaan
Lakukan pemeriksaan TSH (pada klien
dengan hipotiroidisme
laboratorium
primer akan terjadi
peningkatan TSH
serum, sedangkan
pada yang sekunder
kadar
TSH dapat menurun
atau normal) :
Kadar TSH pada
pasien tersebut
DS : Pasien
14.30 Pantai terapi O2 mengatakansesak
nafasnya sudah
mendingan
DO : terapi O2 di
turunkan menjadi : 3
liter
25
makan terlebih dahulu melakukan
saat akan beraktivitas aktivitasnya sendiri
Kamis, 5 TTV DS : pasien
3 NHM
Oktober mengatakan mau di
2017 TTV
08.00 DO : TD : 120/90
mmHg, RR : 18 x/ m,
HR : 74 x/m, T :
37,2°C
DS : -
11.30 Mengajarkan keluarga
DO : keluarga pasien
pasien untuk
faham yang di ajarkan
memberikan makan
perawat
melalui NGT
Ds : -
13.30 Ajarkan pasien untuk
DO : terlihat aktivitas
melakukan aktivitas
pasien sudah
sehari-harinya sendiri
tidak di bantu oleh
perawat dan keluarga
F) Evaluasi
26
O : terapi O2 : 5 liter
Oktober
A : Masalah teratasi sebagian.
2017
P : Lanjutkan intervensi 1
NIC : Manajemen Jalan Nafas
(terapi O2 : 5 liter)
27
S : Pasien mengatakan belum bisa melakukan
3
aktivitas sendiri
O : terlihat klien masih terpasang NGT
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi.
1 S : Pasien mengatakan sudah bernafas normal
Minggu, NHM
O : RR : 20x/menit
8
A : masalah teratasi sebagian.
Oktober
P : Lanjutkan Intervensi
2017
3.2 Hipertiroidisme
A) Pengkajian
2. Kaji dampak perubahan yang dialami pada interaksi klien dengan keluarga,
28
sahabat dan teman sekerjanya.
3. Tanyakan riwayat penyakit yang lalu mencakup faktor pencetus stres dan
kemampuan klie unruk mengatasinya.
5. Kaji timbulnya gejala yang b.d haluaran sistem saraf yang berlebihan dan
perubahan pada penglihatan dan penampakkan mata.
6. Kaji keadaan jantung klien secara berkala meliputi frekuensi,, tekanan darah,
bunyi jantung, dan denyut nadi perifer.
B) Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien dengan hipertiroid
adalah sebagai berikut:
C) Intervensi
29
Perencanaan keperawatan merukan suatu proses penyususnan bebrabagia
intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau
mengurangi masalah-masalah klien. Adapun proses perencanaan keperawatan
pada klien dengan hipertiroid adalah:
Kriteria hasil:
a. Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika
memungkinkan.
d. Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti
krekels)
e. Observasi tanda dan gejala haus yang hebat,mukosa membran kering, nadi
lemah, penurunan produksi urine dan hipotensi
30
Kriteria hasil : menetapkan secara verbal tentang tingkat energi peka rangsang
dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh.
Intervensi:
a. Pantau tanda-tanda vital dan catat nadi baik saat istirahat maupun saat
melakukan aktivitas.
Kriteria hasil : Menunjukan berat badan yang stabil, disertai nilai laboratorium
normal dan terbebas dari tanda-tanda malutrisi.
Intervensi:
c. Pantau masukan makanan setiap hari. Timbang berat badan setiap hari
serta laporkan adanya penurunan berat badan
d. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diit tinggi kalori, tinggi
protein, karbohidrat dan vitamin
31
e. Berikan obat sesuai indikasi : glukosa, vitamin B kompleks.
Intervensi:
b. Catat adanya fotophobia, rasa adanya benda di luar mata dan nyeri pada
mata
d. Bagian kepala tempat tidur di tinggikan dan batasi pemasukan garam jika
ada indikasi
Intervensi:
32
a. Observasi tingkah laku yang menunjukan tingkat ansietas.
Intervensi :
D) Implementasi
33
efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan
dokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan (Nursalam, 2008).
E) Evaluasi
B. Contoh Kasus
A) Pengkajian
a. Saat masuk
Pada tanggal 26 juni 2015 klien masuk rumah sakit dengan keluhan lemas.
Sebelum klien berada di RSUD Tarakan, klien berada di Bandara Udara
Juata Tarakan, klien berencana akan berangkat ke Jakarta untuk
melakukan pemeriksaaan di RS Cipto Jakarta. Setibanya klien di bandara,
kondisi kesehatan klien menurun hingga klien tidak dapat bangun/berdiri.
Sehingga pihak dari bandara tidak mengizinkan klien untuk berangkat ke
34
Jakarta. Saat itu juga, klien langsung dibawah ke IGD RSUD Tarakan
untuk mendapatkan pelayanan intensif.
b. Saat mengkaji
35
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami
penyakit yang sama dengan klien. Didalam anggota keluarga klien juga tidak
ada yang mengalami alergi dan tidak ada di dalam anggota keluraga yang
mengalami penyakit menular.
5. Genogram
a. Sebelum Sakit
b. Saat Sakit
Klien mengatakan berperan sebagai ayah, akan tetapi klien tidak dapat
memenuhi tugasnya sebagai kepala keluarga karena keadaan klien yang
saat ini terbaring lemas di rumah sakit. Klien mengatakakan berharap
dapat sembuh dari penyakitnya ini, klien juga mengatakan merasa berubah
dengan keadaannya ini karena mengalami penurunan berat badan 25 kg
selama 2 bulan terakhir ini. Kline juga emosinya labil, tampak stres, dan
waspada. Klien merasa tak berdaya dengan keadaan saat ini, klien
menyerahkan semuanya kepada tuhan.
36
7. Data Spiritual
a. Sebelum sakit
b. Saat sakit
a. Nutrisi (Makan-Minum)
1) Sebelum Sakit
2) Saat Sakit
37
makan klien meningkat, klien dapat makan 3 kali sehari dengan
makanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit. Klien mengatakan
pada hari ini klien baru bisa menghabiskan porsi makannya. Klien
mengatakan minum air putih, dalam sehari klien dapat menghabiskan
air putih sebanyak 2 botol aqua besar.
b. Eliminasi
1) Sebelum Sakit
2) Saat Sakit
1) Sebelum Sakit
Klien mengatakan pola istirahat dan tidur klien teratur. Di siang hari
klien dapat tidur kurang lebih 2 jam dan malam hari kurang lebih 8
jam. Klien juga mengatakan saat tidur tidak sering terbangun secara
tiba-tiba. Klien juga mengatakan tidak ada kesulitan saat tidur dan
tidak menggunakan obat tidur.
2) Saat Sakit
Klien mengatakan pola tidur klien terganggu. Saat sakit klien tidak
dapat tidur di malam hari. Saat dirumah klien mengatakan tidak dapat
tidur karena klien berkeringat terus menerus walaupun sudah
menggunakan kipas angin. Saat klien di rumah sakit klien juga
mengatakan tidak dapat tidur. Klien mengatakan walaupun tidur itu
38
biasanya saat subuh dan tidurnya 2-3 jam saja.
1) Sebelum Sakit
2) Saat Sakit
Klien mengatakan saat sakit, klien dapat makan dan minum sendiri.
Klien mengatakan saat berada dirumah jika ingin mandi, klien dibantu
sama orang lain, dan saat di RS klien dibantu dan dimandikan di atas
tempat tidur. Klien juga mengatakan jika ingin BAB/BAK klien dapat
melakukannya sendiri, akan tetapi klien biasa dibantu pergi ke kamar
mandinya. Klien dapat bepindah dari tempat tidur seperti berganti
posisi terlentang ke posisi duduk di tempat tidur. Klien juga
mengatakan jika berlama-lama melakukan aktivitas seperti ke kamar
mandi, klien merasa kelelahan.
e. Personal Hiegine
1) Sebelum Sakit
Klien mengatakan dapat mandi sendiri, klien mandi 2 kali sehari, klien
juga mencuci rambutnya 2 kali sehari dan menggosok gigi 2 kali
sehari. Klien juga mengatakan menggunting kuku biasanya 1 kali
seminggu
2) Saat Sakit
39
rapi, rambut klien terlihat berminyak dan halus/lembut.
B) Analisa Data
1. Data I
a. Data Subjektif :
b. Objektif :
Antropometri : tinggi badan 174 cm, berat badan 60 kg, IMT 18.Massa otot
atropi. Hemoglobin 13.5 g/dl. Diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein) Lila
20 cm
2. Data II
a. Data Subjektif :
b. Objektif :
Klien gelisah. Klien bergerak lambat dan pelan. Klien terengah-engah ketika
beraktivitas. Kekuatan otot ekstremitas atas 5 dan bawah 4
40
c. Etiologi : Beban kerja jantung meningkat; Kelelahan
C) Diagnosa
D) Intervensi
b. Kriteria hasil :
c. Intervensi :
b. Kriteria hasil :
41
Klien mengungkapkan secara verbal mengalami peningkatan selera
makan. Klien mengungkapkan secara verbal menghabiskan porsi
makannya. Melaporkan tingkat tingkat energi. Hemoglobin 14-18 g/dl
IMT > 18.5
E) Implementasi
Evaluasi proses :
b. Memantau denyut perifer, pengisian ulang kapiler, dan suhu serta warna
ekstremitas.
Evaluasi proses :
Evaluasi proses :
Evaluasi proses :
Objektif : -
42
Pukul 15.00 WITA
Evaluasi proses :
Evaluasi proses :
Subjekti : - Objektif : Nilai kalium 3.28 pmol/l. Nilai natrium 128.1 pmol/l
Evaluasi proses :
Evaluasi proses :
F) Evaluasi
43
1. Diagnosa keperawatan : Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan
proses pemyakit: infark; status hipermetabolik
P : Intervensi dipertahankan
P : Intervensi dilanjutkan
44
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan
homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat
dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise
posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau
diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Penyakit yang disebabkan oleh system endokrin ini diantaranya adalah hipotiroidisme
dan hiper tiroidisme. Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi
hormon tiroid yang rendah. Sedangkan hipertiroid atau hipertiroidesme adalah suatu
keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh
kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
4.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah dan konsep asuhan keperawatan gangguan endokrin ini
diharapkan mahasiswa untuk lebih bisa memahami, mengetahui dan mengerti tentang
cara pembuatan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan endokrin
hipotiroid dan hipertiroid.
45
DAFTAR PUSTAKA
Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis & Nanda Nic Noc edisi revisi Jilid
1 tahun 2013.
Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis & Nanda Nic Noc edisi revisi Jilid
2 tahun 2013.
46