Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“ASUHAN KEPERAWATAN HIPOTIROID”

Di Susun Oleh:

Sartika Mamelas (1901007)

Mandalifa Manggopa (1901001)

Muhammad Fajrin Putra Luneto (1901025)

Tiara Riska Dilapamga (1901024)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Manado

Program Studi S1 Keperawatan

T/A 2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang membahas tentang “ASUHAN KEPERAWATAN
HIPOTIROID’ dapat selesai tepat pada waktunya sebagai salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah 1.

Terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun
dari para pembaca sangat kami harapkan agar terciptanya makalah yang lebih baik lagi.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB 1...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................4
A.Latar Belakang........................................................................................................................4
B.Tujuan......................................................................................................................................4
BAB II..............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
A.Pengertian................................................................................................................................5
B.Anatomi Fisiologi.....................................................................................................................5
C. Etiologi....................................................................................................................................6
D.Patofisiologi..............................................................................................................................7
E.Patoflowdiagram......................................................................................................................7
F.Tanda dan Gejala (Manifestasi Klinis)...................................................................................8
G. Pemeriksaan Penunjang (Pemeriksaan Diagnostik)............................................................9
H. Penatalaksanaan Medis.........................................................................................................9
I.Komplikasi..............................................................................................................................11
J. Asuhan Kperawatan..............................................................................................................12
BAB III...........................................................................................................................................22
PENUTUP......................................................................................................................................22
A.Kesimpulan............................................................................................................................22
B. Saran......................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................23
BAB 1

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Hipotiroidisme merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid
yang berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Lebih dari 95%
penderita hipotiroidisme primer atau tiroidal yang mengacu kepada disfungsi kelenjar
tiroid itu sendiri.

Dengan adanya berbagai masalah yang dapat ditimbulkan dari keadaan hipotiroidisme,
maka sangat penting bagi kita sebagai seorang tenaga keperawatan bisa menerapkan
asuhan keperawatan yang komprenhensif dan tepat pada klien dengan gangguan
hipertiroidisme.

B.Tujuan
1.Tujuan Khusus

Agar mahasiswa mampu memahami dan memberikan konsep Asuhan Keperawatan pada
klien dengan gangguan system endokrin dan metabolic.

2.Tujuan Khusus

a.Mengetahui pengertian hipotiroid

b.Mengetahui anatomi fisiologi hipotiroid

c.Mengetahui penyebab hipotiroid

d.Mengetahui patofisiologi penyakit hipotiroid

e.Mengetahui tanda dan gejala hipotiroid

f.Mengetahui patoflowdiagram penyakit hipotiroid

g.Mengetahui pemeriksaan penunjang/diagnostic penyakit hipotiroid

h.Mengetahui penatalaksanaan medis penyakit hipotiroid

i.Mengetahui komplikasi penyakit hipotiroid

j.Mengehui konsep dasar keperawatan (pengkajian, diagnose dan intervensi)penyakit


hipotiroid.

k.Studi kasus singkat penyakit hipotiroid


BAB II

PEMBAHASAN
A.Pengertian
Hipotiroid atau hipotirodisme adalah kondisi di mana kelenjar toroid kurang aktif dan
gagal untuk mengeluarkan cukup hormone ke dalam aliran darah. Hipotiroid berarti
kelenjar tiroid rendah. Kelenjar tiroid mengeluarkan hormone untuk mengatur proses
metabolism, termasuk pertumbuhan dan pengeluaran energi. Ada banyak gejala hipotiroid
termasuk lemas, despresi, sembelit, dan lain-lain.

B.Anatomi Fisiologi
Mekanisme yang berjalan di dalam tubuh manusia tersebut diatur oleh dua sistem
pengatur utama, yaitu: sistem saraf dan sistem hormonal atau sistem endokrin (Guyton &
Hall: 1159). Pada umumnya, sistem saraf ini mengatur aktivitas tubuh yang cepat,
misalnya kontraksi otot, perubahan viseral yang berlangsung dengan cepat, dan bahkan
juga kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin (Guyton & Hall: 703). Sedangkan,
sistem hormonal terutama berkaitan dengan pengaturan berbagai fungsi metabolisme
tubuh, seperti pengaturan kecepatan rekasi kimia di dalam sel atau pengangkutan bahan-
bahan melewati membran sel atau aspek lain dari metabolisme sel seperti pertumbuhan dan
sekresi (Guyton & Hall:1159).

Hormon tersebut dikeluarkan oleh sistem kelenjar atau struktur lain yang disebut sistem
endokrin.Salah satu kelenjar yang mensekresi hormon yang sangat berperan dalam
metabolisme tubuh manusia adalah kelenjar tiroid. Dalam pembentukan hormon tiroid
tersebut dibutuhkan persediaan unsur yodium yang cukup dan berkesinambungan.
Penurunan total sekresi tiroid biasanya menyebabkan penurunan kecepatan metabolisme
basal kira-kira 40 sampai 50 persen di bawah normal, dan bila kelebihan sekresi hormon
tiroid sangat hebat dapat menyebabkan naiknya kecepatan metabolisme basal sampai
setinggi 60 sampai 100 persen di atas normal (Guyton & Hall: 1187). Keadaan ini dapat
timbul secara spontan maupun sebagai akibat pemasukan hormon tiroid yang berlebihan
(Price & Wilson:337-338). Tiroksin dan triiodotironin berfungsi meningkatkan kecepatan
reaksi kimia dalam hampir semua sel tubuh, jadi meningkatkan tingkat metabolisme tubuh
umum.Kalsitonin berfungsi memacu pengendapan kalsium di dalam tulang sehingga
menurunkan konsentrasi tingkat metabolisme tubuh umum. Fungsi Hormon-hormon tiroid
yang lain:
a. Memegang peranan penting dalam peetumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf
dan tulang

b.Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin

c.Efek kronotropik dan inotropik terhadap jantung yaitu men koambah kekuatan kontraksi
otot dan menambah irama jantung

d.Merangsang pembentukan sel darah merah

e.Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernafasan sebagai kompensasi tubuh terhadap


kebutuhan oksigen akibat metabolism.

f.Bereaksi sebagai antagonis kalsium

C. Etiologi
Etiologi dari hipotiroidisme dapat digolongkan menjadi tiga tipe yaitu

1.Hipotiroid primer

Mungkin disebabkan oleh congenital dari tyroid (kretinism), sintesis hormone yang
kurang baik, defisiensi iodine (prenatal dan postnatal), obat anti tiroid, pembedahan atau
terapi radioaktif untuk hipotiroidisme, penyakit inflamasi kronik seperti penyakit hasimoto,
amylodosis dan sarcoidosis.

2.Hipotiroid sekunder

Hipotiroid sekunder berkembang ketika adanya stimulasi yang tidak memadai dari
kelenjar tiroid normal, konsekwensinya jumlah tiroid stimulating hormone (TSH)
meningkat.Ini mungkin awal dari suatu mal fungsi dari pituitary atau hipotalamus.Ini
dapat juga disebabkan oleh resistensi perifer terhadap hormone tiroid.

3.Hipotiroid tertier/ pusat

Hipotiroid tertier dapat berkembang jika hipotalamus gagal untuk memproduksi tiroid
releasing hormone (TRH) dan akibatnya tidak dapat distimulasi pituitary untuk
mengeluarkan TSH.Ini mungkin berhubungan dengan suatu tumor/ lesi destruktif lainnya
diarea hipotalamus.Ada dua bentuk utama dari goiter sederhana yaitu endemic dan
sporadic.Goiter endemic prinsipnya disebabkan oleh nutrisi, defisiensi iodine.Ini mengalah

pada “goiter belt” dengan karakteristik area geografis oleh minyak dan air

yang berkurang dan iodine.


Sporadik goiter tidak menyempit ke area geografik lain. Biasanya disebabkan oleh:

a.Kelainan genetic yang dihasilkan karena metabolisme iodine yang salah .

b.Ingesti dari jumlah besar nutrisi goiterogen (agen produksi goiter yang menghambat
produksi T4) seperti kobis, kacang, kedelai , buah persik, bayam, kacang polong,
Strowbery, dan lobak. Semuanya mengandung goitogenik glikosida.

c.Ingesti dari obat goitrogen seperti thioureas (Propylthiracil) thocarbomen,Aminothiazole,


tolbutamid)

D.Patofisiologi
Kelenjar tiroid membutuhkan iodine untuk sintesis dan mensekresi hormone tiroid.
Jika diet seseorang kurang mengandung iodine atau jika produksi dari hormone tiroid
tertekan untuk alasan yang lain, tiroid akan membesar sebagai usaha untuk kompendasi
dari kekurangan hormone. Pada keadaan seperti ini, goiter merupakan adaptasi penting
pada suatu defisiensi hormone tiroid.Pembesaran dari kelenjar terjadi sebagai respon untuk
meningkatkan respon sekresi pituitary dari TSH.TSH menstimulasi tiroid untuk mensekresi
T4 lebih banyak, ketika level T4 darah rendah. Biasanya, kelenjar akan membesar dan itu
akan menekan struktur di leher dan dada menyebabkan gejala respiras disfagia.

Penurunan tingkatan dari hormone tiroid mempengaruhi BMR secara lambat dan
menyeluruh. Perlambatan ini terjadi pada seluruh proses tubuh mengarah pada kondisi
achlorhydria (pennurunan produksi asam lambung), penurunan traktus gastrointestinal,
bradikardi, fungsi pernafasan menurun, dan suatu penurunan produksi panas tubuh.
Perubahan yang paling penting menyebabkan penurunan tingkatan hormone tiroid yang
mempengaruhi metabolisme lemak. Ada suatu peningkatan hasil kolesterol dalam serum
dan level trigliserida dan sehingga klien berpotensi mengalami arteriosclerosis dan
penyakit jantung koroner. Akumulasi proteoglikan hidrophilik di rongga interstitial seperti
rongga pleural, cardiac, dan abdominal sebagai tanda dari mixedema.

Hormon tiroid biasanya berperan dalam produksi sel darah merah, jadi klien dengan
hipotiroidisme biasanya menunjukkan tanda anemia karena pembentukan eritrosit yang
tidak optimal dengan kemungkinan kekurangan vitamin B12 dan asam folat.

E.Patoflowdiagram
F.Tanda dan Gejala (Manifestasi Klinis)
Hipotiroidisme ditandai dengan gejala-gejala:

Nafsu makan berkurang, Sembelit, Pertumbuhan tulang dan gigi yang lambat, Suara
serak, Berbicara lambat, Kelopak mata turun, Wajah bengkak, Rambut tipis, kering, dan
kasar, Kulit kering, kasar, bersisik, dan menebal, Denyut nadi lambat, Gerakan tubuh
lamban, lemah, Pusing, Capek, Pucat, Sakit pada sendi atau otot, Tidak tahan terhadap
dingin, Depresi, Penurunan fungsi indera pengecapan dan penciuma, Alis mata rontok,
Keringat berkurang.

Gambaran klinis

1.Kelambanan, perlambatan daya pikir, dan gerakan yang canggung lambat

2.Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung miksedema), dan


penurunan curah jantung

3.Pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki
4.Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan
dan penyerapan zat gizi dari saluran cerma

5.Konstipasi

6.Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi

7.Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan rapuh.

G. Pemeriksaan Penunjang (Pemeriksaan Diagnostik)


Pemeriksaan laboratorium yang didapatkan pada pasien hipotiroidisme didapatkan
hasil sebagai berikut:

1.T3 dan T4 serum rendah

2.TSH meningkat pada hipotiroid primer

3.TSH rendah pada hipotiroid sekunder

4.Kegagalan hipofisis : respon TSH terhadap TRH mendatar

5.Penyakit hipotalamus : TSH dan TRH meningkat

6.Titer autoantibody tiroid tinggi pada > 80% kasus

7.Peningkatan kolesterol

8.Pembesaran jantung pada sinar X dada

9.EKG menunjukkan sinus bradikardi, rendahnya voltase kompleks QRS& gelombang T


datar atau inverse

H. Penatalaksanaan Medis
Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu dengan
memberikan sediaan per-oral (lewat mulut).Yang banyak disukai adalah hormon tiroid
buatan T4. Bentuk yang lain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar tiroid
hewan). Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis rendah,
karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya
diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini biasanya terus
diminum sepanjang hidup penderita. Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin
sintetik sebagai pengganti hormon tiroid.Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan
tumor susunan saraf pusat, maka dapat diberikan kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.
Tujuan primer penatalalaksanaan hipotiroid ialah memulihkan metabolisme pasien
kembali kepada keadaan metabolic normal, dengan cara mengganti hormone yang
hilang.Livotiroksin sintetik (Synthroid atau levothroid) merupakan preparat terpilih untuk
pengobatan hipotiroid dan supresi penyakit goiter nontoksik.Dosis terapi penggantian
hormonal berdasarkan padakonsentrasi TSH dalam serum pasien.Preparat tiroid yang
dikeringkan jarang digunakan karena sering menyebabkan kenaikan sementara konsentrasi
T3 dan kadang-kadang disertai dengan gejala hipertiroidisme. Hal-hal yang bisa dilakukan
pada pasien dengan hipotiroid antara lain:

a.Pemeliharaan fungsi vital.

b.Gas darah arteri.

c.Pemberian cairan dilakukan dengan hati-hati karena bahaya intoksikasi air.

d.Infus larutan glukosa pekate.

e.Terapi kortikosteroid.

Penatalaksanaan Keperawatan

Modifikasi aktivitas. Penderita hipotiroidisme akan mengalami pengurangan tenaga


dan letargi sedang hingga berat . Sebagai akibatnya,resiko komplikasi akibat imobilisasi
akan meningkat sehinga aktivitas pasien terbatas akibat perubahan pada status
kardiovaskuler dan pulmoner yang terjadi akibat tiroidisme.Peran perawat yang penting
adalah membantu perawatan dan kebersihan diri pasien sambil mendorong partisipasi
pasien untuk melakukan aktivitas yangmasih berada dalam batas-batas toleransi yang
ditetapkan untuk mencegah komplikasi imobilasasi.

Pemantauan yang berkelanjutan. Pemantauan tanda–tanda vital dan tingkat kognitif


pasien dilakukan dengan ketat selama proses penegakan diagnosis dan awal terapi untuk
mendeteksi : 1) kemunduran status fisik serta mental 2) gejala peningkatan laju metabolic
akibat terapi yang melampaui kemampuan reaksi sistim kardiovaskuler dan pernapasan 3)
keterbatasan dan komplisi mexedema yang berkelanjutan.

Pengaturan suhu.Pasien sering mengalami gejala menggigil dan menderita inteloransi


yang ekstrim terdapat hawa dingin ektra pakaian dan selimut dapat diberikan, dan pasien
harus dilindugi dari hembusan angin.

Dukungan emosional.Penderita hipotiroidisme sedang hingga berat dapat mengalami


reaksi emosional hebat terhadap perubahan penampilan serta citra tubuhnya dan terhadap
terlambatnya diagnosis yang sering dijumpai pada penyakit ini. Pasien dan keluarganya
harus diberitahu bahwa semua gejala tersebut serta ketidakmampuan untuk mengenalinya
sering terjadi dan merupakan bagian dari kelainan itu sendiri, sehingga pasien dan
keluarga memerlukan bantuan dan konseling untuk mengatasi masalah dan reaksi
emosional yang muncul.

Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan dirumah.Pasien dan keluarganya


sering sangat perihatin terhadap perubahan yang mereka saksikan akibat hipotiroid. Sering
kita harus menentramkan kembali pasioen dan keluarganya dengan menjelaskan bahwa
banyak diantara gejala tersebut akan menghilang setelah terapi berhasil dilakukan selain itu
pasien harus diberitahu untuk terus minum obat seperti yang diresepkan meskipun gejala
sudah membaik, intruksi diet untuk meningkatkan penurunan berat badan begitu
pengobatan dimulai, untuk mempercepat pemulihan pola defekasi normal. Menjelaskan
tujuan terapi , program pengobatan serta efek samping harus disampaikan kepada dokter.

I.Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipotiroid adalah :

1.Gondok

Stimulasi terus menerus agar tiroid mengeluarkan hormon, dapatmenyebabkan kelenjar


membesar. Gondok dapat mengganggu pernapasan dan saat menelan makanan.

2.Gangguan jantung

Hipertiroid dapat meningkatkan kadar kolestrol, mengganggu fungsi jantung, pembesaran


jantung dan gagal jantung.

3.Gangguan mental

Misalnya depresi.

4.Peripheralneuropathy

Merusak saraf perifer, yaitu saraf yang membawa informasi dari otak dan saraf tulang
belakang ke seluruh tubuh.

5.Myxedema

Gejalanya adalah sensitiv terhadap suhu dingin, mengantuk, sangat lesu dan pingsan.
Pemicu myxedema coma adalah sedativ, infeksi dan stress
6.Infertilitas

Kadar hormon tiroid yang terlalu rendah dapat menyebabkan gangguan pada ovulasi.

7.Cacat lahir

Mengalami gangguan mental maupun fisik.

J. Asuhan Kperawatan
1. Pengkajian

Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi, oleh karena itu
lakukanlah pengkajian terhadap ha1-ha1 penting yang dapat menggali sebanyak mungkin
informasi antara lain :

1.Anamnesis Identitas klien : Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua),
jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS,
nomor register, dan diagnosis medis.

Riwayat Kesehatan

a.Keluhan utama klien Mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh;

1.Sistem pulmonary : Hipovenilasi, efusi pleura, dipsnea

2.Sistem pencernaan : anoreksia, opstipasi, distensi abdomen

3.Sistem kardiovaslkuler : Bradikardi, distrimia, cardiomegali

4.Sistem musculoskeletal : nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot lambat

2.Analisa Data

No Problem Etilogi Symptom

1 Nyeri Akut Agen cidera fisik akibat DS: - Ny.Ayu (35 Tahun) di rawat di RS dengan
inflamasi pada kelenjar keluhan nyeri di leher anterior dn terjadi inflamasi
tiroid pada kelenjar tiroid.
- Keluarga pasien mengatakan pasien
mengalami penurunan kosentarasi
DO: - kondisi saat ini pasien cemas dan sulit untuk
bersikap duduk tenang
-TTV TD: 140/
RR: 28 x/menit S: 38^C
- Pasien terlihat selalu berkeringat
P: Inflamasi pada kelenjar tiroid
Q: -
R: Leher anterior
S: -
T: -

2 Ketidakefektifan Hiperventilasi akibat DS: - Ny.Ayu ( 35 Tahun) di rawat di RS dengan


pola nafas dari hipermetabolisme inflamasi pada kelenjar tiroid
kelenjar tiroid DO: -RR: 28x/menit

3 Hipertermi Peningkatan laju DS: -


Metabolism akibat DO: TTV S: 38^C , RR: 28x/menit, HR:
Inflamasi dari 110x/menit
Kelenjar tiroid - Kulit terasa hangat, iriabel
(hipertiroid) - Kulit berwarna kemerahan
3.Diagnosa Keperawatan

1.Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan inspirasi dan/ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi adekuat

Definisi Pola Nafas Tidak Efektif

Inspirasi dan/ ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat. Penyebab :

1.)Depresi pusat pernapasan

2.)Hambatan upaya napas (mis: nyeri saat bernapas,kelemahan otot pernapasan)

3.)Deformitas dinding dada

4.)Deformitas tulang dada

5.)Gangguan neuromuscular

6.)Gangguan neurologis ( mis: elektroensefalogram [EEG] positif, cedera


kepala,gangguan kejang)
7.)Imaturitas neurologis

8.)Penurunan energi

9.)Obesitas

10.)Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru

11.)Sindrom hipoventilasi

12.)Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf C5 ke atas)

13.)Cedera pada medulla spinalis

14.)Efek agen farmakologis

15.)Kecemasan

Gejala dan Tanda Mayor

Subyektif :

1). Dispnea

Obyektif :

1.)Penggunaan otot bantu pernapasan

2.)Fase ekspirasi memanjang

3.)Pola napas abnormal(mis: takipnea, bradiknea, hiperventilasi,

kussmau,cheyne-stokes)

Gejala dan Tanda Minor

Subyektif :

1.)Ortopnea

Obyektif :

1.)Pernapasan purned-lip

2.)Pernapasan cuping hidung

3.)Diameter thoraks anterior-posterior meningkat


4.)Ventilasi semenit menurun

5.)Kapasitas vital menurun

6.)Tekanan ekpirasi menurun

7.)Tekanan inspirasi menurun

8.)Ekskursi dada berubah

2.Nyeri akut berhubungan dengan kurangnya oksigen pada otot

Definisi Nyeri Akut

Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan keruskaan jaringan aktual atau
fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintesitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan.

Penyebab :

1.)Agen pencedera fisiolgois (mis:inflamasi, iskemia, neoplasma)

2.)Agen pencedera kimiawi (mis: Terbakar, bahan kimia iritan)

3.)Agen pencedera fisik (mis: abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat,
prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan).

Tanda dan Gejala Mayor

Subyektif:

1.)Mengeluh nyeri

Obyektif:

Tampak meringis

2.)Bersikp protektif (mis: waspada, posisis menghindari nyeri)

3.)Gelisah

4.)Fruekensi nadi meningkat

5.)Sulit tidur

Tanda dan Gejala Minor


Subyektif :

Tidak tersedia

Obyektif:

1.) Tekanan darah meningkat

2.)Pola nafas berubh

3.)Nafsu makan berubah

4.)Proses berpikir terganggu

5.)Menarik diri

6.)Berfokus pada diri sendiri

7.)Diaforesis

Nyeri akut berhubungan dengan kurangnya oksigen pada otot di tandai dengan adanya
penurunan metabolisme dan penurunan fungsi ATP serta di otot juga terjadi kekurangan
oksigen sehingga kelenjar tiroid membengkak dan terjadi peradangan

3.Hipotermi berhubungan dengan penurunan skresi tubuh

Definisi Hipotermi

Suhu tubuh berada dibawah rentang normal tubuh

Penyebab :

1.)Kerusakan hipotalamus

2.)Konsumsi alkohol

3.)Berat badan ekstrim

4.)Kekurangan lemak subkutan

5.)Terpapar suhu lingkungan rendah

6.)Malnutrisi

7.)Pemakaian pakaian tipis

8.)Penurunan laju metabolisme


9.)Tidak beraktifitas

10.)Transfer panas (mis: konduksi, konveksi,evaporasi, radiasi )

11.)Trauma

12.)Proses penuaan

13.)Efek agen farmakologi

14.)Kurang terpapar informasi tentang pencegahan hipotermia

Gejala dan Tanda Mayor

Subyektif:

Tidak tersedia

Obyektif:

1.)Akrosianosis

2.)Bradikardi

3.)Dasar kuku sianotik

4.)Hipoglikemia

5.)Hipoksia

6.)Pengisian kapiler > 3 detik

7.)Konsumsi oksigen meningkat

8.)Ventilasi menurun

9.)Piloereksi

10.)Takikardia

11.)Fase konstriksi perifer

12.)Kutis memoratal (pada neoatus)

4.Konstpasi berhubungan dengan penurunan fungsi sistem pencernaan

Definisi Konstipasi
Penurunan defekasi normal yang disertai pengeluaran feses sulit dan tidak tuntas serta
feses kering dan banyak.

Penyebab

Fisiologis

1.)Penurunan motilitas gastrointestinal

2.)Ketidakadekuatan pertumbuhan gigi

3.)Ketidakcukupan diet

4.)Ketidakcukupan asupan serat

5.)Ketidakcukupan asupan cairan

6.) aganlionik

7.)Kelemahan otot abdomen

Psikologis

1.)Konfusi

2.)Depresi

3.)Gangguan emosional

Situasional

1.)Perubahan kebiasaan makan (mis: jenis makanan, jadwal makan

2.)Ketidakadekuatan toileting

3.)Aktifitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan

4.)Penyalahgunaan laksatif

5.)Efek agen farmakologis

6.)Ketidakteraturan kebiasaan defekasi

7.)Kebiasaan menahan dorongan defekasi

Gejala dan Tanda Mayor

Subyektif:
1.)Defekasi kurang dari 2 kali seminggu

2.)Pengeluaran feses laa dan sulit

Objektif:

1.)feses keras

2.)peristaltik usus mnurun

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif:

1.)Mengejan saat defekasi

Objektif:

1.)Distensi abdomen

2.)Kelemahan umum

3.)Teraba massa pada rektal

.4.Intervensi Keperawatan

N Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi


O
1 Pola nafas tidak Perbaikan Melaporkan 1.Pantau Mengidentifikasi hasil
efektif b.d inspirasi dan pola nafas Dapat bernafas frekuensi pemeriksaan
dan/ekspirsi yang normal Dengan efektif kedalam Dasar untuk
tidak memberikan
pola nafas Pemantauan
ventilasi adekuat
perubahan
selanjutnya, dan
mengevaluasi
efektifitas intervensi

2.Dorong pasien Mencegah aktifitas


Untuk nafas Meningkatkan
Dalam dan Aktifitas yang
batuk adekuat
2 Nyeri akut b.d Pasien tidak Mampu 1.Kaji Nyeri 1.Mengetahui skala
Kurangnya suplai Mengalami mengontrol nyeri Nyeri, daerah nyeri,
Oksigen pada otot nyeri (Tahu penyebab dan factor pencetus
nyeri ) Nyeri.
2.Ajarkan teknik 2.Untuk mengajarkan
Relaksasi pasien apabila nyeri
kepada Timbul
Pasien 3.Untuk mengurangi
rasa nyeri
3.Berikan 4.Untuk mengetahui
analgetic Keadaan umum pasien

3 Hipotermi b.d Mempertahanka Suhu: 36-37, 1.Pantau suhu 1.Perubahan suhu


Penuruma n tidak Tubuh pasien yang signifikasi
Sekresi tubuh Suhu tubuh Mengigil, tidak Membantu dalam
Dalam batas Pucat pemberian
Normal 2.Berikan buli- 2.Memberikan
buli panas pada rangsangan panas
kaki dari
Luar untuk
membantu
Mempertankan suhu
Tubuh yang optimal
3.Pantau 3.Menjaga suhu
suhu lingkungan lingkungan tetap
konstan sehingga
tidak terjadi
pertukaran antara
suhu tubuh dan suhu
ruangan.
4.Batasi aktivitas 4.Aktivitas yang
tinggi
meningkatkan
metabolism tubuh
pengeluaran
panas dari tubuh

4 Konstipasi b.d Melaporkan 1.Berikan 1.Meningkatkan


. dengan penurunan Hilang dari pasase bentuk makanan yang masa feses dan
Fungsi system konstipasi Feses lunak Kaya serat frekuensi BAB
penurunan
2.Ajarkan pada 2.Untuk peningkatan
Pasien tentang asupan cairan kepada
Jenis-jenis pasien agar feses
Makanan yang tidak keras
Banyak
mengandung air

3.Kolaborasi 3.Untuk
Pemberian obat mengencerkan feses
Pencahar
dan enema
bila diperlukan
5. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses perawatan dan merupakan
perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang
telah ditetapkan dilakukan dengan cara melibatkan pasien dansesama tenaga kesehatan
(Nasrul Effendi, 1995).
Evaluasi pada pasien dengan gangguan system endokrin hipotiroidsme adalah :

1.Perbaikan dan pola nafas normal.

2.Rasa nyeri yang dirasakan pasien berkurang/hilang

3.Mepertahankan suhu tubuh dalam batas normal

4.Hilangnya konstipasi pada pasien

BAB III

PENUTUP
A.Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh.Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis
tubuh. Beberapa pasien dengan hipotiroidisme mempunyai kelenjar tiroid yang mengalami
atrofi atau tidak mempunyai kelenjar tiroid akibat pembedahan atau ablasi radioisotope,
atau akibat destruksi oleh antibody autoimun yang beredar dalam sirkulasi. Cacat
perkembangannya dapat juga menjadi penyebab tidak terbentuknya kelenjar tiroid pada
kasus hipotiroidisme kongenital. Hipotiroidism adalah suatu keadaan dimana kelenjar tirod
kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormone tiroid.Hipotiroid yang sangat berat
disebut miksedema. Hipotiroidisme terjadi akibat penurunan kadar ormone tiroid dalam
darah. Kelainan ini kadang-kadang disebut miksedema

B. Saran
Dengan dibuatnya asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan endokrin
hipotiroidsm ini diharapkan mahasiswa untuk lebih bisa memahami, mengetahui dan
mengerti tentang cara pembuatan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami
gangguan endokrin hipotiroidsme.
DAFTAR PUSTAKA
SM Yunita Rahmi.2015. Asuhan Keperawatan Hipertiroid dan Hipotiroid. (online)
(http://yunaite.blogspot.co.id/2015/05/asuhan-keperawatan-hipertiroid-dan.html)
Diunduh tanggal 04 September 2017 Raharia Ekky. 2015. Asuhan Keperawatan
Pada Klien Hipertiroid. (online) (http://ekkyraharia.blogspot.co.id/2015/03/asuhan-
keperawatan-pada-klien.html) Diunduh tanggal 05 September 2017 Rahayu Puput.
2014. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipertiroid. (online) (http://a-
puputrahayu.blogspot.co.id/2014/12/asuhan-keperawatan-pada-pasien-
dengan.html) Diunduh tanggal 05 September 2017 Setyaningsih Rina Nur. 2013.
Hipotiroid. (online)

Anda mungkin juga menyukai