Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH FALSAFAH TEORI DAN ETIK KEPERAWATAN

TEORI KEPERAWATAN HILDEGARD E. PEPLAU

KELOMPOK 4
NAMA KELOMPOK :
1. ANDI PRANATA NIM : SNR19214070
2. DINA APRIYANI NIM : SNR19214037
3. FRANSISKA TASYA ALEXANDRA NIM : SNR1921xxxx
4. NADIA DEWI ANZHANI NIM : SNR19214062
5. TOPAN SANJAYA NIM : SNR19214027

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN REGULAR B


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat
merampungkan penyusunan makalah Falsafah Teori Dan Etik Keperawatan
dengan judul “Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau” tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini semaksimal mungkin kami upayakan dan
didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam
penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi
para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki
makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana
ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-
makalah selanjutnya.

Pontianak, 28 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................ i

KATA PENGANTAR ..................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................... 4

A. Latar Belakang ................................................. 4


B. Rumusan Masalah ............................................ 5
C. Tujuan ............................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Biography Hildegard E. Peplau ...................... 6


B. Keperawatan Psikodinamik ............................ 8
C. Teori Keperawatan Peplau dan
Komponen Utama Keperawatan .................... 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................. 14
B. Saran ............................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 15


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap individu selalu berusaha untuk mencari hal-hal yang baru
atau pun menyempurnakan hal yang sudah ada dan atau mereka ingin
membuktikan kejadian-kejadian yang ada di alam sekitamya. Hal tersebut
tentunya karena individu yang bersangkutan ingin mendapatkan
pengalaman hidup ataupun ingin berharga dalam kehidupannya sehingga
bisa bermanfaat. Keyakinan yang mereka miliki berdasarkan hasil
penelitian atau pembuktian tersebut disusun dalam suatu alur yang
sistematis baik dalam bentuk falsafah, konsep, teori dan proses. (Akhmadi,
2016).
Teori sendiri memiliki pengertian suatu pandangan yang sistematis
terhadap suatu gejala atau fenomena yang ada dengan menentukan
hubungan spesifik terhadap konep yang digunakan untuk menjelaskan,
menganalisa atau meramalkan suatu kejadian. Teori yang sudah ada dan
diyakini kebenarannya dapat juga mengalami perkembangan atau pun
digugurkan bila ada suatu pembuktian yang lain dan dapat mengungguli
teori yang sudah ada. Oleh karena itu teori tersebut dapat diubah, diuji atau
digunakan dalam suatu pedoman penulisan ilmiah. (Akhmadi, 2016)
Teori keperawatan yang saat ini dikembangkan dan diterapkan
dalam keperawatan baik untuk keperluan pendidikan maupun praktek
keperawatan menggunakan empat model. Semua model tersebut
menggambarkan konsep yang sama yaitu :
1. Orang yang menerima asuhan keperawatan
2. Lingkungan (masyarakat)
3. Kesehatan (sehat/sakit, kesehatan dan penyakit)
4. Keperawatan dan peran perawat (tujuan/sasaran, peran dan fungsi)
Teori-teori keperawatan yang ada saat ini semuanya dibangun atas
empat konsep yang menghasilkan suatu model keperawatan. Model
keperawatan tersebut digunakan dalam praktik, penelitian ataupun
pengajaran. Karena keperawatan digunakan dalam hal teori maka model
konsep keperawatan harus dikenalkan dan dapat dipahami oleh profesi
perawat. Meskipun keempat teori itu digunakan dalam setiap teori
keperawatan namun pengertian dan hubungan antara yang satu dan yang
lain berbeda. (Akhmadi, 2016)
Dalam hal ini kami akan mencoba menguraikan salah satu model
konseptual keperawatan yang digunakan dalam praktik keperawatan yaitu
Interpersonal Process Model dari Hildegard E. Peplau. Model konsep
keperawatan yang diterapkan oleh Peplau yaitu menjelaskan tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang
menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mecakup komponen
sentral yaitu klien, perawat, kecemasan yang ditimbulkan akibat sakit dan
proses interpersonal.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep teori keperawatan Hildegard E.
Peplau.
2. Agar mahasiswa mampu memahami, mengaplikasikan, dan
menerapkan konsep keperawatan Hildegard E. Peplau dalam praktik
keperawatan.

C. Manfaat
Dengan mengetahui konsep keperawatan Hildegard E. Peplau
sebagai seorang mahasiswa dan perawat diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan kinerja dalam pendidikan ataupun dalam memberi asuhan
keperawatan terhadap klien.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biography Hildegard E. Peplau


Hildegard E. Peplau merupakan salah satu perawat terkemuka
dunia yang dikenal banyak orang sebagai Nurse of The Century. Hildegard
E. Peplau meninggal pada tanggal 17 Maret 1999 di Sherman Oaks,
California. Peplau adalah satu-satunya perawat yang pernah melayani
American Nurses Association (ANA) sebagai direktur eksekutif dan
kemudian sebagai presiden. Dia juga terpilih untuk melayani dua periode
di Dewan Perawat Internasional. Pada tahun 1997, Peplau menerima
penghargaan tertinggi keperawatan yaitu Christiane Reimann Prize di
International Council of Nurses Quadrennial Congress. Penghargaan ini
diberikan setiap 4 tahun sekali untuk kontribusi nasional dan internasional
yang luar biasa untuk keperawatan dan perawatan kesehatan. (Nikki S,
1999).
Pada tahun 1996, Akademi Keperawatan Amerika menghormati
Peplau sebagai Living Legend dan pada tahun 1998 American Nurses
Association (ANA) melantiknya secara universal sebagai Mother of
Psychlatric Nursing. Pekerjaan teoritis dan klinisnya mengarah pada
pengembangan bidang khusus keperawatan psikiatris. Buku yang berjudul
Interpersonal Relations in Nursing (1952), selesai pada tahun 1948.
Namun, publikasi tertunda selama bertahun-tahun karena pada saat itu
terlalu revolusioner bagi seorang perawat untuk menerbitkan buku yang
tidak ditulis bersama oleh seorang dokter. (Nikki S, 1999).
Sejak publikasinya buku Interpersonal Relations in Nursing (1952)
proses interpersonal pun telah diintegrasikan secara universal ke dalam
pendidikan keperawatan dan praktik keperawatan di seluruh Amerika
Serikat dan luar negeri. Dan telah diperdebatkan bahwa Peplau telah
menghasilkan perubahan terbesar dalam praktik keperawatan sejak
Florence Nightingale. Peplau dianugerahi gelar doktor kehormatan dari
beberapa universitas antara lain Alfred, Columbla, Duke, Indiana, Ohio
State, Rutgers, dan University of Ulster di Irlandia. Peplau dinobatkan
sebagai salah satu dari 50 Great Americans di Who's Who in America pada
1995 oleh Marquis. Peplau adalah anggota terpilih dari Akademi
Keperawatan Amerika dan anggota Sigma Theta Tau yaitu kehormatan
keperawatan masyarakat nasional. (Nikki S, 1999).
Hildegard E. Peplau lahir pada tanggal 1 September 1909 di
Reading, Pennsylvania. Peplau merupakan putri kedua dari Immi Grants
Gustav dan Ottylie Peplau. Dia adalah satu dari enam anak, memiliki dua
saudara perempuan dan tiga saudara laki-laki. Sebagai seorang anak
Peplau menyaksikan epidemi flu yang menghancurkan pada tahun 1918.
Pengalaman pribadi ini sangat memengaruhi pemahamannya tentang
dampak penyakit dan kematian pada keluarga. Peplau memulai karirnya
di bidang keperawatan pada tahun 1931 sebagai lulusan Sekolah
Keperawatan Pottstown, Pennsylvania. Dia kemudian bekerja sebagai
perawat staf di Pennsylvania dan New York City. Posisi Peplau pada saat
musim panas sebagai perawat perkemahan musim panas di Universitas
New York yang menyebabkan rekomendasi bagi Peplau untuk menjadi
perawat sekolah di Bennington College di Vermont. Di sana Peplau
memperoleh gelar sarjana dalam psikologi interpersonal pada tahun 1943.
Di Bennington dan melalui pengalaman lapangan di Chestnut Lodge,
sebuah fasilitas psikiatris pribadi dan mempelajari masalah psikologis.
(Nikki S, 1999).
Pekerjaan seumur hidup Peplau sebagian besar terfokus
memperluas teori interpersonal Sullivan untuk digunakan dalam praktik
keperawatan. Dari tahun 1943 hingga 1945, ia bertugas di Korps Perawat
Angkatan Darat dan ditugaskan di Rumah Sakit Stasiun Lapangan ke-312
di Inggris, tempat Sekolah Psikiatri Militer Amerika berada. Di sini dia
bertemu dan bekerja dengan semua tokoh terkemuka dalam psikiatri
Inggris dan Amerika. Setelah perang Peplau bersama anggota kesehatan
yang lain membentuk kembali sistem kesehatan mental di Amerika Serikat
melalui Undang-Undang Kesehatan Mental Nasional tahun 1948. (Nikki S,
1999).
Selama tahun 1950-an dan 1960-an Peplau mengadakan lokakarya
musim panas untuk perawat di seluruh Amerika Serikat. Dalam seminar
ini Peplau mengajarkan konsep interpersonal dan teknik wawancara,
keluarga, dan terapi kelompok. Peplau juga berpartisipasi dalam banyak
kelompok pembuat kebijakan-kebijakan pemerintah. Setelah pensiun pada
tahun 1976 Peplau melayani sebagai profesor tamu di Universitas Leuven
di Belgia di mana Peplau membantu mendirikan program sarjana
keperawatan. (Nikki S, 1999).

B. Keperawatan Psikodinamik
Kontribusi Peplau dalam bidang keperawatan, khususnya
keperawatan psikiatri, sangat banyak. Tahun 1952, ia meluncurkan
bukunya yang berjudul Interpersonal Relations in Nursing. Peplau
membuat model keperawatan dengan istilah keperawatan psikodinamik.
Menurut Peplau keperawatan psikodinamik merupakan kemampuan
seseorang (perawat) untuk memahami tingkah laku guna membantu orang
lain, mengidentifikasi kesulitan yang dirasakan, dan untuk menerapkan
prinsip hubungan manusia pada permasalahan yang timbul di semua level
pengalamannya. (Asmadi, 2005).
Peplau mengembangkan modelnya dengan memerinci konsep
struktural dari proses antar personal disinilah letak fase hubungan perawat
klien (nurse patient relationship). Peplau menjelaskan tentang empat fase
hubungan antar perawat klien yang saling berkaitan serta disetiap fase
diperlukan peran yang berbeda sesuai kebutuhan klien, yaitu sebagai
berikut :
1. Fase Orientasi
Pada fase ini, perawat dan klien bertindak sebagai dua
individu yang belum saling mengenal. Selama fase orientasi, klien
merupakan seseorang yang memerlukan bantuan profesional dan
berperan membantu klien mengenali dan memahami masa serta
menentukan apa yang klien perlukan saat itu. Jadi fase orientasi ini
merupakan fase untuk menentukan adanya masalah.
Fase orientasi dipengaruhi langsung oleh sikap perawat dan
klien dalam memberi atau menerima pertolongan. Selain itu, fase ini
juga diperngaruhi oleh ras, budaya, agama, pengalaman, latar
belakang dan harapan klien maupun perawat. Akhir dari fase ini
adalah perawat dan klien bersama-sama mengidentifikasi adanya
masalah serta menumbuhkan rasa saling percaya sehingga keduanya
siap untuk melangkah ke fase berikutnya. (Asmadi, 2005)
2. Fase Identifikasi
Pada fase ini, klien memberikan respons atau
mengidentifikasi persoalan yang ia hadapi bersama orang yang
dianggap memahami masalahnya. Respons setiap klien berbeda satu
sama lain. Disini perawat melakukan eksplorasi perasaan dan
membantu klien menghadapi penyakit yang ia rasakan sebagai
sebuah pengalaman yang mengorientasi ulang perasaannya dan
menguatkan kekuatan positif pada pribadi klien serta memberi
kepuasan yang diperlukan.
Selama fase identifikasi, klien diharapkan mulai memiliki
perasaan terlibat dan mulai memiliki kemampuan untuk mengatasi
masalahnya dengan mengurangi perasaan tidak berday dan putus asa.
Upaya ini akan menumbuhkan sikap positif pad diri klien guna
melaju ke fase selanjutnya. Jadi fase identifikasi merupakan fase
penentu bantuan apa yang diperlukan oleh klien. Pada fase ini
perawat juga memberi beberapa alternatif untuk mengatasi masalah
klien. (Asmadi, 2005).
3. Fase Eksplotasi
Pada fase ini, perawat memberi layanan keperawatan
berdasarkan kebuthan klien. Disini masing-masing pihak mulai
merasa menjadi bagian integral dari proses interpersonal. Selama
fase eksploitasi, klien mengambil secara penuh nilai yang ditawarkan
ke padanya melalui sebuah hubungan.
Prinsip tindakan pada fase ini adalah ekplorasi/menggali
memahami keadaan klien, dan mencegah meluasnya masalah.
Perawat mendorong klien untuk menggali dan mengungkapkan
perasaan, emosi, pikiran, serta sikapnya tanpa paksaan dan
mepertahankan suasana terapeutik yang mendukung.
Pada fase ini, perawat juga dituntut menguasai keterampilan
berkomunikasi secara terapeutik. Dnegan demikian, dapat dikatakan
bahwa fase ekplorasi merupakan fase pemberian bantuan kepada
klien sebagai langkah pemecahan masalah. Jika fase ini berhasil,
proses interpersonal akan berlanjut ke fase akhir, yaitu fase resolusi.
(Asmadi, 2005)
4. Fase Resolusi/Terminasi
Pada fase ini, tujuan bersama antara perawat dan klien sudah
sampai pada tahap akhir dan keduanya siap mengakhiri hubungan
terapeutik yang selama ini terjalin. Fase resolusi terkadang menjadi
fase yang sulit bagi kedua ketegangan jika ada hal-hal yang belum
terselesaikan pada masing-masing fase. Indikator keberhasilan untuk
fase ini adalah jika klien sudah mampu mandiri dn lepas dari bantuan
perawat. Selanjutnya, baik perawat maupun klien akan menjadi
individu yang matang dan lebih berpengalaman. (Asmadi, 2005)
Dalam hubungan perawat klien, ada enam peran perawat yang
harus dilaksanakan. Peran tersebut berbeda setiap fasenya. Keenam peran
tersebut antara lain yaitu :
1. Role of The Stranger (Peran sebagai orang asing)
Peran ini merupakan peran awal dalam hubungan perawat
klien. Disini kedua belah pihak merupakan orang asing bagi pihak
lainnya. Sebagai orang asing, perawat harus memperlakukan klien
secara sopan, tidak boleh memberi penilaian sepihak, menerima
klien apa adanya, serta memperlakukan klien dengan penuh perasaan.
(Asmadi, 2005).
2. Role of Resource Person (Peran sebagai narasumber)
Dalam perannya sebagai narasumber, perawat memberi
jawaban yang spesifik dari setiap pertanyaan klien, terutama
mengenai informasi kesehatan. Selain itu perawat juga
menginterpretasikan kepada klien rencana perawatan dan rencana
medis untuk hal tersebut. (Asmadi, 2005).
3. Teaching Role (Peran sebagai pengajar)
Teaching role merupakan kombinasi dari seluruh peran
dalam menggunakan informasi. Teaching role, menurut Peplau
terbagi atas dua kategori, yaitu instruksional dan eksperimental.
Penyuluhan instruksional adalah pemberian informasi secara luas
dan merupakan bentuk yang dipakai dalam literatur pendidikan.
Penyuluhan eksperimental adalah penyuluhan dengan menggunakan
pengalaman sebagai pijakan dalam pengembangan pengajaran.
(Asmadi, 2005).
4. Leadership Role (Peran sebagain pemimpin)
Leadership role merupakan peran yang berkaitan dengan
kepemimpinan, terutama mengenai proses demokratis dalam asuhan
keperawatan. Perawat membantu klien dalam mengerjakan tugas-
tugasnya melalui hubungan yang sifatnya kooperatif dan melibatkan
partisipasi aktif klien. (Asmadi, 2005).
5. Surrogate Role (Peran sebagai wali)
Dalam Surrogate role klien menganggap perawat sebagai
walinya. Oleh sebab itu, sikap perawat dan perilakunya harus
menciptakan perasaan tertentu dalam diri klien yang bersifat reaktif
yang muncul dari hubungan sebelumnya. Fungsi perawat disini
adalah membimbing klien lalu membantunya melihat perbedaan
antara dirinya dan sosok yang ia bayangkan tersebut. (Asmadi, 2005).
6. Counseling Role (Peran sebagai nasihat)
Peplau mempercayai bahwa counseling role memiliki
peranan yang besar dalam keperawatan psikiatri. Dalam hubungan
perawat klien, peran ini sangat penting sebab tujuan dari teknik
hubungan antar personal adalah membantu klien mengingat dan
memahami sepenuhnya peristiwa yang terjadi pada dirinya saat ini.
Dengan demikian, satu pengalaman dapat diintegrasikan dengan
pengalaman lainnya dalam hidupnya, bukannya justru dipisahkan.
(Asmadi, 2005).

Resolusi Surrogate Role

Leadership Role
Eksploitasi

Teaching Role

Identifikasi
Role of Resource Person

Orientasi Role of The Stranger

Hubungan Perawat Klien

C. Teori Keperawatan Peplau dan Komponen Utama Keperawatan


1. Keperawatan
Keperawatan didefinisikan oleh Peplau sebagai sebuah
proses yang signifikan, bersifat terapeutik dan interpersonal.
Keperawatan instrumen edukatif, kekuatan yang mendewasakan dan
mendorong kepribadian seseorang dalam arah yang kreatif,
konstruktif, produktif, personal, dan kehidupan komunitas. Profesi
keperawatan memiliki tanggung jawab legal didalam pemanfaatan
keperawatan secara efektif berikut segala konsekuensinya bagi klien.
Proses interpersonal merupakan hubungan humanistik antara
individu yang sakit, atau memerlukan layanan kesehatan, dan
perawat didalam mengenali dan merespons kebutuhan klien. Konsep
utama dalam proses interpersonal ini adalah perawat, klien,
hubungan terapeutik, tujuan, kebutuhan manusia, kecemasan,
ketegangan, dan frustasi. (Asmadi, 2005).
2. Individu
Individu menurut Peplau adalah organisme yang mempunyai
kemampuan untuk berusaha mengurangi ketegangan yang
ditimbulkan oleh kebutuhan. Berdasarkan penjelasan ini, Peplau
mendefinisikan individu sebagai manusia sebab manusia adalah
sebuah organisme yang hidup dalam ekuilibrium yang tidak stabil.
(Asmadi, 2005).
3. Kesehatan
Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai sebuah simbol
yang menyatakan secara tidak langsung perkembangan progresif dari
kepribadian dan proses kemanusiaan yang terus menerus mengarah
pada keadaan kreatif, konstruktif, produktif, di dalam kehidupan
ataupun komunitas. (Asmadi, 2005).
4. Lingkungan
Menurut Peplau lingkungan merupakan kekuatan yang
berada di luar organisme dan berada dalam konteks kultural.
Meskipun Peplau tidak secara langsung menyebutkan lingkungan
sebagai salah satu konsep utama dalam keperawatan, tetapi ia lebih
berfokus pada kondisi psikologis dalam diri seseorang tersebut.
(Asmadi, 2005).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Peplau membuat model keperawatan dengan istilah keperawatan
psikodinamik. Menurut Peplau keperawatan psikodinamik merupakan
kemampuan seseorang (perawat) untuk memahami tingkah laku guna
membantu orang lain, mengidentifikasi kesulitan yang dirasakan, dan
untuk menerapkan prinsip hubungan manusia pada permasalahan yang
timbul di semua level pengalamannya. (Asmadi, 2005).
Peplau mengembangkan modelnya dengan memerinci konsep
struktural dari proses antar personal disinilah letak fase hubungan perawat
klien (nurse patient relationship). Peplau menjelaskan tentang empat fase
hubungan antar perawat klien yang saling berkaitan serta disetiap fase
diperlukan peran yang berbeda sesuai kebutuhan klien. Dan terdapat pula
enam peran perawat yang harus dilaksanakan saat berhubungan dengan
klien.
Berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Peplau dan komponen
utama keperawatan seperti keperawatan, individu, kesehatan, dan
lingkungan ini juga saling berkaitan satu sama lain. Meskipun Peplau tidak
secara langsung menyebutkan lingkungan sebagai salah satu konsep utama
dalam keperawatan, tetapi ia lebih berfokus pada kondisi psikologis dalam
diri seseorang tersebut. (Asmadi, 2005).

B. Saran
Seharusnya dalam penulisan penyusunan makalah ini penulis lebih
memperbanyak teori yang mendukung dan membuat contoh penerapan
teori Peplau dalam berhubungan dengan klien.
DAFTAR PUSTAKA

Akhmadi. 2016. Konsep, Teori dan Model Keperawatan.


http://dosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-
content/uploads/sites/19/2016/02/Konsep-Teori-Dan-Model-
Keperawatan.pdf , diakses pada tanggal 24 September 2019.

Asmadi. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC.


https://books.google.co.id/books?id=O3y5bNnwND0C&pg=PA135&dq=t
eori+keperawatan+peplau&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwixyISMz-
rkAhXy7HMBHYLjC1YQ6AEIKTAA#v=onepage&q=teori%20keperaw
atan%20peplau&f=false , diakses pada tanggal 24 September 2019.

Nikki S, Polis, RN, Phd. 1999. Hildegard E. Peplau, 89 Nursing Scholar,


Educator, and Leader. Journal of The American Psychiatric Nurses
Association. University MacDonald Women’s Hospital.
https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/107839039900500202 ,
diakses pada tanggal 24 September 2019.

Anda mungkin juga menyukai