Anda di halaman 1dari 26

Askep kehamilan dengan

DM Gestasional
DEFINISI •
• Diabetes Mellitus Gestasional adalah intoleransi karbohidrat dengan
berbagai tingkat keparahan, yang awitannya atau pertama kali dikenali
selama masa kehamilan (ADA,1990).
• Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) adalah kelainan pada metabolisme
karbohidrat dari faktor yang memberatkan yang terjadi selama kehamilan
(Marilyn, 2001)

 Diabetes Melitus pada kehamilan atau sering disebut Diabetes Melitus


Gestasional, merupakan penyakit diabetes yang terjadi pada ibu yang
sedang hamil.
ETIOLOGI •
• Diabetes mellitus dapat merupakan kelainan herediter
dengan cara insufisiensi atau absennya insulin dalam
sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi.
Berkurangnya glikogenesis.

• Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan,


penyakit ini akan menyebabkan perubahan-perubahan
metabolik dan hormonal pada penderita yang juga
dipengaruhi oleh kehamilan.
Risiko Tinggi DM Gestasional
• Umur lebih dari 30 tahun
• Obesitas dengan indeks massa tubuh 30 kg/m2 
• Riwayat DM pada keluarga (ibu atau ayah)
• Pernah menderita DM gestasional sebelumnya
• Pernah melahirkan anak besar > 4.000 gram
• Adanya glukosuria
KLASIFIKASI
ada 2 kemungkinan

• Pada Diabetes Mellitus Gestasional dialami oleh si Ibu:


▫ Ibu tersebut memang telah menderita DM sejak sebelum hamil
▫ Si ibu mengalami/menderita DM saat hamil
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke:
• Klas I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang timbul pada waktu
hamil dan menghilang setelah melahirkan.
• Klas II : Pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai sejak sebelum
hamil dan berlanjut setelah hamil.
• Klas III : Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi
penyakit pembuluh darah seperti retinopati, nefropati, penyakit
pembuluh darah panggul dan pembuluh darah perifer, 90% dari wanita
hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam DMG / DM Type 1
MANIFESTASI KLINIS
 Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya
serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak
menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing. Poliuri (banyak
kencing)

 Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena
poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum. Polidipsi (banyak minum)

 Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar).
Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun klien banyak makan,
tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pada pembuluh darah. Polipagi
(banyak makan)
MANIFESTASI KLINIS
• Penurunan berat badan  Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah
dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusama mendapat peleburan zat dari
bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein, karena tubuh terus
merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan memecah cadangan makanan
yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak sehingga
klien dengan DM walaupun banyak makan akan tetap kurus.
• Kesemutan Gatal Pandangan kabur
• Pruritus vulvae pada wanita
• Lemas Lekas lelah,
• tenaga kurang.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Kriteria Diagnosis:
• Gejala klasik DM + gula darah sewaktu lbh dr 200 mg/dl. Gula
darah sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari
tanpa memerhatikan waktu makan terakhir. Atau:
• Kadar gula darah puasa 126 mg/dl.Puasa diartikan pasien tidak
mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam. Atau:
• Kadar gula darah 2 jam pada TTGO 200 mg/dl. TTGO dilakukan
dengan Standard WHO, menggunakan beban glukosa yang setara
dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air.
• Reduksi Urine
• Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari
pemeriksaan urine rutin yang selalu dilakukan di klinik.
Hasil yang (+) menunjukkan adanya glukosuria.
Patofisiologi

• Pada wanita hamil, terdapat perubahan metabolisme, salah satu nya metabolisme
glukosa. Pada awal kehamilan, terjadi hyperplasia dari sel β pancreas yang merupakan
dampak dari meningkatnya hormone estrogen dan progesterone pada ibu.
• Kondisi tersebut menyebabkan tingginya kadar insulin pada awal kehamilan. Pada
trimester kedua dan ketiga, adanya faktor dari feto-plasenta membuat penurunan
sensitivitas insulin dari ibu.
• Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang
menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui.
• Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya
dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu.
• Insulin ibu tidak dapat mencapai janin, sehingga kadar gula darah ibu mempengaruhi
kadar darah janin.
• Pengendalian kadar gula darah terutama dipengaruhi oleh insulin, di samping hormon
estrogen, steroid, dan plasenta laktogen.
• Akibat lambatnya resorbsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini
menyebabkan kebutuhan insulin meningkat. Menjelang aterm kebutuhan insulin
meningkat hingga mencapai 3 kali dari keadaan normal.
• Hal ini disebut tekanan diabetojenik dalam kehamilan. tjdnya DM krn perubahan
PENGARUH DIABETES MELLITUS TERHADAP KEHAMILAN

1. Dalam kehamilan

a. Insufisiensi plasenta menyebabkan:


1) Abortus-prematurius.  control glikemik buruk
2) Kematian janin dalam rahim.
3) Kelainan kongenital meningkat

b. Komplikasi kehamilan dengan DM:


1) Hidramnion.  peningkatan konsentrasi glukosa
2) Makrosomia diikuti kelainan letak janin.
3) Pre-eklampsia dan eklampsia.

2. Pengaruh diabetes tehadap persalinan


a. Inersia uteri primer dan sekunder.
b. Persalinan operatif makrosomia.
Lanjut…

3. Pengaruh terhadap kala nifas


Mudah terjadi infeksi sampai sepsis.

4. Pengaruh terhadap janin


Gangguan insufisiensi plasenta :
a. Abortus sampai kematian janin dalam rahim.
b. Makrosomia dengan komplikasinya.
c. Dismaturitas dan meningkatnya kematian neonatus kelainan kongenital.
d. Kelainan neurologis sampai IQ rendah. -- . hipoglikemia
e. Kematangan paru terhambat menimbulkan RDS, asfiksia, dan lahir mati
 hiperinsulinemia
PENATALAKSANAAN

• Terapi Diet
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus adalah untuk mengatur
glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi akut dan kronik. Jika klien berhasil
mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari hyperglikemia atau hypoglikemia.

• Terapi Insulin
Menurut Prawirohardjo, (2002) yaitu sebagai berikut : Daya tahan terhadap insulin
meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang dibebaskan oleh kegiatan antiinsulin
plasenta. Penderita yang sebelum kehamilan sudah memerlukan insulin diberi insulin dosis
yang sama dengan dosis diluar kehamilan sampai ada tanda-tanda bahwa dosis perlu
ditambah atau dikurangi.

• Olahraga
Kecuali kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai direkomendasikan untuk memperbaiki
sensitivitas insulin dan kemungkinan memperbaiki toleransi glukosa. Olahraga juga dapat
membantu menaikkan berat badan yang hilang dan memelihara berat badan yang ideal ketika
dikombinasi dengan pembatasan intake kalori
KOMPLIKASI

• Hipoglikemia, terjadi pada enam bulan pertama kehamilan,


• Hiperglikemia, terjadi pada kehamilan 20-30 minggu akibat resistensi
insulin, Infeksi saluran kemih, Preeklampsi, Hidramnion, Retinopati,
Trauma persalinan akibat bayi besar Komplikasi pada Ibu
• Abortus, Kelainan kongenital spt sacral agenesis, neural tube defek,
Respiratory distress, Neonatal hiperglikemia, Makrosomia,
Hipocalcemia, Kematian perinatal akibat diabetic ketoasidosis,
Hiperbilirubinemia .
• Makrovaskular: stroke, penyakit jantung koroner,ulkus/ gangren.
• Mikrovaskular: retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik),
syaraf (stroke,neuropati).
• Koma: hiperglikemi, hipoglikemi.
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
• PENGKAJIAN
• Identitas •
• Usia : perlu diketahui kapan ibu dan berapa tahun ibu menderita Diabetes melitus,
karena semakin lama ibu menderita DM semakin berat komplikasi yang muncul.
Seperti yang dijelaskan pada klasifikasi DM.
• Keluhan Utama
• Biasanya ibu hamil dengan DM mengeluh Mual, muntah, penambahan berat badan
berlebihan atau tidak adekuat, polipdipsi, poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan
retinopati.
• Riwayat Penyakit Keluarga • Perlu dikaji apakah ada keluarga yang menderita DM,
karena DM bersifat keturunan
Riwayat Kehamilan sekarang
• Hamil muda, keluhan selama hamil muda
• Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan,
tinggi badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah,
keadaan gizi akibat mual, keluhan lain.
• Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan,
beberapa kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat.
• Pada saat antenatalcare perlu diobservasi secara ketat juga
kepatuhan ibu dalam menjalani diet, kadar gula darah dan
perawatan yang diberikan.
Pola Aktivitas Sehari-hari

• Pola Nutrisi Frekuensi makan : pasien dengan DM biasanya mengeluh sering


lapar dan haus.
• Pola eliminasi BAK : pasien dengan DM memiliki gejala yaitu poliuri atau sering
berkemih. BAB : biasanya tidak ada gangguan.

• Pola istirahat tidur


• Gangguan pola tidur karena perubahan peran dan melaporkan kelelahan yang
berlebihan.
• Pola aktifitas dan latihan Aktivitas yang berlebih pada keadaan hipoglikemi
dapat menyebabkan rasa lapar meningkat, pusing, nyeri kepala, berkeringat,
letih, lemah, pernapasan dangkal dan pandangan kabur. Jika ini terjadi maka ibu
akan rentan terhadap cedera dan jika rasa lapar berlebih ini akan menyebabkan
ketidakpatuhan diet ibu.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum jika dalam keadaan hipoglikemi ibu bisa merasa lemah dan letih
• TD ibu dengan DM perlu diobservasi tekanan darahnya karena komplikasi dari
ibu dengan DM adalah preeklamsia dan eklamsia.
• Nadi pada keadaan hiperlikemi biasanya nadi lemah dan cepat.
• Respirasi pada keadaan hiperglikemi atau diabetik ketoasidosis biasanya RR
meningkat dan napas bau keton.
• Suhu tidak ada gangguan, tetapi biasanya kulit pasien lembab pada kondisi
hipoglikemi.
• Berat badan ibu dengan DM biasanya memiliki berat badan berlebih, dan terjadi
peningkatan berat badan waktu hamil yang berlebih
• Kepala & rambut : Tidak gangguan
• Wajah : Pasien pada keadaan hipoglekmia biasanya terlihat pucat.
• Mata : Pada keadaan hipoglikemi pasien akan mengeluh pandangan
kabur atau ganda dan pada keadaan hiperglikemi pasien akan
mengeluh pandangan redup.
• Hidung : Pasien dengan hiperglikemia pernapasana cepat dan
dangkal, napas bau keton.
• Keadaan mulut : Tidak ada gangguan.
• Telinga : Tidak ada gangguan.
• Leher : Tidak ada gangguan.
• Dada dan payudara ▫ Dada : Pasien dengan hiperglikemia
pernapasana cepat dan dangkal, napas bau keton. ▫ Sirkulasi
jantung : Perlu dikaji peningkatan tekanan darah dan nadi pasien. ▫
Payudara : Pada umumnya tidak gangguan.
• Ekstremitas dan kulit Pada keadaan hipoglikemia pasien akan
berkeringat dan kulit pasien lembab.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna dan
menggunakan nutrisi kurang tepat.

2. Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan


perubahan kontrol diabetik, profil darah abnormal atau anemia,
hipoksia jaringan dan perubahan respon imun.

3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi diabetes, prognosis dan


kebutuhan tindakan berhubungan dengan kurang informasi,
kesalahan informasi dan tidak mengenal sumber informasi.
4. Resiko tinggi terhadap trauma, gangguan pertukaran gas
pada janin berhubungan dengan ketidakadekuatan kontrol
diabetik maternal, makrosomnia atau retardasi
pertumbuhan intra uterin.

5. Gangguan psikologis: ansietas berhubungan dengan


situasi krisis atau mengancam pada status kesehatan
(maternal atau janin).
Dx 1.
Intervensi
1 Timbang berat badan setiap kunjungan prenatal.
Penambahan berat badan adalah kunci petunjuk untuk memutuskan
penyesuaian kebutuhan kalori.
2 Kaji masukan kalori dan pola makan dalam 24 jam.
Membantu dalam mengevaluasi pemahaman pasien tentang aturan diet.
3 Tinjau ulang dan berikan informasi mengenai perubahan yang diperlukan
pada penatalaksanaan diabetic.
Kebutuhan metabolisme dari janin dan ibu membutuhkan perubahan besar
selama gestasi memerlukan pemantauan ketat dan adaptasi
4 Tinjau ulang tentang pentingnya makanan yang teratur bila memakai insulin.
Makan sedikit dan sering menghindari hiperglikemia , sesudah makan dan
kelaparan.
5 Perhatikan adanya mual dan muntah khususnya pada trimester
pertama.
Mual dan muntah dapat mengakibatkan defisiensi karbohidrat yang
dapat mengakibatkan metabolisme lemak dan terjadinya ketosis.
6 Tinjau ulang dan diskusikan tanda gejala serta kepentingan hipo atau
hiperglikemia.
Hipoglikemia dapat terjadi secara cepat dan berat pada trimester
pertama karena peningkatan penggunaan glukosa dan glikogen oleh ibu
dan perkembangan janin. Hiperglikemia berefek terjadinya hidramnion
7 Instruksikan untuk mengatasi hipoglikemia asimtomatik.
Pengguanaan jumlah besar karbohidrat sederhana untuk mengatasi
hipoglikemi menyebabkan nilai glukosa darah meningkat
8 Kolaborasi Diskusikan tentang dosis , jadwal dan tipe insulin.
Pembagian dosis insulin mempertimbangkan kebutuhan basal maternal dan
rasio waktu makan.
9 Kolaborasi dengan ahli gizi.
Diet secara spesifik pada individu perlu untuk mempertahankan normoglikemi.
10 Observasi kadar Glukosa darah.
Insiden abnormalitas janin dan bayi baru lahir menurun bila kadar glukosa darah
antara 60 – 100 mg/dl, sebelum makan antara 60 -105 mg/dl, 1 jam sesudah makan
dibawah 140 mg/dl dan 2 jam sesudah makan kurang dari 200 mg/dl.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai