OLEH :
RATU ALKHAR SAHBANA PUTRI
P07220117068
OLEH :
RATU ALKHAR SAHBANA PUTRI
P07220117068
Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri dan
bukan merupakan jiplakan atau tiruan dari Karya Tulis Ilmiah orang lain untuk
memperoleh gelar dari berbagai jenjang pendidikan di perguruan tinggi manapun baik
sebagian maupun keseluruhan. Jika terbukti bersalah, saya bersedia menerima sanksi
Yang menyatakan
Materai
Rp 6000
Oleh
Pembimbing
Pembimbing Pendamping
Mengetahui,
PANITIA PENGUJI
Ketua Penguji:
NIDN. 4008047301
Penguji Anggota :
Mengetahui,
Hj. Umi Kalsum, S. Pd., M.Kes Ns. Andi Lis Arming Gandini, M.Kep.
NIP. 196508251985032001 NIP. 196803291994022001
RIWAYAT HIDUP
I . Identitas
Nama : Ratu Alkhar Sahbana Putri
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
II. Pendidikan
sampai sekarang
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa T’ala yang
telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
(KTI) dalam rangka memenuhi persyaratan ujian akhir program Diploma III
Keperawatan Pasien Ulkus Diabetkum dengan Pre dan Post Debridement Yang di
yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga Karya Tulis Ilmiah
ini dapat selsai. Oleh karna itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat:
Kemenkes Kaltim.
3. Ns. Andi Lis Arming G, S.Kep, selaku Ketua Program Studi D-III
tulis ilmiah.
tulis ilmiah
7. Bapak Edi Sahbana dan Ibu Rita Aprihatini selaku orang tua saya terimakasih
tanpa hentinya.
Karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu masukan,
saran, serta kritik sangat diharapkan guna kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
urusan dan semoga dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak
Penulis
i
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ULKUS DIABETIKUM
DI RUMAH SAKIT
ABSTRAK
Pendahuluan : Adanya kelainan pada kerja insulin di pancreas dapat
mengakibatkan suatu kondisi meningkatnya kadar gula darah dapat
menimbulkan resiko terjadinya kerusakan makrovaskuler dan mikrovaskuler
sehingga penderita merasa tidak nyaman dengan tubuhnya. Diabetes melitus
merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
kedua-duanya
Metode : Penelitian ini menggunakan metode case review dengan
pendekatan Asuhan Keperawatan mengambil dua kasus pasien
ulkusdiabetikum pre dan post debridement yang dirawat di rumah sakit.
Metode pengambilan data adalah dengan mengambil kasus case melalui
identifikasi, menginterpretasi dan menganalisi dari 2 sumber pustaka. Teknik
pengumpulan data menggunkan case review.
Hasil dan Pembahasan : Berdasarkan analisa data diperoleh pada pasien 1
dan pasien 2 terdapat masalah keperawatan pre operatif yang sama, yaitu
nyeri akut, perfusi perifer tidak efektif, gangguan integritas kulit, gangguan
mobilitas fisik serta resiko infeksi. Masalah keperawatan yang berbeda antar
pasien yaitu pada pasien 1 muncul masalah keperawatan ansietas dan
berduka, sedangkan pada pasien 2 tidak ditemukan masalah keperawatan
yang berbeda. Pada masalah keperawatan post operatif pada kedua pasien
muncul masalah keperawatan yang sama yaitu, nyeri akut, gangguan
integritas kulit, gangguan mobilitas fisik, dan resiko infeksi.
Kesimpulan dan Saran : Setelah dilakukan perawatan selama 2 hari pre
operatif pada pasien 1 masalah keperawatan yang ditemukan belum teratasi.
Pada masalah keperawatan post operatif semua masalah teratasi pada hari ke
5 perawatan. Pada pasien 2 masalah keperawatan pre operatif belum teratasi
dengan 1 hari perawatan, kemudian masalah yang muncul pada post operatif
teratasi semua pada perawatan hari ke 3.
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .............................................................................................. ii
xiii
iii
B. Konsep Asuhan Keperawatan ...................................................... 26
A. Kesimpulan ..................................................................................156
B. Saran .............................................................................................157
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR BAGAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
dan Mexico dengan 8,5 juta penderita pada kategori dewasa. Untuk hasil
badan berlebih atau obesitas, aktivitas fisik yang rendah, riwayat orang
2015)
ulkus kaki diabetik. Ulkus kaki diabetikum tergolong luka kronik yang
sulit sembuh. Kerusakan jaringan yang terjadi pada ulkus kaki diabetik
oksigen, zat makanan, perangkat kekebalan tubuh (sel darah putih, dll)
al 2014).
mengalami infeksi (Richard et al., 2011). Infeksi ulkus diabetik jika tidak
resiko infeksi. Infeksi yang berat pada jaringan lunak dan tulang
pasca amputasi pun tidak sepenuhnya baik, sekitar 14,3% pasien akan
meninggal dunia setelah satu tahun diamputasi dan sekitar 37% pasien
2014).
gold standard dalam terapi ulkus diabetic (Mc Intosh C,Kelly L,2009).
al 2006).
yang dibarengi oleh diet yang tepat, menunjukkan keadaan perbaikan saat
pasien dipulangkan dari rumah sakit dan lama perawatan menjadi lebih
singkat.
medikasi (Perkeni, 2011). Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Murtaza,
Data yang didapat dari hasil wawancara dengan staff RSUD dr.
tahun 2018 sebanyak 303 orang dan pada tahun 2019 sebanyak 274
orang. Dengan angka kematian pada tahun 2018 sebanyak 21 orang dan
pada tahun 2019 sebanyak 24 orang, dari data tersebut dapat disimpulkan
tahun 2018-2019.
Tahun 2020.
B. Rumusan Masalah
Post Debridement ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Debridement.
6
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Debridement.
Debridement.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis
1. Definisi
lender dan ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai
(zaidah, 2005)
9
2. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi Pankreas
2001).
utama,yaitu :
membuat insulin.
b. Fisiologi
glikogen. Pada saat ini kadar glukosa di vena porta lebih tinggi
sebagai glukostat.
yaitu insulin.
lengerhans.
jaringan kromafin.
adrenal.
hipofisis anterior.
dan growthhormone
a. Klasifikasi Klinis
Diabetes Melitus
obesitas)
4. Etiologi
adalah:
imun lainnya.
di atas 65 tahun)
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
4) Kelompok etnik
1) Faktor endogen :
a) Neuropati:
vaskuler
b) Angiopati
c) Iskemia
2) Faktor eksogen
a) Trauma
b) Infeksi
terjadi hiperglikemia.
hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula darah adalah 180
selluler, hal ini akan merangsang pusat haus sehingga pasien akan
darah meningkat atau asidosis. Zat ini akan meracuni tubuh bila
(Price,1995)
19
Resiko Hipovolemia
Resiko Syok
Perfusi Tindakan.
Nyeri Akut Perifer Debridement
Tidak
Efektif Gang. Integritas
Kulit
Ansietas
20
Post op
Debridement
R. Hipotermi
Terputusnya Port the
Perioperatif
Kontinuitas entry kuman Hilangnya rangsangan nervus
jaringan Pengaruh vagus/glosopharyng
Anastesi eal
Resiko Infeksi
Gang. Nyeri Akut Nausea
Integritas Kulit
a. Diabetes Tipe I
1) Hiperglikemia berpuasa
polifagia
b. Diabetes Tipe II
progresif
21
kabur
c. Ulkus Diabetikum
1) Pain (nyeri)
2) Paleness (kepucatan)
3) Paresthesia (kesemutan)
5) Paralysis (lumpuh).
(kesemutan).
anoksia (ulkus)
claw,callus “.
osteomielitis.
7. Pemerikasaan Penunjang
8. Penatalaksanaan
mati)
3. Kondisi Terkait
neoplasma)
Penyebab : Hiperglikemia
berdaya
factor eksternal.
(D.0034)
(D.0141)
(D.0077)
patogenik.
(D.0129)
31
Obyektif : nyeri
1. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
b. Sirkulasi
c. Eliminasi
abdomen
d. Makanan / cairan
haus
e. Neurosensori
f. Nyeri / kenyamanan
g. Pernafasan
sputum
h. Seksualitas
i. Penyuluhan / pembelajaran
hipertensi
33
(D.0129)
(D.0055)
(D.0034)
(D.0141)
(D.0077)
(D.0129)
keperawatan. (Dermawan,2012)
fisiologis
Intervensi : (I.08238)
nyeri
35
hiperglikemia
Intervensi : (I.02079)
ekstremitas
yang cedera
dilaporkan
Intervensi : (I.09314)
kepercayaan
akan datang
Intervensi : (I.06171)
memulai mobilisasi
meningkatkan ambulasi
(mis.berjalan,duduk,setengah duduk)
5) Kemerahan menurun
Intervensi : (I.14564)
bau)
sesuai kebutuhan
Intervensi : (I.05174)
Aktif
Intervensi : (I.03116)
Intervensi : (I.02068)
perlu
1) Menggigil menurun
Intervensi : (I.14507)
operasi)
3) Gelisah menurun
43
Intervensi : (I.08238)
intensitas nyeri
nyeri
meredakan nyeri
Intervensi : (I.03117)
1) Kemerahan menurun
2) Nyeri menurun
Intervensi : (I.14539)
(elektrodiametri)
Intervensi : (I.14564)
6. Implementasi
perencanaan. (Setiadi,2012)
7. Evaluasi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
B. Subyek Penelitian
adalah dua orang pasien dengan kasus ulkus diabetikum pre post
C. Definisi Operasional
dengan adanya kuman yang dapat menyebabkan luka berbau, selain itu
1. Lokasi penelitian
Balikpapan 2020.
2. Waktu Penelitian
dan evaluasi
F. Keabsahan Data
triangulasi dari tiga sumber data utama yaitu klien, perawat dan
G. Analisis Data
intervensi tersebut.
53
BAB IV
A. Hasil
ruangan yang dikhususkan merawat pasien laki laki remaja, laki laki
dewasa dan lansia dengan kasus bedah dan penyakit dalam. Flamboyan
a. Pengkajian
Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Identitas Pasien Ulkus Diabetikum
dengan Pre dan Post Debridement di RSUD dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2020
S : 36,40C N : 72 x/menit
RR : 20 x/menit S : 36 0C
TB : 162 cm RR : 20 x/menit
BB : 68 kg TB : 160 cm
BB : 59 kg
C. Pemeriksaan kepala Bentuk kepala pasien Bentuk kepala
dan leher oval, tidak ditemukan pasien oval, tidak
1. Kepala dan rambut adanya penonjolan ditemukan
pada tulang kepala adanya
pasien, kulit kepala penonjolan pada
pasien bersih, tulang kepala
penyebaran rambut pasien, kulit
merata, warna rambut kepala pasien
telah beruban, bersih,
struktur wajah penyebaran
lengkap dan simetris, rambut merata,
warna kulit sawo warna rambut
matang. beberapa telah
beruban,
struktur wajah
lengkap dan
simetris, warna
kulit kuning
langsat
2. Mata Mata lengkap dan Mata lengkap dan
simetris kanan dan kiri, simetris kanan dan
tidak ada pembengkakan kiri, tidak ada
pada kelopak mata, pembengkakan
kornea mata keruh, pada kelopak
konjungtiva tidak mata, kornea mata
anemis, sclera tidak jernih, konjungtiva
ikterik, pupil isokor, anemis, sclera
klien dapat melihat dan tidak ikterik, pupil
membaca tanpa isokor, klien dapat
menggunakan kacamata, melihat dan
tekanan bola mata sama membaca tanpa
kanan dan kiri, tidak ada menggunakan
nyeri tekan pada mata kacamata, tekanan
bola mata sama
kanan dan kiri,
tidak ada nyeri
tekan pada mata
Barney, tidak
ditemukan nyeri
tekan. Suara
abdomen timpani.
G. Pemeriksaan Otot simetris kanan dan Otot simetris
Muskuloskeletal kiri, tidak terdapat kanan dan kiri,
oedema pada tidak terdapat
ekstremitas kanan dan oedema pada
kiri atas dan bawah.. ekstremitas kanan
Pada pemeriksaan kaki dan kiri atas dan
kiri ditemukan ulkus bawah. pada
atau luka terbuka di pemeriksaan
bagian pedis, luas luka kekuatan otot pada
kurang lebih 6 cm kaki kiri
dengan diameter 4-5 cm. mengalami
luka pasien berwarna penurunan dengan
kekuning”an, terdapat nilai
pes dan memiliki bau
khas. Warna kulit
disekitar luka/tepi luka 5 5
menghitam. Derajat luka 5 3
merupakan derajat III terdapat ulkus dan
luka sampai menembus luka terbuka
tendon/tulang. Pada dibagian
pemeriksaan kekuatan ekstremitas bawah
otot didapatkan hasil sisnistra. luas luka
kurang lebih 4cm
5 5 dengan diameter 3-
5 3 4 cm. warna luka
berwarna
Pergerakan sendi pasien kemerahan
di bagian ekstremitas terdapat sedikit
bawah sinistra pes. warna sekitar
mengalami keterbatasan luka sedikit
akibat ulkus. Menurut menghitam. derajat
perhitungan barthel luka merupakan
indeks didapatkan hasil derajat 3 sampai
11(ketergantungan menembus
sedang). tendon/tulang.
tercium bau khas
namun tidak
menyengat.
pergerakan sendi
pasien terbatas.
pasien enggan
melakukan
pergerakan di
daerah luka.
H. Pemeriksaan Kulit pasien bersih, Kulit pasien
Integument warna kulit sawo bersih, , warna
matang, CRT ≤ 3 kulit putih langsat,
detik, pasien terlihat CRT ≤ 3 detik.
Turgor kulit kulit
pucat. Akral teraba
kurang.Akral
63
Kimia Darah
Glukosa sewaktu 171
(<200 perkeni)
Ureum darah 135 mg/Dl
( 16,6 – 48,5)
Kreatinin darah 1.80
mg/Dl (0,67 – 1,50)
GFR 38 ml/menit (>90)
Pada tanggal
04/03/2020
Kimia darah
Glukosa darah puasa
148 mg/Dl (<126)
Pada tanggal
06/03/2020
Kimia darah
Glukosa darah puasa
157 (<126)
66
5 3 i. Pasien nampak
gelisah
f. Dalam menghadapi
penyakitnya pasien j. CRT ≤ 3 detik.
cenderung murung dan Turgor kulit kulit
diam kurang.
g. pasien nampak
meringis k. Akral teraba
h. pasien telihat gelisah, dingin. Pasien
dan terkadang terlihat terlihat pucat.
bingung. pasien terlihat
68
tegang. L. Konjungtiva
i. Pasien bersikap anemis
protektif (menghindari
nyeri) m. Terdapat
j. Pasien enggan sianosis sedikit
melakukan pergerakan kebiru”an di ujung
k. TD : 142/68 bibir pasien,
mmHg
N : 92 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36 C
l. leukosit : 14,56
(high)
Ureum darah : 135
mg/dL (high)
GFR : 38 L/menit (low)
Glukosa sewaktu : 171
mg/Dl
m. CRT ≤ 3 detik
q. Pasien cenderung
terlihat datar/acuh tak
acuh
b. Analisa Data
Problem
No. Data Etiologi (Masalah)
Pasien 1
1. Pre Operasi: Agen Pencedera Nyeri Akut
DS : Fisiologis
( inflamasi,
Pasien mengatakan merasa nyeri di
bagian kaki (luka pasien) iskemia )
DO :
Pasien tampak meringis menahan
69
DS: -
2.
DO:
Hiperglikemia Perfusi perifer
Akral teraba dingin tidak efektif
Turgor kulit pasien kurang
3. DS :
DO :
Neuropati Gangguan
Terdapat luka/ulkus di bagian kaki perifer Integritas
sebelah kiri Kulit
4. DS :
Tampak meringis
5 5
5 3
Pasien enggan melakukan
pergerakan
5. DS:
DO:
6.
DS:
7.
DS:-
Factor resiko: Resiko
DO:
Penyakit Kronis, Infeksi
Kadar leukosit pasien mengalami Ketidakadekuan
peningkatan 14,56 pertahanan
tubuh primer :
72
1.
Pasien 1
Post Operasi:
Agen Pencedera Nyeri Akut
DS: Fisik (prosedur
Pasien mengatakan merasa nyeri di Operasi)
bagian kaki (luka pasien)
DO:
P: Nyeri akibat luka prosedur
operasi yang berada di kaki
sebelah kiri.
Q: Nyeri dirasakan seperti
nyut”an/berdenyut
R: Nyeri dirasakan di bagian
kaki/di daerah luka saja
S: Skala nyeri 6
T: Nyeri yang dirasakan pasien
terus menerus
3.
DS : -
- Kekuatan otot
2 2
0 0
4. Factor Resiko:
Efek Prosedur Resiko
DS: - Invasif Infeksi
DO:
Pasien 2
Pre Operasi:
1. DS :
Pasien mengeluh nyeri atau sakit
pada kakinya.
DO:
a. P: Akibat luka/ulkus yang
berada di kaki di sebelah kiri
Agen Pencedera Nyeri Akut
Q: Nyeri dirasakan seperti Fisiologis
menusuk menusuk (inflamasi,
iskemia)
R: di daerah luka
S: Skala nyeri 6
T: Nyeri dirasakan terus
menerus
b. . Pasien terlihat meringis, dan
mengindari nyeri.
c. Pasien nampak gelisah
d. TD: 130/90 N: 78 x/menit
R: 20x/menit S: 36 C.
e. Terdapat ulkus dan luka terbuka
dibagian kaki sebelah kiri. luas luka
kurang lebih 4cm dengan diameter
3-4 cm. warna luka berwarna
kemerahan terdapat sedikit pes.
Warna sekitar luka sedikit
menghitam. derajat luka merupakan
derajat 3 sampai menembus
tendon/tulang. Tercium bau khas
namun tidak menyengat.
f. pasien enggan melakukan
pergerakan di daerah luka.
DS :
2.
a. Pasien mengeluh terkadang
merasa pusing
b. Pasien mengeluh nyeri atau sakit
pada kakinya
DO : Hiperglikemia, Perfusi
Penurunan Perifer Tidak
a. CRT ≤ 3 detik. konsentrasi Efektif
hemoglobin
75
3.
4.
5 3
c. pasien enggan melakukan
pergerakan di daerah luka
5.
DS : -
DO :
Leukosit 11,83
a. Terdapat ulkus dan luka terbuka Penyakit Kronis, Resiko
dibagian ekstremitas bawah Ketidakadekuan Infeksi
sisnistra. pertahanan
tubuh primer :
b. luas luka kurang lebih 4cm kerusakan
dengan diameter 3-4 cm. integritas kulit
c. warna luka berwarna kemerahan
terdapat sedikit pes.
d. Warna sekitar luka sedikit
menghitam.
e. derajat luka merupakan derajat 3
sampai menembus tendon/tulang.
f. Tercium bau khas namun tidak
menyengat
1.
Pasien 2
Post Operasi
DS:
Pasien mengeluh sakit kakinya
setelah di operasi.
DO:
DS : - Gangguan
77
DS :
DO: Gangguan
Efek Agen Mobilitas
- Terdapat balutan perban di kaki Farmakologis Fisik
sebelah kiri pasien akibat tindakan
operasi debridement. Perban
terlihat bersih tidak nampak
rembes/ada bercak darah atau
eksudat pada perban
- Kekuatan otot
1 1
4.
0 0
DS : - Factor Resiko:
Efek Prosedur Resiko
DO: Invasif Infeksi
- Terdapat balutan perban di kaki
sebelah kiri pasien akibat tindakan
operasi debridement. Perban
terlihat bersih tidak nampak
rembes/ada bercak darah atau
eksudat pada perban
78
79
c. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.4 Diagnosa Keperawatan Pasien dengan Pre dan Post Batu
Ginjal di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan Tahun 2019
farmakologis
d. Perencanaan
sebagai berikut :
Tujuan dan
Kriteria Hasil Perencanaan
Pasien 1
Pre Operasi
Diagnosa 1 : Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (inflamasi, iskemia)
Setelah dilakukan 1.1 identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, fruekensi,
asuhankeperawatan kualitas dan intensitas nyeri
selama 1x8 jam
diharapkan tingkat 1.2 identifikasi skala nyeri
nyeri pasien menurun
dengan kriteria hasil 1.3 identifikasi respon nyeri non verbal
:
1.4 berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi
a. keluhan nyeri rasa nyeri
cukup menurun
1.5 pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
b. meringis cukup pemilihan strategi meredakan nyeri
menurun
1.6 kolaborasi pemberian analgetik, bila perlu
c. gelisah cukup
menurun
Tujuan dan
Kriteria Hasil Perencanaan
Diagnosa 2 : perfusi perifer tidak efektif b.d hiperglikemia
83
Tujuan dan
Kriteria Hasil Perencanaan
Diagnosa 3: gangguan integritas kulit b.d neuropati perifer
b. kerusakan lapisan
3.6 pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan
kulit menurun
luka
Tujuan dan
Kriteria Hasil Perencanaan
Diagnosa 4: gangguan mobilitas fisik b.d kekakuan sendi
84
Setlah dilakukan 4.1 identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
asuhan keperawatan
selama 1x24 jam 4.2 identifikasi toleransi fisik dalam melakukan ambulasi
diharapkan mobilitas
pasien meningkat 4.3 fasilitasi melakukan ambulasi, bila perlu
dengan kriteria hasil:
4.4 libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
a. kaku sendi cukup meningkatkan ambulasi
menurun
4.5 anjurkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan
b. kekuatan otot
cukup meningkat
c. nyeri cukup
menurun
Tujuan dan
Kriteria Hasil Perencanaan
Diagnosa 5 : ansietas b.d krisis situasional
Tujuan dan
Kriteria Hasil Perencanaan
Diagnosa 6 : berduka b.d kehilanganstatus dan pekerjaan
Setelah dilakukan 6.1 identifikasi fungsi marah, frustasi, dan amuk bagi
asuhan keperawatan pasien
kepada pasien selama
1x24 jam diharapkan 6.2 fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas, marah atau
tingkat berduka sedih
pasien menurun
85
dengan kriteria hasil: 6.3 buat pernyataan suportif atau empati Selama fase
berduka
a. verbalisasi
menrima kehilangan 6.4 lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan
cukup meningkat (menepuk pundak, memegang tangan)
c. verbalisasi
perasaan sedih cukup
menurun
b. cairan berbau 7.5 ajarkan cara mencuci tangan dengan baik dan
busuk menurun benar
berikut :
Tujuan dan
Kriteria Hasil Perencanaan
Pasien 1
Post Operasi
Diagnose 1 : nyeri akut b.d agen pencedera fisik efek prosedur operasi
Setlah dilakukan 1.1 identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, fruekensi,
asuhan keperawatan kualitas dan intensitas nyeri
pada pasien selama
1x8 jam diharapkan 1.2 identifikasi skala nyeri
tingkat nyeri pasien
86
Tujuan dan
Kriteria Hasil Perencanaan
Diagnosa 2: gangguan integritas kulit b.d factor elektris elektridiatermi
b. kerusakan lapisan
2.6 pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan
kulit menurun
luka
2.7 kolaborasi pemberian antibiotic, bila perlu
87
Tujuan dan
Kriteria Hasil Perencanaan
Diagnosa 3: gangguan mobilitas fisik b.d efek egen farmakologis
Setlah dilakukan 3.1 identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
asuhan keperawatan
selama 1x24 jam 3.2 identifikasi toleransi fisik dalam melakukan ambulasi
diharapkan mobilitas
pasien meningkat 3.3 fasilitasi melakukan ambulasi, bila perlu
dengan kriteria hasil:
3.4 libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
a. kaku sendi cukup meningkatkan ambulasi
menurun
3.5 anjurkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan
b. kekuatan otot
cukup meningkat
c. nyeri cukup
menurun
Tujuan dan
Kriteria Hasil Perencanaan
Diagnosa 4: resiko infeksi diuktikan dengan efek tindakan prosedur invasive
4.1 monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
Setelah dilakukan 4.2 cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
asuhan keperawatan pasien dan lingkungansekitar pasien
pada pasien selama 4.3 pertahankan teknik aseptic pada pasien beresiko tinggi
1x24 jam diharapkan 4.4 jelaskan tanda dan gejala imfeksi
tingkat infeksi 4.5 ajarkan cara mencuci tangan dengan baik dan benar
menurun dengan
kriteria hasil :
a. nyeri menurun
b. cairan berbau
busuk menurun
berikut :
88
Tujuan dan
Kriteria Hasil Perencanaan
Pasien 2
Pre operasi
Diagnose 1: nyeri akut berhubungan agen pencedera fisiologis (inflamasi,
iskemia)
Setelah dilakukan 1.1 identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, fruekensi,
asuhankeperawatan kualitas dan intensitas nyeri
selama 1x8 jam
diharapkan tingkat 1.2 identifikasi skala nyeri
nyeri pasien menurun
dengan kriteria hasil 1.3 identifikasi respon nyeri non verbal
:
1.4 berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi
a. keluhan nyeri rasa nyeri
cukup menurun
1.5 pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
b. meringis cukup pemilihan strategi meredakan nyeri
menurun
1.6 kolaborasi pemberian analgetik, bila perlu
c. gelisah cukup
menurun
Tujuan dan
Kriteria Hasil Perencanaan
Diagnosa 2: perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan sirkulasi,
penurunan kadar hemoglobin
Setelah dilakukan 2.1 periksa sirkulasi perifer (nadi perifer, edema,
asuhan keperawatan pengisian kapiler, warna, suhu tubuh)
selama 1x24 jam
diharapkan perfusi 2.2 identifikasi factor resiko gangguan sirkulasi
perifer pasien
meningkat dengan 2.3 monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada
kriteria hasil : ekstremitas
Tujuan dan
Kriteria Hasil Perencanaan
Diagnosa 3 : gangguan integritas kulit berhubungan dengan neuropati perifer
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan 3.1 monitor karakteristik luka
selama 1x24 jam
diharapkan integritas 3.2 monitor tanda tanda infeksi
kulit dan jaringan
meningkat dengan 3.3. lepaskan balutan dan plester secara perlahan
kriteria hasil :
3.4 bersihkan luka dengan cairan NaCl, sesuai kebutuhan
a. kerusakan jaringan
menurun 3.5 bersihkan jaringan nekrotik
b. kerusakan lapisan
kulit menurun 3.6 pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan
luka
b. kekuatan otot
cukup
meningkat
c. nyeri cukup
menurun
90
berikut :
Tujuan dan
Kriteria Hasil Perencanaan
Pasien 2
Post Operasi
Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan denga agen pencedera fisik (efek prosedur
operasi)
Setelah dilakukan 1.1 identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, fruekensi,
asuhankeperawatan kualitas dan intensitas nyeri
selama 1x8 jam 1.2 identifikasi skala nyeri
diharapkan tingkat 1.3 identifikasi respon nyeri non verbal
nyeri pasien menurun 1.4 berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
dengan kriteria hasil nyeri
:
1.5 pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
a. keluhan nyeri
cukup menurun 1.6 kolaborasi pemberian analgetik, bila perlu
b. meringis cukup
menurun
c. gelisah cukup
menurun
91
Tujuan dan
Kriteria Hasil Perencanaan
Diagnosa 2: gangguan integritas kulit b.d factor elektris elektridiatermi
b. kerusakan lapisan
2.6 pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan
kulit menurun
luka
Tujuan dan
Kriteria Hasil Perencanaan
Diagnosa 3: gangguan mobilitas fisik b.d efek egen farmakologis
Setlah dilakukan 3.1 identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
asuhan keperawatan
selama 1x24 jam 3.2 identifikasi toleransi fisik dalam melakukan ambulasi
diharapkan mobilitas
pasien meningkat 3.3 fasilitasi melakukan ambulasi, bila perlu
dengan kriteria hasil:
3.4 libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
a. kaku sendi cukup meningkatkan ambulasi
menurun
3.5 anjurkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan
b. kekuatan otot
cukup meningkat
c. nyeri cukup
menurun
92
Tujuan dan
Kriteria Hasil Perencanaan
Diagnosa 4: resiko infeksi dibuktikan dengan efek tindakan invasive
Setelah dilakukan 4.1 monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
asuhan keperawatan
pada pasien selama 4.2 cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
1x24 jam diharapkan dan lingkungansekitar pasien
tingkat infeksi
menurun dengan 4.3 pertahankan teknik aseptic pada pasien beresiko tinggi
kriteria hasil :
4.4 jelaskan tanda dan gejala imfeksi
a. nyeri menurun
4.5 ajarkan cara mencuci tangan dengan baik dan benar
b. cairan berbau
busuk menurun
94
d. Pelaksanaan
Waktu
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Pelaksanaan
PASIEN 1
03/03/2020 1.1 melakukan identifikasi Telah dilakukan tindakan
(14:30) lokasi, karakteristik, durasi, keperawatan sesuai SOP
fruekensi, kualitas dan dengan hasil:
intensitas nyeri
1.2 melakukan identifikasi DS:
skala nyeri Pasien mengatakan nyeri
di bagian kaki (luka
1.3 melakukan identifikasi
pasien)
respon nyeri non verbal
2.1 melakukan pemeriksaan DO:
sirkulasi perifer (nadi
perifer, edema, pengisian - P: Nyeri akibat
kapiler, warna, suhu tubuh) luka/ulkus yang berada di
kaki sebelah kiri.
2.2 melakukan identifikasi Q: Nyeri dirasakan seperti
factor resiko gangguan nyut”an/berdenyut
sirkulasi R: Nyeri dirasakan di
bagian kaki/di daerah luka
2.3 melakukan monitor saja
panas, kemerahan, nyeri, S: Skala nyeri 6
atau bengkak pada T: Nyeri yang dirasakan
ekstremitas pasien terus menerus
- dalam melakukan
aktivitas selama dirumah
sakit pasien dibantu oleh
perawat untuk seka,
pasien menggunakan
pampers, untuk makan
pasien mampu untuk
makan sendiri, pasien
mampu berpindah posisi
dari baring ke duduk
sambil berpegangan pada
sekitarnya, pasien tidak
mampu berdiri sendiri
harus dibantu oleh orang
lain.
- Pergerakan sendi
terbatas
- Kekuatan otot
5 5
5 3
O:
berdenyur, nyeri
dirasakan terus menerus,
skala nyeri 6, nyeri akibat
luka/ulkus di bagian
ekstremitas bawah sinistra
(pedis)
- Nyeri akut
- Perfusi perifer tidak
efektif
- Gangguan integritas
kulit
- Gangguan mobilitas
fisik
- Ansietas
- Berduka
- Resiko infeksi
P: lanjutkan semua
intervensi
- TD : 142/68
N: 90 x/menit
R: 20 x/menit
S: 36 C
04/03/2020 S:
Visite keperawatan Dinas - Pasien mengatakan
(14:30) Pagi cemas ingin cepat sembuh
dan pulang ke rumah
- Pasien mengatakan
kekecewaan terhadap istri
yang meninggalkannya,
pasien juga mengatakan
sekarang ia tidak bekerja
O:
- pasien cenderung
murung dan diam
- Terdapat luka/ulkus di
bagian ekstremitas bawah
sisnistra
- TD : 142/68
N: 90 x/menit
R: 20 x/menit
S: 36 C
A:
Diagnosa 1-7 belum
teratasi
P:
Lanjutkan semua
intervensi
R: 20 x/menit
S: 36 C
- Pasien dijadwalkan
operasi debridement hari
ini.
- melengkapi cek lab
pasien
A: Diagnosa 1-7 belum
teratasi
P:
Lanjutkan semua
intervensi
DS: -
Pasien diantar ke ruang DO:
operasi, untuk operasi - glukosa darah puasa 148
05/03/2020
debridement mb/Dl
(09:00)
- HbsAg: non reaktif
3.7 kolaborasi prosedur - hemoglobin : 14,8
debridement
DO:
- Terdapat balutan perban
di kaki sebelah kiri pasien
akibat tindakan operasi
debridement. Perban
terlihat bersih tidak
nampak rembes/ada
bercak darah atau eksudat
pada perban.
- Pasien terlihat belum
dapat menggerakkan
ekstremitas atas dan
bawah
- Kekuatan otot
2 2
0 0
- TD : 140/90
N: 80 x/menit
R: 20 x/menit
S: 36,5 C
A:
Diagnosa 1,2 dan 4belum
teratasi
Diagnose 3 teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
pre operatif pada tanggal 03 Maret 2020 sampai 05 Maret 2020, serta
Waktu
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Pelaksanaan
Pasien 2
04/03/2020 1.1 melakukan Telah dilakukan tindakan
(08:00) identifikasi lokasi, keperawatan sesuai SOP
karakteristik, durasi, dengan hasil :
fruekensi, kualitas dan
intensitas nyeri DS:
- Pasien mengeluh nyeri
1.2 melakukan atau sakit pada kakinya.
identifikasi skala nyeri - Pasien mengeluh
terkadang merasa pusing
1.3 melakukan
identifikasi respon nyeri DO:
non verbal
- TD: 130/90 N: 78
x/menit
R: 20x/menit S: 36 C.
- Kekuatan otot
5 5
5 3
Kekuatan otot menurun
- Hemoglobin : 9.8
- TD: 130/90 N: 78
x/menit
110
R: 20x/menit S: 36 C.
A: Ditemukan masalah
keperawatan
- Nyeri akut
- Perfusi perifer tidak
efektif
- Gangguan integritas kulit
- Gangguan mobilitas fisik
- Resiko infeksi
P:
Lanjutkan intervensi
- Pasien dijadwalkan
operasi debridement hari
ini.
- Hemoglobin 10,00
Leukosit 11,83
Glukosa darah puasa 138
HbsAg non reaktif
A:
Diagnose 1-5 belum
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
R: di daerah luka
S: Skala nyeri 6
T: Nyeri dirasakan terus
menerus
- Pasien terlihat meringis,
dan mengindari nyeri.
- Pasien nampak gelisah
- Terdapat balutan perban
di kaki sebelah kiri pasien
akibat tindakan operasi
debridement. Perban
terlihat bersih tidak
nampak rembes/ada bercak
darah atau eksudat pada
perban
- Pasien terlihat belum
dapat menggerakkan
ekstremitas atas dan bawah
- Kekuatan otot
1 1
0 0
saat menggerakkan
ekstremitas.
O:
A:
Diagnose 1-4 telah teratasi
P:
Hentikan intervensi
Berdasarkan tabel 4.7 Implementasi tindakan keperawatan
dilakukan selama satu shift dinas yaitu selama 8 jam dan dilakukan
e. Evaluasi
P: Lanjutkan intervensi
S: -
O:
Luas luka kurang lebih 6 cm
- Diameter luka kurang lebih 4-5 cm
- Luka berwarna kuning, terdapat pes
berwarna kekuning”an dan bau khas.
Gangguan integritas
- Warna kulit di sekitar/tepi luka berwarna
kulit/jaringan b.d
hitam
neuropati perifer
- Derajat luka merupakan derajat III sampai
ke tendon/tulang
- Saat dilakukan perawatan luka pasien
tampak meringis dan mengeluh sakit
P: Lanjutkan intervensi
- Kekuatan otot
5 5
5 3
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
4.1 identifikasi adanya nyeri atau keluhan
fisik lainnya
P: Lanjutkan intervensi
P: Lanjutkan intervensi
S: -
O:
Lukosit 14,56
Factor resiko: penyekit kronis,
Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
: kerusakan integritas kulit
Resiko infeksi
dibuktikan dengan
penyakit kronis,
Ketidakadekuatan
pertahanan tubuh
primer : kerusakan
integritas kulit
Hari ke-2 Nyeri akut b.d agen S: Pasien mengatakan masih merasa nyeri
04 Maret 2020 pencedera fisiologis di bagian luka nya
(inflamasi, iskemia)
O:
R: di daerah luka
S: skala nyeri 6
P: Lanjutkan intervensi
O:
- Turgor kulit kurang, CRT <3 detik
- TD : 142/68
N: 90 x/menit
R: 20 x/menit
S: 36 C
P: Lanjutkan intervensi
2.1 periksa sirkulasi perifer (nadi perifer,
edema, pengisian kapiler, warna, suhu
tubuh)
2.2 identifikasi factor resiko gangguan
sirkulasi
2.3 monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
bengkak pada ekstremitas
2.4 lakukan pencegahan infeksi
Gangguan 2.5 anjurkan lakukan perawatan kaki dan
kuku
integritas
121
S:
O:
- Terdapat luka/ulkus di bagian ekstremitas
bawah sisnistra
- Luas luka kurang lebih 6 cm
- Diameter luka kurang lebih 4-5 cm
- Luka berwarna kuning, terdapat pes
berwarna kekuning”an dan bau khas.
- Warna kulit di sekitar/tepi luka berwarna
hitam
- Derajat luka merupakan derajat III sampai
ke tendon/tulang
- Saat dilakukan perawatan luka pasien
tampak meringis dan mengeluh sakit
P: Lanjutkan intervensi
3.1 monitor karakteristik luka
S: -
O:
Kondisi luka masih berwarna kuning
berwarna kuning, terdapat pes berwarna
kekuning”an dan bau khas dari luka masih
tercium menyengat
P: Lanjutkan intervensi
- TD : 142/78
N: 82 x/menit
R: 20 x/menit
S: 36,5 C
P: Lanjutkan intervensi
1.1 identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
fruekensi, kualitas dan intensitas nyeri
1.2 identifikasi skala nyeri
1.3 identifikasi respon nyeri non verbal
1.4 berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
1.5 pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
1.6 kolaborasi pemberian analgetik, bila
perlu
P : lanjutkan intervensi
2.1 monitor karakteristik luka
O:
- Pasienterlihat belum dapat
menggerakkan ekstremitas atas dan
bawah
- Kekuatan otot
2 2
0 0
Resiko infeksi
dibuktikan dengan
S:-
efek prosedur
invasive
O:
- Terdapat balutan perban di kaki sebelah
kiri pasien akibat tindakan operasi
debridement. Perban terlihat bersih tidak
nampak rembes/ada bercak darah atau
eksudat pada perban
Hari ke- 4 Nyeri akut b.d agen S: pasien mengatakan nyeri yang dirasakan
06/03/2020 pencedera fisik berkurang
(prosedur operasi)
O:
P: Lanjutkan intervensi
1.1 identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
fruekensi, kualitas dan intensitas nyeri
1.2 identifikasi skala nyeri
124
O:
S:-
O:
P: Lanjutkan intervensi
125
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
Gangguan integritas
kulit/jaringan b.d
factor elektris S:
elektrodiatermi
O:
- warna dasar luka berwarna kemerahan
- pes di luka pasien sudah berkurang dan
mulai mongering
- tidak tercium bau menyengat dari luka
- jaringan nekrosis tidak ada
- ketika perban diganti masih terdapat
beberapa bagian yang basah namun jumlah
Resiko infeksi eksudat mulai berkurang, luka mulai
dibuktikan dengan mongering.
efek prosedur
invasive A: Masalah teratasi
P: hentikan intervensi
S:-
O:
A: Masalah teratasi
P: hentikan intervensi
teratasi.
2020.
P: Lanjutkan intervensi
S:
Pasien mengeluh terkadang merasa pusing
O:
- Glukosa darah sewaktu 239
- CRT ≤ 3 detik.
Perfusi perifer b.d
hiperglikemia, - Turgor kulit kulit kurang.
penurunan kadar
hemoglobin - Akral teraba dingin.
- Hemoglobin : 9.8
P: Lanjutkan intervensi
2.1 periksa sirkulasi perifer (nadi perifer,
edema, pengisian kapiler, warna, suhu tubuh)
2.2 identifikasi factor resiko gangguan
sirkulasi
2.3 monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
bengkak pada ekstremitas
2.4 lakukan pencegahan infeksi
2.5 anjurkan lakukan perawatan kaki dan
kuku
2.6 informasikan tanda dan gejala darurat
yang harus dilaporkan
128
S:
O:
- Terdapat ulkus dan luka terbuka dibagian
ekstremitas bawah sisnistra.
P: lanjutkan intervensi
S:
O:
- Kekuatan otot
5 5
Gangguan 5 3
mobilitas fisik b.d - pasien enggan melakukan pergerakan di
kekakuan sendi daerah luka
P: Lanjutkan intervensi
S:
O:
P : lanjutkan intervensi
P: Lanjutkan intervesi
1.1 identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
fruekensi, kualitas dan intensitas nyeri
1.2 identifikasi skala nyeri
1.3 identifikasi respon nyeri non verbal
1.4 berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
1.5 pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
1.6 kolaborasi pemberian analgetik, bila
perlu
Perfusi perifer
S: -
tidak efektif b.d
hiperglikemia,
O:
penurunan
hemoglobin
- CRT ≤ 3 detik.
P: Lanjutkan intervensi
P: lanjutkan intervensi
P : lanjutkan intervensi
S:-
O:
- Kekuatan otot
1 1
0 0
P : lanjutkan intervensi
S:-
O:
- Terdapat balutan perban di kaki sebelah kiri
pasien akibat tindakan operasi debridement.
Perban terlihat bersih tidak nampak
rembes/ada bercak darah atau eksudat pada
perban
P:
Lanjutkan intervensi
P: hentikan intervensi
S:
O:
- luas luka kurang lebih 4cm dengan diameter
3-4 cm.
- Warna luka berwarna kemerahan tidak
Gangguan terdapat pes, luka sudah menering
integritas kulit b.d - Warna sekitar luka kemerahan tidak ada
factor elektris jaringan nekrosis
elektrodiatermi - derajat luka merupakan derajat 3 sampai
menembus tendon/tulang.
- Tidak tercium bau khas dari luka/ulkus
A: Masalah teratasi
P: hentikan intervensi
S: -
O:
A: Masalah teratasi
P: hentikan intervensi
O:
P: hentikan intervensi
B. Pembahasan
membahas diagnosa dari 2 kasus yang sama yaitu pasien 1 dan pasien
bio, psiko, sosio, spiritual dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative.
gejala yang terbagi menjadi pre operasi 7 diagnosa utama pada pasien
1. Pengkajian
kesehatan klien. Pengkajian pada klien Tn. S dan Tn. M dengan ulkus
St iv + Anemia + Hiponatremia.
data yang berbeda antara teori menurut Doenges dimana pada pasien
supir truk. Pasien menjawab dengan muka lesu dan nada lebih pelan
saja, saat ditanya tentang anak paseien mengaku tidak memiliki anak.
saja.
antara teori dengan kasus yang dikelola oleh peneliti. Bahwa masalah
2. Diagnosa
dengan didukung oleh data mayor yaitu pasien merasa sedih, pasien
2018).
2018).
3. Implementasi Keperawatan
telah disusun oleh peneliti, yang mengacu kepada SIKI dab SLKI.
4. Evaluasi
masalah yang terjadi pada klien. Sesuai tujuan intervensi yang telah
pada pasien.
140
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Pengkajian
terdapat ulkus pada kedua pasien dengan derajat dan tingkat keparahan ulkus
yang berbeda. Ulkus dapat berbau, mengeluarkan cairan atau darah serta
2. Diagnosa keperawatan
pada penderita ulkus yaitu, nyeri akut, gangguan integritas kulit, gangguan
mobilitas fisik, gangguan perfusi perifer tidak efektif, serta resiko infeksi.
3. Perencanaan
4. Pelakasanaan
5. Evaluasi
yang telah dibuat oleh peneliti untuk target yang akan dicapai pada pasien.
B. SARAN
1. Bagi Peneliti
menguasai konsep tentang ulkus diabetikum itu sendiri, terutama pada faktor
etiologi, anatomi fisiologi dan patofisiologi tentang ulkus diabetikum, selain itu
pasien.
keperawatan yang ada pada pasien agar masalah keperawatan yang muncul
dan menyeluruh, Tidak hanya berfokus kepada masalah biologis pasien, namun
hasil yang memuaskan bagi pasien dan juga peneliti itu sendiri.
lebih ditingkatkan lagi kerja sama antar petugas pelayanan kesehatan dalam hal
spiritual pasien. Serta diharapkan dapat menjaga kebersihan pasien agar infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Richard, J.L., Sotto, A & Lavigne, J. 2011. New Insights In Diabetic Foot Infection.
World J Diabetes. 2(2), pp. 24-32.
Riyadi, S. Suharsono, 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit, G Osyen.
Publishing, Yogyakarta
Setiadi.(2012). Konsep & penulisan dokumentasi asuhan keperawatan. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Scott, G. 2013. The Diabetic Foot Examination A Positive Step In The Prevention Of
Diabetic Foot Ulcers And Amputation. Osteopathic Family Physician. Issue 5,
pp. 73-78.
Smeltzer, S. C., Bare, B. G. 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner
&Suddarth. Vol. 2. E/8. EGC. Jakarta.
Sulistyowati, D. A. (2015). Efektivitas Elevasi Ektrimitas Bawah Terhadap Proses
Penyembuhan Ulkus Diabetik di Ruang Melati RSUD Dr. Moewardi Tahun
2014. Kosala, Vol: 3, No:1, Hal: 83-88
Tambayong, Jan. 2001. Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: Rineka Cipta
Teguh, Subianto. (2009). Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus. [ serial Online] cited
12 Februari 2012
Umami, Vidhia, Dr. 2007. At a Glance Ilmu Bedah , Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit
Erlangga
Waspadji, S. 2014. Ilmu Penyakit Dalam. Keenam Penyunt. Jakarta: InternaPublishing,
pp. 2367-2394.
Wagner, 1983, Classification of Diabetic Foot Ulcers, Dalam NICE Clinical Guideline,
2015, Diabetic foot problems Prevention and Management, National Institute for
Health and Care Excellence
Zaidah 2005. Penatalaksanaan Ulkus Diabetikum. Jakarta: EGC
151
152
153
154
155