Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “ ???”. Karya
tulis ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak.
Penulis juga menyadari bahwa penyusunan karya tulis ini jauh dari kata
sempurna, untuk itu penulis menerima segala bentuk kritikan dan masukkan guna
sempurnanya karya tulis ini. Penulis berharap semoga karya tulis ini bisa
bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PRAKATA.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
1.2.Epidemiologi.................................................................................................2
1.3 Etiologi...........................................................................................................2
1.5 Patofisiologi...................................................................................................4
1.6 Parthway.......................................................................................................5
1.8 Penatalaksanaan...........................................................................................6
3.5 Implementasi...............................................................................................21
3.6 Evaluasi......................................................................................................25
BAB 4. PENUTUP................................................................................................27
Daftar Pustaka......................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defek Septum Ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara kedua
rongga ventrikel
2. Stenosis pulmonal terjadi karena penyempitan klep pembuluh darah
yang keluar dari bilik kanan menuju paru, bagian otot dibawah klep
juga menebal dan menimbulkan penyempitan.
3. Aorta overriding dimana pembuluh darah utama yang keluar dari
ventrikel kiri mengangkang sekat bilik, sehingga seolah-olah
sebagian aorta keluar dari bilik kanan.
4. Hipertrofi ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan
karena peningkatan tekanan di ventrikel kanan akibat dari stenosis
pulmonal
Pada penyakit (TOF) yang memegang peranan penting adalah defek
septum ventrikel dan stenosis pulmonalis, dengan syarat defek pada
ventrikel paling sedikit sama besar dengan lubang aorta (Yayan A.I,
2010).
B. Epidemiologi
Tetralogy of fallot timbul pada +/- 3-6 per 10.000 kelahiran dan
menempati angka 5-7% dari kelainan jantung akibat congenital. Sampai
saat ini para dokter tidak dapat memastikan sebab terjadinya, akan tetapi
penyebabnya dapat berkaitan dengan factor lingkungan dan juga factor
genetic atau keduanya. Dapat juga berhubungan dengan kromosom 22
deletions dan juga Digeorge Syndrome.Ia lebih sering muncul pada laki-
laki daripada wanita. Pengertian akan embryology daripada penyakit ini
adalah sebagai hasil kegagalan dalam conal septum bagian anterior,
menghasilkan kombinasi klinik berupa VSD, pulmonary stenosis, and
overriding aorta. Perkembangan dari hipertropi ventricle kanan adalah
oleh karena kerja yang makin meningkat akibat defek dari katup
pulmonal.Hal ini dapat diminimalkan bahkan dapat dipulihkan dengan
operasi yang dini.Supit, Alice I., Kaunang. Erling D, 2012).
C. Etiologi
Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht)
akibat saturasi oksigen yang rendah.Pada umumnya hemoglobin
dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. Nilai
BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida
(PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan
PH. Pasien dengan Hn dan Ht normal atau rendah mungkin
menderita defisiensi besi (Samik Wahab, 1996).
2. Radiologis
Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah
pulmonal, tidak ada pembesaran jantung .gambaran khas jantung
tampak apeks jantung terangkat sehingga seperti sepatu.
3. Elektrokardiogram
Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke
kanan.Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan. Pada anak besar
dijumpai P pulmonal
4. Ekokardiografi
Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi
ventrikel kanan,penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan
aliran darah ke paru-paru
5. Kateterisasi
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui
defek septum ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari
dan mendeteksi stenosis pulmonal perifer.Mendeteksi adanya
penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan ventrikel kanan,
dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah (Samik Wahab,
1996).
G. Penatalaksanaan
Medikamentosa ; Propanolol
I. Etiologi
a. Faktor Prenatal :
1) Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.
2) Ibu alkoholisme.
3) Umur ibu lebih dari 40 tahun.
4) Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang
memerlukan insulin.
5) Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.
b. Faktor Genetik :
J. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh
masalah-masalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya
sindrom gawat nafas). Bayi dengan PDA kecil mungkin
asimptomatikterdapat tanda gagal jantung:
L. Pemeriksaan penunjang
PDA kecil.Gambaran radiologis dan EKG biasanya dalam batas
normal.Pemeriksaan ekokardiografi tidak menunjukkan adanya
pembesaran ruang jantung atau arteri pulmonalis.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung, nafas cepat, sesak nafas,
retraksi, bunyi jantung tambahan(murmur), edema tungkai,
hepatomegali.
2) Kaji adanya hipoksia kronis : Clubbing finger
3) Kaji adanya hipertermi pada ujung jari
4) Kaji pola makan, pola pertambahan berat badan
Penderita dengan PDA kecil dapat hidup normal dengan atau tidak
sedikit gejala jantung; namun manifestasi lambat dapat terjadi.
a. Penutupan spontan duktus
b. Gagal jantung kongestif paling sering terjadi pada awal masa bayi
bila ada duktus besar tetapi dapat terjadi pada kehidupan akhir
walaupun dengan duktus sedang.
c. Beban ventrikel kiri yang lama semakin tua kurang ditoleransi
dengan baik.
d. Endokarditis infeksius dapat ditemukan pada setiap usia.
e. Emboli pulmonal atau sistemik dapat terjadi.
f. Hipertensi pulmonal (sindrom Einsenmerger) biasanya terjadi pada
penderita dengan PDA besar yang tidak mengalami penanganan
pembedahan.
E. Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan pasien TOF pada anak menurut Wong, dkk (2009),
adalah sebagai berikut antara lan :
1. Pengkajian
a. Riwayat kehamilan ibu
Ditanyakan sesuai dengan yang terdapat pada etiologi (faktor endogen
dan eksogen yang mempengaruhi).
b. Riwayat pertumbuhan
Biasanya anak cendrung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena
fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat
dari kondisi penyakit.
c. Riwayat psikososial / perkembangan
1) Kemungkinan mengalami masalah perkembangan
2) Mekanisme koping anak / keluarga
3) Pengalaman hospitalisasi sebelumnya
d. Pemeriksaan fisik
1) Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan sianotik,bayi
tampak biru setelah tumbuh.
2) Clubbing finger (jari tabuh) tampak setelah usia 6 bulan.
3) Serang sianotik mendadak (blue spells/cyanotic spells/paroxysmal
hiperpnea,hypoxic spells) ditandai dengan dyspnea, napas cepat
dan dalam ,lemas, kejang, sinkop (kehilangan kesadaran) bahkan
sampai koma dan kematian.
4) Anak akan sering Squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan,
setelah berjalan beberapa lama anak akan berjongkok dalam
beberapa waktu sebelum ia berjalan kembali.
5) Pada auskultasi terdengar bising sistolik yang keras didaerah
pulmonal yang semakin melemah dengan bertambahnya derajat
obstruksi.
6) Bunyi jantung I normal. Sedang bunyi jantung II tunggal dan
keras. Bentuk dada bayi masih normal, namun pada anak yang
lebih besar tampak menonjol akibat pelebaran ventrikel kanan.
7) Ginggiva hipertrofi, gigi sianotik.
e. Pengetahuan anak dan keluarga
1) Pemahaman tentang diagnosis
2) Pengetahuan dan penerimaan terhadap prognosis
3) Regimen pengobatan
4) Rencana perawatan ke depan
5) Kesiapan dan kemauan untuk belajar
BAB II
STUDI KASUS
A. Ilustrasi Kasus
Asti, seorang anak perempuan berusia 18 bulan datang ke klinik
Special Dental Care Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung tanggal 07
Oktober 2017 atas rujukandari Bagian Kardiolog Anak untuk mencari
fokal infeksi danpenatalaksanaannya sebelumdilakukan operasi jantung di
RumahSakit Harapan Kita Jakarta. Pasiendidiagnosis dengan Tetralogi
Fallot, dengangejala-gejala klinis berupa mudahlelah, sesak napas. Pasien
Diagnosis kerja akhir dariBagian Kardiologi Anak adalah DF,yaitu
compensated heart disease, DA,yaitu TOF. Pasientampak lemah dan
kebiruan, ibu kalien mengatakan klien mengalami kesulitan dalam
bernafas dan tidak nafsu makan. Pada pemeriksaan klinis ditemukan
keadaan sebagai berikut, status umum berupa nadi suhu = 36oC, nadi = 80
x / menit, respirasi = 40x/ menit, tekanan darah = 100 x/80 mmHg, BB = 9
kg sebelum sakit, saat dikaji BB 7 kg,TB = 75 cm. Pada status lokalis
terlihat ekstra oral tidak ada kelainan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
Tgl. MRS : 07 Oktober 2017
Ruangan/kelas : Ratna/I
No. kamar : 2B
Data Dasar : -
a. Identitas Pasien
Nama Pasien : Asti
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 18 Bulan
Status Perkawinan : Belum
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : Belum
Pekerjaan :-
Alamat : Jl. PB. Sudirman, no. 21 X
Diagnose medis : Tetralogi of Fallot
b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama : klien mengalami kesulitan dalam bernafas (sesak
napas)
2. Riwayat kesehatan masa lalu
Ibu klien mengatakan, klien sebelumnya belum pernah mengalami
penyakit seperti ini.
3. Riwayat keluarga
Adanya penyakit tertentu dalam keluarga, yaitu ibu klien menderita
hipertensi dan saat hamil sering mengkonsumsi obat – obatan tanpa
resep dokter.
c. Data Bio Psiko Sosial Spiritual
1. Bernafas
Ibu klien mengatakan bahwa klien mengalamikesulitan bernafas dan sesak.
-Makan dan Minum
- Makan
Sebelum masuk rumah sakit ibu klien mengatakan, klien tidak nafsu
makan, yang biasanya 1 porsi anak – anak penuh tiga kali sehari menjadi
¼ porsi tiga kali sehari.
- Minum
Klien biasanya minum ± 5 – 6 gelas/hari masing – masing 100 cc.
Sekarang klien hanya bisa minum ± 4 gelas
- Eleminasi BAB/BAK
Keluarga mengatakan, BAB klien di rumah maupun di Rumah Sakit satu
kali, sedangkan BAK klien normal, tidak ada gangguan.
2. Aktivitas
Ibu klien mengatakan, aktivitas klien berkurang, karena klien sering
mengalami kelelahan dan sering mengalami sesak dalam bernafas.
3. Rekreasi
Ibu klien juga mengatakan saat diajak jalan – jalan bersama keluarga
klien mudah keletihan
4. Istirahat tidur
Klien terbiasa tidur ± 2 – 3 jam pada siang hari dan di malam hari tidur
jam 20.30 – 6.00. ibu mengatakan pasien sering terbangun di malam
hari karena mengalami kesulitan dalam bernafas.
5. Kebersihan diri
Saat pengkajian kondisi klien bersih karena selalu dibantu ibunya untuk
mandi dan klien sudah bisa berpakaian dan gosok gigi sendiri.
6. Suhu tubuh
Menurut ibu klien suhu tubuh klien setelah sakit tidak menentu,
sebelum dibawa ke rumah sakit suhu tubuh normal, saat pengkajian ibu
klien tidak mengeluh suhu tubuh klien panas.
7. Rasa nyaman
Klien menangis ketika beraktivitas karena sesak napas
8. Rasa aman
Klien selalu merasa tenang saat bersama dan jika selalu dekat dengan
kedua orang tuanya.
9. Belajar
Keluarga klien mengatakan, belum bisa belajar secara efektif karena
masih kecil.
10. Prestasi
Klien belum bersekolah, dan belum mempunyai prestasi dibidang
akademik.
D. Pengkajian Fisik
1. Kesadaran Umum
Kesadaran : CM ( Compos Mentis )
Kebersihan: cukup bersih
2. Pergerakan : agak terbatas karena, terpasang infuse pada extrimitas
kanan atas
Postur : tegak agak kurus
Status gizi : baik
3. Sistem penglihatan
Bentuk mata normal, pergerakan mata normal, pupil dilatasi, konjung
tipa merah muda, sclera putih, visus 6/6.
4. Sistem pendengaran
Bentuk normal, keadaan bersih, pendengaran normal, serumen tidak
ada, kelainan tidak ada.
5. Sistem wicara
Mulut bersih, mukosa bibir merah muda, stomatitis tidak ada, caries
tidak ada.
6. Warna kulit : Sawo mateng
7. Suara waktu menangis : Cukup melengking dan agak keras
8. Tonus otot : Normal
9. Turgor kulit : Normal
10. Kepala : Bentuk normal, UUB tertutup,
ketombe dan rambut rontok tidak ada.
11. Hidung : Bentuk normal, secret tidak ada,
gerakan cuping hidung tidak ada, kelainan tidak ada
12. Leher : bentuk normal, kaku kuduk tidak ada,
pembesaran kelenjar limfa di leher positif.
13. Persyarafan : normal
14. Alat kelamin : kebersihan cukup, bentuk normal, kelainan
tidak ada.
15. Anus : bentuk normal, kebersihan cukup,
hemoroid tidak ada.
16. Gejala cardinal :
suhu = 36oC
nadi = 80 x / menit
respirasi = 29 x / menit
Tekanan darah = 100 x/80mmHg
17. Antropometri :
BB = 9 kg (sebelum sakit)
BB= 7 kg (saat dikaji)
TB = 75 cm
3.6 Evaluasi
No Hari/Tangga Diagnosa Evaluasi Ket
. l
1. Senin, 23 Gangguan S : Ibu klien mengatakan AK
Oktober pertukaran gas bahwa, saat bernafas klien
2017. sudah terasa lebih lega atau
tidak susah lagi dalam
bernafas.
O : klien terlihat bernafas
dengan normal dan tidak
terlihat tersengal – sengal
yaitu 30x/mnt, Saturasi
O2 klien ada pada batas
normal, Warna kebiruan yang
timbul pada tubuh mulai
berkurang
A :.Masalah gangguan
pertukaran gas teratasi
sebagian
P : lanjutkan intervensi
2. Senin, 23 Intoleransi S : Ibu klien mengatakan klien AK
oktober 2017 aktifitas sudah bisa beraktivitas
O :Klien tidak tampak lelah
dalam beraktivitas
A : Intoleren aktivitas teratasi
teratasi
P : Hentikan intervensi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit jantung kongenital merupakan penyakit jantung yang terjadi
akibat kelainan dalam perkembangan jantung dan pembuluh darah,
sehingga dapat mengganggu dalam fungsi jantung dan sirkulasi darah
jantung atau yang dapat mengakibatkan sianosis dan asianosis.Penyakit
jantung kongenital secara umum terdiri atas dua kelompok yakni sianosis
dan asianosis.Pada kelompok sianosis tidak terjadi percampuran darah
yang teroksigenasi dalam sirkulasi sistemik dan pada yang asianosis
terjadi percampuran sirkulasi pulmoner dan sistemik. Secara umum
penyakit jantung sianotik seperti tetralofifallot dan penyakit jantung
nonsianotik seperti cacat sekat ventrikel (ventrikel septal defect-
VSD),cacat sekat atrium (atrium septal defect-ASD),patent ductus
arteriosus (PDA),stenosis aorta, stenosis pulmonal, dan koartasio aorta.
Di bawah ini beberapa macam kelainan jantung bawaan yang sering di
jumpai pada anak
B. Saran
Kepada pembaca, jika menggunakan bahan ini sebagai acuan dalam
pembuatan makalah atau karya tulis yang berkaitan dengan judul makalah
ini, diharapkan kekurangan yang ada pada makalah ini dapat diperbaharui
dengan lebih baik
DAFTAR PUSTAKA