Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BIOSTATISTIK

POPULASI, SAMPEL DAN DISTRIBUSI SAMPLING


Dosen Pengampu : Suriadi, Dr MSN AWC

Disusun Oleh :
Kelompok 6 :

Dina Apriyani (SNR19214039


Fransiska Tasya Alexandra (SNR19214038)
Fransiskus Septianto (SNR1921)
Korolus Indrolus (SNR192140)

PRODI NERS REGULER B


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah,
karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang
diharapkan. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman materi
tentang Populasi, sampel dan Distribusi sampling dan sekaligus melakukan apa yang
menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah “Biostatistik”
Dalam proses pedalaman materi tentang strategi koping dan kekuatan keluarga ini
tentunya kami mendapat bimbingan , arahan , koreksi , dan saran , untuk itu kami
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Kedua Orangtua kami, yang telah mendoakan serta mendukung sehingga kami
dapat menyelesaikan Makalah ini.
2. Suriadi,Dr MSN AWC selaku dosen mata kuliah Biostatistik
3. Teman-teman satu kelompok yang sudah dapat bekerjasama dalam
pengerjaan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, maka
daripada itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Semoga Allah memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang
sudah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat dan dapat menambah
wawasan kita semua.

Kubu Raya, 4 Oktober 2020

Penulis

ii
Daftar Isi

Daftar Isi....................................................................................................................... iii


BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2
BAB II ........................................................................................................................... 3
TINJAUAN TEORI ...................................................................................................... 3
A. Definisi Populasi ................................................................................................ 3
B. Sampel ................................................................................................................ 5
C. Distrubusi Sampling ........................................................................................... 6
1. Distribusi Sampling Proporsi ......................................................................... 7
2. Distribusi Sampling Selisih rata-rata .............................................................. 8
3. Distribusi Sampling Selisih Proporsi.............................................................. 9
BAB III........................................................................................................................ 10
PENUTUP ................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampel berasal dari Bahasa inggris”sample” yang artinya contoh, comotan atau
mencomot yaitu mengambil sebagian saja dari yang banyak. Dalam hal ini yang
dimaksud dengan yang banyak adalah populasi. Dalam suatu penelitian, tidaklah
selalu perlu untuk meneliti semua individu dalam populasi karena akan memakan
banyak waktu dan biaya yang besar. Oleh karena itu dilakukan pengambil sampel,
dimana sampel yang diambil adalah sampel yang benar-benar representasi atau
yang mewakili seluruh populasi. Dalam suatu penelitian yang menjadi dasar
pertimbangan pengambil sampel adalah memperhitungkan masalah efisiensi
(waktu dan biaya) dan masalah ketelitian dimana penelitian dengan pengambilan
sampel dapat mempertinggi ketelitian karena jika penelitian terhadap populasi
belum tentu dapat dilakukan secara teliti. Seorang peneliti dalam suatu penelitian
harus memperhitungkan dan memperhatikan hubungan antara waktu, biaya dan
tenaga yang akan dikeluarkan dengan presisi (tingkat ketepatan) yang akan
diperoleh sebagai pertimbangan dalam menentukan metode pengambilan sampel
yang akan digunakan.
Karena berbagai alasan, tidak semua hal yang ingin dijelaskan atau diramalkan
atau dikendalikan dapat diteliti. Penelitian ilmiah boleh dikatakan hamper selalu
hanya dilakukan terhadap sebagian saja dari hal-hal yang sebenarnya mau diteliti.
Jadi penelitian hanya dilakukan terhadap sampel, tidak terhadap populasi.
Generalisasi dari sampel ke populasi ini mengandung risiko bahwa akan terdapat
kekeliruan atau ketidaktepatan, karena sampel tidak akan mencerminkan secara
tepat keadaan populasi.

1
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah adalah
sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan sampel ?
2. Apakah yang dimaksud dengan Populasi ?
3. Bagaimana penjelasan mengenai distribusi sampaling ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian dari Sampel
b. Untuk mengetahui pengertian dari Populasi
c. Untuk mengetahui pengertian distribusi sampling
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Populasi
Sugiyono (2001: 55) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain.
populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari,
tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek itu
Menurut Margono (2004: 118), populasi adalah seluruh data yang menjadi
perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi
populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Kalau setiap manusia
memberikan suatu data maka, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama
dengan banyaknya manusia. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian
(Arikunto, 2002: 108).
Dalam metode penelitian, kata populasi amat populer yang dipergunakan untuk
menyebutkan serumpuan atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.
Oleh karenanya populasi penellitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian
yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap
dan sebagainya sehingga objek-objek itu dapat menjadi sasaran sumber data
penelitian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keseluruhan untit yang
memiliki ciri-ciri yang sama kriteria penelitian yang sedang dilakukan, disebut
populasi.
Contoh : Sebuah penelitian bertujuan mengukur tingkat kepuasan pelajar-pelajar
SLTA di Kota Bandung terhadap pelayanan jasa pos dan Giro maka keseluruhan
pelajar di SLTA di Kota Bandung merupakan populasi. Untuk mewawancarai

3
4

semua palajar ini mengenai rasa puasnya terhadap pelayanan jasa Pos dan Giro
tentunya suka dilakukan karena memerlukan waktu yang lama dan biaya yang
besar.
Selain itu, menurut Margono (2004: 119) populasi dapat dibedakan ke dalam hal
berikut ini:
1. Populasi teoretis (teoritical population), yakni sejumlah populasi yang batas-
batasnya ditetapkan secara kualitatif. Kemudian agar hasil penelitian berlaku
juga bagi populasi yang lebih luas, maka ditetapkan terdiri dari guru; berumus
25 tahun sampai dengan 40 tahun, program S1, jalur skripsi, dan lain-lain.
2. Populasi yang tersedia (accessible population), yakni sejumlah populasi yang
secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan tegas. Misalnya, guru sebanyak 250
di kota Bandung terdiri dari guru yang memiliki karakteristik yang telah
ditetapkan dalam populasi teoretis. Margono (2004: 119-120) pun menyatakan
bahwa persoalan populasi
Penelitian harus dibedakan ke dalam sifat berikut ini:
1. Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki
sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.
Misalnya, seorang dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka
ia cukup mengambil setetes darah saja. Dokter itu tidak perlu satu botol, sebab
setetes dan sebotol darah, hasilnya akan sama saja.
2. Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang unsurunsurnya memiliki
sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya,
baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Penelitian di bidang sosial yang
objeknya manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia menghadapi
populasi yang heterogen.
5

B. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002: 109;
Furchan, 2004: 193). Pendapat yang senada pun dikemukakan oleh Sugiyono
(2001: 56). Ia menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya
akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi
harus betul-betul representatif.
Penggunaan sampel dalam kegiatan penelitian dilakukan dengan berbagai alasan.
Nawawi (Margoino, 2004: 121) mengungkapkan beberapa alasan tersebut, yaitu:
1. Ukuran populasi Dalam hal populasi ta terbatas (tak terhingga) berupa
parameter yang jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat
konseptual. Karena itu sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari
populasi seperti itu. Demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang
jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk mengumpulkan data dari populasi
50 juta murid sekolah dasar yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia,
misalnya.
2. Masalah biaya Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya
objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya
yang diperlukan, lebih-lebih bila objek itu tersebar di wilayah yang cukup luas.
Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya.
3. Masalah waktu Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit
daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang
tersedia terbatas, dan keimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian
sampel, dalam hal ini, lebih tepat.
4. Percobaan yang sifatnya merusak Banyak penelitian yang tidak dapat
dilakukan pada seluruh populasi karena dapat merusak atau merugikan.
6

Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh seseorang


pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba
seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan
hanya pada sampel.
5. Masalah ketelitian Masalah ketelitian adalah salah satu segi yang diperlukan
agar kesimpulan cukup dapat dipertanggungjawabkan. Ketelitian, dalam hal ini
meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap
populasi belum tentu ketelitian terselenggara. Boleh jadi peneliti akan bosan
dalam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua, penelitian
terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
6. Masalah ekonomis Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seorang peneliti;
apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya, waktu dan tenaga
yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian?
Dengan kata lain penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis
daripada penelitian populasi.

C. Distrubusi Sampling
Distribusi sampling adalah distribusi dari mean-mean yang diambil secara
berulang kali dari suatu populasi tak terhingga dilakukan pengambilan sampel
secara acak berulang-ulang hingga semua sampel yang mungkin dapat ditarik dari
populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi terbatas dan sebelum
dilakukan pengambilan sampel berikutnya sampel unit dikembalikan kedalam
populasi.
Untuk mempelajari populasi kita memerlukan sampel yang diambil dari
populasi yang bersangkutan. Meskipun kita dapat mengambil lebih dari sebuah
sampel berukuran n dai sebuah populasi berukuran N, pada prakteknya hanya
sebuah sampel yang biasa diambil dan digunakan untuk hal tersebut. Sampel yang
diambil ialah sampel acak dan dari sampel tersebut nilai-nilai statistiknya dihitung
7

untuk digunakan seperlunya. Untuk diperlukan sebuah teori yang dikenal dengan
nama distribusi sampling. Distribusi sampling biasanya diberi nama bergantung
pada nama statistic yang digunakan. Demikianlah umpamanya kita kenal
distrubusi sampling rata-rata. Distribusi sampling proporsi, distribusi baku, dan
lain-lain. Nama-nama tersebut biasa disingkat lagi berturut-turut menjadi distribusi
rata-rata, distribusi proporso, distribusi simpang baku dan lain-lain.

1. Distribusi Sampling Proporsi


a) Proporsi dari populasi dinyatakan dengan π = X/N dan proporsi untuk
sampel dinyatakan dengan p = x/n.
b) Distribusi sampling proporsi adalah distribusi dari proporsi (persentase)
yang diperoleh dari semua sampel sama besar yang mungkin dari satu
populasi.
c) Distribusi sampling proporsi dapat digunakan untuk mengetahui persentase
perbandingan antara dua hal yang berkomplemen (peristiwa binomial),
seperti persentase perokok atau bukan perokok, persentase pemilih bukan
pemilih disuatu pemilu, dan perbandingan antara pemakai dan bukan
pemakai hasil produksi tertentu.
Rumus yang digunakan untuk menghitung distribusi sampling proporsi:
Populasi terbatas :
a) Pakai factor koreksi n/N > 0,05
Rata-rata = μ_(x/n) = π
𝜋(1−𝜋) 𝑁−𝑛
Standar Deviasi =𝜎 𝑥 = √ √
𝑛 𝑛 𝑁−1
Rumus:
𝑥
−𝜇𝑥 𝑥
−𝜋
𝑛
𝑛 𝑛
Z= atau Z=
𝜎𝑥 𝜋(1−𝜋) 𝑁−𝑛
𝑛 √ √
𝑛 𝑁−1

𝑛
b) Tanpa factor koreksi ≤ 0,05
𝑁
8

Rata-rata = 𝜇𝑥 = 𝜋
𝑛

𝜋(1−𝜋)
Standar Deviasi = 𝜎𝑥 = √
𝑛 𝑛
Rumus =
𝑥
𝑥
−𝜋 −𝜇𝑥
𝑛
𝑛 𝑛
Z= atau Z =
𝜋(1−𝜋) 𝜎𝑥
√ 𝑛
𝑛

Populasi tak terbatas


Rata-rata = 𝜇𝑥 = 𝜋
𝑛
√𝜋(1−𝜋)
Standar Deviasi = 𝜎𝑥 = 𝑛
𝑛

Rumus =
𝑥
−𝜇𝑥 𝑥
−𝜋
𝑛
𝑛 𝑛
Z= atau Z=
𝜎𝑥 𝜋 (1−𝜋)
𝑛

𝑛

2. Distribusi Sampling Selisih rata-rata


Distribusi sampling selisih rata-rata adalah distribusi yang statistic sample nya
merupakan selisih rata-rata sampel. Misalkan, 2 populasi normal N1 dan N2
memiliki rata-rata masing μ_1 dan μ_2 dan simpangan baku masing-masing
σ_1 dan σ_2 dari kedua populasi N1 dan N2 tersebut, diambil sample random,
yaitu n1 dan n2 dengan rata-rata masing-masing X ̅_1 dan X ̅_2, lalu dari kedua
rata-rata itu di hitung semua bedanya. Dari semua beda rata-rata yang diperoleh
akan membentuk sesuatu distribusi, yaitu distribusi sampling beda rata-rata.
Rumus-rumus yang digunakan
Rata-rata : 𝜇𝑥̅1 − 𝑥̅2 = 𝜇1 − 𝜇2
𝜎 2 𝜎2 2
Standar Deviasi : 𝜎𝑥̅1 −𝑥̅2 = √ 𝑛1 +
1 𝑛2

Catatan :
(1) Bila 𝜎1 2 dan 𝜎2 2 tidak diketahui nilainya, tetapi 𝜎1 2 ≠ 𝜎2 2
(2) Bila 𝜎1 2 dan 𝜎2 2 tidak diketahui nilainya dan dianggap 𝜎1 2 = 𝜎2 2
9

Rumus :
(𝑋̅1 − 𝑋̅2 )− 𝜇𝑥1−𝑥2
Z= 𝜎𝑥1−𝑥2

3. Distribusi Sampling Selisih Proporsi


Distribusi sampling beda dua proporsi adalah distribusi dari perbedaan dua
besaran proporsi yang muncul dari sampel 2 populasi. Misalkan, terdapat 2
populasi N1 dan N2 ( 2 populasi binomial), kemudian diambil sampel random,
yaitu n1 dan n2 dengan P1 dan P2 maka beda antara kedua sampel proporsi (p1
dan p2) akan membentuk suatu distribusi, yaitu distribusi sampling beda
proporsi.
Pada distribusi sampling beda dua proporsi berlaku hal hal berikut.
a) Rata-rata
𝜇𝑝1−𝑝2 = 𝜋1- 𝜋2
b) Simpangan Bakuu

𝜋1 (1 − 𝜋1) 𝜋2 (1 − 𝜋2)
𝜎𝑝1 − 𝑝2 = √ +
𝑛1 𝑛2

c) jika n1 dan n2 (n1, n2 ≥ 30) cukup besar, distribusi sampling beda proporsi
akan mendekati distribusi normal, dengan variabel random standar yang
rumus Z-nya.
(𝜋1−𝜋2)−𝜇(𝑝1−𝑝2)
Z= 𝜎𝑝1−𝑝2
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sugiyono (2001: 55) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2002: 109; Furchan, 2004: 193). Pendapat yang senada pun
dikemukakan oleh Sugiyono (2001: 56). Distribusi sampling adalah distribusi dari
mean-mean yang diambil secara berulang kali dari suatu populasi tak terhingga
dilakukan pengambilan sampel secara acak berulang-ulang hingga semua sampel
yang mungkin dapat ditarik dari populasi tersebut. Sampel yang diambil dari
populasi terbatas dan sebelum dilakukan pengambilan sampel berikutnya sampel
unit dikembalikan kedalam populasi.

B. Saran
Dalam makalah ini masih banyak yang belum kami bahas tentang Populasi Sampel
dan Distribusi Sampling. Oleh karna itu, diharapkan kepada Penulis lain yang
ingin mengangkat tema yang sama, agar lebih baik dan lebih detail lagi dalam
membuat makalah tentang materi tersebut, karena masih ada bahkan masih
banyak pembahasan tentang makalah kami ini belum kami sampaikan dalam
Makalah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian: Suatu Pengantar Praktik, Jakarta:


Rineka Cipta.
Sevilla, C.G., dkk, 1993, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: Universitas
Indonesia.
Sugiyono, 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta. _______,
2001, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.

11

Anda mungkin juga menyukai