ROKOK
DISUSUN OLEH :
KELAS : VI B KEPERAWATAN
T.A 2022-2023
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah dengan judul Asuhan
Keperawatan Keluarga Dengan Penggunaan Tembakau Atau Rokok ini tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan …………………………………………………………………………….
B. Saran ……………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tembakau yang terdapat dalam rokok dapat menambah resiko untuk banyak penyakit
seperti kanker, penyakit kardiovaskuler, penyakit saluran pernafasan dan lain-lain. Surgeon
General's Report tahun 1982 mencatat bahwa 30% kematian akibat kanker dipertalikan dengan
penggunaan tembakau.
Menurut data WHO tahun 2010, Indonesia merupakan Negara ketiga dengan jumlah
perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India. Peningkatan konsumsi rokok berdampak pada
makin tingginya beban penyakit akibat rokok dan bertambahnya angka kematian akibat rokok.
Tahun 2030 diperkirakan angka kematian perokok di dunia akan mencapai 10 juta jiwa dan 70%
di antaranya berasal dari Negara berkembang.(Kemenkes RI, 2017).
Setiap tahun, sekitar 225.700 orang di Indonesia meninggal akibat merokok atau penyakit
lain yang berkaitan dengan tembakau. Bertentangan dengan tren global berkurangnya penggunaan
tembakau, survei nasional yang diadakan pada tahun 2013 dan 2018 menunjukkan bahwa
penggunaan tembakau di Indonesia masih tergolong tinggi di kalangan dewasa dan remaja.
Prevalensi pada orang dewasa masih belum menunjukkan penurunan selama periode 5 tahun ini,
sementara prevalensi merokok pada remaja usia 10-19 tahun meningkat dari 7,2% di tahun 2013
menjadi 9,1% pada 2018 -- peningkatan sebesar kira-kira 20%.
Dalam upaya preventif diadakan pelembagaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
dalam Pembangunan Kesehatan. Indikator keberhasilan PHBS mencakup tidak merokok di dalam
rumah tangga, tempat kerja, dan di tempat-tempat umum. (Kemenkes RI, 2012) Penanganan pada
masalah remaja perokok tidak lepas dari peran perawat keluarga. Beberapa peran perawat dalam
melakukan perawatan kesehatan keluarga yang merokok adalah perawat sebagai pendidik
(promotif) dengan memberikan pengetahuan kepada keluarga tentang pengertian, penyebab,
dampak dan cara merawat remaja perokok. Perawat sebagai pelaksana (kuratif) memberikan
asuhan keperawatan secara profesional kepada keluarga yang merokok.
Perawat sebagai konsultan (preventif) dapat menjadi tempat konsultasi terhadap masalah
atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan kepada seorang perokok. Kemudian perawat
sebagai advokat (rehabilitatif) dapat membantu keluarga mengambil keputusan dalam menangani
masalah remaja perokok. (Asmadi, 2008) Mengingat peningkatan jumlah dan dampak remaja
perokok tentunya bukan hanya peran pemerintah tetapi juga peran perawat dan keluarga.
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya dengan seseorang.
Di keluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal, berinteraksi satu dengan yang lain,
dibentuknya nilai-nilai, pola pemikiran, dan kebiasaannya dan berfungsi sebagai saksi segenap
budaya luar, dan mediasi hubungan anak dengan lingkungannya. (Bussard dan ball (1966).
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa keluarga itu terjadi
jika kalau ada:
Rokok merupakan zat adiktif yang berdampak negative bagi kesehatan anak. Karena, rokok
dapat menyebabkan adikasi (ketagihan ) dan depensiasi (ketergantungan) bagi penghisap dan
orang sekitar dari paparan asap rokok. Konsekuensinya, menjauhkan anak dari paparan rokok
bukan hanya menjadi kebutuhan tetapi kewajiban bagi semua pihak agar jaminan hak tumbuh
kembang anak terfasilitasi dengan baik. (Dr.Susanto, M.A , 2017).
Komponen rokok
Sudiono (2007) menyebutkan kandungan didalam rokok tidak hanya tembakau, tetapi
terdapat bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh. Kandungan utama dalam rokok yaitu nikotin,
tar, dan karbonmonoksida. Nikotin merupakan bahan yang dapat menyebabkan adiksi atau
ketergantungan. Nikotin meningkatkan denyut jantung dan menyebabkan vasokontraksi pembuluh
darah sehingga mengganggu sirkulasi darah.Tembakau yang dibakarkan mengeluarkan tar dan zat
beracun lainnya. Zat-zat tersebut menempel pada sepanjang saluran nafas perokok dan pada saat
yang sama akan mengurangi kekenyalan alveolus (kantung udara dan paru-paru). Hal ini akan
menyebabkan hanya sejumlah kecil udara yang dapat dihirup dan sedikit oksigen yang terserap ke
dalam peredaran darah.
Menurut leventmal & dlearly ( calaa koaasari & Alvin,2000) terdapat 4 tahap dalam perilaku
merokok sehingga menjadi perokok, yaitu :
a.Tahap preparatory
b.Tahap intiation
Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan ataukah tidak terhadap
perilaku merokok.
Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak 4 batang per hari maka mempunyai
kecemasan yang tinggi.
d.Tahap maintenance of smoking
Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri (selfregulating).
Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan..enderungan menjadi
perokok.
Stuktur Keluarga
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana
hubungan ini disusun melalui jalur garis ibu
c. Matrilokal
Adalah epasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
e. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara
yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri
Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu tentang apa
yang dilakukan oleh keluarga. Terdapat bebrapa fungsi keluarga menurut Friedman (1998);
Setiawan & Dermawan (2005) yaitu:
a. Fungsi afektif
b.Fungsi sosialisasi
c. Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi menjelaskan tentang bagaimana rencana keluarga memiliki dan upaya
pengendalian jumlah anggota keluarga. Perlu juga diuraikan bagaimana keluarga menjelaskan
kepada anggota keluarga tentang pendidikan seks yang dini
Faktor Predisposisi
Faktor — faktor yang mendukung terjadinya masalah penggunaan tembakau atau rokok adalah
faktor biologis, psikologis, faktor lingkungan sosial, faktor demografis, faktor sosial - kultural,
faktor sosial politik, namun pada remaja yang paling mempengaruhi perilaku merokok adalah
1) Pengaruh 0rangtua
Universitas Sumatera Utara Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-
anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu
memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk
menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang
bahagia.
2) Pengaruh teman.
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar
kemungkinan teman - temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut
ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman - temannya atau
bahkan teman - teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka
semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang- kurangnya
satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri,1991)
3) Faktor Kepribadian.
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa
sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat
prediktif pada pengguna obat — obatan ( termasuk rokok ) ialah konformitas sosial. Orang yang
memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna
dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah ( Atkinson,1999 ).
4) Pengaruh Iklan.
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok
adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti
perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. ( Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX,1991 )
Universitas Sumatera Utara.
B. Rumusan Masalah
1. Makalah ini dibuat agar kami sama-sama belajar dan mendapat pengetahuan dalam bidang
keperawatan keluarga dan juga sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PENGGUNAAN
1. Pengkajian
a. Data umum/ identitas keluarga mencakup nama kepala keluarga, komposisi anggota keluarga,
alamat, agama, suku, bahasa sehari-hari, jarak pelayanan kesehatan terdekat dan alat transfortasi.
b. Kondisi kesehatan semua anggota keluarga terdiri dari nama, hubungan dalam keluarga, umur,
jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan saat ini, status gizi, tanda-tanda vital, status imunisasi
dasar, dan penggunaan alat bantu atau protesa serta status kesehatan anggota keluarga saat ini
meliputi keadaan umum, riwayat penyakit/ alergi.
c. Data pengkajian individu yang mengalami masalah kesehatan (saat ini sedang sakit) meliputi
nama individu yang sakit, diagnosis medis, rujukan dokter atau rumah sakit, keadaan umum,
sirkulasi, cairan, perkemihan, pernafasan, musculoskeletal, neurosensory, kulit, istirahat dan tidur,
status mental, komunikasi dan budaya, kebersihan diri, perawatan diri sehari-hari, dan data
penunjang medis individu yang sakit (lab,radiologi, EKG, USG).
d. Data kesehatan lingkungan mencakup sanitasi lingkungan pemukiman antara lain ventilasi,
penerangan, kondisi lantai, tempat pembuangan sampah dll.
a. Sumber data dalam pengkajian keperawatan keluarga dapat diperoleh dari wawancara dengan
klien berkaitan dengan kejadian sebelumnya dan kejadian sekarang, penilaian subyektif misalnya
pengalaman setiap anggota keluarga, maupun temuan yang objektif misalnya hasil observasi
berbagai fasilitas yang ada dirumah keluarga.
b. Sumber data keluarga dapat juga diperoleh dari informasi yang tertulis atau lisan dari berbagai
agensi yang berhubungan atau bekerjasama dengan keluarga, atau informasi dari anggota tim
kesehatan lain.
ANALISA DATA
Setelah data terkumpul maka selanjutnya dilakukan analisa data, yaitu mengkaitkan data dan
menghubungkan dengan konsep teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam
menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Cara menganalisa data adalah:
1) Validasi data, yaitu meneliti kembali data yang terkumpul dalam format pengkajian
3) Mengembangkan standart
Ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga untuk
melakukan analisa data, yaitu:
yang meliputi:
5) Kehamilan dan KB
1) Rumah yang meliputi ventilasi, penerangan, kebersihan, kontruksi, luas rumah dan sebagainya
3) Jamban keluarga
1) Sifat-sifat keluarga
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b/d kompleksitas system pelayana kesehatan
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektig b/d ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat
3. Pelikau kesehatan cenderung beresiko b/d pemilihan gaya hidup tidak sehat (mis: merokok)
INTERVENSI KEPERAWATAN
3 Pelikau kesehatan Perilaku kesehatan (L.12106) Promosi perilaku upaya kesehatan (I. 12472)
cenderung beresiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
b/d pemilihan gaya 2x24jam diharapkan Perilaku kesehatan 1. Identifikasi perilaku uapaya kesehatan dapat di gunakan
membaik dengan kriteria hasil :
hidup tidak sehat (mis: 1. Penerimaanterhadap perubahan status Terapeutik
merokok) (D. 0099) kesehatan meningkat (5) 1. Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
2. Kemampuan melakukan tindakan 2. Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat di
pencegahan masalah kesehatan manfaatkan
Meningkat (5) Edukasi
3. Kemampuan peningkatan kesehatan 1. Anjurkan menggunakan jamban sehat
Meningkat (5) 2. Anjurkan Makan sayurdan buah setiap hari
3. Anjurkan melakukan aktivitas fisik setiap hari
4. Anjurkan tidak merokok
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rokok adalah zat adiktif yang berdampak negative bagi kesehatan anak. Karena rokok
dapat menyebabkan ketagihan dan ketergantungan. Tembakau yang terdapat dalam rokok dapat
menambah resiko untuk banyak penyakit seperti kanker, penyakit kardiovaskuler, penyakit saluran
pernafasan dan lain-lain. Surgeon General's Report tahun 1982 mencatat bahwa 30% kematian
akibat kanker dipertalikan dengan penggunaan tembakau.
Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan implementasi dari rencana yang telah
disusun bersama keluarga. Meliputi: melakukan penyuluhan kesehatan bahaya rokok mulai dari
pengertian sampai cara perwatandengan masalah remaja perokok, melakukan terapi seft,
membantu modifikasi lingkungan, dan memotivasi keluarga memanfaatkan fasilitas layanan
kesehatan.
B. Saran
Jaya Muhammad. (2009). Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. Samarinda: Riz'ma
Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2016.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan :DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan , Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Kperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI