Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PENGGUNAAN TEMBAKAU ATAU

ROKOK

DOSEN : Ns. Bayu Dwisetyo, M.Kep M.kep

DISUSUN OLEH :

Rosilawati Tan (1901008)

Vivi Sri Utami Gobel (1901058)

KELAS : VI B KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MANADO

T.A 2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah dengan judul Asuhan
Keperawatan Keluarga Dengan Penggunaan Tembakau Atau Rokok ini tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Manado,09 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………

Daftar Isi…………………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………………………….

B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………

C. Tujuan Penulisan Makalah………………………………………………………………

D. Manfaat Penulisan Makalah …………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

A. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Penggunaan Tembakau/Rokok……………....

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………………………….

B. Saran ……………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tembakau yang terdapat dalam rokok dapat menambah resiko untuk banyak penyakit
seperti kanker, penyakit kardiovaskuler, penyakit saluran pernafasan dan lain-lain. Surgeon
General's Report tahun 1982 mencatat bahwa 30% kematian akibat kanker dipertalikan dengan
penggunaan tembakau.

Menurut data WHO tahun 2010, Indonesia merupakan Negara ketiga dengan jumlah
perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India. Peningkatan konsumsi rokok berdampak pada
makin tingginya beban penyakit akibat rokok dan bertambahnya angka kematian akibat rokok.
Tahun 2030 diperkirakan angka kematian perokok di dunia akan mencapai 10 juta jiwa dan 70%
di antaranya berasal dari Negara berkembang.(Kemenkes RI, 2017).

Setiap tahun, sekitar 225.700 orang di Indonesia meninggal akibat merokok atau penyakit
lain yang berkaitan dengan tembakau. Bertentangan dengan tren global berkurangnya penggunaan
tembakau, survei nasional yang diadakan pada tahun 2013 dan 2018 menunjukkan bahwa
penggunaan tembakau di Indonesia masih tergolong tinggi di kalangan dewasa dan remaja.
Prevalensi pada orang dewasa masih belum menunjukkan penurunan selama periode 5 tahun ini,
sementara prevalensi merokok pada remaja usia 10-19 tahun meningkat dari 7,2% di tahun 2013
menjadi 9,1% pada 2018 -- peningkatan sebesar kira-kira 20%.

Upaya pemerintah dalam menyikapi pencegahan dan pengawasan peredaran rokok


diantaranya melakukan upaya advokasi, promotif dan preventif. Adapun upaya advokasi yang
dilakukan pemerintah adalah dengan. penyebarluasan strategi perluasan Kawasan Tanpa Rokok
(KTR) dalam Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor
88/Menkes/PB/I/2011, nomor 7 tahun 2011 disepakati bahwa salah satu tatanan kawasan tanpa
rokok adalah tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, dan tempat-tempat umum
yang dapat diakses oleh masyarakat umum, termasuk anak-anak. Dalam upaya promotif Kemenkes
juga menyelenggarakan peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) setiap tahun dengan
berbagai variasi acara/event anti merokok yang diminati oleh 12 generasi muda. Selain itu, tengah
dikembangkan dan dikumandangkan Gerakan Sekolah Sehat Tanpa Asap Rokok bersama Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS).

Dalam upaya preventif diadakan pelembagaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
dalam Pembangunan Kesehatan. Indikator keberhasilan PHBS mencakup tidak merokok di dalam
rumah tangga, tempat kerja, dan di tempat-tempat umum. (Kemenkes RI, 2012) Penanganan pada
masalah remaja perokok tidak lepas dari peran perawat keluarga. Beberapa peran perawat dalam
melakukan perawatan kesehatan keluarga yang merokok adalah perawat sebagai pendidik
(promotif) dengan memberikan pengetahuan kepada keluarga tentang pengertian, penyebab,
dampak dan cara merawat remaja perokok. Perawat sebagai pelaksana (kuratif) memberikan
asuhan keperawatan secara profesional kepada keluarga yang merokok.

Perawat sebagai konsultan (preventif) dapat menjadi tempat konsultasi terhadap masalah
atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan kepada seorang perokok. Kemudian perawat
sebagai advokat (rehabilitatif) dapat membantu keluarga mengambil keputusan dalam menangani
masalah remaja perokok. (Asmadi, 2008) Mengingat peningkatan jumlah dan dampak remaja
perokok tentunya bukan hanya peran pemerintah tetapi juga peran perawat dan keluarga.

Definisi Konsep Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya dengan seseorang.
Di keluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal, berinteraksi satu dengan yang lain,
dibentuknya nilai-nilai, pola pemikiran, dan kebiasaannya dan berfungsi sebagai saksi segenap
budaya luar, dan mediasi hubungan anak dengan lingkungannya. (Bussard dan ball (1966).

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa keluarga itu terjadi
jika kalau ada:

a. ikatan atau persekutuan (perkawinan/kesepakatan)


b. hubungan (darah/adopsi/kesepakatan)
c. tinggal bersama dalam satu atap (serumah)
d. ada peran masing-masing anggota keluarga
e. ikatan emosional.
Konsep Dasar Rokok

Rokok merupakan zat adiktif yang berdampak negative bagi kesehatan anak. Karena, rokok
dapat menyebabkan adikasi (ketagihan ) dan depensiasi (ketergantungan) bagi penghisap dan
orang sekitar dari paparan asap rokok. Konsekuensinya, menjauhkan anak dari paparan rokok
bukan hanya menjadi kebutuhan tetapi kewajiban bagi semua pihak agar jaminan hak tumbuh
kembang anak terfasilitasi dengan baik. (Dr.Susanto, M.A , 2017).

Komponen rokok

Sudiono (2007) menyebutkan kandungan didalam rokok tidak hanya tembakau, tetapi
terdapat bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh. Kandungan utama dalam rokok yaitu nikotin,
tar, dan karbonmonoksida. Nikotin merupakan bahan yang dapat menyebabkan adiksi atau
ketergantungan. Nikotin meningkatkan denyut jantung dan menyebabkan vasokontraksi pembuluh
darah sehingga mengganggu sirkulasi darah.Tembakau yang dibakarkan mengeluarkan tar dan zat
beracun lainnya. Zat-zat tersebut menempel pada sepanjang saluran nafas perokok dan pada saat
yang sama akan mengurangi kekenyalan alveolus (kantung udara dan paru-paru). Hal ini akan
menyebabkan hanya sejumlah kecil udara yang dapat dihirup dan sedikit oksigen yang terserap ke
dalam peredaran darah.

Menurut leventmal & dlearly ( calaa koaasari & Alvin,2000) terdapat 4 tahap dalam perilaku
merokok sehingga menjadi perokok, yaitu :

a.Tahap preparatory

Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara


mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan. Hal-hal ini menimbulkan minat untuk merokok.

b.Tahap intiation

Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan ataukah tidak terhadap
perilaku merokok.

c.Tahap becoming a smoker

Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak 4 batang per hari maka mempunyai
kecemasan yang tinggi.
d.Tahap maintenance of smoking

Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri (selfregulating).
Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan..enderungan menjadi
perokok.

Stuktur Keluarga

Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga


dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri bermacam-macam. Diantaranya adalah:

a. Patrilineal

Adalah keluarga sedarah terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah

b. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana
hubungan ini disusun melalui jalur garis ibu

c. Matrilokal

Adalah epasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri

d. Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami

e. Keluarga kawin

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara
yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri

Fungsi keluarga

Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu tentang apa
yang dilakukan oleh keluarga. Terdapat bebrapa fungsi keluarga menurut Friedman (1998);
Setiawan & Dermawan (2005) yaitu:
a. Fungsi afektif

Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan


kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan respon dari keluarga terhadap kondisi dan situasi
yang dialami tiap anggota keluarga baik senang maupun sedih, dengan melihat bagaimana cara
keluarga mengeksperikan kasih sayang.

b.Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,


membentuk nilai dan orma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak
boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. Bagaimana keluarga produktif terhadap
sosial dan bagaimanakeluarga memperkenalkan anak dengan dunia luar dengan belajar disipli,
mengenal budaya dan norma melalui hubugan interaksi dalam keluarga sehingga mampu berperan
dalam masyarakat.

c. Fungsi reproduksi

Fungsi reproduksi menjelaskan tentang bagaimana rencana keluarga memiliki dan upaya
pengendalian jumlah anggota keluarga. Perlu juga diuraikan bagaimana keluarga menjelaskan
kepada anggota keluarga tentang pendidikan seks yang dini

Faktor — faktor yang mempengaruhi remaja merokok :

Faktor Predisposisi

Faktor — faktor yang mendukung terjadinya masalah penggunaan tembakau atau rokok adalah
faktor biologis, psikologis, faktor lingkungan sosial, faktor demografis, faktor sosial - kultural,
faktor sosial politik, namun pada remaja yang paling mempengaruhi perilaku merokok adalah

1) Pengaruh 0rangtua

Universitas Sumatera Utara Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-
anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu
memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk
menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang
bahagia.
2) Pengaruh teman.

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar
kemungkinan teman - temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut
ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman - temannya atau
bahkan teman - teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka
semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang- kurangnya
satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri,1991)

3) Faktor Kepribadian.

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa
sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat
prediktif pada pengguna obat — obatan ( termasuk rokok ) ialah konformitas sosial. Orang yang
memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna
dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah ( Atkinson,1999 ).

4) Pengaruh Iklan.

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok
adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti
perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. ( Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX,1991 )
Universitas Sumatera Utara.

B. Rumusan Masalah

1. Asuhan Keperawatan Teori Keluarga dengan Penggunaan Tembakau atau Rokok ?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Dengan Penggunaan Tembakau/Rokok

D. Manfaat Penulisan Makalah

1. Makalah ini dibuat agar kami sama-sama belajar dan mendapat pengetahuan dalam bidang
keperawatan keluarga dan juga sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PENGGUNAAN

TEMBAKAU ATAU ROKOK

1. Pengkajian

Variable data dalam pengkajian keperawatan keluarga mencakup :

a. Data umum/ identitas keluarga mencakup nama kepala keluarga, komposisi anggota keluarga,
alamat, agama, suku, bahasa sehari-hari, jarak pelayanan kesehatan terdekat dan alat transfortasi.

b. Kondisi kesehatan semua anggota keluarga terdiri dari nama, hubungan dalam keluarga, umur,
jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan saat ini, status gizi, tanda-tanda vital, status imunisasi
dasar, dan penggunaan alat bantu atau protesa serta status kesehatan anggota keluarga saat ini
meliputi keadaan umum, riwayat penyakit/ alergi.

c. Data pengkajian individu yang mengalami masalah kesehatan (saat ini sedang sakit) meliputi
nama individu yang sakit, diagnosis medis, rujukan dokter atau rumah sakit, keadaan umum,
sirkulasi, cairan, perkemihan, pernafasan, musculoskeletal, neurosensory, kulit, istirahat dan tidur,
status mental, komunikasi dan budaya, kebersihan diri, perawatan diri sehari-hari, dan data
penunjang medis individu yang sakit (lab,radiologi, EKG, USG).

d. Data kesehatan lingkungan mencakup sanitasi lingkungan pemukiman antara lain ventilasi,
penerangan, kondisi lantai, tempat pembuangan sampah dll.

a. Sumber data dalam pengkajian keperawatan keluarga dapat diperoleh dari wawancara dengan
klien berkaitan dengan kejadian sebelumnya dan kejadian sekarang, penilaian subyektif misalnya
pengalaman setiap anggota keluarga, maupun temuan yang objektif misalnya hasil observasi
berbagai fasilitas yang ada dirumah keluarga.

b. Sumber data keluarga dapat juga diperoleh dari informasi yang tertulis atau lisan dari berbagai
agensi yang berhubungan atau bekerjasama dengan keluarga, atau informasi dari anggota tim
kesehatan lain.
ANALISA DATA

Setelah data terkumpul maka selanjutnya dilakukan analisa data, yaitu mengkaitkan data dan
menghubungkan dengan konsep teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam
menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Cara menganalisa data adalah:

1) Validasi data, yaitu meneliti kembali data yang terkumpul dalam format pengkajian

2) Mengelompokan data berdasarkan kebutuhan bio-psiko-sosial dan spiritual

3) Mengembangkan standart

4) Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang diketemukan

Ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga untuk
melakukan analisa data, yaitu:

a. Keadaan kesehatan yang normal bagi setiap anggota keluarga,

yang meliputi:

1) Keadaan kesehatan fisik, mental, dan sosial anggota keluarga

2) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga

3) Keadaan gizi anggota keluarga

4) Status imunisasi anggota keluarga

5) Kehamilan dan KB

b. Keadan rumah dan sanitasi lingkungan, yang meliputi

1) Rumah yang meliputi ventilasi, penerangan, kebersihan, kontruksi, luas rumah dan sebagainya

2) Sumber air minum

3) Jamban keluarga

4) Tempat pembuangan air limbah

5) Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya


c. Karakteristik keluarga, yang meliputi:

1) Sifat-sifat keluarga

2) Dinamika dalam keluarga

3) Komunikasi dalam keluarga

4) Interaksi antar anggota keluarga

5) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota keluarga

6) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b/d kompleksitas system pelayana kesehatan

2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektig b/d ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat

3. Pelikau kesehatan cenderung beresiko b/d pemilihan gaya hidup tidak sehat (mis: merokok)
INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


1 Manajemen kesehatan Manajemen kesehatan keluarga Dukungan koping keluarga (I.09260)
keluarga tidak efektif (L.12105) Observasi
b/d kompleksitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi respon emosional terhadap kondisi saat ini
system pelayana 2x24jam diharapkan manajeman Terapeutik
kesehatan (D.0115) kesehatankeluarga meningkat dengan 1. Dengarkan masalah, perasaan dan pertanyaan keluarga
kriteria hasil : 2. Terima nilai-nilai keluarga dengan cara yang tidsk
1. Kemampuan menjelaskan masalah menghakimi .
kesehatan yang di alami meningkat (5) 3. fasilitasi memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
2. Aktivitas keluarga mengatasimaslaah peralatan yang di perlukan untuk mempertahankan
kesehatan tepat meningkat (5) keputusan perawatan pasien .
3. Partisipasi dalam kesehtan komunitas 4. hargai dan dukung mekanisme koping adaptif yang di
meningkat (5) gunakan
Edukasi
1. Informasikan kemajuan pasien secara berkala
2. Informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang
tersedia
Kolaborasi
Rujuk untuk terapi keluarga,jika perlu
2 Pemeliharaan Pemeliharaan kesehatan (L.12106) Edukasi kesehatan (I.12383)
kesehatan tidak efektig Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
b/d ketidakmampuan 2x24jam diharapkan Pemeliharaan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
membuat penilaian kesehatan meningkat dengan kriteria informasi
yang tepat (D.0117) hasil : 2. identifikasi factor-faktor yang dapat meningkatkan dan
1. Menunjukkan perilaku adatif menurunkan motifasi perilaku hidup bersih dan sehat
meningkat (5) (PHBS)
2. Menunjukkan pemahaman perilaku Terapeutik
sehat meningkat (5) 1. Sediakan meteri dan media pendidikan kesehatan
3. Kemampuan menjalankan perilaku 2. Jadwalka pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
sehat (5) 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
1. Jelaskan factor resiko yang dapat memperngaruhi
kesehatan
2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Ajarkan strategi yang dapat di gunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat

3 Pelikau kesehatan Perilaku kesehatan (L.12106) Promosi perilaku upaya kesehatan (I. 12472)
cenderung beresiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
b/d pemilihan gaya 2x24jam diharapkan Perilaku kesehatan 1. Identifikasi perilaku uapaya kesehatan dapat di gunakan
membaik dengan kriteria hasil :
hidup tidak sehat (mis: 1. Penerimaanterhadap perubahan status Terapeutik
merokok) (D. 0099) kesehatan meningkat (5) 1. Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
2. Kemampuan melakukan tindakan 2. Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat di
pencegahan masalah kesehatan manfaatkan
Meningkat (5) Edukasi
3. Kemampuan peningkatan kesehatan 1. Anjurkan menggunakan jamban sehat
Meningkat (5) 2. Anjurkan Makan sayurdan buah setiap hari
3. Anjurkan melakukan aktivitas fisik setiap hari
4. Anjurkan tidak merokok
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Rokok adalah zat adiktif yang berdampak negative bagi kesehatan anak. Karena rokok
dapat menyebabkan ketagihan dan ketergantungan. Tembakau yang terdapat dalam rokok dapat
menambah resiko untuk banyak penyakit seperti kanker, penyakit kardiovaskuler, penyakit saluran
pernafasan dan lain-lain. Surgeon General's Report tahun 1982 mencatat bahwa 30% kematian
akibat kanker dipertalikan dengan penggunaan tembakau.

Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan implementasi dari rencana yang telah
disusun bersama keluarga. Meliputi: melakukan penyuluhan kesehatan bahaya rokok mulai dari
pengertian sampai cara perwatandengan masalah remaja perokok, melakukan terapi seft,
membantu modifikasi lingkungan, dan memotivasi keluarga memanfaatkan fasilitas layanan
kesehatan.

B. Saran

Diharapkan dalam melakukan asuhan keperawatan hendaknya perawat setelah melakukan


penyuluhan ataupun tindakan lainnya memberikan leaflet atau bacaan tertulis sehingga bisa dibaca
kembali oleh keluarga serta dapat bermanfaat untuk keluarga yang tidak hadir saat dilakukan
tindakan. Diharapkan dapat menjaga pola hidup sehat dan menjaga lingkungan tetap bersih guna
mencegah terjadinya pencemaran asap rokok. Kita harus lebih bisa hiup bersih dan sehat
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo S. (2012). Keperawatan keluarga : konsepteori, proses, dan praktik

Jaya Muhammad. (2009). Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. Samarinda: Riz'ma

Wangolds, (2013). Kandungan dalam sebatang rokok. Http://wangolds.com/threadkandungan-


dalam-sebatang-roko. Diakeses 5 Mei 2018

Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2016.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan :DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan , Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Kperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai